Anda di halaman 1dari 7

TUGAS MANDIRI

BIOKIMIA

Nama : Balqis Daffa Shabrani


NIM : 2348401002
Kelompok : Kelompok B 4

Hari/Tanggal : Rabu, 30 Januari 2024


Kelas : Tingat 1 Reguler 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


JURUSAN DIII FARMASI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2024
1. Katabolisme dan Anabolisme Protein
A. Pengertian Katabolisme dan Anabolisme Protein
Sama seperti metabolisme lain yang terjadi di dalam tubuh, metabolisme
protein juga terjadi dalam dua fase, yaitu anabolisme dan katabolisme.
Anabolisme adalah proses perubahan asam amino menjadi protein.
Sedangkan, katabolisme adalah proses pemecahan protein menjadi asam
amino. Metabolisme protein menghubungkan kedua proses ini sehingga
tubuh dapat menghasilkan energi dan memperbaiki sel-sel yang rusak.

B. Katabolisme Protein
Katabolisme protein adalah pemecahan protein menjadi
senyawa peptida yang selanjutnya dipecah kembali menjadi asam amino.

Proses katabolisme ini biasanya diawali di dalam lambung oleh pepsin, dan
berakhir di usus halus oleh enzim protease pankreas dan peptidase yang
terletak membran batas sikat. Asam amino akan melewati katabolisme yang
mayoritas terjadi di hati dan melewat beberapa proses penguraian,
yaitu deaminasi, transaminasi, dekarboksilasi dan dehidrogenasi
.
Gugus amino masuk ke
dalam siklus urea untuk
diekskresikan. Asam
amino yang telah terurai
akan diproses menjadi
bahan bakar untuk
menghasilkan energi
melalui siklus asam sitrat.
C. Anabolisme Protein
Tahapan anabolisme protein terbagi menjadi dua bagian yaitu transkripsi dan
translasi. Secara umum, anabolisme protein berawal dari DNA, lalu
pembentukan RNA, kemudian penyusunan protein (DNA > RNA > Protein).
Proses perubahan molekul ini juga dengan central dogma.

1) Transkripsi
Proses sintesis protein di tahap awal ini merupakan proses dimana terjadi
penyalinan sebagian molekul DNA. Penyalinan ini dilakukan karena
lokasi DNA ada di nukleus, sementara proses pembentukan protein yaitu
di ribosom yang terletak pada sitoplasma.

Dikarenakan DNA tidak mampu bergerak sendiri ke ribosom, maka DNA


butuh penggerak yaitu RNA polimerase (mRNA) untuk mendatangi
DNA, menyalin kode genetik atau membuat cetakan, lalu memindahkan
salinan DNA tersebut ke ribosom. Maka dalam hal ini, mRNA disebut
sebagai pembawa pesan.

Dalam proses transkripsi juga terbagi menjadi 3 tahapan sebagai berikut:


a) Inisiasi
RNA polimerase memecah sebagai molekul DNA yang berisi
segmen-segmen berupa gen. Dalam gen, terdapat bagian ujung yang
disebut promoter dan terminator. RNA polimerase akan bergerak dari
bagian terminator ke promoter untuk memecah DNA. Jika RNA
polimerase telah berhasil di bagian promoter maka proses inisiasi ini
selesai.
b) Elongasi
Proses ini yaitu saat RNA polimerase kembali ke terminator setelah
mencapai promoter, sehingga terbentuklah mRNA yang akan
menyalin kode genetik pada DNA.
c) Terminasi
Proses terakhir transkripsi yaitu ketika untaian mRNA telah selesai
terbentuk dan lepas dari DNA untuk pergi ke ribosom.
2) Translasi
Ketika mRNA yang membawa salinan DNA berhasil membawanya ke
ribosom, terjadilah proses translasi yaitu proses penerjemahan atau
penguraian kode-kode genetik hasil salinan DNA yang sudah dibawa
mRNA sebelumnya. Kode genetik ini yang akan menghasilkan
polipeptida sebagai penyusun protein.

