Anda di halaman 1dari 145

PENGARUH FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM

DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI


VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

OLEH :

NAMA : AZIZUL ROFIAH

NPM 1733121416

JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS WARMADEWA

DENPASAR

2021

i
PENGARUH FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM
DENGAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE SEBAGAI

VARIABEL MODERASI

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana

OLEH:

NAMA : AZIZUL
ROFIAH NPM1733121416
JURUSAN : AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS UNIVERSITAS
WARMADEWA DENPASAR

2021

ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

HASIL KARYA PENULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Azizul Rofiah

NPM 1733121416

Jurusan : Akuntansi

Alamat : Jalan Raya Demayu, Singakerta, Ubud,

Gianyar HP/ Email : 085888857279/ azizulrofiah@gmail.com

Menyatakan bahwa memang benar telah melakukan penelitian ini pada

perusahaan basic industry and chemical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2011-2019 dengan judul penelitian (skripsi) “Pengaruh Fundamental

Terhadap Return Saham Dengan Good Corporate Governance Sebagai

Variabel Moderasi”. Skripsi ini saya buat merupakan hasil karya sendiri dan

bukan jiplakan atau plagiat.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, dan

apabila di kemudian hari terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, maka saya siap

dikenakan

sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.


Denpasar, 21 Agustus 2021
Yang Menyatakan
Pernyataan

Azizul Rofiah
1733121416
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
iii
ABSTRAKSI

Judul penelitian ini adalah: “Pengaruh Fundamental Terhadap Return


Saham Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel
Moderasi”. Investasi sangat penting bagi suatu perusahaan begitupula
pada perusahaan basic industry and chemical, sehingga akan lebih
baik bagi perusahaan jika memiliki return saham yang baik sehingga
investor mau menanamkan modalnya. Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh net profit margin, debt
to equity ratio, dan price book value terhadap return saham dengan
good corporate governance sebagai variabel moderasi. Populasi
dalam penelitian ini adalah 64 emiten perusahaan basic industry and
chemical di Bursa Efek Indonesia. Sampel penelitian ini ditentukan
dengan metode purposive sampling, yakni sebanyak 12 emiten yang
termasuk dalam perusahan basic industry and chemical di Bursa Efek
Indonesia dengan periode pengamatan selama 9 (Sembilan) tahun dari
tahun 2011 sampai tahun 2019. Berdasarkan sumbernya data yang
digunakan dalam penelitian ini semuanya adalah data sekunder, yakni
dengan mengakses website Bursa Efek Indonesia yaitu: www.idx.co.id
dan website masing-masing dari perusahaan. Metode pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah PLS
(Partial Least Squares). Simpulan hasil penelitian ini adalah NPM dan
DER berpengaruh positif tapi tidak signifikan. PBV berpengaruh
negative tapi tidak signifikan, dan GCG tidak dapat memperkuat
maupun memperlemah NPM, DER, dan PBV terhadap retur saham

Kata kunci: Net Profit Margin (NPM), Debt To Equity Ratio (DER), Price Book Value
(PBV), Good Corporate Governance (GCG), Return Saham

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan rahmat-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Fundamental Terhadap Return Saham Dengan Good

Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi”. Adapun tujuan dari

penyusunan ini guna memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

(S1) Program Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Warmadewa.

Penyelesaian skripsi ini tidak dapat terlepas dari bantuan serta

dukungan dari berbagai pihak yang telah dengan baik memberikan bimbingan

dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dewa Putu Widjana, DAP&E., Sp.ParK., selaku Rektor

Universitas Warmadewa.

2. Bapak Dr. I Made Sara, S.E., M.P., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Warmadewa.

3. Ibu Luh Gd. Pande Sri Eka Jayanti, SE,A.K,MSi,CA, selaku Ketua Jurusan

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Warmadewa

v
4. Bapak I Wayan Kartana, S.E.,M.SC., selaku Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Ni Made Rai Juniariani, S.E.,M.Si., selaku Pembimbing I yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran dalam penyusunan skripsi ini

6. Bapak Kompiang Bagiada ., selaku pembimbing Akademik yang telah

memberi arahan dan petunjuk selama masa perkuliahan

7. Bapak dan Ibu Dosen dilingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Warmadewa yang telah mendidik dan memberikan bekal ilmu

pengetahuan selama perkuliahan, serta pegawai dan staff yang telah

memberikan dukungan dan pelayanan yang baik.

8. Kepada kedua Orang Tua tercinta Jumadi dan Tutik Mujiati yang telah

memberikan doa, semangat, dan bantuan secara material dan moril kepada

penulis.

9. Kepada kedua Mertua tercinta I Komang Rinta dan Ni Wayan Sudiari yang

telah memberikan doa, semangat, dan bantuan secara material dan moril

kepada penulis.

10. Kepada kedua Kakak tercinta Syaiful Islam dan Fefti Sholihatin yang telah

memberikan doa, semangat, dan bantuan secara material dan moril kepada

penulis.

11. Kepada Suami tercinta I Kadek Putra Suryantara, S.M., yang telah

memberikan doa, semangat, dan bantuan secara material dan moril kepada

penulis.

vi
12. Kepada Anak tercinta I Gede Akio Dharmantara, yang telah memberikan

semangat, dan bantuan secara moril kepada penulis

13. Kepada Sahabat Ni Putu Megantari, Ni Putu Sri Erdita Radana Dewi, Ni

Kadek Puspasari, Ni Luh Rania Sari, Ni Made Rara Suhitha, Ni Luh Gede

Utari Pradartini, yang telah memberikan semangat, dan bantuan secara

material dan moril kepada penulis.

14. Sahabat dan teman-teman D6 Akuntansi, Angkatan 2017 dan teman-teman

yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan banyak

bantuan dan semangat.

15. Last but not least, I wanna thank me, I wanna thank for believing in me, I

wanna thank me for doing all this hard work, I wanna thank me for having

no days off, I wanna thank me for never quitting, for just being me at all

time.

vii
DAFTAR ISI

Isi Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN..............................................................iii

ABSTRAKSI......................................................................................................iv

KATA PENGANTAR.........................................................................................v

DAFTAR ISI....................................................................................................viii

DAFTAR TABEL..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................8

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian............................................................9

D. Sistematika Penulisan............................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................13

A. Landasan Teoritis..................................................................................13

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya..........................................................23

C. Kerangka Pemikiran..............................................................................28
viii
D. Kerangka Konsep..................................................................................31

E. Hipotesis................................................................................................32

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................40

A. Tempat Dan Objek Penelitian...............................................................40

B. Populasi Dan Sampel.............................................................................41

C. Identifikasi Variabel..............................................................................42

D. Definisi Operasional Variabel...............................................................43

E. Jenis Data...............................................................................................45

F. Metode Pengumpulan Data...................................................................46

G. Teknik Analisis Data.............................................................................46

BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN..............................51

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia.............................................................51

B. Visi Dan Misi Pasar Modal Indonesia...................................................55

C. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia............................................56

D. Tugas Dan Tanggung Jawab Organisasi Bursa Efek Indonesia............58

E. Gambaran Umum Perusahaan...............................................................69

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN.........................................71

A. Deskripsi Data.......................................................................................71

B. Analisis Data.........................................................................................73

C. Pembahasan...........................................................................................93

ix
BAB VI PENUTUP.........................................................................................104

A. Simpulan..............................................................................................104

B. Saran....................................................................................................105

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................106

LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................110

x
DAFTAR TABEL

Isi Halaman

1. Gambaran Umum Perusahaan...............................................................69

2. Uji Statistik Deskriptif...........................................................................71

3. Uji Normalitas.......................................................................................74

4. Uji Autokorelasi....................................................................................75

5. Uji Multikolenearitas.............................................................................76

6. Uji Normalitas Tahap 2.........................................................................79

7. Uji Autokorelasi Tahap 2......................................................................80

8. Runt Test...............................................................................................81

9. Uji Multikolenearitas Tahap 2...............................................................82

10. Exluded Variabel...................................................................................82

11. Hasil Uji F.............................................................................................85

12. Nilai Z....................................................................................................86

13. Path Analisys.........................................................................................89

14. R Square................................................................................................93

xi
DAFTAR GAMBAR

Isi Halaman

1. Rata-rata Retur Saham Sektor Basic Industry And Chemical Pada

Tahun 2014-2019.....................................................................................3

2. Kerangka Pemikiran..............................................................................30

3. Kerangka Konsep..................................................................................31

4. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia............................................57

5. Uji Heteroskedastisitas (Uji Scaterplot)................................................78

6. Uji Heteroskedastisitas ( Uji Scaterplot Tahap 2).................................84

7. Model Struktural....................................................................................88

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Isi Halaman

1. Mapping Jurnal Penelitian...................................................................110

2. Tabulasi Data.......................................................................................112

3. Statistik Deskriptif...............................................................................117

4. Uji Normalitas.....................................................................................118

5. Uji Autokorelasi..................................................................................119

6. Uji Multikolenearitas...........................................................................120

7. Uji Heteroskedastisitas........................................................................121

8. Uji Normalitas Tahap 2.......................................................................122

9. Uji Autokorelasi Tahap 2....................................................................123

10. Uji Multikolenearitas Tahap 2.............................................................124

11. Uji Heteroskedastisitas Tahap 2..........................................................125

12. Hasil uji F............................................................................................126

13. Uji Screening Data..............................................................................127

14. Gambar Model Struktural....................................................................129

15. Uji Path Analisys.................................................................................130

16. Uji Inner Model...................................................................................131

xiii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Investasi saham di pasar modal memiliki daya tarik sendiri bagi para

investor, karena menjanjikan dua keuntungan dalam investasi saham pada

perusahaan yang sudah go public, yaitu dividen dan capital gain. Menurut

Laura (2018) dividen ini umumnya dibagikan kepada pemilik saham atas

persetujuan pemegang saham, yang diperoleh dari keuntungan yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Riza dan Sudibyo (2020) menyatakan

capital gain sendiri diperoleh dari selisih positif antara harga beli saham

dengan harga jual saham tersebut. Bagi perusahaan go public, penjualan

saham kepada investor merupakan salah satu cara mendapatkan modal dari

luar perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional (Larasati, 2020)

Menurut Bihar (2019) Sebelum melakukan keputusan untuk investasi,

investor dihadapkan pada keinginan untuk memperoleh tingkat pengembalian

(return) yang maksimal dari nilai investasi, dan tingkat risiko yang dihadapi.

Karena investasi di pasar modal merupakan aktivitas yang dihadapkan dengan

berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sulit untuk diprediksi, sesuai

dengan prinsip investasi di pasar modal “Low Risk Low Return, High Risk

High
2

Return” yaitu risiko yang kecil akan memberikan tingkat keuntungan kecil

juga dan risiko yang besar akan memberikan keuntungan yang besar.

Return saham merupakan tingkat pengembalian saham yang diperoleh

dari hasil investasi atau keuntungan yang dinikmati investor atas investasi

yang dilakukannya. Jika kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan

laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Kusmayadi dkk,

2018).

Perusahaan sektor basic industri and chemicals merupakan salah satu

subsektor perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,

perkembangan perusahaan industri dasar dan kimia ini tentu saja menarik

minat investor, karena perusahaan industri dasar dan kimia masih bergantung

pada impor bahan baku (Yoni dkk, 2020). Promosi investasi melalui fasilitas

pembebasan pajak penghasilan (tax holiday), keringanan pajak (tax

allowance), keringanan bea masuk terhadap barang modal, dan fasilitas bea

masuk ditanggung pemerintah akan semakin menarik perhatian para investor

(Situmeang, dkk 2018). Salah satu upaya untuk menjawab permasalahan ini

adalah melalui pengembangan basic industry and chemical yang mampu

memberikan nilai tambah yang optimal di samping untuk memenuhi

kebutuhan domestik yang terus meningkat dan selama ini dipenuhi dari impor

(Pratama dan Idawati, 2019).

Sektor industri dasar dan kimia dari tahun 2011 hingga tahun 2019

selalu mengalami peningkatan return saham walaupun angkanya masih


3

berfluktuatif. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dikutip pada

Rabu (2/1/2019) saham emiten basic industry and chemical menjadi yang

tertinggi dari pada saham emiten yang lainnya, dimana kinerja saham-saham

emiten industri dasar dan kimia pada tahun 2019 naik 33,4% atau menjadi

yang tertinggi dibandingkan sektor lainnya, namun lain halnya dengan kondisi

saham pada tahun 2107. Pergerakan rata-rata return saham ketiga sektor

perusahaan manufaktur dapat dilihat pada gambar 1 (satu).

Gambar 1.
Rata-Rata Retur Saham Sektor Industri Manufaktur
Pada Tahun 2014-2019

Rata-Rata Retur Saham Sektor Industri Manufaktur


180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
-20

Industri Dasar dan Kimia Aneka Industri Industri Barang Konsumsi

Sumber: www.idx.co.id
(Data diolah kembali pada 19 Mei 2021)
4

Terlihat dari gambar 1 (satu) yang dimana kondisi tersebut ditandai

dengan persaingan dalam pasar modal yang tidak dapat lagi dihindari, dan

terdapat tingkat penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cukup

drastis yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dimana, sektor basic

industry and chemical dari tahun 2014-2019 selalu mengalami peningkatan

return saham walaupun angkanya masih berfluktuatif.

Return saham yang mengalami angka fluktuatif bisa disebabkan oleh

informasi fundamental dan teknikal yang diperoleh investor. Menurut Fajaria

(2018) informasi fundamental dan teknikal dapat digunakan sebagai dasar

bagi investor untuk memprediksi return, risiko atau ketidakpastian.

Sukmawardani (2018) menyatakan analisis faktor fundamental didasarkan

pada laporan keuangan perusahaan yang dapat dianalisis melalui analisis

rasio-rasio. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio dan

informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan untuk memprediksi

return saham.

Salah satu faktor yang mempengaruhi return saham menurut Brigham

dan Houston (2010:107) Net Profit Margin (NPM), dimana NPM merupakan

rasio yang mengukur besarnya laba bersih perusahaan dibandingkan dengan

penjualannya. Berdasarkan signaling theory mengungkapkan bahwa investor

dapat membedakan antara perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan

perusahaan yang memiliki nilai rendah. NPM ini bertujuan untuk mengetahui

secara langsung keuntungan bersihnya. Wasih dkk (2018) menyampaikan

semakin tinggi NPM suatu perusahaan berarti semakin baik kinerja

perusahaan
5

tersebut dari sudut manajemen. Hal yang serupapun disampaika oleh Bihar

(2019) semakin meningkatnya keuntungan (laba bersih sesudah pajak) akan

mencerminkan bagian laba dalam bentuk dividen maupun capital gain yang

diterima oleh para pemegang saham juga semakin besar. Riza dkk (2020) dan

Kusmayadi (2018), dalam penelitiannya menemukan bahwa NPM

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, namun hasil

penelitian dari Kalbuana dan Suroso (2017) menemukan bahwa NPM tidak

dapat berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Kemudian faktor kedua yang mempengaruhi return saham yaitu Debt

to Equity Ratio (DER) yang dimana menurut Gibson (2008:260), DER

merupakan rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh

hutang, dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan

ekuitas yang dimiliki. Berdasarkan trade off theory memprediksi bahwa

perusahaan yang aman yaitu perusahaan dengan aset yang lebih berwujud, dan

lebih banyak pendapatan kena pajak untuk melindungi, dan harus memiliki

rasio utang yang tinggi. Sementara perusahaan yang berisiko yaitu perusahaan

dengan lebih banyak aset tidak berwujud yang nilainya akan hilang jika terjadi

likuidasi. DER juga bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

sejauh mana perusahaan didanai oleh utang, sehingga akan mengetahui beban

perusahaan dalam memenuhi utang yang diberikan kreditur. Apabila

operasional perusahaan didanai dengan utang yang besar oleh kreditor akan

mempunyai dampak negative (Kusmayadi, 2018). Dampak negatif tersebut

yaitu laba yang


6

diperoleh perusahaan akan diprioritaskan terlebih dahulu untuk membayar

utang sehingga berdampak pada pembagian deviden (Wasih, 2018). Utang

yang besar akan menjadi beban perusahaan yang dimana beban yang tinggi

tersebut akan mengurangi minat investor dalam menginvestasikan modalnya.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Yoni dan Larasati (2020)

menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham, sehingga DER menunjukkan bagaimana kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban dan membayar utangnya dengan

jaminan modal sendiri Kasmir (2016:158). Namun hasil yang tidak konsisten

didapat dalam penelitian Boentoro dan Widyarti (2018) yang menjelaskan

bahwa DER tidak memiliki pengaruh terhadap return saham.

Faktor ketiga yang mempengaruhi retur saham yaitu Price Book Value

(PBV), yang dimana menurut Brigham dan Houston (2006:152), PBV

merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja

harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Berdasarkan Investment

Opportunity Set (IOS) dikenalkan pertama kali oleh Myers (1997),

mengatakan IOS bagi para investor teori ini dapat menjadi bahan

pertimbangan dalam menilai kondisi perusahaan. PBV ditunjukkan dengan

perbandingan antara harga saham terhadap nilai buku dihitung sebagai hasil

dari ekuitas pemegang saham dengan jumlah saham yang beredar. Semakin

tinggi rasio PBV suatu perusahaan menunjukkan semakin tinggi pula

penilaian investor terhadap perusahaan yang bersangkutan (Boentoro dan

Widyarti, 2018). Hal ini dapat


7

dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Pratama dkk

(2019) yang menyatakan bahwa PBV memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham. Namun, ketidakkonsistenan terdapat

didalam penelitian yang dilakukan oleh Yoni dkk (2020) menunjukkan bahwa

PBV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham.

Terdapat ketidakkonsistenan hasil dari penelitian sebelumnya maka

peneliti melakukan penelitian tentang return saham dengan menambahkan

Good Corporate Governance (GCG) sebagai variabel moderasi, GCG yang

diproksikan dengan kepemilikan institusional dipilih sebagai variabel

moderasi karena dengan adanya kepemilikan saham oleh pihak institusional

akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen (Mukhtaruddin, 2019). GCG dapat membantu perusahaan basic

industry and chemical atau perusahaan lain dalam menghadapi tantangan,

risiko, dan juga memiliki banyak manfaat. (Bagaswara, 2020) mengatakan

bahwa GCG akan memberikan insentif yang tepat bagi manajer dan pimpinan

untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan kepentingan perusahaan dan

pemegang saham juga akan memfasilitasi proses pemantauan yang efektif.

