BAB III
METODA PENELITIAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018:130).
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah anggota masyarakat pengguna
transportasi daring GoRide berdomisili di wilayah kelurahan Malaka Sari Jakarta
Timur.
22
23
Oleh karena jumlah populasi sasaran tidak diketahui secara tepat, maka
peneliti memutuskan untuk menggunakan 100 responden hal ini merujuk pada
rekomendasi Ghozali (2014:30) yang menyatakan besarnya sampel untuk
pengujian PLS direkomendasikan dalam jumlah responden antara 30 sampai 100
kasus.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data yang bersifat
kuantitatif karena dinyatakan dengan angka-angka yang menunjukkan nilai
terhadap besaran atas variabel yang diwakilinya. Jenis data dibedakan menjadi 2
yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek yang diteliti.
Menurut Sugiyono (2018:213) sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Data dikumpulkan berupa kuesioner
yang diberikan kepada pelanggan GoRide di wilayah kelurahan Malaka Sari
Jakarta Timur.
2. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2018:213) data sekunder merupakan data yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melalui orang lain
atau melalui data dokumen. Data sekunder disajikan dalam bentuk data-data,
dokumen, tabel-tabel mengenai topik penelitian tentang profil perusahaan Gojek
yaitu GoRide.
Dalam penelitian ini teknik skoring yang digunakan adalah dengan skor
maksimal 5 dan skor minimal 1, maka perhitungan indeks jawaban responden
menggunakan rumus sebagai berikut:
Nilai Indeks = [(%F1*1)+(%F2*2)+(%F3*3)+(%F4*4)+(%F5*5)]/5
Keterangan:
F1 : Frekuensi responden yang menjawab 1 dari skor yang digunakan dalam
daftar pernyataan kuesioner.
F2 : Frekuensi responden yang menjawab 2 dari skor yang digunakan dalam
daftar pernyataan kuesioner.
F3 : Frekuensi responden yang menjawab 3 dari skor yang digunakan dalam
daftar pernyataan kuesioner.
F4 : Frekuensi responden yang menjawab 4 dari skor yang digunakan dalam
daftar pernyataan kuesioner.
F5 : Frekuensi responden yang menjawab 5 dari skor yang digunakan dalam
daftar pernyataan kuesioner.
2. Variabel Eksogen
Variabel eksogen sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor,
antecedent. Variabel eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel
eksogen disebut sebagai variabel independen (Sugiyono, 2018:57).
3. Variabel Endogen
Variabel endogen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Variabel endogen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel endogen disebut
sebagai variabel dependen (Sugiyono, 2018:57).
4. Variabel Laten
Variabel laten adalah variabel yang tidak dapat diukur secara
langsung kecuali dengan satu atau lebih variabel manifes. Variabel laten
dapat berfungsi sebagai variabel eksogen maupun endogen. Cara untuk
mengetahui apakah sebuah variabel dapat digolongkan menjadi variabel
laten adalah dengan menguji apakah variabel tersebut dapat diukur
secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain, variabel manifes
merupakan variabel yang kuantitatifnya diketahui secara langsung,
apabila variabel tidak dapat diukur langsung, maka variabel tersebut
dikategorikan sebagai variabel laten yang membutuhkan sejumlah
variabel manifes (Singgih, 2011:7).
5. Variabel Mediasi
Variabel mediasi ialah variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen, tetapi tidak
dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2018:59). Variabel mediasi sebagai
penyela antara variabel eksogen dan endogen, sehingga variabel eksogen tidak
langsung mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel endogen.
Menurut Sholihin dan Ratmono (2013:57) syarat efek mediasi yang dipenuhi
oleh koefisien jalur yang signifikan mengenai mediasi antara lain:
1. Jika koefisien jalur dari hasil estimasi signifikan dan tidak berubah maka
hipotesis mediasi tidak didukung.
30
2. Jika koefisien jalur pada variabel mediasi nilainya turun tetapi signifikan
maka bentuk mediasi adalah mediasi sebagian (partial mediation).
3. Jika koefisien jalur pada variabel mediasi nilainya turun dan menjadi tidak
signifikan maka bentuk mediasi adalah mediasi penuh (full mediation).
3. Discriminant Validity
Nilai akar kuadrat dari AVE harus lebih besar daripada nilai korelasi
antar variabel laten.
4. Cross Loading
Merupakan ukuran lain dari validitas diskriminan. Diharapkan setiap
blok indikator memiliki loading lebih tinggi untuk setiap laten yang diukur
dibandingkan dengan indikator untuk laten variabel lainnya.
Uji outer model untuk evaluasi model formatif (Ghozali, 2014:72), yaitu:
1. Signifikansi Nilai Weight
Nilai estimasi untuk model pengukuran formatif harus signifikan.
Tingkat signifikan ini dinilai dengan prosedur bootstrapping.
2. Multikolonearitas
Variabel manifest dalam blok harus diuji apakah terdapat
multikolonearitas. Nilai variance inflation factor (VIF) dapat digunakan untuk
menguji hal ini. Nilai VIF diatas 10 mengidentifikasi terdapat multikol.
3. Q-square
Model dievaluasi juga dengan melihat Q-square prediktif relevansi
untuk model konstruktif Q-square mengukur seberapa baik nilai observasi
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Besaran Q 2 memiliki
nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1, dimana semakin mendekati 1 berarti model
semakin baik. Besaran Q2 ini setara dengan koefisien determinasi total pada
analisis jalur (path analysis). Nilai Q2 > 0 menunjukkan model memiliki
prediktif relevansi, sebaliknya jika nilai Q2 ≤ 0 menunjukkan model kurang
memiliki prediktif relevansi. Perhitungan Q2 total dilakukan dengan rumus:
Q2 = 1 – (1 – R12) (1 – R2) ………… (Chin, 1998:43)