Anda di halaman 1dari 10

MODUL AJAR SEJARAH FASE E

INFORMASI UMUM

Nama : PUTRI AULIA RACHMA WITA, S.Pd

Satuan Pendidikan/ Jenjang : SMA N 1 KAMPAR

Fase/ Kelas : E/ 10

Elemen/ Topik : Konsep berpikir sejarah

Kata Kunci Asal usul nenek Moyang


Pengetahuan/Keterampilan Prasyarat Memahami asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
Alokasi Waktu (Menit) 135 Menit
Jam Pelajaran (JP) 6 JP 3 x Pertemuan
1. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlaq mulia
Profil Pelajar Pancasila
2. Mandiri
3. Gotong royong
Sarana dan Prasarana : 1. Papan Tulis
2. Spidol
3. Laptop
4. LCD
5. Jaringan Internet

Target Peserta Didik Fase E Kelas 10


Model Pembelajaran Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan model
pembelajaran discovery learning
KOMPETENSI INTI

TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik mampu menganalisis asal usul nenek moyang
bangsa Indonesia dan jalur rempah serta mampu menyajikannya
dalam bentuk video pembelajaran

PEMAHAMAN BERMAKNA: Dengan mempelajari asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.
Keberagaman suku bangsa, Bahasa dan agama yang ada di
Indonesia

PERTANYAAN PEMANTIK Apa saja suku-suku terbesar yang ada di Indonesia?

KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Tujuan: menganalisis teori-teori asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Pendahuluan :  Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,
absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimoda, memasangkan
LCD pada laptop.
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
 Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti :  Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi
asal-usul nenek moyang Indonesia
 Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik sebagai pengantar
pembelajaran ke arah materi yang akan dipelajari
 Peserta didik dibimbing oleh guru merumuskan masalah yang akan dicari
jawabannya
 Peserta didik mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang telah
teridentifikasi dengan cara mengamati objek atau kejadian, membaca berbagai
sumber
 Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan verifikasi data yang telah
ditemukan
 Peserta didik menyampaikan hasil temuannya melalui tulisan di buku catatan

Penutup :  Peserta didik merefleksi dari apa yang sudah dipelajari melalui google form
 Peserta didik diminta menyampaikan hambatan dan apa yang diperoleh
selama pembelajaran tadi
 Peserta didik mempelajari secara mandiri terlebih dahulu pembelajaran pekan
depan melalui google classroom

Pertemuan 2
Tujuan: Menganalisis jalur rempah di Nusantara (Indonesia)
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Pendahuluan :  Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,
absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimoda, memasangkan
LCD pada laptop.
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
 Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti :  Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi
asal-usul nenek moyang Indonesia
 Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik sebagai pengantar
pembelajaran ke arah materi yang akan dipelajari
 Peserta didik dibimbing oleh guru merumuskan masalah yang akan dicari
jawabannya
 Peserta didik mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang telah
teridentifikasi dengan cara mengamati objek atau kejadian, membaca berbagai
sumber
 Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan verifikasi data yang telah
ditemukan
 Peserta didik menyampaikan hasil temuannya melalui tulisan di buku catatan

Penutup :  Peserta didik merefleksi dari apa yang sudah dipelajari melalui google form
 Peserta didik diminta menyampaikan hambatan dan apa yang diperoleh
selama pembelajaran tadi
 Peserta didik mempelajari secara mandiri terlebih dahulu pembelajaran pekan
depan melalui google classroom

Pertemuan 3
Tujuan: Membuatkan video sederhana mengenai asal-usul nenek moyang bangsa Indonesia dan jalur
rempah
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Langkah-Langkah Pembelajaran:
Pendahuluan :  Menyiapkan peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran seperti berdoa,
absensi, menyiapkan buku pelajaran, bahan teks multimoda, memasangkan
LCD pada laptop.
 Memotivasi peserta didik secara kontekstual sesuai dengan manfaat
pembelajaran.
 Menjelaskan tujuan pembelajaran, kompetensi, literasi, dan karakater yang
harus dicapai.
 Menyampaikan cakupan materi dan lingkup penilain serta penjelasan uraian
kegiatan sesuai silabus.

Kegiatan Inti :  Peserta didik diberi motivasi untuk memusatkan perhatian pada topik materi
asal-usul nenek moyang Indonesia
 Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik sebagai pengantar
pembelajaran ke arah materi yang akan dipelajari
 Peserta didik dibimbing oleh guru merumuskan masalah yang akan dicari
jawabannya
 Peserta didik mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan yang telah
teridentifikasi dengan cara mengamati objek atau kejadian, membaca berbagai
sumber
 Peserta didik dibimbing oleh guru melakukan verifikasi data yang telah
ditemukan
 Peserta didik menyampaikan hasil temuannya melalui tulisan di buku catatan

Penutup :  Peserta didik merefleksi dari apa yang sudah dipelajari melalui google form
 Peserta didik diminta menyampaikan hambatan dan apa yang diperoleh
selama pembelajaran tadi
 Peserta didik mempelajari secara mandiri terlebih dahulu pembelajaran pekan
depan melalui google classroom

PENGAYAAN DAN REMEDIAL

Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut :
 Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan) < n < n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan capaian pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
 Siwa yang mencapai nilai n > n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan capaian
pembelajaran dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan.

