Disusun oleh :
Fevrianti Silviana Dewi (13)
Kelas XA
2009-2010
PERBEDAAN SUHU DAN KALOR
Menyatakan
Diukur
tingkat derajat
dengan
panas atau
termometer
dinginnya suatu
zat
Salah satu bentuk
energi yang Diukur
berpindah dari satu dengan
benda ke benda lain kalorimeter
karena perbedaan
suhu
MACAM-MACAM TERMOMETER
Menurut fungsinya :
Termometer suhu badan
Termometer udara
Termometer logam
Termometer maximum dan minimum
Termograf untuk terminologi
Termometer digital
tY
tx
ttb ttb
Termometer X Termometer Y
tta
tta
ty
tx
ttb ttb
Termometer X Termometer Y
to C = (to + 273) K
Termometer Termometer
Celcius Kelvin
DALAM PERHITUNGAN
MENJADI :
5 4 9
°C = R °R = o
C °F = C + 32 0
4 5 5
5 4 9
°F = R + 320
°C = (F − 32 ) °R = (F − 32 )
0 0
9 9 4
5 4 °F = Rn – 4600
°C = (Rn − 492 )
0
°R = (Rn − 4920 )
9 9
9
°C = K - 273° 4 {(
°F = 5
F − 32 0
)} + 2730
°R = ( K – 273° )
5
9
5 °Rn = °C + 492°
°K = °C + 273° °K ={ (Rn − 492 )} + 273
0 0 5
9 °Rn = F + 460°
5
°K = R + 273 o 9
4 °Rn =( R) + 492
0
4
5 9
(
°K ={9 (F − 273 0
)} + 32 0
°Rn = (K − 273 ) + 492°
0
5
Dengan perhitungan diatas dapat disimpulkan
bahwa perubahan dua termometer mengikuti
aturan perbandingan sebagai berikut :
X − TTB X Y − TTB Y
=
TTA X − TTB X TTA Y − TTB Y
PEMAHAMAN TENTANG KALOR
Satu kalori (kal) adalah banyaknya kalor yang
diperlukan untuk memanaskan 1 gr air sehingga
suhunya naik 1ºC.
Q Dengan keterangan,
C : kapasitas kalor (Joule / K atau kal / K)
Δt
Kalor jenis adalah banyaknya kalor yang
diperlukan zat sebesar 1 kg untuk
mengalami perubahan suhu sebesar 1 oK
atau 1°C.
Kalor jenis merupakan karakteristik
termal suatu benda, karena tergantung
dari jenis benda yang dipanaskan atau
didinginkan.
Dengan persamaan:
C Q
c= atau c=
m m.∆t
Dengan keterangan,
c : kalor jenis (J/kg.K atau J/kg.°C)
C : kapasitas kalor (Joule/K atau kal/K)
Q : kalor pada perubahan suhu tersebut (J atau kal)
∆t : perubahan suhu (K atau °C)
m : massa benda (kg)
TABEL KALOR JENIS BEBERAPA ZAT
Bahan C (J/kgK)
Tembaga 385
Besi/ Baja 450
Air 4200
Es 2100
ASAS BLACK
Ditemukan oleh seorang ilmuan yang berasal
dari Inggris yaitu Joseph Black.
Beliau menyatakan bahwa:
lt = lo + Δl
lt = lo ( l + α . Δt )
Pemuaian panjang
Tabel Beberapa koefisien Muai Panjang
Benda
Benda α (K−1)
Besi 1,2x10−5
Tembaga 1,7x10−5
Kaca 8,5x10−6
Kuningan 1,8x10−5
Pemuaian Bidang ( Luas )
Suatu bidang luasnya mula-mula Ao , terjadi
kenaikkan suhu sebesar Δt sehingga bidang
bertambah luas sebesar ΔA, maka dapat
dituliskan :
β = 1/Ao. ΔA / Δt
ΔA = Ao β Δt
At = Ao + ΔA
At = Ao ( 1 + β Δt )
dipanaskan
dipanaskan
PEMUAIAN VOLUME ZAT CAIR
Zat cair yang hanya mempunyai koefisien muai
volume ( γ ), bila volume mula-mula suatu zat
cair V0 kemudian zat cair itu dipanaskan
sehingga suhunya naik sebesar Δt dan
volumenya bertambah besar ΔV, maka dapat
ditulis sebagai berikut:
V
Vtt == γγ .. V
Voo .. Δt
Δt
Vt = Vo + ΔV
Vt = Vo ( 1 + γ Δt )
Hal ini tidak berlaku bagi air dibawah 4 °C, ingat anomali air.
