Anda di halaman 1dari 20

SUHU, TERMOMETER

DAN KALOR

Heri-1
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari seringkali kita berhubungan dengan panas, suhu dan
perubahan fasa sebuah zat. Kita sering melihat seorang anak yang bermain kembang api
ditangannya. Meskipun suhu percikan api dari kembang api kurang lebih 2000 oC, namun ketika
percikan api tersebut mengenai kulit tangan, si anak tidak kesakitan karena panas yang tinggi.
Selain itu, fenomena mekanika umumnya berdasar pada tiga besaran dasar yaitu besaran
panjang, massa, dan waktu. Namur ada fenomena selain fenomena mekanis yaitu fenomena
panas atau sering disebut efek termal. Fenomena ini menyangkut aspek-aspek yang pada
dasarnya bukan bersifat mekanis. Untuk menjelaskan beberapa hal tersebut diperlukan suatu
besaran tak terdefinisikan yaitu suhu dan panas (heat).

SUHU DAN TERMOMETER


Jika kita dekat dengan api maka kita merasa panas, sedangkan bila kita menyentuh es maka
kita merasa dingin. Semakin panas berarti suhu semakin tinggi. Suhu atau temperatur adalah
besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Suhu termasuk
besaran pokok dan dalam SI satuannya adalah kelvin (disingkat K). Memperkirakan suhu
tersebut berarti kita menyatakan hanya secara kualitatif. Oleh karena itu, untuk menyatakan suhu
dengan tepat secara kuantitatif (dengan angka-angka) diperlukan statu alat ukur tertentu dan
umumnya disebut dengan termometer. Termometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur
suhu dengan tepat dan menyatakannya dengan suatu angka. Pertama kali termometer ditemukan
oleh Galileo pada tahun 1602. Agar dapat digunakan untuk mengukur suhu, termometer harus
memiliki sifat fisika yang berubah terhadap suhu, misalnya: pemuaian suatu kolom cairan dalam
suatu pipa kapiler, pemuaian suatu keping bimetal, tekanan gas pada volum tetap, dan hambatan
listrik pada suatu termokopel.
Ada beberapa skala suhu yang biasa dipakai dimasyarakat. Skala Celcius, Reamur,
Fahrenheit, Kelvin dan skala Rankine. Penetapan skala pada termometer diawali dengan
pemilihan dua titik tetap, yaitu titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai
titik tetap atas. Kedua titik tetap tersebut diberi angka, kemudian dibagi-bagi dalam beberapa
skala yang disebut derajat. Berdasarkan prinsip inilah dibuat skala Celcius (C), skala Reamur
(R), skala Fahrenheit (F), skala Kelvin (K), dan Rankine (Rn). Tabel 9-1 berikut menunjukkan
penetapan skala dari beberapa jenis termometer.

Heri-1
Tabel 1. Penetapan Skala Berapa Jenis Termometer.
Jenis Celcius Reamur Fahrenheit Kelvin Rankine
Termometer (C) (R) (F) (K) (Rn)
Titik lebur es 00 00 320 273 4920
Titik didih air 1000 800 2120 373 6720
Jumlah skala 100 80 180 100 180

Dari ilustrasi tabel 1 di atas, didapat konversi dan hubungan skala suhu Celcius, Reamur,
Fahrenheit, Kelvin dan Rankine sebagai berikut:

C R F-32 K-273 Rn-492


= = = = (1)
5 4 9 5 9
atau: C: R: F: K: Rn = 100 skala: 80 skala: 180 skala: 100 skala: 180 skala
Atau: C: R: F: K: Rn = 5: 4: 9 : 5: 9 (2)
Jika diperhatikan pembagian skala-skala di atas dapat dinyatakan bahwa:

satu skala Kelvin = satu skala Celcius (1 K = 1 C) o

satu skala Fahrenheit = satu skala Rankine (1 F = 1 Rn)


o

Maka diperoleh beberapa persamaan konversi dari beberapa skala termometer sebagai berikut:
A. Hubungan antara skala Celcius dengan Reamur adalah:

5 o
t oC = t R (3)
4

B. Hubungan antara skala Celcius dengan Fahrenheit adalah:

9 o 5
toF = t C + 32 atau t o C = (t o F - 32) (4)
5 9

C. Hubungan antara skala Reamur dengan Fahrenheit adalah:

9 o 4
toF = t R + 32 atau t o R = (t o F - 32) (5)
4 9

D. Hubungan antara skala Celcius dengan Kelvin adalah:

Heri-1
t o C = t(K) - 273 atau t(K) = t o C + 273 (6)

