MEDAN MAKNA VERBA MENGAMBIL DALAM BAHASA DAYAK BANYADU
KECAMATAN MENYUKE HULU KABUPATEN LANDAK
Proposal Penelitian
Oleh
ELIS TUWENI NIM. 511100169
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA PONTIANAK 2014 2 KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah proposal penelitian yang berjudul Medan Makna Verba dalam Bahasa Dayak Banyadu dapat diselesaikan oleh penulis. Selama mengerjakan dan menulis proposal penelitian ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak, Ibu, dan Kakak tercinta yang tanpa lelah mendoakan dan memberikan semangat serta kasih sayangnya yang berharga. 2. Al Ashadi Alimin, M. Pd. selaku dosen mata kuliah Penelitian Bahasa yang telah memberikan bimbingan dalam penulisan proposal penelitian ini. 3. Jagor sebagai informan bahasa dayak banyadu dalam penelitian ini yang telah memberikan pengetahuan dan masukan selama penelitian. 4. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini sampai selesai. Penulis menyadari proposal ini belum sampai tahap sempurna karena kebenaran dan kesempurnaan hanya milik Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan proposal ini. Semoga proposal penelitian ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Pontianak, April 2014
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... ii BAGIAN I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 3 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6 E. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 8 F. Prosedur Penelitian... 10 BAGIAN II KAJIAN TEORI ....................................................................... 21 A. Makna Leksikal ........ 21 B. Leksem. 21 C. Analisis Komponen Makna Terhadap Leksem Verba Mengambil. 22 D. Leksem Mengambil dengan Alat ......................................................... 24 E. Leksem Mengambil Tanpa Alat ........................................................... 28 F. Leksem Mengambil dengan Alat Berdasarkan Fungsi Semantis ......... 34 G. Leksem Mengambil Tanpa Alat Berdasarkan Fungsi Semantik. . 35 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 36
4 BAGIAN I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia, dengan bahasa manusia dapat mengungkapkan ide dan gagasannya sehingga terjadi komunikasi antara sesama manusia. Melalui bahasa segala sesuatu dapat dipahami dan dimengerti sesuai dengan apa yang dimaksud oleh seseorang dalam berkomunikasi kepada orang lain. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai bahasa perlu ditingkatkan untuk membina dan mengembangkan bahasa. Bahasa daerah merupakan bagian dari kebudayaan nasional sekaligus kebudayaan daerah. Sebagai bagian dari kebudayaan nasional, bahasa daerah yang hidup dan berkembang di wilayah Indonesia harus dipelihara kelestariannya. Dengan demikian, bahasa daerah juga akan tetap berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri. Bahasa Dayak Banyadu (BDB) adalah salah satu bahasa daerah yang masih hidup dan berkembang di Kalimantan Barat. Bahasa ini digunakan oleh suku Dayak Banyadu yang berdomisili di Kecamatan Banyuke Hulu, Kabupaten Landak. Seperti bahasa Indonesia yang berfungsi sebagai bahasa nasional dan bahasa negara, BDB juga di lihat dari kedudukan dan fungsinya merupakan (1) lambang identitas dan kebanggaan masyarakat Dayak Banyadu di Kabupaten Landak, (2) alat komunikasi dalam lingkungan keluarga dan masyarakat setempat, (3) bahasa yang digunakan
5 dalam upacara adat atau dalam menuturkan cerita rakyat. Mengingat pentingnya fungsi tersebut, perhatian khusus perlu diberikan terhadap bahasa daerah ini. Perhatian khusus yang dimaksud adalah upaya membina dan memelihara bahasa daerah khususnya bahasa Dayak Banyadu di Kabupaten Landak. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penelitian. Pemilihan medan makna verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu (BDB) sebagai objek penelitian didasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, penelitian mengenai medan makna verba mengambil dalam bahasa Dayak Banyadu belum pernah dilakukan. Kedua, verba mengambil dalam BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti. Penelitian ini dilakukan di desa Antan. Alasan penelitian ini dilakukan di desa Antan karena desa Antan merupakan pusat kebudayaan bahasa Dayak Banyadu di Kecamatan Banyuke Hulu sehingga sangat memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa penelitian serupa mengenai medan makna sudah dilakukan dan diseminarkan oleh Jamnah (2011) dengan judul Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas Hulu. Suhardany (2011) dengan judul Medan Makna Verba Jatuh dalam Bahasa Melayu Sambas. Relasi Makna Verba Mengambil dalam Bahasa Melayu Dialek Sambas oleh Sundari (2011). sedangkan penelitian terhadap Medan Makna Verba Mengambil dalam BDB belum pernah dilakukan. Penelitian dalam bidang linguistik sebelumnya mengenai BDB baru diteliti oleh Fransiskus Antonius (2011) dengan judul Bentuk Nomina Bahasa Dayak Banyadu dan Yustina (2012) dengan judul Pronomina Bahasa Dayak 6 Banyadu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan komponen makna, jenis makna dan fungsi semantis verba mengambil dalam bahasa dayak Banyadu. Sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, kata tentu mengandung makna dan setiap kata tersebut dapat dikelompokan sesuai dengan medan maknanya. Umpamanya, dalam Bahasa Indonesia kata mengambil mempunyai medan makna mencuri, merampok, memetik, merampas, dan menjolok. BDB juga memiliki medan makna kata mengambilyaitu, nako, arintak, etes, olok, ail, opot, aupm, opor, aok, ento, epet, akomok, ikup, nubut, muat, mokat, mutik. Verba mengambil dalam BDB sangat produktif sehingga menarik untuk diteliti. B. Rumusan Masalah Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini,yaitu bagaimanakah medan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu? Dari masalah umum diatas peneliti membagi menjadi beberapa sub masalah agar lebih terfokus, yakni sebagai berikut : 1. Bagaimanakah komponen makna dalam Bahasa Dayak Banyadu? 2. Baagaimanakah variasi medan makna dalam Bahasa Dayak Banyadu? 3. Bagaimanakah makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu?
