Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL PENELITIAN SOSIOLINGUISTIK

VARIASI DAN JENIS BAHASA DI DESA WANAHERANG RT 03


RW 02 KELURAHAN WANAHERANG KECAMATAN
GUNUNG PUTRI

Kelompok 2 :
1. Lutpi Kamila (202021500183)
2. Muhammad Wildhan Pamungkas (202021500194)
3. Maulana Ibrahim (202021500200)
4. Anita Putri Salsabillah (202021500255)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
ABSTRAK
Variasi atau ragam bahasa itu dapat diklasifikasikan berdasarkan adanya keragaman social dan
fungsi kegiatan di dalam media sosial.
PENDAHULUAN
Variasi bahasa menurut Aslinda adalah bentuk-bentuk bagian atau varian dalam bahasa yang
masing-masing memiliki pola yang menyerupai pola umum bahasa induksinya. Variasi atau
keragaman bahasa disebabkan karena banyaknya bahasa yang digunakan oleh masyarakat untuk
berinteraksi antarsesama masyarakat. Setiap kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat sangat
berpengaruh dalam perkembangan keragaman bahasa.
Terjadinya keberagaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para
penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka
lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya
keberagaman bahasa itu. Keberagaman ini akaan semakin bertambah kalau bahasa tersebut
digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas. Misalnya,
Bahasa sunda yang digunakan oleh desa wanaherang RT 03 RW 02 kecamatan gunung putri,
kelurahan wanaherang, kabupaten bogor.
Dalam hal variasi atau ragam bahasa ini ada dua pandangan. Pertama, variasi atau ragam Bahasa
itu dilihat sebagai akibat adanya keberagaman sosial penutur bahasa itu dari keberagaman fungsi
bahasa itu. Jadi variasi atau ragam bahasa itu terjadi akibat dari adanya keberagaman sosial dan
keberagaman fungsi bahasa. Andaikata penutur bahasa itu adalah kelompok yang homogen, baik
etnis, status sosial maupun lapangan pekerjaan, maka variasi atau keberagaman itu tidak akan
ada; artinya, bahasa itu menjadi seragam. Kedua, variasi atau ragam Bahasa itu sudah ada untuk
memenuhi fungsinya sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.
Kedua pandangan ini dapat saja diterima ataupun di tolak.
Pejenisan Bahasa secara sosiolonguistik tidak sama dengan penjenisan (klarifikasi) bahasa
secara genologis (etnis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis dan
tipologis berkenaan dengan ciri-ciri internal bahasa-bahasa itu; sedangkan penjenisan secara
sosiolinguistik berkenaan dengan faktor-faktor eksternal Bahasa atau Bahasa-bahasa itu yakni
faktor sosiologis, politis, dan kultular.
Bahasa akan semakin beragam dan bertambah jika bahasa tersebut digunakan oleh suatu
kelompok masyarakat yang banyak. Seperti, bahasa Inggris yang merupakan bahasa
internasional, digunakan oleh masyarakat internasional, begitu juga bahasa Indonesia yang
digunakan oleh orang Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Dialek adalah variasi bahasa yang berbeda-beda, perbedaan dialek dapat disebabkan karena
perbedaan asal daerah dan perbedaan status sosial. Dialek dibedakan dengan bahasa dari struktur
linguistik, yaitu tata bahasa dan kosakata. Dialek dengan bahasa yang sama dianggap saling
dimengerti, sedangkan dengan bahasa yang tidak berbeda. Dialek hamper tidak sepenuhnya
lengkap. Disisi lain bahasa masih dapat berkomunikasi sampai batas tertentu Ketika
menggunakan bahasa nasional. Bahasa yang digunakan dalam kehidupan masyarakat
mengandung beragam dialek. Dialek tidak harus mengambil sebuah bentuk ujaran dari sebuah
bahasa.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Teknik pengumpulan datanya dilakukan secara
trianggulasi (gabungan) dan analisi data dilakukan dengan induktif atau kualitatif sehingga tidak
digunakan untuk proses generalisasi seperti yang dilakukan pada metode kuantitatif. Dan hasil
penelitian ini lebih menekankan pada makna.

HASIL DAN PEMBAHASAN


HASIL

Penelitian ini mengkaji mengenai variasi dan jenis bahasa di lingkungan desa wanaherang RT 03
RW 02 kecamatan gunung putri, kelurahan wanaherang, kabupaten bogor. Dimana di daerah
tersebut memiliki variasi bahasa yang berbeda yang terdapat bahasa halus dan kasar.

PEMBAHASAN
Bahasa Sunda yang berada di desa wanaherang, mulai dari pengucapannya sampai beberapa
perbedaan pada kosakatanya. Berikut ini contoh kosakata bahasa sunda kasar dan halus beserta
artinya.

Bahasa Sunda Kasar Bahasa Sunda Halus Bahasa Indonesia


Aing Abdi Saya
Dia Anjeun Kamu
Ngalebok Tuang Makan
Jurig Hantu Hantu
Modol Miceun BAB
Molor Sare Tidur
Nyaho Ngartos Mengerti/Tahu
Cokor Sampeyan Kaki
Beungeut Pameunteu Wajah
Era Isin Malu
Boga Gaduh Punya
Cicing Matuh Diam
Poho Limpeuran Lupa
Indung Punibu Ibu
Pamajikan Punbojo Istri
Mihape Wiat Titip
Sholat Netepan Ibadah Shalat
Hulu Mastaka Kepala
Sungut Baheum Mulut

Salaki Pameget Suami

Meski berlainan pengucapan dan kalimat, namun bukan berarti beda bahasa, hanya berlainan
dialek. Berikut ini beberapa contoh kalimat dalam pengunaan sehari hari dalam bahasa sunda
halus dan kasar.
Contoh kalimat bahasa sunda kasar :
1. Bengeut sia kos kuda (Wajahmu seperti kuda)
2. Eta cokor meuni belok (Kakinya kotor banget)
3. Aya jurig handapeun tangkal awi (Ada hantu di bawah pohon bambu)
4. Hayu urang ngalebokan sangu (Ayo kita makan nasi)
5. Si ipal hulu na meuni peang (Si Ipal kepalanya miring banget)

Contoh kalimat bahasa sunda halus :


1. Tos wengi urang sare yuk (Sudah malam ayo kita tidur)
2. Abdi limpeuran nendeun pensil di mana nya? (Saya lupa menaruh pensil dimana ya?)
3. Isin abdi teh ka aa calvin (Saya malu ke kak calvin)
4. Punibu abdi ntos umur (Ibu saya sudah tua)
5. Punbojo abdi geulis pisan (Istri saya cantik banget)
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat peneliti simpulkan bahwa hasil perbedaan bahasa sunda
dan kasar dalam pemakaian sehari hari.Walaupun terjadi perbedaan cara berbicara namun pada
intinya memiliki makna yang sama.
Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan artikel penelitian
ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan sebagai
bahan evaluasi untuk kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul. (2021). Sosialinguistik. Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai