PKBO Korpus Korps PII Wati 2023-2025
PKBO Korpus Korps PII Wati 2023-2025
PERIODE 2023-2025
A. MUQADIMAH
Barangsiapa mengerjakan amal-amal kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan
sedang ia orang yang beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka
tidak dianiaya sedikitpun.
(Q.S Annisa: 124).
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah)
menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang
ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan
mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (At-Taubah: 71).
Islam adalah pelopor keadilan antara laki-laki dan perempuan. Karena pada
dasarnya perintah dan larangan Allah ditujukan untuk laki-laki dan perempuan
sampai ada nash yang memerintahkan kekhususan secara jelas, sebagaimana
dikatakan oleh Ibn Rusyd bahwa “laki-laki dan perempuan itu setara, karena pada
awalnya hukum keduanya adalah satu, sampai ditetapkannya pengecualian yang
syar’i yang menjelaskan hal itu”. Tingkat keimanan manusia tidak ditentukan dari
kelaki-lakian atau kewanitaannya, laki-laki dan perempuan justru dituntut untuk
berkolaborasi dalam menjalankan misi sebagai khalifatullah fi lard. Menanggalkan
ketidakadilan, diskriminasi, marjinalisasi, kebodohan, kesenjangan sosial dan jenis
kemungkaran lainnya merupakan kewajiban laki-laki dan perempuan. Mendapatkan
akses fasilitas pendidikan, peningkatan SDM dan terlibat dalam pengambilan
keputusan dan kebijakan publik merupakan hak laki-laki dan perempuan tanpa
diskriminasi.
Dewasa ini dikotomi peran publik antara laki-laki dan perempuan kian
menipis. Masyarakat mulai sadar bahwa perempuan memiliki peran yang sama
pentingnya dalam berkontribusi untuk hajat dan cita-cita negara, bahwa negara butuh
sentuhan-sentuhan tangan perempuan dalam agenda besar perubahan. Bukan lagi soal
kesetaraan gender namun terkait bahwa perempuan juga bagian dari masyarakat yang
semestinya mendapatkan hak-hak dasar yang mesti dipastikan keterpenuhannya oleh
semu pihak, semestinya tidak dimarjinalkan dalam beberapa hal. Dengan demikian
masih ada sektor-sektor yang kembali menuntut penekana bahwa perempuan butuh
perhatian lebih.
Setelah dihantam ombak pandemi Covid-19 selama dua tahun kini Indonesia
sedang dalam fase merehabilitasi dirinya, menyesuaikan perubahan dalam tubuh
yang kini tidak lagi sama seperti sebelumnya. Pandemi menstimulus masyarakat
untuk lebih memaksimalkan penggunaan teknologi dan informasi dalam kehidupan
sehari-hari. Pola hidup dan budaya masyarakat telah bergeser, kini masyarakat tengah
hidup di lautan digital, sebagian mahir berselancar sebagian lain masih belajar
berenang. Pola masyarakat Indonesia dan dunia pasca pandemi berubah, maka
segalannya dipaksa untuk ikut menyesuaikan agar tidak basi dan mati.
Digitalisasi dan kemajuan tekhnologi banyak membawa kebermanfaatan di
banyak sektor, hal tersebut tentu menuntut manusia sebagai subjek juga dituntut ikut
menyesuaikan. Kemampuan sumber daya manusianya harus terus diperbaharui sesuai
dengan kebutuhan zamannya. Kemajuan tekhnologi tentu bukan semat-mata hanya
dilihat dari satu sektor saja, misalnya sektor ekonomi. Sehingga tidak cukup hanya
mempersiapkan perempuan untuk masuk dalam bursa kerja, tapi lebih dari itu.
Perempuan harus lebih dipersiapkan menjadi ibu masa depan yang mengemban
amanah sebagai rahim peradaban bangsa dan menjaga generasi.
Namun, terlepas dari banyaknya perubahan masyarakat kearah kemajuan
tekhnologi nyatanya ‘Pekerjaan Rumah’ Indonesia terkait dengan kejahatan
kovensional terhadap perempuan dan anak masih harus terus banyak dipikirkan,
karena perempuan dan anak masih rentan menjadi korban kejahatan. Perkembangan
teknologi bahkan memunculkan resiko perkembangan kejahatan pula, kejahatan
konvensional masih belum terselesaikan kini muncul media kejahatan baru.