E. Hubungan antara skala Rankine dengan Kelvin adalah:

9
t o Rn = t(K) (7)
5
Atau secara umum konversi beberapa termometer dapat dituliskan dalam persamaan berikut:

�Tx - T0 x � �Ty - T0 y �
� � =� � (8)
T - T
�ax 0 x �x o T
�ay - T0y �o
y

dengan :
- Tx/Ty adalah suhu dalam skala termometer yang diketahui atau dicari.
- T0x/T0y adalah suhu air membeku dalam skala termometer x atau y.
- Tax/Tay adalah suhu air mendidih dalam skala x atau y.
Keterangan: Besarnya nilai T0x atau T0y atau Tax atau Tay dapat dilihat dari tabel 9-1 sesuai dengan
jenis termometer yang digunakan.

BEBERAPA JENIS TERMOMETER


Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa semua jenis termometer berdasarkan
pada gejala suatu besaran fisis tertentu berubah apabila suhu berubah. Besaran fisis yang berubah
karena perubahan suhu disebut sifat termometrik (thermometric property). Apabila suhu suatu
zat berubah, maka ada beberapa sifat zat berubah, antara lain: warnanya (misalnya besi panas),
volumenya, tekanannya, dan daya hantar listriknya (hambatannya).
Sebagai contoh sifat termometrik pada jenis termometer cairan adalah perubahan kolom
cairan (tinggi kenaikan cairan) dalam pipa kapiler dari gelas, sedangkan contoh zat termometrik
(thermometric substance) adalah jenis cairan dalam pipa kapiler misalnya alkohol, air raksa.
Dengan memanfaatkan sifat termometrik zat tersebut, orang dapat membuat beberapa jenis
termometer antara lain: termometer cairan (termometer kaca), termometer gas, termometer
hambatan listrik (pirometer), termokopel, dan sebagainya.

Tabel 2. Termometer Dengan Sifat Termometriknya

Heri-1
Termometer Sifat Termometrik Lambang
Cairan Panjang kolom cairan L
Gas volume tetap Tekanan gas P
Gas tekanan tetap Volume V
Resistor listrik Resistansi listrik R
Termokopel Elektromotansi termal (ggl) e
Termistor Arus I
Pirometer Intensitas cahaya I

Termometer Zat Cair Dalam Gelas


Termometer jenis ini umumnya dibuat dari kaca halus yang bagian dalamnya berongga
dan hampa udara dengan tabung di bagian bawahnya yang diisi cairan. Perhatikan gambar di
bawah ini.

Termometer zat cair dalam gelas disebut juga termometer cairan. Cairan yang paling
banyak dipakai untuk mengisi tabung termometer adalah air raksa.
Kelebihan air raksa dibanding zat cair lainnya, antara lain:
 Segera dapat mengambil panas dari benda yang hendak diukur suhunya, sehingga suhu
raksa dapat segera sama dengan benda yang diukur.
 Dapat dipakai untuk mengukur suhu dari yang rendah sampai yang tinggi (daerah
ukurnya besar), karena raksa mempunyai titik beku -39oC dan titik didih 137oC.
 Tidak membasahi dinding tabung, sehingga pengukurannya menjadi lebih teliti.
 Mudah dilihat karena raksa mengkilap seperti perak.
 Air raksa memiliki pemuaian yang teratur. Selain air raksa, dapat juga digunakan cairan
alkohol untuk mengisi tabung termometer.

Keunggulan alkohol dibanding raksa adalah:


 Alkohol membeku pada suhu yang rendah (titik bekunya -114oC), tetapi titik didihnya

Heri-1
rendah (titik didihnya 78oC).
 Termometer dengan cairan alkohol sangat baik untuk mengukur suhu-suhu yang rendah.

Pirometer
Pada umumnya hambatan suatu listrik akan berubah jika suhunya berubah. Bila suhu
naik, hambatan listrik akan menjadi besar, demikian pula sebaliknya. Termometer yang
menggunakan sifat hambatan listrik ini disebut termometer hambatan (pirometer). Pirometer ini
khusus untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, misalnya suhu cairan logam di pabrik
pengelolaan logam. Di dunia industri, selain pirometer hambatan, dikenal juga yang disebut
pirometer optik (optical pyrometer). Pirometer optik terdiri atas sebuah teleskop T. Di dalam
tabung teleskop ini ada filter F dari gelas merah dan sebuah lampu listrik L berukuran kecil,
seperti diperlihatkan pada gambar di bawah ini.