GCG merupakan pedoman bagi manajer untuk mengelola perusahaan dalam

praktik terbaik. Melalui penerapan GCG, manajer dituntut untuk mengambil

keputusan keuangan yang dapat memberikan manfaat bagi stakeholders

(Dewi, 2020). Sedangkan perusahaan yang kurang maksimal dalam

menerapkan GCG pada akhirnya akan ditinggalkan oleh investor, kurang

dihargai oleh
8

masyarakat, dan dapat dikenakan sanksi jika berdasarkan hasil penilaian yang

tegas terbukti melanggar hukum (Virna, 2019).

Peneliti ini bermaksud untuk menguji kembali ketiga variabel dalam

kaitannya terhadap return saham dengan menambahkan GCG sebagai variabel

moderasi dengan objek dan masa sembilan tahun penelitian. Variabel

pemoderasi ini nantinya akan membuktikan apakah dapat mempengaruhi

secara langsung antara variabel independen dengan variabel dependen (Bihar,

2019). Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan dan dipaparkan tersebut,

peneliti tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Fundamental Terhadap

Return Saham Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel

Moderasi’.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka

perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh terhadap Return Saham?

2. Apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap Return Saham?

3. Apakah Price Book Value (PBV) berpengaruh terhadap Return Saham?

4. Apakah Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi

pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Return Saham?

5. Apakah Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi

pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)) terhadap Return Saham?


9

6. Apakah Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi

pengaruh Price Book Value (PBV) terhadap Return Saham?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian

ini adalah:

a. Untuk menganalisis apakah Net Profit Margin (NPM) berpengaruh

terhadap Return Saham

b. Untuk menganalisis apakah Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh

terhadap Return Saham

c. Untuk menganalisis apakah Price Book Value (PBV) berpengaruh

terhadap Return saham

d. Untuk menganalisis apakah Good Corporate Governance (GCG)

berpengaruh dalam memoderasi Net Profit Margin (NPM) terhadap

Return Saham

e. Untuk menganalisis apakah Good Corporate Governance (GCG)

berpengaruh dalam memoderasi Debt to Equity Ratio (DER) terhadap

Return Saham

f. Untuk menganalisis apakah Good Corporate Governance (GCG)

berpengaruh dalam memoderasi Price Book Value (PBV terhadap

Return Saham.
10

2. Kegunaan Penelitian

a. Kegunaan Teoritis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi

mengenai Good Corporate Governance pada perusahaan basic

industry and chemical subsector logam, dan kimia yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi

atau acuan untuk melakukan penelitian sejenisnya

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini digunakan untuk mengaplikasikan ilmu yang

telah didapatkan dibangku perkuliahan serta untuk memenuhi

syarat dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Warmadewa.

2) Bagi Fakultas/Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan dan referensi

di perustakaan untuk penelitian sejenis dan penelitian berikutnya

3) Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan

dan masukan terhadap operasional dan kebijakan sebagai dasar

mengambil keputusan keuangan pendanaan dalam perusahaan.


11

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini disusun berdasarkan urutan bab yang

sistematis, berikut ini rincian masing-masing bab:

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menguraikan mengenai landasan teoritis,

publikasi penelitian sebelumnya, kerangka penelitian dan

hipotesis.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan mengenai tempat dan objek

penelitian, indentifikasi variabel, definisi operasional variabel,

jenis data, metode penentuan sampel, metode penentuan data

serta teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN TEMPAT PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum

perusahaan yang menjadi objek penelitian yang meliputi

sejarah singkat
12

mengenai tempat penelitian, struktur organisasi, serta

gambaran singkat kegiatan operasional.

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan mengenai deskripsi data, analisis

data, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB VI : PENUTUP

Dalam bab ini menguraikan mengenai kesimpulan serta saran-

saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.


13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teoritis

1. Agency Theory

Konsep teori agensi menurut Jensen dan Meckling (1976)

menggambarkan pengaturan hubungan suatu kontrak antara satu pihak

atau lebih (agent) dengan orang lain (principal), di mana pihak principal

memerintahkan kepada pihak agent untuk melakukan jasa atas nama

principal dan agent diberi wewenang dalam pengambilan keputusan

terbaik bagi principal. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya

pemisahan status antara pemilik dan pengelola perusahaan untuk

mencegah timbulnya suatu masalah yang biasa disebut konflik keagenan

(agency problem), yang terjadi antara pemilik perusahaan atau

shareholders di satu sisi dengan pihak manajemen selaku pengelola.

Dalam konsep teori agensi, manajemen sebagai agen semestinya

menjunjung tinggi kepentingan stakeholders, namun tidak menutup

kemungkinan manajemen hanya akan mementingkan kepentingannya

sendiri.

Menurut Messier et al. (2017:6), hubungan antara pemilik dan manajer

umumnya menciptakan asimetri informasi antara kedua belah pihak.

Asimetri informasi bermakna bahwa manajer umumnya memiliki

informasi yang lebih banyak tentang posisi keuangan dan hasil operasi

yang sebenarnya dari entitas daripada pemilik. Jensen dan Meckling

(1976)
14

berpendapat bahwa prinsipal dapat mengendalikan perilaku agen dengan

menetapkan insentif yang sesuai untuk agen dan mengeluarkan biaya

pemantauan (monitoring cost) yang dirancang untuk membatasi aktivitas

agen yang menyimpang. Dalam hubungan antara teori agensi dengan good

corporate governance (GCG), yang dimana GCG sangat diperlukan dalam

setiap perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengurangi perilaku-perilaku

yang dapat merugikan pihak prinsipal seperti yang dijelaskan dalam teori

agensi.

Mekanisme GCG berfungsi sebagai alat untuk mendisiplinkan

pengelola agar mentaati kontrak yang telah disepakati, sehingga dengan

adanya mekanisme tata kelola yang baik yang dilandasi prinsip-prinsip

corporate governance ini diharapkan dapat mengurangi masalah keagenan

dalam perusahaan yang kemudian dapat meningkatkan kinerja perusahaan

(Jensen dan Meckling, 1976).

2. Stakeholder Theory (Teori Pemangku Kepentingan)

Stakeholder Theory tertanam dalam disiplin manajemen pada tahun

1970 dan secara bertahap dikembangkan oleh Freeman (1984) yang

menggabungkan akuntabilitas perusahaan kepada berbagai pemangku

kepentingan. Stakeholder Theory dapat didefinisikan sebagai “setiap

kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh

pencapaian tujuan organisasi”. Tidak seperti teori keagenan di mana

manajer bekerja dan melayani untuk pemangku kepentingan,

Stakeholder
15

Theory menyarankan bahwa manajer dalam organisasi memiliki jaringan

hubungan untuk melayani pemasok, karyawan dan mitra bisnis. Dapat

pula dikatakan bahwa kelompok jaringan ini penting selain hubungan

terhadap pemilik, manajer, dan karyawan seperti dalam teori keagenan

(Freeman, 1999).

Di sisi lain, Sundaram & Inkpen (2004) berpendapat bahwa

Stakeholder Theory mencoba untuk mengatasi kelompok pemangku

kepentingan yang layak dan membutuhkan perhatian manajemen.

Sedangkan Donaldson & Preston (1995) menyatakan bahwa semua

kelompok berpartisipasi dalam suatu bisnis untuk memperoleh

keuntungan. Namun demikian, Clarkson (1995) mengemukakan bahwa

perusahaan adalah suatu sistem, di mana terdapat Stakeholder dan tujuan

organisasi adalah untuk menciptakan kekayaan bagi para pemangku

kepentingannya. Freeman (1984) berpendapat bahwa jaringan hubungan

dengan banyak kelompok dapat mempengaruhi proses pengambilan

keputusan karena Stakeholder Theory berkaitan dengan sifat hubungan ini

dalam hal proses dan hasil bagi perusahaan dan pemangku

kepentingannya. Donaldson & Preston (1995) berpendapat bahwa teori ini

berfokus pada pengambilan keputusan manajerial dan kepentingan semua

stakeholder memiliki nilai intrinsik, dan tidak ada set kepentingan yang

diasumsikan mendominasi yang lain.

Teori pemangku kepentingan menjadi lebih menonjol karena banyak

peneliti telah mengakui kegiatan entitas perusahaan berdampak pada


16

lingkungan eksternal yang membutuhkan akuntabilitas organisasi kepada

khalayak yang lebih luas daripada sekadar pemegang sahamnya.

Misalnya, McDonald dan Puxty (1979) mengusulkan bahwa perusahaan

tidak lagi menjadi instrumen pemegang saham saja tetapi ada dalam

masyarakat dan oleh karena itu, perusahaan juga memiliki peran tanggung

jawab kepada masyarakat. Argumen Jensen (2001) menunjukkan bahwa

kinerja perusahaan tidak boleh diukur hanya dengan keuntungan bagi para

pemangku kepentingannya. Isu-isu kunci lainnya seperti arus informasi

dari manajemen senior ke peringkat yang lebih rendah, hubungan

interpersonal, lingkungan kerja dan lain-lain terhadap semua masalah

kritis yang harus dipertimbangkan.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa good corporate governance

(GCG) lebih merupakan hubungan sosial dari pada struktur yang

berorientasi pada proses. Selain itu, teori ini berfokus pada pandangan

bahwa pemegang saham bertujuan untuk mendapatkan pengembalian

investasi mereka. Selain itu, GCG yang efektif dan baik tidak dapat

dijelaskan dengan satu teori tetapi yang terbaik adalah menggabungkan

berbagai teori, menangani tidak hanya hubungan sosial tetapi juga

menekankan pada aturan dan undang-undang dan penegakan yang lebih

ketat seputar praktik tata kelola perusahaan yang baik.


17

3. Signaling Theory (Teori Sinyal)

Signalling theory dicetuskan pertama kali oleh Michael Spence (1973)

dalam penelitiannya yang berjudul Job Market Signalling. Teori ini

melibatkan dua pihak, yakni pihak dalam seperti manajemen yang

berperan sebagai pihak yang memberikan sinyal dan pihak luar seperti

investor yang berperan sebagai pihak yang menerima sinyal tersebut.

Apapun informasi yang terjadi dari kondisi suatu perusahaan adalah selalu

memberi efek bagi keputusan investor sebagai pihak yang menangkap

sinyal positif dan negatif.

Menurut signalling theory tersebut, dividen dipakai sebagai signal

oleh perusahaan. Jika perusahaan merasa bahwa prospek di masa

mendatang baik, pendapatan, aliran kas diharapkan meningkat atau

diperoleh pada tingkat di mana dividen yang meningkat tersebut bisa

dibayarkan, maka perusahaan akan meningkatkan dividen. Pasar akan

merespon positif pengumuman kenaikan dividen tersebut. Sebaliknya, jika

perusahaan merasa prospek di masa mendatang menurun, perusahaan akan

menurunkan pembayaran dividennya. Pasar akan merespon negatif

pengumuman tersebut. Artinya, dividen mempunyai kandungan informasi,

yaitu prospek perusahaan di masa menadatang (Hanafi, 2016:371). Teori

sinyal menjelaskan alasan perusahaan menyajikan informasi untuk pasar

modal. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya

perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan.


18

Teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan yang berkualitas baik

dengan sengaja akan memberikan sinyal pada pasar yang berupa

informasi, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan

perusahaan yang berkualitas baik dan buruk. Agar sinyal tersebut efektif,

maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak

mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk.

4. Return Saham

Return adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas investasi. Return

saham adalah tingkat pendapatan yang dinikmati investor saat

berinvestasi. Tingkat pengembalian (return) memiliki arti yang berbeda

bagi investor yang berbeda (Riza dan Sudibyo, 2020). Beberapa investor

lebih menyukai tingkat return yang lebih cepat sehingga kurang

memperhatikan investasi yang memiliki waktu return yang lama. Investor

mungkin cenderung mencari investasi dengan tingkat return yang relatif

tetap tetapi pasti. Pertimbangan lainnya adalah investor mungkin hanya

mencari investasi dengan return tinggi dengan ketidak pastian yang tinggi

(Wasih dkk, 2018). Tanpa keuntungan yang didapat dari investasi,

investor tentunya tidak perlu repot-repot berinvestasi, pada akhirnya tidak

akan menjadi hasil. Oleh karena itu, jelaslah bahwa tujuan utama dari

setiap investasi jangka pendek dan jangka Panjang adalah untuk

mendapatkan keuntungan secara langsung atau tidak langsung yang

disebut dengan return (Pratama dan Idawati, 2019)


19

Penelitian Bihar (2019) mengatakan bahwa return saham dibedakan

menjadi dua bagian yaitu return realisasi dan return ekspektasi. Return

realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena

digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return

histori ini juga berguna sebagai dasar penentu return ekspektasi (expected

return) dan resiko dimasa datang, sedangkan bagian kedua dari return

saham yaitu return ekspektasi yang merupakan return yang diharapkan

akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.

5. Net Profit Margin (NPM)

Menurut Kalbuana dan Suroso (2017), NPM menghitung sejauh mana

kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan

tertentu. Rasio ini dilihat secara langsung pada analisis common-size

laporan rugi laba (baris pada akhir). Rasio ini bisa diinterpretasikan juga

sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisien) di

perusahaan pada periode tertentu. NPM menunjukkan berapa besar

persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan (Kusmayadi,

2018).

Menurut Yoni dkk (2020) Margin laba bersih atau NPM merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih

atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih

terhadap penjualan bersih. Menurut Kusmayadi (2018) laba bersih sendiri

dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak

penghasilan dengan
20

beban pajak penghasilan. Kalbuana dan Suroso (2017) menyatakan yang

dimaksud dengan laba sebelum pajak penghasilan di sini adalah laba

operasional ditambah pendapatan dan keuntungan lain-lain, lalu dikurangi

dengan beban dan kerugian lain-lain. Menurut Hery (2018:199) berikut

adalah rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba bersih:

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

6. Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Sukmawardani (2018) DER merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang ekuitas. Rasio ini dicari dengan membandingkan

antara seluruh hutang termasuk utang lancar dan seluruh ekuitas. Rasio ini

berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam

(kreditor) dengan pemilik perusahaan, dengan kata lain rasio ini berfungsi

untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan modal

utang. Menurut Larasati (2020) DER merupakan imbangan antara hutang

yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini

berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya

(Kalbuana dan Suroso, 2017).

Menurut Kusmayadi (2018) rasio utang terhadap modal atau DER

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proposi utang

terhadap modal. Menurut Larasati (2020) rasio ini berguna untuk


21

mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan

oleh kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan.

Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui berapa bagian dari

setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang. Menurut Hery

(2018:169) berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio

utang terhadap modal:

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

7. Price Book Value (PBV)

Menurut Larasati (2020) PBV adalah rasio pasar yang mengukur

kinerja harga pasar saham terhadap nilai buku saham. Kusmayadi (2018)

menyatakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,

menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai

relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi

mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku per

saham. Penilaian investor terhadap perusahaan akan sangat mempengaruhi

keputusan investasi. Semakin tinggi rasio PBV, maka semakin tinggi pula

evaluasi perusahaan oleh investor. Jika investor menilai perusahaan

dengan nilai yang tinggi, maka harga saham di pasar akan naik sehingga

meningkatkan tingkat return saham (Boentoro dan Widyarwati, 2018).

Menurut Pratma dan Idawati (2019) rumus PBV adalah sebagai berikut:
22

𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝑃𝐵𝑉 =
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢

8. Good Corporate Governance (GCG)

Hamdani (2016:22) menjelaskan bahwa GCG merupakan pengaturan

dan hubungan yang institusional yang mengarahkan dan mengendalikan

perusahaan. Dalam rangka pengaturan dan mengendalikan berbagai pihak

yang berkepentingan maka diperlukan GCG. Dengan adanya GCG turut

membantu terciptanya hubungan yang kondusif dan dapat dipertanggung

jawabkan di atara elemen dalam perusahaan (dewan komisaris, dewan

dereksi, dan para pemegang saham) dalam rangka meningkatkan kinerja

perusahaan (Hamdani 2016:19). Sehingga GCG diperlukan untuk

membuktikan bahwa manajemen tidak cukup hanya memastikanbahwa

proses pengelolaan manajemen berjalan dengan efesien, namun diperlukan

instrument baru, GCG untuk memastikan bahwa manajemen berjalan

dengan baik (Hamdani 2016:20).

GCG dalam penelitian ini dipoksikan dengan kepemilikan

institusional, dimana kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham

oleh pihak lembaga atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank,

investasi perusahaan dan lainnya kepemilikan institusional. Kepemilikan


23

institusional memiliki peran penting dalam pengawasan manajemen yang

lebih optimal dan mampu menekan perilaku oportunistik yang dilakukan

oleh manajer (Sukmawardini, 2018). Dimana rumus untuk menghitung

kepemilikan institusional adalah:


Jumlah Saham Institusional
Proporsi Institusional = x 100 %
Total Saham Beredar

B. Publikasi Penelitian Sebelumnya

Publikasi penelitian sebelumnya digunakan sebagai acuan dalam

penelitian ini, terdiri dari penelitian sejenis tentang analisis pengaruh Earning

Per Share (EPS), NPM (NPM), Current Ratio (CR) DER (DER), Deviden

Payout Ratio (DPR) terhadap return saham. Penelitian pertama oleh Kalbuana

dan Suroso (2017) berjudul “Pengaruh Leverage, NPM Dan Price Earning

Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 Bursa Efek

Indonesia”, dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh leverage, NPM dan pengaruh price earning ratio terhadap return

saham, serta untuk mengetahui pengaruh leverage, NPM dan price earning

ratio bersama-sama terhadap return saham. Sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah 20 sampel indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia selama

lima periode dari tahun 2011 hingga 2015 dengan metode purposive sampling.

Berdasarkan hasil penelitian secara simultan menunjukkan bahwa leverage,

NPM dan price earning ratio tidak berpengaruh terhadap return saham

tetapi secara parsial leverage


24

berpengaruh terhadap return saham. Saran penelitian ini adalah kepada

investor dan calon investor atau pemegang saham untuk lebih

mempertimbangkan variabel lain di luar variabel penelitian.

