Anda di halaman 1dari 13

JURNAL TERNAK TROPIKA DOI: 10.21776/ub.jtapro.2018.019.01.

2
Journal of Tropical Animal Production OPEN ACCES Freely Available Online
Vol 19, No. 1 pp. 9-21, Juni 2018

PENGARUH KETINGIAN TERHADAP DIAMETER POLEN LEBAH


MADU (Apis cerana) DI KABUPATEN MALANG

Effect of land altitude on pollen diameter Apis Cerana in Malang regency

M. Jayuli1), Moch. Junus2) and Ita Wahju Nursita2)


1)
Mahasiswa Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan,Universitas Brawijaya
2)
Dosen Jurusan Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Brawijaya
Email : junusbrawijaya@yahoo.com / yunusbrawijaya@ub.ac.id

Submitted 16 March 2018, Accepted 22 June 2018

ABSTRAK

Polen digunakan oleh lebah sebagai sumber protein untuk menunjang kehidupan dan
meningkatkan produksivitas lebah. Ukuran dan Jenis polen yang di bawa oleh lebah sangatlah
beragam. Tanaman yang berasal dari dataran tinggi kemungkinan akan menghasilkan diameter
polen yang berbeda dengan dataran rendah. Perlu dilakukan pengukuran diameter polen pakan
lebah madu dari jenis tanaman yang berbeda untuk mengetahui sumber pakan yang disukai
lebah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap diameter polen
dari berbagai jenis tanaman yang dibawa oleh lebah madu untuk meningkatkan produksi. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental lapang. Rancangan
penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) model linier dengan 3 perlakuan
ketinggian, yaitu ketinggian 0-100 mdpl (P1), ketinggian 400-499 mdpl (P2) dan ketinggian 800-
899 mdpl (P3).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketinggian tempat berpengaruh sangat nyata
(P<0,05) terhadap diameter polen lebah madu Apis cerana. Rataan diameter polen terbesar
terletak pada P2 yaitu 42.159c ± 4.692 µm untuk lebar polen (Equatorial) dan 49,033c ± 4,983
µm untuk panjang polen (Polar). Kemudian rataan diameter kedua pada ketinggian P3 yaitu
36.914b ± 4.315 µm untuk panjang polen (Polar) dan 40,324b ± 4,756 µm untuk lebar polen
(Equatorial). Selain itu, Rataan diameter polen terkecil teretak pada P1 dengan lebar polen
(equatorial) sebesar 21.149a ± 1.453 µm dan panjang polen (polen) sebesar 27,046a ± 2,641 µm.
Untuk memenuhi kebutuhan polen, lebah Apis cerana tidak bergantung pada ukuran diameter
tertentu secara spesifik. Polen terbesar yang dapat ditelan lebah adalah polen dengan diameter
equatorial polen antara 8,52 µm sampai 93,68 µm

Kata kunci: Apis cerana, polen, diameter, ketinggian

How to cite : Jayuli, M., Junus, M., & Nursita, I.W. 2018. Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter Polen Lebah
Madu (Apis Cerana) Di Kabupaten Malang. TERNAK TROPIKA Journal of Tropical Animal
Production Vol 19, No 1 (9-21)

J. Ternak Tropika Vol 19, No 1: 9-21, 2018 9


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

ABSTRACT

Bees use pollen as a source of protein to support life and to increase the productivity.
The size and type of pollen carried by bees are very diverse. Plants in high altitudes may
produce pollen of different diameters than those in low altitudes. It is necessary to measure
pollen diameter from different plants to know the honeybees’ preferred food source. The purpose
of this research was to determine the effect of altitude on pollen diameter from various types of
plants carried by bees to increase honey production. This was done by performing field
experiments. The design used for this experiment was the completely randomized linear model
with three altitude treatments, which were 0-100 m asl (P1), 400-499 m asl (P2) and 800-899 m
asl (P3). The results show that altitude has a significant effect (P<0,01) on honeybee Apis cerana
pollen diameter. The equatorial and polar pollen diameter was reached by P2 wich was 42,1 ±
4,69 µm and 49,0 ± 4, 98 µm, respect highly. Where as the smallest equatorial and polar pollen
diameter was reached by P1 wich was 21.1 ± 1.45 µm and 27,0 ± 2,64 µm. To fulfill pollen
needs, Apis cerana bees do not necessarily depend on specific pollen diameters. These bees are
taking pollens with equatorial diameter of 8.52 μm to 93.68 µm and dan polar diameter polen
8,93 µm to 97,99 µm.