Jika pirometer diarahkan ke api suatu tungku, pengamat dapat melihat melalui teleskop,
filamen lampu yang gelap dengan latar belakang api tungku yang terang. Filamen lampu ini
dihubungkan dengan baterai B dan reostat R. Dengan cara memutar tombol reostat, arus di
dalam filamen lampu L dapat diatur sedemikian rupa sehingga terang cahaya lampu L dapat
ditambah berangsur-angsur sampai terang filamen sama dengan terang latar belakangnya, yaitu
api tungku yang terang, berfungsi sebagai obyek yang akan diukur suhunya. Dari pembacaan
arus di A, setelah dikaliberasi dan ditera dalam skala suhu maka suhu obyek dapat diukur. Pada
pirometer optik tidak ada bagian yang harus bersentuhan dengan benda panas yang akan diukur
suhunya maka pirometer optik dapat digunakan untuk mengukur suhu yang sangat tinggi, yaitu
suhu di atas titik lebur resistor yang dipakai pada termometer hambatan. Pengukuran suhu pada
pirometer optik dirumuskan sebagai berikut:
I
T(I) = 273,16 K. (9)
I tr

Termokopel

Heri-1
Bila dua logam yang berbeda jenisnya (terutama berbeda pemuaiannya) disentuhkan,
maka saat suhu berubah timbul gaya gerak listrik (ggl). Besarnya ggl yang timbul bergantung
pada selisih suhu kedua titik sambung dan jenis pasangan logam. Perhatikan gambar di bawah
ini.

Besarnya ggl yang terjadi dimanfaatkan untuk pengukuran suhu pada termokopel, yang
susunannya dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Elektromotansi termal diukur dengan potensiometer yang harus diletakkan jauh dari
sistem yang suhunya akan diukur. Sambungan patokan diletakkan dekat dengan sambungan uji
dan terdiri dari dua hubungan ke kawat tembaga yang dipertahankan pada suhu lebur es.
Sambungan patokan terdiri atas dua hubungan yang satu menghubungkan A dengan tembaga dan
yang satu lagi menghubungkan B dengan tembaga. Kedua hubungan itu dibuat konstan pada
suhu yang disebut suhu patokan. Sifat termometrik pada termometer ini adalah gaya gerak listrik
(ggl) yang dapat diukur dengan potensiometer.
Besaran ini dikaliberasi dengan mengukur elektromotansi termal pada berbagai suhu
yang diketahui, dengan sambungan patokan dijaga tetap pada suhu 0oC. Kisaran daerah suhu
yang diukur suatu termokopel bergantung pada bahan yang digunakan. Termokopel platina,
10%rodium/platina berkisar antara 0oC sampai 1600oC. Yang sering dipakai adalah termokopel
Heri-1
yang salah satu hubungannya terbuat dari platina murni dan yang satu lagi 90% platina dan 10%
radium. Keuntungan termokopel terletak pada cepatnya mencapai kesetimbangan termal dengan
sistem yang akan diukur suhunya. Jadi termokopel dapat mengikuti perubahan suhu dengan
cepat tetapi tidak begitu cermat seperti termometer hambatan platina.

