Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENDESKRIPSIKAN PARAFRASE

KELOMPOK 2

ALIMUDDIN T. (PO713241231002)

ANDI ASDINAR IRIANTI (PO713241231005)

DIVA ARDELIA (PO713241231008)

FARHANA NATASYA (PO713241231011)

HAMDANA (PO713241231014)

NADA AMANDA (PO713241231020)

NUR AULIA HATTA (PO713241231023)

RAODHATUL JANNA (PO713241231026)

SITI NURFADHILAH (PO713241231029)

TSANIYAH NUR HIDAYAH (PO713241231032)

PRODI D3 FISIOTERAPI

JURUSAN FISIOTERAPI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan
makalah mata kuliah Bahasa Indonesia yang berjudul “Kalimat Efektif” dapat
selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan.
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Bahasa Indonesia. Makalah ini
membahas tentang kalimat efektif.
Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya.
Kritik konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.

Makassar, 17 November 2023


Hormat Kami

Penulis
I. PENDAHULUAN

Parafrase selalu diikuti dengan penafsiran, sehingga bisa tepat mengatakan


maksud suatu sanjak atau tuturan tertentu dengan bahasa sendiri dalam bentuk
bahasa yang lebih sederhana, bebas, dan prosais. Tanpa penafsiran dan parafrase,
para siswa merasa sukar untuk mengerti maksud sanjak atau suatu tuturan
tertentu.
Memprafrasekan sebuah sanjak haruslah didahului dengan pembacaan sanjak
itu secara keseluruhan hingga menimbulkan kesan yang bulat/utuh terhadap
pembacanya. Jadi tidaklah kata demi kata, frase demi frase, kalimat demi kalimat
diganti dengan kata-kata sendiri, tapi haruslah lebih dahulu sanjak itu
menimbulkan kesan keseluruhan. Hingga parafrase tidaklah terikat akan susunan
baris (bait) seperti yang disusun oleh penyairnya. Betapa penting membaca
keseluruhan sanjak terlebih dahulu sebelum memparafrasekannya.
Lebih lanjut, Sujanto (1988: 52) menyatakan bahwa membuat parafrase adalah
suatu keterampilan menuliskan atau mengatakan suatu informasi dari sumber
bacaan dengan kata-kata atau bentuk lain tanpa mengubah makna aslinya.
Parafrase ini sering dipergunakan untuk mengganti kutipan secara langsung
informasi yang terdiri dari beberapa kalimat, atau bahkan paragraf.
II. PEMBAHASAN

