Anda di halaman 1dari 14

UPAYA PROMOSI KESEHATAN PRA NIKAH

DISUSUN OLEH :

1. SYAHRANI
2. SITI HAJARNI
3. MISRA YANTI
4. NURFITRIANINGSIH
5. NONI OKSIYATI FITRAH
6. ANNA DJAYANI LEGA

INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
PALOPO 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan judul "Upaya Promosi Kesehatan Pra Nikah." Makalah
ini disusun sebagai salah satu bentuk karya ilmiah sebagai tugas
akademis dan merupakan hasil kerjasama, dukungan, serta bimbingan
dari berbagai pihak.
Penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan arahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Makalah ini membahas tentang upaya promosi kesehatan pra
nikah, yang merupakan aspek penting dalam mempersiapkan pasangan
yang akan memasuki fase pernikahan. Pembahasan melibatkan faktor-
faktor kesehatan seperti kesehatan reproduksi, pencegahan penyakit
menular seksual, dan kesehatan mental dan emosional.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi positif dalam
peningkatan pemahaman dan kesadaran akan pentingnya kesehatan pra
nikah. Akhir kata, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan guna perbaikan di masa mendatang.

Terima kasih.

[Penulis]

1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................2
PEMBAHASAN
A. Definisi ......................................................................................3
B. Faktor-Faktor Kesehatan Pra Nikah ..........................................3
C. Tujuan Promosi Kesehatan Pra Nikah ......................................5
D. Strategi Dan Metode Promosi Kesehatan Pra Nikah ................7
E. Tantangan Dan Hambatan Dalam Promosi Kesehatan Pra -
Nikah .........................................................................................9
KESIMPULAN .....................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................13

2
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
1. Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah upaya sistematis untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui edukasi, perubahan perilaku, dan
pemberdayaan individu dan komunitas. Tujuan dari promosi kesehatan
adalah mendorong gaya hidup sehat, mencegah penyakit, dan
meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan. Ini melibatkan
berbagai strategi, termasuk edukasi, advokasi kebijakan kesehatan,
dan pembangunan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat.
2. Pengertian Pra Nikah
Pra nikah merujuk pada periode sebelum pernikahan, di mana
pasangan yang akan menikah terlibat dalam persiapan fisik,
emosional, dan sosial sebelum memasuki kehidupan berumah tangga.
Ini melibatkan sejumlah persiapan, termasuk persiapan mental,
penyelarasan nilai-nilai, dan kesiapan fisik. Aspek kesehatan pra nikah
mencakup pemahaman tentang kesehatan reproduksi, pengetahuan
mengenai penyakit menular seksual, dan kesiapan psikologis untuk
menjalani kehidupan berkeluarga.

B. Faktor-faktor Kesehatan Pra Nikah


1. Kesehatan reproduksi
 Pemahaman Anatomi dan Fisiologi Reproduksi: Pasangan yang
akan menikah perlu memahami dengan baik sistem reproduksi pria
dan wanita. Ini mencakup pengetahuan tentang siklus menstruasi
pada wanita, ovulasi, dan konsep fertilisasi. Dengan pemahaman
ini, pasangan dapat lebih mudah memahami kapan masa subur
dan bagaimana proses pembuahan terjadi.
 Pencegahan Kehamilan Tidak Diinginkan: Upaya promosi
kesehatan pra nikah harus mencakup informasi tentang berbagai
metode kontrasepsi yang tersedia. Pasangan perlu memilih metode

3
yang sesuai dengan nilai-nilai, kebutuhan, dan kesehatan mereka.
Edukasi mengenai efektivitas, keamanan, dan cara penggunaan
yang benar dari setiap metode juga sangat penting.
 Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi: Pemeriksaan kesehatan
reproduksi sebelum menikah dapat mendeteksi dan mengatasi
potensi masalah kesehatan reproduksi. Pemeriksaan ini melibatkan
pengecekan kondisi reproduksi seperti infeksi, kelainan hormonal,
atau gangguan lainnya. Dengan demikian, pasangan dapat
mempersiapkan diri secara optimal untuk kehamilan yang sehat.
2. Pencegahan penyakit menular seksual (PMS)
 Pemahaman Tentang Penyakit Menular Seksual: Edukasi
mengenai jenis-jenis PMS, cara penularannya, dan dampaknya
pada kesehatan reproduksi sangat penting. Pasangan harus
dapat mengidentifikasi tanda dan gejala PMS dan mencari
bantuan medis jika diperlukan.
 Penggunaan Alat Pelindung: Promosi penggunaan kondom dan
metode pencegahan PMS lainnya merupakan langkah efektif
untuk mencegah penularan penyakit. Kondom bukan hanya alat
kontrasepsi, tetapi juga melindungi dari PMS. Pasangan perlu
memahami cara menggunakan kondom dengan benar untuk
memaksimalkan efektivitasnya.
 Pentingnya Pengujian PMS: Sebelum menikah, pasangan
sebaiknya menjalani pemeriksaan kesehatan termasuk tes
PMS. Ini membantu dalam identifikasi dan penanganan dini
penyakit yang mungkin ada. Pencegahan adalah kunci, dan
pengetahuan tentang status kesehatan PMS pasangan
memainkan peran penting dalam meminimalkan risiko
penularan.
3. Kesehatan mental dan emosional
 Kesiapan Psikologis: Persiapan mental dan emosional
melibatkan pemahaman dan kesiapan terhadap perubahan
peran dan tanggung jawab. Pasangan perlu membahas