KALOR
Pengertian Kalor

Kalor merupakan salah satu bentuk energi. Berarti kalor merupakan besaran fisika yang
dapat diukur. Kegiatan pengukuran-pengukuran kalor (kalorimetri) dalam fisika, berkaitan
dengan penentuan kalor jenis suatu zat. Alat yang digunakan untuk mengukur kalor disebut
kalorimeter. Istilah kalor, pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli kimia dari Perancis
bernama A.L.Lavoisier (1743-1794). Kalor berasal dari kata caloric. Para ahli kimia dan fisika,
semula menganggap bahwa kalor merupakan jenis zat alir yang tidak terlihat oleh manusia.
Berdasarkan anggapan inilah, satuan kalor ditetapkan dengan nama kalori disingkat kal. Satu
kalori (kal) didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk memanaskan 1 gram
air sehingga suhunya naik 1oC.
Dari hasil pengukuran-pengukuran secara teliti oleh para ahli, anggapan bahwa kalor itu
merupakan zat alir tidak dapat dipertahankan lagi kebenarannya. Para ahli menyimpulkan bahwa
kalor sebenarnya merupakan bentuk energi sehingga satuan kalor yang tepat adalah sama dengan
satuan energi, yaitu joule atau J. Akan tetapi dewasa ini banyak kalangan yang menggunakan
kalori sebagai satuan kalor, misalkan di kalangan kesehatan.
Berikut ini adalah konversi satuan kalor dalam SI dengan satuan kalor yang lain:
1 joule= 0,24 kalori atau 1 kal= 4,2 joule. Dalam sistem satuan imperial (Inggris), satuan
kalor dinyatakan dalam British Thermal Unit (BTU). 1 BTU = 1054 joule; 1 BTU = 252 kalori.
“Kalori” yang digunakan oleh ahli gizi disebut “kalori besar” yang sebenarnya adalah satu kilo
kalori (1 k kal); 1 k kal= 1000 kalori.

Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor

Jika 1 kg air dan 1 kg minyak tanah masing-masing diberi kalor yang sama (misalnya Q
joule). Minyak tanah ternyata mengalami perubahan suhu kira-kira dua kali perubahan suhu air.
Hal ini menggambarkan bahwa antara zat yang satu dengan yang lainnya dapat mengalami

Heri-1
perubahan yang berbeda, meskipun diberi kalor yang sama. Perbedaan kenaikkan suhu tersebut,
terjadi karena zat yang satu dengan yang lain berbeda kalor jenisnya.
Jumlah kalor yang diserap atau dilepaskan zat, sebanding dengan massa zat, kalor jenis
zat, dan kenaikan atau penurunan suhu zat itu. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut:
Q = m c Δt (10)
dengan Q = kalor, m = massa zat, c = kalor jenis zat, dan Δt = kenaikan atau penurunan suhu.
Kalor jenis suatu zat adalah bilangan yang menyatakan banyaknya kalor yang diperlukan untuk
menaikkan suhu 1 kg (atau 1 gram) zat sebesar 1 0C.
Kapasitas kalor (C) dapat didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan atau
dilepaskan (Q) untuk mengubah suhu benda sebesar satu satuan suhu (?T). Sehingga dapat
ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

m. c = Q/ΔT atau C = Q/ ΔT (11)

Suatu zat pada titik leburnya akan membeku atau melebur bergantung pada panas yang
ditambahkan atau dikeluarkan. Panas yang diberikan pada suatu benda biasanya akan
menyebabkan suhu benda naik, walaupun itu tidak selalu demikian. Dikenal 2 (dua) jenis panas
yaitu panas sensibel dan panas laten. Panas sensibel adalah panas yang diberikan/dikeluarkan
benda apabila terjadi perubahan suhu. Selama perubahan wujud/fase, suhu zat tidak berubah,
panas/kalor yang diterima atau dilepaskan oleh zat tidak digunakan untuk menaikkan suhu tetapi
digunakan untuk mengubah wujud. Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud ini seakan-
akan tersembunyi, karena itu kalor ini disebut kalor laten (laten artinya tersembunyi).
Kalor laten adalah kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk berubah wujud dari satu wujud ke
wujud lainnya.

KALOR DAPAT MENGUBAH WUJUD ZAT


a. Melebur dan membeku
Melebur adalah perubahan dari zat pada menjadi zat cair, sebaliknya membeku adalah
perubahan wujud dari zat cair menjadi zat padat. Ketika melebur terjadi penyerapan kalor,
sedangkan ketika membeku terjadi pelepasan kalor.
Persamaan yang digunakan untuk menentukan kalor lebur atau kalor beku adalah:
L = Q/m atau Q = mL (12)
dengan Q = kalor (J), m = massa (kg) dan L = kalor lebur/beku (J/kg).

