Anda di halaman 1dari 58

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Linguistik adalah ilmu yang mempelajari bahasa sebagai objek

kajiannya. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan

untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya serta menyangkut seluk

beluk bagaimana cara manusia dalam menjalin interaksi sosial antara manusia

yang satu dengan manusia yang lain. Jadi bahasa adalah aspek yang sangat

penting dalam kehidupan manusia dan budaya. Dengan demikian bahasa

merupakan jati diri seseorang dalam mengungkapkan dirinya sebagai orang

yang memiliki identitas yang sah.

keterampilan berbahasa sangat penting untuk terus dikembangkan

sejak dini, supaya setiap manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi

dengan baik dan benar. Keterampilan berbahasa dibagi empat macam yaitu

keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan

keterampilan menulis. Keempat keterampilan berbahasa ini tidak dapat

dipisahkan, karena keterampilan-keterampilan berbahasa tersebut merupakan

satu kesatuan yang utuh.

Salah satu cabang dari linguistik yaitu sintaksis. Sintaksis merupakan

ilmu yang membicarakan struktur pembentukan frasa, klausa atau kalimat.

Sintaksis juga merupakan bagian dari tata bahasa yang mempelajari dasar-

dasar dan proses pembentukan kalimat dalam suatu bahasa serta

membicarakan penataan dan pengaturan kata-kata ke dalam satuan-satuan

yang lebih besar yang disebut satuan sintaksis yakni, kata, frasa, kalusa,

1
2

kalimat, dan wacana. Kalimat merupakan satuan bahasa atau rangkaian kata-

kata yang teratur, dan mempunyai sistematis yang baik dan benar.

Selanjutnya menurut Samsuri dalam Liusti (2016:160) “subjek dan predikat

merupakan unsur pokok kalimat dasar bahasa indonesia”. Selain itu Sukini

dalam Liusti (2016:160), mengatakan bahwa “kalimat dasar mengandung

unsur klausa yang lengkap dan runut yaitu subjek dan predikat”.

Menurut Zagoto (2018:29), ada dua bahasa di kepulauan Nias yaitu

bahasa Nias Utara dan bahasa Nias Selatan; bahasa Nias Utara disebut li niha

yöu dan bahasa Nias Selatan li niha raya. Bahasa Nias Utara digunakan di

Nias Utara, Nias Barat, Nias Timur dan Nias Tengah, bahasa Nias Selatan

digunakan di Nias bagian Selatan, pulau-pulau Tello dan Hibala. Dalam

bahasa Nias, pola kalimatnya tidak selalu diawali oleh subjek, predikat, atau

keterangan, melainkan dalam bahasa Nias, penggunaan pola kalimat pada

kalimat bisa saling bergantian antara subjek, predikat atau keterangan (Gulo,

2020:20). Selanjutnya berdasarkan studi awal penelitian yang dilakukan oleh

peneliti pada minggu, tanggal 05 September tahun 2021, peneliti menemukan

dalam bahasa Nias Utara dialek Tengah, kalimat dasar yang diawali oleh

subjek sebagai berikut.

Ihalö mbulu gowi.


S P Pel

(Dia ambil daun ubi.)


S P Pel

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh pola i ‘dia’

yang berkategori nomina, lalu diikuti oleh predikat halö ‘ambil’ yang
3

berkategori verba, kemudian mbulu gowi ‘daun ubi’ yang berkategori frasa

nomina. Selanjutnya kalimat yang diawali oleh predikat sebagai berikut.

Mofanö ira ba danö.


P S Kt

(Mereka pergi ke kebun).


S P Kt

Kalimat di atas adalah kalimat berita, karena berisi pernyataan belaka.

Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh predikat mofanö

‘pergi’ yang berkategori verba, lalu subjek ira dari kata dasar ya’ira ‘mereka’

yang berkategori nomina, kemudian keterangan tempat ba danö ‘di kebun’

yang berkategori adverbia. Selain itu, ada juga kalimat yang menggunakan

subjek di awal kalimat contohnya sebagai berikut.

nogu, ohe mbelewa.


S P Pel

(Nak, bawalah paran.)


S P Pel

Kalimat di atas adalah kalimat perintah, karena perlu diberi reaksi

berupa tindakan. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

subjek nogu ‘nak’ yang berkategori nomina, lalu predikat ohe ‘bawalah’ yang

berkategori verba, kemudian pelengkap mbelewa ‘paran’ yang berkategori

nomina. Selanjutnya ada juga kalimat yang diawali oleh keterangan.

Contohnya

Ba hari satu ta’öli joguna


Kw S P Pel

(Di hari sabtu kita beli kebutuhan)


Kw S P Pel
4

Kalimat di atas adalah kalimat berita karena berisi pernyataan belaka.

Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh keterangan waktu

ba hari satu ‘di hari sabtu’ yang berkategori frasa adverbia, lalu subjek ta dari

kata dasar ya’ita ‘kita’ yang berkategori nomina, lalu predikat öli ‘beli’ yang

berkategori verba, kemudian pelengkap joguna ‘kebutuhan’ yang berkategori

nomina.

Berdasarkan contoh di atas menunjukkan bahwa tidak semua kalimat

dalam bahasa Nias Utara dialek Tengah selalu menggunakan pola yang

diawali dari subjek, melainkan bisa juga diawali oleh pola yang lainnya,

Seperti predikat atau keterangan. Jadi perubahan pola kalimat dalam bahasa

Nias Utara dialek Tengah terjadi karena dipengaruhi oleh unsur yang

diutamakan oleh si penutur. Oleh karena itu, penting untuk meninjau lebih

detail lagi informasi atau pengetahuan tentang pola kalimat bahasa Nias

khususnya bahasa Nias Utara dialek Tengah.

Perkembangan zaman saat ini membuat penutur bahasa Nias dengan

mudah berinteraksi dengan orang di luar daerahnya dengan menggunakan

bahasa Indonesia atau bahasa asing. Selain itu, orang Nias yang hidup di

perantauan atau yang berada di luar daerah pulau Nias tidak sering

munggunakan bahasa Nias dalam beraktivitas, melainkan menggunakan

bahasa Indonesia. Hal ini disebabkan karena perantau jarang berkomunikasi

dengan menggunakan bahasa Nias, dan hal itu juga terjadi pada masyarakat

yang berdomisili di pulau Nias. Mengingat kenyataan seperti ini, maka

peneliti mengambil bagian untuk mempertahankan bahasa Nias, terutama

bahasa Nias Utara dialek Tengah, karena jika bahasa Nias tidak dilestarikan,
5

maka bahasa Nias ini akan punah serta generasi penerus suku Nias akan

kehilangan jati diri atau identitas. Selain itu, semua aktivitas akan didominasi

oleh pengguna bahasa Indonesia atau bahasa asing.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian dengan judul: “Analisis Pola Kalimat Dasar Bahasa Nias Utara

Dialek Tengah di Desa Sifalagö Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias

Selatan: Kajian Sintaksis”.

B. Fokus Dan Subfokus Penelitian

1. Fokus penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini difokuskan

pada “Pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa

Sifalagö Susua kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan”.

2. Subfokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka yang menjadi subfokus

penelitian ini adalah “Pola kalimat dasar dalam bahasa Nias Utara dialek

Tengah di Desa Sifalagὂ Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias

Selatan”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus dan subfokus penelitian di atas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana pola kalimat dasar

bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagö Susua Kecamatan Susua

kabupaten Nias Selatan?”


6

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah “Untuk mendeskripsikan pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek

Tengah di Desa Sifalagὂ Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan”.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat secara teoretis dan

manfaat secara praktis. Kedua manfaat ini supaya lebih jelas, maka peneliti

memaparkan sebagai berikut.

1. Manfaat Teoretis

Untuk menambah pengetahuan mengenai pola kalimat dasar dalam bahasa

Nias Utara dialek Tengah, serta untuk melestarikan dan mengembangkan

ilmu bahasa, khususnya bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagӧ

Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti, dapat menambah wawasan tentang bidang yang dikaji.

b. Bagi guru dan siswa, dapat dijadikan sebagai bahan dalam

mempelajari dan menguasai bahasa Nias dalam proses belajar

mengajar terkhusus dalam mempelajari mata pelajaran mulok.

c. Bagi peneliti lanjutan dapat dijadikan acuan untuk penelitian yang

berhubungan dengan penelitian yang sejenis.

F. Definisi Istilah

Untuk memaparkan pemahaman yang sama, maka yang menjadi

definisi istilah dari penelitian ini adalah


7

1. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya.

