TINJAUAN PUSTAKA
Berat badan merupakan salah satu indikator kesehatan bayi baru lahir.
Rerata berat bayi normal (usia gestasi 37 sampai 41 minggu) adalah 3200 (7 lbs).
secara umum bayi berat lahir rendah maupun berlebih ( ≥ 3800 gram) lebih besar
kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik
antenatal sampai setelah persalinan. Pada masa antenatal ditentukan dengan cara
sederhana yaitu dengan menghitung hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
usia kehamilan digunakan untuk menentukan apakah berat badan lahir bayi sesuai
serta berbagai fisik luar yang terus menerus siring dengan perkembangan suia
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir kurang dari 2500 gram. Sejak tahun 1961 WHO telah
menggantikan istilah prematuritas dengan BBLR. Hal ini dilakukan karena tidak
semua bayi yang berat yang berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi
disebut prematur.8
15
16
3.1.1 Definisi
(WHO) sebagai bayi dengan berat lahir < 2500 gram (5,5 lb). Istilah bayi berat
lahir sangat rendah (BBLSR) digunakan untuk bayi dengan berat lahir <1500
gram, dan bayi berat lahir sangat amat rendah (BBLSAR) untuk bayi dengan berat
lahir bayi di bawah persentil 10, sesuai masa kehamilan (SMK) sebagai berat lahir
bayi di antara persentil 10 dan 90, dan besar masa kehamilan (BMK) sebagai berat
lahir bayi di atas persentil 90, mengacu pada survei nasional tahun 1998. 1 Bayi
kecil untuk masa kehamilan diklasifikasikan lagi menjadi moderate dan severe.
Dikatakan moderate atau sedang jika berat lahir di antara persentil 3 hingga
persentil 10, dan severe atau berat jika berat lahir kurang dari persentil 3.11
3.1.2 Epidemiologi
dengan berat lahir rendah setiap tahunnya. Kejadian BBLR diperkirakan terjadi
pada 15-20% dari seluruh kelahiran di dunia, menggambarkan lebih dari 20 juta
balita lahir dengan berat lahir rendah. Sebesar 95% kasus BBLR terjadi pada
juta kematian bayi per tahunnya terjadi pada bayi dengan BBLR. Bayi dengan
berat lahir antara 1500-2500 gram 20 kali lebih berisiko mengalami kematian
dibandingkan bayi dengan berat lahir normal. Bayi berat lahir rendah menjadi
17
suatu prediktor mortalitas bayi yang terutama terjadi pada bulan pertama
kehidupan.9,10,12
Lebih dari 20 juta bayi di seluruh dunia mewakili 15,5% dari semua
kelahiran dilahirkan dengan berat lahir rendah, 95,6% dari mereka di negara
dua kali bahwa di daerah maju (7%). Sebuah penelitian dilakukan di Gondar
menunjukkan bahwa prevalensi keseluruhan berat lahir rendah adalah 17,4%. bayi
berat lahir rendah dianggap sebagai yang paling penting prediktor kematian bayi,
terutama kematian dalam bulan pertama kehidupan. Ini juga merupakan penentu
Setengah dari semua perinatal dan sepertiga dari semua bayi kematian terkait
langsung atau tidak langsung dengan BBLR. Kematian bayi BBLR adalah 40 kali
lebih banyak dari berat normal bayi. Bayi yang lahir dengan berat badan sangat
rendah lebih dari 100 kali lebih mungkin meninggal pada tahun pertama
sebesar 75% dari seluruh kasus di dunia terjadi di benua Asia. Menurut WHO,
BBLR diperkirakan terjadi sebesar 28% di Asia Selatan, 14% di Afrika Tengah
dan Barat, 13% di Afrika sub-Sahara, 11% di Afrika Selatan dan Timur, 9% di
Amerika Latin, dan 6% di Asia Barat dan Pasifik. 10 Angka kejadian BBLR di
tahun 2012 adalah sebesar 10.2 % dan prevalensi di Sumatera Barat meningkat
Bayi berat lahir rendah disebabkan karena berbagai faktor risiko yang
pertambahan berat plasenta sejalan dengan pertambahan berat janin, aliran darah
uterus, juga transfer oksigen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai
penyakit vaskular pada ibu. Difungsi plasenta yang terjadi sering berakibat pada
ganggua pertumbuhan janin. Keadaan klinis yang melibatkan aliran darah plasenta
janin, yaitu berat ibu selama kehamilan dan pertambahan selama kehamilan. Ibu
dengan dengan berat badan kurang sekali melahirkan bayi yang berukuran kecil
daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Selama
demikian, fase pertumbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler janin dimulai,
kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu
rendah.8
yang lebih tinggi. Bayi yang menderita infeksi rubela kongenital dan citomegalo
virus (CMV) umum terjadi gangguan pertumbuhan janin, tidak tergantung pada
umum kehamilan saat mereka dilahirkan. Selain itu diperkirakan 40% dari
keseluruhan variasi berat lahir berkaitan dengan kontribusi genetik ibu dan janin.