Penelitian kedua oleh Boentoro dan Widyarti (2018) dengan judul

“Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Aktivitas Dan

Pasar Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Consumer Goods

Periode 2012 – 2016)”. Penelitian tentang pengaruh rasio keuangan telah

banyak dilakukan. Tapi, ada fenomena gap dari data perusahaan barang

konsumsi yang mengalami fluktuasi atau ketidakstabilan. Konsumen

Perusahaan barang merupakan sektor yang cukup stabil karena produk yang

dihasilkan berupa kebutuhan sehari-hari produk. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk menganalisis pengaruh rasio likuiditas, leverage, profitabilitas,

aktivitas dan penilaian pasar terhadap return saham perusahaan barang

konsumsi tahun 2012 hingga 2016. Objek dalam penelitian ini adalah

perusahaan barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan

memiliki laporan tahunan yang lengkap. Data penelitian bersumber dari Pasar

Modal Indonesia Directory (ICMD) periode 2012 hingga 2016. Perusahaan

yang dipilih adalah perusahaan yang telah menyelenggarakan Penawaran

Umum Perdana (IPO) pada periode penelitian. Perusahaan barang konsumen

di seluruh periode penelitian berjumlah 40 perusahaan dengan yang akan

diteliti untuk 30 perusahaan sampel penelitian. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rasio likuiditas diukur dengan current ratio yaitu rasio leverage diukur

dengan
25

DER, rasio profitabilitas yang diukur dengan return on equity memiliki nilai

negatif tetapi berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham. Sedangkan

rasio aktivitas diukur dengan total asset turnover dan rasio pasar yang diukur

dengan PBV berpengaruh positif signifikan terhadap return saham.

Penelitian ke tiga oleh Pratama dan Idawati (2019) dengan judul

“Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan

Pertanian Di Bursa Efek Indonesia”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui adanya pengaruh rasio keuangan terhadap return saham

perusahaan sektor Pertanian di BEI secara parsial dan simultan. Sampel

penelitian ditentukan dengan metode purposive sampling, diperoleh 16

perusahaan pertanian di Bursa Efek Indonesia dengan periode pengamatan

selama 5 (lima) tahun dari tahun 2012 sampai tahun 2016. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik, analisis

regresi linier berganda, uji statistik F dan uji statistik t. Hasil uji F

menunjukkan rasio keuangan terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas,

profitabilitas, leverage dan nilai pasar secara simultan berpengaruh positif

terhadap return saham pada perusahaan pertanian yang terdaftar di BEI.

Pengaruh rasio keuangan secara parsial terhadap return saham berdasarkan

hasil uji statistik t menunjukkan rasio likuiditas tidak berpengaruh terhadap

return saham, rasio aktivitas berpengaruh negatif terhadap return saham, rasio

profitabilitas berpengaruh positif terhadap return saham, rasio leverage

berpengaruh positif terhadap return saham dan rasio nilai


26

pasar berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan pertanian

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ke empat oleh Yoni dkk (2020) dengan judul “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham Pada Perusahaan Sektor

Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2016-2018”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor-

faktor yang mempengaruhi Return Saham pada perusahaan properti dan real

estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2018. Rasio

keuangan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA), DER (DER),

Earning Per Share (EPS), NPM (NPM), dan Price to Book Value (PBV).

Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling untuk

mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang telah

ditentukan. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 141 perusahaan property

dan real estate dengan periode penelitian 2016-2018. Metode yang digunakan

untuk menganalisis data adalah metode analisis regresi linier berganda. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA), Net Proofit

Margin (NPM), Price to Book Value (PBV) tidak berpengaruh terhadap

Return Saham. Sedangkan DER (DER) dan Earning Per Share (EPS)

berpengaruh positif terhadap Return Saham.

Penelitian ke lima oleh Riza dan Sudibyo (2020) dengan judul

“Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Stock Returns Pada Perusahaan

Subsektor Otomotif Dan Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Periode
27

2015-2018”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari rasio

profitabilitas (NPM dan ROA), rasio solvabilitas (DAR) dan rasio pasar (PER

dan PBV) dan variabel kontrol ukuran perusahaan terhadap return saham

perusahaan subsektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2015-2018 yang berjumlah 12 Perusahaan.Penentuan

jumlah sampel menggunakan teknikpurposive sampling. Metode analisis data

yang digunakan adalah regresi data paneldengan menggunakan Eviews 8.

Temuan yang diperoleh dari hasil pengujian adalah secara parsial ROA, NPM

memiliki pengaruh yang positif dan signifikan, PER dan DAR memiliki

pengaruh yang negatif dan signifikan sedangkan PBV tidak memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Perusahaan sub sektor

otomotif dan komponen rata-rata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi

disbanding sektor lainnya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menambah

variabel tingkat bunga pinjaman ke dalam model regresi.

Penelitian ke enam oleh Kusmayadi (2018) dengan judul “Analysis Of

The Effect Of NPM, PBV, And DER On Stock Return”. Metode analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tes asumsi klasik (tes normalitas,

tes multicollinearity, tes heteroscedasticity dan uji autocorrelation). Yang

dimana hasil dari penelitian ini secara Parsial Marjin Laba (NPM), Price to

Book Value (PBV) dan DER (DER) terhadap Return saham pada perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia berpengaruh negative tidak signifikan, dan

berpengaruh secara simultan NPM (NPM), Price to Book Value (PBV) dan
28

DER (DER) tidak berpengaruh signifikan terhadap Return pada perusahaan

LQ45 di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ketujuh oleh Citra Larasati (2020) yang berjudul “Effect of

DER and Return on Assets on Earnings per Share with Firm Value as a

Moderating Variabel in Various Industrial Sub-Sector Manufacturing

Companies Indonesia”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode analisis deskriptif dan verifikatif. Sehingga hasil dari penelitian ini

DER, dan ROA mempengaruhi EPS, kemudian PBV sebagai variabel

moderasi terbukti mampu memperkuat pengaruh DER, dan ROA terhadap

EPS.

C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini menggunakan sebanyak lima variabel yang terdiri dari

empat variabel independen dan satu variabel dependen yang digunakan untuk

memperoleh jawaban atas masalah dan tujuannya. Variabel independen yang

digunakan yaitu NPM (X1), DER (X2), PBV (X3), dan GCG (X4).

Sedangkan variabel dependen yang digunakan yaitu Return Saham (Y).

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor industri dasar dan kimia

dimana fenomena yang terjadi adalah dari tahun 2011-2019 selalu mengalami

peningkatan return saham walaupun angkanya masih berfluktuatif.

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian ini dapat diuraikan bahwa

hipotesis penelitian diperoleh dari Agency Theory, yang dimana agency

theory
29

menjelaskan bahwa kepemilikan saham sepenuhnya dimiliki oleh pemegang

saham dan manager (agen) diminta untuk memaksimalkan tingkat

pengembalian pemegang. Sehingga fenomena yang terjadi di dukung oleh

agency theory dan beberapa penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh

Kalbuana dan Suroso (2017), yang kedua penelitian oleh Boentoro dan

Widyarti (2018), kemudian penelitian yang ketiga oleh Pratama dan Idawati

(2019), yang keempat oleh Yoni dkk (2020), kemudian penelitian ke lima oleh

Riza dan Sudibyo (2020), penelitian ke enam oleh Kusmayadi (2018), lalu

yang terakhir penelitian yang ketujuh oleh Larasati (2020). Maka dirumuskan

hipotesis yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis moderated

regression analysis (MRA). Berdasarkan uraian diatas maka kerangka

pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut.


30

Gambar 2
Kerangka Pemikiran Penelitian

Teori Utama: Fenomena Penelitian Pendukung:

Teori keagenan (agency theory) 1. Kalbuana dan Suroso (2017)


2. Boentoro dan Widyarwati (2018)
Teori Pemangku Kepentiang
3. Pratama dan Idawati (2019)
(stakeholder theory)
4. Yoni dkk (2020)
Teori Sinyal (signaling theory) 5. Riza dan Sudibyo (2020)
6. Kusmayadi (2018)
7. Larasati (2020)

Rumusan Masalah

Hipotesis

Moderated Regression
Analysis (MRA)

Hasil Pengujian
Analisis dan
Kesimpulan
31

D. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

variabel yang terkait dalam penelitian ini dapat dirumuskan melalui suatu

kerangka konsep yang terlihat dalam gambar 2 sebagai berikut

Gambar 3
Kerangka Konsep

Net Profit Margin (X1)

Debt Equity Ratio (X2)


Return Saham (Y)

Price Book Value (X3)

Kepemilikan Institutional (X4)


32

E. Hipotesis

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara atas rumusan masalah

penelitian. Untuk saat ini, karena jawaban yang diberikan hanya berdasarkan

teori yang relevan, bukan fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan

data. Oleh karena itu, hipotesis juga dapat dikatakan sebagai jawaban teoritis

untuk rumusan permasalahan penelitian, daripada jawaban empiris (Sugiyono,

2019:99). Hipotesis dalam penelitian ini tentang Pengaruh Rasio Net Profit

Margin, Debt to Equity Ratio, dan Price Book Value Terhadap Return Saham

Dengan Good Corporate Governance Sebagai Variabel Moderasi Pada

Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2019 ditentukan sebagai berikut:

1. Net Profit Margin (NPM) Terhadap Return Saham

Rasio NPM antara laba bersih (net profit) yaitu penjualan setelah

dikurangi dengan semua biaya termasuk pajak dibandingkan dengan

penjualan. Semakin tinggi marjin laba bersih maka semakin baik

operasional suatu perusahaan (Kasmir, 2015:199). NPM yang semakin

tinggi menunjukkan bahwa semakin meningkat keuntungan laba bersih

yang dicapai perusahaan. Dengan meningkatnya NPM maka akan

meningkatnya daya tarik investor untuk menanamkan saham perusahaan

yang juga cenderung akan meningkat. Sehingga apabila NPM meningkat

juga akan berpengaruh terhadap return saham. (Kalbuana dan Suroso,

2017).
33

Hasil dari penelitian sebelumnya oleh Riza dan Sudibyo (2020),

Kusmayadi (2018), dan Sukmawardani (2018) mendapatkan hasil bahwa

adanya pengaruh positif yang signifikan NPM terhadap return saham.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

H1: Net Profit Margin (NPM) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Return Saham

Menurut Larasati (2020) DER mencerminkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi seluruh kewajiban yang ditunjukkan oleh beberapa

bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar

hutang. Dan menurut Laura (2018) Rasio hutang terhadap ekuitas DER

dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan

total modal. Selain itu DER mampu mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk membayar hutang,

dengan hutang yang tinggi, perusahaan akan berusaha meningkatkan

keuntungan karena hutang yang harus dibayar (Sukmawardani, 2018).

Hasil penelitian sebelumnya oleh Pratama dan Idawati (2019)

didapatkan hasil DER berpengaruh positif terhadap tingkat return saham.

Begitupula pada penelitian Yoni dkk (2020) dan Kalbuana dkk (2017)

yang menyatakan DER berpengaruh terhadap return saham. Berdasarkan

uraian di atas, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:


34

H2: Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap return saham

3. Pengaruh Price Book Value (PBV) Terhadap Return Saham

PBV merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara

harga pasar perlembar saham dengan nilai buku perlembar saham

sehingga rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat harga saham apakah

overvalued ataupun undervalued, dimana sangat baik untuk investasi

jangka panjang (Wasih dkk, 2018). Kusmayadi (2018) mengatakan PBV

merupakan rasio pasar yang mengukur kinerja harga pasar saham terhadap

nilai buku saham. Semakin besar rasio PBV maka semakin tinggi evaluasi

perusahaan oleh investor terhadap dana yang sudah ditanamkan pada

perusahaan tersebut (Laura, 2018).

Apabila perusahaan yang memiliki rasio PBV tinggi menunjukkan

bahwa pertumbuhan perusahaan memiliki prospek yang sangat baik

sebagaimana tercermin dalam harga pasar saham yang tinggi dari nilai

bukunya, sedangkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan rendah akan

memiliki PBV rendah (Kasmir, 2015:119). Sehingga dapat disimpulkan

apabila return saham dapat dipengaruhi secara positif, maka semakin

tinggi PBV perusahaan, menandakan perusahaan memiliki nilai tambah

yang mampu meningkatkan permintaan investor atas saham tersebut,

sehingga harga saat dibeli cenderung lebih rendah disbanding harga

sekarang.
35

Perbedaan antara harga jual dengan harga beli inilah yang meningkatkan

return saham.

Hasil penelitian sebelumnya oleh Boentoro dan Widyarti (2018),

Larasati (2020) mendapatkan hasil bahwa PBV memiliki pengaruh positif

dan signifikan terhadap return saham. Begitupula Pratama dan Idawati

(2019) yang menyatakan PBV berpengaruh positif terhadap return saham.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

H3: Price Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

return saham

4. Good Corporate Governance (GCG), Net Profit Margin (NPM), Return

Saham

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini

dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba

bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum

pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan (Ozturk, 2018)

NPM merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Sehingga

praktik GCG berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan NPM.

Dengan adanya GCG terhadap NPM dapat menunjukkan keefektifan

manajemen dalam mengelola laporan keuangan perusahaan. Yang dimana

dengan
36

keterkaitan ini dapat memberi gambaran tentang laba untuk para

pemegang saham sebagai persentase dari penjualan pada return saham.

Apabila GCG di kelola dengan baik maka kegiatan operasional

perusahaan akan meningkat dan bisa menghasilkan laba yang optimal,

tentu saja ini akan dapat mempengaruhi laba bersih yang di hasilkan.

Dengan meningkatnya NPM maka akan meningkatnya daya tarik investor

untuk menanamkan saham perusahaan juga cenderung akan meningkat.

Maka apabila NPM meningkat juga akan berpengaruh terhadap return

saham, Hal ini membuktikan bahwa GCG dapat moderasi pengaruh NPM

terhdap return sahan

Hasil ini juga didukung oleh Kusmayadi (2018), Sukmawardani

(2018) dan Larasati (2020) yang menyatakan GCG mampu memoderasi

pengaruh NPM terhadap return saham. Tindakan ini berdampak pada

meningkatnya nilai perusahaan yang ditunjukkan melalui kenaikan harga

saham di pasar modal. Berdasarkan hal yang telah dipaparkan maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H4: Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi pengaruh

Net Profit Margin (NPM) terhadap return saham

5. Good Corporate Governance (GCG), Debt to Equity Ratio (DER), Return

Saham

Kebijakan utang itu sendiri diukur dengan DER. Namun pada titik

tertentu, peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena


37

manfaat yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil dibandingkan

dengan biaya yang dikeluarkan (Larasati, 2020). Menurut Yoni dkk (2020)

DER merupakan rasio yang dapat menggambarkan kemampuan

perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban dengan aset yang

dimilikinya. DER dapat digunakan untuk mengukur kemampuan suatu

perusahaan membiayai hutang jangka pendek dan jangka panjangnya.

Rasio ini dicari dengan membandingkan semua hutang, termasuk hutang

lancar, dan ekuitas total (Laura, 2018).

GCG dapat memoderasi pengaruh DER terhadap return saham, ini

karena perusahaan yang dapat mengelola kegiatan nya dengan baik dan

sesuai dengan aturan tentu saja bisa mengatur pemasukan dan pengeluaran

yang baik misal seperti utang yang dimiliki. Pihak Perusahaan pasti

berusaha keras dalam pengelola kegiatan dan keuangan agar tidak

menimbulkan kerugian yang besar. Kerugian yang besar ini tentu saja

membuat pihak investor yang berpikiran dua kali untuk menanamkan

sahamnya ke perusahaan, jika hal ini terjadi maka akan membuat harga

saham turun dan akan berpengaruh terhadap return saham.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh Sukmawardini (2018), Laura

(2018), dan Situmeang (2018) bahwa kepemilikan institusional memiliki

peran penting dalam pengawasan manajemen yang lebih optimal dan

mampu menekan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manajer.

Dengan tingkat kepemilikan yang tinggi akan mengurangi biaya keagenan


38

dalam perusahaan dan penggunaan hutang oleh manajemen. Berdasarkan

hal yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai

berikut: H5: Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi

pengaruh

Debt to Equity Ratio (DER) terhadap return saham

6. Good Corporate Governance (GCG), Price Book Value (PBV), Return

Saham

PBV merupakan salah satu indikator fundamental yang digunakan

oleh banyak investor untuk mengetahui nilai wajar saham, melalui

perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku saham. Sehingga rasio

PBV dapat menjadi pertimbangan penting bagi investor untuk memilih

saham mana yang akan dibeli (Kusmayadi, 2018)

PBV dapat menjadi indikator penentu tinggi rendahnya peluang

investasi suatu perusahaan, yang dimana perusahaan biasanya cenderung

membeli saham ketika PBV rendah dengan harapan saham tersebut

harganya bisa naik kapan saja (Larasati, 2020). Sehingga hubungan GCG

terhadap PBV dapat memberikan sebuah gambaran yang dimana semakin

tinggi penilaian investor terhadap perusahaan dapat mempengaruhi

permintaan saham secara langsung peningkatan pengembalian modal.

Yang dimana GCG terbukti mampu meningkatkan keyakinan investor

bahwa tingginya nilai PBV perusahaan dapat mencerminkan prospek yang

lebih baik dibanding perusahaan lain. Hal ini terjadi karena GCG

berpengaruh signifikan terhadap PBV.


39

Hasil penilitian ini juga didukung oleh Larasati (2020), Kusmayadi

(2018), dan Yoni dkk (2020) bahwa kepemilikan suatu perusahaan dapat

terdiri atas kepemilikan institusional, kepemilikan individu atau campuran

keduanya dengan proposisi tertentu. Sehingga kinerja perusahaan yang

baik akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaa yang tercermin

dari harga saham yang tinggi

H6: Good Corporate Governance (GCG) mampu memoderasi pengaruh

Price Book Value (PBV) terhadap return saham


40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Objek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

mengakses website BEI, yaitu: www.idx.co.id, dan website masing-masing

pada emiten perusahaan basic industry and chemical.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah laporan keuangan dari masing-masing

emiten perusahaan, dan alat yang digunakan untuk melakukan analisis

faktor fundamental adalah rasio keuangan. sehingga rasio keuangan yang

digunakan adalah Net Profit Margin, Debt to Equty Ratio, dan Price Book

Value Terhadap Return Saham dengan Good Corporate Governance

Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019. Periode tahun

yang digunakan adalah 9 tahun, pertimbangan data rentan waktu tersebut

diyakini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap return

saham.
41

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari: objek/subjek

dengan jumlah dan karakteristik tertentu, kemudian peneliti menetapkan

objek/subjek untuk penelitian setelah itu menarik kesimpulan (Bihar,

2019). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan basic industry and

chemical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2019.

2. Metode Penentuan Sampel

Sampel adalah bagian dari ukuran dan karakteristik populasi. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Wasih, 2018).

Jumlah sampel perusahaan yang termasuk dalam perusahaan basic

industry and chemical yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

ditentukan berdasarkan beberapa kriteria, yaitu :

a. Perusahaan basic industry and chemical yang listing di bursa efek

Indonesia tahun 2011-2019.

b. Perusahaan basic industry and chemical yang mempublikasikan

laporan keuangan periode tahun 2011-2019.

c. Perusahaan basic industry and chemical yang mencantumkan harga

saham, NPM, DER, PBV dan kepemilikan institusional pada laporan

tahunan periode tahun 2011-2019.