2. Bahasa Nias adalah bahasa yang digunakan oleh orang Nias yang hidup

dan berdomisili di pulau Nias

3. Kalimat adalah satuan bahasa atau rangkaian kata-kata yang teratur serta

mempunyai sistematis yang baik dan benar.

4. Kalimat dasar adalah satuan bahasa yang mengandung unsur klausa yang

lengkap dan runut yaitu subjek dan predikat”.

5. Dialek adalah suatu ragam bahasa yang memiliki bentuk dengan

penggunaan khas, karena latar belakang penuturnya yang khas juga.


8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konsep

1. Konsep Dasar Bahasa

a. Hakikat Bahasa

Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang di gunakan

untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Selanjutnya

menurut Kosasih (2013:2), bahasa merupakan rangkaian bunyi yang

mempunyai makna tertentu, dan rangkaian bunyi tersebut, kita kenal

sebagai kata yang melambangkan suatu konsep. Tanpa adanya bahasa,

maka manusia tidak dapat berkomunikasi dan berinteraksi terbukti

dengan penggunaan bahasa dalam percakapan sehari-hari, baik dari segi

lisan maupun tulisan.

Menurut Chaer (2015:1), bahasa adalah fenomena yang

melambangkan dunia makna dengan dunia bunyi. Kemudian sebgai

penghubung diantara kedua dunia itu, bahasa dibangun oleh tiga buah

komponen yaitu komponen leksikon, komponen gramatika dan

komponen fonologi. Selain itu bahasa dapat kita artikan sebagai

rangkaian bunyi yang mempunyai makna tertentu. Rangkaian bunyi

yang mempunyai makna tertentu kita kenal sebagai kata yang

melambangkan suatu konsep. Jadi bahasa adalah sistem tingkah laku,

dalam hal ini tingkah laku verbal yang memiliki energi untuk

melaksanakan apa yang diperintahkan sistem di atasnya (Mahsun,

2014:5).

9
10

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh

manusia antara manusia yang satu dengan manusia lainnya.

b. Fungsi Bahasa

Kosasih (2013:3), mengatakan “Fungsi bahasa adalah alat untuk

berpikir dan belajar”.

Selanjutnya, menurut (Widjono, 2012:20-25) fungsi bahasa

sebagai berikut:

1) Bahasa sebagai sarana komunikasi. artinya bahasa Indonesia

adalah berfungsi sebagai alat komunikasi antar anggota

masyarakat.

2) Bahasa sebagai ekspresi diri. artinya orang tidak memiliki

pemahaman tanpa pengungkapan. bahasa sebagai ekspresi diri

atas pemahaman dirinya dapat dilakukan dari tingkat yang paling

sederhana sampai dengan tingkat yang kompleks atau tingkat

tingkat kesulitan yang amat tinggi.

3) Bahasa sebagai sarana mengamati lingkungan sekitar, artinya

bahwa manusia bagian dari lingkungan sekitar, baik lingkungan

sosial maupun lingkungan alamnya. Keberhasilan seseorang

menggunakan kecerdasannya, ditentukan oleh kemampuannya

memanfaatkan situasi lingkungannya, sehingga memperoleh

berbagai kreativitas baru yang dapat memberi keuntungan bagi

dirinya dan masyarakat.


11

4) Bahasa membangun kecerdasan artinya, kecerdasan yaitu

kemampuan untuk memanfaatkan potensi pengalaman pengetahuan

dan situasi sehingga menghasilkan kreativitas baru yang

menguntungkan dirinya dan masyarakat.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi, alat berinteraksi

dan alat untuk berpikir logis.

c. Ciri-Ciri Bahasa

Menurut (Chaer 2012:33-56) ciri-ciri bahasa adalah sebagai

berikut.

1) Bahasa sebagai sistem

Sistem berarti susunan teratur, berpola dalam membentuk suatu

keseluruhan yang bermakna atau berfungsi. Contohnya

a) Adik itu sedang mengerjakan tugas

b) Mengerjakan tugas sedang adik itu.

Dari kedua contoh di atas, kita dapat melihat bahwa pada

kalimat 1 merupakan sebuah kalimat bahasa Indonesia karena

tersusun menurut pola atau kaidah bahasa Indonesia sedangkan

pada kalimat kedua bukan merupakan sebuah kalimat bahasa

Indonesia, karena tidak sesuai dengan pola atau kaidah bahasa

Indonesia.

2) Bahasa sebagai lambang.

Bahasa sebagai lambang artinya bahwa bahasa itu berupa tanda-

tanda linguistik yang mengacu pada suatu konsep.


12

3) Bahasa adalah bunyi

Bunyi adalah kesan pada pusat saraf sebagai akibat dari gerakan

gendang telinga yang bereaksi karena perubahan-perubahan dalam

tekanan udara.

4) Bahasa itu bermakna

Artinya bahwa bahasa itu bermakna. oleh karena bahasa adalah

sistem lambang yang berwujud bunyi. Dan bahasa yang berwujud

bunyi tersebut bermakna. Contoh, jika kita mengatakan kuda, maka

lambang ini mengacu pada sejenis binatang yang berkaki empat.

yang biasa dikendarai. Begitu juga kalau kita mengatakan rumah

maka maknanya adalah bangunan tempat tinggal manusia, yang

berdinding dan beratap.

5) Bahasa itu arbitrer

Kata arbitrer bisa diartikan sewenang-wenang. Berubah-ubah, tidak

tetap, mana suka. Maksudnya adalah istilah arbitrer itu adalah tidak

adanya hubungan wajib antara bahasa yang berwujud bunyi itu

dengan konsep atau pengertian yang dimaksud oleh lambang

tersebut.

6) Bahasa itu konvensional

Artinya meskipun bahasa itu arbitrer, tetapi penggunaan lambang

tersebut untuk suatu konsep tertentu bersifat konvensional.

7) Bahasa itu produktif

Artinya bahasa dikatakan produktif, karena meskipun unsur-unsur

bahasa itu terbatas, namun dengan unsur-unsurnya yang terbatas


13

itu, dapat dibuat satuan-satuan bahasa yang jumlahnya tidak

terbatas. Contoh fonem fonem bahasa Indonesia a/, i/, k/, dan t/.

maka dari ke-4 fonem tersebut, kita dapat hasilkan satuan-satuan

bahasa

a. /i/-/k/-/a/-/t/.

b. /K/-/a/-/i/-/t/.

c. /K/-/i/-a/-/t/.

d. /K/-/i/-/t/-/a/.

8) Bahasa itu unik

Unik artinya mempunyai ciri khas yang spesifik yang tidak dimiliki

oleh yang lain. Jadi bahasa dikatakan unik karena bahasa

mempunyai ciri khas sendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa

lainnya.

9) Bahasa itu universal

Artinya bahasa itu mempunyai ciri-ciri yang sama yang dimiliki

oleh setiap bahasa yang ada di dunia ini.

10) Bahasa itu dinamis

Artinya bahasa itu satu-satunya milik manusia yang tidak pernah

lepas dari segala kaidah dan gerak manusia sepanjang keberadaan

manusia itu, sebagai makhluk yang berbudaya dan bermasyarakat.

11) Bahasa itu bervariasi

Artinya setiap bahasa digunakan oleh sekelompok orang yang

termasuk dalam satu masyarakat bahasa. Jadi orang yang termasuk


14

dalam satu masyarakat adalah mereka yang merasa menggunakan

bahasa yang sama.

12) Bahasa itu manusiawi

Kalau menyimak ciri-ciri bahasa yang dibicarakan sebelumnya,

bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia, bersifat arbitrer, bermakna dan produktif, maka

dapat dikatakan bahwa makhluk lain tidak mempunyai bahasa

contohnya binatang. Itulah sebabnya bahasa dikatakan manusiawi,

karena bahasa hanya milik manusia dan digunakan oleh manusia.

Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa ciri-ciri bahasa adalah suatu sistem,

konvensional, arbitrer, unik, universal, produktif, dinamis, bervariasi

dan manusiawi. Selain itu, ciri-ciri bahasa adalah bermakna dan

berkaidah serta hanya dimiliki oleh manusia.

2. Konsep Dasar Kalimat

Pada bagian ini akan dibahas pengertian kalimat, unsur-unsur

kalimat dan jenis-jenis kalimat.

a. Pengertian Kalimat

Menurut Abdul Chaer (2015:44) “kalimat adalah satuan sintaksis

yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa,

dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai oleh intonasi

final”. Selanjutnya Djuha dalam Chaer (1989:240) “mengidentifikasi

kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur, yang berisi pikiran yang
15

lengkap”. selain itu, kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau

rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri (Sururiyah, 2019:2 ).

