Anda di halaman 1dari 6

PARKIR MOTOR BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Parkir motor bagi penderita cacat merupakan fasilitas ruang parkir yang disediakan khusus
bagi Penyandang Disabilitas. Dalam hal ini biasanya Penyandang Disabilitas yang masih bisa
mengemudikan kendaraannya sendiri dan biasanya menggunakan tongkat dan kaki palsu. Karena kecacatan
itu maka perlu disediakan ruang parkir yang lebih luas untuk mempermudah aksesibilitas Penyandang
Disabilitas masuk kendaraan yang diparkirkan.
Penempatan ruang parkir bagi Penyandang Disabilitas biasanya dilakukan agar aksesibilitas yang
terbaik, oleh karena itu ditempatkan didekat pintu masuk bangunan, dan sekaligus pada bangunan
dilengkapi dengan akses landai untuk pengganti anak tangga.

a. Fasilitas parkir kendaraan:


1. Tempat parkir penyandang disabilitas terletak pada rute terdekat menuju bangunan/ fasilitas yang
dituju, dengan jarak maksimum 60 meter.
2. Jika tempat parkir tidak berhubungan langsung dengan bangunan, misalnya pada parkir taman dan
tempat terbuka lainnya, maka tempat parkir harus diletakkan sedekat mungkin dengan pintu
gerbang masuk.
3. Area parkir harus cukup mempunyei ruang bebas di sekitarnya sehingga penyandang disabilitas
dapat dengan mudah masuk dan keluar dari kendaraannya.
4. Area parkir khusus penyandang disabilitas ditandai dengan simbol tanda parkir penyandang
disabilitas yang berlaku.

Ukuran Standar Parkir Motor Penyandang Disabilitas

2
m

1.20 m

1.10 m 1.10 m
TOILET RAMAH BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Yang dimaksud dengan toilet ramah Difabel adalah fasilitas sanitasi yang aksesibel untuk semua
orang, termasuk penyandang disabilitas dan lansia pada bangunan atau fasilitas umum lainnya. Aksesibilitas
bangunan termasuk toilet telah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen PU) Nomer 60
Tahun 2006.
Persyaratan membuat toilet ramah Difabel adalah:
 Toilet atau kamar kecil umum yang aksesibel harus dilengkapi dengan tampilan rambu/symbol dengan
system cetak timbul “Penyandang Disabilitas ”pada bagian luarnya.
 Toilet atau kamar kecil umum harus memiliki ruang gerak yang cukup untuk masuk dan keluar
pengguna kursi roda.
 Ketinggian tempat duduk kloset harus sesuai dengan ketinggian pengguna kursi roda sekitar 45-50 cm.
 Toilet atau kamar kecil umum harus dilengkapi dengan pegangan rambat/handrail yang memiliki posisi
dan ketinggian disesuaikan dengan pengguna kursi roda dan penyandang disabiiitas yang lain. Pegangan
disarankan memiliki bentuk siku-siku mengarah keatas untuk membantu pergerakan pengguna kursi
roda.
 Letak kertas tissu, air, kran air atau pancuran/shower dan perlengkapan- perlengkapan seperti tempat
sabun dan pengering tangan harus dipasang sedemikian hingga mudah digunakan oleh orang yang
memiliki keterbatasan-keterbatasan fisik dan bisa dijangkau pengguna kursi roda.
 Semua kran sebaiknya dengan menggunakan system pengungkit dipasang pada wastafel, dll.
 Bahan dan penyelesaian lantai harus tidak boleh licin.
 Pintu harus mudah dibuka dan ditutup untuk memudahkan pengguna kursi roda.
 Kunci-kunci toilet atau grendel dipilih sedemikian sehingga bisa dibuka dari luar jika terjadi kondisi
darurat.
 Pada tempat-tempat yang mudah dicapai, seperti pada daerah pintu masuk, dianjurkan untuk
menyediakan tombol bunyi darurat (emergency sound button) bila sewaktu-waktu terjadi sesuatu yang
tidak diharapkan.

Foto I : Gambar Pintu Toilet dengan model geser untuk memudahkan penyandan disabilitas untuk masuk
dan keluar toilet
Foto II : Ramp untuk Penyandang Disabilitas yang menggunakan kursi roda agar dapat masuk ke Toilet
dalam

Foto III : Model toilet yang dapat digunakan untuk dewasa dan anak-anak penyandang disabilitas
Foto IV : Kasur bayi untuk mengganti popok dengan tinggi yang disesuaikan untuk Penyandang
Disabilitas
RAMP / JALUR BAGI PENYANDANG DISABILITAS

Ramp adalah jalur sirkulasi yang memiliki bidang dengan kemiringan tertentu sebagai alternatif bagi
orang yang tidak dapat menggunakan tangga/peyandang cacat. Berikut ini adalah persyaratan keberadaan
ramp :
1. Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak boleh melebihi 7º (sudut antara garis kemiringan ramp
dengan bidang horizontal). Perhitungan kemiringan tersebut tidak termasuk awalan atau akhiran ramp
(curb ramps landing). Awalan dan akhiran ramp lebih landai lagi. Sedangkan kemiringan suatu ramp
yang berada di luar bangunan maksimum 6º.
2. Panjang mendatar dari satu ramp (dengan kemiringan 7º) tidak boleh lebih dari 900 cm. Panjang ramp
dengan kemiringan yang lebih rendah dapat lebih panjang. Jika panjang ramp melebihi ketentuan, maka
setiap 9 m terdapat bordes sebagai tempat istirahat sementara.
3. Bordes (muka datar) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan datar sehingga
memungkinkan untuk memutar kursi roda dengan ukuran minimum 160 cm.
4. Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 136 cm dengan tepi pengaman. Untuk
ramp yang digunakan sekaligus untuk pejalan kaki dan pelayanan angkutan barang harus
dipertimbangkan secara seksama lebarnya sehingga bisa dipakai untuk kedua fungsi tersebut atau
dilakukan pemisahan ramp dengan fungsi yang berbeda-beda.
5. Permukaan datar awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin baik
diwaktu hujan.
6. Lebar tepi pengaman ramp (low curb) adalah 10 cm dirancang untuk menghalangi roda kursi roda agar
tidak terperosok atau keluar dari jalur ramp. Apabila berbatasan langsung dengan lalu lintas jalan umum
atau persimpangan harus dibuat sedemikian rupa agar tidak mengganggu jalan umum.
7. Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu pencahayaan di waktu
malam hari. Pencahayaan disediakan pada bagian bagian ramp yang memiliki ketinggian terhadap muka
tanah sekitarnya dan bagian bagian yang membahayakan.
8. Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail) yang dijamin kekuatannya denga
ketinggian yang sesuai sebagai pegangan sewaktu tuna daksa tidak bersama pemandu.

Berikut ini adalah contoh Ramp pada bangunan :

Anda mungkin juga menyukai