Remedial
Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang hasil capaian pembelajaran rendah melalui
 Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor
sebaya, atau tugas dan diakhiri dengan tes
 Tes remedial, dilakukan sebanyak 2 kali dan apabila setelah 2 kali tes remedial belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk tugas tanpa tes tertulis kembali
Air Tiris, 05 Juli 2023

Mengetahui Guru Mata Pelajaran


Kepala SMAN 1 KAMPAR

Drs. H A R I Z O N, M.Pd PUTRI AULIA RACHMA WITA, S.Pd


NIP. 19690411 199802 1001 NIP. 19980930 202321 2013

LAMPIRAN

LEMBARAN KERJA PESERTA DIDIK

Materi: Asal-usul nenek moyang

1. Lengkapilah kolom di bawah ini

Teori-teori Asal-Usul Nenek Moyang Penjelasan


di Indonesia
Yunan

Nusantara

Teori Out Of Africa

Teori Out Of Africa


Lampiran Bahan Pembelajaran

Asal-Usul dan Persebaran Manusia di Kepulauan Indonesia

A. Pengertian Ras
Menurut KBBI 2002, ras adalah golongan masyarakat luas yang terdiri dari berbagai rumpun,
misalnya ras Kaukasoid yang menurunkan beberapa rumpun-bangsa. Rumpun adalah golongan besar
dari bangsa-bangsa yang sama asalnya, misalnya rumpun Melayu. Bangsa adalah kumpulan manusia
yang biasa terikat karena kesatuan bahasa dan kebudayaan dalam arti umum dan menempati wilayah
tertentu, misalnya India, Cina, atau Indonesia yang terdiri atas berbagai suku. Sedangkan suku (atau
suku-bangsa) adalah kesatuan sosial yang disatukan oleh identitas kebudayaan, khususnya dari identitas
bahasa, misalnya Dayak di Kalimantan atau Dani di Papua.
B. Teori-Teori Mengenai Asal-Usul Masyarakat Indonesia
Para ahli memiliki pandangan masing-masing mengenai asal-mula bangsa Indonesia. Masing-
masing berpendapat berdasarkan sudut pandang yang berbeda. Ada ahli yang menyelidiki asal-usul
bangsa Indonesia dari persebaran bahasa, ada pula yang melihatnya dari persebaran peninggalan
artefak-artefak (benda-benda rumah tangga dari batu, tulang dan logam) atau pun fosil-fosil manusia
purbanya. Berikut ini teori-teori para ahli tentang asal-usul masyarakat Indonesia.
1. Teori Yunan
Menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia dari Yunan, Cina bagian selatan. Teori ini di
dukung oleh
a. Prof. Dr. H. Kern
Ilmuwan asal Belanda, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari Asia. Kern berpendapat
bahwa bahasa-bahasa yang digunakan di kepulauan Indonesia, Polinesia, Melanesia, Mikronesia
memiliki akar bahasa yang sama, yakni bahasa Austronesia.
b. Van Heine Geldern
Berpendapat bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah.Teori Geldern ini didukung oleh
penemuan-penemuan sejumlah artefak, sebagai perwujudan budaya, yang ditemukan di
Indonesia mempunyai banyak kesamaan dengan yang ditemukan di daratan Asia.
c. Willem Smith
Melihat asal-usul bangsa Indonesia melalui penggunaan bahasa oleh orang-orang Indonesia.
Willem Smith membagi bangsa-bangsa di Asia atas dasar bahasa yang dipakai, yakni bangsa yang
berbahasa Togon, bangsa yang berbahasa Jerman, dan bangsa yang berbahasa Austria. Lalu
bahasa Austria dibagi dua, yaitu bangsa yang berbahasa Austro Asia dan bangsa yang berbahasa
Austronesia. Bangsa-bangsa yang berbahasa Austronesia ini mendiami wilayah Indonesia,
Melanesia, dan Polinesia.
d. Drs. Moh.Ali
Menyatakan bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Yunan, Cina. Pendapat ini dipengaruhi
oleh pendapat Mens yang berpendapat bahwa bangsa Indonesia berasal dari daerah Mongol yang
terdesak oleh bangsa-bangsa lebih kuat sehingga mereka pindah ke selatan, termasuk ke
Indonesia. Ali mengemukakan bahwa leluhur orang Indonesia berasal dari hulu-hulu sungai besar
yang terletak di daratan Asia dan mereka berdatangan secara bergelombang. Gelombang pertama
berlangsung dari 3.000 hingga 1.500 SM (Proto Melayu) dan gelombang kedua terjadi pada 1.500
hingga 500 SM (Deutro Melayu).
e. Prof. Dr. Krom
Menguraikan bahwa masyarakat awal Indonesia berasal dari Cina Tengah karena di daerah Cina
Tengah banyak terdapat sumber sungai besar. Mereka menyebar ke kawasan Indonesia sekitar
2.000 SM sampai 1.500 SM.
2. Teori Nusantara
a. Prof. Mohammad Yamin
Menurut pandangannya, orang Indonesia adalah asli berasal dari wilayah Indonesia sendiri. Ia
bahkan meyakini bahwa ada sebagian bangsa atau suku di luar negeri yang berasal dari Indonesia.
Yamin menyatakan bahwa temuan fosil dan artefak lebih banyak dan lengkap di Indonesia dari
pada daerah lainnya di Asia, misalnya, temuan fosil Homo atau Pithecanthropus soloensis dan
wajakensis yang tak ditemukan di daerah Asia lain termasuk Indocina (Asia Tenggara).