Dari pengertian di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa

kalimat adalah susunan kata-kata yang teratur dan tersusun dengan baik

serta memiliki pola.

b. Unsur-Unsur Kalimat

Menurut Wijayanti dkk (2014:54-60), unsur-unsur kalimat adalah

subjek, predikat, objek, keterangan, dan pelengkap. Untuk lebih jelas

akan dipaparkan di bawah ini.

1) Subjek

Subjek adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan

oleh penulis. Subjek berkategori nomina, frasa nominal, verba, atau

frasa verba.

Contoh

Toro sedang tidur


S

2) Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang menandai apa yang dinyatakan

oleh penulis tentang subjek. Predikat biasanya berkategori verba

(V), frasa verbal (FV), adjektiva ( Adj), frasa adjektival (FAdj),

frasa numeral (FNum), frasa preposisional (FPrep), dan frasa

nominal (FN)

Contoh

Kemal sedang tidur


P
16

3) Objek.

Objek adalah bagian kalimat yang melengkapi kata kerja, sebagai

hasil perbuatan yang dikenai perbuatan yang menerima, atau yang

diuntungkan oleh perbuatan.

Contoh

Susi mencintai aku


O

4) Pelengkap

Pelengkap atau komplemen berbeda dengan objek. Pelengkap tidak

bisa menjadi subjek, jika kalimat dipasifkan. Predikat yang diikuti

pelengkap adalah kata yang berimbuhan ber-,ber-an, ber-kan, dan

kata-kata khusus seperti merupakan, berdasarkan, dan menjadi.

Contoh

Indonesia berlandaskan hukum


Pel

5) Keterangan

Keterangan adalah bagian kalimat yang bukan merupakan inti

kalimat. Fungsinya meluaskan atau membatasi makna subjek atau

predikat.

Contoh

Sukreni tinggal di Bali


Kt

Dari uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa unsur-unsur

kalimat terdiri dari subjek, predikat, objek, keterangan atau pelengkap.


17

c. Jenis -Jenis Kalimat

Menurut Wijayanti dkk (2014:63-68), jenis-jenis kalimat dalam

bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1) Kalimat tunggal dan kalimat majemuk

a) Kalimat tunggal adalah terdiri atas satu subjek dan satu

predikat.

b) Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih dari

2 kalimat tunggal.

2) Kalimat aktif dan kalimat pasif

a) Kalimat aktif adalah kalimat yang predikatnya melakukan

pekerjaan yang dinyatakan dalam predikat.

b) Kalimat pasif adalah berkaitan dengan kalimat aktif

berimbuhan MeN-, dalam kalimat pasif, subjek tidak berperan

pelaku, tetapi menjadi sasaran perbuatan yang dinyatakan oleh

predikat.

3) Kalimat langsung dan kalimat tidak langsung

a) Kalimat langsung adalah ujaran yang dituturkan.

b) Kalimat tidak langsung adalah ujaran yang dilaporkan.

4) Kalimat deklaratif, interogatif, imperative, dan eksplanatif

a) Kalimat deklaratif adalah kalimat yang menyatakan sesuatu

dengan lengkap dinamakan.

b) Kalimat interogatif adalah kalimat yang berbentuk pernyataan

atau permintaan untuk memperoleh informasi.


18

c) Kalimat imperatif merupakan kalimat yang bernada

memerintah atau melanggar seseorang berbuat sesuatu.

d) Kalimat eksplanatif adalah kalimat yang mengungkapkan

perasaan hati.

Menurut Chaer (2015:45-46), jenis-jenis kalimat dapat dibedakan

berdasarkan kategori klausa dan modusnya.

1) Berdasarkan kategori klausa, jenis kalimat dibedakan

a) Kalimat verbal yakni kalimat yang predikatnya berupa verba

atau frasa verba.

b) Kalimat adjektival yakni kalimat yang predikatnya berupa

adjektiva atau frasa adjektiva. Kalimat nominal yakni kalimat

yang predikatnya berupa nomina atau frasa nomina.

c) Kalimat preposisional yakni kalimat yang predikatnya berupa

frasa preposisional.

d) Kalimat nominal yakni kalimat yang predikatnya berupa

numeralia atau frasa numeral.

e) Kalimat adverbial yakni kalimat yang predikatnya berupa

adverbia atau frasa adverbia.

2) Berdasarkan modusnya, kalimat dibedakan sebagai berikut.

a) Kalimat berita (deklaratif), yakni kalimat yang berisi

pernyataan.

b) Kalimat tanya (interogatif), yakni kalimat yang berisi

pertanyaan yang perlu diberi jawaban.


19

c) Kalimat perintah (imperatif), yakni kalimat yang berisi

perintah dan perlu diberi reaksi berupa tindakan.

d) Kalimat seruan (interjektif), yakni kalimat yang menyatakan

ungkapan perasaan.

e) Kalimat harapan (optatif), yakni kalimat yang menyatakan

harapan atau keinginannya.

3) Berdasrkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan

a) Kalimat sederhana, yakni kalimat yang dibangun oleh sebuah

klausa.

b) Kalimat bersisipan, yakni kalimat yang pada salah satu

fungsinya “disisipkan” sebuah klausa sebagai penjelas atau

keterangan.

c) Kalimat majemuk rapatan, yakni sebuah kalimat majemuk

yang terdiri dari dua klausa atau lebih dimana ada fungsi-

fungsi klausanya yang dirapatkan karena merupakan substansi

yang sama.

d) Kalimat majemuk setara, yakni kalimat yang terdiri dari dua

klausa atau lebih dan memiliki kedudukkan yang setara.

e) Kalimat majemuk bertingkat, yakni kalimat yang terdiri dari

dua buah klausa, yang kedudukkannya tidak setara.

f) Kalimat majemuk kompleks, yakni kalimat yang terdiri dari

tiga klausa atau lebih klausa yang di dalamnya terdapat

hubungan koordinatif (setara) dan juga hubungan subordinatif

(bertingkat).
20

Selanjutnya Chaer (2015:41-53), jenis-jenis kalimat adalah

sebagai berikut.

1) Kalimat inti dan kalimat non-inti. Kalimat inti biasa juga disebut

kalimat dasar, adalah kalimat yang dibentuk dari klausa inti yang

lengkap bersifat deklaratif, aktif, atau netral dan afirmatif.

Sedangkan kalimat non-inti adalah kalimat inti yang sudah

mengalami proses transformasi.

2) Kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Perbedaan kalimat tunggal

dan kalimat majemuk berdasarkan banyaknya klausa yang ada di

dalam kalimat itu. Kalau klausanya hanya satu, maka kalimat

tersebut disebut kalimat tunggal, sebaliknya kalau klausa di dalam

sebuah kalimat lebih dari satu, maka kalimat itu disebut kalimat

majemuk.

3) Kalimat mayor dan kalimat minor. Pembedaan kalimat mayor dan

kalimat minor, dilakukan berdasarkan lengkap dan tidaknya klausa

yang menjadi konstituen dasar kalimat itu. Jika klausanya lengkap,

sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat, maka

kalimat itu disebut kalimat mayor. Sementara jika klausanya tidak

lengkap, entah hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek saja

ataukah keterangan saja, maka kalimat tersebut disebut kalimat

minor.

4) Kalimat verbal dan kalimat non-verbal. Kalimat verbal adalah

kalimat yang dibentuk dari klausa verbal, atau kalimat yang

predikatmya berupa kata atau frase yang berkategori verba.


21

Sedangkan kalimat nonverbal adalah kalimat yang predikatnya

bukan kata atau frase verbal: bisa nominal, ajektifal, adverbial atau

juga numeralia.

5) Kalimat bebas dan kalimat terikat. Kalimat bebas adalah kalimat

yang mempunyai potensi untuk menjadi ujaran legkap atau dapat

memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa bantuan kalimat atau

konteks lain yang menjelaskannya. Sedangkan kalimat terikat adalah

kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri sebagai ujaran lengkap, atau

menjadi pembuka paragraf atau wacana tanpa bantuan konteks.

3. Konsep Dasar Kalimat Dasar

a. Pengertian Kalimat Dasar

Ekowardono dalam Liusti (2016:159) “kalimat dasar

merupakan cikal bakal kalimat turunan yang dapat berbentuk kalimat

tunggal atau bisa juga berupa kalimat majemuk”. Selanjutnya, Samsuri

dalam Liusti (2016:160) “subjek dan predikat merupakan unsur pokok

kalimat dasar bahasa indonesia”. Selain itu Sukini dalam Liusti,

(2016:160) mengatakan bahwa “kalimat dasar mengandung unsur

klausa yang lengkap dan runut yaitu subjek dan predikat”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka peneliti menyimpulkan

bahwa kalimat dasar adalah kalimat yang mengandung unsur subjek

dan predikat.
22

b. Pola Kalimat Dasar

Menurut Arifin dan Tasai (2010:71-77), ada beberapa unsur

yang membentuk sebuah kalimat yang benar telah menentukan pola

kalimat dasar itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli tersebut, pola

kalimat dalam bahasa Indonesia adalah sebagai berikut.