7 C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan medan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu. Sejalan dengan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini secara khusus yakni sebagai berikut. 1. Mendeskripsikan komponen-komponen makna dalam Bahasa Dayak Banyadu. 2. Mendeskripsikan fungsi semantik yang terdapat dalam Bahasa Dayak Banyadu. 3. Mendeskripsikan makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis a. Secara teoretis penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pendidikan, terutama yang berkenaan dengan pengembangan teori- teori pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia khususnya yang berkenaan dengan penganalisisan bahasa. b. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan berupa teori bagi tenaga pendidik tentang pemahaman bahasa daerah. c. Hasil penelitian ini dapat di jadikan informasi yang berguna bagi lembaga sebagai bahan kajian untuk kemudian di kembangkan lebih lanjut. d. Hasil penelitian ini di harapkan dapat menjadi bahan kajian bagi penelitian- penelitin lanjutan atau yang sejenisnya, khususnya yang berkaitan denganmedan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadu.
8 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa Penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada siswa agar lebih memahami komponen-komponen makna, baik makna leksikal, makna semantik, dan dapat menggunakan hasil penelitian ini untuk sarana pengetahuan mengenai makna. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai materi atau bahan ajar pembelajaran tentang bahasa daerah dan pelajaran tentang makna di Sekolah. c. Bagi STKIP-PGRI Pontianak Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana pembelajaran bagi mahasiswa dalammenambah wawasan mengenai komponen-komponen makna. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan tentang makna-makna dan peneliti dapat mengaplikasikan hasil penelitian medan makna verba mengambil dalam Bahasa Dayak Banyadutersebut sebagai pedomandalam pembelajaran. e. Bagi Peneliti lain Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan menambah wawasan pengetahuan tentang komponen-komponen makna dan bahasa daerah.
9 E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Kerlinger (Darmadi, 2011:20) mendefinisikan variabel sebagai konstruk (constructed) atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas kerja dan lain-lain. Variabel dapat dikatakan suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (Differences), dengan demikian berarti variabel itu merupakan sesuatu yang bervariasi. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu medan makna verba dalam Bahasa Dayak Banyadu dengan indikator sebagai berikut: a. Komponen-komponen makna dalam Bahasa Dayak Banyadu. b. Fungsi semantik yang terdapat dalam Bahasa Dayak Banyadu. c. Makna leksikal dalam Bahasa Dayak Banyadu. 2. Definisi Operasional a. Komponen-komponen Makna Menurut Parera (2004:161) manfaat analisis komponen makna adalah: 1. Analisis komponen makna kata dapat memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa beberapa kalimat benar, mengapa kalimat lain tidak benar dan mengapa beberapa kalimat bersifat anomali. Kita dapat mengatakan bahwa kalimat-kalimat analitis, kontradiktoris dan anomali karena komponen-komponen makna kata dalam kalimat itu berkecocokan, bertentangan dan tidak berhubungan.
10 2. Dengan analisis komponen atau komposisi makna kata, kita dapat meramal hubungan antara makna. Hubungan antara makna secara umum dibedakan atas empat tipe, yaitu kesinoniman, keantoniman, keberbalikan dan kehiponiman. 3. Komponen makna dapat digunakan sebagai alat uji bahwa kalimat (a), (b) bersifat analitis, kalimat (c), (d) bersifat kontradiktis dan kalimat (e), (f) bersifat anomali berdasarkan desain satu sistem logika. Misalnya, kita mendengar kalimat sekretarisnya seorang pria. Secara logis dengan dasar komponen makna kata kita akan membuat kesimpulan bahwa sekretarisnya itu dewasa dan berjenis kelamin jantan. Paparan di atas menunjukan bahwa analisis komponen makna dapat memberikan manfaat juga memiliki keterbatasan. Artinya, bahwa analisis komponen makna tidak dapat diterapkan pada semua kata. Ferdinand DeSaussure (dalam buku Abdul Chaer,1994:286) mengemukakanmakna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. b. Fungsi Semantik Kridalaksana (2008:68) mengatakan bahwa fungsi semantis adalah peran. Jadi, fungsi semantis adalah kegunaan atau peran makna dalam suatu bahasa. Berhubungan dengan fungsi dan makna dalam menentukan fungsi menjadi sulit sebab fungsi dan makna terjalin erat, tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain. Contoh: (1) Mencuri fungsi semantisnya untuk memperoleh sesuatu untuk kepentingan tertentu. (2) Menculik fungsi semantisnya mendapatkan seseorang untuk misi tertentu. 11 c. Makna Leksikal Kridalaksana (2008:133) makna leksikal berarti makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa dan lainnya, makna leksikal dimiliki unsur-unsur bahasa lepas dari penggunaannya atau konteksnya. Contoh memukat (v) bermakna menangkap ikan dengan pukat. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makna leksikal dari suatu kata adalah gambaran yang nyata tentang suatu konsep seperti yang dilambangkan oleh kata itu.Kata-kata yang bermakna dibentuk oleh komponen makna dan masing-masing mempunyai fungsi semantis. Menurut KBBI (2008:400) fungsi adalah kegunaan suatu hal, sedangkan semantis adalah berhubungan dengan ilmutentang makna dalam bahasa. F. Prosedur Penelitian a. Metode dan Bentuk Penelitian 1. Metode Penelitian Metode dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati, menganalisis, dan menjelaskan suatu fenomena atau gejala yang terjadi pada suatu masalah. Setiap penelitian memerlukan metode untuk mencapai suatu tujuan, sebaliknya tanpa adanya suatu metode yang jelas, penelitian itu sendiri tidak akan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan karena itu metode dalam suatu penelitian sangat diperlukan. Darmadi (2011:34) membagi beberapa macam bentuk penelitian dilihat dari segi metode, yakni: penelitian deskriptif, 12 penelitian sejarah, penelitian survey, penelitian Ex-Postfakto, penelitian ekperimen, penelitian quasi eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif.Menurut Best (Darmadi, 2011:145) metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterprestasi objek sesuai dengan apa adanya.Penggunaan metode deskriptifdilakukan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada suatu situasi. Tujuan utama dari penggunaan metode ini adalah untuk membuat gambaran tentang sesuatu keadaan secara objektif dalam suatu situasi yang dihadapi dengan menempuh langkah- langkah pengumpulan data, klasifikasi atau pengolahan data. Pada penelitian deskriptif, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis.Penelitian deskriptif ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum para peneliti terjun ke lapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arch atau guide dalam penelitian. 2. Bentuk Penelitian Suatu metode penelitian akan dapat digunakan dengan adanya dukungan dari bentuk penelitian yang dapat digunakan. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian kualitatif, karena tidak menggunakan angka-angka tetapi 13 lebih mengutamakan kedalaman penghayatan terhadap interaksi antar konsep yang dikaji secara empiris. Bodgan dan Taylor (Ismawati, 2011:10) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati; pendekatan ini diarahkan pada lataran individu secara holistik (utuh).Jadi tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Lincoln dan Guba (Moleong, 2010:8) mengatakan penelitian kualitatif memiliki sejumlah ciri-ciri yang membedakannya dengan penelitian jenis lainnya, yakni : (1) latar alamiah, (2) manusia sebagai alat (instrument), (3) metode kualitatif, (4) analisis data secara induktif, (5) teori dari dasar (grounded theory), (6) deskriptif, (7) lebih mementingkan proses dari pada hasil, (8) adanya batas yang ditentukan oleh fokus, (9) adanya kriteria khusus untuk kriteria keabsahan data, (10) desain yang bersifat sementara, (11) hasil penelitian dirundingkan dan disepakati bersama. b. Sumber Data dan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah informan utama, yaitu Pak Jagor sebagai penutur Bahasa Dayak Banyadu,yang sangat dipercayai kebenaranya karena beliau merupakan penduduk asli di daerah tersebut 14 dan sekarang menjabat sebagai Pasirah yang berperan penting dalam Pengurus Adat. Peneliti juga akan mencari sumber data tambahan yang berupa informasi daripenduduk setempat yang mengetahui bahasa asli Bahasa Dayak Banyadu tersebut serta informasi dari berbagai media elektronik dan cetak.Melalui para penutur bahasa inilah diperoleh data utama dalam penelitian ini, yaitu Bahasa Dayak Banyadu. Pemilihan informan berdasarkan beberapa kriteria, agar data yang diperoleh dapat dipercaya kebenarannya. Syam (Suryaningsih, 2012:46) mengemukakan informan ditentukan dari orang-orang yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Berpengalaman mengenai latar penelitian b. Memiliki sifat iklas dan suka rela sebagai anggota tim peneliti atau pengumpul data walaupun secara informal c. Bersedia memberikan pandangan mengenai nilai, sikap, dan kebudayaan pada latar penelitian d. Jujur e. Taat pada janji f. Patuh pada peraturan g. Senang berbicara h. Tidak termasuk anggota kelompok yang bertentangan dalam latar penelitian.
Identitas pencerita menurut Syam (Suryaningsih, 2012:46), sebagai berikut:
a. Nama b. Umur/Usia c. Jenis Kelamin d. Status dalam masyarakat setempat e. Bahasa yang dikuasai f. Dari siapa memperoleh cerita g. Berapa lama menetap di daerah itu h. Waktu merekam (hari, tanggal, bulan, tahun) Berdasarkan kriteria tersebut informan dalam penelitian ini yaitu: a. Nama : Jagor 15 b. Umur/Usia : 57 Tahun c. Jenis Kelamin : Laki-laki d. Status dalam masyarakat setempat : Pasirah (Pengurus Adat) e. Bahasa yang dikuasai : Bahasa Dayak Banyadu dan Bahasa Indonesia f. Dari siapa memperoleh bahasa : Dari orang tua g. Berapa lama menetap di daerah itu :57 Tahun h. Waktu merekam : Jumat, 11 April 2014 Pukul : 11.00 Wib. 2. Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah kutipan-kutipan kata, frase, kalimatserta hasil wawancara.Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong (2010:11) yang menguraikan satu diantaranya ciri penelitian kualitatif dengan metode deskriptif bahwa: data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka- angka. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.