A. Mendeskripsikan Pengertian Parafrase


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menulis merupakan
kegiatan yang melahirkan pemikiran dan perasaan. Menulis termaksuk
keterampilan bahasa produktif, menurut Burhan Nurgiantoro (1988:273)
menulis merupakan aktivitas aktif produktif, yakni aktivitas yang
menghasilkan bahasa. Menulis adalah kegiatan menyampaikaan gagasan,
pendapat, pemikiran dan persaan. Karya tulis merupakan hasil dari
kegiatan menulis bisa dalam bentuk khayalan maupun hal yang benar-
benar terjadi (faktual). Menulis dilakukan dalam rangka memberikan
informasi, mengekspresikan perasaan,dan hiburan (entertain).
Parafrase adalah penyajian kembali atas sebuah karya dengan
bahasa lain tanpa menghilangkan makna sesengguhnya dari karya tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia parafrase adalah pengungkapan
kembali suatu tuturan dari sebuah kegiatan atau macam bahasa menjadi
tuturan yang lain tanpa mengubah inti dari ungkapan tersebut
Parafrase itu sendiri merupakan kemampuan untuk
mengungkapkan kembali suatu gagasan orang lain dengan bahasanya
sendiri akan tetapi tidak menghilangkan maknanya (Aminuddin, 2010).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Parafrasa yaitu
segala pengungkapan kembali suatu tuturan dari sebuah tingkatan atau
macam bahasa menjadi yang lain tanpa mengubah pengertiannya.
Beberapa ahli menggumukakan tentang parafrasa.
Parafrasa merupakan sebagai kemampuan seseorang dalam
menulis ulang ide atau gagasan orang lain dengan kata-kata sendiri dan
ditampilkan dalam bentuk yang baru OWL Purdue (Usman, 2015).
Dalam memparafrasakan sesuatu, teks yang akan diparafrasa harus
dibaca tanpa membedakan bagian-bagian yang ingin diketahaui saja.
Pembaca harus mengerti tentang tema dari suatu teks. Naskah yang berupa
pengisahan, pembaca diharapkan mengerti tentang bagaimana jalan cerita
atau alur yang ada.
Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan Sakura H. Ridwan (1996:
66) mengemukakan bahwa parafrase yaitu mengungkapkan kembali pesan
yang disampaikan atau maksud dan isi yang ada dalam tulisan dengan
menggunakan kata-kata atau bahasa kita sendiri, ini yang disebut
penulisan parafrase atau yang sering kali disebut kutipan tidak langsung.
Parafrase, seseorang bisa tepat mengatakan maksud atas tuturan
tertentu dengan bahasanya sendiri dalam bentuk bahasa yang lebih
sederhana, bebas, dan prosais, Raja usman (2016).
Parafrase ini selalu diikuti dengan penafsiran. Karena tanpa adanya
penafsiran dan parafrase, seseorang merasa sukar untuk mengerti maksud
tuturan tertentu. Dari beberapa pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
dengan teknik parafrase wacana dialog dapat meningkatkan kemampuan
menulis artikel para Mahasiswa. Sabarti Akhadiah, Maidar G. Arsjad, dan
Sakura H. Ridwan (1996: 66) mengemukakan bahwa parafrase yaitu
ungkapan kembali maksud atau isi tulisan dengan menggunakan kata-kata
sendiri. Dalam penulisan, parafrase ini sering kali disebut kutipan tidak
langsung.
Parafrase atau parafrasa adalah pengungkapan kembali suatu
tuturan bahasa ke dalam bentuk bahasa lain tanpa mengubah pengertian.
Pengungkapan kembali tersebut bertujuan untuk menjelaskan makna yang
tersembunyi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 828)
“Parafrasa adalah penguraian kembali suatu teks (karangan) dalam bentuk
(susunan kata) yang lain, dengan maksud untuk dapat menjelaskan makna
yang tersembunyi.”

B. Jenis Parafrase
Jenis-jenis Parafrase

a. Perubahan Tata Bahasa


Dalam jenis parafrase ini adanya perubahan tata berbahasa pada teks,
mulai dari kata kerja dan kata benda hingga kata sifat hingga kata
keterangan diganti menggunakan kata-kata yang baru. Hanya bentuk kata
yang diubah tanpa mengganti makna dari kata yang digunakan dalam
kalimat.
b. Perubahan Struktur Kalimat
Jenis parafrase ini menunjukkan adanya perubahan pada struktur kalimat,
misalnya dalam kalimat aktif menjadi kalimat pasif atau sebaliknya.
Parafrase yang mengubah struktur kalimat dapat dilakukan guna
memperlihatkan interpretasi dari seorang penulis terhadap konten aslinya.
c. Pengurangan Klausul
Jenis parafrase yang satu ini fokus pada pengurangan jumlah klausa dalam
sebuah kalimat, cara yang digunakan adalah memasukkan frase ke dalam
kalimat. Namun sekali lagi tidak mengurangi makna yang ada dalam
kalimat.
d. Pergantian Sinonim
Prafrase jenis ini merupakan bentuk atau jenis parafrase yang paling
sederhana, yakni dengan mengganti kata-kata ke dalam teks atau kalimat
dengan menggunakan atau memakai kata-kata yang mirip atau sinonim
dari kata tersebut.
e. Parafrase Bebas
Dalam hal ini parafrase yang tidak wajib menggunakan kata-kata asli suatu
karya rujukan untuk membangun karya sastra lain. Meskipun dalam hal ini
tetap mempertahankan inti dan makna karya sastra tersebut, maksud dari
jenis parafrase ini adalah adanya kebebasan penulis dalam memilih kata
yang diinginkan atau tidak diinginkan.
f. Parafrase Terikat
Parafrase terikat atau parafrase otomatis merupakan penulisan yang
mewajibkan memakai kata-kata asli dalam karya sastra rujukan. Kemudian
ditambahkan dengan kata yang lain guna membangun karya sastra baru
dan dalam bentuk berbeda, meskipun intinya dan maknanya harus sama.
C. Ciri-Ciri Parafrase
Parafrase memiliki karakteristik yang sangat lekat dengan pengertiannya,
karakter inilah yang membantu seseorang atau penulis lebih mudah dalam
memahami parafrase. Selain itu ciri-ciri yang ada juga membuat lebih
memudahkan penulis dalam melakukan identifikasi terhadap parafrasa, berikut
beberapa ciri dari parafrase online Indonesia.
a. Cara dan bentuk dalam penyajian kalimat dengan menggunakan kata yang
berbeda seperti parafrase online.
b. Meski disajikan menggunakan kata berbeda tetap memiliki kandungan
makna atau substansi yang sama.
c. Substansi yang disampaikan sama sekali tidak berubah meski disajikan
dengan kata berbeda.
d. Contoh parafrase disampaikan dengan lebih komunikatif dan tidak lebih
mudah untuk bisa dipahami oleh pembaca.
e. Bahasa penyampaian yang digunakan lebih ringan untuk memudahkan
para pembaca.

D. Tujuan Melakukan Parafrase


Tujuan parafrase adalah untuk membuat bahasa penulis lebih
mudah dipahami dengan menyederhanakannya. Parafrase juga digunakan
untuk mengungkapkan sesuatu dalam kalimat yang berbeda tetapi dengan
ide yang sama. Pengungkapan kembali komunikasi dari satu tingkat atau
jenis bahasa ke yang lain tanpa mempengaruhi maknanya dikenal sebagai
interpretasi. Plagiarisme dari karya orang lain merajalela, salah satu
contohnya muncul dalam bentuk artikel ilmiah. Ini dilakukan dengan
mengubah kosakata dengan sinonim, mengubah pernyataan aktif menjadi
frasa pasif, dan mengubah struktur kalimat.
Mahasiswa perlu untuk menulis tulisan parafrase dan abstrak
karena berbagai penyebab seperti kurangnya kosa kata dan pemahaman.
Lebih jauh lagi, karena mereka kekurangan pemahaman mendasar tentang
parafrase dan teks abstrak, sehingga diperlukan parafrase dan generalisasi
teks (Lubis et al., 2019).
Parafrase memiliki dua tujuan utama diantaranya;
1.) Menghindari plagiarisme. Karena plagiarism adalah aktivitas menjiplak
juga termasuk kedalam pelanggaran hak cipta dan masuk ke dalam
kategori pencurian serta pemalsuan karya dari orang lain. Parafrase juga
akan menghindarkan penulis dari praktik plagiarisme. Dengan menyajikan
ide pencipta karya dengan Bahasa sendiri, kamu dapat terbebas dari
plagiarisme. Namun, tentu itu dengan tak mengubah isi dan makna dari
tulisan sumber. Selain itu, penulis tetap menuliskan sumbe rutama gagasan
yang dituliskan dalam daftar pustaka, walaupun teksini dibuat ulang
dengan kalimat sendiri. Jadi, seorang penulis juga harus memperkaya
padanan kata serta memperluas pengetahuan umum agar dapat
mengembangkan isi dari tulisan dengan parafrase.
2.) Gagasan lebih mudah dimengerti. Tujuan paraphrase berikutnya ialah
gagasan yang disampaikan lebih mudah dimengerti. Menggunakan Teknik
paraphrase mampu membantu menyebarluaskan Kembali informasi. Pada
prakteknya paraphrase memerlukan ide serta gagasan bisa disampaikan
dengan baik serta lebih mudah dimengerti, bahkan dalam kegiatan rapat,
percakapan, ataupun suatu kegiatan presentasi. Walaupun dalam proses
penulisannya, seorang penulis harus tahu memilih struktur bahasa,
parafrase, kosakata. Artinya menulis merupakan suatu kemampuan yang
memerlukan semua ketrampilan. Ketrampilan yang dimaksud untuk
menyusun tentang gagasan yang akan disampaikan kepada pembaca.
Pemilihan kata-kata yang tepat sesuai dengan paragraf yang disusun.

