Anda di halaman 1dari 2

CONTOH KRITIK

Mimpi adalah bagian kehidupan. Tanpa mimpi kita akan kurang bersemangat untuk menjalani
kehidupan. Novel Sang Pemimpi adalah sebuah novel kedua karya Andrea Hirata yang merupakan
bagian tetralogi Laskar Pelangi.

Sang Pemimpi adalah judul yang tepat untuk novel ini karena memang kisah yang disajikan membuat
pembaca yakin akan kekuatan mimpi. Tentunya, dengan cinta, pengorbanan, dan rahmat Tuhan, kita
akan dapat mewujudkan mimpi yang kita miliki.

Tiga tokohnya, Arai, Ikal, dan Jimbron, yang digambarkan sebagai pemimpi telah menamatkan SMP
dan akan melanjutkan ke SMA. Dari sinilah perjuangan dan mimpi mereka dimulai.

Tidak tanggung-tanggung, Arai dan Ikal bermimpi untuk kuliah ke Perancis, sedangkan Jimbron
memutuskan untuk menetap di Belitung. Demi impian tersebut, apapun mereka lakukan.

Impian Arai dan Ikal untuk kuliah di Prancis terwujud, Namun, ini barulah awal perjuangan yang
sesungguhnya.

Kekuatan novel ini terdapat dalam nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pembaca diajarkan agar
menjadi orang yang senantiasa bersyukur. Walaupun di tengah kekurangan, jangan mengeluh dan
selalu berusaha serta berdoa. Selain itu, dengan kekuatan mimpi, jangan pernah menyerah dan larut
dalam kesedihan. Selain itu, penulis mengajarkan tentang nilai-nilai untuk patuh pada perkataan
orang tua.

Dalam novel Sang Pemimpi, juga terdapat kekurangan yang dapat menjadi masukan bagi penulis.
Pembaca dapat mengalami kesulitan dalam memahami bahasa yang digunakan karena ada
penggunaan bahasa daerah dan bahasa Inggris yang tidak dijelaskan di glosarium. Sebaiknya penulis
melengkapi kosakata berbahasa daerah dan asing pada glosarium sehingga pembaca tidak bingung
dengan istilah-istilah tersebut. Hal yang digambarkan lewat kata-kata dari kutipan. “Lalu kami beralih
menjadi part time office boy di kompleks kantor pemerintah. (hal. 69)

REFERENSI : https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-ciri-struktur-kritik-sastra-dan-esai
CONTOH ESAI

CANDU. Sebuah kata yang tepat untuk menggambarkan keterikatan masyarakat kita pada media
sosial. Semua kalangan seakan “terjerat” dalam rutinitas yang sama setiap harinya. Terlebih lagi
kaum remaja. Remaja larut dalam aktivitas yang satu ini hampir sepanjang hari. Tentunya ada
keasikan tersendiri sehingga remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya. Salah satunya,
sebagai wadah menuangkan berekspresinya.

Penggunaan media sosial di kalangan remaja akan memberikan dampak bagi penggunanya. Remaja
yang tentunya masih dalam usia belajar, sering terganggu waktu belajarnya. Ditambah lagi, sebaran
informasi melalui media sosial dapat membentuk opini di kalangan remaja. Misalnya tentang
standar kecantikan di kalangan remaja perempuan. Hal lainnya yang sangat berbahaya dari media
sosial adalah pornografi dan kejahatan melalui internet.

Walaupun demikian, kita tidak menampik bahwa media sosial pun memiliki dampak positif, di
antaranya untuk menjaga silaturahmi dengan keluarga ataupun saudara yang jauh jarak tempat
tinggalnya, mendapatkan ilmu pengetahuan baru, sebagai sumber penyebaran informasi,
memperluas jaringan pertemanan, dan sebagai media media promosi bisnis.

Penggunaan teknologi modern tentunya tidak lepas dari pengaruh positif dan negatif. Tentu saja hal
ini bergantung dari penggunanya, Remaja diharapkan dapat membatasi diri sendiri serta kontrol dari
orang tua sangat diperlukan.

REFERENSI : https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-ciri-struktur-kritik-sastra-dan-esai

Anda mungkin juga menyukai