Anda di halaman 1dari 26

RANCANGAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN

NOMOR TAHUN 2024

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI


APARATUR SIPIL NEGARA
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KUNINGAN,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 58 Peraturan


Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah dapat
memberikan tambahan penghasilan kepada Pegawai
Aparatur Sipil Negara dengan memperhatikan
kemampuan keuangan daerah;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja, prestasi
kerja, dan kesejahteraan Pegawai Aparatur Sipil Negara
di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kuningan, telah ditetapkan Peraturan Bupati
Kuningan Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pedoman
Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil
Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan, akan
tetapi dalam perkembangannya sudah tidak sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, sehingga perlu
disesuaikan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b, maka perlu
menetapkan Peraturan Bupati tentang Pedoman
Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur
Sipil Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kuningan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 1950), sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968
tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta Dan
Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968
Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Pusat Antara Pemerintah Pusat
Dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292);
6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4 );
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 141);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang
Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 11)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 43);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps Dan Kode Etik Pegawai Negeri
Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 142);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5887), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2019
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 187, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6402);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2016 tentang
Tata Cara Tuntutan Ganti Kerugian Negara/Daerah
Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara Atau
Pejabat Lain (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 196);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun
2020 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 63);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang
Manajemen Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 224);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang
Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 77);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 202);
18. Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2020 tentang Gaji
Dan Tunjangan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 218);
19. Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 Tahun
2007 tentang Tata Cara Penyelesaian Ganti Kerugian
Negara Terhadap Bendahara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 147);
20. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020 tentang
Pedoman Analisis Jabatan dan Analisis Beban Kerja
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
26);
21. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 34 Tahun 2011 tentang
Pedoman Evaluasi Jabatan; (Lembaran Negara ......)
22. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 63 Tahun 2011 tentang
Pedoman Penataan Sistem Tunjangan Kinerja Pegawai
Negeri (Lembaran Negara ......);
23. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 39 Tahun 2013 tentang
Penetapan Kelas Jabatan Di Lingkungan Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2013 Nomor 1636);
24. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2017 tentang Pengelompokan
Kemampuan Keuangan Daerah Serta Pelaksanaan Dan
Pertanggungjawaban Dana Operasional (Lembaran ...)
11. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 24
Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti Pegawai
Negeri Sipil;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 35 Tahun 2018 tentang
Penugasan Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi
Pemerintah Dan Di Luar Instansi Pemerintah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1225);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 133 Tahun
2018 tentang Penyelesaian Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah Terhadap Pegawai Negeri Bukan Bendahara
Atau Pejabat Lain (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 161);
14. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1
Tahun 2020 tentang Tata Cara Penetapan Penugasan
Pegawai Negeri Sipil Pada Instansi Pemerintah Dan Di
Luar Instansi Pemerintah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1399);
16. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 5
Tahun 2021 tentang Kamus Kelas Jabatan Di
Lingkungan Instansi Pemerintah;
17. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Sistem Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 210);
18. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 45 Tahun 2022 tentang
Jabatan Pelaksana Bagi Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 1047);
19. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor: 900-4700
Tahun 2020 tentang Tata Cara Persetujuan Menteri
Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan Pegawai
Aparatur Sipil Negara Di Lingkungan Pemerintah
Daerah;
20. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 5 Tahun
2016 tentang Pembentukan Dan Susunan Organisasi
Perangkat Daerah Kabupaten Kuningan sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten
Kuningan Nomor 10 Tahun 2019 (Lembaran Daerah
Kabupaten Kuningan Tahun 2019 Nomor 10 Noreg.
Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Provinsi Jawa
Barat Nomor 10/236/2019);
21. Peraturan Daerah Kabupaten Kuningan Nomor 2 Tahun
2022 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah ....);
22. Peraturan Bupati Kuningan Nomor 32 Tahun 2022
tentang Ketentuan Tata Naskah Dinas Di Lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Kuningan (Berita Daerah
Kabupaten Kuningan Nomor 22 Tahun 2022);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI APARATUR SIPIL
NEGARA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN KUNINGAN.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Kuningan.
2. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
3. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
4. Bupati adalah Bupati Kuningan.
5. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Kepala
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam
penyelenggaraan Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Daerah.
6. Perangkat Daerah meliputi Sekretariat Daerah,
Sekretariat DPRD, Inspektorat, Dinas, Badan,
Kecamatan, dan Lembaga Ketentuan Lain yang terdiri
dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Rumah
