BIOTROP
MANAJEMEN BIODIVERSITAS TROPIS
Judul
: Manajemen Biodiversitas Tropis SKS : 20
Magang
Topik magang ini diberikan untuk
membekali peserta magang dengan
wawasan pengelolaan biodiversitas
melalui pengelolaan hama gudang dan
permukiman di Indonesia;
permasalahan gulma dan tumbuhan
asing invasif pada berbagai
agroekosistem serta pengendaliannya;
Deskripsi
: masalah kerusakan bahan pangan yang Sertifikasi : Ya
Singkat
disebabkan oleh serangan cendawan
pascapanen dan produksi
mikotoksinnya; konsep dan teknik
manajemen, analisis, mitigasi dan
pemodelan dalam lingkup manajemen
risiko biodiversitas tropis; serta dasar-
dasar bioteknologi modern dalam
upaya pelestarian biodiversitas.
Capaian Setelah mengikuti program magang,
Pembelajaran peserta magang (i) mampu memahami
Umum menjelaskan metode pengendalian
hama gudang terpadu, (ii) mampu
menjelaskan permasalahan gulma dan
tumbuhan asing invasif pada berbagai
agroekosistem serta pengendaliannya;
dan (iii) mampu menjelaskan masalah
kerusakan bahan pangan yang
disebabkan oleh serangan cendawan
pascapanen dan produksi
mikotoksinnya, faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan
cendawan pascapanen, metode
pencegahan dan pengendaliannya,
serta metode analisis mikotoksin pada
bahan pangan; (iv) konsep dan teknik
manajemen, analisis, mitigasi dan
pemodelan dalam lingkup
biodiversitas tropis; dan (v) mampu
memahami dan menjelaskan dasar-
dasar bioteknologi modern.
SILABUS MAGANG BERSERTIFIKAT KAMPUS MERDEKA – SEAMEO BIOTROP
TOPIK: MANAJEMEN BIODIVERSITAS TROPIS
NO. MATA KULIAH CAPAIAN PEMBELAJARAN KHUSUS
INTEGRATED PEST MANAGEMENT OF Setelah mengikuti program magang, peserta magang (i) mampu menjelaskan
STORED PRODUCT INSECT PESTS tentang keanekaragaman spesies hama gudang di Indonesia, (ii) mampu
menjelaskan mengenai permasalahan yang ditimbulkan oleh serangga hama
1
gudang berdasarkan gejala kerusakan yang ditimbulkannya, dan (iii) mampu
menghubungkan aspek morfologi, biologi, dan ekologi serangga hama gudang
dengan berbagai metode pengendalian hama gudang terpadu
Setelah mengikuti program magang, peserta magang (i) mampu memahami
Agroekosistem sebagai suatu kerangka acuan konsepsional, (ii) mampu
PENGENDALIAN GULMA AGROEKOSISTEM
2 menjelaskan pondasi dari pengendalian gulma dengan pendekatan sistem
ekologi (iii) mampu membuat sistem pengendalian gulma secara terpadu dalam
sistem pertanian berkelanjutan.
Setelah mengikuti magang ini mahasiswa dapat menjelaskan (i) perbedaan
CENDAWAN PERUSAK PASCAPANEN DAN cendawan prapanen dan pascapanen; (ii) masalah kerusakan bahan pangan
3 MIKOTOKSIN BAHAN PANGAN akibat serangan cendawan pascapanen dan produksi mikotoksinnya, (iii) metode
pencegahan dan pengendaliannya, (iv) metode isolasi dan identifikasi cendawan
pascapanen, serta (v) metode analisis mikotoksin pada bahan pangan.
Setelah mengikuti magang ini mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep
MANAJEMEN RISIKO BIODIVERSITAS manajemen dan risiko, tahapan dan teknik analisis manajemen resiko
4 TROPIS biodiversitas. Mahasiswa juga mampu melakukan penyusunan perencanaan dan
mengimplementasikan teknik analisis, mitigasi dan pemodelan spasial dan non
spasial dalam lingkup manajemen resiko bidoversitas.
