Oleh,
Kelompok III
T.A 2022
0
A. Balance Nitrogen
Pada orang dewasa yang sehat dengan energi dan asupan gizi yang memadai, kehilangan
nitrogen tergantung terutama pada jumlah dan proporsi asam amino esensial dalam makanan,
dan asupan total nitrogen. Ketika konsumsi tersebut cukup untuk mengganti kehilangan
nitrogen endogen dan untuk pertumbuhan rambut dan kuku, dapat dikatakan dalam
keseimbangan nitrogen. Ekpresi numeric untuk nitrogen balance :
Nitrogen balance : I – (U - Ue) + (F – Fe) + S
Bila asupan nitrogen melebihi keluaran nitrogen, subjek yang positif dalam
keseimbangan positif. keseimbangan positif. Ini terjadi Ini terjadi selama pertumbuhan, akhir
selama pertumbuhan, akhir kehamilan, pelatihan atle kehamilan, pelatihan atletik, dan tik,
dan pemulihan pemulihan dari penyakit. penyakit. Sebaliknya, Sebaliknya, ketika output
nitrogen nitrogen melebihi melebihi asupan nitrogen, nitrogen, subjek berada berada dalam
keseimbangan keseimbangan nitrogen nitrogen negatif. negatif. Keseimbangan
Keseimbangan nitrogen nitrogen negatif negatif 1 g / hari samadengan untuk penurunan total
protein tubuh 6,25 g / hari. Jika keseimbangan nitrogen berlanjut, penipisan penipisan
protein protein yang dihasilkan dihasilkan mungkin mungkin memiliki memiliki efek buruk
pada semua sistem organ. yang dapat memicu keseimbangan nitrogen negatif meliputi:
protein yang tidak memadai dan / atau asupan energi, ketidakseimbangan dalam EAA:
NEAA: kondisi dipercepat katabolisme protein (traumma, infeksi, sepsis, dan luka bakar) dan
kehilangan berlebihan nitrogen yang timbul dari fistula atau berlebihan diare. Nilai
keseimbangan nitrogen kisaran diamati pada pasien rumah sakit dapat bervariasi dari 4
1
sampai -20 gram nitrogen per hari.
1
B. Sintesa Protein
Kata protein berasal dari bahasa Yunani "prōtos" yang berarti "pertama" atau "paling
utama". Sedangkan kata sintesis berasal dari bahasa Yunani sunthesis, dari suntithenai, yang
berarti "menjadikan".
Jadi, sintesis protein adalah proses pembentukan molekul protein dengan melibatkan
sintesis asam amino yang terjadi di dalam nukleus dan ribosom sel yang diatur oleh DNA dan
RNA, seperti dikutip dari Biology Dictionary.
RNA merupakan materi genetik dimana basa nitrogennya terdiri dari Adenin (A),
Guanin (G), Sitosin (C), dan Urasil (U). Sedangkan DNA adalah kumpulan materi genetik
dengan satuan molekul yang disebut nukleotida. DNA merupakan sumber kode asam nukleat
yang akan menjadi asam amino dan menyusun protein. Sementara molekul RNA merupakan
hasil transkripsi dari molekul DNA dalam suatu sel yang ditranslasi menjadi asam amino
untuk protein.
Tahapan sintesis protein terbagi menjadi dua bagian yaitu transkripsi dan translasi. Secara
umum, sintesis protein berawal dari DNA, lalu pembentukan RNA, kemudian penyusunan
protein (DNA > RNA > Protein). Proses perubahan molekul ini juga dengan central dogma.
Tahap 1 - Transkripsi
Proses sintesis protein di tahap awal ini merupakan proses dimana terjadi penyalinan
sebagian molekul DNA. Penyalinan ini dilakukan karena lokasi DNA ada di nukleus,
sementara proses pembentukan protein yaitu di ribosom yang terletak pada sitoplasma.
1
Wirahadikusumah, Muhammad . 2002. Biokimia Protein, Enzim dan Asam Nukleat. Bandung: ITB Press.
2
Dikarenakan DNA tidak mampu bergerak sendiri ke ribosom, maka DNA butuh penggerak
yaitu RNA polimerase (mRNA) untuk mendatangi DNA, menyalin kode genetik atau
membuat cetakan, lalu memindahkan salinan DNA tersebut ke ribosom. Maka dalam hal ini,
mRNA disebut sebagai pembawa pesan.