1. KB+KK. : Mahasiswa berdiskusi

2. KB+KS. : Dosen itu ramah.

3. KB+Kbil. : Harga buku itu tiga puluh ribu rupiah.

4. KB1+KK+KB2. : Mereka menonton film

5. KB1+KK+KB2+KB3 : Paman mencarikan saya pekerjaan.

6. KB1+KB2. : Rustam peneliti

Keenam pola kalimat dasar ini dapat diperluas dengan

berbagai keterangan dan dapat pula pola pola dasar itu digabung

gabungkan sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks. Menurut

strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal

dapat pula kalimat majemuk. Kalimat majemuk dapat bersifat setara

(koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran

(koordinatif-suborfinatif), gagasan yang tunggal dinyatakan dalam

kalimat tunggal, gagasan yang bersegi-segi diungkapkan dengan

kalimat majemuk.

Selanjutnya ada pendapat lain menurut Prihantini (2015:18-

19) kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, memiliki

unsur-unsur yang lengkap, susunan unsur-unsur tersebut menurut pada

urutan yang paling umum, dan tidak mengandung pertanyaan atau


23

pengingkaran. Pola kalimat dasar dalam bahasa indonesia terdiri dari

beberapa tipe yaitu sebagai berikut.

1. S-P (Subjek-Predikat)

2. S-P-O (Subjek-Predikat-Objek)

3. S-P-Pel (Subjek-Predikat-Pelengkap)

4. S-P-Ket (Subjek-Predikat-Keterangan)

5. S-P-O-Pel (Subjek-Predikat-Objek-

Keterangan)

6. S-P-O-Ket (Subjek-Predikat-Objek-

Keterangan)

berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka peneliti

menyimpulkan bahwa pola kalimat dasar setidak-tidaknya mengandung

unsur subjek dan predikat, lalu diikuti oleh pola objek, pelengkap dan

keterangan bila ada.

4. Konsep Dasar Bahasa Nias

a. Pengertian Bahasa Nias

Bahasa Nias adalah bahasa yang dipakai di kepulauan Nias, oleh

orang-orang yang hidup dan berdomisili di pulau Nias. Jika dilihat

dari segi tempat atau geografis, bahasa Nias mempunyai tiga variasi

atau ragam yaitu ragam Utara, ragam Tengah, dan ragam Selatan.

Ragam Utara lazim digunakan di Gunungsitoli dan sekitarnya, ragam

Tengah di Gomo dan sekitarnya, ragam Selatan di Telukdalam dan

sekitarnya (termasuk pulau-pulau Batu dan Tello). ketiga ragam

tersebut menyebabkan beberapa kata yang menunjukkan makna sama


24

atau menunjukkan pelafalan yang berbeda, dan ragam yang berbeda

dengan makna yang berbeda pula.

Hasil penelitian yang dilakukan Zagoto, (2018:30) “bahasa di

kepulauan Nias terdiri atas dua bahasa dengan dialek dan subdialek

masing-masing”. Bahasa pertama adalah bahasa Nias Utara yang

digunakan di Nias Utara, Nias, Nias Barat, Nias Timur dan Nias

Tengah. Bahasa kedua adalah bahasa Nias Selatan yang dipakai di

kecamatan Teluk Dalam, kecamatan Toma, kecamatan Lahusa,

kecamatan Sisobambawa, kecamatan Mazinö, kecamatan Sidua'öri,

kecamatan Onolalu, kecamatan Fanayama, dan kecamatan

Luahagundre, dengan dialek pulau pulau Tello dan Hibala. Bahasa

Nias Utara secara umum disebut Li Niha yőu dan bahasa Selatan

disebut Li Niha raya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa

bahasa Nias adalah bahasa yang terdiri dari beberapa dialek yang

berbeda-beda.

b. Pola Kalimat Bahasa Nias

Pola kalimat bahasa Nias tidak selalu diawali oleh subjek,

melainkan dalam bahasa Nias penggunaan pola kalimat pada awal

kalimat bisa bergantian. Misalnya kalimat dalam bahasa Nias bisa

diawali oleh subjek, bisa diawali oleh predikat, dan bisa juga di awali

oleh keterangan.

c. Bahasa Nias Utara Dialek Tengah


25

Bahasa Nias Utara dialek Tengah adalah bahasa yang digunakan

oleh orang-orang yang hidup dan berdomisli di Nias Tengah. Dalam

hasil penelitian Zagoto, terdapat dua bahasa di kepulauan Nias, yaitu:

bahasa Nias Utara dan bahasa Nias Selatan. Bahasa Nias Utara disebut

li niha yôu, dan bahasa nias selatan li niha raya. Bahasa Nias Utara

digunakan di Nias Utara, Nias Barat, Nias Timur, dan Nias Tengah.

Sedangkan bahasa Nias Selatan di gunakan di Nias bagian Selatan,

pulau-pulau Tello, dan Hibala.

Jadi, dari pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa bahasa

Nias dialek Tengah termasuk dalam bahasa Nias Utara. adapun contoh

bahasa Nias Utara dialek Tengah sebagai berikut.

1. Mihalő dania khőda gőmbawi facua

lő’akhőmi he nogu.

2. Dakha mőrő ndao ua e, mana sa

ndao dania namo olofo ndao.

B. Penelitian yang Relevan

Berikut penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Liusti (2016), meneliti tentang Analisis kalimat berdasarkan pola kalimat

dasar dan kalkulus predikat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis

kalimat berdasarkan pendekatan pola kalimat dasar bahasa Indonesia dan

kalkulus predikat. Berdasarkan temuan penelitian terdahulu inilah, dapat

diperoleh hasil yaitu menunjukkan bahwa analisis pola kalimat dasar dapat

mengidentifikasikan unsur internal pada kalimat tunggal saja, sedangkan


26

kalkulus predikat sekaligus dapat mengidentifikasikan unsur internal

kalimat tunggal maupun kalimat majemuk.

2. Sidang Riang Gulö (2020), meneliti “Pola kalimat dasar bahasa Nias Utara

dialek Barat: kajian sintaksis”. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mendeskripsikan pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Barat.

Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan ada 26 pola kalimat dasar yang

diawali oleh pola yang saling bergantian, antara subjek, predikat dan

keterangan.

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian kualitatif adalah deskripsi

kerangka dasar penelitian yang disesuaikan dengan permasalahan penelitian.

Selain bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai

lambang identitas sebuah daerah. Jadi, bahasa Nias dapat dijadikan sebagai

lambang identitas suku Nias yang menjadi pembeda dari suku-suku lain.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah peletakan pola-pola kalimat dalam

bahasa Nias yang sebelumnya tidak diketahui bahwa pola kalimat bahasa

Nias bisa di awali dari pola predikat, bisa juga subjek atau keterangan. Untuk

itu, peneliti pun mengambil bagian untuk mengetahui pola apa saja yang

digunakan dalam bahasa Nias, khususnya bahasa Nias Utara dialek Tengah.

Berdasarkan identifikasi masalah, peneliti ingin mendeskripsikan penelitian

tersebut dalam kerangka berpikir berikut.


27

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Bahasa

Bahasa Bahasa Nias


Nias Utara Bahasa Nias Selatan

Bahasa Nias Utara dialek Tengah

Kalimat

Pola Kalimat Dasar

Temuan Penelitian

Hasil Penelitian

Kesimpulan
28

Sumber: Peneliti, 2022


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:14) “metode penelitian kualitatif sering

disebut metode penelitian naturalistik, karena penelitiannya dilakukan pada

kondisi yang alamiah (natural setting)”. Dalam penelitian kualitatif, peneliti

sebagai instrumen kunci dan pengambilan sampel sumber data secara

purposive. Selanjutnya, teknik pengumpulan data yaitu triangulasi

(gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih

menekankan pada makna dari pada generalisasi. Kemudian, jenis penelitian

yang digunakan adalah deskriptif, alasannya adalah karena penelitian ini

berusaha menggambarkan atau mendeskripsikan pola kalimat dasar bahasa

Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagö Susua Kecamatan Susua

Kabupaten Nias Selatan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat dilaksanakan penelitian ini adalah di Desa Sifalagὂ Susua

Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan. Peneliti memilih tempat

penelitian tersebut, karena Desa Sifalagӧ Susua Kecamatan Susua,

Kabupaten Nias Selatan bisa dijangkau oleh peneliti serta secara geografis

berada di kabupaten Nias Selatan.