Sakit Umum Daerah “45”, Rumah Sakit Umum
Daerah Linggajati, dan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah.
7. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja
pada instansi pemerintah.
8. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya
disebut Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan
diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan
atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
9. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
CPNS adalah Calon Pegawai Negeri Sipil yang bekerja
pada Pemerintah Kabupaten Kuningan.
10. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat
dengan PNS adalah Warga Negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai PNS
secara tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan.
11. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang
selanjutnya disingkat PPPK adalah Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
12. Presensi adalah kehadiran pegawai yang dibuktikan
dengan menggunakan Perangkat Presensi.
13. Perangkat Presensi adalah sarana yang digunakan
untuk menunjukan kehadiran/ketidakhadiran
Pegawai ASN dalam melaksanakan tugas.
14. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan
fungsi, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak
seorang Pegawai ASN dalam suatu satuan organisasi.
15. Jabatan Manajerial adalah sekelompok jabatan yang
memiliki fungsi memimpin unit organisasi dan
memiliki pegawai yang berkedudukan langsung
dibawahnya untuk mencapai tujuan organisasi, yang
terdiri atas Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama,
Jabatan Administrator, dan Jabatan Pengawas.
16. Jabatan Nonmanajerial adalah sekelompok jabatan
yang mengutamakan kompetensi yang bersifat teknis
sesuai bidangnya dan tidak memiliki tanggung jawab
langsung dalam mengelola dan mengawasi kinerja
pegawai, yang terdiri atas Jabatan Fungsional dan
Jabatan Pelaksana.
17. Tim Kerja adalah sekelompok Jabatan Nonmanajerial
yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung
kelancaran tugas organisasi.
18. Ketua Tim Kerja adalah Pejabat Administrator dan
Pejabat Pengawas yang dialihkan menjadi Pejabat
Fungsional melalui mekanisme penyetaraan jabatan,
Pejabat Fungsional atau Pelaksana yang diberi tugas
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
17. Pelaksana Tugas yang selanjutnya disingkat Plt.
adalah pejabat yang menempati posisi jabatan yang
bersifat sementara karena pejabat yang menempati
posisi itu sebelumnya berhalangan tetap atau terkena
peraturan hukum sehingga tidak menempati posisi
tersebut.
18. Pelaksana Harian yang selanjutnya disingkat Plh.
adalah pelaksana harian yang melaksanakan tugas
rutin dari pejabat definitif yang berhalangan
sementara.
19. Penugasan Pegawai ASN adalah Pegawai ASN di luar
instansi Pemerintah Daerah yang diberikan tugas
bekerja di instansi Pemerintah Daerah dalam jangka
waktu tertentu dan melaksanakan tugas jabatan yang
bersifat pendukung atau administratif.
20. Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia yang selanjutnya disingkat BKPSDM
adalah unsur penunjang urusan pemerintahan
bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya
manusia yang dipimpin oleh Kepala Badan yang
berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
21. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang
selanjutnya disingkat BPKAD adalah Perangkat
Daerah yang melaksanakan fungsi urusan penunjang
Pemerintahan Daerah dalam hal pengelolaan
keuangan dan aset daerah yang dipimpin oleh
seorang Kepala Badan yang berkedudukan di bawah
dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah.
22. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah yang selanjutnya disingkat
Bappeda adalah Perangkat Daerah yang
melaksanakan fungsi penunjang urusan
pemerintahan di bidang perencanaan, penelitian dan
pengembangan yang dipimpin oleh seorang Kepala
Badan yang berkedudukan di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Daerah
23. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Kuningan.
24. Tambahan Penghasilan Pegawai Aparatur Sipil Negara
yang selanjutnya disebut TPP ASN adalah
penghasilan yang diterima Pegawai Aparatur Sipil
Negara di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Kuningan di luar gaji dan tunjangan lainnya yang sah
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan yang
diberikan berdasarkan produktivitas kerja dan
disiplin kerja.
25. Basic adalah besaran dasar TPP ASN yang dihitung
sesuai ketentuan perundang-undangan.
26. Kelas Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan
tingkat seorang PNS dalam rangkaian susunan
instansi pemerintah yang meskipun berbeda dalam
hal jenis pekerjaan, tetapi cukup setara dalam hal
tingkat kesulitan dan tanggung jawab, serta tingkat
persyaratan kualifikasi pekerjaan, yang digunakan
sebagai dasar pemberian TPP ASN.
27. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan
keuangan masing–masing daerah yang dicerminkan
melalui pendapatan daerah dikurangi dengan
pendapatan yang penggunaannya sudah ditentukan
dan belanja tertentu.
28. Indeks Kemahalan Konstruksi adalah pengukuran
tingkat kesulitan geografis suatu daerah, semakin
sulit letak geografis suatu daerah maka semakin
tinggi pula tingkat harga di daerah tersebut.
29. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah adalah
variabel terkait penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
terdiri dari variabel pengungkit dan variabel hasil.
30. Beban Kerja adalah suatu teknik manajemen yang
dilakukan secara sistematis untuk memperoleh
informasi mengenai tingkat efektivitas dan efisiensi
kerja organisasi berdasarkan volume kerja.
31. Prestasi Kerja adalah suatu keberhasilan dari suatu
individu dalam suatu tugas dalam pekerjaannya.
32. Tempat Bertugas adalah tempat melaksanakan tugas
sebagai ASN, dilihat dari kesulitan geografis.
33. Kondisi Kerja adalah serangkaian kondisi atau
keadaan lingkungan kerja dari suatu Perangkat
Daerah yang menjadi tempat bekerja ASN yang
bekerja dalam lingkungan tersebut.
34. Kelangkaan Profesi adalah pekerjaan ASN dengan
kualifikasi khusus dan dalam keadaan hanya sedikit
ASN yang dapat memenuhi syarat jabatannya.
35. Pertimbangan Objektif Lainnya adalah pertimbangan
berdasarkan kualitas masalah dan konseptualisasi
masalah.
36. Produktivitas Kerja adalah Nilai Kinerja bulanan yang
dipengaruhi waktu aktivitas bulanan.
37. Disiplin Kerja adalah kehadiran pada saat masuk
kerja dan pulang kerja.
38. Sasaran Kinerja Pegawai yang selanjutnya disingkat
SKP adalah ekspektasi kinerja yang akan dicapai oleh
Pegawai setiap tahun. rencana kinerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang Pegawai ASN yang
harus dicapai setiap tahun.
39. Nilai Kinerja adalah penggabungan nilai Sasaran
Kinerja Pegawai dan nilai Perilaku Kerja sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang mengatur mengenai Penilaian Kinerja Aparatur
Sipil Negara Pegawai Negeri Sipil.
40. Predikat Nilai Kinerja adalah sebutan bagi Nilai
Kinerja yang dicapai sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai Penilaian Kinerja Aparatur Sipil Negara
Pegawai Negeri Sipil .
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2