C. Proto Melayu dan Deutro Melayu


Berdasarkan kesimpulan Kern bahwa nenek-moyang bangsa Indonesia berasal dari daerah Campa
di Vietnam Utara (Tonkin), Kamboja, dan Kochin Cina (Indocina). Namun, sebelum mereka tiba di
Kepulauan Indonesia, di Indonesia sendiri telah ada bangsa yang lebih dulu berdiam. Bangsa tersebut
berkulit hitam dan berambut keriting (ras Negrito). Hingga sekarang bangsa tersebut mendiami
Indonesia bagian timur pedalaman dan sebagian Australia. Jadi, sebetulnya bangsa berkulit hitam inilah
yang merupakan penduduk asli Indonesia. Sementara itu, sekitar tahun 1.500 SM, bangsa dari Campa
terdesak oleh bangsa lain yang lebih kuat yang datang dari Asia Tengah (sekitar Mongol).
Bangsa yang terdesak ini lalu bermigrasi ke Kamboja dan meneruskannya ke Semenanjung
Malaka. Dari Malaka, mereka melanjutkan pelariannya ke daerah Sumatera, Kalimantan, Jawa, Filipina.
Yang di Filipina lalu melanjutkan perjalanannya ke Sulawesi dan Maluku. Selanjutnya, mereka yang
mendiami wilayah Indonesia membentuk komunitas masing-masing. Mereka berkembang menjadi
suku-suku tersendiri, seperti Aceh, Batak, Padang, Palembang, di Sumatera; Sunda dan Jawa di Pulau
Jawa; Dayak di Kalimantan, Minahasa, Bugis, Toraja, Makassar di Sulawesi; Ambon di Maluku.
Sedangkan mereka yang bercampur dengan bangsa asli yang berkulit hitam berkembang menjadi suku-
suku tersendiri, seperti di Flores. Selain teori di atas, ada pendapat yang menyatakan bahwa nenek
moyang bangsa Indonesia adalah orang-orang Melayu. Bangsa Melayu ini telah mendiami Indonesia
bagian barat dan Semenanjung Melayu (Malaysia) sejak dulu. Para ahli membagi dua bangsa Melayu
ini: Proto Melayu atau Melayu Tua dan Deutro Melayu atau Melayu Muda.
a. Melayu Tua (Proto Melayu)
Bangsa Melayu Tua ini memasuki wilayah Indonesia sekitar tahun 1.500 hingga 500 SM. Mereka
masuk melalui dua rute: jalan barat dan jalan timur. Jalan barat adalah melalui Semenanjung Melayu
kemudian terus ke Sumatera dan selanjutnya menyebar ke seluruh Indonesia. Sementara jalan timur
adalah melalui Kepulauan Filipina terus ke Sulawesi dan kemudian tersebar ke seluruh Indonesia. Para
ahli memperkirakan bahwa bangsa Melayu Tua ini peradabannya satu tingkat lebih tinggi dibandingkan
dengan manusia purba yang ada di Indonesia. Orang-orang Melayu Tua ini berkebudayaan Batu Muda
(Neolitikum). Benda-benda buatan mereka masih menggunakan batu namun telah sangat halus.
Kebudayaan kapak persegi dibawa bangsa Proto Melayu melalui jalan barat, sedangkan kebudayaan
kapak lonjong melalui jalan timur. Sebagian dari mereka ada yang bercampur dengan ras kulit hitam.
Pada perkembangan selanjutnya, mereka terdesak ke arah timur karena kedatangan bangsa Melayu
Muda. Keturunan Proto Melayu ini sampai kini masih berdiam di Indonesia bagian timur, seperti di
Dayak, Toraja, Mentawai, Nias, dan Papua. Sementara itu, bangsa kulit hitam (Ras Negrito) yang tidak
mau bercampur dengan bangsa Proto Melayu lalu berpindah ke pedalaman atau pulau terpencil agar
terhindar dari pertemuan dengan suku atau bangsa lain yang mereka anggap sebagai “peganggu”.
Keturunan mereka hingga kini masih dapat dilihat meski populasinya sedikit, antara lain orang Sakai di
Siak, orang Kubu di Palembang, dan orang Semang di Malaka.
b. Melayu Muda (Deutro Melayu)
Bangsa Melayu Muda memasuki kawasan Indonesia sekitar 500 SM secara bergelombang. Mereka