Heri-1
b. Menguap dan mengembun
Menguap adalah perubahan wuujud dari zat cair menjadi gas, sebaliknya mengembun
adalah perubahan wujud dari gas menjadi zat cair. Ketika menguap, zat menyerap kalor, dan
sebaliknya, ketika mengembun, zat melepaskan kalor.
Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan zat dirumuskan sebagai berikut:
Q=mU (13)
dengan Q = kalor (J), m = massa (kg) dan U = kalor uap (J/kg).

c. Menyublim
Menyublim adalah perubahan wujud dari zat padat menjadi gas tanpa melalui fase cair atau
sebaliknya dari gas mejadi zat padat. Pada saat zat padat menjadi gas diserap kalor,
sebaliknya pada saat gas menjadi zat padat dilepaskan kalor. Contoh: kapur barus, yodium,
dan naftalin.
Perubahan wujud/fase di atas dapat digambarkan seperti berikut:

Keterangan gambar:
a = menyublim
b = deposisi
c = mencair
d = membeku
e = mengembun
f = menguap

ENERGI LISTRIK DAPAT DIUBAH MENJADI KALOR


Jika rating daya alat listrik adalah P, dalam waktu t energi listrik yang dihasilkan adalah:
W=Pt (14)

Heri-1
dengan W = energi listrik (J), P = daya (watt) dan t = waktu (s). Ketika energi listrik ini diubah
menjadi energi kalor, berlaku persamaan W = Q.

PEMUAIAN
a. Pemuaian Zat Padat
Bila zat padat diberi panas sehingga suhunya naik, pada umumnya zat padat akan memuai.
Muai yang dialami zat padat adalah muai panjang, muai luas, dan muai volume.
Persamaan-persamaan yang berlaku adalah:
Muai panjang
l = l0 (1 + α Δt) (15)

dengan
l = panjang akhir (m)
l0 = panjang mula-mula (m)
α = koefisien muai panjang (/0C)

Muai luas
A = A0 (1 + β Δt) (16)

dengan
A = panjang akhir (m2)
A0 = panjang mula-mula (m2)
β = 2 α = koefisien muai luas (/0C)

Muai volum
V = V0 (1 + γ Δt) (17)

dengan
V = panjang akhir (m3)
V0 = panjang mula-mula (m3)
γ = 3 α = koefisien muai volum (/0C)
b. Pemuaian Zat Cair

Heri-1
Zat cair hanya memiliki muai volum. Muai volum zat cair lebih besar daripada muai volum
zat padat. Pemuaian zat cair tidak berlaku untuk air antara suhu 00 C dan 40 C karena justru
menyusut jika dipanaskan. Pengencualian ini disebut anomali air.

c. Pemuaian Gas
Seperti zat cair, gas hanya memiliki muai volum. Koefisien muai volum untuk semua jenis
gas adalah sama, yaitu (1/273) / 0 C.

PERPINDAHAN KALOR/PANAS
Panas yang kita rasakan dapat mengalami perpindahan. Transfer panas dari benda yang
hangat ke benda yang lebih dingin. Ketika kita habis mandi pagi kemudian kita menyentuh
tangan orang tua, maka tangan orang tua kita terasa hangat mengapa demikian ? ketika kaki kita
melangkah ke lantai marmer akan terasa dingin dan begitu menginjak karpet akan terasa hangat,
mengapa demikian ? Diawal telah kita sebutkan bahwa ketika kita mengaduk kopi panas maka
lama-kelamaan sendok akan terasa panas juga, mengapa demikian ?. Semua fenomena diatas
menunjukkan adanya transfer panas dari suatu benda ke benda lain.
Transfer panas dapat terjadi dari benda panas ke benda dingin dan tidak mungkin terjadi
sebaliknya. Transfer panas dapat melalui tiga cara, konduksi, konveksi dan radiasi.
1. Konduksi
Peganglah sebuah tongkat besi sepanjang 1,5 m. Letakkan ujung tongkat besi ke
perapian. Dalam beberapa saat tangan kita yang memegang ujung besi satunya akan terasa panas,
inilah konduksi. Konduksi terjadi ketika sebuah zat padat dipanaskan atau terkena panas maka
suhunya akan meningkat, sehingga molekul-molekul zat padat tersebut akan bervibrasi dan
saling bertumbukan dengan “tetangga” molekulnya. Kejadian ini terjadi terus menerus sehingga
sampai ke tetangga molekul yang paling jauh. Tumbukan antara molekul tentu saja membawa
energi, sehingga dalam peristiwa tongkat besi yang kita pegang, energi akan sampai pada bagian
besi yang kita pegang. Peristiwa konduksi terjadi pada benda padat.
Pada peristiwa mengaduk kopi panas, apabila kita ganti sendok dengan sumpit bambu,
apakah kita juga akan merasakan panas seperti pada sendok ? Pernahkah anda masuk kedalam
ruangan dengan atap yang terbuat dari lembaran “seng” pada siang hari ? Kemudian anda
bandingkan bila masuk keruangan dengan atap dari genteng keramik pada siang hari, bagaimana
rasanya ? Tentu akan lebih terasa panas bila kita masuk ke ruangan dengan atap lembaran seng.
Mengapa demikian?