oleh multifaktorial, seperti prematuritas (kelahiran <37 minggu usia gestasi) atau
bayi kurang bulan, kecil untuk masa kehamilan (KMK) pada bayi cukup bulan,
keduanya.9,10
Telah banyak dilaporkan bahwa bayi kurang bulan dan kecil untuk masa
kehamilan terkait dengan hipertensi kronis dan preeklampsia atau eklampsia pada
ibu. Hipertensi kronis menjadi satu faktor risiko penting dalam terjadinya
Bayi dengan berat lahir rendah sering dikaitkan dengan potensial genetik
restriction (IUGR).12 Insidensi IUGR terjadi enam kali lebih tinggi di negara-
berkembang. Fenomena IUGR dapat muncul akibat kondisi yang kompleks dan
bervariasi, mulai dari faktor maternal, plasenta, janin, genetik, atau kombinasi
beberapa faktor tersebut.14 Status nutrisi, gaya hidup, dan penyakit atau
pertumbuhan janin. Selain faktor maternal, faktor janin juga ikut menentukan
kejadian IUGR, yakni adanya kelainan kromosom, kelainan bawaan lain, infeksi
oleh kondisi seperti kehamilan gemelli, infeksi, dan kondisi kronik seperti
menentukan berat lahir bayi dan status kesehatan bayi di masa depan. Seringkali
BBLR dikaitkan dengan riwayat kehamilan ibu yang dulu maupun sekarang.16
prematuritas, dan plasenta previa), merokok, dan konsumsi alkohol serta obat-
obatan selama kehamilan.16 Faktor sosiodemografik ibu seperti usia ibu saat hamil
yang terlalu muda ataupun tua, status nutrisi ibu yang buruk sebelum dan selama
kehamilan, indeks masa tubuh ibu yang rendah, tingkat pendidikan ibu yang
rendah, serta suku dan etnis tertentu. Faktor riwayat kehamilan seperti
dan asam folat tidak adekuat, status hemoglobin <11 gr/dl atau anemia maternal,
kondisi kesehatan ibu saat hamil yang buruk, status HIV positif, riwayat obstetri
jelek, riwayat ibu melahirkan anak terdahulu dengan BBLR, dan jumlah
hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi
yang normal. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
BBLR. Hal ini menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar. Status gizi ibu juga mempengaruhi kejadian
preeklampsia.9,16 Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
janin tidak mengalami hambatan dan dapat melahirkan bayi dengan berat badan
lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat dari pada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
potensial dan sebagai langkah intervensi mencegah BBLR dan kondisi buruk
lainnya saat kelahiran nantinya. Faktor risiko tersebut dapat terlewatkan jika ibu
3.1.4 Patofisiologi
23
Bayi berat lahir rendah seperti yang telah disebutkan sebelumnya, erat
hubungannya dengan usia kehamilan yang belum cukup bulan atau prematuritas,
tetapi juga dapat disebabkan oleh dismaturitas, yakni pada bayi lahir cukup bulan
tetapi berat lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
disebut Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) dan efeknya tehadap janin
