Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN OBSERVASI RAGAM DIALEK BAHASA JAWA

PADA MASYARAKAT DI DESA JIMBE

Untuk memenuhi UTS Sosiolinguistik


yang diampu oleh Ibu Miza Rahmatika Aini, S.S., M.A.

Disusun oleh:
Salma (20108810001)
Marsya Nanda Dian Agustina (20108810017)
Wildani Rosyada (20108810036)
Wilda Rosyida (20108810037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Bahasa
Bahasa merupakan sebuah alat komunikasi yang luar biasa di berbagai negara. Karena bahasa
digunakan oleh berbagai manusia sebagai sarana komunikasi yang terbentuk berdasarkan keunikan
atau keistimewaan daerah- daerahnya. Devitt & Hanley (2006:1) menjelaskan bahwa bahasa adalah
pesan yang disampaikan individu atau kelompok sebagai alat komunikasi pada situasi tertentu dalam
berbagai aktivitas. Lain halnya dengan pendapat Finocchiamo (1964:8) ia menjelaskan bahwa
bahasa adalah merupakan simbol vocal yang arbitrer, memungkinkan semua orang atau individu
dalam satu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang telah mempelajari sistem kebudayaan tersebut
untuk mampu berkomunikasi atau berinteraksi. Selanjutnya menurut Sudrajat & Kasupardi (2018)
bahasa menghasilkan atau memperoleh kepandaian yang di dukung oeh fakta data dalam ilmu
bahasa sehingga orang tersebut mengalami tindak perubahan terhadap perilaku yang disebabkan oleh
pengalaman berdasarkan penelitian dan penemuan. Dari pendapat para ahli di tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwasanya bahasa adalah alat yang digunakan sebagai sarana komunikasi berdasarkan
kebudayaan yang dapat menyebabkan perubahan terhadap perilaku dalam berbagai aktivitas
manusia. Bahasa dapat berbentuk lisan, tulisan, atau pun isyarat. Ilmu yang mengkaji tentang
kebahasaan adalah sosiolinguistik.

1.2. Sosiolinguistik
Sosiolinguistik adalah cabang ilmu yang digunakan untuk mengetahui berbagai kebahasaan
dalam lingkungan sosial di masyarakat. Menurut Jannah, Widayati & Kusmiati (2017) bahwa
sosiolinguistik merupakan salah satu cabang ilmu kebahasaan atau linguistic di mana menempatkan
penggunaan bahasa dengan memandang kedudukan penutur bahasa dalam suatu hubungan sosial.
Lain halnya dengan, Aslinda (dalam Sari, 2015: 201) dia berpendapat bahwa sosiolinguistik yaitu
bidang ilmu inter disiplin di dalam masyarakat yang mempelajari suatu bahasa. Jadi, sosiolinguistik
merupakan suatu ilmu yang mengkaji bahasa yang berhubungan erat dengan situasi serta kondisi
suatu masyarakat.

1.3. Ragam Bahasa


Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik
yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, dan
menurut medium pembicaraan (Kridalaksana 1993:184). Ragam Bahasa (Dewan Bahasa & Pustaka
2006) dapat digolongkan menurut penutur bahasa dan jenis pemakaian bahasa. Ragam bahasa
menurut penutur bahasa dapat diperinci menurut patokan daerah (dialek dan logat daerah),
pendidikan (misalnya, ragam baku), dan sikap penutur (pengaruh umur dan kedudukan orang yang
disapa, tingkat keakraban antarpenutur, pokok persoalan yang hendak disampaikan, dan tujuan
penyampaian informasi). Ragam bahasa menurut jenis pemakaiannya dapat diperinci menjadi:
ragam dari sudut pandangan bidang atau pokok persoalan (misalnya, dalam bidang agama,
perdagangan, olahraga); ragam menurut sarananya ( ragam lisan dan ragam tulisan); dan ragam yang
mengalami pencampuran (misalnya, interferensi bahasa daerah atau bahasa asing terhadap bahasa
Indonesia).

