Oleh:
Stya Wati Ningrum, Bagus Wicaksono, Aditya Nanda Priyatama
Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Sebelas Maret
styawatiningrum@gmail.com
ABSTRAK
Kepuasan kerja atau kepuasan karyawan merupakan salah satu variabel yang sering digunakan
dalam perilaku organisasi. Kepuasan kerja merupakan respon sikap karyawan terhadap organisasinya
mengenai kesejahteraan karyawan di tempat kerja. Kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan
terhadap organisasi dipengaruhi oleh keadilan distributif dan keterlibatan karyawan di tempat kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui hubungan antara keadilan distributif dan keterlibatan
kerja dengan kepuasan kerja pada pegawai honorer puskesmas di kabupaten sukoharjo, (2)
mengetahui hubungan antara keadilan distributif dengan kepuasan kerja, dan (3) mengetahui
hubungan antara keterlibatan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan honorer puskesmas di
kabupaten sukoharjo.
Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 60 karyawan yang berstatus sebagai honorer.
Pengambilan sampel menggunakan studi populasi atau sensus dengan menggunakan keseluruhan
jumlah populasi. Penelitian ini menggunakan tiga skala psikologis, yaitu skala kepuasan kerja, skala
keadilan distributif dan skala keterlibatan kerja. Hipotesis pertama diuji dengen menggunakan analisis
regresi linier berganda, sedangkan hipotesis kedua dan ketiga diuji dengan menggunakan uji korelasi
parsial.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
keadilan distributifdan keterlibatan kerja dengan kepuasan kerja pada karyawan honorer puskesmas di
kabupaten sukoharjo. (Nilai Fhitung 28,464 > Ftabel 3,05; p < 0,05; R = 0,707). Secara parsial, penelitian ini
juga menunjukkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara keadilan distributif dengan
kepuasan kerja (r = 0,429; p < 0,05). Terdapat pula hubungan yang positif dan signifikan antara
keterlibatan kerja dengan kepuasan kerja (r = 0,437; p < 0,05). Nilai R 2 dalam penelitian ini sebesar 0,5
atau 50% yang terdiri atas sumbangan efektif keadilan distributifterhadap kepuasan kerja sebesar
24,529% dan sumbangan efektif keterlibatan kerja terhadap kepuasan kerja sebesar 25,407%.
Kata Kunci: kepuasan kerja, keadilan distributif, keteribatan kerja
52
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
53
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
Gorda (2004) kepuasan kerja merupakan akan berbicara positif tentang organisasi,
salah faktor yang bisa menjadi pendorong senang membantu rekan kerja, dan
meningkatkan kinerja pegawai yang akan menganggap sebagian dari harapannya
memberikan kontribusi pada organisasi. telah terpenuhi. Perilaku positif tersebut
Lock (dalam Aryaningtyas dkk, dipengaruhi oleh kepuasan kerja, melalui
2013) menjelaskan bahwa kepuasan kerja persepsi-persepsi keadilan (Robin dkk ,
mengacu pada suatu keadaan emosional 2015). Persepsi keadilan menjadi salah
positif terhadap pekerjaan yang dilakukan. satu faktor yang dapat mempengaruhi
Reaksi emosional tersebut disebabkan kepuasan kerja, dilihat dari perasaan
adanya dorongan, keinginan, tuntutan, dan karyawan mengenai perlakuan dari
harapan terhadap pekerjaan,yang organisasi. Kepuasan kerja karyawan erat
menimbulkan perasaan puas pada hubungannya dengan keadilan yang di
karyawan (Sutrisno, 2010). Apabila dapat ketika berada di organisasi (Blum,
kepuasan dapat diperoleh dari pekerjaan, dalam As'ad, 2001).
karyawan cenderung bekerja dengan lebih Organisasi dirasakan adil oleh
semangat, selain itu kepuasan kerja juga karyawan apabila karyawan
sebagai pendorong moral, kedisiplinan, mempersepsikan adanya keadilan di dalam
dan prestasi kerja karyawan dalam organisasi. Persepsi keadilan organisasi
perusahaan (Hasibuan, 2003). memiliki tiga tipe yaitu keadilan
Kovach (dalam Yuwono, 2005) prosedural, keadilan interaksional dan
menyatakan bahwa kepuasan kerja keadilan distributif (Colquitt, dkk dalam
merupakan keadaan yang menyenangkan Katrinli, 2010). Menurut Tyler (dalam
bagi individu sebagai akibat dari sesuainya Katrinli, 2010) ketiga tipe keadilan
nilai-nilai diri dengan pekerjaan. Umar organisasi memberikan dampak terhadap
(2008) menyatakan bahwa kepuasan kerja kepuasan kerja, namun keadilan
mengacu pada kesesuaian antara harapan distributiflah yang paling berpengaruh
seseorang yang timbul dengan imbalan terhadap kepuasan kerja dibandingkan
yang didapatkan, sedangkan kepuasan keadilan prosedural dan interaksional.
kerja yang diungkapkan oleh Broome Selain itu, Spector (1997) mengidentifikasi
(2009) merupakan reaksi afektif terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kondisi pekerjaan, yaitu suatu konsep kepuasan kerja dan didalamnya terdapat
intuitif yang dianggap sebagai tujuan gaji, promosi serta penghargaan yang
karyawan. Karyawan yang puas cenderung termasuk bagian dari aspek keadilan
54
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
distributif, hal ini menunjukan bahwa untuk keluar dari organisasi untuk
kepuasan kerja yang dimiliki oleh membalas ketidak adilan yang diberikan
karyawan memiliki hubungan dengan perusahaan kepada karyawan (Rusbult
keadilan distributif yang ada di organisasi dalam Schuler, 1997).