bervariasi sesuai dengan cara dan lama terpapar serta tahap pertumbuhan janin
saat penyebab itu terjadi. Walupun setiap organ dapat dipengaruhi oleh gangguan
pertumbuhan pada akhir kehamilan, pertumbuhan jantung, otak dan tulang rangka
tampak sedikit berpengaruh, sedangkan ukuran hati, limpa dan timus sangat
tampak pertumnuhan otak dan rangak terganggu. Keadaan klinis ini disebut
3.1.5 Diagnosis
untuk mendeteksi secara dini kemungkinan adanya bayi dengan IUGR, khususnya
terhadap ibu dengan risiko tinggi. Sangat penting untuk ditelusuri dan diperiksa
mengenai riwayat penyakit dahulu ibu maupun keluarga ibu, antropometri ibu
24
dengan berat dan tinggi badan sebelum dan selama kehamilan, status nutrisi ibu,
Pemeriksaan dilakukan dengan mengukur tinggi fundus uteri, palpasi janin, dan
[AC], head circumference [HC], biparietal diameter, and femur length [FL], dan
dengan usia kehamilan sebenarnya sering disebut IUGR atau pertumbuhan janin
pertumbuhan yang spesifik seperti ras dan jenis kelamin). Bayi dinyatakan
mengalami IUGR jika lahir dengan gejala klinis malnutrisi dan terlepas dari
persentil berat lahir neonatus. Sedangkan persentil berat lahir neonatus dinyatakan
tanpa tanda dan gejala malnutrisi dan retardasi pertumbuhan, hanya berdasarkan
berat lahir dan usia kehamilan.Terdapat tiga tipe IUGR, yakni IUGR asimetris
(bayi kurang gizi), simetris (hipoplasia selama masa kehamilan), dan gabungan
Tipe simetris ditandai dengan lingkar kepala, panjang, dan berat badan
seluruhnya yang berkurang secara proporsional untuk usia kehamilan. Tipe ini
25
sering disebabkan oleh infeksi kongenital atau kelainan genetik dan terjadi di awal
kehamilan.19
Tipe asimetris ditandai oleh berat janin yang lebih rendah secara tidak
terpisah. Pertumbuhan otak terjadi di masa kehamilan lanjut dan disebabkan oleh
insufisiensi uteroplasenta atau nutrisi ibu yang buruk. 18 Rasio AC digunakan untuk
mendiagnosis tipe asimetris. Pada tipe tersebut, ukuran hepar terlalu kecil jika
dibandingkan dengan HC dan FL, yang sama sekali tidak terpengaruh pada proses
pertumbuhan janin yang normal, dan lebih besar dari 2 SD di atas rata-rata. Tipe
ketiga, yakni gabungan antara simetris dan asimetris, sering ditemukan di negara
berkembang, memiliki jumlah sel yang lebih sedikit dan ukuran sel yang lebih
kecil, serta memiliki klinis simetris dan asimetris. Tipe tersebut merupakan hasil
dari proses IUGR yang terjadi pada awal kehamilan dan lebih lanjut dipengaruhi
nutrition (CAN), lingkar kepala, lingkar lengan atas, dan ratio Lingkar lengan atas
atau kepala. Bayi dengan IUGR akan memiliki variasi manifestasi malnutrisi
sebagai berikut: 14
Kepala relatif besar jika dibandingkan dengan tubuh (brain sparing effect)
26
tidak memadai).
Lemak pada bagian pipi atau buccal tampak sedikit (old man look).
Tangan dan kaki relatif lebih besar dan kurus dibandingkan tubuhnya.