1. Inisiasi
RNA polimerase memecah sebagai molekul DNA yang berisi segmen-segmen berupa gen.
Dalam gen, terdapat bagian ujung yang disebut promoter dan terminator. RNA polimerase
akan bergerak dari bagian terminator ke promoter untuk memecah DNA. Jika RNA
polimerase telah berhasil di bagian promoter maka proses inisiasi ini selesai.
2. Elongasi
Proses ini yaitu saat RNA polimerase kembali ke terminator setelah mencapai promoter,
sehingga terbentuklah mRNA yang akan menyalin kode genetik pada DNA.
3. Terminasi
Proses terakhir transkripsi yaitu ketika untaian mRNA telah selesai terbentuk dan lepas dari
DNA untuk pergi ke ribosom.
Tahap 2 - Translasi
Ketika mRNA yang membawa salinan DNA berhasil membawanya ke ribosom, terjadilah
proses translasi yaitu proses penerjemahan atau penguraian kode-kode genetik hasil salinan
DNA yang sudah dibawa mRNA sebelumnya. Kode genetik ini yang akan menghasilkan
polipeptida sebagai penyusun protein.
1. Inisiasi
Pada tahap ini mRNA datang membawa kodon-kodon DNA sampai ke ribosom. Kodon
pertama yang bertemu ribosom disebut kodon start atau AUG.
2. Elongasi
Kodon yang dibawa mRNA akan diuraikan atau diterjemahkan menjadi asam amino
kemudian masing-masing digabung dengan tRNA yang membawa asam amino untuk
menyusun protein. Sehingga gabungan tersebut akan membentuk rantai polipeptida.
3. Terminasi
Proses translasi terakhir yaitu saat salah satu kodon stop antara UAA, UAG, atau UGA
bertemu dengan ribosom yang kemudian menjadi kodon stop atau AUU.
C. Deaminasi Protein
3
Deaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus
amina dari moleku senyawa asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi
menjadi amonia.Protein dapat digunakan sebagai sumber energi setelah mengalami proses
deaminasi di hati
Pada manusia,deaminasi terutama terjadi pada hati, walaupun asam glutamat juga
mengalami deaminasi pada ginjal. Proses deaminasi dalam lingkungan aerobik akan
menghasilkan asam okso, disebut deaminasi oksidatif dan terjadi terutama di dalam hati.
D. Dekarboksilasi Protein
Dekarboksilasi adalah reaksi kimia yang menghilangkan gugus karboksil dan melepaskan
karbon dioksida (CO 2 ). Biasanya, dekarboksilasi mengacu pada reaksi asam karboksilat ,
menghilangkan atom karbon dari rantai karbon. Proses kebalikannya, yang merupakan
langkah kimiawi pertama dalam fotosintesis , disebut karboksilasi , penambahan CO2 ke
suatu senyawa. Enzim yang mengkatalisis dekarboksilasi disebut dekarboksilase atau, istilah
yang lebih formal, karboksi-lisase ( nomor EC 4.1.1).
Dekarboksilasi adalah salah satu reaksi organik tertua yang diketahui. Ini adalah salah satu
proses diasumsikan menyertai pirolisis dan distilasi destruktif . Garam logam, terutama
senyawa tembaga, memfasilitasi reaksi melalui intermediasi kompleks karboksilat logam.
Dekarboksilasi aril karboksilat dapat menghasilkan ekuivalen anion aril yang sesuai, yang
pada gilirannya dapat mengalami reaksi penggandengan silang.
4
Dekarboksilasi asam alkanoat seringkali lambat. Jadi, asam lemak tipikal tidak mudah
terdekarboksilasi. Secara keseluruhan, fasilitas dekarboksilasi bergantung pada stabilitas zat
antara karbanion R−. Pengecualian penting adalah dekarboksilasi asam beta- keto , β,γ-asam
tak jenuh, dan α-fenil, α-nitro, dan asam α-siano. Reaksi semacam itu dipercepat karena
pembentukan tautomer zwitterionik di mana karbonil terprotonasi dan gugus karboksil
terdeprotonasi.