Heri-1
Setiap benda memiliki sifat yang berbeda dalam menghantarkan panas. Ada yang cepat
dalam menghantarkan panas, ada yang kurang cepat bahkan ada benda yang sangat lambat sekali
dalam menghantarkan panas. Benda yang baik dalam menghantarkan panas disebut sebagai
konduktor, dan yang tidak menghantarkan panas dengan baik disebut isolator. Apakah ada
manfaatnya benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik dalam kehidupan kita ?
Coba pikirkan penggunaan konduktor dan isolator dalam kehidupan sehar-hari !

Jenis Zat Koefisien Konduktivitas (J/m.s.oC)


Aluminium 240
Tembaga 390
Perak 420
Air 0.57
Udara 0.024
Batu bata 0.71
Beton 1.3
Katun 0.075
Styrofoam 0.042
Kayu 0.12
Vakum 0

Zat dengan koefisien konduktivitas besar akan bersifat sebagai konduktor dan yang nilai
koefisien konduktivitas kecil akan bersifat sebagai isolator. Perhatikan !! meskipun konduksi
terjadi pada zat padat, namun zat cair dan udara juga memiliki koefisien konduktivitas juga.
Pernahkah anda lihat rumah orang eskimo? kenapa mereka dapat hidup dirumah dengan
dinding dari salju ? apakah justru tidak menjadi lebih dingin ruangan tersebut. Salju jelas bukan
konduktor, tetapi ternyata merupakan isolator yang baik. Didalam rumah eskimo yang terbuat
dari dinding salju, udara juga turut berperan dalam menjaga kehangatan yang ada. Satu-satunya
sumber panas adalah tubuh orang eskimo itu sendiri. Udara dan dinding salju menjaga agar
panas yang ada tidak cepat keluar dari rumah tersebut, itulah rahasia orang eskimo.
Coba jelaskan, kenapa ikan di bawah danau yang permukaannya tertutup salju juga masih
bisa hidup ? coba jelaskan bagaimana salju diatas rumah dapat mencair, (meskipun diindonesia
tidak ada salju kecuali di puncak jayawijaya papua). Seberapa cepat panas dapat mengalami
transfer, pada peristiwa konduksi dapat diukur dengan perumusan :
k x A x (Thot - Tcold )
H = (18)
d
dengan:
H adalah laju aliran panas

Heri-1
K adalah koefisien konduktivitas
A adalah luas permukaan
Thot adalah suhu yang lebih tinggi
Tcold adalah suhu yang lebih rendah
d adalah tebal atau panjang benda yang dialiri panas.

Contoh soal :
Sebuah rumah dengan dinding kayu berukuran 3m x 5m dan tebal 2 cm. Pada hari hujan
suhu diluar rumah 20oC dan suhu didalam rumah 28oC. Berapakah laju aliran panas keluar rumah
melalui dinding kayu tersebut?
Jawab :
Luas area yang dilewati panas : 3m x 5 m = 15m2
Tebal = 2cm = 2 x 10-2m
Koefisien konduktvitas kayu = 0.12 J/m.s.oC
Beda panas = Thot – Tcold = 20 – 8 = 12oC
kxAx(Thot - Tcold )
Maka laju aliran panas : H =
d
0.12 x15 x( 20 - 8)
H =
2 x10 - 2
H = 1080 J/m.s.o C

2. Konveksi
Zat cair dan gas mentrasfer panas melalui pergerakan molekul-molekulnya sendiri. Pada
saat kita memasak air, air dari bawah panci yang sudah panas akan bergerak keatas dan air yang
diatas akan turun kebawah. Sehingga air yang kebawah menjadi panas dan bergerak lagi keatas.
Dan terjadi terus menerus sehingga keseluruhan air menjadi panas dan mendidih. Peristiwa ini
disebut Konveksi.

Heri-1
Peristiwa konveksi
Konveksi merupakan proses transfer panas yang melibatkan perpindahan dari molekul-
molekul zat cair maupun gas. Konveksi terjadi pada fluida yaitu zat cair dan gas. Fenomena
angin panas yang memanaskan suatu daerah merupakan peristiwa konveksi, pemanasan ruang di
gedung-gedung juga menggunakan aliran udara panas. Coba sebutkan peristiwa atau fenomena
konveksi lainnya ?