42

C. Identifikasi Variabel

Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan, maka variabel-

variabel yang dianalisis dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Variabel bebas (independent variabel)

Variabel bebas (independent variabel) adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat (dependent variabel). Dalam penelitian ini

yang menjadi variabel bebas yaitu :

a. Net Profit Margin (NPM) (X1)

b. Debt to Equity Ratio (DER) (X2)

c. Price Book Value (PBV) (X3).

2. Variabel terikat (dependent variabel)

Variabel terikat (dependent variabel) adalah variabel yang dipengaruhi

atau sebagai akibat oleh variabel bebas. Variabel terikat (dependent

variabel) dalam penelitian ini yakni Return Saham (Y1).

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yang bisa memperkuat maupun

memperlemah hubungan antara variabel dependent dengan variabel

independent, yang menjadi variabel moderasi dalam penelitian ini adalah

Good Corporate Governance (GCG) yang dipoksikan dengan kepemilikan

institusional. Kepemilikan institusional dapat diukur dengan menggunakan


43

indikator jumlah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak

institusi dari seluruh jumlah modal saham yan beredar.

D. Definisi Operasional Variabel

Mendefinisikan variabel-variabel yang terkait dengan objek penelitian

maka dibuatkan beberapa pengertian batasan operasionalnya:

1. Net Profit Margin (NPM) (X1)

NPM merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

persentase laba bersih atas penjualan bersih. Variabel ini di ukur dengan

menggunakan margin laba bersih setelah pajak dibagi dengan penjualan

bersih. Menurut Hery (2018:199) berikut adalah rumus yang digunakan

untuk menghitung margin laba bersih:

𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

2. Debt to Equity Ratio (DER) (X2)

DER merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya

proposi utang terhadap modal. DER yang tinggi menandakan modal usaha

lebih banyak dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan penggunaan

modal sendiri. DER merupakan rasio yang mengukur besarnya total

hutang yang
44

dibagi dengan total modal. Menurut Hery (2018:169) berikut adalah rumus

yang digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap modal:

𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙

4. Price Book Value (PBV) (X3)

PBV merupakan perbandingan antara harga saham dengan nilai buku

bersih perlembar saham. PBV dihitung dengan membagi harga saham

dengan nilai buku pada periode yang sama, Menurut Pratma dan Idawati

(2019) rumus PBV adalah sebagai berikut:

𝑃𝐵𝑉 = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚


𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢

5. Good Corporate Governance (GCG) (X4)

Dalam penelitian ini GCG dipoksikan dengan kepemilikan

institusional, yang dimana jumlah saham institusional dibagi dengan total

saham beredar. sehingga rumus untuk menghitung kepemilikan

institusional adalah:
Jumlah Saham Institusional
Proporsi Institusional = x 100 %
Total Saham Beredar

6. Return Saham

Return Saham (Y1) merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh

investor dari kegiatan investasi dan dinyatakan dalam satuan. Return

saham terdiri atas yield dan capital gain. Konsep capital gain atau

perbedaan
45

closing price sekarang dengan closing price sebelumnya dibagi closing

price sebelumnya digunakan karena tidak semua perusahaan

membayarkan dividen secara rutin. Harga saham yang digunakan adalah

closing price:
−1
𝑃𝑡−𝑃𝑡
Return Saham =
𝑃𝑡−1

Keterangan :

Pt = harga saham (closing price) periode t (saat ini)

Pt-1 = harga saham (closing price) periode lalu (t-1)

E. Jenis Data

Jenis data berdasarkan sumber diperolehnya data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data sekunder menurut Dedi Kusmayadi (2018)

data sekunder yakni data yang diperoleh dari catatan, buku, majalah yang

berupa publikasi perusahaan, laporan keuangan, laporan pemerintah, buku

teori, majalah, dll. Data sekunder di dalam penelitian ini yakni berupa laporan

keuangan dan harga saham perusahaan asuransi di Bursa Efek Indonesia (BEI)

tahun 2011-2019 yang diperoleh dengan mengakses website Bursa Efek

Indonesia (BEI), yaitu www.idx.co.id, dan website masing-masing emiten

perusahaan.
46

F. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumentasi. Dokumentasi adalah cara mengumpulkan, mencatatkan,

dan mengkaji data sekunder yang diperlukan. Data yang diperlukan berupa

laporan keuangan perusahaan basic industry and chemical yang terdaftar di

BEI dan website masing-masing perusahaan dari tahun 2011 sampai 2019.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis

responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden,

menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji

hipotesis yang telah diajukan (Sukmawardani. 2018). Teknik analisis data

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Statistik Deskriptif

Stastistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa

data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah

terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan

yang berlaku umum atau generalisasi (Sugiyono, 2018:232). Uji stastistik

deskriptif berfungsi untuk menunjukkan gambaran secara statistik data


47

yang diteliti meliputi jumlah data, mean dan standar deviasi dari masing-

masing variabel penelitian.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas distribusi data populasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau

residual memiliki distribusi normal. Untuk menguji normalitas

residual, peneliti menggunakan uji statistik non-parametrik

kolmogorov- smirnov (K-S) (Ghozali, 2018:30). uji K-S dilakukan

dengan menggunakan hipotesis:

Ho: Data residual berdistribusi normal

Ha: Data residual tidak berdistribusi normal

Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2 tailed

signifikan. Jika data memiliki tingkat signifikansi > 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa Ho diterima, sehingga dikatakan data berdistribusi

normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Gejala ini

ditunjukan dengan kolerasi yang signifikan antar variabel independen.

Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan

melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang

dijelaskan oleh
48

variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap

variabel independen menjadi variabel dependen dan diregres terhadap

variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama

dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/ tolerance). Nilai cotuff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonearitas adalah

nilai tolerance lebih dari 0,10 atau sama dengan nilai VIF kurang dari

10 maka tidak terjadi gelaja multikolonearitas (Ghozali, 2018:107).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut Heteroskedastisitas (Ghozali, 2018: 137). Pada

penelitian ini menggunakan alat uji glejser untuk mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)

(Ghozali, 2018:111). Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi. Alat ukur yang digunakan untuk mendeteksi

adanya
49

autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan tes Durbin-Watson

(DW), dengan kriteria:

1) Bila nilai DW antara du dan (4-du) berarti tidak terjadi autokorelasi.

2) Bila DW < dl berarti terjadi autokorelasi positif.

3) Bila DW > (4-dl) berarti terjadi autokorelasi negatif.

4) Bila DW antara (4-du) dan (4-dl) berarti hasil tidak dapat

disimpulkan.

3. Moderated Regression Analysis (MRA

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah MRA

karena MRA, yang dimana MRA merupakan aplikasi khusus regresi linear

berganda untuk mengetahui pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependen dan variabel pemoderasi dimana dalam persamaan

regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel

independent ) sebagai berikut :

Y= α+β1X1+β2X2+β3X3+β4X1X4+β5X2X4+β6X3X4 + ε

Keterangan:

Y : Return Saham

α : Konstanta

β1, β2, β3 : Koefisien Regresi Variabel Independen

X1 : NPM

X2 : DER

X3 : PBV
50

ε : Error Term

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu

keputusan, yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis itu. Uji

hipotesis dilakukan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dengan variabel moderasi

menggunakan analisis regresi dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Uji t (t-test)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individual dalam

menerangkan variasi variabel dependen. Salah satu cara melakukan uji

t adalah dengan membandingkan nilai statistik t dengan baik kritis

menurut tabel. Untuk menguji apakah masing- masing variabel

bebasberpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat secara

parsial dengan α = 0,05. Maka cara yang dilakukan adalah:

1) Bila (P-Value) < 0,05 artinya variabel independen secara parsial

mempengaruhi variabel dependen.

2) Bila (P-Value) > 0,05 artinya variabel independen secar aparsial

tidak mempengaruhi variabel dependen.


51

BAB IV

GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Pasar Modal Indonesia

Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda

yaitu tepatnya pada 1912 di Batavia. Pasar modal saat itu didirikan oleh

pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, namun perkembangan dan

pertumbuhan pasar modal tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan

kegiatan pasar modal mengalami kevakuman, hal tersebut disebabkan oleh

beberapa faktor yakni perang dunia ke I dan perang dunia ke II, perpindahan

kekuasaan dan pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia,

dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat

berjalan sebagaimana mestinya. Beberapa tahun kemudian seiring dengan

berbagai intensif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah sehingga

pasar modal mengalami pertumbuhan.

Didirikannya Bursa efek di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912

yang diketahui bahwa tujuan awalnya untuk menghimpun dana guna

kepentingan mengembangkan sektor perkebunan yang ada di Indonesia,

namun investor yang berperan pada saat itu adalah orang-orang Hindia

Belanda dan orang- orang Eropa, sedangkan efek yang diperjual belikan

adalah saham dan


52

obligasi milik Belanda yang ada di Indonesia maupun yang diterbitkan oleh

pemerintah Hindia Belanda. Pasar modal mengalami perkembangan yang

cukup pesat, sehingga pada tanggal 11 Januari 1925 dibuka Bursa efek

Surabaya dan pada tanggal 1 Agustus 1925 dibuka Bursa efek di Semarang.

Pada awal tahun 1939 terjadi gejolak politik di Eropa sehingga ikut

mempengaruhi perdagangan efek di Surabaya dan Semarang sehingga yang

tersisa hanya Bursa Efek Jakarta yang sempat tutup akibat perang dunia kedua

sekaligus menandai berhentinya aktivitas pasar modal Indonesia.

Setelah pengakuan adanya kedaulatan oleh pemerintah Belanda maka

pada zaman pemerintah Republik Indonesia Serikat pada tahun 1960

pemerintah mengawali kebangkitan kembali pasar modal dengan menerbitkan

obligasi pemerintah Republik Indonesia. Penyelenggaraan bursa efek saat itu

diserahkan kepada Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE) dan

sebagai penasehat oleh Bank Indonesia. Pada tahun 1958 terjadi inflansi

ekonomi sehingga kegiatan bursa saat itu dihentikan. Kebangkitan kembali

pasar modal di Indonesia dimulai pada tahun 1970 yang pada saat itu

terbentuk tim uang dan Pasar Modal, kemudian disusul dengan berdirinya

BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal) serta berdirinya perusahaan

Danareksa Tahun 1977 dilanjutkan dengan diresmikan aktivitas dari Bursa

Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto.

Untuk mendorong kegiatan pasar modal, pemerintah memberikan

fasilitas perpajakan pada perusahaan yang go public dan kepada investor serta
53

lembaga- lembaga penunjang yang terkait seperti broker dan dealer, namun

hal ini tidak berlangsung lama karena dengan dikeluarkannya peraturan

perpajakan pada tahun 1983, hal ini tentu mempengaruhi kegiatan bursa

sehingga iklim investasi menjadi lesu, untuk mengantisipasi hal tersebut

pemerintah mengeluarkan paket-paket deregulasi, diantaranya paket

Desember 1987, paket Oktober 1988 dan paket Desember 1988, diantara

paket-paket tersebut ada dua hal penting yang berkaitan dengan pasar modal,

yaitu dikenakannya pajak penghasilan atas bunga deposito dan tabungan

berjangka lainnya sebesar 15% final, selain itu isi deregulasi lain yang penting

adalah diperbolehkannya investor asing melakukan akses pasar modal

Indonesia, dengan adanya paket deregulasi ini investasi di pasar modal

kembali menarik karena pengenaan pajak final atas tabungan akan berdampak

pada pendapatan masyarakat. Keuntungan dari menabung tidak lagi

memberikan keuntungan yang besar bagi masyarakat, sehingga masyarakat

terdorong kembali untuk melakukan investasi di pasar modal.

Sebagai tanggapan atas dikeluarkannya paket deregulasi Desember

1987 dan Desember 1988 tentang diperbolehkannya swastanisasi bursa efek

maka sejak tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Jakarta berubah menjadi

perusahaan swasta PT Bursa Efek Jakarta, pemilik saham adalah perusahaan

efek yang menjadi anggota bursa. Pada tahun 1992 BAPEPAM yang mulanya

sebagai Badan Pelaksana Pasar Modal berubah menjadi Badan Pengawas

Pasar Modal. Tahun 1993 berdiri lembaga penunjang pasar modal, yaitu

lembaga
54

kliring dan penyelesaiannya, yaitu PT Kustodian Dipositori Efek Indonesia

(KDEI) dan tahun 1994 berdiri PT Pemeringkat Efek Indonesia (Perfindo).

Seiring dengan perkembangan kegiatan pasar modal, kegiatan di bursa

juga semakin ramai dan kompleks, dari data yang ada di Bursa Efek Jakarta

diketahui bahwa jumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Jakarta mengalami

peningkatan yang pesat, yakni dari 24 saham pada tahun 1988 menjadi lebih

dari 200, dengan jumlah perusahaan pialang yang menjadi anggota Bursa Efek

Jakarta tercatat 197 perusahaan, dengan demikian sistem perdagangan manual

yang dilakukan sejak tahun 1977 oleh Bursa Efek Jakarta tidak lagi efisien,

oleh karena itu perlu diperkirakan suatu sistem yang mampu menangani

frekuensi perdagangan dengan jumlah yang sangat besar dengan layanan yang

cepat, tepat serta professional. Pada tahun 1995 yaitu tepatnya pada tanggal 22

Mei 1995 ditetapkan suatu sistem otomatis yang dapat membantu dengan

segera pergerakan naik turunnya saham, serta informasi-informasi lain secara

akurat dan cepat. Sistem ini dikenal dengan nama JATS (Jakarta Automated

Trading System) atau sistem informasi perdagangan efek di Bursa Efek

Jakarta, dengan adanya sistem ini para pialang dan juga investor dapat

memonitoring aktivitas perdagangan yang terjadi di bursa, selain itu

pelaksanaan jual beli dapat berjalan lebih adil dan transparan. Pemakaian

JATS berdampak positif terhadap perkembangan dan kegiatan perdagangan

pasar modal di Indonesia sehingga kepercayaan dan minat masyarakat untuk

berinvestasi semakin besar. Sistem perdagangan ini juga berintergrasi dengan

sistem kliring dan penyelesaian serta


55

dipositori saham yang dimiliki PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia

(KDEI) maupun perusahaan yang menangani kliring dan penyesuaian

transaksi efek.

Sedangkan Bursa Efek Surabaya (BES) merupakan bursa efek swasta

pertama di Indonesia yang didirikan pada tanggal 16 Juni 1989 berdasarkan

SK Menteri Keuangan Nomor 645/KMK/.101/1989, oleh Menteri Keuangan

saat itu JB Sumarlin. Pendirian Bursa Efek Surabaya dimaksudkan untuk

mendukung perkembangan ekonomi wilayah Indonesia bagian timur, dengan

mengembangkan industri pasar modal di Surabaya dan Jawa Timur. Tanggal

22 Juli 1995, Bursa Efek Surabaya melakukan marger dengan Indonesia

Parallel Stock Exchange (IPSX), sehingga sejak saat itu Indonesia hanya

memiliki dua bursa efek yaitu Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek

Jakarta (BEJ), kemudian pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya dan Bursa

Efek Jakarta melakukan penggabungan dan mengganti nama menjadi Bursa

Efek Indonesia (BEI).

B. Visi Dan Misi Pasar Modal Indonesia

1. Visi

Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

2. Misi

Menyediakan infrastruktur untuk mendukung terselenggaranya

perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien serta mudah diakses

oleh seluruh pemangku kepentingan (stakeholders).


56
C. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia dapat dilihat pada gambar

berikut ini:
57

Gambar 4
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia

Direktur Utama

Divisi Pengelolaan Satuan Pemeriksa


Sekretaris Perusahaan Divisi Hukum Strategi dan Anak Internal

Direktorat Direktorat Direktorat Direktorat


Direktorat Pengawasan Teknologi Informasi Keuangan dan
Direktorat Perdagangan dan
Penilaian Pengaturan Transaksi dan dan Manajemen Sumber Daya
Pengembangan Risiko
Perusahaan Anggota Bursa Kepatuhan Manusia

a. Divisi Riset a. Divisi Layanan a. Divisi a. Divisi a. Divisi Strategi dan a. Divisi
b. Divisi dan Pengaturan dan Kepatuhan Transformasi Digital Keuangan dan
Pengembangan Pengembangan Pemantauan Anggota b. Divisi Akuntansi
Bisnis Perusahaaan Anggota Bursa b. Divisi Pengembangan TI b. Divisi Sumber
c. Divisi Tercatat dan Partisipan Pengawasan c. Divisi Operasional TI Daya Manusia
Inkubasi b. Divisi Penilaian b. Divisi Layanan Transaksi (Perdagangan dan c. Divisi Umum
Bisnis Perusahaan 1
Data Pendukungnya)
d. Divisi c. Divisi Penilaian c. Divisi d. Divisi Operasional TI
Pengembangan Perusahaan 2 (Bisnis dan
Operasional
e. Divisi Pasar d. Divisi Penilaian Perkantoran)
Perusahaan 3
Perdagangan
Modal Syariah e. Manajemen Risiko
58

D. Tugas Dan Tanggung Jawab Organisasi Bursa Efek Indonesia

Berdasarkan struktur organisasi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

gambar 2, maka dapat dijelaskan pembagian tugas dan tanggung jawab dari

masing- masing jabatan:

1. Direktur Utama

a. Tugas dari Direktur Utama adalah:

1) Mengawasi dan memeriksa semua kegiatan operasional

pelaksanaan rencana kerja dan penyusunan rencana tahun

berikutnya.

2) Merencanakan dan melaksanakan system dan metode komunikasi

dengan masyarakat, swasta dan pemerintah agar dapat membina

hubungan yang saling menguntungkan.

b. Tanggung jawab dari Direktur Utama

Direktur utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum

Pemegang Saham yang sebelumnya berkoordinasi dengan dewan

komisaris terhadap kegiatan operasional dan langkah-langkah

pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI).

2. Sekretaris Perusahaan

a. Tugas dari Sekretaris Perusahaan adalah menyusun rencana kerja dan

menjalin komunikasi yang baik antara direksi dengan stakeholder

lainnya dalam rangka mencapai tujuan serta meningkatkan citra Bursa

Efek Indonesia (BEI)


59

b. Tanggung jawab dari Sekretaris Perusahaan adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama atas perencanaan dan kegiatan administrasi.