Translasi juga terbagi ke dalam 3 tahap, berikut diantaranya:


a) Inisiasi
Pada tahap ini mRNA datang membawa kodon-kodon DNA sampai
ke ribosom. Kodon pertama yang bertemu ribosom disebut kodon
start atau AUG.
b) Elongasi
Kodon yang dibawa mRNA akan diuraikan atau diterjemahkan
menjadi asam amino kemudian masing-masing digabung dengan
tRNA yang membawa asam amino untuk menyusun protein.
Sehingga gabungan tersebut akan membentuk rantai polipeptida.
c) Terminasi
Proses translasi terakhir yaitu saat salah satu kodon stop antara UAA,
UAG, atau UGA bertemu dengan ribosom yang kemudian menjadi
kodon stop atau AUU.
2. Asam Amino Esensial dan Nonesensial
A. Asam Amino Esensial
Asam amino esensial adalah asam amino yang tidak dapat diproduksi sendiri
oleh tubuh. Oleh sebab itu, pemenuhannya hanya bisa didapatkan melalui
makanan, seperti telur, daging, susu, kedelai, dan lainnya. Contoh asam
amino esensial adalah Fenilalanin, Valin, Histidin, Metionin, Isoleusin,
Leusin, Lisin, Treonin, Triptofan

B. Asam Amino Nonesensial


Asam amino non esensial adalah asam amino yang dapat diproduksi sendiri
oleh tubuh. Artinya, kebutuhannya akan senantiasa tercukupi melalui proses
metabolisme di dalam tubuh. Contoh asam amino non esensial adalah Tirosin,
Glisin, Alanin, Arginin, Glutamin, Serin, Asam glutamat, Prolin,
Sistein ,Asparagin, Asam aspartat.

Perbedaan asam amino esensial dan non esensial adalah terletak pada sumber
perolehannya. Asam amino esensial hanya bisa diperoleh dari makanan,
sementara asam amino non esensial bisa diperoleh dari asam organik di
dalam tubuh dan makanan.

3. Kaitan Obat Hipertensi dengan Enzim yang Ada Dalam Tubuh


A. Renin Inhibitor
Fungsi enzim renin adalah mengontrol tekanan darah dan menjaganya tetap
stabil. Enzim ini dihasilkan oleh sel-sel khusus di ginjal. Untuk
mengatur tekanan darah, enzim renin bekerja sama dengan hormon aldosteron
dan angiotensin, lalu membentuk suatu sistem yang dinamakan renin-
angiotensin aldosterone system (RAAS).

Sistem renin-angiotensin-aldosteron (SRAA) memiliki peranan penting dalam


patofisiologi hipertensi. Komponen di dalamnya adalah renin yang
merupakan enzim yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun sangat
rendah.
3 Angiotensin- converting enzyme inhibitor (ACEI) dan angiotensin receptor
blocker (ARB) merupakan dua obat antihipertensi yang saat ini banyak
digunakan. Kedua obat tersebut bekerja dengan mengendalikan SRAA.
Namun, ACEI dan ARB dikatakan belum sepenuhnya efektif karena
menghasilkan efek supresi SRAA yang inkomplit. Hal tersebut akhirnya
membatasi potensi terapetik kedua obat tersebut.

B. ACE Inhibitor

Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor adalah kelompok obat untuk


mengatasi tekanan darah tinggi (hipertensi). Obat ini juga digunakan untuk
menangani gagal jantung dan kerusakan ginjal akibat diabetes atau hipertensi.

Obat golongan ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim yang
dibutuhkan untuk memproduksi hormon angiotensin II. Hormon ini dapat
menyempitkan pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah sehingga
membuat jantung bekerja lebih keras.

Berkurangnya hormon angiotensin II oleh ACE inhibitor akan menurunkan


tekanan darah dan meringankan kerja jantung.

Anda mungkin juga menyukai