Keywords: Apis cerana, polen, diameter, altitude

PENDAHULUAN sel-sel kelamin jantan tumbuhan yang


Lebah madu Apis cerana Merupakan memiliki perbedaan bentuk dan warna
lebah madu asli Asia yang menyebar mulai tergantung dari varietas tumbuhan.
Afghanistan, China, Jepang sampai Kandungan protein pada polen tergantung
Indonesia (Hadisoesilo, 2001). Produktivitas dari jenis tumbuhan penghasil polen
lebah madu Apis cerana dapat menghasilkan (Shihombing, 2005). Pollen atau tepung sari
madu sebanyak 2-5 kg perkoloni dalam diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh
setahun (Lamerkabel, 2011). Apis cerana antenna sebagai sel kelamin jantan
banyak dikembangkan oleh masyarakat di tumbuhan. Pollen dimakan oleh lebah madu
Indonesia karena lebah ini lebih tahan terutama sebagai sumber protein, lemak,
terhadap penyakit, selain itu juga memiliki karbohidrat, dan sedikit mineral. Satu koloni
daya adaptasi lebih tinggi terhadap lebah madu membutuhkan sekitar 50
lingkungan dibandingkan Apis kgpollen per tahun. Sekitar separuh dari
mellifera.Apis cerana dapat dikembangkan pollen tersebut digunakan untuk makanan
di dataran tinggi maupun dataran rendah larva (Lammerkabel, 2011). Preferensi
(Koets, 2013). (kesukaan) akan polen ini dipengaruhi oleh
Apis cerana membutuhkan makanan warna dan bau, seperti pada warna bunga
untuk mempertahankan hidupnya, baik (Jumar, 2000). Lebah madu dalam memanen
berupa nektar atau tepung sari bunga butiran-butiran polen menggunakan
(polen). Sarwono (2001) mengatakan mandible dan hampir semua bagian-bagian
hampir semua tanaman yang berbunga tubuh, dengan ukuran polen sangat kecil dari
dijadikan sumber pakan lebah madu. Polen bunga yang selanjutnya akan diletakan pada
merupakan tepung sari dari tanaman corbicula atau pollen basket dan
berbunga yang digunakan untuk membawanya ke sarang dalam bentuk pelet.
penyerbukan tanaman. Polen diperoleh dari Keragaman vegetasi tanaman
bunga yang dihasilkan oleh anther sebagai mempengaruhi produktivitas lebah untuk

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 10


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

menghasilkan madu, polen, royal jeli, MATERI DAN METODE


propolis, dan lilin lebah. Semakin banyak Materi penelitian
tanaman yang tersedia maka semakin Bahan yang digunakan dalam
banyak makanan untuk lebah. Faktor yang penelitian ini antara lain adalah koloni lebah
berpengaruh dalam keberhasilan budidaya madu A. cerana, polen bunga pada tanaman
lebah madu adalah tersedianya pakan lebah sekitar koloni, polen yang dikoleksi lebah,
yang berupa tanaman berbunga. Bunga dari aquades dan gula pasir. Peralatan yang
tanaman-tanaman tersebut mengandung digunakan dalam penelitian ini adalah GPS
nektar, polen, atau nektar dan polen yang smartphone, Altimeter, Petridish, Object
sangat berpengaruh dalam produksi madu glass, Cover glass, Pipet tetes, Jarum
yang akan dihasilkan oleh lebah madu pemisah, Kuas kecil, Tissue, Mikroskop
(Sulistyarini, 2006). digital, Kamera digital, Polen trap buatan,
Ketinggian tempat mempengaruhi Lakban coklat,Timbangan digital mikro,
suhu udara dan kelembaban setiap daerah, Baki penampung dan Koran.
dimana semakin tinggi tempat tersebut (dpl)
maka semakin turun juga suhu udara yang Metode penelitian
ada di tempat tersebut (Ritung dkk, 2007). Metode penelitian yang digunakan
Suhu dan kelembaban udara dapat dalam penelitian ini adalah percobaan
mempengaruhi keragaman vegetasi suatu lapang dengan 3 variabel dan 8 ulangan.
daerah karena setiap tanaman membutuhkan Variabel yang amati adalah diameter polen
lingkungan tertentu untuk tumbuh, misalnya lebah madu yang terdapat pada ketinggian
tanaman kopi dan kina hidup dataran tinggi berbeda sesuai dengan penggolongan
dan suhu dingin. Kabupaten Malang dataran menurut Badan Meteorologi,
merupakan wilayah yang memiliki Klimatologi dan Geofisika (BMKG), yaitu:
ketinggian tempat yang beragam mulai dari 1. Dataran rendah dengan ketinggian 0-
0 – 3000 meter di atas permukaan laut (dpl). 100 mdpl di Pantai Ngliyep.
Setiap ketinggian di daerah Kabupaten 2. Dataran sedang dengan etinggian 400-
Malang memiliki vegetasi tumbuhan yang 499 mdpl di Desa Druju, Kecamatan
beragam di setiap ketinggiannya. Banyaknya Sumbermanjing Wetan.
varietas tanaman sebagai pakan sumber 3. Dataran tinggi dengan ketinggian 800-
polen lebah dipengaruhi oleh ketinggian 899 mdpl di Desa Brorogondang
tempat, dimana semakin tinggi ketinggian Kecamatan Karangploso.
tempat berkorelasi dengan semakin rapat Selanjutnya penelitian dilakukan dengan
vegetasi yang ada (Aqsar, 2009). Perbedaan tahapan berikut:
ketinggian tempat akan menghasilkan polen 1. Pra penelitian,
dengan jumlah dan ukuran yang berbeda 2. Penentuan lokasi,
(Suwannaponget al, 2011). 3. Pengambilan polen lebah madu apis
Sehubungan dengan hal di atas, cerana
maka perlu dilakukan pengukuran diameter 4. Pengambilan sampel polen tanaman,
polen yang diambil lebah madu Apis cerana 5. Identifikasi sampel tanaman,
dari jenis tanaman yang berbeda, untuk 6. Pengukuran diameter polen lebah madu
mengetahui sumber pakan yang dapat Apis cerana.
menunjang produktifitas lebah berdasarkan
diameter polen. Sehingga dapat diketahui Tahapan Penelitian.
diameter polen dan ketinggian tempat yang 1. Pra penelitian
paling ideal untuk budidaya lebah madu. a. Menyusun rancangan penelitian.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 11