4
harapan, nilai-nilai, dan tujuan hidup bersama untuk
membangun dasar yang kuat.
 Manajemen Stres: Keterampilan dalam mengelola stres adalah
kunci untuk menjaga kesehatan mental dan emosional.
Pasangan perlu memahami cara mengidentifikasi stres,
mengembangkan strategi coping yang sehat, dan mendukung
satu sama lain dalam mengatasi tantangan.
 Keterlibatan Dukungan Psikologis: Keterlibatan profesional
seperti konseling pra nikah dapat membantu pasangan
mengidentifikasi potensi masalah, meningkatkan komunikasi,
dan memberikan alat untuk mengatasi konflik. Dukungan
psikologis juga dapat membantu pasangan menghadapi
perubahan peran dan tanggung jawab dalam pernikahan.
Menggabungkan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor
kesehatan ini memastikan bahwa pasangan tidak hanya siap secara fisik
tetapi juga memiliki dasar yang kuat untuk menjalani kehidupan
pernikahan yang sehat dan bahagia.

C. Tujuan Promosi Kesehatan Pra Nikah


1) Menekan Angka Penyakit Menular Seksual:
 Pencegahan Penularan: Edukasi yang mendalam tentang
cara penularan penyakit menular seksual (PMS) membantu
pasangan mengidentifikasi risiko dan mengambil langkah-
langkah pencegahan. Promosi penggunaan kondom dan
pemahaman tentang hubungan seks yang aman merupakan
bagian integral dari upaya ini.
 Pemeriksaan Kesehatan Rutin: Mendorong pasangan untuk
menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, termasuk
pemeriksaan PMS, memberikan kesempatan untuk deteksi
dini dan pengobatan segera jika diperlukan. Ini bukan hanya
untuk kesehatan individu tetapi juga untuk mencegah
penularan PMS di antara pasangan.

5
 Advokasi Kesehatan Reproduksi: Meningkatkan kesadaran
di masyarakat tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan
pencegahan PMS melibatkan kampanye publik, seminar,
dan partisipasi dalam kegiatan komunitas. Hal ini dapat
mencakup kerjasama dengan lembaga-lembaga kesehatan
dan pemerintah untuk memastikan akses yang mudah ke
layanan kesehatan reproduksi.
2) Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesehatan Reproduksi:
 Edukasi tentang Siklus Reproduksi: Menginformasikan
pasangan tentang siklus menstruasi, ovulasi, dan konsep
fertilisasi memberikan dasar yang kuat untuk memahami
waktu yang optimal untuk pembuahan. Hal ini membantu
pasangan yang ingin merencanakan kehamilan maupun
yang ingin mencegahnya.
 Promosi Metode Kontrasepsi yang Aman: Edukasi tentang
berbagai metode kontrasepsi, termasuk efektivitas, efek
samping, dan cara penggunaan yang benar, membantu
pasangan membuat keputusan yang tepat sesuai dengan
kebutuhan dan preferensi mereka.
 Penyuluhan Kesehatan Reproduksi: Program penyuluhan
yang melibatkan tenaga medis dan pakar kesehatan
memastikan bahwa informasi yang disampaikan akurat dan
dapat dipahami. Ini dapat mencakup sesi tanya jawab dan
diskusi untuk memastikan pemahaman yang mendalam.
3) Meningkatkan Kesehatan Mental dan Emosional:
 Konseling Pra Nikah: Konseling pra nikah memberikan forum
aman di mana pasangan dapat membahas harapan,
kekhawatiran, dan memecahkan potensi masalah. Ini
membantu mereka membangun kesiapan mental dan
emosional untuk pernikahan.
 Promosi Kesehatan Mental: Memberikan informasi tentang
pentingnya menjaga kesehatan mental, termasuk mengenali

6
tanda-tanda stres dan depresi, serta memberikan strategi
praktis untuk mengatasi tantangan psikologis yang mungkin
timbul.
 Pemberdayaan Individu dan Komunitas: Mendorong
pasangan untuk membangun dukungan sosial dan
memahami pentingnya dukungan individu dan komunitas
dalam menjaga kesehatan mental dan emosional. Ini dapat
melibatkan pembentukan kelompok dukungan atau
partisipasi dalam kegiatan komunitas yang mempromosikan
kesehatan mental.
Melalui pendekatan holistik ini, upaya promosi kesehatan pra nikah
dapat memberikan dampak yang lebih besar dalam mempersiapkan
pasangan secara menyeluruh untuk memasuki fase pernikahan dengan
kesehatan optimal.

