Praktikum 5. Respon Sistem (Waktu)
Praktikum 5. Respon Sistem (Waktu)
RESPON SISTEM
TUJUAN
⚫ Mengetahui komponen waktu transient dari sistem orde satu dan
sistem orde dua.
⚫ Membuat pemrograman simulasi sistem orde satu dan sistem orde
dua untuk menentukan waktu transient dengan menggunakan
program LabVIEW.
ALAT
• PC/ Laptop yang telah terinstall LabVIEW programming
• Modul Praktikum 5
PENDAHULUAN
Untuk mengetahui karakteristik sistem kendali maka kita perlu
memberikan sinyal masukan kepada sistem kendali. Meskipun sinyal yang
masuk bisa saja random tetapi untuk menganalisisnya kita dapat
membangkitkan/memodelkan beberapa sinyal masukan. Sinyal-sinyal
masukan tersebut contohnya adalah sinyal step, sinyal impuls, dan sinyal
ramp.
Suatu sistem kendali bila diberi masukan maka akan menghasilkan
sinyal keluaran. Sinyal keluaran ini disebut respon sistem atau respon
waktu. Respos waktu bisa dibagi menjadi dua bagian yaitu respon
transient dan respon steady-state. Respon transient adalah sinyal
keluaran yang dihasilkan sampai dengan sinyal keluarannya stabil.
Sedangkan untuk respon steady-state adalah sinyal keluaran dari sinyal
stabil sampai dengan waktu mencapai yang tidak terhingga. Respon
transient banyak dianalisis untuk mengetahui perilaku dinamik dari sistem
kendali tersebut. Perilaku dinamik digunakan untuk merancang sebuah
sistem kendali sehingga menghasilkan keluaran yang sesuai dengan
keinginan pengguna.
Bila dilihat dari fungsi alihnya, sistem kendali dapat dibagi menjadi
beberapa jenis yaitu sistem orde satu, orde dua dan orde tinggi. Pada
praktikum ini akan dibahas mengenai sistem orde satu dan sistem orde
dua. Untuk sistem orde tinggi sebenarnya bisa diasumsikan sebagai
penggabungan dari orde satu dan orde dua. Pada praktikum ini akan
dipaparkan berbagai respon transient dari suatu sistem kendali, baik orde
satu dan orde dua. Program LabVIEW digunakan untuk menjelaskan dan
menggambarkan lebih lanjut mengenai karakteristik dari masing-masing
orde dari sistem kendali tersebut.
LANDASAN TEORI
A. Sistem Orde Satu
Sistem kendali orde satu mempunyai persamaan umum sebagai berikut:
𝐶(𝑠) 𝐾
𝐺(𝑠) = =
𝑅(𝑠) 𝜏𝑠 + 1
Dengan:
K adalah gain atau penguatan
Dengan blok diagram untuk sistem orde satu dapat digambarkan sebagai
berikut:
𝐾
C(s)
R(s) 𝜏𝑠 + 1
Beberapa masukan yang biasa diberikan pada sistem orde satu untuk
mengetahui perilaku dari sistem kendali adalah:
Sinyal step hanya memiliki dua amplitudo, dimana akan berubah dari
amplitudo satu ke yang lain pada 𝑡𝑖 . Input step bila ditransformasikan
1
dengan transformasi laplace, maka dengan sinyal masukan 𝑅(𝑠) =
𝑠
sinyal keluaran akan berupa:
1 𝐾
𝐶(𝑠) = ( ) ( )
𝑠 𝜏𝑠 + 1
𝐴 𝐵
= +
𝑆 𝜏𝑠 + 1
Bila di-laplace balik (invers transformasi laplace) akan menghasilkan
domain waktu, yaitu:
𝐵 −𝑡∕𝜏
𝐶(𝑡) = 𝐴 + ⅇ
𝜏
Sehingga didapatkan grafik seperti berikut ini:
Gambar 3. Sinyal keluaran dari input step pada sistem orde satu
Gambar grafik di atas merupakan sinyal keluaran dari input step pada
sistem orde satu. Gambar tersebut menunjukkan bahwa 𝑡 = 𝜏
amplitudonya adalah 0,63 dari amplitudo maksimal. 90% dari amplitudo
maksimal diperoleh pada 2,2𝑥𝜏. Sedangkan nilai maksimal akan didapat di
4𝑥𝜏 dengan kesalahan sekitar 2%. Rise time atau waktu naiknya didapat
Ketika amplitudo 90% dan settling time atau waktu ketika amplitude 100%
maka:
Rise time = 2.2𝜏
Settling time = 4𝜏
Gambar 5. Grafik sistem orde dua jika diberi input step dengan ς bernilai
antara 0 dan 1
𝜋
Peak time dapat dihitung dari: 𝑇𝑝 = 2
𝜔𝑛√1−ς
4
Sedangkan settling time adalah: 𝑇𝑠 =
ς𝜔𝑛
2
−(ς𝜋∕√1−ς )
Besarnya overshoot adalah: %OS =ⅇ 𝑥100%
LANGKAH KERJA
A. Sistem Orde Satu
Contoh sistem kendali orde satu adalah rangkaian RC. Sebuah rangkaian
RC seperti gambar berikut ini:
Gambar 6. Rangkaian RC
Memiliki nilai R=10Kohm dan C=100uF. Bila diberi output step 1 volt,
perlihatkan grafik dari sinyal keluarannya. Pada saat kapankah outputnya
mencapai 1V?
Untuk menyelesaikan persoalan ini, maka langkah pertama adalah
mencari fungsi transfer/fungsi alih dari sistem rangkaian RC tersebut.
Persamaan fungsi transfer dari rangkaian tersebut adalah:
1
𝐺(𝑠) =
𝑅𝐶𝑆 + 1
13. Jalankan program kemudian atur nilai damping ratio menjadi 0.7
dan frekuensi natural menjadi 5. Maka kita dapat melihat
persamaannya dan grafiknya.
14. Atur nilai damping ratio menjadi 0, dan ubah menjadi 0,7 kemudian
menjadi 1 dan 2. Bandingkan grafik dari damping ratio 0, 0,7, 1 dan
2.
15. Atur nilai damping ratio menjadi 0,3, kemudian 0,5 dan 0,7.
Bandingkan grafiknya antara 0,3, 0,5, dan 0,7.
16. Isi hasil dari Langkah 14 pada Tabel 1 dan hasil dari Langkah 15
pada Tabel 2. Tabel 1 adalah perbandingan respon sistem input
step antara suatu sistem yang mempunyai redaman sama dengan
0 atau undamp, underdamp, critically damp dan overdamp.
Sedangkan pada Tabel 2 kita membandingkan respon sistem input
step pada beberapa nilai redaman pada sistem yang underdamp.
Redaman = 0
atau undamp
ς=0
Redaman antara
0 dan 1
atau underdamp
ς = 0,7
Redaman = 1
atau critically
damp
ς=1
Redaman >1
atau overdamp
ς=2
(ς)
Redaman = 0,3
Redaman = 0,5
Redaman = 0,7
TUGAS PRAKTIKUM
1. Lengkapi Tabel 1 dan Tabel 2 dan Lakukan analisa pada Tabel 1 dan
Tabel 2!
2. Perhatikan gambar berikut ini:
9
𝐺1(𝑠) =
𝑠2 + 9𝑠 + 9
9
𝐺2(𝑠) =
𝑠 2 + 2𝑠 + 9
9
𝐺3(𝑠) =
𝑠2 + 9
9
𝐺4(𝑠) =
𝑠 2 + 6𝑠 + 9