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

b. Memilih lokasi penelitian yang jarak maksimal 500 m dari koloni


ditentukan dengan melihat pada lebah madu Apis cerana dengan cara
GPS. memetik bunga yang telah mekar
c. Survey tempat penelitian pada sempurna kemudian dimasukkan
masing-masing ketinggian untuk dalam amplop dan diberi label
melihat vegetasi tanaman, ketinggian dengan kode spesies.
tempat, suhu, dan kelembaban udara. b. Bunga dibawa ke Labolatorium
d. Menyiapkan perlengkapan penelitian Sentra Ilmu Hayati (LSIH)
serta perizinan penelitian. Universitas Brawijaya, kemudian
dirontokan polennya dan diencerkan
2. Penentuan lokasi dengan larutan gula dengan
a. Penentuan lokasi pengambilan konsentrasi 20 % untuk dilihat
sampel dilakukan dengan cara dibawah mikroskop.
melihat peta titik lokasi pada Global c. Hasilnya dipotret dan dijadikan
Positioning System (GPS) bahan perbandingan untuk
smartphone berdasarkan ketinggian identifikasi polen yang dibawa oleh
tempat. lebah madu A. cerana.
b. Dalam aplikasi GPS Smartphone
tertera titik koordinat dan ketinggian 5. Identifikasi sampel tanaman.
tempat, GPS berperan penting dalam a. Tanaman bunga yang diambil
menentukan keakuratan posisi sebagai sampel dipotret untuk
(Lengkong dkk, 2015). mempermudah identifikasi.
c. Kemudian dilakukan survey untuk b. Identifikasi tanaman dilakukan
mengetahui keberadaan lebah madu dengan cara menanyakan pada
Apis Cerana dan vegetasi tanaman. penduduk lokal dan dengan panduan
buku identifikasi tanaman tropis
yaitu buku Flora yang ditulis oleh
3. Pengambilan polen lebah madu Apis Dr. C.G.G.J. van Steenis,dkk pada
cerana tahun 2013.
a. Menyiapkan koloni lebah madu Apis
cerana dan dibawa ke lokasi 6. Pengukuran diameter polen lebah
penelitian. madu Apis cerana.
b. Pasang polen trap buatan pada setup a. Sampel polen yang sudah ditimbang
dan bak penampung untuk dimasukkan dalam tabung
mengambil polen yang dibawa pada reaksi/cawan petri.
tungkai lebah. b. Dimasukkan larutan air gula dengan
c. Polen bunga pada lebah diambil dan konsentrasi 20 %(20 gram gula
ditimbang menggunakan timbangan dilarutkan dalam 100 cc air)
digital mikro sebanyak 0,5 gram sebanyak 1:1 (0,5 gr polen : 0,5 ml
pada setiap ulangan. larutan gula).
d. Polen dimasukkan dalam amplop dan c. Apabila sampel masih terlalu pekat
diberi label. maka tambahkan pengencer hingga
apabila polen dibuat preparat dapat
4. Pengambilan sampel polen tanaman diamati dengan jelas dan tidak
a. Mengambil sampel bunga dari tertumpuk.
tanaman bunga yang berada pada

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 12


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

d. Polen yang sudah diencerkan,


diteteskan diatas object glass
kemudian dilakukan pengamatan
dibawah lensa mikroskop.
e. Pengamatan dan pengambilan foto
polen menggunakan mikroskop
trinokuler Nikon Eclipse Ci dengan
perbesaran 10 x 40.
f. Sampel polen dari lebah diamati dan
diidentifikasi dengan
membandingkan pada sampel polen
dari bunga.
g. Dilanjutkan dengan pengukuran Gambar 1. Pengukuran diameter polen
diameter polen dengan bantuan tanaman Begonia.
software NIS Instrument 64 bit. P= Diameter Polar, E= Diameter Equatorial
(Sumber: Rajbhandary etal, 2012)
Variable Penelitian
Cara Pengukuran diameter dilakukan
1. Variabel Tambahan dengan menggunakan Mikroskop Nikon
Lokasi penelitian yang meliputi: Eclipse Ci danaplikasi NIS Instrument 64 bit
o Ketinggian daerah. yang terdapat pada komputer dan terhubung
Diukur dengan menggunakan dengan mikroskop.
Altimeter dengan cara mengaktifkan Adapun caranya adalah:
GPS Smartphone dan altimeter di
 Instal aplikasi NIS Instrument 64 bit
lokasi penelitian.
pada komputer dan hubungkan dengan
o Suhu dan kelembaban udara.
mikroskop Nikon Eclipse Ci.
Diukur dengan menggunakan
 NIS Instrument 64 bit dikalibrasi
termometer digital (Talapessy,2012).
dengan menggunakan mikrometer
objektif pada setiap perbesaran.
2. Variabel Utama  Setelah dikalibrasi maka gambar objek
Diameter polen yang diukur meliputi dapat dipotret dan diukur diameter
diameter polar polen dan diameter menggunakan aplikasi NIS Instrument
equatorial polen (Rajbhandary etal, 2012). 64 bit dengan satuan mikron.
Pengukuran diameter polen yang dilakukan  Pengukuran diameter dilakukan dengan
tampak seperti gambar 1. menarik garis pada bidang equatorial
dan polar pada polen yang telah dipotret
menggunakan Nis Instrument 64 bit.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 13