(1) Maksud pemberian TPP ASN yaitu untuk


meningkatkan kesejahteraan Pegawai ASN yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah selain gaji sebagai penghargaan atas
produktivitas dan disiplin kerja.
(2) Tujuan pemberian TPP ASN adalah untuk:
a. Meningkatkan disiplin, kinerja, motivasi dan
integritas ASN; dan
b. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada
masyarakat.

BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 3
Ruang lingkup dalam Peraturan Bupati ini adalah:
a. Pemberian TPP ASN.
b. Kriteria, Parameter, dan Penetapan Besaran TPP ASN.
c. Penilaian TPP ASN.
d. TPP ASN bagi CPNS, Plt., Plh., dan Ketua
TimKoordinator dan Sub Koordinator.
e. Perangkat Presensi.
f. Mekanisme Pelaksanaan.
g. Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi.

BAB IV
PEMBERIAN TPP ASN

Pasal 4

(1) Pemberian TPP ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah


Kabupaten Kuningan disesuaikan dengan kemampuan
keuangan daerah yang dihitung berdasarkan besaran
pendapatan umum daerah dikurangi dengan belanja
Pegawai ASN.
(2) TPP ASN merupakan fungsi dan keberhasilan atas
dasar tanggung jawab, produktivitas dan disiplin kerja
yang telah dicapai oleh Pegawai ASN yang dibuktikan
dengan nilai capaian kinerja dan presensi kehadiran
setiap bulannya.
(3) Pemberian TPP ASN dalam pelaksanaan reformasi
birokrasi menggunakan prinsip-prinsip:
a. kepastian hukum;
b. akuntabel;
c. proporsionalitas;
d. efisien dan efektif;
e. keadilan dan kesetaraan;
f. kesejahteraan; dan
g. optimalisasi.

Pasal 5

TPP ASN diberikan kepada Pegawai ASN yang memenuhi


ketentuan sebagai berikut:
a. bekerja pada Perangkat Daerah di Lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan;
b. mutasi di dalam Pemerintah Daerah diberikan TPP
ASN untuk jabatan baru setelah ditetapkannya
Surat Perintah Melaksanakan Tugas (SPMT)/Surat
Pernyataan Masih Menduduki Jabatan (SPMJ) dan
telah bekerja sejak hari kerja pertama bulan tersebut;
c. mutasi masuk ke Pemerintah Daerah diberikan TPP
ASN setelah adanya penetapan Surat Keterangan
Pemberhentian Pembayaran (SKPP) dan telah
melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan;
d. pegawai di luar instansi Pemerintah Daerah yang
diberikan penugasan di Pemerintah Daerah diberikan
TPP ASN pada bulan berikutnya sesuai jabatan yang
didudukinya dan dibayarkan setelah terbitnya Surat
Keterangan Pemberhentian Pembayaran (SKPP)
tambahan penghasilan dari instansi asal;
e. sedang menjalani proses hukum karena menerima
gratifikasi, maka TPP ASN yang diterima hanya
diberikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari TPP
ASN yang seharusnya diterima; atau
f. terkena sanksi Tuntutan Perbendaharaan dan
Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dan telah
melaksanakan penandatanganan Surat Keterangan
Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) dan Penetapan
Pembebanan.