D. STRATEGI DAN METODE PROMOSI KESEHATAN PRA NIKAH


1. Kampanye Penyuluhan dan Edukasi:
 Sosialisasi Melalui Media Massa: Menggunakan televisi,
radio, dan media sosial untuk menyampaikan pesan edukatif
mengenai pentingnya promosi kesehatan pra nikah,
termasuk informasi mengenai kesehatan reproduksi,
pencegahan penyakit menular seksual, dan kesehatan
mental dan emosional.
 Seminar dan Workshop Lokal: Mengadakan seminar dan
workshop di tingkat lokal dengan melibatkan tenaga medis,
pakar kesehatan, dan tokoh masyarakat untuk memberikan
informasi secara langsung kepada pasangan yang akan
menikah. Ini memberikan kesempatan untuk diskusi interaktif
dan tanya jawab.
 Kemitraan dengan Organisasi Non-Pemerintah (NGO):
Bekerja sama dengan organisasi non-pemerintah yang fokus
pada kesehatan reproduksi dan keluarga untuk

7
menyelenggarakan kampanye penyuluhan di berbagai
komunitas. Kolaborasi ini dapat mencakup penyediaan
materi edukasi dan dukungan logistik.
2. Penyediaan Akses Informasi Kesehatan:
 Portal Kesehatan Online: Membangun portal kesehatan
online khusus pra nikah yang menyediakan artikel, video,
dan sumber daya lainnya tentang kesehatan reproduksi,
pencegahan PMS, dan kesehatan mental. Portal ini dapat
diakses secara bebas oleh pasangan yang akan menikah.
 Pusat Informasi Kesehatan di Fasilitas Kesehatan:
Menyediakan materi edukasi dan pamplet di pusat
kesehatan, klinik reproduksi, dan fasilitas layanan kesehatan
lainnya. Memberikan akses mudah dan langsung kepada
pasangan yang mencari informasi sebelum pernikahan.
 Hotline Kesehatan: Membangun hotline kesehatan yang
dapat dihubungi oleh pasangan yang membutuhkan
informasi atau konsultasi tentang kesehatan pra nikah.
Menyediakan layanan ini dengan tim medis yang
berpengalaman.
3. Pelatihan Keterampilan Hidup Sehat:
 Pelatihan Keterampilan Komunikasi: Menyelenggarakan
pelatihan untuk pasangan dalam mengembangkan
keterampilan komunikasi yang sehat, termasuk cara
menyampaikan harapan, kekhawatiran, dan memecahkan
konflik dengan efektif.
 Pelatihan Manajemen Stres: Memberikan pelatihan
keterampilan manajemen stres, termasuk teknik relaksasi
dan strategi mengatasi tekanan psikologis yang mungkin
muncul selama persiapan pernikahan.
 Program Kesehatan Fisik: Melibatkan pasangan dalam
program kesehatan fisik, seperti kelas yoga atau kebugaran,
untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

8
4. Konseling Pra Nikah:
 Sesi Konseling Perorangan: Menyediakan sesi konseling
perorangan untuk membahas isu-isu kesehatan pra nikah
secara pribadi dan menyeluruh. Konseling ini dapat
mencakup aspek-aspek seperti kesiapan mental,
komunikasi, dan persiapan peran dalam pernikahan.
 Konseling Kelompok: Mengadakan sesi konseling kelompok
untuk memungkinkan pasangan berbagi pengalaman,
mendukung satu sama lain, dan memperoleh wawasan dari
pasangan lain yang menghadapi tantangan serupa.
 Pengembangan Rencana Kesehatan Bersama: Bersama
dengan konselor, membantu pasangan dalam merancang
rencana kesehatan bersama yang mencakup aspek
kesehatan reproduksi, pencegahan PMS, dan strategi untuk
menjaga kesehatan mental dan emosional.
Integrasi berbagai strategi dan metode ini dapat menciptakan
pendekatan yang holistik dan berkelanjutan dalam promosi kesehatan pra
nikah, memastikan pasangan memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang diperlukan untuk memasuki fase pernikahan dengan kesehatan
optimal.