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

Analisis Data
Hasil pengamatan pada variabel
tambahan dianalisis secara diskriptif.
Variable utama dari penelitian dirancang
dengan menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) dengan model linier berikut:

Yij = µ + αi + εij

Keterangan:
Yij = Diameter polen lebah madu pada
perlakuan ke1-3 dan ulangan ke1-8 .
µ = nilai tengah umum.
αi = pengaruh ketinggian ke 1-3. Gambar 2. Topografi lokasi penelitian
εij = galat percobaan pada satuan (Sumber: Dokumentasi Pribadi).
percobaan ulangan ke 1-8 perlakuan ke1-3.
Tiga tempat penelitian tersebut
Apabila hasil analisis ragam terdapat berada di Kabupaten Malang yang memiliki
perbedaan antar ketinggian maka dilakukan kondisi geografis yang berbeda, dari hasil
uji Duncan dengan formula sebagai berikut: pengamatan di atas, didapatkan lokasi
𝐾𝑇𝐺𝑎𝑙𝑎𝑡 pertama (P1) yaitu di Pantai Ngliyep Desa
DMRTα =𝑅; 𝑑𝑏𝑔√ Kedungsalam, Donomulyo, Kab. Malang,
𝑟
Keterangan : Jawa Timur (S-8°22’46.2”, W112°24’45).
KT Galat = Kuadrat tengah galat Lokasi penggembalaan kedua (P2) berada di
dbg = Derajat bebas galat Dusun Druju, Desa Druju, Sumbermanjing
r = Banyaknya ulangan Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur (S-
8°15’01.0”, W112°40’27.5”) yang
HASIL DAN PEMBAHASAN merupakan tempat penggembalaan milik
Ketinggian Daerah Bapak Kholid. Selain itu, lokasi penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di ketiga (P3) berada di Desa Borogondang,
tiga lokasi yang terletak di Kabupaten Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten
Malang. Penentuan lokasi dilakukan dengan Malang, Jawa Timur (S -7°51’08.2”, W
melihat peta pada smartphone untuk melihat 112°34’19.6”).
kondisi topografi dan ketinggian tempat, Pengukuran ketinggian tempat
kemudian koordinat GPS ditandai dengan menggunakan aplikasi Altimeter pada
memberikan pin pada aplikasi seperti smartphone. Aplikasi ini bekerja dengan
tampak gambar 2. berbasis GPS yang telah terpasang pada
smartphone. Data pengukuran ketinggian
tempat dapat dilihat pada gambar 3

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 14


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

(2008) menyatakan bahwa ketinggian


merupakan faktor lingkungan yang paling
berpengaruh terhadap persebaran jenis
pohon, diikuti kelembaban tanah dan
intensitas cahaya. Vegetasi hutan pantai
pada P1 sesuai dengan Tehuteru dan
Mahfudz (2012) yang melaporkan bahwa
ciri khas hutan pantai, antara lain 1) tidak
Gambar 3. Pengukuran ketinggian tempat, terpengaruh iklim, 2) tanah kering (tanah
keterangan: P1 kiri, P2 tengah pasir, berbatu karang, atau lempung), 3)
dan P3 kanan. (Sumber: tumbuh di pantai (tanah rendah pantai), 4)
Dokumentasi Pribadi) pohon-pohon kadang penuh dengan epifit
antara lain paku-pakuan dan anggrek, di
Pantai Ngliyep (P1) dengan Indonesia banyak ditemukan di pantai
ketinggian 0 mdpl, merupakan pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Hutan pantai memiliki
yang memiliki vegetasi hutan yang masih keragaman jenis yang rendah. Zona ini
alami, terdiri dari pepohonan besar, memiliki jenis tumbuhan yang mampu
leguminosa dan tanaman penutup tanah. tumbuh di tanah yang berkadar garam
Selain itu, terdapat bukit, lembah dan (salinitas) tinggi, mempunyai kemampuan
kampung nelayan. Lokasi ini terdapat 22 menyesuaikan diri pada keadaan pasir yang
jenis tanaman berbunga yang ditemukan kering, terhadap angin, terhadap tanah yang
berada disekitar sarang. Lokasi ini Kondisi miskin unsur hara dan terhadap suhu tanah
geografis di Sumbermanjing Wetan (P2) yang tinggi serta memiliki akar yang dalam.
merupakan daerah dataran tinggi perbukitan Pada ketinggian P2 dan P3 memiliki variasi
kapur. Di bagian tengah, utara dan timur vegetasi yang komplek karena aktivitas
merupakan daerah lembah, sementara perkebunan dan pertanian serta tumbuhan
daerah ujung paling selatan terbentang laut liar. Wiharto dkk (2008) melaporkan bahwa
dan pantai. Tempat ini memiliki ketinggian bahwa keberadaan aliansi vegetasi juga
423 mdpl dengan vegetasi tanaman yang dipengaruhi oleh kombinasi dari faktor
tidak jauh beda dengan P1 namun telah abiotik tanah, serta topografi. Untuk daerah
banyak perkebunan. Lokasi kedua terdapat pegunungan, faktor lingkungan utama yang
20 jenis tanaman berbunga. Sedangkan mengendalikan pola penyebaran vegetasi
keadaan geografis di Karangploso (P3) yaitu adalah ketinggian tapak dari permukaan laut.
perbukitan yang memiliki ketinggian tempat Faktor ini merupakan suatu gradasi
873 mdpl dengan vegetasi tanaman yang lingkungan yang bersifat kompleks yang
beragam, antara lain banyak lahan mengkombinasikan beberapa faktor
pertanian, perkebunan serta tanaman liar lingkungan yang penting untuk pertumbuhan
seperti pohon, rumput dan leguminosa. tumbuhan, terutama suhu udara dan curah
Lokasi ini terdapat 21 jenis tanaman hujan.
berbunga yang ada disekitar sarang.
Ketiga perbedaan ketinggian tempat Suhu Udara Lokasi Penelitian
tersebut memiliki vegetasi yang variatif. Suhu udara pada lokasi penelitian
Ada beberapa jenis tanaman yang tidak diukur menggunakan termometer digital
dapat di koleksi bunganya dikarenakan tidak merk Innotech. Pengukuran suhu dilakukan
terjangkau keberadaan bunganya. Sesuai pukul 07.00 WIB pada saat pengumpulan
dengan pernyataan Kurniawan dan Parikesit polen lebah madu. Berdasarkan kondisi saat

