Anda di halaman 1dari 38

1

MEDAN MAKNA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA DAYAK BANYADU


KECAMATAN MENYUKE HULU KABUPATEN LANDAK


Proposal Penelitian


Oleh


ELIS TUWENI
NIM. 511100169



FAKULTAS BAHASA DAN SENI

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2014
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah proposal penelitian yang
berjudul Medan Makna Verba dalam Bahasa Dayak Banyadu dapat diselesaikan
oleh penulis.
Selama mengerjakan dan menulis proposal penelitian ini penulis telah
banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak, Ibu, dan Kakak tercinta yang tanpa lelah mendoakan dan memberikan
semangat serta kasih sayangnya yang berharga.
2. Al Ashadi Alimin, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Penelitian Bahasa yang
telah memberikan bimbingan dalam penulisan proposal penelitian ini.
3. Jagor sebagai informan bahasa dayak banyadu dalam penelitian ini yang telah
memberikan pengetahuan dan masukan selama penelitian.
4. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
banyak membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini sampai selesai.
Penulis menyadari proposal ini belum sampai tahap sempurna karena
kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi
penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Pontianak, April 2014

Penulis




3

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAGIAN I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8
F. Prosedur Penelitian... 10
BAGIAN II KAJIAN TEORI ....................................................................... 21
A. Makna Leksikal ........ 21
B. Leksem. 21
C. Analisis Komponen Makna Terhadap Leksem Verba Mengambil. 22
D. Leksem Mengambil dengan Alat ......................................................... 24
E. Leksem Mengambil Tanpa Alat ........................................................... 28
F. Leksem Mengambil dengan Alat Berdasarkan Fungsi Semantis ......... 34
G. Leksem Mengambil Tanpa Alat Berdasarkan Fungsi Semantik. . 35
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36







4
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia, dengan
bahasa manusia dapat mengungkapkan ide dan gagasannya sehingga terjadi
komunikasi antara sesama manusia. Melalui bahasa segala sesuatu dapat
dipahami dan dimengerti sesuai dengan apa yang dimaksud oleh seseorang
dalam berkomunikasi kepada orang lain. Oleh karena itu, pengetahuan
mengenai bahasa perlu ditingkatkan untuk membina dan mengembangkan
bahasa.
Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional sekaligus
kebudayaan daerah. Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, bahasa
daerah yang hidup dan berkembang di wilayah Indonesia harus dipelihara
kelestariannya. Dengan demikian, bahasa daerah juga akan tetap
berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
Bahasa Dayak Banyadu (BDB) adalah salah satu bahasa daerah yang masih
hidup dan berkembang di Kalimantan Barat. Bahasa ini digunakan oleh
suku Dayak Banyadu yang berdomisili di Kecamatan Banyuke Hulu,
Kabupaten Landak. Seperti bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara, BDB juga di lihat dari kedudukan dan
fungsinya merupakan (1) lambang identitas dan kebanggaan masyarakat
Dayak Banyadu di Kabupaten Landak, (2) alat komunikasi dalam
lingkungan keluarga dan masyarakat setempat, (3) bahasa yang digunakan

5
dalam upacara adat atau dalam menuturkan cerita rakyat. Mengingat
pentingnya fungsi tersebut, perhatian khusus perlu diberikan terhadap
bahasa daerah ini. Perhatian khusus yang dimaksud adalah upaya membina
dan memelihara bahasa daerah khususnya bahasa Dayak Banyadu di
Kabupaten Landak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penelitian.
Pemilihan medan makna verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu
(BDB) sebagai objek penelitian didasarkan beberapa pertimbangan.
Pertama, penelitian mengenai medan makna verba mengambil dalam bahasa
Dayak Banyadu belum pernah dilakukan. Kedua, verba mengambil dalam
BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini
dilakukan di desa Antan. Alasan penelitian ini dilakukan di desa Antan
karena desa Antan merupakan pusat kebudayaan bahasa Dayak Banyadu di
Kecamatan Banyuke Hulu sehingga sangat memudahkan peneliti untuk
mengumpulkan data. Ada beberapa penelitian serupa mengenai medan
makna sudah dilakukan dan diseminarkan oleh Jamnah (2011) dengan judul
Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas Hulu.
Suhardany (2011) dengan judul Medan Makna Verba Jatuh dalam Bahasa
Melayu Sambas. Relasi Makna Verba Mengambil dalam Bahasa Melayu
Dialek Sambas oleh Sundari (2011). sedangkan penelitian terhadap Medan
Makna Verba Mengambil dalam BDB belum pernah dilakukan. Penelitian
dalam bidang linguistik sebelumnya mengenai BDB baru diteliti oleh
Fransiskus Antonius (2011) dengan judul Bentuk Nomina Bahasa Dayak
Banyadu dan Yustina (2012) dengan judul Pronomina Bahasa Dayak
6
Banyadu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komponen
makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil dalam bahasa
dayak Banyadu. Sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, kata tentu
mengandung makna dan setiap kata tersebut dapat dikelompokan sesuai
dengan medan maknanya. Umpamanya, dalam Bahasa Indonesia kata
mengambil mempunyai medan makna mencuri, merampok, memetik,
merampas, dan menjolok. BDB juga memiliki medan makna kata
mengambilyaitu, nako, arintak, etes, olok, ail, opot, aupm, opor,
aok, ento, epet, akomok, ikup, nubut, muat, mokat, mutik. Verba
mengambil dalam BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini,yaitu
bagaimanakah medan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak
Banyadu?
Dari masalah umum diatas peneliti membagi menjadi beberapa sub masalah
agar lebih terfokus, yakni sebagai berikut :
1. Bagaimanakah komponen makna dalam Bahasa Dayak Banyadu?
2. Baagaimanakah variasi medan makna dalam Bahasa Dayak Banyadu?
3. Bagaimanakah makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu?