3. Divisi Hukum

a. Tugas dari Divisi Hukum adalah dikeluarkan oleh perseroan sesuai

dengan norma yang berlaku dan kepentingan perseroan terlindungi

dalam hubungan kerja sama dan telah sesuai dengan peraturan dan

perundangan yang berlaku.

b. Tanggung jawab dari Divisi Hukum adalah bertanggung jawab kepada

direktur utama mengenai kegiatan operasional yang terkait dengan

divisi hukum

4. Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak Perusahaan

a. Tugas dari Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan Anak

Perusahaan adalah merencanakan dan melaksanakan program yang

telah disusun tentang bagaimana arah perusahaan kedepan agar

mampu bersaing dimasa yang akan datang.

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengelolaan Strategi Perusahaan dan

Anak Perusahaan adalah bertanggung jawab kepada direktur Utama

mengenai strategi yang akan diterapkan perusahaan dan anak

perusahaan.

5. Satuan Pemeriksa Internal

a. Tugas dari Satuan Pemeriksa Internal adalah sebagai quality assurance

terhadap pelaksanaan pencapaian sasaran Bursa Efek Indonesia (BEI)

dengan mempertimbangkan aspek efektivtas dan efisiensi melalui


60

pemeriksaan berkala maupun insidentil terhadap kegiatan internal

produk hukum yang organisasi serta melakukan pelaporan dan

pemberian rekomendasi perbaikan yang diperlukan atas hasil

pemeriksaan.

b. Tanggung jawab dari Satuan Pemeriksa Internal adalah bertanggung

jawab kepada direktur utama mengenai pemantauan kegiatan tindak

lanjut dari rekomendasi yang dibangun berdasarkan hasil pemeriksaan

internal yang dilakukan.

6. Direktorat Pengembangan

a. Tugas dari Direktorat Pengembangan adalah melaksanakan kegiatan

operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal,

ekonomi, pengembangan produk dan usaha, kegiatan pemasaran serta

kegiatan edukasi sosial.

b. Tanggung jawab dari Direktorat Pengembangan adalah bertanggung

jawah kepada direktur utama mengenai produk dan rencana

perusahaan.

7. Direktur Penilaian Perusahaan

a. Tugas dari Direktorat Penilaian Perusahaan adalah melaksanakan dan

mengkoordinir kegiatan operasional perusahaan yang terkait dengan

penilaian pendahuluan perusahaan, pencatatan perusahaan, penilaian

keterbukaan perusahaan, dan pembinaan emiten.


61

b. Tanggung jawab dari Direktur Penilaian Perusahaan adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai kegiatan

operasional yang terkait dengan penilaian perusahaan.

8. Direktorat Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa

a. Merencanakan dan mengkoordinir kegiatan operasional perdagangan

saham, perdagangan informasi pasar, perdagangan surat utang, serta

pelaporan utang.

b. Melaksanakan pengawasan terhadap aktivitas yang terkait dengan

anggota bursa dan partisipan mengenai masalah pengkajian terhadap

persyaratan keanggotaan, kewajiban pelaporan, pelatihan, pendidikan,

dan pengawasan.

c. Tanggung jawab dari Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota

Bursa adalah bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai

pengelolaan aktivitas perdagangan dan pengaturan anggota bursa

9. Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

a. Tugas dari Direktorat Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan adalah

memastikan dan mengkoordinasikan kegiatan pengawasan dan analisa

terhadap aktivitas perdagangan efek di bursa saham untuk

mewujudkan
62

perdagangan efek yang teratur dan wajar, sehingga dapat menjaga

integritas dan kredibilitas bursa efek pasar modal.

b. Tanggung jawab dari Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan

adalah bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai

pengawasan transaksi dan kepatuhan.

10. Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko

a. Tugas dari Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko

adalah merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan operasional

yang berkaitan dengan pengembangan sosial bisnis IT, operasional IT,

manajemen risiko, dan pengelolaan dana.

b. Tanggung jawab dari Direktorat Teknologi Informasi dan Manajemen

Risiko adalah bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai

teknologi informasi dan manajemen risiko.

11. Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia

a. Tugas dari Direktorat Keuangan dan Sumber Daya Manusia adalah

merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan operasional yang

terkait dengan pengelolaan keuangan perusahaan, pengelolaan dan

pengembangan SDM, serta pengelolaan administrasi dan kegiatan

umum lainnya.

b. Tanggung jawab dari Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia

adalah bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai aktivitas

keuangan dan sumber daya manusia


63

12. Divisi Riset

a. Tugas dari Divisi Riset adalah mengelola dan menyajikan data statistik

perdagangan, emiten dan anggota bursa, melakukan analisa pasar

untuk mencapai efisiensi dan pengembangan bursa.

b. Tanggung jawab dari Divisi Riset adalah bertanggung jawab kepada

direktur Utama mengenai riset untuk pengembangan bursa

13. Divisi Pengembangan Bisnis

a. Tugas dari Divisi Pengembangan Bisnis adalah melaksanakan kegiatan

operasional yang terkait dengan pengelolaan riset pasar modal dan

ekonomi, pengembangan produk dan usaha serta kegiatan pemasaran.

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengembangan Bisnis adalah bertanggung

jawab kepada direktur utama mengenai pengembangan bisnis.

14. Divisi Inkubasi Bisnis

a. Tugas dari Divisi Inkubasi Bisnis adalah mengelola data historis

perdagangan dan publikasi rutin lainnya sebagai bahan referensi dan

dasar untuk membuat keputusan yang dapat diandalkan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Inkubasi Bisnis adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai inkubasi bisnis.

15. Divisi Pengembangan

a. Tugas dari Divisi Pengembangan adalah menganalisis jurnal dan

strategi yang telah digunakan sebagai bahan pembelajaran agar bisa

membuat perseroan lebih berkembang dari waktu ke waktu.


64

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengembangan adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai pengembangan perseroan.

16. Divisi Penilaian Perusahaan 1

a. Tugas dari Divisi Penilaian Perusahaan adalah pembuatan dan

penyempurnaan prosedur dan peraturan pencatatan sesuai dengan

perkembangan pasar modal untuk meningkatkan kualitas dan

integritas sektor riil yang mencatatkan saham.

b. Tanggung jawab dari Divisi Penilaian Perusahaan 1 adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai penilaian

perusahaan 1 (sektor riil).

17. Divisi Penilaian Perusahaan 2

a. Tugas dari Divisi Penilaian Perusahaan 2 adalah pembuatan dan

penyempurnaan prosedur dan peraturan pencatatan sesuai dengan

perkembangan pasar modal untuk meningkatkan kualitas dan integritas

sektor jasa yang mencatatkan saham.

b. Tanggung jawab dari Divisi Penilaian Perusahaan 2 adalah

tertanggung jawab kepada direktur utama mengenai penilaian

perusahaan 2 (sektor jasa).

18. Divisi Penilaian Perusahaan 3

a. Tugas dari Divisi Penilaian Perusahaan 3 adalah pembuatan dan

penyempurnaan prosedur dan peraturan pencatatan sesuai dengan


65

perkembangan pasar modal untuk meningkatkan kualitas dan

integritas sektor riil dan jasa yang mencatatkan saham.

b. Tanggung jawab dari Divisi Penilaian Perusahaan 3 adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai penilaian

perusahaan 3 (sektor riil dan jasa).

19. Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa dan Partisipan

a. Tugas dari Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota Bursa dan

Partisipan adalah melakukan evaluasi calon anggota bursa partisipan,

pemantauan, pembinaan, pengembangan, penegakan disiplin anggota

bursa serta membantu anggota bursa dan partisipan untuk membentuk

memiliki dan menjaga kredibilitas dan integrasi di pasar modal.

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengaturan dan Pemantauan Anggota

Bursa dan Partisipan adalah bertanggung jawab kepada direktur utama

mengenai aktivitas pengaturan dan pemantauan anggota bursa.

20. Divisi Layanan Data

a. Tugas dari Divisi Layanan Data adalah menyediakan jurnal, hasil riset.

dan data yang dibutuhkan perseroan guna menganalisa peluang yang

akan terjadi serta mengambil langkah konkrit demi tercapainya tujuan

perseroan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Layanan Data adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai aktivitas pelayanan data


66

21. Divisi Operasional Perdagangan

a. Tugas dari Divisi Operasional Perdagangan adalah menyelenggarakan

kegiatan operasional pendukung perdagangan yaitu contohnya

perdagangan surat utang devivative. penyempurnaan, pengembangan

sistem dan sarana perdagangan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Operasional Perdagangan adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai terselenggaranya

kegiatan perdagangan sehingga terciptanya pelaporan yang teratur dan

efisien.

22. Divisi Kepatuhan Anggota

a. Tugas dari Divisi Kepatuhan Anggota adalah memastikan kepatuhan

anggota bursa terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku

dibidang pasar modal.

b. Tanggung jawab dari Direktur Utama adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai pengawasan transaksi dan kepatuhan

atas anggota bursa.

23. Divisi Pengawasan Transaksi

a. Tugas dari Divisi Pengawasan Transaksi adalah melaksanakan

kegiatan pengawasan dan analisa terhadap aktivitas perdagangan di

bursa efek untuk mewujudkan perdagangan efek yang teratur dan

wajar.

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengawasan Transaksi adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai aktivitas

pengawasan transaksi.
67

24. Divisi Pengembangan TI

a. Tugas dari Divisi Pengembangan TI adalah mengembangkan sistem

aplikasi dan infrastruktur teknologi informasi sesuai dengan kebutuhan

bisnis dan perusahaan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Pengembangan TI adalah bertanggung

jawab kepada direktur utama mengenai aktivitas pengembangan TI.

25. Divisi Operasional TI

a. Tugas dari Divisi Operasional TI adalah memastikan berjalannya

kegiatan perencanaan, evaluasi sistem aplikasi dan infrastruktur

teknologi.

b. Tanggung jawab dari Divisi Operasional TI adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai aktivitas operasional TI.

26. Manajemen Risiko

a. Tugas dari Manajemen Risiko adalah memastikan perencanaan

pengukuran, monitoring pengelolaan, dan pengendalian risiko di

dalam organisasi secara sistematis dan terintegrasi.

b. Tanggung jawab dari Manajemen Risiko adalah bertanggung jawab

kepada direktur utama mengenai membangun strategi dan

implementasi penerapan Good Corporate Governance (GCG)


68

27. Divisi Keuangan dan Akuntansi

a. Tugas dari Divisi Keuangan dan Akuntansi adalah melaksanakan

pengelolaan keseluruhan anggaran untuk memperoleh hasil yang

optimal dan melaksanakan keseluruhan fungsi akuntansi dan

perpajakan.

b. Tanggung jawab dari Direktur Utama adalah bertanggung jawab

kepada direktur Utama mengenai aktivitas keuangan dan akuntansi.

28. Divisi Sumber Daya Manusia

a. Tugas dari Divisi Sumber Daya Manusia adalah menunjang

kelancaran kegiatan operasional perusahaan dengan merekrut

karyawan sesuai dengan kebijakan perusahaan, meningkatkan kualitas

SDM di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui pelatihan dan pendidikan,

menyelenggarakan administrasi dan penegakan disiplin karyawan serta

penilaian prestasi kerja karyawan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Sumber Daya Manusia adalah

bertanggung jawab kepada direktur utama mengenai kegiatan

manajemen sumber daya manusia.

29. Divisi Umum

a. Tugas dari Divisi Umum adalah sebagai divisi penunjang kegiatan

diantaranya menyusun pedoman inventarisasi barang perusahaan.

b. Tanggung jawab dari Divisi Umum adalah bertanggung jawab kepada

direktur utama mengenai pengelolaan kebutuhan perusahaan.


69

E. Gambaran Umum Perusahaan Yang Termasuk Dalam Kategori

Perusahaan Basic Industry and Chemical Yang Dijadikan Sampel

Penelitian.

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan basic industry and chemical

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2019. Berdasarkan

kriteria yang ditentukan dalam sampel penelitian diperoleh 12 sampel

perusahaan yang memenuhi kriteria. Berikut ini adalah gambaran secara

singkat mengenai perusahaan basic industry and chemical yang digunakan

sebagai sampel penelitian:

Tabel 1
Gambaran Umum Perusahaan

No Nama Perusahaan Kode Tahun Perusahaan di Bidang


Berdiri
1 PT. Polychem Indonesia ADMG 1990 Sub Sektor Plastik
Tbk
2 PT. Alakasa Industrindo ALKA 1972 Sub Sektor Logam
Tbk
3 PT. Alumindo Light Metal ALMI 1983 Sub Sektor Logam
Industry Tbk
4 PT. Barito Pacific Tbk BRPT 1983 Sub Sektor Kimia
5 PT. Betonjaya Manunggal BTON 1996 Sub Sektor Logam
Tbk
6 PT. Charoen Pokphand CPIN 1972 Sub Sektor Pakan Ternak
Indonesia Tbk
7 PT. Central Proteina Prima CPRO 1980 Sub Sektor Pakan Ternak
Tbk
8 PT. Gunawan Dianjaya GDST 1993 Sub Sektor Logam
Steel Tbk
9 PT. Japfa Comfeed JPFA 1971 Sub Sektor Pakan Ternak
Indonesia Tbk
10 PT. Mulia Industrindo Tbk MLIA 1994 Sub Sektor Keramik
70

11 PT. Chandra Asri TPIA 2008 Sub Sektor Kimia


Petrochemical Tbk
12 PT. Unggul Indah Cahaya UNIC 1985 Sub Sektor Kimia
Tbk
71

BAB V

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata – rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, average, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi)

(Ghozali, 2016:19). Hasil uji statistik deskriptif terhadap seluruh variabel

disajikan dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2
Uji Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Net Profit Margin 108 -0,400 5,973 0,0852 0,5860
Debt Equity Ratio 108 0,1510 786,968 10,3325 75,8043
Price Book Value 108 -12750,0000 154000,000 2762,5031 15234,1216
Good Coorporate 108 -0,58 11,56 0,3471 1,31611
Governance
Return Saham 108 39,2 100,00 80,1126 15,2829
Valid N (listwise) 108
Sumber: lampiran 3 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan hasil uji statistik deskriptif pada tabel 2, dapat dijelaskan

beberapa hal berikut:

1. Net Profit Margin (X₁) memiliki nilai minimal -0,400 dan nilai maksimal

5,973 sehingga diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0852 dan standar

deviasi sebesar 0,5860. Dapat disimpulkan nilai rata-rata (mean) lebih

kecil dari pada nilai standar deviasi, sehingga penyimpangan data yang

terjadi
72

tinggi, maka penyebaran nilai tidak merata Pada Perusahaan Basic

Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2019.

2. Debt to Equity Ratio (X₂) memiliki nilai minimal 0,1510 dan nilai

maksimal 786,968 sehingga diperoleh rata-rata (mean) sebesar 10,3325

dan standar deviasi sebesar 75,8043. Dapat disimpulkan nilai rata-rata

(mean) lebih kecil dari pada nilai standar deviasi, sehingga penyimpangan

data yang terjadi tinggi, maka penyebaran nilai tidak merata Pada

Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2011-2019.

3. Price Book Value (X₃) memiliki nilai minimal -12750,0000 dan nilai

maksimal 154000,0000 sehingga diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar

2762,5031dan standar deviasi sebesar 15234,1216. Dapat disimpulkan

nilai rata-rata (mean) lebih kecil dari pada nilai standar deviasi, sehingga

penyimpangan data yang terjadi tinggi, maka penyebaran nilai tidak

merata Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di

Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

4. Good Corporate Governance (X4) memiliki nilai minimal 39,12 dan nilai

maksimal 100,00 sehingga diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar

80,1126 dan standar deviasi sebesar 15,2829. Dapat disimpulkan nilai

rata-rata (mean) lebih kecil dari pada nilai standar deviasi, sehingga

penyimpangan data yang terjadi tinggi, maka penyebaran nilai tidak

merata Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar

Di Bursa Efek
73

Indonesia Tahun 2011-2019.

5. Return Saham (Y) memiliki nilai minimal -0,58 dan nilai maksimal 11,56

sehingga diperoleh nilai rata-rata (mean) sebesar 0,3471 dan standar

deviasi sebesar 1,31611. Dapat disimpulkan nilai rata-rata (mean) lebih

besar dari pada nilai standar deviasi, sehingga penyimpangan data yang

terjadi rendah, maka penyebaran nilai merata Pada Perusahaan Basic

Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2019.

B. Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik Tahap Pertama

Uji asumsi klasik dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

kepastian bahwa persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan

dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Pengujian asumsi klasik

meliputi: uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

Hasil uji asumsi klasik pada tahap pertama menunjukkan data sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji

apakah variabel pengganggu atau residual nemiliki distribusi normal.

Model regresi yang ideal adalah memiliki nilai residual yang

berdistribusi normal schingga uji normalitas tidak dilakukan pada


74

masing-masing variabel telapi pada nilai residualnya. Dalam penelitian

ini uji normalitas dilakukan dengan Uji Kolmogorov-Smirnov.

Apabila nilai signifikansi > 0,05 berarti data residual berdistribusi

normal sedangkan bila nilai signifikansi < 0,05 berarti data

berdistribusi tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2021: 160). Berikut

disajikan hasil uji normalitas pada Tabel 3

Tabel 3
Uji Normalitas

Unstandardized
Residual
N 0,108
a,b
Normal Parameters Mean 0,0000000
Std. Deviation 1,27227573
Most Extreme Differences Absolute 0,233
Positive 0,233
Negative 0,225
Test Statistic 0,233
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000
Sumber : Lampiran 4 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa persamaan

regresi memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 ≤ 0,05.

Hasil ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi tidak

berristribusi normal karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 5 persen

(0,05). Untuk itu dilakukan analisis lebih lanjut


75

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear ada kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2021: 111). Model regresi yang

baik adalah bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi disajikan

dalam Tabel 4 berikut.

