Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik, sholawat serta salam semoga tetap kita panjatkan kepada nabi Muhamad SAW.

Kepada bapak Tobi’in M.A kami ucapkan terimakasih, selaku Dosen mata
kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah memberi dukungan kepada penulis
dalam penyusunan makalah ini.

Salah satu upaya untuk melengkapi sumber belajar yang relevan dan bermakna
guna memperdalam pengetahuan tentang bahasa dan sastra Indonesia khususnya
tentang masyarakat bahasa, maka penulis menyusun makalah ini. Penulis menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih bamyak kekurangan. Maka, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik konstruktif yang membangun.
Agar dalam penyusunan makalah yang selanjutnya akan menjadi lebih baik.

Saran perbaikan untuk oenyempurnaan makalah ini sangat diharapkan,


terimakasih setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah membantu baik secara
moril maupun materil.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam melakukan segala kegiatan sehari-hari manusia memerlukan


bahasa, bahasa dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang tidak dapat
dapisahkan. Sangat penting keberadaanya bagi manusia. Dapat dibayangkan
apabila manusia tidak memiliki bahasa, kita tidak dapat mengekspresikan
perasaan dan tidak dapat melaporkan fakta-fakta yang kita amati.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini kami akan coba menguraikan tentang hakikat bahasa
dengan rumusan masalah antara lain:

1. Masyarakat Bahasa
2. Variasi Bahasa
3. Bahasa dan Budaya

C. TUJUAN

1. Memenuhi tugas dari Dosen mata kuliah


2. menambah wawasan tentang Bahasa dan Sastra Indonesia
3. menganalisis latar belakang tentang Masyarakat Bahasa, Variasi Bahasa,
Bahasa dan Budaya
4. menganalisis karakteristik Masyarakat Bahasa, Variasi Bahasa, Bahasa
dan Budaya
BAB II

PEMBAHASAN

BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SD TENTANG MASYARAKAT


BAHASA

A. MASYARAKAT BAHASA

Manusia memerlukan bahasa dalam semua kegiatan, baik dalam kegiatan di


kampus-kampus, akademis, lembaga pemerintahan maupun non pemerintahan,
kegiatan seni budaya, kegiatan ekonomi sosial dan politik, serta dalam kegiatan hidup
praktis seperti di pasar,da rumah sakit, di tempat-tempat ibadah dan lainya.

Setruktur atau norma-norma kebahasaan dan faktor kemasyarakatan merupakan


faktor yang berperan penting terhadap pemakaian bahasa, apa yang dimaksud dengan
masyarakat bahasa ?

Masyarakat bahasa adalah sekelompok orang yang merasa atau menganggap diri
mereka memakai bahasa yang sama. Contoh: orang-orang Indonesia dari Sabang
sampai Marauke menganggap bahwa mereka memakai bahasa yang sama bahasa
Indonesia, maka mereka disebut masyarakat bahasa Indonesia.

B. VARIASI BAHASA

Keanekaragaman bahasa yang disebabkan faktor-faktor tertentu disebut variasi


bahasa. Bahasa digunakan untuk keperluan yang bermacam-macam, variasi bahasa
terwujud karena adanya faktor geografis, sosiologis, fungsi serta berdasarkan faktor
gaya atau cara bahasa seseorang dan faktor kebakuan.
1. Faktor Geografis

Berdasarkan faktor geografis, kita mengenal adanya dialek dalam suatu


bahasa, misal:dalam bahasa Jawa terdapat dialek Brebes, dialek Tegal, dialek
Banyumas, dialek Cirebon, dll.

2. Faktor Sosiologis

Perbedaan sosiologis menghasilkan adanya slang jargon dan kolokial,


wujud variasi bahasa ini pemakaianya terbatas pada kelompok-kelompok
sosial tertentu. Kelompok sosial pemakain jargon menggunakan istilah khusus
namun tidak bersifat rahasia, contoh:bahasa tukang, bahasa montir.

Kelompok sosial pemakai slang menggunakan istilah yang sangat


rahasia sehingga orang lain diluar kelompoknya tidak mengerti artinya, untuk
menjaga kerahasiaanya mereka selalu mengubah-ubah istilah yang dipakai.
Para preman di pasar, reserse sindikat narkoba, biasanya menggunakan slang
dalam kondisi tertentu.

Kelompok masyarakat pemakai kolokial biasanya kalangan sosial kelas


bawah, kolokial merupakan percakapan sehari-hari dalam situasi tidak resmi.

3. Faktor Fungsi

Perbedaan fungsi pemakaian menghasilkan ragam bahasa warta berita,


bahasa reportase, bahasa telegram, bahasa hukum, bahasa khotbah dan bahasa
MC. Sedangkan menurut kebakuanya perbedaan fungsi menghasilkan gaya
bahasa frozen (baku), gaya formal, gaya konsultatif, gaya kasual, dan gaya
intim.

Gaya frozen merupakan gaya baku karena pembentukanya tidak pernah


berubah, misal: bahasa shalat, do’a, mantra, bahasa melayu lama. Gaya formal
adalah gaya baku karena kaidahnya ditetapkan sebagai standar dan
pemakaianya dirancang untuk situasi resmi. Sedangkan gaya konsultatif
digunakan para pengusaha dan kalangan bisnis karena setengah resmi/gaya
usaha. Gaya kasual digunakan oleh para pembicara santai, dan gaya
intimdigunakan oleh penutur yang akrab hubunganya.
C. BAHASA DAN BUDAYA

Pendapat mengenai kaitan antara bahasa dan budaya menurut Sapir-Whorf


merupakan hipotesis yang menyatakan bahwa bahasa itu mempengaruhi cara berfikir
dan bertindak anggota masyarakat penggunanya, masyarakat berfikir dalam
bahasanya. Sejalan dengan hipotesis ini B. Suhardi prawiroatmodjo dan B.H. Hoed
(1997:128) menjelaskan bahwa bahasa mempengaruhi cara bagaimana masyarakat
menilai dunia sekelilingnya. Segala sesuatu yang dilakukan manusia merupakan
pengaruh dari sifat-sifat bahasanya.

Menurut B. Suhardi prawiroatmodjo dan B.H. Hoed (1997:128) yang lebih


dapat diterima adalah pandangan yang sebaliknya yang justru menganggap bahwa
kebudayaan atau masyarakatlah yang mempengaruhi bahasa. Sebabnya adalah banyak
contoh yang menunjukan bahwa lingkungan dalam suatu masyarakat dicerminkan
dalam bahasanya, terutama dalam leksikonya.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Bahasa merupakan hal yang sangat penting, tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia, karena tanpa bahasa kita tidak dapat melakukan segala
kegiatan.

B. SARAN

Setelah membaca makalah ini dan memahaminya penulis berharap


bermanfaat bagi para pembaca dalam memperkaya pengetahuan tentang
bahasa dan sastra Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkkl. (1998). Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka.

Chaer, Abdul, (2000). Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta:


Rineka Cipta.
GLOSARIUM

Dialek : Ragam bahasa yang ejaan, tata bahasa dan kosa katanya

dijadikan norma pemakaian yang benar

Ekspresi : Pengungkapan maksud, gagasan perasaan

Frozen : Baku

Geografis : Berkaitan dengan geografi

Hipotesis : Sesuatu yang kebenaranya masih harus dibuktikan

Jargon : Kosa kata khusus yang dipakai dalam lingkungan

tertentu

Anda mungkin juga menyukai