Disusun Oleh:
Tahun: 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua,
sehingga makalah dengan judul " TEKNIK DIALEK PROFESI MENDESKRIPSIKAN GAYA BICARA SEORANG
PEMIMPIN " dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah SOSIOLINGUISTIK-ANTROPOLINGUISTIK dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini,oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak akan diterima sehingga kedepannya penulis dapat
menyusun makalah-makalah lain dengan lebih baik. Dan harapan penulis semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan bagi pembaca. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI………............................................................................................ iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2.Rumusan Masalah...................................................................................... 2
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 21
BAB I :
PENDAHULUAN
Bahasa Sunda Banten atau bahasa Sunda dialek Barat adalah sebuah dialek bahasa Sunda yang
digunakan di hampir seluruh wilayah Provinsi Banten, bagian barat Kabupaten Sukabumi dan bagian
barat Kabupaten Bogor (wilayah Jasinga Raya, meliputi: Kecamatan Jasinga, Cigudeg, Tenjo, Nanggung,
Parungpanjang, dan Sukajaya), serta beberapa wilayah di provinsi Lampung. Bahasa ini dilestarikan salah
satunya melalui program berita Beja ti Lembur yang disiarkan oleh siaran televisi lokal di wilayah Banten.
Selain itu, dialek Banten juga dipakai sebagai standar pengajaran bahasa Sunda di wilayah provinsi
Banten.
Di wilayah Kabupaten Tangerang, ragam bahasa Sunda yang secara lokal dikenal sebagai bahasa Sunda
Tangerang memiliki beberapa karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan bahasa Sunda lulugu
(baku). Meskipun begitu, secara umum, perbedaan bahasa Sunda Tangerang dengan bahasa Sunda baku
hanya sebatas perbedaan kosakata. Pada umumnya, bahasa Sunda Tangerang tidak mengenal tingkatan
berbahasa.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah variasi dialek yang meliputi unsur fonologis, morfologis dan leksikal BJNg?
BAB II :
PEMBAHASAN
Bahasa Sunda Banten merupakan salah satu turunan langsung dari bahasa Sunda Kuno, hal ini
dibuktikan dengan masih banyaknya kosakata dari bahasa Sunda Kuno yang masih tetap dipertahankan,
hal ini juga yang menyebabkan adanya beberapa perbedaan leksikon dengan bahasa Sunda dialek
Priangan yang lebih banyak berevolusi. Secara praktiknya, bahasa Sunda Banten digolongkan sebagai
bahasa Sunda dialek Barat. Pengucapan bahasa Sunda di Banten umumnya berada di daerah Banten
bagian tengah dan selatan serta sebagian wilayah di sebelah utara, yaitu Kabupaten Lebak dan
Kabupaten Pandeglang. Di Banten bagian utara (Kabupaten Serang), Bahasa ini digunakan di kecamatan
Ciomas, Pabuaran, Padarincang, Cinangka, Baros, Petir, Cikeusal, Kopo, Cikande, Pamarayan, dan
sebagian Anyar. Sementara pemakaian bahasa Sunda di Kabupaten Serang terkonsentrasi di kecamatan
Anyar, Mancak, Waringinkurung, Taktakan, Cipocok Jaya, Walantaka, dan Kragilan. Bahasa Sunda Banten
juga dituturkan hingga ke wilayah Kabupaten Tangeran (terutama di wilayah Tangerang sebelah selatan,
barat daya, barat tengah, dan sebagian utara), Kota Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan (khususnya
Serpong, Serpong Utara, dan sebagian Setu).Peta linguistik di Provinsi Banten
Sementara daerah tradisional masyarakat Kanekes di Kecamatan Leuwidamar, Lebak, adalah penutur
aktif bahasa yang digolongkan sebagai bahasa Badui. Hadi AKS yang berasal dari Pandeglang adalah salah
satu sastrawan Sunda yang acapkali menggunakan kosakata khas dialek Banten dalam karya-karya
sastranya yang dapat dilihat di Google Books seperti contohnya novel yang berjudul Saéni dan Kalapati.
2. KOSA KATA
Bahasa Sunda Banten Jeuh aing mah enduh jasa jadi doang jelema
nu kedul!
Bahasa Sunda Priangan Ari ieu sampeu sabarahaan mang? Tong mahal
teuing nya.
Bahasa Sunda Tangerang secara geografis dapat dikelompokkan sebagai bahasa Sunda Pesisir Utara.
Daerah pakai bahasa Sunda di Kabupaten Tangerang meliputi Desa Bugel, Babakanasem, Rawa Boni,
Karet, Keroncong, Binong, Panunggangan Barat, Pakulonan, Lengkong Gudang, Suradita, Malang Nengah,
Pagedangan, Bojongnangka, Ranca Kalapa, Peusar, Pasir Gadung, Sindangsih, Kotabumi, Sindangpanon,
Sukatani, Rajeg, Rawa Kidang, Kemiri, Jengkol, Buniayu, Dangdeur, Carenang, Cisereh, Taban,
Bantarpanjang, dan Cikasungka.
5. A. Fonologi
Dalam bidang fonologi atau tata bunyi. Bahasa Sunda Tangerang tidak jauh berbeda dengan bahasa
Sunda baku. Unsur yang berbeda menyangkut fonem suprasegmental berupa intonasi panjang pada
akhir kata. Fonem segmental berupa vokal, konsonan, dan gugus konsonan sama dengan bahasa Sunda
baku. Hal yang berbeda dengan bahasa Sunda baku menyangkut perubahan vokal /eu/ pada beberapa
kosakata bahasa Sunda baku menjadi /a/ pada bahasa Sunda Tangerang seperti pada kata berikut.
Perubahan juga terjadi pada konsonan /d/, /k/, /n/ menjadi /j/, /h/, /ny/ pada kata:
da → ja 'ternyata, karena'
kajeun → hajeun 'masa bodoh'
neuleu → nyeuleu 'melihat'
3. Perbedaan lain juga menyangkut penambahan konsonan /h/ pada akhir kata pada kata:
coét → codét 'wadah dari batu untuk menggiling cabai, sambal, dan lain-lain.'
7. Selain perubahan, perbedaan, penambahan dan penghilangan, ditemukan pula penyingkatan kata
(kontraksi) seperti pada kata:
kawas → kos
lebah → bah
B. Morfologi
Dalam bidang morfologi atau tata bentuk, bahasa Sunda Tangerang sama dengan bahasa Sunda baku.
Dari segi afiks (imbuhan) dalam bahasa Sunda Tangerang ditemukan pula prefiks (awalan) sebagai
berikut.
C. Prefiks
D. Infiks
E. Sufiks
F. Konfiks
G. Reduplikasi
Demikian pula dalam hal reduplikasi (pengulangan), dalam bahasa Sunda Tangerang ditemukan
reduplikasi berupa:
H. Sintaksis
Dalam bidang sintaksis, bahasa Sunda Tangerang juga menunjukkan kesamaan dengan bahasa Sunda
baku. Sebuah penelitian memperoleh data struktur frasa dengan inti di depan dan pewatas
mengikutinya, seperti:
Kata depan (preposisi) di 'di', relator nu 'yang', dan kata bilangan (numeralia) tilu 'tiga' masing-masing
sebagai inti. Struktur ini dapat memberikan gambaran umum struktur yang lebih luas, yaitu klausa dan
kalimat.
BAB III :
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Sobarna, C.; Wartini, T.; Ampera, T. (2022). Bahasa dan Sastra Daerah di Kabupaten Tangerang.
Tangerang: Pusat Studi Sunda dan Pemerintah Kabupaten Tangerang.