KMK atau IUGR pada bayi. Penelitian menunjukkan bahwa kurva pertumbuhan
yang disesuaikan dengan berbagai karakteristik ibu yang bervariasi lebih akurat
dalam mendiagnosis IUGR pada janin dan neonatus. Pada IUGR simetris, berat
badan, lingkar kepala, dan panjang badan akan menunjukkan kurva dengan nilai
<10 centil, sedangkan pada tipe asimetris hanya pengukuran berat badan yang
akan menujukkan <10 centil, hasil pengukuran lainnya akan sesuai untuk masa
kehamilan.14
3.1.6 Tatalaksana
Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang
memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan
27
bisa muncul, terutama pada kasus BBLR. Tanpa penanganan yang tepat, kondisi
ini dapat berakibat fatal pada kelompok ini. 5 Beberapa penatalaksanaan yang
dapat dilakukan pada bayi BBLR yaitu dengan menerapkan beberapa cara, yaitu:19
1. Atur Posisi
perkembangan bayi. Bayi tidak perlu mengeluarkan energi untuk mengatasi usaha
bernafas, makan atau mengatur suhu tubuh, serta mampu menggunakan energi ini
terbaik bagi kebanyakan bayi prematur dan BBLR yang dapat menghasilkan
oksigenasi yang lebih baik, toleransi terhadap makanan yang masuk, dan pola
tidur istirahat yang lebih teratur. Bayi memperlihatkan aktivitas fisik dan
Posisi telentang lama bagi bayi prematur dan BBLR tidak dianjurkan, karena
postur. Posisi telentang jangka lama bayi prematur dan BBLR dapat
mengakibatkan abduksi pelvis lebar (posisi kaki katak), retraksi dan abduksi bahu,
peningkatan ekstensi leher dan peningkatan ekstensi batang tubuh dengan leher
Banyak bayi BBLR memerlukan oksigen suplemen dan bantuan ventilasi, hal
ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan mempertahankan respirasi.
28
3. Termoregulasi
Kebutuhan yang paling krusial pada bayi BBLR adalah pemberian kehangatan
eksternal setelah tercapainya respirasi. Bayi BBLR memiliki masa otot yang lebih
kecil dan deposit lemak coklat lebih sedikit untuk menghasilkan panas,
kekurangan isolasi jaringan lemak subkutan, dan kontrol refleks yang buruk pada
kapiler kulitnya. Pada saat bayi BBLR lahir mereka harus segera ditempatkan
dilingkungan yang dipanaskan hal ini untuk mencegah atau menunda terjadinya
merupakan isolasi yang efektif terhadap agen infeksi yang ditularkan melalui
Hidrasi bayi resiko tinggi sering mendapat cairan parenteral untuk asupan
tambahan kalori, elektrolit, dan air. Hidrasi yang adekuat sangat penting pada bayi
prematur. Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya lebih luas dan kapasitas
osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi prematur yang belum berkembang
6. Nutrisi
Nutrisi yang optimal sangat kritis dalam manajemen bayi BBLR, tetapi
jadwal, dan metode pemberian nutrisi ditentukan oleh ukuran dan kondisi bayi.
Nutrisi dapat diberikan melalui parenteral ataupun enteral atau dengan kombinasi
keduanya. Kebutuhan bayi untuk tumbuh cepat dan pemeliharaan harian harus
Meskipun beberapa aktivitas menghisap dan menelan sudah ada sejak sebelu lahir,
namun koordinasi mekanisme ini belum terjadi sampai kurang lebih 32 sampai 34
minggu usia gestasi, dan belum sepenuhnya sinkron dalam 36 sampai 37 minggu.