Tabel 4
Uji Autokorelasi

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 0,256a 0,066 0,000 1,31605 2,072

Sumber : Lampiran 5 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson

(DW) dari pengujian adalah sebesar 2,072. Nilai dl dan du untuk k

(jumlah variabel bebas) = 7, n = 108 adalah dl = 1,551 dengan (4 -dl =

2,449) dan du 1,826 (4-du = 2,274). Nilai DW sebesar 2,072 berada

pada kriteria pengujian du < d < 4 – du yakni 1,826 < 2,072< 2,274

yang berarti tidak ditemukan gejala autokorelasi baik positif maupun

negatif.
76

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang seharusnya tidak ada korelasi diantara variabel

independen (Gozhali, 2021: 105). Ada tidaknya multikolinearitas

dalam regresi model dapat dilihat dari nilai toleransi dan variabel

inflasi (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai

VIF > 10. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam Tabel 5

Tabel 5
Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
Net Profit Margin 0,004 264,845

Debt To Equity 0,001 1835,950


Ration
Price Book Value 0,003 351,459

Good Corporate 0,670 1,491


Governance
NPM< >GCG 0,004 263,714

DER< >GCG 0,001 1897,263

PBV< >GCG 0,002 466,599

Sumber : lampiran 6 (data diolah tahun 2021)


77

Berdasarkan Tabel 5 untuk menunjukkan tidak adanya

multikolinearitas adalah nilai tolerance lebih besar dari 0,10 atau sama

dengan nilai VIF < 0,10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas, artinya tidak

terdapat korelasi antara variabel independen dalam model.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas kedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini

dipergunakan grafik scatterplot, yaitu dengan melihat grafik plot

antara Standardized Predicted Value (ZPRED) dengan Standardized

Residual (SRESID). Untuk melihat ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas dapat dilihat dari tidak adanya pola yang jelas

seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu

Y. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 5.


78

Gambar 5
Uji Heteroskedastisitas (Uji Scaterrplot)

Sumber: lampiran 7 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Gambar 5 dapat dijelaskan bahwa tidak terdapat

pola tertentu karena titik menyebar beraturan diatas dan dibawah

sumbu nol pada sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan terdapat gejala

heterokedastisitas.

2. Uji Asumsi Klasik Tahap Kedua

Sehubungan dengan beberapa hasil uji asumsi klasik yang belum

memenuhi persyaratan, maka dilakukan beberapa perlakukan, diantaranya

melalui screening data. Berdasarkan hasil screening data, terdapat 62 data

amatan dikeluarkan dari model, sehingga jumlah amatan yang diproses

lebih lanjut mejadi 46 data amatan. Hasil uji asumsi klasik pada tahap

kedua menunjukkan data sebagai berikut:


79

a. Uji Normalitas

Tabel 6
Uji Normalitas Tahap 2

Unstandardized
Residual
0,46
N
Normal Parametersa,b Mean 0,0000000

Std. Deviation 1,25817440

Most Extreme Differences Absolute 0,087

Positive 0,080

Negative -0,087

Test Statistic 0,087

Asymp. Sig. (2-tailed) 0, 200𝑐,𝑑

Sumber: Lampiran 8 (Data diolah Tahun 2021)

Berdasarkan hasil dari Tabel 6 dapat dilihat bahwa persamaan

regresi memiliki nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 ≥ 0,05. Hasil

ini menunjukkan bahwa model persamaan regresi berdistribusi normal

karena nilai Asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 5 persen (0,05).

b. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalan model regresi

linear ada kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

penganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2021: 111). Model regresi yang
80

baik adalah bebas dari autokorelasi. Hasil uji autokorelasi disajikan

dalam Tabel 7 berikut.

Tabel 7
Uji Autokorelasi Tahap 2

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,201 ,041 -,053 1,31812068 2,173
Sumber : Lampiran 9 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson

(DW) dari pengujian adalah sebesar 2,173. Nilai dl dan du untuk k

(jumlah variabel bebas) = 7, n = 46 adalah dl = 1,201 (4-dl = 2,799)

dan du =1,890 (4-du=2,110). Nilai DW sebesar 2,173 berada pada

kriteria pengujian du < d < 4 – du yakni 1,890 < 2,173 < 2,110) dapat

disimpulkan bahwa terdapat gejala autokolerasi pada model penelitian.

Adapun salah satu pengujian terhadap gejala autokorelasi dilakukan

dengan uji run test (Imam Ghozali, 2018: 110). Untuk mendeteksi

terdapat atau tidaknya autokorelasi adalah dengan melakukan uji run

test. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 8 berikut:


81

Tabel 8
Runt Test

Unstandardized
Residual
0,04665
Test Valuea
Cases < Test Value 0,24

Cases >= Test Value 0,25

Total Cases 0,49

Number of Runs 0,24

Z -0,286

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,775

Sumber: Lampiran 9 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan tabel 8 hasil yang didapat dari uji autokorelasi

dengan menggunakan uji runs test didapatkan hasil Asymp.Sig. (2-

tailed) 775, lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

residual yang dianalisis terbebas dari autokorelasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya keterikatan antar variabel bebas

(independen). Model regresi yang seharusnya tidak ada keterikatan

diantara variabel independen (Gozhali, 2021: 105). Ada tidaknya

multikolinearitas dalam regresi model dapat dilihat dari nilai toleransi

dan variabel inflasi (VIF). Nilai yang umum dipakai

untukmenunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance <

0,10 atau sama


82

dengan nilai VIF > 10. Hasil uji multikolinearitas disajikan dalam tabel

Tabel 9
Hasil Uji Multikolinearitas Tahap 2

Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 (Constant)
LnPBV 0,882 1,134

LnGCG 0,903 1,108

LnNPM< > GCG 0,725 1,380

LnDER < > GCG 0,776 1,289

Sumber : lampiran 10 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk

ketiga variabel independen lebih besar dari 0,10 dan nilai VIF lebih

kecil dari 10. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model

regresi bebas dari multikolinearitas, artinya tidak terdapat korelasi

diantara variabel independen dalam model

Tabel 10
Exluded Variabel

Collinearity Statistics
Model T Sig. Tolerance VIF Minimum Tolerance
1 LnNPM . . 0,000 . 0,000
LnDER . . 0,000 . 0,000
LnPBV<>GCG . . 0,000 . 0,000
Sumber : lampiran 10 (data diolah tahun 2021)
83

Berdasarkan tabel 10 menunjukkan terdapat 3 Variabel bebas

yang dikeluarkan dari model (Excluded Variabel) yakni LnNPM,

LnDER dan LnPBV<>GCG karena tidak memiliki nilai t.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas kedastisitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Dalam penelitian ini

dipergunakan grafik scatterplot, yaitu dengan melihat grafik plot

antara Standardized Predicted Value (ZPRED) dengan Standardized

Residual (SRESID). Untuk melihat ada tidaknya gejala

heteroskedastisitas dapat dilihat dari tidak adanya pola yang jelas

seperti titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu

Y. untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada Gambar 6


84

Gambar 6
Scaterrplot

Sumber: lampiran 11 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan Gambar 6 dapat dijelaskan bahwa bahwa tidak

ada pola tertentu karena titik menyebar tidak beraturan diatas dan

dibawah sumbu nol pada sumbu Y, sehingga dapat dinyatakan tidak

terdapat gejala heterokedastisitas

3. Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji kelayakan model menggunakan uji F dilakukan untuk mengetahui

apakah semua variabel independen memiliki pengaruh terhadap variabel

dependen. Uji kelayakan model merupakan tahapan awal untuk

mengidentifikasi model regresi yang diestimasi layak atau tidak. Hasil Uji

F diketahui dengan melihat nilai signfikansi F yang dibandingkan dengan

nilai signifikansi 0,05. Signifikansi > 0,05 menunjukkan bahwa model

regresi yang dirumuskan layak untuk digunakan dalam penelitian. Hasil

uji kelayakan model disajikan dalam Tabel 11 berikut.


85

Tabel 11
Hasil Uji
F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


1 Regression 3,014 4 0,753 0,434 0,783b
Residual 71,235 41 1,737
Total 74,249 45
Sumber : lampiran 12 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 11 menunjukkan nilai

signifikansi F sebesar 0,783, sehingga menandakan bahwa nilai

signifikansi lebih besar dari α = 0,05 (783 > 0,05). Hasil ini menunjukkan

bahwa model persamaan yang digunakan dalam penelitian belum layak

untuk memprediksi variabel dependen Berdasarkan hasil uji asumsi klasik

yang diperoleh pada analisis sebelumnya, dan belum sepenuhnya

memenuhi hasil estimasi yang BLUE ( Best Linear Unbiased Estimates),

yakni pada uji goodness of fit, dimana secreening data dan transformasi

data sudah tidak memungkinkan lagi, maka analisis berikutnya dapat

dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang berbeda yakni

pendekatan PLS (Partial Least Squares). Berikut Hasil Uji Screening

Data pada tabel berikut


86

Tabel 12
nilai Z

No ZlnNPM ZlnDER ZlnPBV ZlnRS ZlnMod1 ZlnMod2 ZlnMod3 ZlnGCG


1 0,40775 -0,04225 0,57333 0,61915 0,44252 -0,01837 0,57311 0,1214
2 -0,7396 -1,82084 -0,76666 0,96736 -0,70575 -1,78779 -0,72633 0,4513
3 -1,51786 0,95179 0,41968 -0,76632 -1,4465 1,17942 0,47501 0,93932
4 -0,88384 1,01239 0,63285 0,10088 -0,78566 1,24206 0,68515 0,93932
5 -1,0698 1,59636 0,62719 1,04046 -0,96378 1,86827 0,68668 1,04817
6 -0,80771 0,80908 0,46027 0,21611 -0,77709 0,92973 0,48302 0,44884
7 -1,3319 0,70131 0,49845 -0,49041 -1,32346 0,81834 0,52066 0,44884
8 -2,22802 1,85522 0,63551 -0,51988 -2,31754 1,9242 0,62863 0,03272
9 0,59645 0,40464 1,24561 1,36941 0,71856 0,5581 1,27173 0,67133
10 0,38546 0,40464 1,78083 -0,53813 0,48573 0,53943 1,79351 0,58177
11 0,89306 -1,20979 0,37387 -0,11875 1,03888 -1,09431 0,41741 0,74862
12 1,05264 -1,23287 0,32351 -1,31663 1,20737 -1,11503 0,36874 0,76366
13 1,28441 -1,28785 0,49042 1,12991 1,44895 -1,17186 0,53328 0,76366
14 0,58821 -1,62968 0,49363 -0,99818 0,7233 -1,52514 0,53645 0,76366
15 -0,67799 -1,34249 0,50246 1,21357 -0,61109 -1,24945 0,53853 0,66226
16 2,23724 -0,67514 1,39057 0,10088 2,10632 -1,02342 1,26887 -1,56275
17 0,74232 -0,57044 1,47859 0,68438 0,54818 -0,91522 1,35565 -1,56275
18 0,4293 -0,07484 1,41811 -0,94368 0,22194 -0,40298 1,29604 -1,56258
19 0,31356 -0,58374 1,30263 -0,48465 0,49217 -0,36454 1,35889 1,14569
20 0,43981 -0,92044 1,49211 1,34777 0,5919 -0,75853 1,53128 0,92493
21 0,17248 1,75212 0,48577 -1,95257 -0,13566 1,35536 0,33628 -2,18556
22 0,27437 -1,14073 1,07488 0,45748 0,45535 -0,93438 1,13619 1,17356
23 -0,88384 -0,65144 0,96745 1,08795 -0,75183 -0,42867 1,0303 1,17375
24 -0,5221 -0,12287 0,93729 -0,11875 -0,37511 0,11714 1,00042 1,17146
25 0,18806 0,24188 -0,99297 1,2154 0,00348 -0,02801 -1,06591 -1,33399
26 0,41862 0,29208 -0,99734 0,1114 0,24379 0,02387 -1,07022 -1,33399
27 -0,00825 0,62749 -0,89455 0,56087 -0,20112 0,37052 -0,96889 -1,33399
28 -0,5221 0,71151 -0,85495 -0,44552 -0,74396 0,44689 -0,93312 -1,38421
29 -0,00825 0,27205 -1,00789 1,30473 -0,14711 0,08116 -1,0562 -0,95975
30 0,30076 0,18738 -0,9334 0,70134 0,23258 0,07684 -0,95673 -0,56058
31 0,60458 1,33171 -1,44613 -1,77565 0,53356 1,23685 -1,46927 -0,66927
32 -0,43578 1,51673 -1,42222 0,89206 -0,51617 1,4781 -1,43004 -0,42924
33 -1,0698 0,5907 -1,49008 -0,98696 -1,09998 0,63226 -1,46212 0,10443
34 0,6588 0,23979 -1,55537 -1,46859 0,70174 0,26959 -1,52648 0,10443
35 0,38546 0,1859 -1,36766 1,10008 0,30543 0,05304 -1,39179 -0,66746
36 -1,3319 -0,03008 -0,91277 0,34923 -1,24965 0,16902 -0,83716 0,96022
37 -1,3319 0,15356 -0,97215 -0,3249 -1,24965 0,35881 -0,8957 0,96022
87

38 -0,3247 0,05268 -0,96457 -1,53449 -0,19675 0,25903 -0,88683 0,98172


39 1,03211 -0,17782 -1,00433 -0,47326 1,21746 0,02081 -0,92602 0,98177
40 0,53647 -0,25963 0,03644 0,20002 0,63486 -0,15903 0,07014 0,5245
41 -0,57 -0,07973 0,05459 -1,21982 -0,48549 0,07444 0,10292 0,75262
42 -1,3319 -0,82055 -0,87992 -2,08271 -1,40041 -0,86562 -0,87293 -0,08437
43 -0,2012 -0,77226 -0,88272 -0,91276 -0,19768 -0,78077 -0,86476 0,08333
44 0,10612 -0,876 -0,6664 0,66325 0,03254 -1,01808 -0,69224 -0,54095
45 0,2877 -0,85566 -0,55613 0,52089 0,10551 -1,16496 -0,6361 -1,34666
46 0,0702 -1,35761 -0,52665 -0,31109 -0,12118 -1,68373 -0,60703 -1,34666
Sumber : lampiran 13 (terdapat 62 data amatan dari 108 data didalam dikeluarkan)

Berdasarkan hasil uji nilai Z pada tabel 12, ditemukan semua data

pengamatan berada pada pengamatan dari -3 sd +3, serta tidak ada

satupun hipotesis yang diterima, hal ini berarti model ini tidak bisa

dibuktikan dan didukung secara statistik ketika menggunakkan

pendekatan OLS, sehingga analisis selanjutnya dapat menggunakan

pendekatan selain OLS yakni pendekatan PLS.

Adapun langkah-langkah analisis regresi linier berganda dan

analisis jalur yang menggunakan pendekatan PLS adalah dengan

membuat satu indikator berbentuk formatif untuk variabel laten

(Ghozali,2021) Untuk menganalisis model penelitian dalam penelitian ini

menggunakan metode PLS (Partial Least Square) dengan alat bantu

program Smart PLS

3.3.2. Berdasarkan tahap-tahap pemodelan yang telah diuraikan

sebelumnya maka model persamaan struktural penelitian ini dapat

digambarkan, seperti Gambar 7 berikut ini.


88

Gambar 7
Model Struktural

Sumber: lampiran 14 (data diolah tahun 2021)

4. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali,

2018:178). Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen. Dengan nilai P Values < 0,05, apabila P Values < nilai ɑ (0,05),

maka h₀ ditolak, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara satu

variabel independen terhadap variabel dependen. Sedangkan apabila nilai

P Values > nilai ɑ (0,05) maka H₀ diterima, artinya tidak ada pengaruh

yang
89

signifikan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.

Seperti yang terlihat pada tabel 13 berikut:

Tabel 13
PATH Analysis

Original
T Statistics
Sample P Values
(|O/STDEV|)
(O)
Net Profit Margin -> Return Saham 1,123 1,213 0,226
Debt Equity Ratio -> Return Saham 0,099 0,208 0,835
Price Book Value -> Return Saham -0,045 0,104 0,917
NPM<>GCG -> Return Saham 0,576 0,987 0,324
DER<>GCG -> Return Saham 0,120 0,134 0,894
PBV<>GCG -> Return Saham 0,082 0,288 0,774
Good Corporate Governance -> Return Saham 0,090 0,531 0,595
Sumber : lampiran 15 (data diolah tahun 2021)

Berdasarkan tabel 13, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Pengaruh Net Profit Margin (X₁) terhadap Return Saham

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

path analisis pada variabel Net Profit Margin memiliki nilai koefisien

(beta) 1,123, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar

0,226 lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 atau (0,226 > 0,05), sehingga

ha ditolak, atau Net Profit Margin tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap return saham. Jadi dapat disimpulkan bahwa

hipoteis yang menyatakan bahwa Net Profit Margin berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic

Industry and Chemical Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2019 tidak terdukung.


90

b. Pengaruh Debt to Equity Ratio (X₂) terhadap Return Saham

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

Path

Analisis pada variabel Debt to Equity Ratio memiliki nilai koefisien

(beta) 0,099, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar

0,835 lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,835 > 0,05), sehingga h₀

diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varibel Debt to

Equity Ratio berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

c. Pengaruh Price Book Value (X₃) terhadap Return Saham

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

Path Analisis pada variabel Price Book Value memiliki nilai koefisien

(beta)

-0,082, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,917

lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,917 > 0,05), sehingga h₀

diterima, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varibel Price

Book Value berpengaruh negatif tapi tidak signifikan terhadap Return

Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar

Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

d. Pengaruh Net Profit Margin (X1) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

Path Analisis pada variabel Net Profit Margin yang dimoderasi oleh
91

Good
92

Corporate Governance memiliki nilai koefisien (beta) 0,576, dan nilai

probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,324 lebih besar dari nilai

alpha (ɑ) 0,05 (0,324 > 0,05), sehingga h₀ diterima, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa varibel Good Corporate Governance tidak

mampu memoderasi Net Profit Margin terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

e. Pengaruh Debt to Equity Ratio (X2) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

Path Analisis pada variabel Debt to Equity Ratio yang dimoderasi oleh

Good Corporate Governance memiliki nilai koefisien (beta) 0,120,

dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,894 lebih besar

dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,894 > 0,05), sehingga h₀ diterima, dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa varibel Good Corporate

Governance tidak mampu memoderasi Debt to Equity Ratio terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

f. Pengaruh Price Book Value (X3) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan data pada tabel 13 dapat dilihat bahwa hasil uji

Path Analisis pada variabel Price Book Value yang dimoderasi oleh

Good
93

Corporate Governance memiliki nilai koefisien (beta) 0,082, dan nilai

probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,772 lebih besar dari nilai

alpha (ɑ) 0,05 (0,772 > 0,05), sehingga h₀ diterima, dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa varibel Good Corporate Governance tidak

mampu memoderasi Price Book Value terhadap Return Saham Pada

Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

5. Inner Model

Pengujian inner model dilakukan dengan melihat nilai Evaluasi Model

Struktural melalui Q-Square Predictive Relevance (Q2) Q-Square

Predictive Relevance (Q2) adalah merupakan pengukur seberapa baik

observasi yang dilakukan memberikan hasil terhadap model penelitian.