Reaksi-reaksi karboksilasi lainnya yang ada pada siklus asam sitrat meliputi :
Metabolisme adalah proses ketika tubuh mengubah makanan dan minuman yang dikonsumsi
menjadi energi. Selama proses yang kompleks tersebut, kalori dalam makanan dan minuman
digabungkan dengan oksigen untuk melepaskan energi yang dibutuhkan tubuh untuk
berfungsi. Asam amino adalah molekul penting yang digunakan tubuh untuk membuat
protein, hormon, dan zat pemberi pesan antar-sel saraf di otak. Tubuh memerlukan
2
Richard H. Wiley dan Newton R. Smith. “m-Nitrostirena” . Sintesis Organik .; Volume Kolektif , vol. 4, hal. 731
5
setidaknya 20 jenis asam amino yang berbeda untuk menunjang kinerjanya agar bisa tetap
berjalan secara optimal.
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus fungsi karboksil (–COOH)
dan amina (biasanya –NH2), serta rantai samping (gugus R) yang spesifik untuk setiap jenis
asam amino. Dalam biokimia sering kali pengertiannya dipersempit: gugus karboksil dan
amina terikat pada satu atom karbon (C) yang sama (disebut karbon alfa atau karbon-α).
Dikenal sebagai asam amino-2 atau asam amino-alfa (rumus umumnya H2NCHRCOOH,
kecuali pada prolina). Gugus karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan
sifat basa. Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi asam
pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini terjadi karena asam amino
mampu menjadi ion zwitter.
Ada sekitar 500 asam amino yang telah diketahui, meskipun hanya 20 yang dihasilkan
oleh kode genetik. Dua puluh asam amino standar ini, ditambah dengan dua asam amino
lainnya, merupakan asam amino yang menjadi komponen penyusun protein sehingga disebut
asam amino proteinogenik. Asam amino-asam amino ini bergabung melalui ikatan peptida
membentuk molekul besar yang disebut peptida, polipeptida, hingga protein. Selain berperan
sebagai residu dalam protein, asam amino (baik proteinogenik maupun nonproteinogenik)
juga berpartisipasi dalam sejumlah proses biologis misalnya glutamat (asam glutamat
standar) dan asam gamma-aminobutirat (GABA) yang berperan sebagai neurotransmiter.
Sembilan asam amino proteinogenik disebut “esensial” bagi manusia karena tidak bisa
diproduksi oleh tubuh manusia dari senyawa lain sehingga harus diperoleh dari makanan.
Asam amino lainnya mungkin bersifat esensial dalam kondisi tertentu, misalnya untuk usia
atau kondisi medis tertentu. Asam amino esensial juga dapat berbeda-beda di antara
spesies.[b] Karena signifikansi biologisnya, asam amino penting dalam nutrisi dan biasanya
digunakan dalam suplemen nutrisi, pupuk, pakan, dan teknologi makanan. Penggunaan asam
amino dalam industri misalnya produksi obat-obatan, plastik terdegradasi biologis, dan
katalis kiral.
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom karbon (C) yang mengikat empat
gugus: gugus amina (–NH2), gugus karboksil (–COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus
sisa (R, dari residu) sebagai substituen organik yang dikenal sebagai rantai samping yang
membedakan satu asam amino dengan asam amino lainnya.
6
Sesuai dengan penamaan senyawa bergugus karboksil, atom C pusat tersebut dinamai atom
Cα (“C-alfa”), yaitu atom C yang berikatan langsung dengan gugus karboksil. Karena gugus
amina juga terikat pada atom Cα ini, senyawa tersebut merupakan asam amino-α. Asam
amino biasanya diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia rantai samping tersebut menjadi
empat kelompok. Rantai samping dapat membuat asam amino bersifat asam lemah, basa
lemah, hidrofilik jika polar, dan hidrofobik jika nonpolar.