7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan medan makna
verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu. Sejalan dengan rumusan di
atas, maka tujuan penelitian ini secara khusus yakni sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan komponen-komponen makna dalam Bahasa Dayak
Banyadu.
2. Mendeskripsikan fungsi semantik yang terdapat dalam Bahasa Dayak
Banyadu.
3. Mendeskripsikan makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan
ilmu pendidikan, terutama yang berkenaan dengan pengembangan teori-
teori pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya yang
berkenaan dengan penganalisisan bahasa.
b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berupa teori bagi tenaga
pendidik tentang pemahaman bahasa daerah.
c. Hasil penelitian ini dapat di jadikan informasi yang berguna bagi lembaga
sebagai bahan kajian untuk kemudian di kembangkan lebih lanjut.
d. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan kajian bagi penelitian-
penelitin lanjutan atau yang sejenisnya, khususnya yang berkaitan
denganmedan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu.

8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada siswa agar lebih
memahami komponen-komponen makna, baik makna leksikal, makna
semantik, dan dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk sarana
pengetahuan mengenai makna.
b. Bagi Guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi atau bahan ajar
pembelajaran tentang bahasa daerah dan pelajaran tentang makna di
Sekolah.
c. Bagi STKIP-PGRI Pontianak
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi mahasiswa
dalammenambah wawasan mengenai komponen-komponen makna.
d. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang makna-makna dan
peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian medan makna verba
mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadutersebut sebagai pedomandalam
pembelajaran.
e. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan menambah wawasan
pengetahuan tentang komponen-komponen makna dan bahasa daerah.


9
E. Ruang Lingkup Penelitian
1. Variabel Penelitian
Kerlinger (Darmadi, 2011:20) mendefinisikan variabel sebagai konstruk
(constructed) atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan,
pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan
lain-lain. Variabel dapat dikatakan suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang
berbeda (Differences), dengan demikian berarti variabel itu merupakan sesuatu
yang bervariasi.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu medan makna
verba dalam Bahasa Dayak Banyadu dengan indikator sebagai berikut:
a. Komponen-komponen makna dalam Bahasa Dayak Banyadu.
b. Fungsi semantik yang terdapat dalam Bahasa Dayak Banyadu.
c. Makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu.
2. Definisi Operasional
a. Komponen-komponen Makna
Menurut Parera (2004:161) manfaat analisis komponen makna adalah:
1. Analisis komponen makna kata dapat memberikan jawaban atas
pertanyaan mengapa beberapa kalimat benar, mengapa kalimat lain
tidak benar dan mengapa beberapa kalimat bersifat anomali. Kita dapat
mengatakan bahwa kalimat-kalimat analitis, kontradiktoris dan anomali
karena komponen-komponen makna kata dalam kalimat itu
berkecocokan, bertentangan dan tidak berhubungan.