PEMUAIAN VOLUME GAS
Khusus untuk gas, pemuaian volume dapat
menggunakan persamaan seperti pemuaian zat
cair:
1
Vt = Vo ( 1 + γ Δt ) dengan nilai γ=
273
Persamaan yang berlaku dalam pemuaian gas
dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai
berikut:
Pada saat tekanan konstan, berlaku hukum Gay
Lussac :
V1 V2
=
T1 T2
Pada saat temperatur konstan, berlaku hukum Boyle :
P1.V1 = P2.V2
Pada saat volume konstan, berlaku hukum Charles:
P1 P2
=
T1 T2
Pada
saat kondisi ideal dengan mol konstan, berlaku
hukum Boyle-Gay Lussac :
Q = m.L
Dengan keterangan,
Q : kalor yang diterima atau dilepas (Joule atau kal)
m : massa benda (kg atau gram)
L : kalor laten (J/kg atau kal/gr)
(kalor uap atau kalor lebur)
TABEL KALOR LEBUR DAN KALOR
DIDIH BEBERAPA ZAT
Gas
mengembun
menguap
menyublim
menghablur
mencair
Padat Cair
membeku
Kalor Laten Lebur :
→ banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud padat menjadi cair pada titik leburnya.
Kalor Laten Beku:
→ banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1
kg zat dari wujud cair menjadi padat pada titik bekunya.
Kalor lebur = kalor beku dan titik lebur = titik beku.
Kalor Laten Didih (Uap) :
→ banyaknya kalor yang diserap untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud cair menjadi uap pada titik didihnya.
Kalor Laten Embun :
→ banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah 1 kg
zat dari wujud uap menjadi cair pada titk embunnya. Kalor
didih = kalor embun dan titik didih = titik embun.
c. PERUBAHAN SUHU
Terjadi karena adanya perubahan kalor.
ANOMALI AIR
Kejadian penyusutan wujud zat saat benda
mengalami kenaikan suhu disebut anomali,
seperti terjadi pada air. Air saat dipanaskan dari
suhu 0 °C menjadi 4 °C justru volumenya
mengecil, dan baru setelah suhunya lebih besar
dari 4 °C volumenya membesar.
Peristiwa anomali air dapat diterangkan dengan
meninjau bangun kristal es.
Dari pengamatan kristal es disimpulkan bahwa
kedudukan molekul-molekul H2O teratur seperti
bangun kristal es, yang penuh dengan rongga-
rongga. Sedangkan molekul H2O dalam bentuk
cair (air) lebih rapat dibandingkan dalam bentuk
es, oleh karena itu es terapung dalam air. Bila air
mulai 4 °C didinginkan molekul air mulai
mengadakan persiapan untuk membentuk
bangun berongga tersebut. °C.
Volume (V)
0 4 Suhu (t)°C
Grafik
anomali air
Volume air terkecil pada suhu 4 °C, dan pada 0 °C terjadi loncatan volume dari air 0
°C sampai es 0 °C, dimana pada suhu 0 °C volume es > volume air
PERPINDAHAN KALOR
Konduksi
Radiasi
Konveksi
t
Q = k A ∆t
l
Sedang besar laju aliran kalor dengan konduksi
dirumuskan,
Q k. A.∆t
H= =
t l
Bahan k
Emas 300
Besi 80
Kaca 0.9
Kayu 0.1 – 0.2
Beton 0.9
Air 0.6
Udara 0.024
alumunium 240
KONVEKSI
Konveksi adalah hantaran kalor yang disertai
dengan perpindahan partikel perantaranya.
Contoh dari peristiwa konveksi adalah seperti
perpindahan kalor pada zat cair yang
dipanaskan, ventilasi kamar, cerobong asap,
pengaturan katub udara pada kompor, dan kipas
angin. Umumnya konveksi terjadi pada gas dan
zat cair.
Energi kalor yang dipindahkan secara konveksi
sebesar,
Q = k A ∆t . t
Q
H = = eσ .A. T 4
t
Intensitas radiasi sebesar,
R = e σ T4