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan
peptida. Meskipun demikian, pada awal pembentukannya protein hanya tersusun dari 20
asam amino yang dikenal sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino
penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA
sebagai kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam kurung
menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan dalam kajian
protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya :
7
Glutamina (Gln, Q)
5. Asam amino basa
Sunting
Lisina (Lys, K)
Arginina (Arg, R)
Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)
6. Asam amino dengan sulfur
Sunting
Sisteina (Cys, C)
Metionina (Met, M)
7. Prolin
Sunting
Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
8. Asam amino aromatik
Sunting
Fenilalanina (Phe, F)
Tirosina (Tyr, Y)
Triptofan (Trp, W)
Asam amino diperlukan oleh makhluk hidup sebagai penyusun protein atau sebagai
kerangka molekul-molekul penting. Ia disebut esensial bagi suatu spesies organisme apabila
spesies tersebut memerlukannya tetapi tidak mampu memproduksi sendiri atau selalu
kekurangan asam amino yang bersangkutan. Untuk memenuhi kebutuhan ini, spesies itu
harus memasoknya dari luar (lewat makanan). Istilah “asam amino esensial” berlaku hanya
bagi organisme heterotrof.
Bagi manusia, ada delapan (ada yang menyebut sembilan) asam amino esensial yang harus
dipenuhi dari diet sehari-hari, yaitu isoleusina, leusina, lisina, metionina, fenilalanina,
8
treonina, triptofan, dan valina. Histidina dan arginina disebut sebagai “setengah esensial”
karena tubuh manusia dewasa sehat mampu memenuhi kebutuhannya. Asam amino karnitina
juga bersifat “setengah esensial” dan sering diberikan untuk kepentingan pengobatan. 3
1. Pembentukan Amonia
Amonia dihasilkan oleh semua jaringan selama metabolisme berbagai senyawa da
terutamadibuang melalui pembentukan urea dihati. Walaupun demikian, kadar amonia
didalam darah harus dipertahankan sangat rendah, karena konsentrasi yang meningkat sedikit
saja (hiperamonemia) bersifat toksik terhadap sistem saraf pusat. Karena itu, harus terdapat
mekanisme metabolisme untuk membuang nitrogen dari jaringan perifer ke hati untuk
kemudian dibuang sebagai urea, sementara pada waktu bersamaan kadar amonia yang
terdapat disirkulasi harus tetap rendah.
2. Sumber Amonia
Asam amino secara kuantitatif merupakan sumber amonia yang terpenting, karena
sebagian besar makanan mengandung banyak protein dan menyebabkan kelebihan asam
amino yang akan menuju ke hati dan mengalami transdeaminasi: suatu reaksi gabungan
aminotransferase dan glutamat dehidrogenase yang menghasilkan amonia. Meskipun
demikian, sejumlah amonia dapat juga diperoleh dari sumber lainnya. 4
3
Vickery HB, Schmidt CL (1931). “The history of the discovery of the amino acids”. Chem. Rev. 9 (2): 169–318.
4
Poedjiadi, A .,Supriyanti,T., ,Soemodimedjo, P.2006. Dasar-dasar Biokimia.Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
9
ginjal. Hati dan ginjal membentuk amonia dari glutamin melalui kerja glutaminase (lihat
gambar 1.7) dan glutamat dehidrogenase. Sebagian besar amonia diginjal ini akan
diekskresikan kedalam urine sebagai 𝑁𝐻4+ yang merupakan suatu mekanisme penting untuk
mempertahankan keseimbangan asam basa didalam tubuh melalui ekskresi proton. Didalam
hati akan terjadi detoksifikasi amonia menjadi ureum yang kemudian diekskresikan keluar.
2. Dari kerja bakteri usus: amonia dibentuk dari urea melalui melalui kerja urease bakteri di
dalam lumen usus. Amonia ini diabsorpsi dari usus melalui jalur vena porta dan hampir
sebagian besar dibuang oleh hati melalui pengubahan menjadi urea.
3. Dari Amina: Amina yang diperoleh dari makanan dan monoamin yang berperan sebagai
hormon atau neotransmiter, akan meningkatkan jumlah amonia melalui kerja monoamin
oksidase.
4. Dari purin dan pirimidin: Pada katabolisme purin dan pirimidin, gugus amino yang
menempel pada cincin atom yang akan dilepaskan sebagai amonia.
1. Urea : pembentukan urea di hati secara kuantitatif merupakan jalur pembuangan amonia
yang terpenting. Urea bersirkulasi di dalam darah dari hati ke dalam ginjal tempat zat tersebut
melewati filtrasi glomerulus.