29
30

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dimulai pada bulan April sampai bulan Mei

2022.

C. Data dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer

dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari

informan, sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari buku

yang berhubungan dengan apa yang akan dianalisis. Sumber data dalam

penelitian ini adalah masyarakat Desa Sifalagö Susua Kecamatan Susua

Kabupaten Nias Selatan.

Peneliti akan memilih informan sebanyak lima orang sesuai dengan

kriteria sebagai berikut.

1. Penduduk Asli desa Sifalagö Susua.

2. Menguasai bahasa Nias dialek Tengah.

3. Umur minimal 40 tahun.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik libat cakap dan teknik rekam. Teknik libat cakap merupakan teknik

penyadapan dengan berpartisipasi sambil menyimak. partisipasi dalam

pembicaraan dan menyimak pembicaraan. Sedangkan teknik rekam

merupakan teknik yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan

data melalui teknik libat cakap yaitu sebagai berikut.


31

1. Peneliti mencari informan yang sesuai dengan kriteria

2. Peneliti menyediakan pertanyaan yang ditanyakan kepada informan,

dengan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban

berupa deskripsi tentang suatu objek.

3. Peneliti menyediakan alat tulis yakni buku dan pulpen.

4. peneliti berkunjung di rumah Informan.

5. Peneliti menyapa informan, kemudian memulai pembicaraan.

6. Peneliti mencatat dan mengklasifikasikan setiap tuturan yang di dalamnya

terdapat pola kalimat dasar.

Selanjutnya langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data melalui teknik rekam yaitu sebagai berikut.

1. Peneliti mencari informan yang memenuhi kriteria.

2. Peneliti menyediakan alat rekaman (HP) dan alat tulis (buku dan pulpen).

3. Peneliti merekam/mengvideokan pembicaraan melalui alat rekaman dan

mencatat hal-hal penting

4. Mendengar ulang hasil rekaman.

5. Mencatat serta mengklasifikasikan setiap tuturan yang di dalamnya

terdapat pola kalimat dasar

E. Teknik Analis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman dalam (Sugiyono,

2012:337) terdiri dari tiga rangkaian kegiatan, yakni:


32

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai merangkum, memilih, pemusatan

perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Jadi, peneliti akan

mengambil data yang dianggap pengting bagi peneliti.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk

uraian singkat, dan pada tahap ini, yang dilakukan peneliti adalah setelah

data ditetapkan, kemudian disusun secara teratur dan rinci, supaya dapat

dipahami.

3. Verivikasi

Pada tahap ini, peneliti akan membuat kesimpulan tentang hasil dari data

yang diperoleh sejak awal meneliti.

F. Pengecekan Keabsahan Data

Teknik pengecekan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah dengan meningkatkan ketekunan. Menurut Sugiyono (2014:272)

“meningkatkan ketekunan dilakukan untuk melakukan pengamatan secara

lebih cermat, dan berkesinambungan”. Pengecekan keabsahan data dilakukan

dengan cara sebagai berikut.

1. Membaca dan memahami tuturan yang sudah ditranskripsikan secara

cermat.

2. Mendengarkan secara berulang-ulang hasil rekaman dan mencocokkannya

dengan transkripsi yang sudah dibuat.


33

3. Mengonfirmasikan data dan temuan penelitian kepada dosen pembimbing

untuk memperoleh saran.

4. Apabila masih ada data yang masih perlu diperbaiki, peneliti kembali

melakukan pengecekan data sampai data dinyatakan valid.


BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data

Pada bagian ini peneliti akan memaparkan data tentang permasalahan

yang telah dirumuskan pada rumusan masalah yakni mendeskripsikan pola

kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagö Susua,

Kecamatan Susua, Kabupaten Nias Selatan.

Untuk memperoleh data penelitian, peneliti melakukan penyelidikan

dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, untuk

mengetahui pola kalimat dasar yang digunakan dalam bahasa Nias, khususnya

di Desa Sifalagö Susua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias Selatan.

Penelitian ini dimulai pada tanggal 02 April 2022 dan selesai pada

tanggal 02 Mei 2022. Peneliti telah memilih informan berdasarkan kriteria

yang sudah ditentukan sebelumnya yakni informan berumur minimal 40 tahun,

dan apabila berumur di bawah 40 tahun, maka tidak dapat dijadikan sebagai

informan, selanjutnya tidak terpengaruh dengan bahasa lain, yang berarti

bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi, murni menggunakan bahasa

Nias. Peneliti memilih informan sebanyak lima orang yang sedang melakukan

percakapan satu sama lain dengan menentukan umur setiap informan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengambilan data di

lokasi penelitian yaitu teknik libat cakap dan teknik rekam. peneliti mencari

informan yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,

menyediakan buku dan pulpen sebagai alat untuk mencatat percakapan yang di

dalamnya terdapat pola kalimat dasar serta hape sebagai alat rekaman.

34
35

Selanjutnya peneliti mengujungi rumah atau tempat orang-orang yang sedang

berkumpul dan bercakap-cakap tanpa menjelaskan maksud dan tujuan

kedatangan peneliti di tempat tersebut. Peneliti dalam melakukan penelitian ini,

melakukan penyadapan, partisipasi, menyimak, dan merekam secara diam-

diam, supaya informan tidak malu, ragu, dan percaya diri untuk berkomunikasi

antara satu dengan yang lain. Peneliti juga ikut terlibat dalam percakapan

tersebut, walaupun tidak semua topik pembicaraan diikuti dengan baik, karena

target peneliti hanya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dan selebihnya

peneliti tidak terlalu lama untuk berbicara dengan orang-orang tersebut.

Berdasarkan hasil analisis data, menunjukkan bahwa dalam percakapan

masyarakat di Desa Sifalagö Susua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias

Selatan, terdapat pola kalimat dasar yang digunakan dalam masyarakat desa

Sifalagö Susua. Penggunaan pola kalimat dasar tersebut selalu bergantian,

antara pola subjek, predikat dan keterangan. Data-data yang diperoleh dengan

proses memilih, memilah, membuang, menggolongkan data untuk menjawab

permasalahan pokok. Proses ini dilakukan selama penelitian berlangsung,

mulai dari awal higga akhir penelitian, sehingga data yang diperoleh dapat

dipilah. Selanjutnya data-data yang akan dirumuskan dalam penelitian ini

adalah data-data yang berkaitan dengan masalah yang akan dianalisis, yaitu

pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagӧ Susua

Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan.

B. Temuan Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan tentang data dan temuan yang diperoleh

berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai fokus penelitian


36

yaitu pola kalimat dasar yang ditemukan dalam bahasa Nias Utara dialek

Tengah.

1. Deskripsi Pola Kalimat Dasar Bahasa Nias Utara Dialek Tengah di

Desa Sifalagö Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan

a) Percakapan I

1) Hana tohare mi nogu?


P S

(Nak, mengapa kalian datang?)


S P

Kalimat ini adalah jenis kalimat tanya karena kalimat di atas berupa

pertanyaan yang membutuhkan jawaban dari mitra tutur. Kalimat

tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh predikat hana

tohare ‘mengapa datang’ yang berkategori frasa verba, lalu diikuti

oleh subjek mi nogu ‘kalian nak?’ yang berkategori frasa nomina.

2) Möi ndaga manörö-nörö


P S Pel

(kami pergi jalan-jalan)


S P Pel

Kalimat di atas menunjukkan kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut diawali dengan predikat möi ‘pergi’ yang

berkategori verba, lalu diikuti oleh subjek ndaga ‘kami’ yang

berkategori nomina, lalu diikuti oleh pelengkap manörö-nörö ‘jalan-

jalan’ yang berkategori verba.

3) Uwaina wolohe gö.


S P Pel

(Saya berpikir membawa makanan.)


37

S P Pel

Kalimat ini adalah jenis kalimat harapan karena kalimat ini

menyatakan harapan atau keinginan. Kalimat tersebut diawali oleh

subjek U ‘saya’ yang berkategori nomina, lalu diikuti oleh predikat

waina wolohe ‘berpikir membawa’ yang berkateori frasa verba, lalu

pelengkap gö ‘makanan’ yang berkategori nomina.

4) Alio labe ono nihalö niha da’e börö meno atua.


S P Pel Ket

(Orang ini cepat mereka kasih pengantin perempuan karena sudah


S P Pel Ket
tua.)

Kalimat ini adalah jenis kalimat pernyataan karena berisi pernyataan.