10
2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita dapat
meramal hubungan antara makna. Hubungan antara makna secara umum
dibedakan atas empat tipe, yaitu kesinoniman, keantoniman, keberbalikan
dan kehiponiman.
3. Komponen makna dapat digunakan sebagai alat uji bahwa kalimat (a), (b)
bersifat analitis, kalimat (c), (d) bersifat kontradiktis dan kalimat (e), (f)
bersifat anomali berdasarkan desain satu sistem logika. Misalnya, kita
mendengar kalimat sekretarisnya seorang pria. Secara logis dengan dasar
komponen makna kata kita akan membuat kesimpulan bahwa sekretarisnya
itu dewasa dan berjenis kelamin jantan. Paparan di atas menunjukan
bahwa analisis komponen makna dapat memberikan manfaat juga memiliki
keterbatasan. Artinya, bahwa analisis komponen makna tidak dapat
diterapkan pada semua kata. Ferdinand DeSaussure (dalam buku Abdul
Chaer,1994:286) mengemukakanmakna sebagai pengertian atau konsep
yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik.
b. Fungsi Semantik
Kridalaksana (2008:68) mengatakan bahwa fungsi semantis adalah
peran. Jadi, fungsi semantis adalah kegunaan atau peran makna dalam suatu
bahasa. Berhubungan dengan fungsi dan makna dalam menentukan fungsi
menjadi sulit sebab fungsi dan makna terjalin erat, tidak dapat dipisahkan
satu dari yang lain. Contoh: (1) Mencuri fungsi semantisnya untuk
memperoleh sesuatu untuk kepentingan tertentu. (2) Menculik fungsi
semantisnya mendapatkan seseorang untuk misi tertentu.
11
c. Makna Leksikal
Kridalaksana (2008:133) makna leksikal berarti makna unsur-unsur
bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dan lainnya, makna leksikal
dimiliki unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya.
Contoh memukat (v) bermakna menangkap ikan dengan pukat. Berdasarkan
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata
adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang
dilambangkan oleh kata itu.Kata-kata yang bermakna dibentuk oleh
komponen makna dan masing-masing mempunyai fungsi semantis. Menurut
KBBI (2008:400) fungsi adalah kegunaan suatu hal, sedangkan semantis
adalah berhubungan dengan ilmutentang makna dalam bahasa.
F. Prosedur Penelitian
a. Metode dan Bentuk Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati,
menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena atau gejala yang terjadi
pada suatu masalah. Setiap penelitian memerlukan metode untuk
mencapai suatu tujuan, sebaliknya tanpa adanya suatu metode yang
jelas, penelitian itu sendiri tidak akan dapat berjalan sebagaimana yang
diharapkan karena itu metode dalam suatu penelitian sangat
diperlukan. Darmadi (2011:34) membagi beberapa macam bentuk
penelitian dilihat dari segi metode, yakni: penelitian deskriptif,
12
penelitian sejarah, penelitian survey, penelitian Ex-Postfakto,
penelitian ekperimen, penelitian quasi eksperimen.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.Menurut
Best (Darmadi, 2011:145) metode deskriptif merupakan metode
penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek
sesuai dengan apa adanya.Penggunaan metode deskriptifdilakukan
untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang
dihadapi pada suatu situasi. Tujuan utama dari penggunaan metode ini
adalah untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara
objektif dalam suatu situasi yang dihadapi dengan menempuh langkah-
langkah pengumpulan data, klasifikasi atau pengolahan data.
Pada penelitian deskriptif, para peneliti berusaha menggambarkan
kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan
sistematis.Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan
secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah
ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak
menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arch atau guide dalam
penelitian.
2. Bentuk Penelitian
Suatu metode penelitian akan dapat digunakan dengan adanya
dukungan dari bentuk penelitian yang dapat digunakan. Bentuk
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk
penelitian kualitatif, karena tidak menggunakan angka-angka tetapi
13
lebih mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar
konsep yang dikaji secara empiris. Bodgan dan Taylor (Ismawati,
2011:10) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis
atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati; pendekatan
ini diarahkan pada lataran individu secara holistik (utuh).Jadi tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau
hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Lincoln dan Guba (Moleong, 2010:8) mengatakan penelitian
kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan
penelitian jenis lainnya, yakni : (1) latar alamiah, (2) manusia sebagai
alat (instrument), (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara
induktif, (5) teori dari dasar (grounded theory), (6) deskriptif, (7) lebih
mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang ditentukan
oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk kriteria keabsahan data,
(10) desain yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan
dan disepakati bersama.
b. Sumber Data dan Data
1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah informan utama, yaitu Pak
Jagor sebagai penutur Bahasa Dayak Banyadu,yang sangat dipercayai
kebenaranya karena beliau merupakan penduduk asli di daerah tersebut
14
dan sekarang menjabat sebagai Pasirah yang berperan penting dalam
Pengurus Adat. Peneliti juga akan mencari sumber data tambahan yang
berupa informasi daripenduduk setempat yang mengetahui bahasa asli
Bahasa Dayak Banyadu tersebut serta informasi dari berbagai media
elektronik dan cetak.Melalui para penutur bahasa inilah diperoleh data
utama dalam penelitian ini, yaitu Bahasa Dayak Banyadu.
Pemilihan informan berdasarkan beberapa kriteria, agar data
yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Syam (Suryaningsih,
2012:46) mengemukakan informan ditentukan dari orang-orang yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Berpengalaman mengenai latar penelitian
b. Memiliki sifat iklas dan suka rela sebagai anggota tim peneliti atau
pengumpul data walaupun secara informal
c. Bersedia memberikan pandangan mengenai nilai, sikap, dan
kebudayaan pada latar penelitian
d. Jujur
e. Taat pada janji
f. Patuh pada peraturan
g. Senang berbicara
h. Tidak termasuk anggota kelompok yang bertentangan dalam latar
penelitian.

Identitas pencerita menurut Syam (Suryaningsih, 2012:46), sebagai berikut:

a. Nama
b. Umur/Usia
c. Jenis Kelamin
d. Status dalam masyarakat setempat
e. Bahasa yang dikuasai
f. Dari siapa memperoleh cerita
g. Berapa lama menetap di daerah itu
h. Waktu merekam (hari, tanggal, bulan, tahun)
Berdasarkan kriteria tersebut informan dalam penelitian ini yaitu:
a. Nama : Jagor
15
b. Umur/Usia : 57 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Status dalam masyarakat setempat : Pasirah (Pengurus Adat)
e. Bahasa yang dikuasai : Bahasa Dayak Banyadu dan
Bahasa Indonesia
f. Dari siapa memperoleh bahasa : Dari orang tua
g. Berapa lama menetap di daerah itu :57 Tahun
h. Waktu merekam : Jumat, 11 April 2014
Pukul : 11.00 Wib.
2. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kata, frase, kalimatserta
hasil wawancara.Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2010:11) yang
menguraikan satu diantaranya ciri penelitian kualitatif dengan metode deskriptif
bahwa:
data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-
angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan
data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape,
dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.

Setelah melakukan penelitian data-data yang dikumpulkan selama penelitian
adalah berupa hasil wawancara, rekaman Bahasa Dayak Banyadu, foto informan
dan lainnya yang mendukung hasil penelitian.
c. Teknik dan Alat Pengumpul Data
1. Teknik Pengumpul Data
16
Suatu penelitian memerlukan teknik tertentu untuk memperlancar proses
penelitian dan teknik tersebut harus sesuai dengan pencapaian tujuan penelitian.
Penetapan teknik yang tepat dalam penelitian akan berdampak positif dan
memiliki arti penting yang sangat strategis, sebab semua yang akan didata,
dianalisis, dan diinterpretasikan akan menjadi tepat. Sebagai seorang peneliti
untuk mendapatkan data atau informasi yang maksimal, peneliti harus
menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai.
Berkaitan dengan teknik pengumpulan data, Nawawi (2003:94)
mengungkapkan enam (6) teknik pengumpul data, yaitu :
a. Teknik observasi langsung
b. Teknik observasi tidak langsung
c. Teknik komunikasi langsung
d. Teknik komunikasi tidak langsung
e. Teknik pengukuran
f. Teknik studi dokumentar/ bibliographis

Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, maka dalam penelitian ini
digunakan teknik sebagai berikut :
a. Teknik Observasi Langsung
Nawawi (2003:111) mendefinisikan teknik observasi langsung merupakan
observasi langsung yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau
berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang
diselidiki.Hal ini sejalan dengan pendapat Ismawati (2011:98) observasi adalah
kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat
indra manusia, yakni melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan
pengecap. Penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman
gambar, rekaman suara, dan sebagainya.Observasi digolongkan menjadi dua,
17
yakni nonsistematis yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrument
pengamatan, dan observasi sistematis yang dilakukan peneliti dengan
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi
berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.Pada penelitian
ini peneliti menggunakan obsevasi nonsistematis karena peneliti tidak
menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.Teknik ini digunakan
untuk memperoleh data secara langsung dari informan tentang Bahasa Dayak
Banyadu yang dijadikan bahan penelitian.
b. Teknik Studi Dokumentar
Nawawi (2003:111) mengemukakan teknik studi dokumentasi adalah suatu
teknik pengumpulan data yang mengharuskan seorang peneliti untuk melakukan
analisis terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian untuk
mendapatkan sejumlah fakta sebagai hasil penelitian.Pendapat yang serupa
dikemukakan Darmadi (2011:266) bahwa pada teknik dokumentasi peneliti
dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau
dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat
tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.Teknik studi dokumentasi
dimaksudkan untuk mendapatkan informasi Bahasa Dayak Banyadu dari informan
dan yang pernah diterbitkan di internet.
c. Teknik Komunikasi Langsung
Teknik komunikasi langsung merupakan cara mengumpulkan data yang
mengharuskan seseorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau
tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya
18
maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut (Nawawi,
2003:97). Teknik komunikasi langsung yang di terapkan dalam penelitian ialah
teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari informan secara langsung
atau bertatap muka dengan diiringi beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penelitian yang sifatnya terstruktur.
Dalam mengumpulkan data tentang Bahasa Dayak Banyadu, peneliti
melakukan kegiatan sebagai berikut:.
1) Menetapkan daerah yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu Desa
Antan Rayan, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak.
2) Mempersiapkan alat perekam, seperti kamera digital, alat tulis, perekam
suara, dan pedoman wawancara.
3) Melakukan wawancara untuk menentukan dan menemukan informan yang
dapat menuturkan Bahasa Dayak Banyadu yang hendak direkam.
4) Merekam Bahasa Dayak Banyadu yang diperlukan dalam penelitian.
5) Melakukan wawancara dengan penutur Bahasa Dayak Banyadu untuk
melengkapi data tentang identitas dan ikhwal Bahasa Dayak Banyadu yang
dituturkan.
2. Alat Pengumpul Data
Ismawati (2011:97) membagi beberapa alat pengumpulan data
(instrumen) dalam bentuk nontes, yakni wawancara (interview), angket atau
kuesioner (questionnaires), observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan teknik-
teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data yang
sesuai dengan teknik-teknik tersebut adalah:
19
a. Pedoman wawancara
Ismawati (2011:97) wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan
oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Darmadi
(2011:265) dilihat dari aspek pedoman (guide) wawancara dalam proses
pengambilan data, dapat dibedakan menjadi tiga macam jenis yaitu terstruktur,
bebas, kombinasi. Penelitian ini menerapkan pedoman wawancara secara
terstruktur, yaitu wawancara di mana ketika peneliti melaksanakan tatap muka
dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih
dahulu.Peneliti memilih wawancara terstrukur dengan alasan untuk mendapatkan
hasil informasi sesuai dengan yang telah direncanakan.
b. Dokumen
Menurut Sugiyono (2010:82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya
monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain. Dokumen yang
berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan
lain-lain. Dokumen dalam penelitian ini dapat berupa Bahasa Dayak Banyadu
yang bersumber dari informan, hasil wawancara dengan informan dan foto
informan yang menuturkan bahasa.
c. Alat Observasi
Alat observasi yang dimaksudkan peneliti adalah alat-alat yang digunakan
pada saat observasi berlangsung.Pada penelitian ini sesuai yang telah penulis
20
ungkapkan di bagian teknik observasi bahwa peneliti menggunakan observasi
nonterstruktur sehingga pada penelitian ini tidak menggunakan pedoman
observasi atau instrumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Ismawati (2011:98)
Observasi digolongkan menjadi dua, yakni nonsistematis yang dilakukan oleh
peneliti tanpa menggunakan instrument pengamatan, dan observasi sistematis
yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrument
pengamatan. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul
dan akan diamati.Adapun alat-alat yang peneliti gunakan pada saat melakukan
observasi di tempat penelitian ialah perekam, kamera, dan alat tulis yang
diperlukan.

d. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini bertujuan untuk mengungkapkan proses
pengorganisasian dan pengurutan data tentang komponen-komponen makna ke
dalam pola kategori satuan uraian, sehingga pada akhirnya dapat ditarik
kesimpulan tentang makna verba dalam bahasa dayak banyadu yang dilengkapi
dengan data-data pendukung.
Untuk mendeskripsikan data mengenai medan makna verba mengambil
dalam bahasa adayak banyadu maka ditempuh langkah-langkah berikut ini.
1. Merekam bahasa yang disampaikan informan;
2. Mentranskripsikan bahasa ke bentuk tulisan dalam bahasa Dayak Kanayatn;
3. Menerjemahkan bahasa yang telah ditranskipkan ke dalam bahasa
indonesia;
21
4. Membaca teks Bahasa Dayak Banyadu yang telah diterjemahkan ke bahasa
indonesia;
5. Mengidentifikasi dan mengklaisfikasi data-data sesuai masalah penelitian;
6. Menyajikan data dan interprestasi data yang telah diklasifikasikan;
7. Membuat simpulan dari hasil pembahasan sesuai dengan masalah yang
terdapat dalam penelitian.
e. Tempat dan Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan observasi lokasi penelitian
dan menemukan informan yang tepat untuk meminta keterangan mengenai
Bahasa Dayak Banyadu. Tahap selanjutnya adalah melakukan wawancara
dengan informan bernama Bapak Jagor yang dilaksanakan pada tanggal 11
April 2014 pukul 11.00 Wib di kediaman Beliau yang bertempat di Desa
Antan, Kecamatan Menyuke Hulu, Kabupaten Landak. Selanjutnya
peneliti juga mencari informasi tambahan dari penduduk setempat dan
informasi dari media elektronik maupun cetak yang memuat tentang
Bahasa Dayak Banyadu. Setelah semua data terkumpul peneliti mulai
mengolah data tersebut.






22
BAGIAN II
KAJIAN TEORI

A. Makna Leksikal
Maslov (1987: 90) mengatakan bahwa makna leksikal adalah rujukan
terhadap satu kandungan tertentu, yang spesifik bagi satu perkataan, yang
memiliki perbedaan dengan semua perkataan lain. Seperti yang kita ketahui,
makna leksikal biasanya merupakan sarana dalam semua bentuk tatabahasa
(dalam semua aloleks) perkataan termasuk bentuk analitis atau deskriptif,
yaitu ia tergolong dalam leksem.
Menurut Maslov (1987: 91) kita dapat membedakan tiga komponen
dalam makna leksikal:
(1) Hubungan dengan denotasi. Inilah yang dinamakan rujukan objek
perkataan
(2) Hubungan dengan kategori logik, terutama dengan konsep, yaitu rujukan
Konsep.
(3) Hubungan dengan makna konseptual dan makna konotatif perkataan lain
dalam rangka kerja sistem leksikal yang sepadan.
Suatu masalah penting semantik sinkronik memperkatakan hubungan
makna pokok (asas) dan makna skunder tambahan yang sisian (pinggiran).
Hjelmslev (1961: 28) menduga bahwa tidak ada tanda yang memunyai
makna dalam pengasingan mutlak. Selanjutnya Hjemslev mengatakan
bahwa makna pada mulanya berasal dari konteks situasi atau konteks
eksplisit. Pandangan yang bertentangan dipegang oleh kebanyakan ahli
bahasa, yaitu bahwa perkataan mempunyai makna teras atau makna asas
dalam sistem bahasa yang bebas dari konteks.
B. Leksem
Definisi Leksem adalah istilah yang lazim digunakan dalam studi
semantic untuk menyebut satuan bahasa bermakna. Istilah leksem kurang
lebih dapat dipadankan dengan istilah kata yang lazim digunakan dalam
23
studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim didefinisikan sebagai satuan
gramatikan bebas terkecil. Hanya bedanya sebagai satuan semantic, leksem
dapat berupa sebuah kata seperti kata meja, kucing dan makan dapat juga
berupa gabungan kata seperti meja hijau dalam arti pengadilan, bertekuk
lutut dalam arti menyerah dan tamu yang tidak diundang dalam arti
pencuri. Kumpulan dari leksem suatu bahasa disebut leksikon. Dalam studi
morfologi leksem ini sering diartikan sebagai satuan abstrak yang setelah
melalui proses morfologi akan membentuk kata. Misalnya leksem WRITE
dalam bahasa Inggris yang setelah melalui proses morfologi menjadi kata
write, wites, writing, wrote dan writer. Dalam bahasa Indonesia, leksem
PUKUL yang setelah mengalami proses afiksasi akan menjadi kata seperti
memukul, pikiran, pemukul dan pemukulan.

C. Analisis Komponen Makna Terhadap Leksem Verba Mengambil
Analisis komponen makna terhadap leksem verba mengambil digunakan
metabahasa, yaitu sebagai berikut.
(1) Dari sudut pandang arah mengambil ditemukan komponen makna, ke atas, ke
bawah, ke depan dan ke belakang.
(2) Dari sudut pandang posisi telapak tangan ditemukan komponen makna
menggenggam, mengerucut, terbuka, ke atas, dan ke bawah.
(3) Dari sudut pandang jarak ditemukan komponen makna jauh, dekat, tinggi, dan
rendah.
(4) Dari sudut pandang tanpa alat (anggota tubuh) ditemukan komponen makna
dengan satu tangan, dengan dua tangan, dengan lima jari (tangan), dengan dua jari
(tangan), dengan satu jari (tangan), dan dengan kaki.
(5) Dari sudut pandang dengan alat ditemukan komponen makna galah, kayu atau
bambu, parang, pengait, pisau, ani-ani, sabit bubu, jala, jaring, pancing, panah,
pukat, serkap, tangguk, ember, gayung, sendok.
24
(6) Dari sudut pandang posisi badan ditemukan komponen makna berdiri, duduk,
jongkok, jinjit, membungkuk, menyelam dan tiarap.
(7) Dari sudut pandang sasaran ditemukan komponen makna benda, hewan,
tumbuhan, dan manusia.
(8) Dari sudut pandang ukuran ditemukan komponen makna besar, kecil dan
sedang.
(9) Dari sudut pandang jumlah ditemukan komponen makna satu, beberapa,
sedikit, banyak.
(10) Dari sudut pandang waktu ditemukan komponen makna pagi, siang, sore,
malam.
(11) Dari sudut pandang tujuan ditemukan komponen makna untuk disimpan,
untuk dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang, untuk menyakiti, untuk dijual,
dan untuk digunakan.
(12) Dari sudut pandang emosi ditemukan komponen makna marah-marah, paksa,
kekerasan, diam-diam, dan biasa.
Berikut ini diuraikan analisis komponen makna dari beberapa leksem yang
merupakan anggota konsep verba mengambil dalam BDB Berdasarkan paparan di
atas ditemukan verba mengambil dalam BDB terbagi menjadi dua yaitu
mengambil menggunakan alat dan tanpa alat. Berikut leksem-leksem verba
mengambildalam bahasa Dayak Banyaduyang menggunakan alat yaitu
marampok, miah, ais, aok, oker, olok, ukit,mokat, abubu, aca, ail,
ajala, ajakam, nuba, ikup, manco, mogot, alapis, utupm, nabuk,
ari, nogo, dan arakait. Sedangkan mengambil tanpa alat dalam BDB
diperoleh kata mata, maut, muat, mutik, nadah, nako, nakap, narik, nedel,
aupm, araup, oho, noles, nubut, amut, arintak, opet, opot, seo,
moar, narokom, akomok, akahap, agar, aritis, etes, aok, ehak dan
ento.
25
D. Leksem Mengambil dengan Alat