Setelah melakukan penelitian data-data yang dikumpulkan selama penelitian adalah berupa hasil wawancara, rekaman Bahasa Dayak Banyadu, foto informan dan lainnya yang mendukung hasil penelitian. c. Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpul Data 16 Suatu penelitian memerlukan teknik tertentu untuk memperlancar proses penelitian dan teknik tersebut harus sesuai dengan pencapaian tujuan penelitian. Penetapan teknik yang tepat dalam penelitian akan berdampak positif dan memiliki arti penting yang sangat strategis, sebab semua yang akan didata, dianalisis, dan diinterpretasikan akan menjadi tepat. Sebagai seorang peneliti untuk mendapatkan data atau informasi yang maksimal, peneliti harus menggunakan teknik pengumpulan data yang sesuai. Berkaitan dengan teknik pengumpulan data, Nawawi (2003:94) mengungkapkan enam (6) teknik pengumpul data, yaitu : a. Teknik observasi langsung b. Teknik observasi tidak langsung c. Teknik komunikasi langsung d. Teknik komunikasi tidak langsung e. Teknik pengukuran f. Teknik studi dokumentar/ bibliographis
Berdasarkan teknik pengumpulan data di atas, maka dalam penelitian ini digunakan teknik sebagai berikut : a. Teknik Observasi Langsung Nawawi (2003:111) mendefinisikan teknik observasi langsung merupakan observasi langsung yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa, sehingga observer berada bersama objek yang diselidiki.Hal ini sejalan dengan pendapat Ismawati (2011:98) observasi adalah kegiatan pengamatan terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra manusia, yakni melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Penelitian observasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, rekaman gambar, rekaman suara, dan sebagainya.Observasi digolongkan menjadi dua, 17 yakni nonsistematis yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrument pengamatan, dan observasi sistematis yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.Pada penelitian ini peneliti menggunakan obsevasi nonsistematis karena peneliti tidak menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan.Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung dari informan tentang Bahasa Dayak Banyadu yang dijadikan bahan penelitian. b. Teknik Studi Dokumentar Nawawi (2003:111) mengemukakan teknik studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang mengharuskan seorang peneliti untuk melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen yang terkait dengan penelitian untuk mendapatkan sejumlah fakta sebagai hasil penelitian.Pendapat yang serupa dikemukakan Darmadi (2011:266) bahwa pada teknik dokumentasi peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.Teknik studi dokumentasi dimaksudkan untuk mendapatkan informasi Bahasa Dayak Banyadu dari informan dan yang pernah diterbitkan di internet. c. Teknik Komunikasi Langsung Teknik komunikasi langsung merupakan cara mengumpulkan data yang mengharuskan seseorang peneliti mengadakan kontak langsung secara lisan atau tatap muka (face to face) dengan sumber data, baik dalam situasi yang sebenarnya 18 maupun dalam situasi yang sengaja dibuat untuk keperluan tersebut (Nawawi, 2003:97). Teknik komunikasi langsung yang di terapkan dalam penelitian ialah teknik yang digunakan untuk mendapatkan data dari informan secara langsung atau bertatap muka dengan diiringi beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan penelitian yang sifatnya terstruktur. Dalam mengumpulkan data tentang Bahasa Dayak Banyadu, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut:. 1) Menetapkan daerah yang akan dijadikan tempat penelitian, yaitu Desa Antan Rayan, Kecamatan Ngabang Kabupaten Landak. 2) Mempersiapkan alat perekam, seperti kamera digital, alat tulis, perekam suara, dan pedoman wawancara. 3) Melakukan wawancara untuk menentukan dan menemukan informan yang dapat menuturkan Bahasa Dayak Banyadu yang hendak direkam. 4) Merekam Bahasa Dayak Banyadu yang diperlukan dalam penelitian. 5) Melakukan wawancara dengan penutur Bahasa Dayak Banyadu untuk melengkapi data tentang identitas dan ikhwal Bahasa Dayak Banyadu yang dituturkan. 2. Alat Pengumpul Data Ismawati (2011:97) membagi beberapa alat pengumpulan data (instrumen) dalam bentuk nontes, yakni wawancara (interview), angket atau kuesioner (questionnaires), observasi, dan dokumentasi. Berdasarkan teknik- teknik pengumpulan data yang digunakan, maka alat pengumpulan data yang sesuai dengan teknik-teknik tersebut adalah: 19 a. Pedoman wawancara Ismawati (2011:97) wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Darmadi (2011:265) dilihat dari aspek pedoman (guide) wawancara dalam proses pengambilan data, dapat dibedakan menjadi tiga macam jenis yaitu terstruktur, bebas, kombinasi. Penelitian ini menerapkan pedoman wawancara secara terstruktur, yaitu wawancara di mana ketika peneliti melaksanakan tatap muka dengan responden menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan lebih dahulu.Peneliti memilih wawancara terstrukur dengan alasan untuk mendapatkan hasil informasi sesuai dengan yang telah direncanakan. b. Dokumen Menurut Sugiyono (2010:82) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Dokumen dalam penelitian ini dapat berupa Bahasa Dayak Banyadu yang bersumber dari informan, hasil wawancara dengan informan dan foto informan yang menuturkan bahasa. c. Alat Observasi Alat observasi yang dimaksudkan peneliti adalah alat-alat yang digunakan pada saat observasi berlangsung.Pada penelitian ini sesuai yang telah penulis 20 ungkapkan di bagian teknik observasi bahwa peneliti menggunakan observasi nonterstruktur sehingga pada penelitian ini tidak menggunakan pedoman observasi atau instrumen. Hal ini sejalan dengan pendapat Ismawati (2011:98) Observasi digolongkan menjadi dua, yakni nonsistematis yang dilakukan oleh peneliti tanpa menggunakan instrument pengamatan, dan observasi sistematis yang dilakukan peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. Pedoman observasi berisi daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.Adapun alat-alat yang peneliti gunakan pada saat melakukan observasi di tempat penelitian ialah perekam, kamera, dan alat tulis yang diperlukan.
d. Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini bertujuan untuk mengungkapkan proses pengorganisasian dan pengurutan data tentang komponen-komponen makna ke dalam pola kategori satuan uraian, sehingga pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan tentang makna verba dalam bahasa dayak banyadu yang dilengkapi dengan data-data pendukung. Untuk mendeskripsikan data mengenai medan makna verba mengambil dalam bahasa adayak banyadu maka ditempuh langkah-langkah berikut ini. 1. Merekam bahasa yang disampaikan informan; 2. Mentranskripsikan bahasa ke bentuk tulisan dalam bahasa Dayak Kanayatn; 3. Menerjemahkan bahasa yang telah ditranskipkan ke dalam bahasa indonesia; 21 4. Membaca teks Bahasa Dayak Banyadu yang telah diterjemahkan ke bahasa indonesia; 5. Mengidentifikasi dan mengklaisfikasi data-data sesuai masalah penelitian; 6. Menyajikan data dan interprestasi data yang telah diklasifikasikan; 7. Membuat simpulan dari hasil pembahasan sesuai dengan masalah yang terdapat dalam penelitian. e. Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dengan observasi lokasi penelitian dan menemukan informan yang tepat untuk meminta keterangan mengenai Bahasa Dayak Banyadu. Tahap selanjutnya adalah melakukan wawancara dengan informan bernama Bapak Jagor yang dilaksanakan pada tanggal 11 April 2014 pukul 11.00 Wib di kediaman Beliau yang bertempat di Desa Antan, Kecamatan Menyuke Hulu, Kabupaten Landak. Selanjutnya peneliti juga mencari informasi tambahan dari penduduk setempat dan informasi dari media elektronik maupun cetak yang memuat tentang Bahasa Dayak Banyadu. Setelah semua data terkumpul peneliti mulai mengolah data tersebut.
22 BAGIAN II KAJIAN TEORI
A. Makna Leksikal Maslov (1987: 90) mengatakan bahwa makna leksikal adalah rujukan terhadap satu kandungan tertentu, yang spesifik bagi satu perkataan, yang memiliki perbedaan dengan semua perkataan lain. Seperti yang kita ketahui, makna leksikal biasanya merupakan sarana dalam semua bentuk tatabahasa (dalam semua aloleks) perkataan termasuk bentuk analitis atau deskriptif, yaitu ia tergolong dalam leksem. Menurut Maslov (1987: 91) kita dapat membedakan tiga komponen dalam makna leksikal: (1) Hubungan dengan denotasi. Inilah yang dinamakan rujukan objek perkataan (2) Hubungan dengan kategori logik, terutama dengan konsep, yaitu rujukan Konsep. (3) Hubungan dengan makna konseptual dan makna konotatif perkataan lain dalam rangka kerja sistem leksikal yang sepadan. Suatu masalah penting semantik sinkronik memperkatakan hubungan makna pokok (asas) dan makna skunder tambahan yang sisian (pinggiran). Hjelmslev (1961: 28) menduga bahwa tidak ada tanda yang memunyai makna dalam pengasingan mutlak. Selanjutnya Hjemslev mengatakan bahwa makna pada mulanya berasal dari konteks situasi atau konteks eksplisit. Pandangan yang bertentangan dipegang oleh kebanyakan ahli bahasa, yaitu bahwa perkataan mempunyai makna teras atau makna asas dalam sistem bahasa yang bebas dari konteks. B. Leksem Definisi Leksem adalah istilah yang lazim digunakan dalam studi semantic untuk menyebut satuan bahasa bermakna. Istilah leksem kurang lebih dapat dipadankan dengan istilah kata yang lazim digunakan dalam 23 studi morfologi dan sintaksis dan yang lazim didefinisikan sebagai satuan gramatikan bebas terkecil. Hanya bedanya sebagai satuan semantic, leksem dapat berupa sebuah kata seperti kata meja, kucing dan makan dapat juga berupa gabungan kata seperti meja hijau dalam arti pengadilan, bertekuk lutut dalam arti menyerah dan tamu yang tidak diundang dalam arti pencuri. Kumpulan dari leksem suatu bahasa disebut leksikon. Dalam studi morfologi leksem ini sering diartikan sebagai satuan abstrak yang setelah melalui proses morfologi akan membentuk kata. Misalnya leksem WRITE dalam bahasa Inggris yang setelah melalui proses morfologi menjadi kata write, wites, writing, wrote dan writer. Dalam bahasa Indonesia, leksem PUKUL yang setelah mengalami proses afiksasi akan menjadi kata seperti memukul, pikiran, pemukul dan pemukulan.