Arus konveksi alami

Sesungguhnya arus konveksi dialam dihasilkan dari pemanasan yang tidak sama antara
daratan dan lautan. Pada siang hari daratan lebih panas dari air laut, sehingga angin dari laut
mengalir ke daratan dan angin didaratan bergerak keatas. Ketika malam hari, daratan lebih
dingin daripada lautan, sehingga angin bergerak dari darat ke laut. Dengan demikian kamu harus
sudah tahu alasan mengapa nelayan mulai mencari ikan pada malam hari.

Trik memegang api lilin


Kita dapat meletakan tangan kita disamping nyala lilin, dan akan terasa hangat ditangan.
Namun apabila tangan kita pindahkan diatas nyala lilin, maka tangan akan terasa sangat panas.
Mengapa demikian ? dapatkah anda membantu menjelaskan.

Heri-1
Air Mendidih dan Es bersatu

Pada Gambar menunjukkan air di dalam sebuah tabung reaksi diisi dengan es batu.
Kemudian tabung di miringkan dan di ujung tabung didekatkan dengan nyala api. Setelah
beberapa saat maka air diujung tabung akan mendidih sementara es batu dibagian bawah tetap
berwujud es batu. Mengapa demikian ? dapatkah kamu membantu menjelaskannnya ?

3. Radiasi
Kita tahu bahwa disiang hari yang terik bila kita bermain diluar rumah kita akan merasa
kepanasan. Mengapa ? Tentu semua sudah tahu jawabannya, karena adanya sinar matahari.
Tahukah anda jarak matahari bumi berjarak ± 150 ribu km. Jarak yang sangat jauh sekali.
Namun sinar matahari dari yang sangat jauh tersebut dapat memanaskan bumi kita ini, bahkan
sinar tersebut ketika menuju bumi melewati ruang hampa di luar ruang angkasa. Energi panas
dari matahari dapat ditransfer ke bumi bukan melalui konduksi maupun konveksi, namun melalui
radiasi. Radiasi merupakan transfer panas secara pancaran spontan dan dapat melalui ruang
hampa. (Radiasi yang dibicarakan disini adalah radiasi elektromagnet, termasuk cahaya tampak
dan bukan radiasi dari zar radioaktif).

Tipe energi radiasi


Energi radiasi yang ditransfer disebut sebagai energi radian. Energi radian dalam bentuk
gelombang elektromagnetik (GEM), termasuk dalam GEM adalah microwave, inframerah,

Heri-1

Gelombang Elektromagnetik
cahaya tampak, ultraviolet, sinar x dan sinar gamma. Bentuk GEM dapat dilihat pada gambar
berikut :

Spektrum dari GEM dapat kita lihat dari Gambar 10. berikut;

Spektrum Gelombang Elektromagnetik

Tipe-tipe energi radian ini di urutkan berdasarkan panjang gelombang. Infrared memiliki
panjang gelombang yang lebih panjang dibanding cahaya tampak, sedangkan ultraviolet
memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dibanding cahaya tampak. Didalam cahaya
tampak (me-ji-ku-hi-bi-ni-u) merah memiliki panjang gelombang terbesar dan ungu memiliki
panjang gelombang terpendek.
Panjang gelombang pada GEM berhubungan dengan frekuensi radiasi. Frekuensi
merupakan laju vibrasi sebuah gelombang. Pada Gambar 11. dibawah ini gadis pada bagian a,
menggerakkan tali dengan frekuensi rendah sedangkan pada bagian b, gadis tersebut
menggerakkan tali dengan frekuensi yang lebih tinggi.

A B

Jenis frekuensi pada gelombang tali

Heri-1
Hubungan frekuensi dan panjang gelombang merupakan hubungan terbalik. Apabila
panjang gelombangnya pendek maka frekuensinya tinggi, begitu pula sebaliknya. Frekuensi
yang rendah akan menghasilkan gelombang dengan panjang gelombang yang panjang.