Penyusunan pararagraf harus dipadukan dengan kalimat untuk


membentuk kesatuanisi. Kemudian paragraf perlu disesuaikan dengan
kaidah-kaidah sintaksis, kosakata, dan penguasaan diksi yang tepat. Selain
itu sebuah paragraph harus tersusun dengan ungkapan gagasan yang telah
diciptakan untuk imajinasi dan kreasi penulis tersebut. Dalam artian
paraphrase yang digunakan oleh mahasiswa tidak hanya sembarangan dan
asal sebagai formalitas sebagai alibi agar tidak masuk ke dalam praktik
plagiarisme.
Tujuan dari parafrase adalah untuk menghindari kemungkinan
plagiarisme, terutama pada karya tulis yang banyak menggunakan sumber
referensi dalam penulisanya. Selain itu, parafrase menjadi langkah penting
yang dapat diambil oleh mahasiswa dalam menyelesaikan tugas karya
ilmiah untuk menghindari plagiarisme. Dengan parafrase, mahasiswa
dapat merangkai ulang pendapat dari para ahli tanpa mengubah makna
aslinya.
Teknik parafrase memiliki tiga tujuan: Seperti ringkasan,
mengontekstualisasikan informasi (siapa yang mengatakannya, kapan, dan
di mana). Menyatakan kembali semua poin pendukung yang digunakan
oleh Thoreau untuk mengembangkan gagasan bahwa manusia terluka
karena terlalu fokus pada pekerjaan.
Penulis menggunakan kata-kata mereka sendiri untuk sebagian
besar parafrase, memungkinkan penulis untuk mem- pertahankan opini
yang kuat sambil berbagi informasi penting dari sumbernya.
Teknik ini kemungkinan merupakan cara paling umum untuk
mengintegrasikan informasi sumber Anda. Mengutip harus dihindari
seminimal mungkin di sebagian besar makalah penelitian.
Menggunakan parafrase memungkinkan Anda untuk
mengintegrasikan sumber tanpa kehilangan pendapat Anda sebagai penulis
sumber tersebut. Namun, parafrase bisa rumit. Anda benar-benar harus
membuat perubahan pada kata- katanya. Mengubah beberapa kata di sana-
sini tidak dihitung sebagai parafrase, dan jika Anda tidak mengutip kata-
kata itu, dapat membuat Anda bermasalah dengan plagiarism
Parafrase digunakan untuk menghindari plagiarisme, melatih
integritas akademik, dan menunjukkan pemahaman penulis pada teks
yang telah dibaca tujuannya adalah untuk membuat arti yang di-
implikasikan menjadi lebih eksplisit (sangat jelas, terus terang. terbuka).
Tujuan dalam penulisan paragraf melalui parafrase agar siswa
mampu menyususun dan merangkai sebuah paragraf dalam karangan
narasi. Juga siswa mampu menyusun tulisan dan mempunyai kreativitas
untuk mengemukakan dan mengkomunikasikan gagasan yang dimilikinya.
Kemampuan ini juga diperlukan untuk menjawab pertanyaan essay yang
guru berikan selama pembelajaran online di masa pandemi Covid-19
(Pantan & Benyamin.2020).