Pemberian makan bayi awal (dengan syarat bayi stabil secara medis) dapat
alternatif, air steril dapat diberikan terlebih dahulu. Jumlah yang diberikan
terutama ditentukan oleh pertambahan berat badan bayi BBLR dan toleransi
terhadap pemberian makan sebelum dan ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai
asupan kalori yang memuaskan dapat tercapai. Bayi BBLR dan prematur
menuntut waktu yang lebih lama dan kesabaran dalam memberikan makan
dibandingkan pada bayi cukup bulan, dan mekanisme oral-faring dapat terganggu
oleh usaha pemberian makan yang terlalu cepat. Penting untuk tidak membuat
di luar rahim. Mereka juga memerlukan bantuan untuk tetap hangat dan
mendapatkan ASI yang cukup untuk tumbuh. Satu cara untuk menolong bayi
mendapatkan kebutuhan ini adalah menjaga bayi tetap kontak kulit dengan kulit
ibunya. Perawatan metode kanguru adalah suatu cara agar BBLR terpenuhi
tubuh. Untuk melakukan PMK, tentukan bayi memiliki berat lahir <2500 gram,
tanpa masalah/komplikasi.
perawatan yang murah, mudah, dan aman untuk merawat bayi BBLR. Dengan
PMK, ibu dapat menghangatkan bayinya agar tidak kedinginan yang membuat
bayi BBLR mengalami bahaya dan dapat mengancam hidupnya, hal ini
dikarenakan pada bayi BBLR belum dapat mengatur suhu tubuhnya karena
memberikan kehangatan agar suhu tubuh pada bayi BBLR tetap normal, hal ini
kehangatan secara langsung kepada bayinya melalui kontak antara kulit ibu
31
dengan kulit bayi, ini juga dapat berfungsi sebagai pengganti dari inkubator.
makanan yang sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat naik, memiliki
mempererat ikatan antara ibu dan bayi, serta ibu lebih percaya diri dalam merawat
bayi.
Selama pelaksanaan PMK, BBLR hanya diberikan ASI. Melalui PMK akan
lebih cepat tanggap bila bayi ingin menyusu. Bayi bisa menyusu lebih lama dan
lebih sering. Bila bayi dibawa ke fasilitas kesehatan dan bayi tidak mampu
menelan ASI dapat dilakukan pemasangan Oro Gastric Tube (OGT) untuk dirujuk
cepat (berat < 2000 gram) harus dipantau untuk tumbuh kembangnya. Apabila
didapatkan tanda bahaya harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
3.1.7 Komplikasi
Bayi dengan berat lahir rendah 40 kali berisiko mengalami kematian pada
Gawat nafas pada neonatus merupakan suatu gejala yang sering ditemukan
pada noenatus dan mejadi penyebab morbiditas utama pada bayi berat lahir rendah
(BBLR). Gejala ini muncul pada usia gestasi 28 minggu 60-80%, pada usia
kelahiran 30 minggu 25%, sedangkan pada usia 32-36 minggu sebesar 15-30 %
dam pada bayi aterm 0.3-1% kelahiran hidup dan merupakan penyebab neonatus
sebesar 15-20%.20
kebutuhan pertukaran gas oksigen dan karbondioksida antara udara dan darah,
keadaan ini ditandai dengan abnormalitas nilai PO 2 dan PCO. Gagal nafas dapat
disebabkan oleh penyakit paru yang melibatkan jalan nafas, alveolus, sirkulasi
paru atau kombinasi ketiganya. Gagal nafas juga dapat disebabkan oleh gangguan
fungsi otot pernafasan, gangguan neuromuskular dan gangguan sistem saraf pusat.