2. Glutamin: Amida dari asam glutamat ini memfasilitasi penyimpanan dan transport bentuk
amonia yang tidak toksik yang memerlukan ATP untuk pembentukan glutamin dari glutamat
dan amonia oleh glutamin sintetase, yang terjadi terutama di otot dan hati tetapi juga penting
di dalam sistem saraf yang merupakan tempat bagi mekanisme pembuangan amonia yang
utama di dalam otak. Glutamin ditemukan didalam plasma dengan konsentrasi yang lebih
tinggi dari asam amino lainnya temuan sesuai dengan fungsi pengangkutnya. Glutamin yang
bersirkulasi dibuang oleh hati dan ginjal serta dideaminasi oleh glutaminase.5
5
K. Murray, Robert, dkk. 2003. Biokimia Harper. Jakarta:Penerbit BukuKedokteran EGC.
10
Deaminasi adalah suatu reaksi kimiawi pada metabolisme yang melepaskan gugus
amina dari moleku senyawa asam amino. Gugus amina yang terlepas akan terkonversi
menjadi amonia.
Pada manusia,deaminasi terutama terjadi pada hati, walaupun asam glutamat juga
mengalami deaminasi pada ginjal. Proses deaminasi dalam lingkungan aerobik akan
menghasilkan asam okso, disebut deaminasi oksidatif dan terjadi terutama di dalam hati.
Asam glutamat merupakan satu-satunya asam amino yang mengalami deaminasi oksidatif,
karena senyawa ini merupakan akhir dari setiap reaksi transaminasi. Pada reaksi deaminasi
oksidatif, asam glutamat dikonversi menjadi bentuk asam ketonnya dengan pergantian gugus
amina menjadi gugus keton Hasil reaksi berupa dua senyawa produk yaitu asam ketoglutarat-
alfa dan amonia.
"SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN DAN PRODUKSI GAS IN VITRO PAKAN YANG
DITAMBAH UREA MOLASSES BLOCK (UMB) YANG MENGANDUNG RAGI TAPE
SEBAGAI SUMBER PROBIOTIK”
Jurnal ini berkaitan dengan materi sintesa protein, Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proporsi terbaik dari pengaruh penambahan ragi tape dalam UMB sebagai
sumber probiotik terhadap sintesis protein mikroba rumen dan produksi gas secara in vitro.
Materi pada penelitian ini adalah bahan penyusun UMB yang terdiri dari molasses, semen,
pollard, urea, mineral mix, garam, ragi tape. Metode pengukuran produksi gas secara in vitro
menggunakan cairan rumen yang diambil dari sapi PFH berfistula. Sampel rumput gajah
diambil dari Laboratorium Lapang Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya dan konsentrat
dari KUD Pujon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri
dari empat perlakuan dan tiga ulangan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analysis
of Variance (ANOVA), apabila hasil uji menunjukkan adanya perbedaan maka dilakukan uji
lanjutan menggunakan Uji Jarak Berganda Duncan (UJBD). Hasil analisis ragam
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan ragi tape pada permbuatan UMB memberikan
pengaruh yang sangat nyata (P0,05) terhadap nilai laju produksi gas (c) dan sintesis protein
mikroba rumen. Perlakuan terbaik ada pada P2 yaitu UMB dengan penambahan ragi tape
sebesar 4%.
11
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan ragi tape pada
pembuatan Urea Molasses Block (UMB) sebagai pakan suplemen dapat meningkatkan
sintesis protein mikroba rumen dan produksi gas in vitro. Perlakuan terbaik terdapat pada P2
yaitu UMB dengan penambahan ragi tape sebesar 4% yang memberikan nilai tertinggi pada
nilai sintesis protein mikroba rumen, produksi gas total, nilai potensi produksi gas, dan nilai
laju produksi gas yaitu yaitu 47,16 g N/ kg BOTR, 89,17 ml/500 mg BK, 95,15 ml/ 500 mg
BK and 0,0597 ml/jam. Saran pada penelitian ini adalah penelitian lebih lanjut secara in vivo
untuk mengetahui respon ternak secara langsung.