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 15


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

di lapang, suhu lingkungan setiap ketinggian udara, pada P1 dengan meiliki kelembaban
memiliki perbedaan. Pada P1 memiliki suhu 63%, selanjutnya pada P2 memiliki
24.1o C, selanjutnya pada P2 memiliki suhu kelembaban 83%, kemudian pada P3
27,5o C, kemudian pada P3 memiliki suhu memiliki kelembaban 84%. Lebih jelasnya
23,5o C. Grafik perbedaan suhu pada ketiga dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.
Kelembaban (%)
Suhu (° C)
P1
P1 P2
P2 P3
P3

Gambar 5. Kelembaban udara masing


masing perlakuan
Gambar 4. Pengukuran suhu di lokasi
penelitian Gambar 5 menunjukkan bahwa
Gambar diatas menunjukkan bahwa kelembaban udara paling rendah berada
suhu tertinggi terdapat pada P2 dan suhu pada P1, sedangkan kelembaban tertinggi
terendah terdapat pada P3. Perbedaan suhu terdapat pada P3. Setiap kenaikan tempat
diatas tidak sesuai dengan yang dikatakan kelembaban udara semakin tinggi.
oleh Ritung, dkk (2007) bahwa semakin Kurniawan dan Parikesit (2008) mengatakan
tinggi tempat diatas permukaan laut maka bahwa tinggi rendahnya intensitas cahaya
suhu semakin rendah. Hal ini diakibatkan yang ada setiap lokasi berpengaruh pada
oleh faktor cuaca waktu penelitian dilakukan kelembaban udara. Hal ini terlihat pada
yang ekstrim. Maslakah (2015) melaporkan kisaran nilai kelembaban udara yang cukup
dalam penelitiannya di Juanda Surabaya tinggi, misalnya pada P2 dan P3 pada daerah
bahwa tren temperatur ekstrim menandakan yang bertajuk rapat (intensitas cahaya
terjadinya peningkatan temperatur. Pola rendah). Menurut laporan dari Larashati
presipitasi mengalami perubahan di mana (2004) menyatakan bahwa pada ketinggian
jumlah curah hujan tahunan semakin 800-1000 m dpl memiliki kelembaban tinggi
berkurang, namun frekuensi kejadian hujan dengan topografi medan bergelombang
lebat semakin meningkat selama periode sampai terjal memiliki keragaman tanaman
1981-2013 di Juanda Surabaya. yang kanopinya menutup sebagaian besar
permukaan tanah. Kelembaban udara
Kelembaban Udara tersebut sangat mendukung dan memainkan
Kelembaban udara diukur dengan peranan penting dalam produksi tanaman.
menggunakan termo higrometer merk
Innotech. Pengukuran kelembaban Pengaruh ketinggian terhadap diameter
dilakukan pada waktu pengumpulan sampel polen lebah madu A. cerana.
yaitu pukul 07.00 WIB. Data yang diperoleh Hasil pengamatan diameter polen yang
berdasarkan kondisi saat di lapang, setiap diamati menggunakan mikroskop Nikon
ketinggian memiliki perbedaan kelembaban Eclipse Ci dengan bantuan software NIS

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 16


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

Instrument 64 bit pada berbagai ketinggian tanaman dapat diidentifikasi. Polen tanaman
tempat tampak seperti lampiran 1. Polen yang dibawa oleh lebah madu Apis cerana
yang didapatkan pada P1 sebanyak 17 jenis memiliki bentuk yang variatif, antara lain
dan 9 tanaman yang dapat teridentifikasi, bentuk sircular, elipse dan triangular seperti
pada P2 didapatkan 16 jenis dengan 8 jenis tampak pada beberapa gambar 6 dibawah
yang dapat teridentifikasi, seanjutnya pada ini.
P3 didapatkan 17 jenis tanaman dan 10 jenis