E. Mendeskripsikan Cara Membuat Parafrase


Dalam menulis sebuah karya tulis ilmiah ada beberapa hal yang
harus diperhatikan salah satunya adalah parafrase, berikut ini cara
membuat parafrase
1). Bacalah kembali teks sumber sampai kita memahami benar isi teks
tersebut.
2). Singkirkan teks/naskah asli tersebut dan tulislah ulang gagasan dalam teks
tadi dalam sebuah kertas.
3). Buatlah daftar beberapa kata dibawah parafrase kita tadi untuk
mengingatkan kembali pada cara kita memahami naskah asli tersebut. Di
atas kartu catatan tadi, tuliskan kata kunci yang menunjukkan subjek atau
tema parafrase kita.
4). Bandingkan tulisan parafrase kita tadi dengan naskah aslinya untuk
mengecek apakah semua gagasan, terutama gagasan yang penting telah
tercantum dalam hasil parafrase tersebut.
5). Gunakan tanda petik ganda untuk mengidentifikasi istilah-istilah khusus,
terminologi, atau frase yang Anda pinjam dari naskah asli, dan yang kita
ambil sama pesis dengan naskah asli.
6). Tuliskan sumber (termasuk halaman) pada kertas catatan kita sehingga ini
mempermudah kita untuk menuliskan sumber pustaka atau referensi, bila
kita bermaksud mengambil parafrase tersebut.
Secara umum terdapat banyak versi penulisan parafrase (Madani
dan Ardianti, 2020). Secara garis besar penulis telah merangkum dari
berbagai sumber 4 (empat) teknik dalam penulisan parafrase, yakni:
Pertama, menyertakan sitasi. Apabila seseorang menggunakan
gagasan, informasi, pun opini yang bukan buah pikir sendiri, sitasi adalah
sebuah keharusan. Hal tersebut juga berlaku meskipun penulis tidak
menggunakan kata-kata yang sama persis. Penyertaan sitasi di sini artinya
penulis harus memberikan keterangan dari mana informasi yang dituliskan
didapat. Yang harus dilakukan adalah menuliskan kutipan nama belakang
dan tahun penerbitan. Adapun teknisaudio/visual, namun juga sitasi untuk
gagasan dari internet juga harus dicantumkan. Penulisan sitasi juga penting
untuk dilakukan ketika penulis merasa ragu dengan keakuratan informasi
yang disajikan. Sitasi dapat berupa body note maupun foot note.
Kedua, dengan cara meencatat berbagai sumber daftar pustaka
sejak awal penulisan. Daftar pustaka adalah salah satu kewajiban yang
tidak boleh dilupakan ketika menulis karya tulis. Sayangnya, masih ada
yang baru mendata ulang daftar pustaka setelah tulisan selesai. Hal seperti
itu tidak salah, namun sangat berpotensi untuk melewatkan satu, dua, atau
beberapa sumber sekaligus. Dalam artian, sitasinya telah tercantum di
body note atau foot note namun luput dalam daftar pustaka. Dengan
mendata apa saja sumber yang dipakai sejak awal, kesalahan bisa
diminimalisir, pun akan sangat membantu dalam penyusunan daftar
pustaka.
Ketiga, dengan melakukan parafrase. Tulisan yang hanya
menggunakan kutipan langsung lebih berpotensi dianggap melakukan
plagiarisme. Cara menyikapinya adalah dengan melakukan parafrase–
menggunakan susunan kalimat sendiri dari sumber asli dengan tetap
mencantumkan sitasi. Parafrase juga lebih mudah untuk dilakukan sebab
formatnya tidak serumit jika menggunakan cara pengutipan langsung.
Keempat, melakukan interpretasi. Untuk memperkuat gagasan
yang disampaikan, terkadang ada pendapat yang harus dijadikan bahan
pembanding atau dipinjam. Dalam hal ini, bisa jadi analisisnya terlalu
rumit maupun butuh interpretasi tambahan. Interpretasi dilakukan
seperlunya.
Terakhir, direkomendasikan untuk menggunakan aplikasi atau
software antiplagiarisme. Apabila penulis masih merasa khawatir dengan
hasil akhir karya tulisnya, aplikasi antiplagiarisme dapat dicoba. Misalnya
menggunakan aplikasi gtPlagiarismTest. Dengan aplikasi antiplagiarisme,
tulisan yang dihasilkan bisa dibandingkan dengan tulisan-tulisan yang
sudah terbit sebelumnya. Aplikasi akan menunjukkan berapa persen
tingkat kemiripan yang ditemukan. penulisan pengutipan dijelaskan secara
detail pada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan
fakultas. Sumber tersebut tidak hanya untuk buku, jurnal, skripsi, atau
rekaman.
Parafraf sumber kutipan:
Masalah yang dihadapi di bidang pendidikan pada saat akan dimulainya
pelaksanaan Repelita. Ia adalah sangat berat dan mendesak.Di bidang kurikulum
terasa sekali kebutuhan akan pembaharuan agar sistem pendidikan dapat
memenuhi tuntutan pembangunan dan kemajuan. Di samping itu, terdapat ketidak
seimbangan baik di antara berbagai tingkat pendidikan vertical maupun di antara
berbagai jenis Jumlah anak yang tidak tertampung di sekolah jauh lebih besar
daripada jumlah anak yang bersekolah. Demikian pula jumlah anak yang putus
sekolah (dropout) adalah jauh lebih besar daripada mereka yang berhasil
menyelesaikan suatu tahap pendidikan. Sementara itu, tenaga-tenaga yang bekerja
di bidang pendidikan baik teknis maupun administrative sangat kurang jumlahnya.
Di samping itu, mutu keahlian tenaga-tenaga tersebut perlu ditingkatkan.
Prasarana pendidikan seperti gedung dan ruang sekolah sangat tidak mencukupi.
Buku-buku sangat sedikit jumlahnya. Kecuali itu, sedikit sekali sekolah-sekolah
yang mempunyai perpustakaan, alat-alat peraga atau pun laboratorium dan tempat
praktik. Akhirnya, organisasi dan pengelolaan pendidikan dan kebudayaan di
pusat maupun di daerah belum mencerminkan kerja sama yang serasi. Demikian
pula belum ada sistem informasi pendidikan untuk keperluan perencanaan yang
terarah.