ُ ُ ُ َّ ّللا َِ ل َوا ْل ُو ٌْ َخٌََِةُ َوا ْل َو ْذةُ ْذََ ُ َوا ْل ُوت ََز ِّ ُيَةُ َوا لٌَّ ِة ْي َحةُ َو َه ۤب اَل ََل ال
ِ ٰ ت َعلَ ْي ُك ُن ْال َو ْيتَةُ َوا لدَّ ُم َولَ ْح ُن ْال ِخ ٌْ ِشي ِْز َو َه ۤب ا ُ ِه َّل ِلغَي ِْز
ْ ُح ِ ّز َه
َ َّل ْس ََّل ِم ۗ َٰ ِل ُك ْن ِف ُْق ۗ ا َ ْل َي ْذ َم َي ِئ
س ا َّل ِذيْيَ َلف َُز ْوا ِه ْي ِ ُيْـ ٌِ ُك ْن فَ ََل َ ْ ب َوا َ ْى ت َ ْ ُت َ َْ ِ ُ ُو ْذا َِب
ِ ص ُ ٌُّا ََِّّل َهب ََ َّل ْيت ُ ْن ۗ َو َهب َ ُ َِ َح َعلَى ال
ُ ض
ة َّز فِ ْي ْ اَّل س ََْل َم ِ ُ ْيًٌب ۗ فَ َو ِي ا ِ ْ ضيْتُ لَـ ُك ُن ِ ت َ ْخش َْذهُ ْن َوا ْخش َْذ ِى ۗ ا َ ْليَ ْذ َم ا َ ْل َو ْلتُ لَـ ُك ْن ِ ُ ْي ٌَ ُك ْن َوا َ تْ َو ْوتُ َعلَ ْي ُك ْن ًِ ْع َوتِ ْي َو َر
َ ٰ ص ٍة َغي َْز ُهت َ َجب ًِفٍ ِّ َِّلثْ ٍن ۗ فَ ِب َّى
ّللا َغفُ ْذر َّر ِحيْن َ َه ْخ َو
m ahannah aimng mnnnanaha ahinamn (aha n (aimhi a mn (ah m(aimhia naah rahi "
(mann nAm gnah alaa mhanaa lAAa n rahi lnhinnmnn rahi (mhgngAn rahi alg n rahi (mlah(gnn
nang ann nAm n ah m(m ahannah (ah rahi (mlnhnan mhalahi gaan nnigaAm rahi annhal
hgAaa rahi (mann nAm ghlgn nh aAan ah m(m ahannah hgAaa nnhigh(m haam (nhiah a)Aan
hahi nasmh lnAa hglga -ahan haha a mnahnhaa mlg agalg hnh galah saamnn aa(a ahm mhm hahia
ahiahAa nang langl nnha(a nnhnnan lnlahm aaa ghlgn mnnhiaAa naha aianangn an a mlg
gn aa(a ahm mhm lnAa lng annhghhanah aianang ghlgnngn (ah lnAa lng -langlAa nnha(a
g aimngn (ah lnAa lng hm(am aAan an aiam aianangn nnlahm ahahi -ignghnah hmnnal
imh nh gal ( aan nana aghiig n lAAa ba a amaha lnhhanaa nahnha Aahah gnah nahnha mh
"nanhianhghn ba a anhrarahi
12
Proses metabolisme memerlukan bantuan enzim sebagai aktivator. Ada tiga tujuan utama
metabolisme yaitu untuk mengonversi makanan menjadi energi, untuk menjalankan proses
tingkat seluler, mengonversi makanan atau bahan bakar menjadi bahan baku lipid, protein,
asam nukeat dan beberapa jenis karbon hidrat serta juga mengeliminasi limbah metabolisme.
Proses metabolisme pada makhluk hidup ada tiga,yaitu metabolisme karbohidrat,
metabolisme lemak/lipid, dan metabolisme protein.
LAMPIRAN :
13
DAFTAR PUSTAKA
Vickery HB, Schmidt CL (1931). “The history of the discovery of the amino acids”. Chem.
Rev. 9 (2)
Yonetani, Y dan Iwaki.K., 1983, Effects of Uricosuric Drugs and Diuretics onUric Acid
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Ilmu Pengetahuan Alam Kelas VIII
SMP/MTS Edisi Revisi 2017. Jakarta: Balitbang Kemendikbud
14