(1) Leksem marampok merampokLeksem marampok mempunyai arah
mengambil ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan
mengenggam, mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa
alat dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari
(tangan). Posisi badan berdiri, dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar,
kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk menyakiti, untuk
dijual dan digunakan. Emosi paksa dan kekerasan.

(2) Leksem miahmenimba Leksem miah mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan
rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ember. Posisi badan berdiri,
jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dipindahkan dan digunakan.
Emosi biasa.

(3) Leksem ais mengais
Leksem ais mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi
telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat
dengan satu dan dua tangan. Dengan alat sabit, sendok, parang dan kayu. Posisi
badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Tujuan
untuk dimakan, dipindahkan dan dibuang. Emosi biasa. (4) Leksem
aokmenyauk Leksemaok mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan.
Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat
dengan satu dan dua tangan. Dengan alat jaring, ember, gayung dan sendok. Posisi
badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan tumbuhan.
Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk
disimpan, dimakan, dipindahkan, dijual dan digunakan. Emosi biasa

26
(5) Leksem oker menjangkau Leksem oker mempunyai arah mengambil ke
atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah.
Jarak tinggi, rendah dan jauh. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat galah,
pengait dan kayu. Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit, membungkuk dan tiarap.
Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan
disimpan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.

(6) Leksem olokmenjolok Leksem olok menjolok mempunyai arah
mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam, ke atas dan
ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan
alat galah. Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan (buah). Ukuran besar,
kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuannya untuk dimakan
dan untuk dijual. Emosi biasa.

(7) Leksem ukit mencungkilLeksem ukitmencungkil mempunyai arah
mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam,
mengerucut dan ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu tangan.
Dengan alat parang, pisau dan jarum. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan
membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan
beberapa. waktu pagi, siang dan sore. Tujuannya untuk dimakan dan untuk di
buang. Emosi biasa.

(8) Leksem mokatmemukat Leksem mokat mempunyai arah mengambil ke
bawah, dan ke depan.
Posisi telapak tangan menggenggam dan kebawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa
alat dengan dua tangan. Dengan alat pukat. Posisi badan berdiri dan
membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa
dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(9) Leksem abubumembubu Leksem abubu mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak
27
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat bubu. Posisi badan
membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu,
beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(10) Leksem aca memanah Leksem aca mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat panah. Posisi badan
membungkuk dan menyelam. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu. Waktu siang dan malam. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(11)Leksem ailmemancingLeksem ail mempunyai arah mengambil ke bawah
dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah.
Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan menggunakan alat pancing. Posisi
badan berdiri, jongkok dan duduk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan
sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(12) Leksem ajalamenjala Leksem ajala mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan.
Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa
alat dengan satu tangan. Dengan alat jala. Posisi badan berdiri. Sasaran hewan.
Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan dimakan
dan dijual. Emosi biasa.

(13) Leksem ajakam menyerkapLeksem ajakam mempunyai arah
mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat serkap. Posisi
badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar dan sedang.
Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.

(14) Leksem nubamenubaLeksem nubamempunyai arah mengambil ke bawah
dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan
28
rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk dan jaring.
Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(15) Leksem ikupmenanggukLeksem ikup mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk
dan jaring. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan
sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual.
Emosi biasa.

(16) Leksem manco memancung Leksem manco mempunyai arah mengambil
ke atas, ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah.
Jarak tinggi, rendah dan dekat. Dengan satu tangan. Dengan alat parang dan pisau.
Posisi badan berdiri, jinjit dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan
sedang. Jumlah satu dan beberapa. Waktu pagi, siang dan sore. Tujuan untuk
dimakan dan digunakan. Emosi biasa.

(17) Leksem mogot memanen Leksem mogot mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat sabit. Posisi badan
jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah
banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

(18) Leksem alapis memanen Leksem alapis mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani-ani. Posisi
badan berdiri, membungkuk dan jongkok. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil.
Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.

29
(19) Leksem utupm memanen Leksem utupm mempunyai arah
mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke
bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani-
ani. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil.
Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.