C. Analisis Komponen Makna Terhadap Leksem Verba Mengambil Analisis komponen makna terhadap leksem verba mengambil digunakan metabahasa, yaitu sebagai berikut. (1) Dari sudut pandang arah mengambil ditemukan komponen makna, ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. (2) Dari sudut pandang posisi telapak tangan ditemukan komponen makna menggenggam, mengerucut, terbuka, ke atas, dan ke bawah. (3) Dari sudut pandang jarak ditemukan komponen makna jauh, dekat, tinggi, dan rendah. (4) Dari sudut pandang tanpa alat (anggota tubuh) ditemukan komponen makna dengan satu tangan, dengan dua tangan, dengan lima jari (tangan), dengan dua jari (tangan), dengan satu jari (tangan), dan dengan kaki. (5) Dari sudut pandang dengan alat ditemukan komponen makna galah, kayu atau bambu, parang, pengait, pisau, ani-ani, sabit bubu, jala, jaring, pancing, panah, pukat, serkap, tangguk, ember, gayung, sendok. 24 (6) Dari sudut pandang posisi badan ditemukan komponen makna berdiri, duduk, jongkok, jinjit, membungkuk, menyelam dan tiarap. (7) Dari sudut pandang sasaran ditemukan komponen makna benda, hewan, tumbuhan, dan manusia. (8) Dari sudut pandang ukuran ditemukan komponen makna besar, kecil dan sedang. (9) Dari sudut pandang jumlah ditemukan komponen makna satu, beberapa, sedikit, banyak. (10) Dari sudut pandang waktu ditemukan komponen makna pagi, siang, sore, malam. (11) Dari sudut pandang tujuan ditemukan komponen makna untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang, untuk menyakiti, untuk dijual, dan untuk digunakan. (12) Dari sudut pandang emosi ditemukan komponen makna marah-marah, paksa, kekerasan, diam-diam, dan biasa. Berikut ini diuraikan analisis komponen makna dari beberapa leksem yang merupakan anggota konsep verba mengambil dalam BDB Berdasarkan paparan di atas ditemukan verba mengambil dalam BDB terbagi menjadi dua yaitu mengambil menggunakan alat dan tanpa alat. Berikut leksem-leksem verba mengambildalam bahasa Dayak Banyaduyang menggunakan alat yaitu marampok, miah, ais, aok, oker, olok, ukit,mokat, abubu, aca, ail, ajala, ajakam, nuba, ikup, manco, mogot, alapis, utupm, nabuk, ari, nogo, dan arakait. Sedangkan mengambil tanpa alat dalam BDB diperoleh kata mata, maut, muat, mutik, nadah, nako, nakap, narik, nedel, aupm, araup, oho, noles, nubut, amut, arintak, opet, opot, seo, moar, narokom, akomok, akahap, agar, aritis, etes, aok, ehak dan ento. 25 D. Leksem Mengambil dengan Alat
(1) Leksem marampok merampokLeksem marampok mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk menyakiti, untuk dijual dan digunakan. Emosi paksa dan kekerasan.
(2) Leksem miahmenimba Leksem miah mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ember. Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.
(3) Leksem ais mengais Leksem ais mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat sabit, sendok, parang dan kayu. Posisi badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan dan dibuang. Emosi biasa. (4) Leksem aokmenyauk Leksemaok mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat jaring, ember, gayung dan sendok. Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk disimpan, dimakan, dipindahkan, dijual dan digunakan. Emosi biasa
26 (5) Leksem oker menjangkau Leksem oker mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak tinggi, rendah dan jauh. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat galah, pengait dan kayu. Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit, membungkuk dan tiarap. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan disimpan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa.
(6) Leksem olokmenjolok Leksem olok menjolok mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam, ke atas dan ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat galah. Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan (buah). Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuannya untuk dimakan dan untuk dijual. Emosi biasa.
(7) Leksem ukit mencungkilLeksem ukitmencungkil mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam, mengerucut dan ke bawah. Jarak jauh dan tinggi. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat parang, pisau dan jarum. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. waktu pagi, siang dan sore. Tujuannya untuk dimakan dan untuk di buang. Emosi biasa.
(8) Leksem mokatmemukat Leksem mokat mempunyai arah mengambil ke bawah, dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan kebawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat pukat. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(9) Leksem abubumembubu Leksem abubu mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak 27 dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat bubu. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(10) Leksem aca memanah Leksem aca mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat panah. Posisi badan membungkuk dan menyelam. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu. Waktu siang dan malam. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(11)Leksem ailmemancingLeksem ail mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam. Jarak jauh, dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan menggunakan alat pancing. Posisi badan berdiri, jongkok dan duduk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(12) Leksem ajalamenjala Leksem ajala mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat jala. Posisi badan berdiri. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(13) Leksem ajakam menyerkapLeksem ajakam mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat serkap. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa.
(14) Leksem nubamenubaLeksem nubamempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan 28 rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk dan jaring. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(15) Leksem ikupmenanggukLeksem ikup mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Dengan alat tangguk dan jaring. Posisi badan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(16) Leksem manco memancung Leksem manco mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak tinggi, rendah dan dekat. Dengan satu tangan. Dengan alat parang dan pisau. Posisi badan berdiri, jinjit dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Waktu pagi, siang dan sore. Tujuan untuk dimakan dan digunakan. Emosi biasa.