neonatus rentan terhadap kejadian gagal nafas akibat: (1) ukuran jalan nafas yang
kecil dan resistensi yang besar terhadap aliran udara, (2) compliance paru yang
lebih besar, (3) otot pernafasan dan diafragma cenderung yang lebih mudah lelah ,
serta (4) predisposisi terjadinya apnea yang lebih besar. Gangguan pernapasan
adalah salah satu alasan paling umum bayi dirawat di unit perawatan intensif
neonatal. Lima belas persen bayi cukup bulan dan 29% prematur terlambat bayi
yang signifikan; ini bahkan lebih tinggi untuk bayi yang lahir sebelum usia
kehamilan 34 minggu.21
33
kelainan. Namun, memprediksi bayi mana yang menjadi gejala tidak selalu
kegagalan dan henti jantung paru. Karena itu Sangat penting bahwa setiap praktisi
perawatan kesehatan merawat bayi yang baru lahir bayi dapat dengan mudah
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir diakui sebagai satu atau lebih
melebar, retraksi dada, atau mendengus. Biasanya, laju pernapasan bayi baru lahir
dan pernapasan), menjadikannya hal yang umum tetapi tidak spesifik menemukan
sistemik. Penyakit paru bisa memicu takipnea, terutama pada neonatus. Properti
elastis alami paru-paru adalah untuk mengempis. Ketika diimbangi oleh recoil
luar dinding dada, Fungtional Residual Capacity (FRC) terjadi pada akhir
34
kedaluwarsa untuk mencegah alveoli runtuh. Itu dinding dada yang baru lahir,
terutama terdiri dari tulang rawan, lebih lentur, predisposisi paru-paru neonatal ke
Penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru lahir sangat beragam dan
paru normal terjadi dalam 5 fase pada tabel 3.1. Penyakit pernapasan dapat terjadi
pernapasan yang lebih umum, seperti TTN, RDS, pneumonia neonatal, MAS, dan
paru persisten hipertensi pada bayi baru lahir (PPHN), hasil dari komplikasi
selama transisi prenatal ke periode postnatal. Meskipun alveoli dewasa hadir pada
terjadi pascakelahiran.21
35
dikonfirmasi dengan hasil pemeriksaan analisis gas darah. Gambaran klinis yang
dapat terjadi pada neonatus yang harus meningkatkan kewaspadaan klinisi akan
Peningkatan respirasi
Periodic breathing
Apnea
diikuti
Bradikardi
0 1 2
Frekuensi Napas < 60 60-80 > 80
Udara Penurunan
Air entry Penurunan Berat
masuk bebas Ringan
Sianosis - Hilang dengan O2 Menetap
Retraksi - Ringan Berat
Tidak dapat
Dapat didengar
Merintih - didengar dengan
dengan stetoskop
stetoskop
Analisis gas darah merupakan indikator definitif dari pertukaran gas untuk
menilai gagal nafas akut. Meskipun manifestasi klinis yang ada memerlukan
darah arterial diperlukan untuk menganalisis tekanan gas darah (PaO 2, PaCO, dan
ditandai dengan PaO2 < 50-60 mmHg dengan FiO2 60% atau PaO2 < 60 mmHg
dengan FiO2 > 40% pada bayi < 1250 g, Hiperkapnik berat dengan PaCO2 > 55-
0 1 2 3
PaO2 > 60 50-60 < 50 < 50
pH > 7.3 7.2-7.29 7.1-7.19 < 7.1
PaCO2 < 50 50-60 61-70 > 70
Skor > 3 Memerlukan Ventilator
penyakit yang mendasarinya. Saat ini terapi gagal nafas pada neonatus ditujukan
gangguan nafas berat harus dirawat di ruang rawat NICU, bila tidak tersedia bayi
dibersihkan dari lendir atau sekret yang dapat menghalangi jalan nafas selama
saturasi oksigen dapat dilakukan dengan menggunakan pulse oxymetri secara terus
38
menerus untuk memutuskan kapan memulai intubasi dan ventilasi. Semua bayi
yang mengalami distress nafas dengan atau tanpa sianosis harus mendapatkan
tambahan oksigen. Oksigen yang diberikan sebaiknya oksigen lembab dan telah
dihangatkan.22
Tuberkulosis (TB) pada kehamilan selain dapat mengenai ibu juga dapat
menular pada bayi baik intrauterin, saat persalinan, maupun pasca natal. Kejadian
sulit dibedakan dengan sepsis bakterial umumnya dan hampir semua kasus
dapat timbul segera setelah lahir maupun dalam beberapa hari. Gejala yang paling
Tata laksana TB pada neonatus mencakup beberapa aspek yaitu ibu, bayi yang
bayi (permanent ototoxic) dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini
menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa
berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular
partus.7
41
Deteksi dini TB pada neonatus dan penanganan yang baik pada ibu dengan TB
lakukan pemeriksaan uji tuberkulin. Namun pada neonatus dengan gejala klinis
TB dan didukung oleh satu atau lebih pemeriksaan penunjang (foto toraks,
langsung diobati selama 6 bulan tanpa pemerikaan uji tuberkulin. Apabila pada
usia 1 bulan uji tuberkulin positif maka diagnosis TB ditegakkan dan diberikan
terapi TB selama 6 bulan disertai pemeriksaan foto toraks dan bilas lambung.
