Oleh :
Dimas Galistan (0710019000)
Erlita Dara Sabila (071001900028)
Felicia Vanessa Moningka (0710019000)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
kasih dan sayang-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Presentasi
Laboratorium Teknik Pemboran dan Produksi .
Dengan segala kerendahan hati izinkanlah penulis untuk menyampaikan rasa
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua abang dan kakak
aslab yang telah berbagi ilmu yang berharga bagi kami selaku praktikan selama satu
semester ini dengan sangat baik, semoga kebaikan abang dan kakak aslab menjadi amal
yang senantiasa mendapat balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Tuhan YME.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam laporan ini,
untuk itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari ditulisnya makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu stuck pipe,
penyebabnya dan cara menanggulangi nya apabila terjadi stuck pipe.
BAB II TEORI DASAR
Dalam dunia perminyakan banyak factor yang perlu diperhatikan, khususnya dalam
upaya meningkatkan kesuksesan dalam menemukan minyak dan gas, salah satu nya
adalah operasi pengeboran, Operasi pemboran itu sendiri merupakan usaha yang perlu
dilakukan untuk menuju titik minyak atau gas yang terletak didalam formasi dengan cara
membuat lubang hingga kedalaman tertentu.
Untuk mencapai reservoir, pahat bor akan menembus berbagai batuan yang ada
diatas reservoir tersebut yang masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda.
Operasi pemboran tidak selalu berjalan lancar seperti yang direncanakan.
Pemboran adalah kegiatan yang ditujukan untuk membuktikan dan memproduksikan
hidrokarbon. Dalam operasi pemboran pada sumur minyak dan gas pasti terdapat
berbagai masalah, dan karena terjadinya masalah pasti menyebabkan kerugian waktu dan
biaya, oleh karena ini masalah dalam dunia pemboran yaitu stuck pipe (pipa pemboran
yang terjepit) yang disebabkan oleh swelling clay. Makalah ini akan membahas apa itu
stuck pipe, jenis stuck pipe, pencegahan dan cara menanggulangi apabila terjadi stuck
pipe.
Dalam proses pengeboran adakala nya ditemui beberapa masalah yang menghambat
proses pengeboran, baik pada saat melakukan proses pengeboran maupun pada saat
proses selesai. Pipa terjepit secara mekanis disebabkan antara lain : lubang bor runtuh,
shale yang mengembang, undergauge hole, junk, green cement dan collapsed casing.
Pipa terjepit jenis ini karena dinding lubang bor yang runtuh (caving)
yang mengisi anulus antara pipa dan dinding lubang. Adapun dinding lubang
runtuh dapat disebabkan oleh :
1. Formasi yang kurang kompak dan rapuh (pasir lepas, batubara, brittle shale)
2. Tekanan hidrostatik lumpur yang kecil
3. Shale yang sensitive terhadap air
Runtuhan dari dinding ini akan berkumpul di annulus dan memegang
rangkaian bor, sehingga mengakibatkan rangkaian bor terjepit. Tanda telah terjadi
runtuhan saat melakukan pemboran adalah :
1. Cutting yang keluar bertambah banyak
2. Cutting yang keluar berukuran besar dan bentuknya pipih
3. Tekanan pompa lumpur naik
4. Torsi naik
Sebagai tanda telah terjadi pipa terjepit karena runtuhan dinding lubang adalah :
1. Rangkaian tidak bisa digerakkan, diputar dan diangkat
2. Tekanan pompa naik secara mendadak
Dan untuk mencegah runtuhnya dinding lubang bor dapat dilakukan hal sebagai
berikut :
1. Menaikkan tekanan hidrostatik lumpur supaya dapat menahan dining lubang
agar tidak runtuh
2. Kecepatan aliran di anulus diusahakan jangan terlalu tinggi
3. Jenis aliran di anulus harus laminar
4. Menggunakan lumpur dengan water loss yang kecil pada saat menembus
formasi shale
Stuck Pipe atau pipa terjepit adalah suatu keadaan dinana bagian rangkaian pipa
pemboran sudah tidak dapat digerakkan, baik diputar maupun diangkat. Adapun stuck
pipe ini terjadi dikarenakan dua aspek, antara lain aspek formasi dan aspek lumpur
pemboran.
Pada aspek formasi, formasi yang biasanya ditembus saat proses pemboran adalah
claystone dan sandstone. Sebagai reservoir, claystone merupakan batuan lunak yang akan
mengembang jika terhidrasi oleh air. Swelling atau pembekakan dapat memungkinkan
pipa akan terjepit di dalam formasi dan akibatnya formasi bisa runtuh. Sebagai reservoir,
sandstone merupakan batuan yang sifatnya lebih keras daripada clay, namun formasi ini
juga mudah runtuh.
Pada aspek lumpur pemboran, drilling fluid atau lumpur pemboran merupakan
suatu fluida yang dipakai saat sirkulasi operasi pengeboran, Biasanya hal ini terjadi
karena lumpur yang digunakan kurang stabil.