Pasal 6

(1) TPP ASN tidak diberikan kepada Pegawai ASN


apabila:

a. diberhentikan sementara karena ditahan oleh


pihak yang berwajib karena menjadi tersangka
tindak pidana sampai dengan putusan pengadilan
yang mempunyai kekuatan hukum tetap;
b. menjalani hukuman pidana penjara;
c. diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan
hormat;
d. ditugaskan pada Instansi/Lembaga Negara
dan/atau lembaga lainnya di luar Pemerintah
Daerah;
e. sedang menjalani Cuti di Luar Tanggungan
Negara dan Cuti Besar;
f. tidak membuat SKP tahunan;
g. dalam masa bebas tugas untuk menjalani masa
persiapan pensiun;
h. sedang melaksanakan tugas belajar;
i. menjabat sebagai Kepala Desa dan Perangkat
Desa definitif;
j. sedang mengajukan banding administratif
terhadap putusan hukuman disiplin berat berupa
pemberhentian dengan hormat atau tidak
dengan hormat yang tidak diizinkan masuk
kerja;
k. tidak menyampaikan Laporan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara (LHKPN)/Laporan Harta
Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASN) sampai
dengan batas waktu yang ditentukan;
l. terkena sanksi dan tidak melaksanakan
kewajiban sesuai keputusan Tuntutan
Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Kerugian
Daerah; atau
m. tidak mengembalikan Barang Milik Daerah.
(2) Barang Milik Daerah yang tidak dikembalikan
Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf m dikarenakan:

a. Hilang;
b. Digunakan tidak sesuai kebutuhan; atau
c. Dijual.

BAB V
KRITERIA, PARAMETER, DAN PENETAPAN BESARAN TPP
ASN
Bagian Kesatu
Kriteria Pemberian TPP ASN
Pasal 7

Kriteria Pemberian TPP ASN berdasarkan:


a. beban kerja;
b. prestasi kerja;
c. tempat bertugas;
d. kondisi kerja;
e. kelangkaan profesi; dan
f. pertimbangan objektif lainnya.

Pasal 8

(1) TPP ASN berdasarkan Beban Kerja diberikan jika


melaksanakan tugas melampaui beban kerja normal
minimal 112,5 (seratus dua belas koma lima) jam
perbulan atau batas waktu normal minimal 170
(seratus tujuh puluh) jam perbulan.
(2) TPP ASN berdasarkan Prestasi Kerja diberikan
kepada Pegawai ASN yang memiliki prestasi kerja
yang tinggi sesuai bidang keahliannya atau inovasi
dan diakui oleh pimpinan diatasnya.
(3) TPP ASN berdasarkan Tempat Bertugas diberikan jika
tempat bertugas Pegawai ASN berada di daerah yang
memiliki tingkat kesulitan tinggi dan daerah
terpencil.
(4) TPP ASN berdasarkan Kondisi Kerja diberikan kepada
Pegawai ASN yang melaksanakan tugas dan tanggung
jawab memiliki resiko tinggi kesehatan, keamanan
jiwa, dan lainnya, dengan kriteria sebagai berikut:
a. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan
penyakit menular;
b. Pekerjaan yang berkaitan langsung dengan bahan
kimia berbahaya/radiasi/bahan radioaktif;
c. Pekerjaan yang beresiko dengan keselamatan
kerja;
d. Pekerjaan yang beresiko dengan aparat pemeriksa
dan penegak hukum;
e. Pekerjaan ini satu tingkat dibawahnya
dibutuhkan analis atau jabatan yang setingkat,
namun tidak ada pejabat pelaksananya;
f. Pekerjaan yang satu tingkat dibawahnya sudah
didukung oleh jabatan fungsional dan tidak ada
jabatan struktural dibawahnya.
(5) TPP ASN berdasarkan Kelangkaan Profesi diberikan
kepada Pegawai ASN yang melaksanakan tugas
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Keterampilan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
ini khusus; dan/atau
b. Kualifikasi Pegawai ASN sangat sedikit/hampir
tidak ada yang bisa memenuhi pekerjaan
dimaksud.
(6) TPP ASN berdasarkan Pertimbangan Objektif Lainnya
diberikan kepada Pegawai ASN sepanjang
diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.
(7) TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sampai dengan ayat (6) diberikan sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah.

Bagian Kedua
Parameter TPP ASN
Pasal 9
Besaran Basic TPP ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah
Kabupaten Kuningan diberikan berdasarkan parameter
sebagai berikut:
a. Kelas Jabatan;
b. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah;
c. Indeks Kemahalan Konstruksi; dan
d. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.