Gambar 6. Bentuk polen Tabel 4. Rataan diameter equatorial polen


Keterangan: (dari atas kiri) pada masing-masing ketingian
1. Cocus nucifera, (Elipse) Perlakuan Diameter Equatorial
2. Synedrella nodiflora (sircular), P1 21.149 ± 1.453 µm a
3. Turnera Ulmifolia (Acuminate obtuse)
P2 42.159 ± 4.692 µm b
4. Caesalpinia pulceherrlima (Sircular)
5. Zea mays (Sircular) P3 36.914 ± 4.315 µm b
6. Eucaliptus (Corvex triangular) Memperhatikan Tabel 4. menunjukkan
Polen lebah diukur dengan satuan mikron bahwa diameter equatorial pada P1
yang meliputi panjang equatorial dan memiliki perbedaan sangat nyata
panjang polar. Adapun hasil analisa dapat dibandingkan perlakuan lain, sedangkan
seperti yang tertera dibawah ini. pada P2 dan P3 memiliki perbedaan nyata.
Perlakuan ketinggian 0 mdpl (P1) memiliki
4.1.1 Diameter equatorial polen. rataan diameter equatorial yang terkecil
Hasil pengamatan diameter equatorial yaitu 21,149 µm. Rataan diameter
polen pada berbagai ketinggian, equatorial polen kedua yaitu pada
menunjukkan bahwa ketinggian tempat ketinggian 874 mdpl (P3) dengan rataan
berpengaruh nyata (P < 0,01) terhadap diameter equatorial sebesar 36,914 µm.
diameter equatorial polen. Adapun rata-rata Selain itu rataan diameter terbesar yaitu
diameter equatorial polen pada masing- pada ketinggian 423 mdpl (P2) sebesar
masing ketinggian dapat dilihat pada Tabel 4 42,159 µm. Perbedaan diameter Equatorial
terutama pada P1 lebih kecil dibandingkan
pada P2 atau P3, lebih jelasnya dapat dilihat
pada gambar 7.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 17


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

Diameter Diameter pengaruh suhu, kelembaban dan intensitas


Diameter
P1 Equatorial
P2 P3(µm)
Equatori Equatori cahaya yang berkaitan erat dengan
al; P2; al; P3; ketinggian juga berpengaruh besar terhadap
Diameter 42,159 36,914
Equatori
diameter polen dan jenis polen yang dibawa
al; P1; oleh lebah. Terbukti pada jenis polen yang
21,149 terdapat pada ketiga perlakuan, yaitu polen
Acasia sp yang diambil oleh lebah memiliki
diameter equatorial berbeda pada setiap
ketinggian, P1 memiliki diameter 29-34 µm,
P2 memiliki diameter 32-47 µm dan P3
memiliki 36-70 µm.

Diameter polar polen


Gambar 7. Perbandingan rataan diameter
Dari analisis yang telah dibuat,
equatorial polen.
ketinggian tempat berpengaruh sangat nyata
(P < 0,01). Adapun rata-rata diameter
Pada P1, lebih banyak ditemukan
equatorial pada masing masing ketinggian
polen dari Cocos nucifera, Acasia sp dan
dapat dilihat pada tabel 5.
Ageratum sp. Pada lokasi pengambilan P2
Tabel 5. Rataan diameter polar polen pada
banyak ditemukan L.leucocephala L.,
masing-masing ketingian
Acasia sp dan Mimosa pudica. Selain itu
pada P3 banyak ditemukan polen dari Perlakuan Diameter Polar (µm)
tanaman Zea mays, Acasia sp, Mimosa P1 27,046 ± 2,641 µm a
pudica dan Lantana camara. Polen Acasia P2 49,033 ± 4,983 µm c
sp ditemukan pada semua koloni di ketiga P3 40,324 ± 4,756 µm b
ketinggian, sehingga dapat dikatakan tipe Keterangan : a,b,c= Superskrip perbedaan
polen ini adalah sumber polen utama bagi A. yang sangat nyata(P<0,01)
cerana. Jenis-jenis polen yang dikumpulkan padadiameter polar polen.
lebah memiliki diameter equatorial yang
berbeda-beda. Diameter equatorial polen Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan
paling besar dari ketiga perlakuan (dapat bahwa rataan diameter polen yang dianalisa
dilihat pada Lampiran 1.) yang diambil dari tiga ketinggian tempat berbeda
lebah madu Apis cerana adalah polen dari memiliki perbedaan yang sangat nyata,
tanaman Zea mays yaitu 93,68 µm diameter polar terbesar pada ketinggian 423
sedangkan polen dengan diameter mdpl (P2) sebesar 49,033 µm. Besar rataan
Equatorial terkecil yang diambil adalah diameter polar kedua yaitu pada ketinggian
polen Mimosa pudica berukuran 8,52 µm. 874 mdpl (P3) dengan rataan diameter polar
Perbedaan terhadap diameter polen sebesar 40,324 µm. Selain itu rataan
tersebut disebabkan oleh sifat genetik dan diameter polar terkecil pada ketinggian 0
pengaruh lingkungan pada ketiga ketinggian mdpl (P1) sebesar 27,046 µm, untuk lebih
memiliki perbedaan. Sifat genetik yang jelasnya dapat dilihat pada gambar 8.
dimaksud adalah polen yang dibawa oleh
lebah berasal dari berbagai jenis tanaman
yang berbeda sehingga memiliki bentuk dan
ukuran yang berbeda pula. Selain pengaruh
genetik, faktor lingkungan seperti
ketersediaan air dan nutrisi mineral serta
J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 18
Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