Nilai Q-Square Predictive Relevance (Q2) berkisar antara 0 (nol) sampai

dengan 1 (satu). Semakin mendekati 0 nilai Q-Square Predictive

Relevance (Q2), memberikan petunjuk bahwa model penelitian semakin

tidak baik, sedangkan sebaliknya semakin menjauh dari 0 (nol) dan

semakin mendekat ke nilai 1 (satu), ini berarti model penelitian semakin

baik.
94

Tabel 14
R Square

R Square R Square Adjusted


Return Saham 0,066 0,000
Sumber : lampiran 16 (data diolah tahun 2021)

Hasil perhitungan Q2 sebesar 0,066, maka kesimpulannya adalah

bahwa 6,6 % variabel Return Saham pada Perusahaan Basic Industry

And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019

dipengaruhi oleh Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio, Price Book

Value dan Good Corporate Governance, sedangkan sisanya 93,4 %

dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian atau diluar model penelitian.

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan maka dapat dibuat pembahasan

sebagai berikut

1. Pengaruh Net Profit Margin (X₁) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel NPM memiliki nilai original sample 1,123, dan nilai probabilitas

signifikansi (P Values) sebesar 0,226 lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05

(0,226 > 0,05), sehingga h₀ diterima. Secara parsial NPM berpengaruh

positif namun tidak signifikan terhadap return saham Pada Perusahaan

Basic Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia


95

Tahun 2011-2019. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pada

NPM tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada return saham.

Sehingga hipotesis pertama dalam penelitian ini ditolak.

NPM bernilai positif namun tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap return saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik

deskriptif nilai rata-rata (mean) NPM cenderung mendekati nilai

minimum, dan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga

secara statistik sebaran data tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn

saham mendekati nilai maksimum, sehingga secara statistik nilai NPM

tidak mampu mempengaruhi nilai retur saham, yang secara rata-rata nilai

retur saham lebih besar.

Nilai NPM, dapat memberikan informasi kepada investor mengenai

profitabilitas pada perusahaan, Jika nilai saham perusahaan tinggi maka

nilai perusahaan juga meningkat karena nilai perusahaan tercermin dari

nilai sahamnya. Pernyataan tersebut didukung dengan signaling theory,

yang dimana signaling theory menjelaskan bahwa perusahaan melaporkan

secara sukarela ke pasar modal agar para investor mau menginvestasikan

dananya, kemudian manajer akan memberikan sinyal dengan menyajikan

laporan keuangan dengan baik supaya nilai saham meningkat. Sehingga

peningkatan harga saham yang pada akhirnya akan mendorong

peningkatan return saham yang akan diterima investor.

Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh

Kusmayadi (2018) yang menyatakan NPM berpengaruh terhadap return


96

saham, sedangkan hasil penelitian yang menyatakan berpengaruh positif

signifikan terhadap return saham adalah Riza dan Sudibyo (2020), dan

Sukmawardani (2018).

2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (X₂) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel DER memiliki nilai original sample 0,099, dan nilai probabilitas

signifikansi (P Values) sebesar 0,835 lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05

(0,835 > 0,05), sehingga h₀ diterima, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa varibel Debt to Equity Ratio berpengaruh positif namun tidak

signifikan terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And

Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019. Nilai

positif menunjukkan bahwa semakin tinggi DER pada perusahaan basic

industry and chemical maka semakin besar pula beban perusahaan terhadap

pihak luar, baik berupa pokok maupun bunga pinjaman. Sehingga hipotesis

kedua dalam penelitian ini ditolak.

DER bernilai positif namun tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap return saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik

deskriptif nilai rata-rata (mean) DER cenderung mendekati nilai

minimum, dan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga

secara statistik sebaran data tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn

saham mendekati nilai maksimum, sehingga secara statistik nilai DER

tidak mampu mempengaruhi nilai retur saham, yang secara rata-rata nilai

retur saham lebih besar.


97

Nilai DER dapat memberikan gambaran mengenai struktur modal

yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak

terbayarkan suatu hutang, yang dimana tingginya hutang akan

mempengaruhi minat investor terhadap saham perusahaan tertentu, karena

investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung utang

yang terlalu banyak. Pernyataan tersebut didukung oleh Agency Theory

dimana dengan menambah hutang dapat mengurangi masalah agency

karena dua alasan. Pertama, dengan meningkatnya hutang maka akan

semakin kecil porsi saham yang harus dijual perusahaannya. Semakin

kecil nilai saham yang beredar maka semakin kecil masalah agency yang

timbul antara manajer dan pemegang saham. Kedua, dengan semakin

besar hutang perusahaan maka semakin kecil dana “menganggur” yang

dapat dipakai manajer untuk pengeluaran-pengeluaran yang kurang perlu.

Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh Larasati

dkk (2020) dan Kalbuana dkk (2017) yang menyatakan DER berpengaruh

terhadap return saham, sedangkan hasil penelitian yang menyatakan

berpengaruh positif signifikan terhadap return saham adalah Idawati dkk

(2019), dan Yoni dkk (2020).

3. Pengaruh Price Book Value (X₃) terhadap Return Saham

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel PBV memiliki nilai original sample -0,082, dan nilai probabilitas

signifikansi (P Values) sebesar 0,917 lebih besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05
98

(0,917 > 0,05), sehingga h₀ diterima, dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa varibel PBV berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019. Hal ini menunjukan

bahwa meskipun PBV memiliki nilai negatif, namun tidak memberikan

dapak yang signifikan terhadap return saham. Maksudnya adanya

penurunan pada PBV namun belum tentu berpengaruh besar terhadap

return saham. Sehingga hipotesis ketiga dari penelitian ini ditolak.

PBV bernilai negatif namun tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap return saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik

deskriptif nilai rata-rata (mean) PBV cenderung mendekati nilai minimum,

dan nilai standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga secara

statistik sebaran data tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn saham

mendekati nilai maksimum, sehingga secara statistik nilai PBV tidak

mampu mempengaruhi nilai retur saham, yang secara rata-rata nilai retur

saham lebih besar.

Nilai PBV dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga

suatu saham, maksudnya adalah jika suatu saham yang berkinerja baik

ternyata PBV masih rendah dibandingkan rata-rata PBV saham di

sektornya, maka harga saham tersebut masih memiliki potensi untuk naik,

demikian pula sebaliknya. Pernyataan tersebut didukung oleh Stakeholder

Theory, yang dimana perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi

untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

stakeholder nya. Sehingga tinggi rendahnya nilai PBV juga dapat

mempengaruhi kepercayaan investor dalam pengambilan keputusan.


99

Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian sebelumnya oleh

Boentoro dan Widyarti (2018), Larasati (2020) mendapatkan hasil bahwa

PBV memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.

Begitupula Pratama dan Idawati (2019) yang menyatakan PBV

berpengaruh positif terhadap return saham.

4. Pengaruh Net Profit Margin (X1) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel NPM yang dimoderasi oleh GCG memiliki nilai original sample

0,576, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,324 lebih

besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,324 > 0,05), sehingga h₀ diterima,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varibel GCG tidak dapat

memoderasi NPM terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic

Industry And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun

2011-2019. Sehingga hipotesis keempat dalam penelitian ini ditolak.

Nilai rata-rata (mean) pada GCG lebih kecil dari pada nilai rata-

rata (mean) retur saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik deskriptif

nilai rata-rata GCG cenderung mendekati nilai minimum, dan nilai standar

deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga secara statistik sebaran data

tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn saham mendekati nilai

maksimum, sehingga secara statistik nilai GCG tidak mampu memperkuat

maupun memperlemah NPM terhadap nilai retur saham.

Dari hasil penelitian yang dilakukan GCG tidak mempunyai

pengaruh memperkuat maupun memperlemah NPM terhadap retur saham,

yang dimana tujuan dari GCG itu sendiri adalah untuk menciptakan nilai
100

tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pernyataan

tersebut didukung oleh stakeholder theory, yang dimana harapan para

pemangku kepentingan bahwa perusahaannya mampu menerapkan prinsip

GCG sebijaksana mungkin, agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan

untuk menciptakan kepercayaan para pemangku kepentingan perusahaan

dan meningkatkan citra perusahaan yang baik, sehingga GCG menjadi alat

untuk mengatur dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan melindungi

hak kepentingan stakeholder.

Hasil penelitian ini menolak hasil penelitian oleh Kusmayadi

(2018), Sukmawardani (2018) dan Larasati (2020) yang menyatakan GCG

mampu memoderasi pengaruh NPM terhadap return saham. Tindakan ini

berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan yang ditunjukkan melalui

kenaikan harga saham di pasar modal.

5. Pengaruh Debt to Equity Ratio (X2) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel DER yang dimoderasi oleh GCG memiliki nilai original sample

0,120, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,894 lebih

besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,894 > 0,05), sehingga h₀ diterima,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varibel GCG tidak dapat

memoderasi DER terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry

And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

Sehingga hipotesis kelima dalam penelitian ini ditolak.

Nilai rata-rata (mean) pada GCG lebih kecil dari pada nilai rata-rata

(mean) retur saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik deskriptif nilai
101

rata-rata (mean) GCG cenderung mendekati nilai minimum, dan nilai

standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga secara statistik

sebaran data tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn saham

mendekati nilai maksimum, sehingga secara statistik nilai GCG tidak

mampu memperkuat maupun memperlemah DER terhadap nilai retur

saham.

Dari hasil penelitian yang dilakukan GCG tidak mempunyai

pengaruh memperkuat maupun memperlemah DER terhadap retur saham.

GCG yang diproksikan dengan kepemilikan institusional yang diharapkan

dapat menjalankan peran pengawasan (monitoring) terhadap perilaku

manajer dalam menggunakan hutang untuk meningkatkan nilai perusahaan

tidak terbukti dalam penelitian ini. Pernyataan tersebut didukung dengan

agency theory, yang dimana hal ini diduga untuk mengurangi masalah

keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan - kepentingan

manajer dengan pemegang saham. Masalah keagenan dapat diminimalisasi

dengan cara memperbesar kepemilikan manajerial sehingga manajemen

akan cenderung untuk berusaha meningkatkan kinerjanya untuk

kepentingan pemegang saham. Dengan kata lain dapat diperoleh bahwa

perusahaan yang menerapkan GCG yang lebih baik lebih mampu

mengontrol pemanfaatan hutang secara efektif demi meningkatkan laba

yang diperoleh perusahaan.

Hasil penelitian ini menolak Sukmawardini (2018), Laura (2018),

dan Situmeang (2018) bahwa kepemilikan institusional memiliki peran

penting dalam pengawasan manajemen yang lebih optimal dan mampu

menekan perilaku oportunistik yang dilakukan oleh manajer. Dengan


102

tingkat kepemilikan yang tinggi akan mengurangi biaya keagenan dalam

perusahaan dan penggunaan hutang oleh manajemen.

6. Pengaruh Price Book Value (X3) terhadap Return Saham dengan

dimoderasi oleh Good Corporate Governance (X4)

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat dilihat pada

variabel PBV yang dimoderasi oleh GCG memiliki nilai original sample

0,082, dan nilai probabilitas signifikansi (P Values) sebesar 0,772 lebih

besar dari nilai alpha (ɑ) 0,05 (0,772 > 0,05), sehingga h₀ diterima,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varibel GCG tidak dapat

memoderasi PBV terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry

And Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

Sehingga hipotesis Keenam dalam penelitian ini ditolak.

Nilai rata-rata (mean) pada GCG lebih kecil dari pada nilai rata-rata

(mean) retur saham, ini dikarenakan dari hasil uji statistik deskriptif nilai

rata-rata (mean) GCG cenderung mendekati nilai minimum, dan nilai

standar deviasi lebih besar dari nilai rata-rata sehingga secara statistik

sebaran data tidak merata. Sedangkan nilai rata-rata ruturn saham

mendekati nilai maksimum, sehingga secara statistik nilai GCG tidak

mampu memperkuat maupun memperlemah PBV terhadap nilai retur

saham.

Dari hasil penelitian yang dilakukan GCG tidak mempunyai

pengaruh memperkuat maupun memperlemah PBV terhadap retur saham,

sehingga hubungan GCG dengan PBV terbukti belum mampu

meningkatkan keyakinan investor, yang dimana hubungan GCG dengan

PBV dapat memberikan gambaran mengenai nilai buku, sehingga dapat


103

mempengaruhi kepercayaan investor dalam pengambilan keputusan untuk

menanamkam modalnya. Secara teoritis yang di dukung oleh agency

theory praktik GCG berjalan efektif dan efesien maka seluruh proses

aktivitas perusahaan akan berjalan dengan baik yang selanjutnya dapat

meningkatkan nilai perusahaan mereka, mengurangi resiko yang mungkin

dilakukan dewan dengan keputusan yang menguntungkan diri sendiri.

GCG juga dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya yang juga akan berdampak pada nilai perusahaan.

Hasil penelitian ini menolak hasil penelitaian Larasati (2020),

Kusmayadi (2018), dan Yoni dkk (2020) bahwa kepemilikan suatu

perusahaan dapat terdiri atas kepemilikan institusional, kepemilikan

individu atau campuran keduanya dengan posisi tertentu. Sehingga kinerja

perusahaan yang baik akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan

yang tercermin dari harga saham yang tinggi.


104

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka didapat kesimpulan

hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Net Profit Margin berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

2. Debt to Equity Ratio berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

3. Price Book Value berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap

Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

4. Good Corporate Governance tidak dapat memoderasi Net Profit Margin

terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical

Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

5. Good Corporate Governance tidak dapat memoderasi Debt to Equity

Ratio terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And

Chemical Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.

6. Good Corporate Governance tidak dapat memoderasi Price Book Value

terhadap Return Saham Pada Perusahaan Basic Industry And Chemical Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2019.


105

B. Saran

1. Bagi peneliti selanjutnya

a. Peneliti selanjutnya disarankan mampu memperluas objek penelitian

atau melakukan penelitian pada objek penelitian yang berbeda.

b. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meggunakan variabel lain

sebagai acuan, seperti menggunakan variabel ROA, ROE, dan TATO.

2. Bagi universitas, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai materi ajar

serta contoh dalam menelaah studi kasus pada mata kuliah tertentu. Selain

itu, hasil ini dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk meneliti variabel

serta fenomena terkait.


106

DAFTAR PUSTAKA

Afi Virna dkk (2019) Struktur Modal, Profitabilitas, dan Nilai Perusahaan: Efek
Moderasi Good Corporate Governance
Ardina dkk (2018) The Effect of Profitability, Liquidity, Leverage and Firm
Growth of Firm Value with its Dividend Policy as a Moderating Variabel
Afni Laura dkk (2019) Pengaruh Rasio Profitabilitas (ROA), Rasio Likuiditas
(CR), Dan Rasio Aktivitas (TATO), Terhadap Struktur Modal (DER) Pada
Perusahaan Basic Industry And Chemical Di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2018
Analisis Perkembangan Industri Edisi I 2019, tersedia di https://kemenperin.go.id
di akses pada tanggal 9 Mei 2021

Berita Kinerja Industri Manufaktur, tersedia di nasional.kontan.co.id di akses


pada tanggal 9 Mei 2021

Berita Ekspor November 2019 Mencapai US$ 14,01 Miliar. Impor November
2019 Mencapai US$ 15,34 Miliar, naik 3,94 persen dibanding Oktober
2019, tersedia di https://www.bps.go.id/ di akses pada tanggal 9 Mei 2021

Bihar, Ilham (2019) Pengaruh Dividen Per Share (DPS), Price Earning Ratio
(PER), dan Return On Equity (ROE) Terhadap Return Saham dengan
Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating.

Boentoro, Nathania Valentine dan Widyarti, Endang Tri (2018) Analisis


Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Profitabilitas, Aktivitas Dan Pasar
Terhadap Return Saham (Studi Kasus Perusahaan Consumer Goods
Periode 2012 – 2016), Volume 7, Nomor 2.
Cara Membuat Grafik Dan Tabel, tersedia di
https://www.youtube.com/watch?v=W0qAelEoZVA di akses pada 19 Mei
2021
107

Citra Larasati (2020) Effect of DER and Return on Assets on Earnings per Share
with Firm Value as a Moderating Variabel in Various Industrial Sub-
Sector Manufacturing Companies Indonesia
Dedi Kusmayadi (2018) Analysis Of The Effect Of NPM, PBV, And DER On
Stock Return.
Dianawati and Linda Agustina (2020) The Effect of Profitability, Liquidity, and
Leverage on Tax Agresiveness with Corporate Governance as Moderating
Variabel
Diyan Puji (2015) Pengaruh NPM, Return On Asset,DER,Growth, dan Price to
Book Value Dan Growth Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sektor Aneka
Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2010/2013
Ghozali, (2018) Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 25
Edisi 9. Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Hakki Ozturk (2018) The Relationship Between Earning To Price, Current Ratio,
NPM, and Return
Hamdani, (2016) Good Corporate Governance Tinjauan Etika dalam Praktik
Bisnis. Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta
Harahap, Sofyan Syafri, (2018), Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Rajawali
Pers, Depok.
Hery, (2018) Analisis Laporan Keuangan Integrated and Comprehensive Edition,
PT Grasindo, Jakarta.
Kalbuana, Nawang dan Suroso (2017) Pengaruh Leverage, NPM Dan Price
Earning Ratio Terhadap Return Saham Pada Perusahaan LQ 45 Bursa
Efek Indonesia.
Kasmir, (2015), Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT Rajagrafindo Persada,
Jakarta.
Mukhtaruddin dkk (2019) Good Corporate Governance, Corporate Social
Responsibility, Firm Value, and Financial Performance as Moderating
Variabel
108

Pratama, I Gede Surya dan Idawati, Ida Ayu Agung (2019) Pengaruh Rasio
Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Pertanian Di Bursa
Efek Indonesia, Vol. 3 No. 1 Tahun 2019

Publikasi Statistik Pertambangan Non Minyak Dan Gas Bumi 2014-2019 tersedia
di https://www.bps.go.id/ di akses pada tanggal 9 Mei 2021.