Pasal 10

(1) Parameter Tambahan Penghasilan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 9 terdiri dari:
a. Kelas Jabatan yang diusulkan oleh Pemerintah
Daerah atau telah divalidasi oleh Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi;
b. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah yang telah
ditetapkan oleh Menteri Keuangan;
c. Indeks Kemahalan Konstruksi yang telah
ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik;
d. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah,
terdiri dari:
1) Variabel pengungkit, terdiri dari:
a) Opini Laporan Keuangan;
b) Laporan Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah (LPPD);
c) Kematangan Penataan Perangkat Daerah;
d) Indeks Inovasi Daerah;
e) Prestasi Kerja Pemerintah Daerah;
f) Rasio Belanja Perjalanan Dinas; dan
g) Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah
Daerah.
2) Variabel hasil, terdiri dari:
a) Indeks Pembangunan Manusia; dan
b) Indeks Gini Ratio.
(2) Bobot dari setiap variabel pengungkit dan hasil
dihitung berdasarkan Keputusan Menteri Dalam
Negeri.
(3) Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dapat
berubah setiap tahunnya dan ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.

Bagian Ketiga
Penetapan Besaran TPP ASN
Pasal 11

(1) Besaran Basic TPP ASN dapat diberikan oleh


Pemerintah Daerah dengan menggunakan rumus:
(Besaran Tunjangan Kinerja Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) per Kelas Jabatan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan) x (Indeks Kapasitas
Fiskal Daerah) x (Indeks Kemahalan Konstruksi) x
(Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah).
(2) Perhitungan akhir besaran TPP ASN dilakukan
dengan melakukan penjumlahan dari total perkalian
antara Basic TPP ASN dengan masing-masing kriteria
TPP ASN yang berdasarkan Beban Kerja, Kelangkaan
Profesi dan Pertimbangan Objektif Lainnya.
(3) Besaran TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dan ayat (2) diatur dalam Keputusan Bupati
tentang Besaran TPP ASN di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kuningan.

Pasal 12

(1) Pegawai ASN yang mendapatkan tugas tambahan


sebagai Koordinator Wilayah Kecamatan Bidang
Pendidikan mendapatkan TPP ASN sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan Bupati
tentang Besaran TPP ASN di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kuningan.
(2) Dalam hal Pegawai ASN sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) telah mendapatkan tambahan penghasilan
pegawai dari jabatan definitifnya, maka Pegawai ASN
tersebut diharuskan memilih salah satu tambahan
penghasilan.
(3) Pemberian TPP ASN bagi pegawai ASN yang bekerja
pada BLUD Rumah Sakit Umum Daerah 45, Rumah
Sakit Umum Daerah Linggajati, Guru Sertifikasi,
Guru Non Sertifikasi, dan Puskesmas, kelas
jabatannya akan dikelompokkan berdasarkan kelas
jabatan tertentu.
(4) Pemberian TPP ASN bagi Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa (UKPBJ) memperhitungkan faktor risiko
kerja.
(5) TPP bagi inspektur lebih kecil dari sekretaris daerah
dan lebih besar dari kepala perangkat daerah
lainnya, dan jabatan administrator dan pengawas
serta jabatan fungsional pada inspektorat daerah
lebih besar dari jabatan administrator dan pengawas
serta jabatan fungsional di perangkat daerah lainnya
(6) Pemberian TPP ASN bagi PPPK dapat diberikan
dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan
daerah.

BAB VI
PENILAIAN TPP ASN
Pasal 13

(1) Penilaian TPP ASN dilaksanakan untuk menentukan


Nilai TPP ASN yang dibayarkan setiap bulannya
kepada seorang Pegawai ASN.
(2) Penilaian TPP ASN dihitung berdasarkan:
a. Nilai Produktivitas Kerja sebesar 60% (enam
puluh persen); dan
b. Nilai Disiplin Kerja sebesar 40% (empat puluh
persen).
(3) Nilai TPP ASN sebagaimana dimaksud ayat (1) dan
Nilai Produktivitas serta Nilai Disiplin Kerja
sebagaimana dimaksud ayat (2) dinyatakan dalam
satuan Rupiah.
(4) Penilaian TPP ASN yang dihitung berdasarkan
formula berikut:

Nilai TPP ASN =¿


(Nilai Produktivitas× 60 %)+(Nilai Disiplin Kerja × 40 %)

Pasal 14

(1) Nilai Produktivitas Kerja sebagaimana dimaksud


pada Pasal 13 ayat (2) huruf a dihitung berdasarkan
Faktor Nilai Kinerja Bulanan.
(2) Nilai Produktivitas Kerja dihitung berdasarkan
formula berikut:
Nilai Produktivitas Kerja=Besaran TPP berdasar beban kerja× Fk

Keterangan:
Fk adalah Faktor Nilai Kinerja bulanan

(3) Besaran Faktor Nilai Kinerja bulanan sebagaimana


dimaksud ayat (1) huruf a adalah sebagai berikut:
a. Nilai kinerja bulanan dengan predikat Sangat Baik
atau Baik maka Faktor Nilai Kinerja bulanannya
adalah 100%;
b. Nilai kinerja bulanan dengan predikat Cukup
maka Faktor Nilai Kinerja bulanannya adalah
90%;
c. Nilai kinerja bulanan dengan predikat Kurang
maka Faktor Nilai Kinerja bulanannya adalah
70%;
d. Nilai kinerja bulanan dengan predikat Sangat
Kurang maka Faktor Nilai Kinerja bulanannya
adalah 0%.

