Anda di halaman 1dari 5

PADEPOKAN PENCAK SILAT SETIA HATI LANGEN PUTRO UTOMO

Biografi Pendiri

Nama MAS ARYO MARTOSIAM / MARTOSYAM / MAS ARYO


MARTODIMEJO / SINGODIMEDJO
Keluarga AYAHnya berasal dari KELUARGA KERATON MATARAM di
JOGYAKARTA, sedangkan IBUnya dari KELUARGA KERATON SOLO.
Lahir February tahun 1890 di Ambarawa Semarang Jawa Tengah
Wafat Ambarawa dalam usia 98 tahun pada bulan Pebruari 1988
Istri AMIRAH
Anak Sugiharti Listyowati dan Harliningsih
Wejangan “ajining pribadi dumunung ing lati ”, yang maksudnya bahwa ajining diri
Terakhir dan dumunung ing lati dan ajining saliro dumuning ing busono, yang mengandung
paling arti bahwa harga diri (kejiwaan) terletak di mulut dn harga badan (perilaku)
Terkenal terletak pada pakaian.
Perjalanan Tahun 1915 di usia 25 tahun, masuk Sedulur Tunggal Kecer di Madiun yang
Pencak Silat disahkan oleh Ki Ngabehi Surodiwiryo di Kampung Prajuritan [Pencak Joyo
Gendilo A.K.A SETIA HATI]

Tahun 1919 di usia 29 tahun, Martosiam melaksanakan pengesahan ke Tingkat


II (tweede trap) di Winongo Madiun. Pengesahan di rumah Ki Ngabehi
Surodiwiryo tersebut bersama dua orang saudara, yakni Subur Raharja dan
Iskandar.

Pada tahun 1935 di usia 45 tahun ia bergabung dengan Munandar Harjowiyoto


ke dalam [SHO]

Mei 1948 bersama empat saudara SH


1. Mr.Wongsonegoro
2. Bung Diro
3. Raden Maryun Sudirohadiprojo
4. Moh.Djumali
Merintis sebuah payung organisasi pencak silat nasional Indonesia
atas usul saudara R.Maryun Sudirohadiprojo dinamai Ikatan Pencak Seluruh
Indonesia disingkat IPSI
Pengurus Besar IPSI pertama yang berkedudukan di Solo
Ketua: Mr.Wongsonegoro
Wakil Ketua : Suria Atmaja dan Sastro Amijoyo
Sekretaris : R.Maryun Sudirohadiprojo
Bendahara : Suratno
Serta ditambah beberapa anggota sebagai pembantu, sedangkan Martosiam
termasuk salah seorang anggota pembantu PB.IPSI yang pertama.

Pada tahun 1948, Mendung Kelabu menyelimuti Persaudaraan Setia Hati yg


Mana Saudara SH. Bp. Moenadji Soejohadi Koesoemoe ... Beliau Saudara SH
yg mana Istri beliau Ibu Soekartinah ... Beliau Menjabat Hakim pada PN Ngawi
th 1948 Beliau tewas dibunuh Oleh PKI Muso
Martosiam mewujudkan cita-citanya mendirikan organisasi pencak silat yang
telah disepakati bersama dengan Subur Raharja dan Iskandar, yakni dengan
nama “Cepaka Putih” yang berkedudukan di Ambarawa. Saudara Subur
Raharja mendirikan ‘Bangau Putih” yang berkedudukan di Bogor dan saudara
Iskandar belum sempat mendirikan organisasi pencak silat karena meninggal
dunia.

Pada tanggal 4 Juli 1960 dengan Surat Keputusan Menteri Sosial, Martosiam
ditetapkan sebagai Perintis Kemerdekaan Indonesia ex Digulis yang karena jasa
besarnya telah ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan. Nama dan
tandatangannya juga di abadikan di Museum Palagan Ambarawa berikut alat-
alat pribadi selama perjuangan yakni berupa tas dan pisau.