Hasil parafrase:
Banyak masalah berat yang dihadapi pada awal Repelita I: masalah kurikulum,
ketidak-seimbangan tingkat dan jenis pendidikan; penampungan murid dan
masalah putus sekolah; kekurangan tenaga pendidikan, kurangnya mutu keahlian
dan fasilitas; kurangnya kerjasama dan tiada sistem informasi.Membuat parafrasa
lisan berarti uraian tertulis yang telah dibaca atau yang telah didengar,
diungkapkan kembali secara lisan dengan kalimat sendiri dengan menerapkan
teknik membuat parafrasa sama seperti di atas.

III. PENUTUP

Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:


1. Parafrase adalah penyajian kembali atas sebuah karya dengan bahasa lain
tanpa menghilangkan makna sesengguhnya dari karya tersebut.
2. Parafrase digunakan untuk menghindari plagiarisme, melatih integritas
akademik, dan menunjukkan pemahaman penulis pada teks yang telah dibaca
tujuannya adalah untuk membuat arti yang di-implikasikan menjadi lebih
eksplisit (sangat jelas, terus terang. terbuka).
DAFTAR PUSTAKA

D Sitorus, E. D. (2002). The art of acting: seni peran untuk teater, film dan TV.
Gramedia Pustaka Utama.
Fajrianti, F., & Kaif, S. H. (2023). Pelatihan Penggunaan Mendeley Reference
Dalam Penulisan Karya Ilmiah. Lamahu: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Terintegrasi, 2(2), 123-128.
F Flora, F., Tamba, K. N., Manullang, N., & Siburian, P. (2021). Parafrasa
Legenda “Boru Saroding” Menjadi Naskah Drama Sebagai Bahan Ajar Di
SMA. Jurnal Basataka (JBT), 4(2), 93-101.
Ha Wahid, S. H. (2021). A Tool Kit for Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi dan
Jurnal) Plus Analisis Data. Q Media.
Isnawati, U. M., Badriyah, N., & Titin, T. (2021). Pelatihan Parafrase Pada
Mahasiswa: Upaya Menghindari Plagiarisme Pada Penulisan Karya
Ilmiah. Batara Wisnu: Indonesian Journal of Community Services, 1(3),
341-350.
Lawelai, H., Sadat, A., Suherman, A., Maulana, H. F., & Nazar, A. (2022).
Pelatihan Parafrase Untuk Pencegahan Plagiasi Pada Penulisan Karya
Ilmiah Mahasiswa. Journal of Community Empowerment, 1(1), 19-23.
Madani, M. U., & Ardianti, R. (2021). Teknik parafrase dalam ketrampilan
menulis untuk menghindari plagiarisme. In Prosiding Seminar Nasional
Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia (SemNas PBSI)-3 (pp. 343-
344). FBS Unimed Press.
Pantan, F., Nasution, A. F. N., & Tanonggi, G. S. (2021). PENERAPAN
METODE PARAFRASE UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS
HASIL UJIAN SISWA DI SMP BETHEL. Pneumata: Jurnal Pengabdian
kepada Masyarakat, 3(1), 1-6.
Sahla, W. A., Mukhlisah, N., Julkawait, J., & Irwansyah, R. (2019). IbM-pelatihan
teknik penulisan parafrase untuk skripsi mahasiswa sebagai upaya
menghindari plagiarisme. Jurnal Impact: Implementation and Action, 1(2),
162-168.
Suherman, A. (2023). Penerapan Teknik Parafrase untuk Meningkatkan
Kemampuan Mahasiswa dalam Menulis Artikel (Penelitian Tindakan
Kelas). JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(8), 5735-5744.
Usman, R. (2015). Penggunaan metode parafrase untuk meningkatkan
kemampuan menulis parafrase puisi ke prosa terhadap hasil belajar siswa
kelas II SMP Al-Ittihat Pekanbaru. Sorot, 10(2), 169-178.

Anda mungkin juga menyukai