Pasal 15

(1) Nilai Disiplin Kerja sebagaimana dimaksud pada


Pasal 13 ayat (2) huruf b dihitung berdasarkan
rekapitulasi kehadiran dan ketaatan Pegawai ASN
terhadap ketentuan jam kerja pada saat masuk kerja
dan pada saat pulang kerja yang diukur dengan
Faktor Disiplin Kerja.
(2) Nilai Disiplin Kerja dihitung berdasarkan formula
berikut:

Nilai Disiplin Kerja=Besaran TPP beban kerja× ¿)

Keterangan:
ΣFd adalah Jumlah Faktor Disiplin Kerja bulanan

(3) Besaran Faktor Disiplin Kerja sebagaimana dimaksud


ayat (1) adalah sebagai berikut:
a. Tidak masuk kerja per hari maka Faktor Disiplin
Kerja bulanannya bertambah 3%;
b. Terlambat 1 menit sampai dengan kurang dari 31
menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 0,5%;
c. Terlambat 31 menit sampai dengan kurang dari
61 menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 1%;
d. Terlambat 61 menit sampai dengan kurang dari
91 menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 1,25%;
e. Terlambat 91 menit atau lebih atau tidak
melakukan presensi masuk per hari maka Faktor
Disiplin Kerja bulanannya bertambah 1,5%;
f. Pulang lebih awal 1 menit sampai dengan kurang
dari 31 menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 0,5%;
g. Pulang lebih awal 31 menit sampai dengan kurang
dari 61 menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 1%;
h. Pulang lebih awal 61 menit sampai dengan kurang
dari 91 menit per hari maka Faktor Disiplin Kerja
bulanannya bertambah 1,25%;
i. Pulang lebih awal 91 menit atau lebih atau tidak
melakukan presensi pulang per hari maka Faktor
Disiplin Kerja bulanannya bertambah 1,55%.
(4) Faktor Disiplin Kerja bulanan tidak bertambah jika:
a. Izin terlambat masuk kerja dan pulang kerja
sebelum waktunya masing-masing maksimal dua
kali dalam satu bulan dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan;
b. Izin tidak masuk kerja dengan alasan yang sah
dan ketidakhadirannya diperhitungkan dengan
sisa hak cuti. Permohonan izin tersebut dapat
disampaikan secara lisan maupun tulisan, dengan
ketentuan menyampaikan surat izin tertulis paling
lambat 1 (satu) hari setelah mendapatkan izin dari
atasan, sesuai contoh format yang tercantum pada
lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini;
c. Pegawai ASN yang tidak dapat melakukan
presensi dikarenakan sedang melaksanakan
perjalanan dinas dalam daerah/luar daerah/luar
negeri atau sedang melaksanakan tugas
kedinasan lainnya di luar jam kerja efektif dengan
syarat melampirkan bukti pendukung berupa
surat yang ditandatangani oleh Pejabat berwenang
dan dokumentasi kegiatan/kerja.
(5) Ketidakhadiran serta keterlambatan masuk kerja dan
pulang kerja sebelum waktunya di luar ketentuan
yang ditetapkan, selain berpengaruh terhadap
pemotongan besaran TPP ASN, juga mendapatkan
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai
Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
(6) ASN yang sedang menjalani cuti selain Cuti Diluar
Tanggungan Negara dan Cuti Besar hanya
mendapatkan TPP ASN dari Komponen Disiplin Kerja.
(7) Ketentuan Faktor Disiplin Kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dikenakan secara kumulatif
dengan ketentuan paling banyak 100% (seratus
persen).

BAB VII
TPP ASN BAGI CPNS, Plt., Plh., dan Ketua Tim
Koordinator dan
Sub Koordinator
Bagian Kesatu
TPP ASN Bagi CPNS
Pasal 16

(1) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan sesuai


dengan Jabatan yang tercantum pada Keputusan
pengangkatan sebagai CPNS.
(2) CPNS diberikan TPP ASN di tempat kerja pada bulan
bersangkutan apabila Surat Perintah Melaksanakan
Tugas (SPMT) ditetapkan tertanggal hari kerja
pertama, namun apabila SPMT ditetapkan tertanggal
setelah hari kerja pertama maka diberikan TPP ASN
pada bulan berikutnya terhitung mulai tanggal
SPMT.
(3) Pembayaran TPP ASN bagi CPNS dibayarkan sebesar
80% (delapan puluh persen) dari besaran TPP ASN,
sampai dengan ditetapkannya keputusan
pengangkatan dari CPNS menjadi PNS.