Kalimat ini menunjukkan kalimat yang diawaali oleh subjek alio la

‘cepat mereka’ yang berkategori frasa nomina, lalu diikuti oleh

predikat be ‘kasih’ yang berkategori verba, kemudian pelengkap ono

nihalö niha da’e ‘pengantin perempuan orang ini’ yang berkategori

frasa nomina lalu diikuti oleh keterangan sebab börö meno atua

‘karena sudah tua’ yang berkategori frasa ajektifa.

5) Labaloi-baloi kawara.
S P O

(Mereka menunggu-nunggu pacar mereka.)


S P O

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat ini menunjukkan kalimat yang diawali oleh predikat

La ‘mereka’ yang berkategori nomina, lalu diikuti oleh predikat


38

baloi-baloi ‘menunggu-nunggu’ yang berkategori verba, kemudian

objek kawara, ‘pacar mereka’ yang berkategori frasa nomina.

6) Ama, ohe jura nde.


S P Pel

(Ayah, bawalah surat ini.)


S P Pel

Kalimat di atas adalah jenis kalimat perintah karena berisi perintah

dan perlu diberi reaksi berupa tindakan. Kalimat ini menunjukkan

kalimat yang diawali oleh pola subjek ama ‘ayah’ yang berkategori

nomina, lalu diikuti oleh predikat ohe ‘bawalah’ yang berkategori

verba, lalu diikuti oleh pola pelengkap jura nde ‘surat ini’ yang

berkategori frasa nomina.

b) Percakapan II

1) me hari jumaha yano, fabali ita.


Kw P S

(Ketika Hari jumat kemarin, kita berpisah.)


Kw S P

Kalimat di atas, adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini

berisi pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat

yang diawali oleh keterangan waktu me hari jumaha yano ‘ketika

hari jumat kemarin’ yang berkategori frasa adverbial, lalu diikuti

oleh predikat fabali ‘berpisah’ yang berkategori verba, lalu

diakhiri oleh subjek ita dari kata dasar ya’ita ‘kita’ yang

berkategori nomina.

2) U’andö khöu ena’ö böi fakao ndao.


S P Pel Ket
39

(Saya mohon kepadamu agar saya tidak dipersulit.)


S P Pel Ket

Kalimat di atas adalah jenis kalimat permintaan karena berisi

kalimat yang menyatakan harapan atau keinginan. Kalimat

tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh subjek U ‘saya’

yang berkategori nomina, lalu predikat andö ‘mohon’ yang

berkategori verba, lalu pelengkap khöu ‘kepadamu’ yang

berkategori nomina, kemudian keterangan tujuan enaö böi fakao

ndao ‘agar saya tidak dipersulit’ yang berkategori frasa adverbial.

3) Halö khömi nohi ba jina nomo andö tou.


P Pel Kt

(Ambillah sama kalian pohon kelapa itu di samping rumah di


P Pel Kt

bawah.)

Kalimat ini adalah jenis kalimat perintah karena berisi perintah

dan perlu diberi reaksi berupa tindakan. Kalimat tersebut

menunjukkan kalimat yang diawali oleh predikat halö ‘ambillah’

yang berkategori verba, lalu diikuti oleh pelengkap khömi nohi

‘sama kalian pohon kelapa’, yang berkategori frasa nomina, lalu

keterangan tujuan ba jina nomo andö tou ‘di samping rumah itu

di bawah’ yang berkategori frasa adverbial.

4) Manalulu ia khö namada, börö maniwa dödönia meno itötöi ji


P S O Ket
no mate.

(Dia meminta maaf kepada ayah, karena hatinya khawatir telah


S P O Ket
menyebut diri orang yang sudah meninggal.)
40

Kalimat ini adalah jenis kalimat tidak langsung karena kalimat ini

berisi ujaran yang dilaporkan. Kalimat tersebut di atas,

menunjukkan kalimat yang diawali oleh predikat Manalulu

‘memohon’ yang berkategori verba, lalu diikuti oleh subjek ia

dari kata dasar ya’ia ‘dia’ yang berkategori nomina kemudian

objek khö namada ‘kepada ayah kita’, yang berkategori frasa

nomina, lalu diikuti oleh keterangan sebab börö maniwa dödönia

meno itötöi jino mate ‘karena hatinya khawatir telah menyebut

diri orang yang sudah meninggal’ yang berkategori frasa

adverbia.

5) Fabalimi ba Hili danaya’ö.


P S Kt

(kalian berpisah di Hili Danaya’ö.)


S P Kt

Kalimat di atas, adalah jenis kalimat berita karena berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh predikat Fabali ‘berpisah’ yang berkategori verba,

lalu diikuti oleh subjek mi dari kata dasar yaa’mi ‘kalian’ yang

berkategori nomina, kemudian diakhiri oleh keterangan tempat ba

Hili Danayaö ‘nama kampung’ yang berkategori adverbia.

5) Möi ndao miyöu dania.


P S Kw

(saya pergi kesana nanti.)


S P Kw
41

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh predikat möi ‘pergi’ yang berkategori verba, lalu

diikuti oleh subjek ndao ‘saya’ yang berkategori nomina, lalu

diikuti oleh pola keterangan waktu miyöu dania ‘kesana nanti’

yang berkategori frasa adverbia.

7) Alabu ndaögö!
P S

(kamu jatuh)!
S P
Kalimat di atas adalah jenis kalimat seruan karena menyatakan

ungkapan perasaan. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh predikat alabu ‘jatuh’ yang berkategori verba, lalu

diikuti oleh subjek ndaögö ‘kamu’ yang berkategori nomina.

8) Ufaigi-faigi lalagu.
S P O

(Saya melihat-lihat jalan saya.)


S P O

Kalimat di atas adalah adalah jenis kalimat berita karena kalimat

ini berisi berita. Kalimat tersebut diawali oleh predikat U ‘saya’

yang berkategori nomina, lalu predikat faigi-faigi ‘lihat-lihat’

yang berkategori verba, lalu diikuti oleh objek lalagu ‘jalan saya’

yang berkategori frasa nomina.

c) Percakapan III

1) Falimo ia
P S

(Dia berbohong)
42

S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut diawali oleh predikat falimo

‘berbohong’ yang berkategori verba, lalu diikuti oleh subjek ia

‘dia’ yang berkategori nomina.

2) Finda kafalo folisi.


P S

(Kepala kepolisian pindah.)


S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat langsung karena berisi ujaran

yang dituturkan. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh predikat finda ‘pindah’ yang berkategori verba, lalu

diikuti oleh pola subjek kafalo folisi ‘kepala kepolisian’ yang

berkategori frasa nomina.

3) So ni faigida ande?
P S Kt

(Adakah yang akan kita lihat disini?)


S P Ket

Kalimat di atas adalah jenis kalimat Tanya karena kalimat ini berisi

pertanyaan yang perlu diberi jawaban. Kalimat tersebut

menunjukkan kalimat yang diawali oleh pola predikat so nifaigi

‘adakah yang akan lihat’ yang berkategori frasa verba, lalu diikuti

oleh subjek da kata ganti milik dari kata dasar yaita ‘kita’ yang

berkategori nomina, lalu diikuti oleh pola keterangan tempat ande

‘disini’ yang berkategori adverbia.


43

4) Falukha ia khö nakhinia.


P S Pel

(Dia berjumpa dengan adiknya.)


S P Pel

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh predikat falukha ‘berjumpa’ yang berkategori verba,

lalu diikuti oleh subjek ia dari kata dasar ya’ia ‘dia’ yang

berkategori nomina, lalu diakhiri oleh pelengkap khö nakhinia

‘kepada adiknya’ yang berkategori frasa nomina.

5) Tabaju roko.
S P O

(Kita meminum rokok.)


S P O

Kalimat di atas adalah jenis kalimat langsung karena berisi ujaran

yang dituturkan. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh subjek ta dari kata dasar yaita ‘kita’ yang berkategori

nomina, lalu diikuti oleh predikat baju ‘meminum’ yang

berkategori verba, lalu diikuti oleh objek rokok ‘rokok’ yang

berkategori nomina.

6) Fara’utana ira
P S

(mereka bersalaman)
S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat tunggal karena hanya terdiri

atas satu subjek dan satu predikat. Kalimat tersebut menunjukkan

kalimat yang diawali predikat fara’utana ‘bersalaman’ yang


44

berkategori verba, lalu diikuti oleh subjek ira dari kata dasar ya’ira

‘mereka’ yang berkategori nomina.

7) Imane baloi nönö-nönö.


S P Pel

(Dia berkata tunggu tambahan.)