Tahun 1977 oleh Bupati Semarang dipanggil untuk mendirikan IPSI Cabang
Ambarawa. Karena di Ambarawa belum ada perguruan pencak silat, maka
nama perkumpulan Cepaka Putih berubah nama menjadi Langen Putro Utomo
dan pencak SH yang diajarkannya disebut Langen Joyo Gendilo. Setelah itu,
Langen Putro Utomo menjadi berkembang pesat di Amabarawa dan memiliki
murid-murid dari Australia sebanyak 30 orang dan dari Inggris sebanyak 1
orang.

Aliran Pencak Joyo Gendilo / Setia Hati


Silat
Mendirikan Cepaka Putih 1948 / / Langen Putro Utomo 1977
Pencak Silat
Perubahan dan perkembangan LOGO Padepokan

Logo Pertama pada tahun 1974 Oleh Raden Logo kedua pada tahun 1975 Oleh Raden
Sutrisno Probokusumo Sutrisno Probokusumo

Logo ketiga pada tahun 1977 Oleh Raden Logo keempat pada tahun 2013 OlehTeguh
Sutrisno Probokusumo Wardoyo

Masa Vacum Padepokan

Pada tahun 1988 seusai Sang Pengasuh Yaitu Bapak Marto Siam wafat Padepokan Pencak Silat
Langen Putro Utomo pun seakan akan ikut mati dikarenakan murid-murid sudah mulai
memisahkan diri dan pergi dari kota Ambarawa.
Masa Kembali nya Pencak Silat Langen Putro Utomo

Bangkitnya pencaksilat langen putro utomo tidak lepas dari peran seorang murid sekaligus cucu
dari adik sepupu Marto Siam yaitu Teguh Wardoyo.

Berangkat dari keluarga yang berasal masih memiliki hubungan saudara dengan seorang
keturunan dari keluarga Keraton SOLO maupun Mataram seperti Marto Siam,

Pada tahun 1975, Teguh Wardoyo mulai belajar ilmu pencak silat pada usia 14 tahun, sewaktu
masih menginjak bangku SMP di salah satu sekolah swasta di ambarawa tepatnya di SMP Islam
Sudirman Ambarawa.

Mulai mengkuti beberapa ajang pertandingan pencak silat ditingkat POPDA pada tahun 1980,
menjadi coordinator pelatih pencak silat di karesidenan semarang pada tahun 1986, hingga
menjadi salah satu wasit juri di Kabupaten Semarang pada tahun 2001

Memulai masa merintis kembali pencak silat langen putro utomo dengan mengajarkan ilmu
pencak silat di sekolahan dasar maupun menengah mulai dari

Tahun 1998 mengajarkan pencak silat lento di SMP N 1 Bawen selama 2 tahun

Tahun 2010 mengajarkan pencak silat lento di SD N 01 Kranggan Ambarawa selama 6 bulan

Tahun 2013 mengajarkan pencak silat lento di SMPN 5 Ambarawa selama 5 tahun

Tahun 2014 mengajarkan pencak silat lento di SMP ISSUDA selama 4 tahun

Serta melakukan pelatihan tertutup di rumahnya di desa berokan bawen mengjarkan ilmu pencak
silat langen putro utomo kepada tetangga bahkan anak kandungnya sendiri dari tahun 1992

Pada tahun 2015 sembari mengajarkan pencak silat di sekolah menengah sebagai ekstrakurikuler
Teguh Wardoyo mencoba kembali membuka latihan pencak silat langen putro utomo di kota
Ambarawa kota sebagai kelahiran pencak silat ini. Bertempat di Kelurahan Kranggan
Ambarawa, dengan anggota murid dari Siswa Siswi yang mengikuti ekstra pencak silat yang
tersebar di beberapa sekolahan di amabarawa maupun masyarakat sekitar kota ambarawa itu
sendiri, dengan dibantu rekan seangkatan nya yaitu Suyono atau lebih dikenal sebagai NOLIK.

Teguh Wardoyo wafat pada 26 september 2018 kemudian tugas sebagai seorang pelatih pun
dilimpahkan kepada anak laki-laki sekaligus murid dibantu dengan Suyono sebagai Dewan
Pelatih hingga sekarang.

Anda mungkin juga menyukai