1.4. Variasi Bahasa


Bahasa itu beragam dan bervariasi. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa bukan hanya
disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, melainkan juga karena kegiatan interaksi
sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan menyebabkan terjadinya keragaman
bahasa itu. Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam
bahasa itu dilihat sebagai akibat adanya keragamaan sosial penutur bahasa itu dan keragamaan
fungsi bahasa itu. Kedua, variasi atau ragam bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya
sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam Hartman dan Stork (1972)
dalam (Muliawati, 2017) membedakan variasi berdasarkan beberapa kriteria, yakni: 1) Latar
belakang geografi dan sosial penutur; 2) Medium yang digunakan; dan 3) Pokok pembicaraan.
Berdasarkan kriteria yang dikemukakan oleh Hartman dan Stork, setiap masyarakat dan golongan
tertentu dipastikan mempunyai ciri bahasa tersendiri yang membedakannya dengan masyarakat lain.

1.5. Dialek
Menurut Keraf (1996: 144) dialek adalah semua wujud pelafalan yang memiliki ciri-ciri yang
sama dalam tata bunyi, kosa kata, morfologi, dan sintaksis atau leksikon yang digunakan pada salah
satu kelompok. Kridalaksana (2009 : 48) mendefinisikan dialek sebagai variasi yang berbeda-beda
menurut pemakai, variasi bahasa di tempat tertentu (dialek regional), atau golongan tertentu (dialek
sosial), atau pada waktu tertentu (dialek temporal). Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa dialek adalah variasi pada tingkat leksikon, gramatikal, dan pelafalan yang
digunakan di masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengambilan data melalui teknik wawancara tersebut dijumpai bahwa
masyarakat pada Desa Jimbe Kademangan Blitar, juga memiliki dialek yang berbeda. Hal ini dipengaruhi
oleh stratifikasi sosial, pekerjaan dan juga kebiasaan. Stratifikasi sosial dalam suatu masyarakat
menimbulkan ragam bahasa, dan selanjutnya ragam bahasa memperkokoh stratifikasi sosial.

Ragam
No Nama Daerah Asal Profesi Dialek Alasan
Bahasa
1. Sukaji Jimbe, Pedagang Bahasa Jawa Dialek Karena asli orang
Kab. Blitar sayur matraman blitar
2. Asfiatun Jimbe, Pensiunan Bahasa Jawa Dialek Terbiasa dengan
Kab. Blitar guru matraman lingkungannya
3. Mudjinar Kab. Malang Petani Bahasa Jawa Dialek Terbiasa dengan
arekan lingkungannya
4. Dias Kharisma Kab. Pelajar Bahasa Jawa Dialek Logat bawaan dari
Tulungagun SMK matraman orang tua
g + Bahasa
Indonesia
5. Windy Mega Kab. Buruh Bahasa Jawa Dialek Logat bawaan dari
Tulungagun pabrik matraman orang tua
g + Bahasa
Indonesia
6. Jauhari Jawa Tengah PNS Bahasa Jawa Dialek Logat bawaan dari
Solo- Yogyakarta
Yogya
7. Leonita Jimbe, Kab. Pelajar Bahasa Jawa Dialek Karena asli orang
Blitar SMP Matraman Blitar
8. Supiah Jimbe, Kab. Ibu rumah Bahasa Jawa Dialek Karena asli orang
Blitar tangga Matraman Blitar
9. Nartin Jimbe, Kab. Penjahit Bahasa Jawa Dialek Karena asli orang
Blitar Matraman Blitar
10. Margianto Jimbe, Kab. Pengusaha Bahasa Jawa Dialek Lahir di blitar tetapi
Blitar warung + Bahasa matraman sudah lama bekerja
makan Indonesia + di Kalimantan
Bahasa
Indonesia

Berikut hasil rekap transkip wawancara mengenai ragam bahasa di Desa Jimbe.