masuk melalui jalur barat, yaitu melalui daerah Semenanjung Melayu terus ke Sumatera dan tersebar ke
wilayah Indonesia yang lain. Kebudayaan mereka lebih maju daripada bangsa Proto Melayu. Mereka
telah pandai membuat benda-benda logam (perunggu). Kepandaian ini lalu berkembang menjadi
membuat besi. Kebudayaan Melayu Muda ini sering disebut kebudayaan Dong Son. Nama Dong Son ini
disesuaikan dengan nama daerah di sekitar Teluk Tonkin (Vietnam) yang banyak ditemukan benda-
benda peninggalan dari logam. Daerah Dong Son ini ditafsir sebagai tempat asal bangsa Melayu Muda
sebelum pergi menuju Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia di
antaranya adalah kapak corong (kapak sepatu), nekara, dan bejana perunggu. Benda-benda logam ini
umumnya terbuat dari tuangan (cetakan).
Keturunan bangsa Deutro Melayu ini selanjutnya berkembang menjadi suku-suku tersendiri,
misalnya Melayu, Jawa, Sunda, Bugis, Minang, dan lain-lain. Kern menyimpulkan hasil penelitian
bahasa yang tersebar di Nusantara adalah serumpun karena berasal dari bahasa Austronesia. Perbedaan
bahasa yang terjadi di daerah-daerah Nusantara seperti bahasa Jawa, Sunda, Madura, Aceh, Batak,
Minangkabau, dan lain-lainnya, merupakan akibat dari keadaan alam Indonesia sendiri yang dipisahkan
oleh laut dan selat. Di samping dipisahkan oleh selat dan samudera, perbedaan bahasa pun disebabkan
karena setiap pulau di Indonesia memiliki karakteristik alam yang berbeda-beda.
Semula bahasa bangsa Deutro Melayu ini sama, namun setelah menetap di tempat masing-masing
mereka pun mengembangkan bahasa tersendiri. Kosakata yang dulu dipakai dan masih diingat tetap
digunakan, sedangkan untuk menamai benda-benda yang baru dilihat di tempat tinggal yang baru
(Indonesia) mereka membuat kata-kata mereka sendiri. Jadi, jangan heran, bila ada sejumlah kata yang
terkadang sama bunyinya di antara dua suku namun memiliki arti yang berbeda sama sekali, tak ada
hubungan. Ada pula kata yang memiliki arti yang masih berhubungan meski tak identik, seperti kata
“awak”. Kata awak bagi orang Minang berarti “saya”, sedangkan menurut orang Sunda berarti “badan”.
Selanjutnya, bangsa Melayu Muda inilah yang berhasil mengembangkan peradaban dan kebudayaan
yang lebih maju daripada bangsa Proto Melayu dan bangsa Negrito yang menjadi penduduk di
pedalaman. Hingga sekarang keturunan bangsa Proto Melayu dan Negrito masih bermasyarakat secara
sederhana, mengikuti pola moyang mereka, dan kurang bersentuhan dengan budaya luar seperti India,
Islam, dan Eropa. Sedangkan bangsa Deutero Melayu mampu berasimilasi dengan kebudayaan Hindu-
Budha, Islam, dan Barat.

BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK

 Buku Sejarah kelas 10

GLOSARIUM

 Ras adalah golongan masyarakat luas yang terdiri dari berbagai rumpun, misalnya ras Kaukasoid
yang menurunkan beberapa rumpun-bangsa.

 Suku (atau suku-bangsa) adalah kesatuan sosial yang disatukan oleh identitas kebudayaan,
khususnya dari identitas Bahasa

 Artefak merupakan benda arkeologi atau peninggalan benda-benda bersejarah


 Fosil adalah sisa-sisa yang diawetkan atau jejak sisa-sisa organisme itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Notosusanto, Nugroho. 1992. Sejarah Nasional Indonesia Jilid 1. Jakarta. Balai Pustaka
Kohn, Hans 1958. Nasionalisme, Arti dan Sejarah. Jakarta. PT Pembangunan

Anda mungkin juga menyukai