Rambut-rambut pada tubuh lebah


P1 P2 P3
Diamete (µm)Diamete
Diameter Diamete
Polar mempercepat saat panen polen, polen dari
r Polar; r Polar; r Polar; seluruh tubuh disisir menggunakan tungkai
P1;… P2;… P3;… dan dimasukkan ke keranjang polen
(Muntamah, 2009). Lebah madu mengambil
polen berdasarkan ketersediaan tanaman
berbunga yang melimpah disekitar sarang
dengan ciri-ciri yang dikatakan oleh
Darjanto dan Siti Satifah (1982) yaitu
Gambar 8. Perbandingan rataan diameter polenberminyak atau bergetah lengket
polar polen. sehingga mudah melekat pada tubuh
seranggga. Polen memiliki ornamen
Memperhatikan gambar diatas P2 permukaan yang bermacam-macam antara
memiliki diameter polar terpanjang. lain berbenjol-benjol, berduri maupun
Piameter polar polen terbesar yang diambil permukaannya kasar. Ornamen polen yang
lebah madu Apis cerana dari P1, P2 dan P3 diambil lebah madu Apis cerana pada
adalah polen Zea mays 97,99 µm, sedangkan berbagai ketinggian tempat dapat dilihat
panjang polar terkecil berada pada polen pada gambar 9 dibawah ini.
Mimosa pudica sebesar 8,93 µm. Hal ini
dikarenakan perbedaan vegetasi yang di
Sumbermanjing Wetan memiliki banyak
tanaman yang menghasilkan polen dengan
diameter lebih besar dibandingkan yang
lainnya. Perbedaan diatas dikarenakan
perbedaan sifat genetik dan lingkungan yan
berbeda pada masing masing ketinggian
berbeda. Moghe and Shin-Han Shiu (2014)
mengatakan bahwa perbedaan ketinggian
dan suhu pada ketiga ketinggian tersebut
mempengaruhi sifat genetik pada tanaman
dalam menghasilkan polen dengan ukuran Gambar 9. Macam-macam ornamen
berbeda. permukaan polen yang diambil oleh lebah
Perbedaan diameter equatorial dan madu Apis cerana.
panjang polar pada polen di atas dapat Keterangan: Dari kiri
diartikan bahwa, lebah madu Apis cerana 1. Acasia sp,
dalam mengambil polen tidak bergantung 2. Cocos nucifera,
pada ukuran diameter tertentu secara 3. Synedrella nodiflora,
spesifik. Lebah madu Apis cerana dapat 4. Zea mays,
beradaptasi terhadap perubahan diameter 5. Tidak teridentifikasi
polen yang tersedia pada berbagai
ketinggian, sehingga ketiga keitinggian Lebah madu dalam mengambl polen
dapat mendukung kehidupan lebah madu. dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Adaptasi lebah sebagai serangga penyerbuk warna dan bau, seperti pada warna bunga
yang mencari polen terlihat pada banyaknya dan aroma bunga. Selain itu, lebah madu
rambut-rambut pada tubuh lebah dan adanya dalam memanen butiran-butiran polen
keranjang polen pada tungkai belakang. menggunakan mandible dan hampir semua

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 19


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

bagian-bagian tubuh, dengan ukuran polen KESIMPULAN DAN SARAN


sangat kecil antara 0,01-0,1 mm dari bunga Kesimpulan
yang selanjutnya akan diletakan pada Penelitian ini membuktikan bahwa
corbicula atau pollen basket dan perlakuan ketinggian tempat berpengaruh
membawanya ke sarang dalam bentuk pelet pada diameter polen tanaman yang
(Jumar, 2000). Berdasarkan kenyataan dikumpulkan oleh lebah madu Apis cerana,
tersebut berarti tidak semua tanaman bisa baik diameter polar maupun diameter
menghasilkan polen maupun nektar yang equatorial. Hal ini dikarenakan perbedaan
dapat dimanfaatkan oleh lebah, tanaman ketinggian memiliki vegetasi dan iklim yang
penghasil polen yang diambil untuk berbeda sehingga menghasilkan tanaman
kehidupan lebah madu Apis cerana adalah dengan ukuran diameter polen yang
polen dengan diameter equatorial polen berbeda-beda. Dalam pengambilan polen
antara 8,52 µm sampai 93,68 µm dan sebagai sumber makanan, lebah madu Apis
diameter polar polen 8,93 µm sampai 97,99 cerana tidak bergantung pada diameter
µm. Data polen di Desa Borogondang, polen tertentu untuk memenuhi kebutuhan
Kecamatan Karangploso, kemudian di Desa hidup lebah. Lebah madu dapat beradaptasi
Druju, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, terhadap perbedaan diameter pada berbagai
dan Pantai Ngliyep, Desa Kedung Salam, ketinggian sehingga ketiga ketinggian
Kecamatan Donomulyo yang merupakan tempat tersebut dapat menunjang kehidupan
sumber polen bagi A. cerana atau tidak, lebah madu. Polen yang dapat menunjang
dapat digunakan sebagai database polen di kehidupan lebah madu Apis cerana dalam
Kabupaten Malang, dan tumbuhan yang penelitian ini adalah polen dengan diameter
mempunyai periode pembungaan pada bulan equatorial polen antara 8,52 µm sampai
Februari. Keberadaan tumbuhan berbunga di 93,68 µm dan diameter polar polen 8,93 µm
sekitar sarang baik sebagai sumber pakan sampai 97,99 µm.
atau tidak, perlu diperhatikan, karena lebah
madu selain memerlukan nektar dan polen Saran
juga memerlukan resin yang diambil dari Perlu adanya penelitian lanjut mengenai
tumbuhan. Resin diperlukan sebagai perekat tanaman yang paling disukai lebah madu
pada sarang yang disebut sebagai propolis. Apis cerana berdasarkan jumlah polen yang
Propolis adalah bahan perekat bersifat resin diambil oleh lebah madu Apis cerana.
yang dikumpulkan lebah pekerja dari Tumbuhan sumber polen bagi A. cerana
kuncup, kulit atau bagian lain dari yang tidak terambil pada sampel bunga di
tumbuhan. Dalam sarang, propolis sekitar sarang dapat disebabkan karena
digunakan oleh lebah pekerja untuk pengambilan sampel bunga dalam penelitian
menutup celah-celah, mendempul retakan- ini hanya dalam radius 500 meter. Dengan
retakan, memperkecil lubang dan menutup demikian, kemungkinan A. cerana mencari
lubang. Propolis juga digunakan untuk sumber polen lebih dari jarak tersebut.
menutup organisme yang berpotensi sebagai Untuk penelitian selanjutnya, prosedur
penyakit misalnya kecoak atau larva lebah pengambilan sampel bunga di sekitar sarang
mati yang tidak dapat dikeluarkan dari harus diperhatikan agar semua bunga yang
sarang (Lamberkabel, 2011). mekar dapat terambil dengan baik.
Berdasarkan faktor-faktor di atas masih
diperlukan penelitian lebih lanjut tentang
tumbuhan di sekitar sarang, baik sebagai
sumber polen atau nektar.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 20