Kode
No Nama Pernyataan
Soal
1. Sukaji Aku mbiyen sek cilik I cita citaku yo dadi pilot mbak mbak.. tapi (1)
yo piye dalane ws dhodolan janganan ning pasar.. yo panggah
alhamdulilah
Kesuksesan kui y owes pokok ngroso dompet e kandhel ngonoi ws (2)
sukses yo mbk.. la piye lo dhodholan sayuran gek wong cilik
ngenei kan hasile ora sepiro to.. iki bojoku nyambi nyambi dodolan
jajanan yoan.. wes rapopo mbak .. sing penting sehat terus adewe ki
golek duwit seng halal..
Aku biyen ora entok mbk karo bapakku dadi pilot ki ora entok.. aku (3)
kon dadi guru ae tapi aku ki ora demen sekolah.. yo mung tamat
SMP og dadi guru
Yo golek gawe liyane aku mbk.. la bapakku yo ora ndue duwit (4)
maleh aku mbiyen tau ng bengkel barang .. saiki yow s ngeneki
dodolan janganan
2. Asfiatun Kula niku pun pensiun mbak, gegayuhan sak niki ngge enggal (1)
diparingi saras, sak dherek e rukun kabeh pun cukup, mbak.
Damel kulo sukses nggeh sehat, saget nekuni hobi, kalian tumindak (2)
dateng griyane lare-lare.
Sehat niku nomer setunggal mbak, dados hambatan lek kulo niku (3)
nggeh sakit, pun nopo mawon renine, ugi diparingi sehat sedoyo.
Kulo biasane mlampah-mplampah mbak, meniko dokter ngendikan (4)
lek pengen sehat, lajeng kedah ajeg olahraga.
3. Mudjinar Cita-citaku rak muluk-muluk mbak, cek sederhana ae, sing penting (1)
keluargaku temales.
Sukses iku yo lek keluargaku iso mangan enak, cek tahes kabeh, (2)
kerjoan mujur iku jenenge sukses.
Aku arek sawah mbak, hambatane yo iku pupuk larang, ga koyo (3)
mbiyen seh,
Ngatasine aku delok-delok YouTube seh mbak, nang kono kan (4)
akeh iku tutorial-tutorial, cek aku iso golek ganti barang murah.
4. Dias Kharisma Lek ngomongne cita-cita yo panggah kak ket cilik, sampean ruh (1)
dewe lek aku demen nari, ya aku pengen dadi penari kak. Iso marai
bocah-bocah cilik belajar budaya koyo mas David kae.
Teko pandanganku kesuksesan iku opo seng tak cita-citakan (2)
tercapai, titik okeh o wes kelakon.
Saiki jarang enek bocah seneng nari seneng jaranan utowo seneng (3)
kesenian kak.
Lek menurutku ngatasine yo nek deso ki kudune sering ono (4)
pertunjukan seni, iso jaranan, remong, wayang utowo liyane.
5. Windy Mega Lek cita-citaku yo pinter nyanyi, terus iso sinau seni suara lewat (1)
guru utowo lewat internet.
Ngomongne sukses iku angel kak, nuruti nafsu terus. Lek iso opo- (2)
opo disukuri ae.
Hambatane yo aku wes nggak sekolah dadi yo kudu kerjo, kurang (3)
waktu ngge sinau seni suara
Mungkin iso diatasi nganggo noto wektu ne, bene aku iso sinau yo (4)
iso tanggapan.
6. Jauhari Cita-citaku saka cilik yaiku nyekel jadi guru mbak... nanging (1)
sejatine, orang tuaku pengen aku jadi dokter. Wis alhamdulillah,
orang tuaku sanes wong keras
Kasuksesan yaiku nalika sampeyan bisa matur nuwun atas kabeh (2)
sing Gusti Allah wedhar.
Ora ana, Mbak... kaya iki aku seneng, kabeh wong keluargaku (3)
seneng... aku wis sukses.
Yen ana rintangan, yo sebaik-e luwih apik manut doa lan mohon (4)
pitulungan marang Gusti Allah. Insyaallah, masalah utawa
rintangan sampeyan seberapa gedhe-bébas-bébas bisa dilunakake.
Kunci-e yaiku ngandhegani ati marang Gusti Allah, Mbak... apalagi
saiki jamane wis ora kaya yen zaman dulu lagi.
7. Leonita Cita cita ku dadhi pelukis mbk, marai aku ki jan duemen nggambar (1)
Yo.. anu mbk.. di samping aku sinau, sekolah, tapi aku ng omah yo (2)
panggah nglukis.. marai ws hobi mbak dadine yoo ws duemenn
Lek saiki hambatan e paling yo nganu mbk… biasane aku lek ws (3)
nglukis I lali wektu akhire ora sinau maleh biasane di dhukani
bapakku
Aku yo maleh blajar ngatur ngatur wektu mbk bene ora kelendhran (4)
sekolah karo sinauku..
8. Supiah Opo yo cita-cita ne ws sui lali mbk.., kulo niki mbiyen cita citane (1)
kiro kiro pengen dados guru
Wis mbak ora muluk-muluk pokok e sak sekeluwarga sehat, sak (2)
seduluran yo rukun
Mbiyen wong tuaku mboten gadhah arta mbk.. lawong naming (3)
buruh tani. Tapi alhamdulilahh sakniki anak anakku dadi guru
kabeh. Kulo gadhah yoga kaleh mbak.
Yo mboten diatasi mbak sampun pasrah mawon, tapi nggih nyuwun (4)
pandunga terus ing Gustii Allah, alhamdulilah kersane ngalah yoga
kulo dados guru sedanten
9. Nartin Cita citaku dek jaman semono kae yo gur dadi pegawai ngno ae bak (1)
e ra keturutan.. yo jeneng e cita cita iku kan kudu ditekuni ben iso
kelakon
Wes cukup mbak sing penting ora reno – reno.. (2)
La aku ae bar lulus SMP langsung di rabi.. yowes trah dalane. (3)
Yo karo sabar, dilakoni opo enek e mbak (4)

