Diajukan oleh:
Dolly Nurdin Lubis
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................5
2.1. Histerektomi............................................................................................................ 5
2.2. Metode Simulasi Pembelajaran Bedah....................................................................7
BAB III METODE PENELITIAN...............................................................................................9
3.1. Tempat Penelitian....................................................................................................9
3.2. Waktu Penelitian......................................................................................................9
3.3. Subjek Penelitian......................................................................................................9
3.4. Data dan Sumber Data.............................................................................................9
3.5. Sumber Data............................................................................................................ 9
3.6. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................................9
3.7. Validitas Data......................................................................................................... 10
3.8. Analisis Data...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................11
2
BAB I
PENDAHULUAN
Namun realita yang terjadi saat ini berbeda dengan harapan tersebut. Masih
banyak lulusan pendidikan dokter SpOG FKUA Padang yang ditemukan di
lapangan belum mandiri dalam melakukan tindakan histerektomi. Pada
umumnya, kondisi ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran dari operator terhadap
komplikasi tindakan histerektomi yang akan dilakukan. Kurangnya jumlah kasus
selama pendidikan ditengarai merupakan salah satu faktor penting dari rendahnya
kemampuan peserta didik untuk melakukan tindakan histerektomi setelah lulus.
Oleh karena itu, dibutuhkan suatu terobosan untuk meningkatkan mutu pelatihan
teknik histerektomi dalam kurikulum pendidikan SpOG di FKUA Padang.
3
dalamnya jaringan tubuh sintetik, model hewan, dan simulasi komputer realitas
virtual dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. [3] Alhasil,
laboratorium yang khusus didedikasikan untuk pengajaran aspek teknis prosedur
bedah menjadi semakin populer di seluruh dunia. [4]
4
Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan
keterampilan peserta PPDS Obgin FKUA dalam melakukan tindakan
histerektomi selama mengikuti program pendidikannya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Histerektomi
Histerektomi adalah prosedur bedah obgin yang paling sering dilakukan di
Amerika Serikat setelah tindakan seksio sesarea. Menurut survei, histerektomi
dilakukan pada 5 dari 1000 wanita di AS dengan jumlah terbanyak pada usia 40 –
49 tahun dengan usia rata-rata 46 tahun. Mioma uteri menjadi indikasi tersering
(40,7%) dari tindakan histerektomi, diikuti oleh endometriosis, dan indikasi
lainnya seperti perdarahan uterus abnormal, prolaps uteri, maupun hiperplasia
endometrium. Pada prakteknya, histerektomi dapat dilakukan melalui jalur
perabdominam, secara laparotomi atau laparoskopi, maupun jalur transvaginal.
Tipe histerektomi sendiri dibagi menjadi total dan supraservikal, tergantung pada
pengangkatan serviknya. [1]
6
membutuhkan perhatian khusus dari tindakan histerektomi berhubungan dengan
pencegahan kejadian komplikasi adalah; pada saat transeksi ligamentum
infundibulopelvikum dan vasa uterina (ureter), menurunkan vesika urinaria, dan
transeksi ligamentum kardinal – sakrouterina (rektum). Agar bisa mencegah
terjadinya komplikasi tersebut, penting bagi seorang operator untuk mengikuti
alur prosedur pemotongan jaringan yang benar dan memastikan uterus dapat
dilepaskan se-alamiah mungkin. [1,7,8]
Menurut Hiramatsu, [8] dua prinsip penting yang harus dilakukan oleh
seorang operator pada saat operasi histerektomi adalah;
1. Lakukan pemotongan ligamen secara berurutan dengan arah menjauhi ureter agar ureter
bergeser semakin jauh dari serviks pada setiap tahap transeksi
2. Potong jaringan parametrial sepanjang lingkaran serviks pada tiga langkah berikutnya,
yaitu:
a. Langkah pertama: menjepit dan memotong arteri uterina dan bagian atas
ligamentum kardinal
b. Langkah kedua: menjepit dan memotong ligamentum sakrouterina dan bagian
posterior ligamentum kardinal
c. Langkah ketiga: menjepit dan memotong ligamentum vesikouterina dan
setengah anterior ligamentum kardinal.
7
2.2. Metode Simulasi Pembelajaran Bedah
Pendidikan teknik pembedahan bagi peserta PPDS telah mengalami
transformasi yang luar biasa sejak kemunculannya di awal abad ke-20, beralih
dari sistem "magang" menuju model pelatihan berdasarkan pengetahuan ilmu
dasar, penelitian, dan kelulusan berdasar tanggung jawab terhadap pasien.
Melatih ahli bedah yang kompeten dan profesional secara efisien dan efektif
membutuhkan inovasi dan modernisasi metode pendidikan. Saat ini dibutuhkan
pemahaman tentang pembelajaran dan gaya belajar terkini. [6]
8
menciptakan lingkungan yang mirip dengan situasi bedah nyata sehingga peserta
pelatihan dapat menguasai berbagai keterampilan bedah. Metodologi ini
membantu peserta didik melatih keterampilan secara berulang kali pada subjek
yang tidak hidup sehingga memiliki keterampilan yang mendekati sempurna saat
mengoperasi pasien secara langsung nantinya. Metode ini akan memberi mereka
kesempatan untuk berlatih secara ekstensif dan mendapatkan kepercayaan diri
sebelum memasuki ruang operasi dan pembedahan pada pasien sesungguhnya. [4]
9
untuk spesialisasi bedah lainnya, termasuk obstetri ginekologi. Syamsuri et al [9]
meneliti aplikasi pelatihan histerektomi berbasis simulasi pada PPDS Obgin
Surabaya menggunakan model manekin dan evaluasi OSATS-GRS. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pelatihan berbasis simulasi dengan manekin
berikut demonstrasi video dapat menjadi jembatan pembelajaran histerektomi
abdominal bagi residen yang kurang memiliki pengalaman operasi. [9]
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
3.7. Validitas Data
Agar instrumen yang dibuat oleh peneliti dapat dikatakan valid, maka akan
dilakukan validasi. Peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi
waktu. Triangulasi sumber merupakan teknik pengumpulan data yang sejenis dari
berbagai sumber data yang berbeda. Data tersebut dibuktikan kebenarannya dari
sumber lain yang dianggap paham dengan data. Triangulasi waktu artinya data
tersebut dapat dicek pada responden pertama pada waktu yang berbeda.
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Berek JS, Berek DL, editor. Bereck & Novak’s Gynecology. 15 ed. New York:
Lippincott Williams & Wilkins; 2012.
13