Pengaruh Ketingian Terhadap Diameter M. Jayuli, dkk. 2018
Polen Lebah Madu…

DAFTAR PUSTAKA Lengkong, H. N., Sinsuw, A. A. E., &


Alamendah. (n.d.). Lebah madu apis dorsata. Lumenta, A. S. M. (2015). Perancangan
Aqsar, Z. El. (2009). Hubungan ketinggian penunjuk rute pada kendaraan pribadi
dan kelerengan dengan tingkat menggunakan aplikasi mobile gis
kerapatan vegetasi menggunakan berbasis android yang terintegrasi pada
sistem informasi geografis di taman google maps. Jurnal teknik elektro dan
nasional gunung leuser. komputer unsrat , 4(2), 18–25.
Danu, F. T., & Mahfudz. (2012). Hutan Lilik, M. (2009). Aktivitas Apis cerana
pantai indonesia. manado : Balai mencari polen dan identifikasi polen di
Penelitian Kehutanan Manado. perlebahan tradisional di bali. Bogor:
Darjanto, & Fatimah, S. (n.d.). Pengetahuan Sekolah Pascasarjana ITB.
dasar biologi bunga dan teknik Moghe, G. D., & Shiu, S.-H. (2014). The
penyerbukan silang buatan. causes and molecular consequences of
Hadisoesilo, S. (2001). The diversity of polyploidy in flowering plants. Annals
indigenous honey bee species of of the New York Academy of Sciences,
Indonesia. Biodiversitas, 2(1), 123– 1320(1), 16–34.
128. https://doi.org/10.1111/nyas.12466
Jacobus S. A Lamerkabel. (2011). Mengenal Rajbhandary, S., Hughes, M., & Shrestha,
jenis-jenis lebah madu, produk-produk K. K. (2012). Pollen morphology of L.
dan cara budidayanya. Jurnal Ilmu Dan (Begoniaceae) in Nepal. Bangladesh
Pengetahuan Teknologi, 9(1), 70–78. Journal of Plant Taxonomy, 19(2),
Jumar. (2000). Entomologi pertanian, 1–99. 191–200.
Jumin, & Basri, H. (1989). Ekologi https://doi.org/10.3329/bjpt.v19i2.13134
tanaman. cetakan pertama CV. Ronaldo, T. (2012). Desain alat ukur suhu
Rajawali. Jakarta. dan kelembaban berbasis
Kurniawan, A., & Parikesit. (2018). Tree mikrokontroleratmega. Jurnal
species distribution along the Barekeng, 6(2), 29–31.
environmental gradients in Pananjung Sofyan, R., Wahyunto, Fahmuddin, A., &
Pangandaran Nature Reserve, West Hapid, H. (2007). Panduan evaluasi
Java. Biodiversitas, 9(4), 275–279. kesesuaian lahan dengan contoh peta
https://doi.org/10.13057/biodiv/d090407 arahan penggunaan lahan Kabupaten
Larashati, I. (2004). Keanekaragaman Aceh Barat. Bogor.
tumbuhan dan populasinya di gunung Steenis, C. G. G. . (2013). Flora. Jakarta
kelud, Jawa Timur Plant diversity and Timur: PT. Balai Pustaka (Persero).
population in Mount Kelud, East Java. Sulistyorini, & Catur, A. (2006).
Biodiversitas, 5(2), 71–76. Inventarisasi tanaman pakan lebah
https://doi.org/10.13057/biodiv/d050206 madu, Apis cerana Ferb. di Perkebunan
Teh Gunung Mas, Bogor.

J. Ternak Tropika Vol 19, No 9: 9-21, 2018 21

Anda mungkin juga menyukai