(17) Leksem mogot memanen Leksem mogot mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Dengan alat sabit. Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
(18) Leksem alapis memanen Leksem alapis mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani-ani. Posisi badan berdiri, membungkuk dan jongkok. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
29 (19) Leksem utupm memanen Leksem utupm mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan menggenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan. Dengan alat ani- ani. Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa.
E. Leksem Mengambil Tanpa Alat
(1) Leksem mata memetik Leksem mata mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan megerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (2) Leksem maut meraih Leksem maut mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat, dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan) Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (3) Leksem muatmenderes Leksem muat mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan satu jari (tangan). Posisi badan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran kecil. Jumlah banyak. Waktu pagi. Tujuan untuk dijual. Emosi biasa. (4) Leksem mutik memungut Leksem mutik mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan membungkuk, jongkok dan duduk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran 30 besar, kecil, dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, untuk dibuang dan untuk digunakan. Emosi biasa. (5) Leksem nadah menadah Leksem nadah mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda. Ukuran besar, dan sedang. Jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan dan untuk digunakan. Emosi biasa. (6) Leksem nako mencuri Leksem nako mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan menggengam, mengerucut, ke atas dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok, jinjit dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil, sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan, dijual dan digunakan. Emosi diam-diam. (7) Leksem nakap mengambil Leksem nakap ini memiliki komponen makna bersifat arah mengambil ke atas, ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda, hewan dan manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk di simpan, di makan, dipindahkan, di buang, menyakiti, di jual dan untuk digunakan. Emosi diam-diam dan biasa. (8) Leksem narikmenarik Leksem narik ini memiliki komponen makna bersifat arah mengambil ke atas, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok, membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil 31 dan sedang. Jumlah satu dan beberapa.Tujuan untuk dipindahkan, untuk digunakan. Emosi biasa. (9) Leksem nedelmencocol Leksem nedel mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil. Jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (10) Leksem aupm mengenggam Leksem aupm mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk di simpan, di makan, dipindahkan, dibuang. Emosi biasa. (11) Leksem araupmeraup Leksem araup mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk disimpan, untuk dimakan, untuk dipindahkan, dan untuk dibuang. Emosi biasa. (12) Leksem ohomencelukLeksem ohomempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk di simpan, dimakan, dan dipindahkan. Emosi biasa. (13) Leksem noles mencolek Leksem noles mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan satu jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, 32 dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang. jumlah sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (14) Leksem nubutmencabut Leksem nubutmempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan, di buang dan untuk dijual. Emosi biasa. (15) Leksem amutmenadah Leksem amut mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan terbuka dan ke atas. Jarak jauh. Tanpa alat dengan dua tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan membungkuk. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk disimpan, dimakan, dipindahkan dan digunakan. Emosi biasa. (16) Leksem arintakmerampas Leksemarintak mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut, dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, dan membungkuk. Sasaran benda dan manusia. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, untuk dijual, dan untuk digunakan. Emosi marah dan paksa. (17) Leksem opetmencopetLeksem opet mempunyai arah mengambil ke bawah, ke depan dan ke belakang. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, jongkok, membungkuk. Sasaran benda. 33 Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa, banyak. Tujuan untuk dimakan, dijual dan digunakan. Emosi diam-diam. (18) Leksem opotmenjumputLeksem opot mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, duduk, dan jongkok. Sasaran benda. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan sedikit. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (19) Leksem seoberebutLeksem seo mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan. Posisi badan berdiri, membungkuk dan tiarap. Sasaran benda dan tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan, dipindahkan. Emosi marah-marah, paksa dan kekerasan. (20) Leksem moarmenderesLeksem moar mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam. Jarak dekat, tinggi dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam. (21) Leksem narokommenyungkupLeksem narokom mempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan dan dengan lima jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Waktu malam. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi diam-diam. (22) Leksem akomokmenerkam Leksem akomok mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu dan dua tangan. Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi diam-diam. 34 (23) Leksem akahapmencengkeram Leksem akahap mempunyai arah mengambil ke bawah. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan lima jari (tangan). Posisi badan jongkok dan membungkuk. Sasaran hewan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (24) Leksem agarmengguncangLeksem agar mempunyai arah mengambil ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dua tangan. Posisi badan berdiri. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (25) Leksem aritismenyiangiLeksem aritis mempunyai arah mengambil ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan dua tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan duduk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dibuang. Emosi biasa. (26) Leksem etesmemetikLeksem etesmempunyai arah mengambil ke atas, ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri, jongkok dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu, beberapa dan banyak. Tujuan untuk dimakan dan dijual. Emosi biasa. (27) Leksem aokmengapai Leksem aok mempunyai arah mengambil ke atas. Posisi telapak tangan mengenggam, ke atas dan ke bawah. Jarak tinggi. Tanpa alat dengan satu tangan, lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan jinjit. Sasaran tumbuhan. Ukuran besar, kecil dan sedang. Jumlah satu dan beberapa. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (28) Leksem ehakmematahkan Leksem ehak mempunyai arah mengambil ke atas dan ke depan. Posisi telapak tangan mengenggam, mengerucut dan ke bawah. 35 Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan, dengan lima jari (tangan) dan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. (29) Leksem ento mematahkan Leksem ento mempunyai arah mengambil ke bawah dan ke depan. Posisi telapak tangan mengerucut dan ke bawah. Jarak dekat dan rendah. Tanpa alat dengan satu tangan dengan lima jari (tangan) dan dengan dua jari (tangan). Posisi badan berdiri dan membungkuk. Sasaran tumbuhan. Ukuran kecil dan sedang. Jumlah satu. Tujuan untuk dimakan. Emosi biasa. Berdasarkan medan dan komponen makna yang dibahas telah ditemukan leksem-leksem verba mengambil dalam BDB. Leksem-leksem tersebut juga dianalisis berdasarkan jenis makna yaitu makna leksikal dan makna denotatif. Semua leksem verba mengambil dalam BDB yang telah ditemukan tersebut merupakan jenis makna leksikal dan denotatif. Setiap kata dan makna tentu menpunyai fungsi semantis, berikut fungsi semantis leksem-leksem verba mengambil dalam BDB.
F. Leksem Mengambil dengan Alat Berdasarkan Fungsi Semantis
(a) Leksem marampokmerampok fungsi semantis menganiaya. (b) Leksem miahmenimba memiliki fungsi semantis mengangkut air. (c) Leksem aismengais fungsi semantis untuk membersihkan. (d) Leksem aokmenyauk memiliki fungsi semantis memindahkan sesuatu. (e) Leksemoker menjangkau fungsi semantis untuk meraih benda. (f) Leksem olok menjolok memiliki fungsi semantis memudahkan mendapatkan buah. (g) Leksem ukitmencungkil memiliki fungsi semantis melepaskan benda. (h) Leksem mokat memukat memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan. (i) Leksem abubumembubu fungsi semantis untuk menjebak ikan. 36 (j) Leksem acamemanah fungsi semantis untuk membunuh ikan. (k) Leksem ailmemancing memiliki fungsi semantis mengelabui ikan. (l) Leksem ajalamenjala memiliki fungsi semantis untuk menjaring ikan. (m) Leksem ajakammenyerkap fungsi semantis menyungkup dan mengurung ikan. (n) Leksem nubamenuba fungsi semantis untuk mematikan ikan. (o) Leksem ikupmenangguk fungsi semantis untuk menjebak ikan. (p) Leksem mancomemancung fungsi semantis untuk menghilangkan bagian dari tumbuhan. (q) Leksemmogot memanen fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (r) Leksem alapismemanen fungsi semantis menghabiskan sisa padi. (s) Leksem utupmmemanen fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (t) Leksem nabukmenebang fungsi semantis untuk menumbangkan pohon. (u) Leksem ari mengali fungsi semantis mengeluarkan sesuatu dari lubang. (v) Leksem nogomemotong fungsi semantis untuk memutuskan. (w) Leksem arakaitmengait fungsi semantis mempermudah menjangkau buah.
G. Leksem Mengambil Tanpa Alat Berdasarkan Fungsi Semantis
(a) Leksem matamemetik fungsi semantis menikmati hasil tanaman. (b) Leksem mautmeraih fungsi semantis untuk menggapai buah. (c) Leksem muatmemungut air karet fungsi semantis membiayai hidup. (d) Leksem mutikmemungut fungsi semantis untuk membersihkan. (e) Leksem nadahmenadah fungsi semantis untuk keadaan mendesak. (f) Leksem nakomencuri fungsi semantis untuk kepentingan tertentu. (g) Leksem nakapmengambil fungsi semantis untuk keperluan tertentu. (h) Leksem narikmenarik fungsi semantis untuk menyelamatkan sesuatu. (i) Leksem nedelmencocol fungsi semantis menikmati makanan. 37 (j) Leksemaupmmengenggam fungsi semantis menjaga agar tidak cecer. (k) Leksem araupmeraup fungsi semantis memperoleh sesuatu banyak- banyak. (l) Leksem ohomenceluk fungsi semantis untuk mersakan sesuatu. (m) Leksem nolesmencolek fungsi semantis membatasi yang dimakan. (n) Leksem nubutmencabut fungsi semantis mengeluarkan sesuatu. (o) Leksem amutmenadah fungsi semantis menerima benda. (p) Leksem arintakmerampas fungsi semantis mengejutkan. (q) Leksem opetmencopet fungsi semantis untuk kepentingan tertentu. (x) Leksem opotmenjumput fungsi semantis membatasi makanan. (y) Leksem seo berebut fungsi semantis untuk menunjukan kemampuan. (r) Leksem moarmemanen madu fungsi semantis untuk kesehatan. (s) Leksem narokommenyungkup fungsi semantis menangkap malam hari. (t) Leksem akomokmenerkam fungsi semantis mengurung hewan. (u) Leksem akahapmencengkeram fungsi semantis menangkap ikan tanpa alat. (v) Leksem agarmengugurkan fungsi semantis menjatuhkan buah. (w) Leksem aritismenyiangi fungsi semantis untuk membersihkan sayur. (x) Leksemetesmemetik fungsi semantis melepaskan buah dari tangka. (y) Leksem aok menggapai fungsi semantis usaha mengambil sesuatu tanpa alat.
38
DAFTAR PUSTAKA
Jamnah. 2011. Medan Makna Verba Melihat Bahasa Melayu Dialek Kapuas Hulu.Pontianak : FKIP Universitas Tanjungpura. Kridalaksana, Harimurti.2008. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: RajaGrapindo Persada. Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: RemajaRosdakarya. Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Parera. J. D. 2004.Teori Semantik. Jakarta: Erlangga