10. Margianto Lek diomongne cita cita yo mbiyen mesti dokter, guru wes umum e (1)
wes.. aku habis SMA Alhamdulillah langsung kerjo ng pabrik
rokok dijak saudaraku, sampek 5 tahun ng kono terus merantau ng
Kalimantan ng sawitan 2 tahun gur an terus mbalek neng njowo
sampek saiki mbukak warung makan.. alhamdulilah kasil
sembarang e.. lek saman-saman ngene iki kudu sregep sinaune ben
sesok kerjone penak.
Yaiku wong sing kroso cukup kalih sak sembarange mbak (2)
Lek diomongne hambatan yo banyak mbak apalagi ning (3)
Kalimantan kan aku ki sendirian to..
Pokok ditelateni saja mbak lek e kangen saudara ya telpon nko sui- (4)
sui yow s terbiasa
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Disimpulkan berdasarkan hasil dari wawancara pada penggunaan ragam bahasa dan dialek
bahasa warga Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan. Diketahui bahwa perbedaan dalam bahasa tidak
menjadi suatu pembeda untuk bersatu. Meski terdapat beberapa orang yang berbeda suku dan
bahasa, masyarakat warga jimbe menjadikan hal tersebut menjadi pemersatu kebudayaan. Walau
memang dominan bahasa dan dialek yang digunakan adalah Bahasa Jawa Matraman (yakni
pengguna Bahasa Jawa dengan tuturan halus biasanya digunakan oleh masyarakat Blitar, Kediri,
Tulungagung, Trenggalek dan sekitarnya). Namun tetap bahasa yang dijadikan pemersatu dan
dipergunakan oleh warga adalah Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Dewan Bahasa & Pustaka. (2006). “Jurnal Bahasa.” Jurnal Bahasa, 6(4; 2006): 54.
Muliawati, Hesti. (2017). “Variasi Bahasa Gaul Pada Mahasiswa Unswagati Prodi Pendidikan Bahasa
Dan Sastra Indonesia Tahun 2016.” Deiksis: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(2):
42.
LAMPIRAN

Surat permohonan izin penelitian


Wawancara dengan responden Wawancara dengan responden
PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS RAGAM BAHASA YANG DIGUNAKAN
OLEH MASYARAKAT DI DESA JIMBE
Petunjuk:
1. Wawancara dilakukan kepada masyarakat di Desa Jimbe, Kecamatan Kademangan,
Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
2. Data yang diperoleh meliputi jawaban dari poin-poin pertanyaan pada pedoman berikut.
3. Responden dianjurkan menjawab menggunakan bahasa sehari-hari mereka.

Narasumber : …………………………….
Asal Daerah : …………………………….
Pekerjaan : …………………………….
1. Apa cita-cita Anda dalam hidup?
2. Bagaimana Anda mendefinisikan kesuksesan?
3. Apakah ada hamabatan yang menghalangi Anda mencapai kesuksesan?
4. Bagaimana Anda mengatasi hambatan tersebut?

Anda mungkin juga menyukai