Bagian Kedua
TPP ASN Bagi Plt., Plh., Ketua Tim Koordinator dan Sub
Koordinator
Pasal 17
(1) Pegawai ASN yang menjadi Plt., Plh., dan/atau Ketua
Tim dapat diberikan TPP ASN tambahan apabila
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
BKPSDM.
(2) Plt., Plh., dan/atau Ketua Tim diberikan TPP ASN
tambahan jika menjabat dalam jangka waktu paling
singkat 1 (satu) bulan kalender.
(3) Pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung
yang merangkap sebagai Plt. atau Plh. menerima TPP
ASN dari jabatan definitif, ditambah 20% (dua puluh
persen) dari TPP ASN dalam jabatan sebagai Plt.,
Plh., dan/atau Ketua Tim pada jabatan yang
dirangkapnya.
(4) Pejabat setingkat yang merangkap sebagai Plt. atau
Plh. menerima TPP ASN yang lebih tinggi, ditambah
20% (dua puluh persen) dari TPP ASN yang lebih
rendah pada jabatan definitif atau jabatan yang
dirangkapnya.
(5) Pejabat satu tingkat dibawah pejabat definitif yang
berhalangan tetap atau berhalangan sementara yang
merangkap sebagai Plt., Plh., dan/atau Ketua Tim
hanya menerima TPP ASN pada jabatan TPP ASN
yang tertinggi.
(6) Pemberian TPP ASN kepada Pejabat Fungsional hasil
Penyetaraan Jabatan yang menjadi Ketua Tim
Koordinator atau Sub Koordinator, diberikan TPP
ASN sesuai dengan besaran TPP ASN dalam Jabatan
Administrasi sebelumnya sampai dengan berakhirnya
tugas sebagai Koordinator atau Sub Koordinator.
(7) Pegawai ASN yang diberikan tugas tambahan sebagai
Ketua Tim Koordinator atau Sub Koordinator Non
Penyetaraan Jabatan, menerima TPP ASN dari
jabatan definitif, ditambah 20% (dua puluh persen)
dari TPP ASN Koordinator atau Sub Koordinator.
Eselon IV.

BAB VIII
PERANGKAT PRESENSI

Pasal 18
BKPSDM mempersiapkan/menyediakan perangkat presensi
berupa sistem informasi atau perangkat elektronik yang
terintegrasi dalam rangka melaksanakan penilaian komponen
Produktivitas Kerja dan komponen Disiplin Kerja.

Pasal 19
Pengolahan data presensi Pegawai ASN serta pemeliharaannya
dilaksanakan oleh setiap Perangkat Daerah.

Pasal 20
(1) Apabila perangkat presensi mengalami kendala teknis atau
masalah jaringan, maka Pegawai ASN dapat mengisi
presensi manual sesuai format yang ditentukan untuk
selanjutnya di input ke dalam sistem informasi kepegawaian
yang terintegrasi.
(2) Pegawai ASN yang memiliki jam kerja khusus/sistem shift
antara lain tenaga kesehatan, tenaga kebersihan, petugas
pengamanan, petugas pemadam kebakaran, dan Pegawai
ASN lainnya dapat mengisi presensi manual sesuai format
yang ditentukan untuk selanjutnya di input ke dalam sistem
informasi kepegawaian yang terintegrasi.

BAB IX
MEKANISME PELAKSANAAN
Pasal 21

(1) TPP ASN setiap bulannya dibayarkan pada bulan


berikutnya, kecuali untuk TPP ASN bulan Desember
dibayarkan pada bulan bersangkutan.
(2) Kepala Perangkat Daerah menetapkan Petugas Pengelola
TPP ASN pada masing-masing Perangkat Daerah setiap
tahunnya.
(3) Perangkat Daerah menyampaikan dokumen usulan
rekomendasi pembayaran TPP ASN ke BKPSDM setiap
bulan.
(4) BKPSDM menerbitkan rekomendasi pembayaran TPP ASN
untuk Perangkat Daerah setelah dilakukan verifikasi dan
validasi terhadap dokumen usulan rekomendasi pembayaran
TPP ASN sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Perangkat Daerah menyampaikan usulan pembayaran TPP
ASN kepada BPKAD dengan melampirkan rekomendasi yang
telah diterbitkan oleh BKPSDM.
(6) Rekomendasi dikeluarkan paling lambat 6 (enam) hari sejak
dokumen usulan pembayaran TPP ASN diterima dan
dinyatakan lengkap.
(7) Pembayaran TPP ASN dilakukan oleh BPKAD.

Pasal 22
(1) BKPSDM melaksanakan verifikasi terhadap dokumen usulan
penerimaan TPP ASN untuk memberikan rekomendasi
besaran TPP ASN.
(2) Rekomendasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikeluarkan paling lambat 6 (enam) hari sejak dokumen
usulan pembayaran TPP ASN diterima dan dinyatakan
lengkap.

(3) Pembayaran TPP ASN untuk bulan sebelumnya dilakukan


paling lambat minggu ketiga bulan berjalan.