S P Pel

Kalimat di atas adalah jenis kalimat tidak langsung karena

merupakan ujaran yang dilaporkan. Kalimat tersebut menunjukkan

kalimat yang diawali oleh pola subjek imane ‘dia berkata’ yang

berkategori frasa nomina, lalu diikuti oleh pola predikat baloi

‘tunggu’ yang berkategori verba, kemudian diakhiri oleh pelengkap

nönö-nönö ‘tambahan’ yang berkategori nomina.

d) Percakapan IV
1) Fa’uju ira mböröta.
P S Kw

(dahulu mereka berantam.)


Kw S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat ini menunjukkan kalimat yang diawali oleh

predikat fau’ju ‘berantam’ yang berkategori verba, lalu diikuti oleh

subjek ira dari kata dasar ya’ira ‘mereka’ yang berkategori nomina,

lalu diakhiri oleh keterangan waktu mböröta ‘dahulu’ yang

berkategori adverbia.

2) Cuau nde ji möi wo’anadugö yaira khö Jalawa


S P O Pel

(Kakekmu ini yang pergi melaporkan mereka kepada camat.)


S P O Pel
45

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena isinya berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh subjek Cuau ande ji möi ‘kakekmu ini yang pergi’

yang berkategori frasa nomina, lalu predikat wo’anadugö

‘melaporkan’ yang berkategori verba, lalu diikuti oleh objek ya’ira

‘mereka’ yang berkategori nomina, lalu diikuti oleh keterangan

tujuan khö Cama ‘kepada Camat’ yang berkategori frasa adverbia.

3) I’ohe folisi da’öfa


S P Pel Ket

(Dia bawa polisi empat orang)


S P Pel Ket

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini

berisipernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat

yang diawali oleh predikat I dari kata dasar ya’ia ‘dia’ yang

berkategori nomina, kemudian predikat ohe ‘bawa’ yang

berkategori verba, lalu diikuti oleh pelengkap folisi ‘polisi’ yang

berkategori nomina, lalu diakhiri oleh keterangan da’öfa ‘empat

orang’ yang berkategori frasa adverbia.

4) Mofanö ia ba Gomo.
P S K

(Dia pergi ke Gomo.)


S P Kt

Kalimat tersebut jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat ini menunjukkan kalimat yang diawali oleh

predikat mofanö ‘pergi’ yang berkategori verba, lalu diikuti oleh

subjek ia dari kata dasar ya’ia ‘dia’ yang berkategori nomina, lalu
46

diikuti pola keterangan tempat ba Gomo ‘nama kampung’ yang

berkategori adverbia.

5) Meno ilau teu toho sabölö, moloi ndafolisi.


Ket P S

(ketika turun hujan deras, polisi kabur.)


Ket S P

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

keterangan sebab meno ilau teu toho sabölö ‘ketika turun hujan

deras’ yang berkategori frasa adverbia, lalu diikuti oleh predikat

moloi ‘lari’ yang berkategori verba, lalu diakhiri oleh pola ndafolisi

‘polisi’ yang berkategori nomina.

6) Manawuli ira ba mbanua


P S Kt

(Mereka Pulang ke kampung)


S P Kt

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

predikat manawuli ‘pulang’ yang berkategori verba, lalu diikuti

oleh subjek ira dari kata dasar ya’ira ‘mereka’ yang berkategori

nomina, lalu diakhiri oleh keterangan tempat ba mbanua ‘di

kampung’ yang berkategori adverbia.


47

e) Percakapan V

1) Cöli Ama Risi!


P S

(Pak Risi, pergi!)


S P

Kalimat ini adalah jenis kalimat perintah karena berisi perintah dan

perlu diberi reaksi berupa tindakan. Kalimat tersebut menunjukkan

kalimat yang diawali oleh predikat cöli ‘pergi’ yang berkategori

verba, lalu diikuti oleh subjek Ama Risi ‘nama orang’ yang

berkategori nomina.

2) Meno manawlui ndrao ba mbanua, awai halöwögu folau börö


P S Kt Pel
jinanö.

(Setelah saya pulang di kampung, pekerjaan saya, membersihkan


S P Kt Pel
tanaman.)

Kalimat ini adalah jenis kalimat langsung karena merupakan ujaran

yang dituturkan secara langsung. Kalimat tersebut menunjukkan

kalimat yang diawali oleh pola predikat Meno manawlui ‘ketika

pulang’ yang berkategori frasa verba, lalu diikuti oleh pola subjek

ndao ‘saya’ yang berkategori nomina, kemudian diikuti oleh pola

keterangan tempat ba mbanua ‘di kampung’ yang berkategori

adverbia, lalu diikuti oleh pelengkap awai halöwögu folau börö

jinanö ´itulah pekerjaanku membersihkan tanaman’ yang

berkategori frasa nomina.


48

3) Na halöŵögu nogu, wanalui-nalui eu galitö ero ma’ökhö.


S P O Kw

(Kalau pekerjaan saya nak mencari-cari kayu bakar setiap hari.)


S P O Kw

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

subjek Na halöŵögu nogu ‘kalau pekerjaan saya nak’ yang

berkategori frasa nomina, lalu predikat wanalu-nalui ‘mencari-cari’

yang berkategori verba, lalu diikuti oleh objek eu galitö ‘kayu

bakar’ yang berkategori nomina, lalu diakhiri oleh pola keterangan

waktu ero ma’ökhö ‘setiap hari’ yang berkategori frasa adverbia.

4) Baginötö meno acua ndao ande, awai ji so bagera-eragu lala


Ket S

Wanalui böli gögu dalu-dalu.


P O

(Di umur tua saya ini, itulah yang saya pikirkan, bagaimana cara
Ket S

mencari beli obat saya.)


P O

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

keterangan baginötö meno acua ndao ande sae ‘diumur tua saya

ini’ yang berkategori frasa ajektifa, lalu subjek awai jiso bagera-

eragu ‘itulah yang ada dipikiran saya’ yang berkategori frasa

nomina, lalu predikat wanalui ‘mencari’ yang berkategori verba,

lalu objek böli gögu dalu-dalu ‘beli obat saya’ yang berkategori

frasa nomina.
49

5) Na tanö Ba jina nomo nama Kiri, mo labe taroma khögu.


Ket S P Pel

(kalau tanah di samping rumah pak Kiri, sudah mereka wariskan


Kt S P

kepada saya
Pel

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

subjek Na tanö Ba jina nomo nama Kiri ‘kalau tanah di samping

rumah bapak Kiri’ yang berkategori frasa nomina, lalu subjek mo la

‘sudah mereka’ yang berkategori frasa nomina, lalu predikat be

‘berikan’ yang berkategori verba, lalu pelengkap taroma khögu

‘bagian saya’ yang berkategori frasa nomina.

6) Ya’ira ji mana-mana bua


S P

(Mereka yang makan-makan buah.)


S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh pola subjek ya’ira ji mana-mana ‘mereka yang

makan-makan’ yang berkategori frasa nomina, lalu predikat bua

‘buah’ yang berkategori verba.

f) Percakapan VI

1) Mofanö ndao ba laja


P S Kt

(saya pergi ke sawah)


S P Kt
50

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang diawali oleh

predikat mafanö ‘pergi’ yang berkategeri verba, lalu diikuti oleh

subjek ndao ‘saya’ yang berkategrori nomina, lalu diikuti oleh

keterangan tempat ba laja ‘di sawah’ yang berkategori adverbia.

2) Asese mofökhö ia.


Ket P S

(Dia sering sakit.)


S Ket P

Kalimat pernyataan di atas menunjukkan kalimat yang diawali oleh

keterangan asese ‘sering’ yang berkategori adverbial, lalu diikuti

predikat mofökhö ‘sakit’ yang berkategori verba, kemudian subjek

ia dari kata dasar ya’ia ‘dia’ yang berkategori nomina.

3) Mohalöwö ita ba danö.


P S Kt

(Kita bekerja di kebun.)


S P Kt

Kalimat ini adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut menunjukka kalimat yang di awali oleh

predikat mahalöwö ‘bekerja’ yang berkategori verba, kemudian

keterangan ba danö ‘di kebun’ yang berkategori adverbia,

kemudian subjek ita dari kata dasar ya’ita ‘kita’ yang berkategori

nomina.

4) Moroi ba Hili Waga lahalö ndonania.


Kt S P O

(Dari Hili Waga mereka mengambil istrinya.)


Kt S P O
51

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut diawali oleh keterangan tempat moroi ba

hili waga ‘dari hili Waga’ hiliwaga adalah nama kampung yang

berkategori frasa adverbial, lalu subjek la ‘mereka’ yang berkategori

nomina, kemudian predikat halö ‘ambil’ yang berkategori verba, lalu

subjek ndonania ‘istrinya’ yang berkategori nomina.