Riza, Fahrul dan Sudibyo, Wahyudi (2020) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Tingkat Stock Returns Pada Perusahaan Subsektor Otomotif Dan
Komponen Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2018,
Vol.13 (No. 1 ): 67- 101 Th. 2020
Sugiyono, (2019), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sukmawardani (2018) The Influence Of Institutional Ownership Profitability,
Liquidity, Devidend Policy, Debt Policy On Firm Value.
Yoni dkk (2020) Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Return Saham
Pada Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Website resmi Alakasa Industryndo Tbk, tersedia di https://www.ai.alakasa.co.id/
di akses pada tanggal 21 April 2021

Website resmi Alumindo Light Metal Industry Tbk, tersedia di


http://www.alumindo.com/ di akses pada tanggal 21 April 2021

Website resmi Barito Pacific Tbk, tersedia di https://www.barito-pacific.com/ di


akses pada 21 April 2021

Website resmi Betonjaya Manunggal Tbk, tersedia di


https://www.bjm.co.id/en/home/ di akses pada 21 amApril 2021

Website resmi Chandra Asri Petrochemical Tbk, tersedia di https://www.chandra-


asri.com/ di akses pada 21 April 2021
109

Website resmi Gunawan Dianjaya Steel Tbk, tersedia di


https://www.gunawansteel.com/en/home/ di akses pada 21 April 2021

Website resmi IDX, tersedia di ww.idx.co.id di akses pada tanggal 11 November


2020

Website resmi Polychem Indonesia Tbk, tersedia di


https://polychemindo.com/id/beranda/ di akses pada 21 April 2021

Website resmi Unggul Indah Cahaya Tbk, tersedia di http://www.uic.co.id/ di


akses pada 21 April 2021

Website resmi Yahoo Finance, tersedia di www.yahoofinance.com di akses pada


tanggal 11 November 2020
110

Lampiran 1

Mapping Jurnal Penelitian

Vabiabel
Debt
Return Price Return Total Earnin Return
Peneliti dan Current to
No NPM DER on earnin on asset g Per Saham
Tahun PBV (PBV) ratio Asset
(NPM) (DER) asset g ratio
(CR)
equity turnove Share (Y)
(ROA) (PER) (ROE) r Ratio
(EPS)
(TATO) (DAR)
Kalbuana dan X   - X      
1
Suroso (2017)
Boentoro dan  X    X #    
2
Widyarti (2018)
Pratama dan -   - - X     
3
Idawati (2019)
X  - X       
4 Yoni dkk (2020)

Riza dan Sudibyo   X        


5
(2020)
 _     
6 Kusmayadi
 X - 
(2018)
111

Larasati _    _      
7
(2020)
8 Azizul Rofiah    - -      
(2021)
(Sumber: data diolah)

Keterangan:   Berpengaruh   erpengaruh Positif X : Tidak Berpengaruh  : Berpengaruh Negatif


 : Sedang Diteliti
112

Lampiran 2

Tabulasi Data

Net Profit Debt to Price


Kode Good
No Tahun Margin Equity Book Return
Perusahaan Corporate
(NPM) Ratio Value Saham Governance
(DER) (PBV) (GCG)
2011 0,059 0,999 317,221 0,567 79,659
2012 0,022 0,871 7,535 1,952 79,659
2013 -0,001 0,755 4,322 -0,427 75,069
2014 0,055 0,580 2,967 -0,366 75,069
1 ADMG 2015 0,078 0,569 2,237 -0,316 85,492
2016 -0,080 0,552 1,363 -0,442 85,492
2017 -0,017 0,561 2,224 0,593 85,492
2018 0,010 0,151 4,148 0,898 85,492
2019 -0,154 0,228 7,111 0,462 85,492
2011 0,011 4,323 292,887 -0,125 94,913
2012 0,007 1,697 204,082 -0,214 94,913
2013 0,004 3,055 187,394 0 94,913
2014 0,003 2,872 192,926 0,091 94,913
2 ALKA 2015 -0,002 1,334 295,567 0,5 94,913
2016 0,000 1,238 233,333 -0,222 94,913
2017 0,008 3,063 384,615 0,286 94,913
2018 0,006 5,696 377,637 0,989 97,152
2019 0,003 5,017 314,815 -0,050 97,152
2011 0,009 2,468 220,010 0,333 85,447
2012 0,004 2,201 248,952 0,131 85,447
2013 0,009 3,187 154,639 -0,305 77,582
113

2014 0,001 4,011 265,797 -0,197 78,088

3 ALMI 2015 -0,016 2,874 287,895 -0,004 78,105


2016 -0,041 4,333 302,290 -0,25 78,105
2017 0,002 5,272 297,561 -0,076 78,160
2018 0,001 7,499 387,947 0,126 78,160
2019 -0,131 786,968 154000,000 1,243 83,478
2011 0,034 0,957 741,935 -0,135 68,960
2012 0,054 1,187 586,957 -0,296 68,960
2013 -0,008 1,191 281,457 -0,475 68,960
2014 0,001 1,204 247,333 -0,127 69,030
4 BRPT 2015 0,004 0,884 173,684 -0,199 70,210
2016 0,143 0,775 64,251 -0,552 99,999
2017 0,114 0,806 874,346 11,556 86,906
2018 0,079 1,606 2794,702 1,527 89,618
2019 0,057 1,606 15800 0,123 87,915
2011 0,125 0,289 166,341 0,214 91,114
2012 0,160 0,282 141,322 0,044 91,408
2013 0,229 0,266 242,561 1,113 91,408
2014 0,078 0,185 245,098 0,067 91,408
5 BTON 2015 0,093 0,228 241,546 0 91,408
2016 -0,095 0,235 1005,025 0 91,408
2017 0,129 0,187 144,354 -0,38 91,408
2018 0,237 0,187 103,884 -0,073 91,408
2019 0,011 0,251 252,199 1,243 89,444
2011 5,973 17,330 4588,859 2,802 55,534
2012 1 0,510 4467,871 0,286 55,534
114

2013 0,099 0,570 5940,594 0,618 55,534


2014 0,060 0,894 4113,557 -0,014 55,534
2015 0,061 0,965 4884,467 0,072 55,536
6 CPIN
2016 0,063 0,710 4153,285 -0,252 98,916
2017 0,051 0,562 3361,169 0,132 99,203
2018 0,084 0,426 2715,736 -0,003 99,552
2019 0,062 0,393 6206,226 1,484 94,621
2011 -0,270 11,937 4076,923 -0,117 48,938
2012 -0,064 64,053 26500 0 48,938
2013 -0,156 4,490 17666,667 0 39,121
2014 0,041 6,721 238,938 0,019 48,598
7 CPRO 2015 -0,134 3,584 2458,333 1,185 62,044
2016 -0,232 39,486 12500 -0,576 56,778
2017 -0,400 5,508 -12750 0,02 72,449
2018 0,233 8,746 4545,455 -0,020 81,280
2019 -0,049 17,211 10000 0 81,147
2011 0,048 0,311 1608,247 0,458 99,797
2012 0,028 0,468 1343,75 -0,173 99,797
2013 0,065 0,347 1009,346 -0,163 99,797
2014 0,094 0,556 801,887 -0,213 99,801
8 GDST
2015 -0,060 0,472 969,388 0,118 98,015
2016 0,042 0,511 564,356 -0,4 99,801
2017 0,008 0,523 1135,922 1,053 99,801
2018 -0,056 0,509 875 -0,282 99,752
2019 0,014 0,917 1030,303 0,214 99,752
2011 0,042 1,351 1,994 1,246 58,323
115

2012 0,060 1,425 1,966 0,290 58,323


2013 0,031 2,035 2,742 0,525 58,323
2014 0,014 2,225 3,117 0,139 57,699

9 JPFA 2015 0,018 1,969 1,708 -0,353 58,143


2016 0,076 1,117 0,786 -0,322 63,155
2017 0,031 1,395 1,900 1,402 63,191
2018 0,072 1,335 1,661 -0,072 64,163
2019 0,050 1,275 2,418 0,632 68,832
2011 -0,010 6,013 0,637 0,273 67,306
2012 0,080 4,300 0,460 0,024 67,248
2013 -0,008 5,656 0,292 -0,442 68,468
2014 0,016 5,234 0,497 0,813 70,796
10 MLIA 2015 -0,007 5,390 0,588 0,184 79,151
2016 0,086 3,788 0,406 0 86,165
2017 0,006 1,957 0,399 0,068 79,370
2018 0,087 1,348 0,323 0,036 79,370
2019 0,057 1,273 0,593 1,070 67,274
2011 0,004 1,012 2,585 0,397 95,339
2012 -0,038 1,341 2,170 -0,241 95,339
2013 0,004 1,230 2,133 0,163 95,339
2014 0,007 1,221 2,018 -0,040 95,739
11 TPIA
2015 0,019 1,105 2,186 0,033 95,779
2016 0,155 0,865 1,922 0,134 95,780
2017 0,132 0,790 44,806 5,247 86,830
2018 0,072 0,793 55,808 0,326 86,843
2019 0,013 0,960 59,184 0,050 91,192
116

2011 0,013 0,496 2,5 -0,238 76,224


2012 0,004 0,437 2,875 0,016 76,224
2013 0,023 0,460 2,849 0,075 79,012
2014 0,006 0,641 5,093 -0,045 79,012
12 UNIC 2015 -0,003 0,580 4,496 -0,136 79,051
2016 0,076 0,408 3,524 -0,103 68,980
2017 0,037 0,412 5,738 0,601 69,122
2018 0,049 0,421 8,199 0,498 58,165
2019 0,035 0,247 9,020 0,166 58,165
117

Lampiran 3

Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation


Net Prfit Margin 108 -0,400 5,973 0,0852 0,5860
Debt To Equity Ratio 108 0,1510 786,968 10,3325 75,8043
Price B Value 108 -12750,0000 154000,0000 2762,5031 15234,1216
Return Saham 108 -0,58 11,56 0,3471 1,31611
G00d Corporate Governance 108 39,12 100,00 80,1126 15,2829
Valid N (listwise) 108
118

Lampiran 4

Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 108
Normal Parameters a,b Mean 0,0000000
Std. Deviation 1,27227573
Most Extreme Absolute ,233
Differences Positive ,233
Negative -,225
Test Statistic ,233
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000c
119

Lampiran 5

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,256a ,066 ,000 1,31605 2,072
120

Lampiran 6

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) ,413 ,823 ,502 ,617
Net Prfit Margin -4,288 3,533 -1,909 -1,214 ,228 ,004 264,845
Debt To Equity Ratio -,009 ,072 -,534 -,129 ,898 ,001 1835,950
Price B Value -4,141E-5 ,000 -,479 -,264 ,792 ,003 351,459
G00d Corporate -,002 ,010 -,025 -,213 ,831 ,670 1,491
Governance
NPM<>GCG ,085 ,063 2,118 1,349 ,180 ,004 263,714
DER<>GCG ,000 ,001 ,658 ,156 ,876 ,001 1897,263
PBV<>GCG 4,678E-7 ,000 ,446 ,213 ,831 ,002 466,599
a. Dependent Variable: Return Saham
121

Lampiran 7

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar Scaterrplot
122

Lampiran 8

Hasil Uji Normalitas Tahap 2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 46
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 1,25817440
Most Extreme Differences Absolute ,087
Positive ,080
Negative -,087
Test Statistic ,087
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
123

Lampiran 9

Hasil Uji Autokorelasi Tahap 2

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,201a ,041 -,053 1,31812068 2,173
a. Predictors: (Constant), lnGCG, LnDER<>GCG, LnPBV, LnNPM<>GCG
b. Dependent Variable: LNRS

Runs Test
Unstandardized Residual

Test Valuea ,04665


Cases < Test Value 24
Cases >= Test Value 25
Total Cases 49
Number of Runs 24
Z -,286
Asymp. Sig. (2-tailed) ,775
a. Median
124

Lampiran 10

Hasil Uji Multikolinearitas Tahap 2

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -,846 4,419 -,192 ,849
LnPBV ,051 ,065 ,128 ,786 ,436 ,882 1,134
LnNPM<>GCG ,008 ,177 ,008 ,043 ,966 ,725 1,380
LnDER<>GCG -,183 ,230 -,139 -,798 ,430 ,776 1,289
lnGCG ,001 ,982 ,000 ,001 ,999 ,903 1,108
a. Dependent Variable: LNRS

Excluded Variablesa
Collinearity Statistics
Partial Minimum
Model Beta In t Sig. Correlation Tolerance VIF Tolerance
1 LnNPM .b . . . ,000 . ,000
LnDER .b . . . ,000 . ,000
LnPBV<>GCG .b . . . ,000 . ,000
a. Dependent Variable: LNRS
b. Predictors in the Model: (Constant), lnGCG, LnDER<>GCG, LnPBV, LnNPM<>GCG
125

Lampiran 11

Hasil Uji heteroskedastisitas Tahap 2

Gambar Scaterrplot
126

Lampiran 12

Hasil Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3,014 4 ,753 ,434 ,783b
Residual 71,235 41 1,737
Total 74,249 45
a. Dependent Variable: LNRS
b. Predictors: (Constant), lnGCG, LnDER<>GCG, LnPBV, LnNPM<>GCG
127

Lampiran 13

Hasil Uji Screening Data

Tabel 11 nilai Z

No ZlnNPM ZlnDER ZlnPBV ZlnRS ZlnMod1 ZlnMod2 ZlnMod3 ZlnGCG


1 0,40775 -0,04225 0,57333 0,61915 0,44252 -0,01837 0,57311 0,1214
2 -0,7396 -1,82084 -0,76666 0,96736 -0,70575 -1,78779 -0,72633 0,4513
3 -1,51786 0,95179 0,41968 -0,76632 -1,4465 1,17942 0,47501 0,93932
4 -0,88384 1,01239 0,63285 0,10088 -0,78566 1,24206 0,68515 0,93932
5 -1,0698 1,59636 0,62719 1,04046 -0,96378 1,86827 0,68668 1,04817
6 -0,80771 0,80908 0,46027 0,21611 -0,77709 0,92973 0,48302 0,44884
7 -1,3319 0,70131 0,49845 -0,49041 -1,32346 0,81834 0,52066 0,44884
8 -2,22802 1,85522 0,63551 -0,51988 -2,31754 1,9242 0,62863 0,03272
9 0,59645 0,40464 1,24561 1,36941 0,71856 0,5581 1,27173 0,67133
10 0,38546 0,40464 1,78083 -0,53813 0,48573 0,53943 1,79351 0,58177
11 0,89306 -1,20979 0,37387 -0,11875 1,03888 -1,09431 0,41741 0,74862
12 1,05264 -1,23287 0,32351 -1,31663 1,20737 -1,11503 0,36874 0,76366
13 1,28441 -1,28785 0,49042 1,12991 1,44895 -1,17186 0,53328 0,76366
14 0,58821 -1,62968 0,49363 -0,99818 0,7233 -1,52514 0,53645 0,76366
15 -0,67799 -1,34249 0,50246 1,21357 -0,61109 -1,24945 0,53853 0,66226
16 2,23724 -0,67514 1,39057 0,10088 2,10632 -1,02342 1,26887 -1,56275
17 0,74232 -0,57044 1,47859 0,68438 0,54818 -0,91522 1,35565 -1,56275
18 0,4293 -0,07484 1,41811 -0,94368 0,22194 -0,40298 1,29604 -1,56258
19 0,31356 -0,58374 1,30263 -0,48465 0,49217 -0,36454 1,35889 1,14569
20 0,43981 -0,92044 1,49211 1,34777 0,5919 -0,75853 1,53128 0,92493
21 0,17248 1,75212 0,48577 -1,95257 -0,13566 1,35536 0,33628 -2,18556
22 0,27437 -1,14073 1,07488 0,45748 0,45535 -0,93438 1,13619 1,17356
23 -0,88384 -0,65144 0,96745 1,08795 -0,75183 -0,42867 1,0303 1,17375
24 -0,5221 -0,12287 0,93729 -0,11875 -0,37511 0,11714 1,00042 1,17146
25 0,18806 0,24188 -0,99297 1,2154 0,00348 -0,02801 -1,06591 -1,33399
26 0,41862 0,29208 -0,99734 0,1114 0,24379 0,02387 -1,07022 -1,33399
27 -0,00825 0,62749 -0,89455 0,56087 -0,20112 0,37052 -0,96889 -1,33399
28 -0,5221 0,71151 -0,85495 -0,44552 -0,74396 0,44689 -0,93312 -1,38421
29 -0,00825 0,27205 -1,00789 1,30473 -0,14711 0,08116 -1,0562 -0,95975
30 0,30076 0,18738 -0,9334 0,70134 0,23258 0,07684 -0,95673 -0,56058
31 0,60458 1,33171 -1,44613 -1,77565 0,53356 1,23685 -1,46927 -0,66927
32 -0,43578 1,51673 -1,42222 0,89206 -0,51617 1,4781 -1,43004 -0,42924
33 -1,0698 0,5907 -1,49008 -0,98696 -1,09998 0,63226 -1,46212 0,10443
34 0,6588 0,23979 -1,55537 -1,46859 0,70174 0,26959 -1,52648 0,10443
128

35 0,38546 0,1859 -1,36766 1,10008 0,30543 0,05304 -1,39179 -0,66746


36 -1,3319 -0,03008 -0,91277 0,34923 -1,24965 0,16902 -0,83716 0,96022
37 -1,3319 0,15356 -0,97215 -0,3249 -1,24965 0,35881 -0,8957 0,96022
38 -0,3247 0,05268 -0,96457 -1,53449 -0,19675 0,25903 -0,88683 0,98172
39 1,03211 -0,17782 -1,00433 -0,47326 1,21746 0,02081 -0,92602 0,98177
40 0,53647 -0,25963 0,03644 0,20002 0,63486 -0,15903 0,07014 0,5245
41 -0,57 -0,07973 0,05459 -1,21982 -0,48549 0,07444 0,10292 0,75262
42 -1,3319 -0,82055 -0,87992 -2,08271 -1,40041 -0,86562 -0,87293 -0,08437
43 -0,2012 -0,77226 -0,88272 -0,91276 -0,19768 -0,78077 -0,86476 0,08333
44 0,10612 -0,876 -0,6664 0,66325 0,03254 -1,01808 -0,69224 -0,54095
45 0,2877 -0,85566 -0,55613 0,52089 0,10551 -1,16496 -0,6361 -1,34666
46 0,0702 -1,35761 -0,52665 -0,31109 -0,12118 -1,68373 -0,60703 -1,34666
129

Lampiran 14

Gambar Model Struktural


130

Lampiran 15

Hasil Uji Path Analysis

Original
T Statistics
Sample P Values
(|O/STDEV|)
(O)
DER<>GCG -> Return Saham 0,120 0,134 0,894
Debt Equity Ratio -> Return Saham 0,099 0,208 0,835
Good Corporate Governance -> Return Saham 0,090 0,531 0,595
NPM<>GCG -> Return Saham 0,576 0,987 0,324
Net Profit Margin -> Return Saham 1,123 1,213 0,226
PBV<>GCG -> Return Saham 0,082 0,288 0,774
Price Book Value -> Return Saham -0,045 0,104 0,917
131

Lampiran 16

Hasil Uji Inner Model

R Square
R Square R Square Adjusted
Return Saham 0,066 0,000

Anda mungkin juga menyukai