Pasal 23

(1) Perangkat Daerah dapat mengajukan keberatan atas jumlah


besaran TPP ASN dari hasil verifikasi dan validasi yang
dilaksanakan oleh BKPSDM.
(2) Keberatan atas jumlah besaran TPP ASN sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disampaikan ke BKPSDM untuk
ditindaklanjuti dengan hasil disetujui atau ditolak atas
dasar pertimbangan bukti pendukung yang telah
dilampirkan Perangkat Daerah.

BAB X
PEMBINAAN, MONITORING DAN EVALUASI
Pasal 24

(1) Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi TPP ASN dilaksanakan


oleh Tim yang terdiri dari:
a. Inspektorat;
b. BPKAD;
c. BKPSDM;
d. Bappeda;
e. Bagian Organisasi Sekretariat Daerah; dan
f. Bagian Hukum Sekretariat Daerah.
(2) Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan bagian dari pengendalian TPP ASN.
(3) Hasil Pembinaan, Monitoring dan Evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati Kuningan
melalui Sekretaris Daerah.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 25
(1) Pedoman pemberian TPP ASN ini digunakan sebagai
panduan dalam menetapkan besaran tambahan penghasilan
yang diterima Pegawai ASN di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten Kuningan.
(2) Pada saat mulai berlakunya Peraturan Bupati ini, Peraturan
Bupati Kuningan Nomor 22 Tahun 2022 tentang Pedoman
Pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kuningan dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 26

Peraturan Bupati ini mulai berlaku sejak Tahun Anggaran


2024.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kabupaten Kuningan.

Ditetapkan di Kuningan
pada tanggal 8 Maret 2022

Pj. BUPATI KUNINGAN,

RADEN IIP HIDAJAT

Diundangkan di Kuningan
pada tanggal 8 Maret 2022

SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KUNINGAN,

DIAN RACHMAT YANUAR

BERITA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2022 NOMOR 22


LAMPIRAN PERATURAN BUPATI KUNINGAN
NOMOR : 22 TAHUN 2022
TENTANG : PEDOMAN PEMBERIAN TAMBAHAN PENGHASILAN
PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN.

CONTOH SURAT

A. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN TIDAK MASUK KERJA


(Dari Pemohon)

SURAT PERMOHONAN IZIN TIDAK MASUK KERJA

Kuningan, …………………..
Kepada:
Yth. (Kepala Perangkat Daerah)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Pangkat/Gol. Ruang : ........................................................................
Unit Kerja : ........................................................................

Pada hari ................. tanggal ................. mohon izin tidak masuk kerja
dengan alasan ...........................................................

Untuk menjadi maklum, atas perhatian Bapak/Ibu*), kami sampaikan


terima kasih.

Kuningan, ............. 20....


Mengetahui
Atasan Langsung**) Hormat Kami,

...................................... .........................................
NIP................................. NIP...................................
.

*) Coret yang tidak perlu


**) Diisi nama jabatan atasan langsung
B. CONTOH SURAT PERMOHONAN IZIN DATANG TERLAMBAT/PULANG
LEBIH AWAL (Dari Pemohon)

SURAT PERMOHONAN IZIN DATANG TERLAMBAT/PULANG LEBIH AWAL

Kuningan, …………………..
Kepada:
Yth. (Kepala Perangkat Daerah)

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ........................................................................
NIP : ........................................................................
Jabatan : ........................................................................
Pangkat/Gol. Ruang : ........................................................................
Unit Kerja : ........................................................................

mohon izin datang terlambat/pulang lebih awal*), pukul ....... WIB, hari ………...
tanggal …………. dengan alasan .................

Untuk menjadi maklum, atas perhatian Bapak/Ibu*), kami sampaikan


terima kasih.

Kuningan, ............. 20....


Mengetahui
Atasan Langsung **) Hormat Kami,

...................................... .........................................
NIP................................. NIP...................................
.

*) Coret yang tidak perlu


**) Diisi nama jabatan atasan langsung
C. CONTOH SURAT PEMBERIAN IZIN DARI KEPALA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN


NAMA PERANGKAT DAERAH
JALAN ………….……. NO……. TELP. ………………..
KUNINGAN
Kode Pos………….

SURAT IZIN

NOMOR ………………………….

TENTANG
…………………………………….
…………………………………….

Dasar : a. ......................................................................
b. ......................................................................
c. ......................................................................

MEMBERI IZIN
Kepada :
Nama : ……………………………………………………….
Jabatan : ……………………………………………………….
Alamat : ……………………………………………………….
Untuk : ……………………………………………………….

Ditetapkan di ……………………
pada tanggal ……………………
KEPALA PERANGKAT DAERAH,

TTD

NAMA DENGAN GELAR


PANGKAT
NIP

Tembusan:
1. ……………………

BUPATI KUNINGAN,

ACEP PURNAMA
- 26-

Anda mungkin juga menyukai