PII Wati sebagai sayap organisasi pelajar yang konsen terhadap isu-isu
perempuan dan anak tentu harus ikut berkontribusi dan memberikan solusi, hadir
dalam mengupayakan langkah-langkah preventif dan kuratif atas permasalah umat
kontemporer saat ini. Selain menyiapkan perempuan untuk menjadi penjaga marwah
dan fitrah generasi, namun juga menghadirkan upaya advokasi atas persoalan anak
dan perempuan.
B. LANDASAN
1. Ideal : Al-Qur’an dan Assunah
2. Filosofis : Falsafah Gerakan dan Khittah Perjuangan
3. Konstitusional : Anggaran Dasar (AD)/Anggaran Rumah Tangga (ART) PII
Peraturan Dasar (PD)/Peraturan Rumah Tagga (PRT)
BO Korps PII Wati
4. Strategis : a. Garis-garis Besar Haluan Organisasi tahun 2017-2025
b. Keputusan / Ketetapan MUKNAS ke-32 PII.
c. Rencana strategis Badan Otonom Korps PII Wati.
d. Keputusan dan ketetapan MUNAS XIV Korps PII Wati.
e. Pola Kebijakan Umum Pengurus Besar Pelajar Islam
Indonesia periode 2023-2025
D. ANALISIS KONDISI
1. EKSTERNAL
2. INTERNAL
3. VISI
VISI PB PII 2023-2025 “PII ABAD 21: KOLABORASI MENGGAGAS
PERUBAHAN”
Visi diatas akan diimplementasikan dengan gerakan prioritas PII nasional dengan
misi:
a. Menghadirkan kader (sumber daya manusia) PII berintegritas dan berkarakter
sebagai penggerak perubahan.
b. Menghadirkan organisasi yang mandiri dan smart teknologi
c. Menghadirkan rumah kolaborasi
Adapun turunan dari visi tersebut dan berdasarkan amanah Munas ke-XIV Korps PII
Wati sepakat membakukan visi PII Wati dari Fitrah ke Kiprah sebagai visi
gerakan Korpus Korps PII Wati periode 2023-2025, dengan indikator:
Misi yang oleh Korps PII Wati adalah misi transformasi (perubahan) melalui
upaya membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi dan peranan kader
putri sebagai muslimah dan pemimpin dalam rangka untuk melakukan
perubahan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan.
Berdasarkan kondisi internal dan analisa eksternal serta merujuk pada visi PII
Wati dari Fitrah ke Kiprah misi gerakan yang diusung Korps PII Wati 2023-
2025 adalah Merdeka Berkiprah.
Departemen-departemen
Departemen Kursus dan Ta’lim Hamida Machdum Rumatumia
Departemen Pengembangan Kaderisasi Nauli Nasari Munthe
Turunannya dalam kebijakan umum Korpus Korps PII Wati sebagai berikut:
1. Finalisasi desain pembinaan pelajar putri dan anak
2. Sustainibilitas pelaksanaan pembinaan PII Wati terhadap kader putri
dan anak
3. Pembangunan Koordinator Wilayah dan Kordinator Daerah di setiap
eselon dengan pembinaan yang terkontrol
4. Percepatan peningkatan kapasitas sumber daya manusia sesuai
kebutuhan zaman, cakap teknologi dan tanggap sosial
5. Membangun jaringan organisasi yang kuat serta penyelenggaraan
komunikasi dan informasi organisasi yang masif
6. Pemapanan administrasi dan manajemen kelembagaan
7. Reformulasi struktural yang akomodatif terhadap kebutuhan minat dan
bakat
8. Pemusatan data organisasi berbasis teknologi digital sebagai basis data
dan sumber informasi untuk kepentingan pengembangan organisasi
9. Mengawal isu kesehatan kesehatan dan hak perlindungan anak
10. Terdepan dalam advokasi dan rehabilitasi perempuan dan anak
TARGET INDIKATOR
1. Melakukan pendataan kader PII - Tersusunnya data yang rapi dan
Wati dan pelaksanaan pembinaan uptodate
di setiap eselon - Implementasi kursus isteecomah
2. Finalisasi konsep dan dan ta’lim secara intensif di setiap
pembukuan buku induk dan eselon
ta’lim qonita - Peningkatan kuantitas dan kualitas
3. Pengawalan sistem dan konsep kader putri dan instruktur putri
pembinaan kader - Dimilikinya kesadaran mengenai