Namun bila hasil uji tuberkulin negatif, masih mungkin TB karena faktor imunitas
yang imatur pada neonatus. Dalam hal ini terapi TB diteruskan disertai
pemeriksaan tuberkulin pada usia 3 bulan. Apabila hasil uji tuberkulin pada usia 3
bulan. Namun apabila hasilnya negatif maka diagnosis bukan TB dan terapi TB
dipisahkan selama minimal 2 minggu pemberian terapi TB pada ibu, namun ASI
42
tetap dapat diberikan. Kandungan OAT di dalam ASI. pada ibu yang mendapat
terapi TB hanya dalam jumlah yang kecil dan tidak berpotensi menimbulkan
Selain itu pemantauan peningkatan berat badan, tanda vital, dan keluhan
lain harus dilakukan dengan ketat. Apabila neonatus lahir dari ibu TB aktif namun
pemeriksaan klinis dan penunjang dalam batas normal, maka neonatus tetap
terinfeksi.23 Tujuan saat ini adalah berfokus pada individu yang bekontak pada
isoniazid terapi (IPT). Awal target adalah mereka yang paling berisiko terhadap
terjadinya penyakit, seperti itu sebagai anak kecil dan human immunodeficency
yang terinfeksi virus (HIV) dalam kontak dengan sebuah orang dewasa yang
terinfeksi dengan TB.24 Pada semua anak, terutama balita yang tinggal serumah
atau kontak erat dengan penderita TB dengan BTA positif, perlu dilakukan
sistem didapat skor < 5, kepada anak tersebut diberikan isoniazid (INH) dengan
dosis 5-10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan. Bila anak tersebut belum pernah
pencegahan selesai.23
43
Apabila setelah 1 bulan uji tuberkulin positif maka diagnosis TB dapat ditegakkan
dan diberikan terapi TB selama 6 bulan disertai pemeriksaan foto toraks dan bilas
lambung. Namun bila setelah 1 bulan uji tuberkulin negatif maka pemberian
44
tuberkulin untuk mengetahui apakah pasien telah terinfeksi. Bila setelah 3 bulan
uji tuberkulin tetap negatif dan telah dibuktikan tidak ada sumber penularan lagi
maka profilaksis primer INH dapat dihentikan. Namun bila positif, harus dinilai
TB, maka diberikan profilaksis sekunder selama 6-12 bulan. Pemberian BCG
hanya dapat dilakukan apabila bayi belum terinfeksi M.tuberculosis yaitu pada
Gambar 3.4 Skema diagnosis dan tatalaksana neonats dari ibu dengan
tuberkulosis aktif23
Bayi dengan ibu BTA positif dengan tanpa gejala begitu pula dengan
klinis TB sampai dapat terbukti dengan pemeriksaan penunjang
lainnya dan diberikan profilaksis INH 5-10 mg/kg/hari selama 1
bulan kemudian dievaluasi pada akhir bulan pertama dengan uji
tuberkulin jika positif, berikan OAT anak selama 6 bulan, jika
negatif lanjutkan profilaksis INH hingga 5 bulan berikutnya dan
eveluasi ulang pada bulan 3 ketiga profilaksis INH.23