E. Leksem Mengambil Tanpa Alat

(1) Leksem mata memetik Leksem mata mempunyai arah mengambil ke atas,
ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan megerucut dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan
dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan
tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk
dimakan. Emosi biasa.
(2) Leksem maut meraih Leksem maut mempunyai arah mengambil ke atas dan
ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, dan ke bawah. Jarak dekat dan
rendah. Tanpa alat, dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan) Posisi badan
berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(3) Leksem muatmenderes Leksem muat mempunyai arah mengambil ke bawah.
Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua
tangan dan dengan satu jari (tangan). Posisi badan membungkuk. Sasaran benda.
Ukuran kecil. Jumlah banyak. Waktu pagi. Tujuan untuk dijual. Emosi biasa.
(4) Leksem mutik memungut Leksem mutik mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat
dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi
badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran
30
besar, kecil, dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk disimpan, untuk
dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang dan untuk digunakan. Emosi biasa.
(5) Leksem nadah menadah Leksem nadah mempunyai arah mengambil ke atas,
ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan
rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan
membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, dan sedang. Jumlah sedikit. Tujuan
untuk dimakan dan untuk digunakan. Emosi biasa.
(6) Leksem nako mencuri Leksem nako mempunyai arah mengambil ke atas,
ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan menggengam,
mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat
dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari
(tangan). Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit dan membungkuk. Sasaran benda,
hewan dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil, sedang. Jumlah satu, beberapa dan
banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan, dijual dan digunakan. Emosi
diam-diam.
(7) Leksem nakap mengambil Leksem nakap ini memiliki komponen makna
bersifat arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi
telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat
dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi
badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan
manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk
di simpan, di makan, dipindahkan, di buang, menyakiti, di jual dan untuk
digunakan. Emosi diam-diam dan biasa.
(8) Leksem narikmenarik Leksem narik ini memiliki komponen makna bersifat
arah mengambil ke atas, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan
mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan
satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan
berdiri, jongkok, membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil
31
dan sedang. Jumlah satu dan beberapa.Tujuan untuk dipindahkan, untuk
digunakan. Emosi biasa.
(9) Leksem nedelmencocol Leksem nedel mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat
dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari
(tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil.
Jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(10) Leksem aupm mengenggam Leksem aupm mempunyai arah
mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan
satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan
membungkuk. Sasaran benda dan
tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan
untuk di simpan, di makan, dipindahkan, dibuang. Emosi biasa.
(11) Leksem araupmeraup Leksem araup mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan
rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan
berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran
kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk disimpan, untuk dimakan, untuk
dipindahkan, dan untuk dibuang. Emosi biasa.
(12) Leksem ohomencelukLeksem ohomempunyai arah mengambil ke
bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak rendah. Tanpa
alat dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan
membungkuk. Sasaran benda dan hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu
dan beberapa. Tujuan untuk di simpan, dimakan, dan dipindahkan. Emosi biasa.
(13) Leksem noles mencolek Leksem noles mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah.
Tanpa alat dengan satu tangan dan satu jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk,
32
dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang. jumlah sedikit. Tujuan
untuk dimakan. Emosi biasa.
(14) Leksem nubutmencabut Leksem nubutmempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat
dengan satu dan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri
dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan, di buang
dan untuk dijual. Emosi biasa.
(15) Leksem amutmenadah Leksem amut mempunyai arah mengambil ke
bawah, ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak jauh. Tanpa alat
dengan dua tangan dan
lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan membungkuk. Sasaran benda
dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk disimpan,
dimakan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.
(16) Leksem arintakmerampas Leksemarintak mempunyai arah mengambil ke
bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut, dan ke bawah.
Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan)
dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, dan
membungkuk. Sasaran benda dan manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, untuk dijual, dan untuk
digunakan. Emosi marah dan
paksa.
(17) Leksem opetmencopetLeksem opet mempunyai arah mengambil ke
bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke
bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dua jari
(tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, membungkuk. Sasaran benda.
33
Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa, banyak. Tujuan untuk
dimakan, dijual dan digunakan. Emosi diam-diam.
(18) Leksem opotmenjumputLeksem opot mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat
dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi
badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang.
Jumlah satu, beberapa dan sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(19) Leksem seoberebutLeksem seo mempunyai arah mengambil ke bawah
dan ke depan. jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan
berdiri, membungkuk dan tiarap. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar,
kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan,
dipindahkan. Emosi marah-marah, paksa dan kekerasan.
(20) Leksem moarmenderesLeksem moar mempunyai arah mengambil ke atas,
ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam. Jarak dekat, tinggi
dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima
jari (tangan). Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan
sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam.
(21) Leksem narokommenyungkupLeksem narokom mempunyai arah
mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam
dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah.
Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri
dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Waktu
malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam.
(22) Leksem akomokmenerkam Leksem akomok mempunyai arah
mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan
satu dan dua tangan. Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan.
Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi diam-diam.
34
(23) Leksem akahapmencengkeram Leksem akahap mempunyai arah
mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi
badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang.
Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(24) Leksem agarmengguncangLeksem agar mempunyai arah mengambil ke
depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah.
Tanpa alat dengan satu tangan dan dua tangan. Posisi badan berdiri. Sasaran
tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan
untuk dimakan. Emosi biasa.
(25) Leksem aritismenyiangiLeksem aritis mempunyai arah mengambil ke
depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah.
Tanpa alat dengan dua tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi
badan duduk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan
banyak. Tujuan untuk dimakan dan dibuang. Emosi biasa.
(26) Leksem etesmemetikLeksem etesmempunyai arah mengambil ke atas,
ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak
dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan).
Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran
besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan
dan dijual. Emosi biasa.
(27) Leksem aokmengapai Leksem aok mempunyai arah mengambil ke
atas. Posisi telapak tangan mengenggam, ke atas dan ke bawah. Jarak tinggi.
Tanpa alat dengan satu tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi
badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang.
Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(28) Leksem ehakmematahkan Leksem ehak mempunyai arah mengambil ke
atas dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut dan ke bawah.
35
Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan)
dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan
sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(29) Leksem ento mematahkan Leksem ento mempunyai arah mengambil ke
bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat
dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dengan lima jari (tangan) dan dengan
dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan.
Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
Berdasarkan medan dan komponen makna yang dibahas telah ditemukan
leksem-leksem verba mengambil dalam BDB. Leksem-leksem tersebut juga
dianalisis berdasarkan jenis makna yaitu makna leksikal dan makna denotatif.
Semua leksem verba mengambil dalam BDB yang telah ditemukan tersebut
merupakan jenis makna leksikal dan denotatif. Setiap kata dan makna tentu
menpunyai fungsi semantis, berikut fungsi semantis leksem-leksem verba
mengambil dalam BDB.