4. Penyelenggaraan sarasehan dan pentingnya penjagaan nilai dan isu
coaching intruktur PII Wati kaderisasi putri
secara berkala - Menjadikan kursus PII Wati sebagai
5. Mengintensifkan kursus wajib bagi setiap kader putri
penyelenggaraan pembinaan PII
kader putri
PROGRAM INDIKATOR
1. Melakukan pendataan dan - Memiliki koordinator BO Korps PII
pemetaan kondisi korwil dan Wati di setiap wilayah dan daerah di
korda se-Indonesia seluruh Indonesia
2. Implementasi strategi dan - Profesionalitas penyelenggaraan
pelaksanaan turba secara efektif kelembagaan BO Korps PII Wati
3. Peningkatan dan pengembangan - Terciptanya ukhuwah yang
skill manajerial organisasi dan membangun bagi kelembagaan antar
capacity building melalui kader dan pengurus
upgrading rutin pengurus - Terbangunnya budaya dan
4. Membuat jaringan komunikasi kreatifitas per zona untuk masifikasi
yang tersistem di seluruh korwil gerakan di seluruh wilayah
5. Peningkatan pemahaman
konstitusional lembaga bagi
pengurus di setiap eselon
PROGRAM INDIKATOR
1. Menyusun dan mengawal - Terselenggaranya sistem kerja
timeline agenda organisasi dan organisasi yang profesional dan
melakukan evaluasi berkala efektif
terhadap ketercapaian program - Terimplementasikannya manajemen
organisasi administrasi sesuai standar (PPA) di
2. Pengadaan PPA PII Wati dan setiap eselon
implementasi menyeluruh di tiap - Memiliki database kelembagaan
eselon yang lengkap dan rapih
3. Membuat sistem pendataan - Tersedianya sekertariat PII Wati
nasional berbasis teknologi digital sebagai pusat aktifitas, data dan
yang terintegrasi informasi kelembagaan serta fungsi
4. Berkorespondensi (menjalin layanan masyarakat di setiap eselon
komunikasi) aktif baik dengan - Memiliki sarana dan prasarana yan
internal dan eksternal dapat menunjang mobilitas
5. Menjalin kemitraan program organisasi
terhadap lembaga eksternals
6. Pengadaan kelengkapan
sarana dan prasarana
kesekretariatan
7. Penguatan kerjasama dalam
poros pelajar putri.
8. Keuangan (Bendahara)
PROGRAM INDIKATOR
1. Merumuskan sistem pelaporan - Penerapan sistem akutansi keuangan
keuangan organisasi untuk yang efektif dan transparan disetiap
seluruh eselon eselon
2. Menciptakan usaha dan - Memiliki sumber keuangan mandiri
memanfaatkan peluang kerjasama yang mampu menopang aktivitas
dengan lembaga lain untuk lembaga
mewujudkan kemandirian - Membangun dan memfasilitasi
finansial organisasi peningkatan kemandirian finansial
3. Menggerakkan program kader pii wati melalui program
kewirausahaan bagi kader kewirausahaan nasional
- Penambahan asset fisik organisasi
7. STRATEGI GERAKAN
Lingkup fungsi dan usaha PII Wati diatur dalam Peraturan Dasar dan Peraturan
Rumah Tangga Korps PII Wati dengan prioritas pembinaan sebagai berikut, dengan
lingkaran terluar yaitu keluarga, umat Islam dan masyarakat.
Pelajar Putri
Anak
Perempuan
MANAJEMEN ORGANISASI
Komponen
Pendukung
Administrasi dan Finansial
KEDUDUKAN EKSTERNAL LEMBAGA
KIPRAH
Komponen
Penunjang - Lembaga khusus kursus pilihan
- Lembaga Khusus Media dan Informasi
- Lembaga Advokasi
1. Proses Pembinaan
2. Proses Kelembagaan
3. Manajemen Organisasi
Selain itu meninjau sumber daya pembina, pada dasarnya setiap manusia
adalah pendidik dan kemampuan mendidik menjadi salah satu karakter kader
pemimpin yang lahir dari proses kaderisasi PII. Di dalam ta’dib ditetapkan
training pembina tunas (trapenas) untuk menghasilkan sumber daya pembina.
Masifikasi pelaksanaan trapenas harus sejalan juga dengan pelaksanaan kursus
lainnya.
8. ALUR IMPLEMENTASI
PERIODE TARGET
Terlampir
Terlampir
11. KHATIMAH
ROHAYATI