5) Awena möi ndao ba jifalagö


P S Kt

(saya baru pergi di sifalagö)


S P Kt

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena berisi pernyataan

belaka. Kalimat tersebut diawali predikat awena möi ‘baru pergi’

yang berkategori frasa verba, lalu subjek ndao ‘saya’ yang

berkategori nomina, kemudian keterangan tempat ba jifalagö ‘di

sifalagö’ yaitu nama kampung, yang berkategori adverbia.

6) Hulö ita janokho wemanga bua lase nde.


S P O

(Kita seperti pengidam memakan buah langsat ini.)


S P O

Kalimat di atas adalah jenis kalimat pernyataan. Kalimat tersebut

diawali oleh subjek hulö ita janokho ‘kita seperti pengidam’ yang

berkategori frasa nomina, lalu diikuti oleh predikat wemanga

‘memakan’ yang berkategori verba, lalu objek bua lase nde ‘buah

langsat ini’ yang berkategori frasa nomina.


52

7) No möi nda’ugö?
P S

(apakah Kamu sudah pergi?)


S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat tunggal karena kalimat ini hanya

terdiri dari satu unsur subjek dan satu unsur predikat. Kalimat tersebut

menunjukkan kalimat yang diawali oleh pola predikat no möi ‘apakah

sudah pergi’ yang berkategori frasa verba, lalu diikuti oleh pola

subjek ndaugö ‘kamu’ yang berkategori nomina.

8) Olifu ndao, börö lö asese falukha.


P S Ket

(Saya lupa, karena tidak sering bertemu.)


S P Ket

Kalimat di atas adalah jenis kalimat langsung karena berisi ujaran

yang dituturkan. Kalimat tersebut diawali oleh predikat olifu ‘lupa’

yang berkategori verba lalu subjek ndao ‘saya’ yang berkategori

nomina lalu keterangan sebab börö lö asese falukha ‘karena tidak

sering bertemu’ yang berkategori frasa adverbia.

9) Ya’o ande, marase wowöli-wöli bulu gowi


S P O

(Saya ini, cape membeli-beli daun ubi.)


S P O

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena isinya berupa

kalimat pernyataan. Kalimat tersebut diawali oleh subjek ya’o ande

‘saya ini’ yang berkategori frasa nomina, lalu diikuti oleh predikat

marase wowöli-wöli ‘cape membeli-beli’ yang berkategori frasa


53

verba, lalu diikuti oleh objek bulu gowi ‘daun ubi’ yang berkategori

nomina.

g) Percakapan VII

1) Me hari satu ndö, manalulu nama Kiri khö namada.


Kw P S Pel

(Waktu hari sabtu itu, bapak Kiri meminta maaf kepada ayah kita.)
Kw S P Pel

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh pola keterangan waktu me hari satu ndö, ‘waktu hari

sabtu itu’ yang berkategori frasa adverbia, kemudian diikuti pola

predikat manalulu ‘meminta maaf’ yang berkategori frasa verba,

kemudian pola subjek nama Kiri (bapak Kiri yaitu nama orang) yang

berkategori nomina, kemudian pelengkap khö namada “kepada ayah

kita’ yang berkategori frasa nomina.

2) manaculö ira.
P S

(Mereka berdamai.)
S P

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh pola predikat manaculö ‘berdamai’ yang berkategori

verba, lalu pola subjek ira dari kata dasar ya’ira ‘mereka’ yang

berkategori nomina.

3) Niha hö manandö-nandö fa’akaliru manö ero ma’ökhö.


S P O Kw

(Orang itu meminta-minta keributan saja setiap hari)


54

S P O Kw

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan kalimat yang

diawali oleh pola subjek niha hö ‘orang itu’ yang berkategori frasa

nomina, kemudian diikuti pola predikat manandö-nandö ‘meminta-

minta’ yang berkategori frasa nomina, kemudian pola objek

fa’akaliru manö ‘keributan saja’ yang berkategori frasa nomina,

kemudian pola keterangan waktu ero ma’ökhö ‘setiap hari’ yang

berkategori frasa adverbia.

4) Lahalö ji tena khöra.


S P Ket

(Mereka ambil yang bukan milik mereka.)


S P Ket

Kalimat di atas adalah jenis kalimat berita karena kalimat ini berisi

pernyataan belaka. Kalimat tersebut menunjukkan pola yang diawali

oleh subjek la ‘mereka’ yang berkategori nomina, kemudia halö

‘ambil’ yang berkategori verba, kemudian keterangan sangkalan ji

tena khöra ‘yang bukan milik mereka’ yang berkategori frasa

adverbia.

C. Pembahasan

Berdasarkan temuan data tersebut di atas, peneliti mengklasifikasikan

bentuk dari pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Tengah.

1. Pola Kalimat Dasar Bahasa Nias Utara Dialek Tengah di Desa Sifalagӧ

Susua Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan


55

Dari hasil penelitian, maka peneliti memperoleh data dengan

menggunakan prosedur yang telah diuraikan sebelumnya, bahwa dalam

bahasa Nias Utara dialek Tengah terdapat perbedaan penggunaan pola

kalimat dasar dalam bahasa Nias dengan pola kalimat dasar dalam bahasa

Indonesia. Menurut Prihantini (2015:18-19) kalimat dasar adalah kalimat

yang terdiri atas satu klausa, memiliki unsur-unsur yang lengkap, dan

susunan unsur-unsur tersebut menurut pada urutan yang paling umum. Pola

kalimat dasar dalam bahasa indonsesia terdiri dari S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-

P-Ket, S-P-O-Pel, dan S-P-O-Ket. Jadi dari pendapat tersebut dapat

diketahui bahwa dalam bahasa Indonesia terdapat pola kalimat dasar yang

jauh berbeda dengan pola kalimat dasar yang digunakan dalam bahasa Nias

Utara dialek Tengah. Dalam bahasa Indonesia, pola kalimat dasar yang

selalu digunakan diawal kalimat adalah pola subjek dan bukan predikat,

keterangan, objek dan pelengkap. Misalnya ‘saya mencari kamu di

kampus’ kata saya sebagai subjek, kata mencari sebagai predikat, kata

kamu sebagai objek, dan kata di kampus sebagai keterangan tempat. Dari

contoh tersebut terlihat jelas bahwa pola kalimat dasar yang digunakan

dalam bahasa Indonesia selalu diawali dari pola subjek.

Berdasarkan data yang ditemukan oleh peneliti, penggunaan pola

kalimat dasar dalam bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa Sifalagӧ

Susua, Kecamatan Susua Kabupaten Nias Selatan bisa saling bergantian.

Kalimat bisa diawali oleh pola predikat, subjek, dan keterangan, misalnya

kalimat yang diawali oleh predikat falukha ira nakhinia ‘dia bertemu

dengan adiknya’, jadi kata falukha sebagai predikat, kata ira sebagai subjek
56

dan kata nakhinia sebagai pelengkap. Selanjutnya kalimat yang diawali

oleh pola subjek seperti ya’ira ji mana-mana bua ‘mereka yang makan-

makan buah’, jadi kata ya’ira ji mana-mana yaitu subjek, bua yaitu

predikat. Kemudian kalimat yang diawali oleh keterangan contohnya na ba

jina nomo nama kiri mo labe taroma khӧgu ‘kalau di samping rumah bapak

kiri sudah mereka berikan kepada saya’ kata ba jina nomo nama Kiri yaitu

keterangan tempat dan mo la yaitu subjek, be yaitu predikat taroma khögu

yaitu pelengkap.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan yang telah dilakukan

peneliti tentang pola kalimat dasar bahasa Nias Utara dialek Tengah, maka

peneliti menyimpulkan bahwa dalam bahasa Nias Utara dialek Tengah di Desa

Sifalagö Susua, Kecamatan Susua, Kabupaten Nias Selatan, terdapat 17 pola

kalimat dasar yang diawali dari pola S-P, S-P-O, S-P-Pel, S-P-O-Ket, S-P-O-

Pel, S-P-Pel-Ket. P-S, P-S-Pel, P-S-O, P-S-O-Ket, P-Pel-Ket, P-S-Ket, P-S-

Ket-Pel. Ket-S-P, Ket-P-S, Ket-S-P-O, Ket-S-P-Pel, Ket-P-S-Pel.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menyarankan:

1. Disarankan kepada mahasiswa dan masyarakat supaya mempertahankan dan

melestarikan bahasa Nias sebagai identitas kita orang Nias.

2. Adanya perhatian pemerintah terhadap pelestarian bahasa Nias dengan

menerapkan kebijakan bahwa bahasa pengantar di dalam kelas untuk SD

kelas rendah adalah bahasa daerah yang digunakan oleh masyarakat

setempat.

57
58

Anda mungkin juga menyukai