Energi Emisi Radiasi


Setiap zat pada suhu berapapun diatas nol mutlak (0 K) akan memancarkan energi
radiasi. Puncak frekuensi dari energi radian proporsional dengan suhu mutlak pemancarnya. Hal
ini terlihat pada Gambar 12. berikut :

Kurva radiasi untuk beberapa suhu yang berbeda

Permukaan matahari memiliki suhu yang sangat tinggi sehingga memancarkan radiasi
dengan frekuensi yang tinggi dan sebagian besar pada porsi cahaya tampak. Permukaan bumi
relatf lebih dingin dibanding matahari, dengan demikian bumi pun memancarkan radiasi dengan
frekuensi yang lebih rendah dari cahaya tampak. Radiasi yang dipancarkan oleh bumi disebut
radiasi terrestrial. Hampir semua orang tahu kalau matahari memancarkan energi, namun hanya
sedikit orang yang tahu kalau bumi pun juga memancarkan energi.
Laju energi yang dipancarkan dalam radiasi diekspresikan oleh persamaan stefan.
P = . A.e. T4 (19)

dengan :
P adalah daya radiasi dalam watt
 adalah konstanta stefan-boltzmann = 5,67 x 10-7 W/m2.K4
A adalah luas area pemancaran
e adalah koefisien emisivitas
T adalah suhu dalam kelvin

Heri-1
Kerjakanlah beberapa soal di bawah ini di dalam kelas.
1. Sebuah benda berada pada suhu -20C sedangkan benda lain pada 200 F. Benda mana yang
lebih dingin? Jelaskan.

2. Suhu suatu benda sebesar 680 F. Berapakah suhu benda itu jika diukur dengan
termometer:
a. skala celcius?
b. skala kelvin?
c. skala reamur?

3. Sebuah bejana kaca 1 liter diisi samapai penuh dengan alkohol pada 10 0 C. Jika
temperatur naik menjadi 300 C, berapa banyak alkohol yang tumpah dari bejana tersebut?
(diketahui muai volum alkohol 1,1 x 10-3 / 0 C).

4. Sebuah mobil mempunyai tangki bahan bakar baja 60 L yang diisi dengan bensin sampai
penuh ketika suhunya 100C. Koefisien muai volum bensin adalah 0,90 x 10-3/0C. Dengan
memperhitungkan pemuaian tangki baja, berapa banyak bensin yang tumpah dari tangki
bila mobil diparkir di bawah sinar matahari dan suhunya naik menjadi 25 0 C?. (diketahui
koefisien muai panjang baja 11 x 10-6 /0C).

5. Termometer fahrenheit menunjukkan angka yang sama dengan dua kali angka yang
ditunjukkan oleh termometer celcius pada suhu .....

6. Suhu suatu zat diukur oleh temperatur fahrenheit adalah 55 0F. Jika diukur dengan
termometer kelvin, maka suhu zat tersebut adalah ........

7. Batang besi panjangnya 2m pada suhu 20 0 C. Setelah suhunya mencapai 80 0C, panjang
batang besi menjadi ............... (α =0,000011/0C)

8. Volum minyak tanah dalam sebuah wadah 0 0C adalah 1 liter. Jika koefisien muai ruang
minyak tanah 0,000955/0C, maka volum minyak tanah pada suhu 100 0C adalah ..........

Heri-1
9. 4 gram besi dipanaskan dari 25 0C hingga 75 0C. Jika kalor jenis besi 0,11 kal/g 0C,
kalor yang diperlukan adalah .........

10. 3 g balok baja suhu 5 0C. Kalor jenis baja 0,11 kal/g 0C, kemudian balok baja tersebut
dipanaskan hingga 30 0C. Berapakah kalor yang telah diterima balok tersebut? ..........

11. Jika untuk menaikkan suhu 500 gram aluminium sebesar 10 0C deperlukan kalor sebesar
1050 kalori, kalor jenis aluminium tersebut adalah ........

12. Sebuah bejana aluminium berisi 4 kg air dipanaskan dengan sebuah pembakar bensin
selama 1 menit sehingga suhu air naik sebesar 10 0C. Jika kalor yang diserap bejana
diabaikan, berapakah rating daya pembakaran besin tersebut? .........

Referensi dan Sumber Soal


Foster, B. (1999), SeribuPena Fisika SMP Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Halliday, D., Resnick, R., 1994, PHYSICS, terjemahan: Pantur Silaban dan Erwin Sucipto.
Jakarta: Erlangga.
Tipler (2000). Physics for Scientists and Engineers. Edisi ke-5. Saunders College Publishing.
Orlando
Winasti, A. dan Erawati, D. (2005), Buku Kerja Sains Fisika 2A, esis, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Heri-1

Anda mungkin juga menyukai