melalui gaji, promosi, dan penghargaan Persepsi karyawan tentang
yang diberikan kepada karyawan. aspek keadilan dan ketidak adilan dalam
Menurut Adams (1965) kehidupan organisasi merupakan bentuk
keadilan distributif merupakan perlakuan reaksi karyawan yang berhubungan dengan
yang sama terhadap karyawan dalam hal penilaian tentang kewajaran dan kelayakan
gaji, jam kerja, promosi dan imbalan yang terdapat dalam kehidupan organisasi
lainnya. Folger dkk (dalam Katrinli, 2010) (Folger, dkk, dalam Pareke, 2004).
menyatakan bahwa keadilan distributif Persepsi karyawan tersebut
merupakan keadilan yang dirasakan dikonseptualisasikan kedalam keadilan
terhadap outcome yang diterimanya. organisasi melalui penelitian Katrinli dkk
Keadilan yang dirasakan oleh karyawan (2010) kaitannya dengan keadilan
tersebut menyangkut masalah persepsi distributif dan kepuasan kerja. Subyek
karyawan terhadap adil tidaknya gaji yang dalam penelitian tersebut terdiri dari 1.401
karyawan terima (Folger, dkk dalam Aryee karyawan yang terdiri dari karyawan
dkk, 2001). Selain itu, keadilan tersebut diperusahaan swasta Turki yang beroperasi
juga dilihat dari penghargaan yang di bidang makanan, tekstil, pariwisata,
diberikan perusahaan pada karyawan telah otomotif, pendidikan, kesehatan, ritel dan
sesuai dengan usaha yang karyawan sektor transportasi. Hasil penelitian
berikan terhadap perusahaan (Blakely dkk, tersebut menunjukan adanya hubungan
2005). Penghargaan tersebut akan yang positif dan signifikan antara keadilan
berpengaruh pada kesejahteraan anggota distributif dengan kepuasan kerja yang
organisasi (Budiarto, 2005). Sedangkan artinya karyawan yang merasa adanya
karyawan yang memiliki persepsi bahwa keadilan distributif yang tinggi maka
mereka diperlakukan tidak adil oleh kepuasan kerja juga tinggi sebaliknya bila
perusahaan akan menunjukan perilaku keadilan distributif rendah maka kepuasan
yang negatif terhadap organisasi (Adam, kerja karyawan juga rendah.
dalam Hasmarini, 2008). Perilaku negatif Faktor lain yang mempengaruhi
tersebut dilakukan dengan bentuk kepuasan kerja adalah keterlibatan kerja.
komitmen yang rendah dan keinginan Menurut Mangkunegara (2005) terdapat
55
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
56
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
57
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
terdapat 31 aitem untuk skala kepuasan Fhitung kemudian dibandingkan dengan nilai
kerja dengan koefisien reliabilitas sebesar Ftabel yang hasilnya 28,464 > 3,16 (Fhitung>
0,923, kemudian 20 aitem untuk skala Ftabel).
keadilan distributif dengan koefisien Hasil uji korelasi parsial
reliabilitas sebesar 0,944, dan 17 aitem menunnjukan bahwa hipotesis kedua dan
untuk skala keterlibatan kerja dengan ketiga dalam penelitian iniditerima.
koefisien reliabilitas sebesar 0,864. Tabel. 2
Hasil Analisis Korelasi Parsial
Keadilan Distributif dengan Kepuasan
HASIL-HASIL Kerja
Hasil uji hipotesis dalam Correlations
penelitian ini menunjukan bahwa hipotesis Control Variables K K
epKer eDis
pertama diterima, yaitu dengan adanya K K Co 1 ,
hubungan yang positif dan signifikan etKer epKer rrelation ,000 429
Sig . ,
antara keadilan distributif dan keterlibatan nificance 001
kerja dengan kepuasan kerja. (2-tailed)
Df 0 5
Tabel. 1 7
Hasil Uji Simultan K Co , 1
ANOVAb eDis rrelation 429 ,000
M S Sig , .
odel um of M nificance 001
Square ean d S (2-tailed)
s f Square ig.
F
Df 5 0
1R 2 2 1 2 , 7
egressio 833,03 416,51 8,46 000
a Berdasarkan tabel diatas dapat
n 8 9 4
R 2 5 4 dilihat bahwa signifikansi 0,001 (p < 0,05),
esidual 836,61 7 9,765 dengan nilai korelasi sebesar 0,429 yang
2
T 5 5 menunjukan korelasi signifikan antara
otal 669,65 9 keadilan distributif dengan kepuasan kerja
0
a. Predictors: (Constant), KetKer, dengan arah hubungan yang bersifat
KeDis positif, yang artinya semakin tinggi
b. Dependent Variable: KepKer
Berdasarkan tabel diatas, keadilan distributif maka semakin tinggi
menunjukan bahwa hasil uji hipotesis pula kepuasan kerja. Sehingga kesimpulan
dengan regresi linier berganda diperoleh dari tabel diatas bahwa hipotesis kedua
Fhitung sebesar 28,464 dengan p-value yang dapat diterima yang menunjukan adanya
diperlihatka pada kolom Sig. sebesar pengaruh keadilan distributif terhadap
0,000. Kemudian, Ftabel sebesar 3,16, nilai kepuasan kerja.
58
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
59
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
60
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
61
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
mensyukuri pekerjaan yang dimiliki reward dalam bentuk gaji dengan yang
menjadi masukan bagi instansi yang rendah ataupun tinggi. Perlu pula
kepuasan kerja dari karyawan agar kontribusi berupa kegiatan yang dapat
62
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
63
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
64
STYA / HUBUNGAN ANTARA KEADILAN DISTRIBUTIF DAN
65