E. TANTANGAN DAN HAMBATAN DALAM PROMOSI KESEHATAN


PRA NIKAH
1. Stigma dan Ketidaknyamanan:
 Tantangan: Adanya stigma terkait diskusi terbuka tentang
kesehatan pra nikah dan ketidaknyamanan pada pasangan
untuk mencari informasi atau bantuan.
 Cara Mengatasi: Membangun kampanye yang mendukung
budaya terbuka dan mempromosikan norma yang positif
seputar pembicaraan kesehatan reproduksi. Melibatkan

9
tokoh masyarakat dan selebriti dalam kampanye untuk
mengurangi stigma.

2. Akses Terbatas ke Sumber Daya:


 Tantangan: Beberapa pasangan mungkin menghadapi akses
terbatas ke fasilitas kesehatan, informasi, atau dukungan
kesehatan pra nikah.
 Cara Mengatasi: Menyediakan akses informasi melalui
platform online, memobilisasi tim medis atau penyuluhan ke
daerah-daerah terpencil, dan bekerja sama dengan
pemerintah atau organisasi non-pemerintah untuk
mendirikan pusat sumber daya kesehatan.
3. Faktor Budaya dan Agama:
 Tantangan: Norma budaya dan nilai-nilai agama dapat
menjadi hambatan untuk membahas isu-isu kesehatan pra
nikah secara terbuka.
 Cara Mengatasi: Menggandeng pemimpin agama dan tokoh
budaya untuk mendukung kampanye promosi kesehatan.
Menyesuaikan pesan edukasi untuk mencerminkan nilai-nilai
lokal dan budaya.
4. Keterbatasan Pengetahuan:
 Tantangan: Pasangan mungkin memiliki pengetahuan yang
terbatas tentang kesehatan pra nikah, sehingga
menghambat partisipasi aktif dalam upaya promosi.
 Cara Mengatasi: Melakukan kampanye edukasi yang intensif
melibatkan berbagai saluran komunikasi seperti media
massa, seminar, dan pendekatan langsung ke komunitas.
Meningkatkan ketersediaan sumber daya edukatif yang
mudah dipahami.
5. Ketersediaan Layanan Kesehatan yang Terbatas:
 Tantangan: Terbatasnya fasilitas kesehatan atau tenaga
medis yang dapat memberikan layanan kesehatan pra nikah.

10
 Cara Mengatasi: Membangun kemitraan dengan lembaga
kesehatan, merancang program pelatihan bagi profesional
kesehatan di daerah terpencil, atau menggunakan layanan
kesehatan daring untuk memperluas jangkauan layanan.

11
KESIMPULAN

Upaya promosi kesehatan pra nikah memiliki relevansi yang signifikan


dalam menyediakan dasar kesehatan yang kuat bagi pasangan yang akan
menikah. Beberapa hal yang perlu ditekankan adalah:
1. Pencegahan Penyakit: Upaya promosi kesehatan membantu
menekan angka penyakit menular seksual (PMS) dengan
memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
pencegahan penularan.
2. Kesiapan Reproduksi: Pasangan yang memiliki pemahaman
mendalam tentang kesehatan reproduksi dapat membuat keputusan
yang informasional dan bijak terkait perencanaan keluarga.
3. Kesehatan Mental dan Emosional: Promosi kesehatan pra nikah juga
bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dan emosional,
menghasilkan pasangan yang siap menghadapi tantangan
pernikahan dengan kesiapan psikologis.
4. Pemberdayaan Pasangan: Dengan memberikan informasi,
keterampilan, dan dukungan, upaya promosi kesehatan membantu
pemberdayaan pasangan untuk mengambil peran aktif dalam
menjaga kesehatan mereka sendiri dan kesehatan keluarga yang
akan mereka bentuk.
5. Pentingnya Pencegahan: Upaya promosi kesehatan pra nikah
merupakan bentuk pencegahan yang lebih baik daripada
pengobatan. Dengan memberikan pemahaman dan dukungan sejak
awal, risiko masalah kesehatan dapat diminimalkan.
Melalui upaya ini, diharapkan pasangan yang akan menikah dapat
memasuki fase pernikahan dengan pengetahuan yang memadai,
kesiapan mental dan emosional, serta komitmen untuk hidup sehat
bersama-sama. Hal ini tidak hanya memengaruhi kesehatan individu
tetapi juga memberikan dampak positif pada kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Green, J., & Tones, K. (2010). Health Promotion: Planning and Strategies.
Sage Publications.

World Health Organization. (1986). Ottawa Charter for Health Promotion.


WHO.

Santrock, J. W. (2019). Life-Span Development. McGraw-Hill Education.

Lohrmann, D. K., & Amonette, L. (2014). Health Education: Elementary


and Middle School Applications. McGraw-Hill Education.

National Institute of Child Health and Human Development. (2005).


Planning for Pregnancy, Birth, and Beyond. U.S. Department of
Health and Human Services.

13

Anda mungkin juga menyukai