F. Leksem Mengambil dengan Alat Berdasarkan Fungsi Semantis

(a) Leksem marampokmerampok fungsi semantis menganiaya.
(b) Leksem miahmenimba memiliki fungsi semantis mengangkut air.
(c) Leksem aismengais fungsi semantis untuk membersihkan.
(d) Leksem aokmenyauk memiliki fungsi semantis memindahkan sesuatu.
(e) Leksemoker menjangkau fungsi semantis untuk meraih benda.
(f) Leksem olok menjolok memiliki fungsi semantis memudahkan
mendapatkan buah.
(g) Leksem ukitmencungkil memiliki fungsi semantis melepaskan benda.
(h) Leksem mokat memukat memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan.
(i) Leksem abubumembubu fungsi semantis untuk menjebak ikan.
36
(j) Leksem acamemanah fungsi semantis untuk membunuh ikan.
(k) Leksem ailmemancing memiliki fungsi semantis mengelabui ikan.
(l) Leksem ajalamenjala memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan.
(m) Leksem ajakammenyerkap fungsi semantis menyungkup dan mengurung
ikan.
(n) Leksem nubamenuba fungsi semantis untuk mematikan ikan.
(o) Leksem ikupmenangguk fungsi semantis untuk menjebak ikan.
(p) Leksem mancomemancung fungsi semantis untuk menghilangkan bagian
dari tumbuhan.
(q) Leksemmogot memanen fungsi semantis menikmati hasil tanaman.
(r) Leksem alapismemanen fungsi semantis menghabiskan sisa padi.
(s) Leksem utupmmemanen fungsi semantis menikmati hasil tanaman.
(t) Leksem nabukmenebang fungsi semantis untuk menumbangkan pohon.
(u) Leksem ari mengali fungsi semantis mengeluarkan sesuatu dari lubang.
(v) Leksem nogomemotong fungsi semantis untuk memutuskan.
(w) Leksem arakaitmengait fungsi semantis mempermudah menjangkau
buah.

G. Leksem Mengambil Tanpa Alat Berdasarkan Fungsi Semantis

(a) Leksem matamemetik fungsi semantis menikmati hasil tanaman.
(b) Leksem mautmeraih fungsi semantis untuk menggapai buah.
(c) Leksem muatmemungut air karet fungsi semantis membiayai hidup.
(d) Leksem mutikmemungut fungsi semantis untuk membersihkan.
(e) Leksem nadahmenadah fungsi semantis untuk keadaan mendesak.
(f) Leksem nakomencuri fungsi semantis untuk kepentingan tertentu.
(g) Leksem nakapmengambil fungsi semantis untuk keperluan tertentu.
(h) Leksem narikmenarik fungsi semantis untuk menyelamatkan sesuatu.
(i) Leksem nedelmencocol fungsi semantis menikmati makanan.
37
(j) Leksemaupmmengenggam fungsi semantis menjaga agar tidak cecer.
(k) Leksem araupmeraup fungsi semantis memperoleh sesuatu banyak-
banyak.
(l) Leksem ohomenceluk fungsi semantis untuk mersakan sesuatu.
(m) Leksem nolesmencolek fungsi semantis membatasi yang dimakan.
(n) Leksem nubutmencabut fungsi semantis mengeluarkan sesuatu.
(o) Leksem amutmenadah fungsi semantis menerima benda.
(p) Leksem arintakmerampas fungsi semantis mengejutkan.
(q) Leksem opetmencopet fungsi semantis untuk kepentingan tertentu.
(x) Leksem opotmenjumput fungsi semantis membatasi makanan.
(y) Leksem seo berebut fungsi semantis untuk menunjukan kemampuan.
(r) Leksem moarmemanen madu fungsi semantis untuk kesehatan.
(s) Leksem narokommenyungkup fungsi semantis menangkap malam hari.
(t) Leksem akomokmenerkam fungsi semantis mengurung hewan.
(u) Leksem akahapmencengkeram fungsi semantis menangkap ikan tanpa
alat.
(v) Leksem agarmengugurkan fungsi semantis menjatuhkan buah.
(w) Leksem aritismenyiangi fungsi semantis untuk membersihkan sayur.
(x) Leksemetesmemetik fungsi semantis melepaskan buah dari tangka.
(y) Leksem aok menggapai fungsi semantis usaha mengambil sesuatu
tanpa alat.






38

DAFTAR PUSTAKA

Jamnah. 2011. Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas
Hulu.Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura.
Kridalaksana, Harimurti.2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: RajaGrapindo Persada.
Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung:
RemajaRosdakarya.
Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Parera. J. D. 2004.Teori Semantik. Jakarta: Erlangga







35
ii

Anda mungkin juga menyukai