5 BIOTEKNOLOGI MODERN Setelah mengikuti kuliah mahasiswa (i) mampu memahami dan menjelaskan
dasar-dasar bioteknologi modern (ii) mampu menjelaskan konsep dasar gen,
DNA, protein, (iii) mampu menjelaskan dan mempraktikan isolasi DNA dan
RNA, (iv) mampu menjelaskan dan mempraktikan dan menganalisa aplikasi
PCR konvensional untuk identifikasi spesies, (iv) mampu menjelaskan jenis-
jenis marka molekuler, aspek pemanfatan marka molekuler dan keunggulan serta
kelemahan masing-masing marka molekuler.
KULIAH
Estimasi
Minggu Capaian Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Pengajar
(menit)
1. Integrated Pest Management of Stored Product Insect Pests
Mampu menjelaskan mengenai Definisi, sejarah, dan 1. Definisi dan sejarah disiplin
definisi, sejarah, dan permasalahan permasalahan hama ilmu hama gudang
1 100 ISH
yang ditimbulkan oleh hama gudang gudang di Indonesia 2. Permasalahan hama gudang di
dan hama permukiman di Indonesia Indonesia
2-3 Mampu menjelaskan mengenai Morfologi, biologi, dan 1. Definisi hama gudang primer 250 TAW
morfologi, biologi, dan ekologi ekologi serangga hama dan sekunder
serangga hama gudang gudang 2. Karakter morfologi serangga
hama gudang
3. Biologi serangga hama
gudang
4. Faktor lingkungan yang
mempengaruhi kehidupan
serangga hama gudang
5. Interaksi serangga hama
gudang dengan
lingkungannya
Mampu menjelaskan mengenai Hama penggerek kayu 1. Keanekaragaman jenis hama
morfologi, biologi, dan ekologi hama dan pengendaliannya penggerek kayu kering di
penggerek kayu serta pengendaliannya Indonesia
4 2. Morfologi dan biologi serangga 100 ISH
hama penggerek kayu kering
3. Pengendalian serangga hama
penggerek kayu kering
Mampu menjelaskan mengenai Hama permukiman dan 1. Jenis – jenis serangga hama
morfologi, biologi, dan ekologi hama pengendaliannya permukiman
5 permukiman serta pengendaliannya 100 ISH
2. Semut dan pengendaliannya
3. Kecoa dan pengendaliannya
Mampu menguraikan metode Teknik Fumigasi Teknik fumigasi fosfin, sulfuril
pengendalian dengan pestisida sintetik fluorida:
di lingkungan pergudangan 1. Pengertian fumigasi dan
fumigan
2. Karakteristik fumigan
6-7 3. Lingkup penggunaan fumigan 250 SRW
4. Pengaruh fumigan terhadap
manusia
5. Cara kerja fumigan
6. Penyimpanan fumigan
7. Prosedur fumigasi
8 UTS 120
Mampu menguraikan metode Insektisida nabati dan 1. Jenis – jenis minyak atsiri dan
pengendalian hama terpadu di potensi pemanfaatannya potensinya
9 lingkungan pergudangan 100 TAW
2. Insektisida alami dan cara
kerjanya
Mampu menguraikan metode General Pest Control Teknik pengendalian hama gudang
10 pengendalian hama terpadu di melalui metode spraying dan fogging 100 SRW
lingkungan pergudangan
Mampu menjelaskan mengenai tahap Pemeriksaan dan 1. Tujuan pemeriksaan dan
kegiatan pemeriksaan dan pemantauan pemantauan serangga pemantauan
hama gudang hama gudang 2. Metode pemeriksaan dan
11-12 250 ISH
pemantauan
3. Pendugaan kepadatan populasi
serangga
Mampu menguraikan metode Pengendalian hama 1. Pencegahan serangan hama
pengendalian hama terpadu di gudang terpadu gudang
lingkungan pergudangan 2. Pengendalian dengan
13-14 250 SRW
memanfaatkan faktor fisik
lingkungan
3. Pengendalian secara hayati
15 UAS 120
16 Presentasi Laporan Akhir 1440
TOTAL PEMBELAJARAN 3180
2. Pengendalian Gulma Agroekosistem
Identifikasi gulma Praktik identifikasi gulma
Mampu mengidentifikasi dan menggunakan bantuan
klasifikasi gulma. agroekosistem: STJ, IW,
1-2 buku lapangan dan buku 1. Gulma perkebunan tahunan 1200
Mempu mahami langkah-langkah SBI
ideifikasi, serta aplikasi (kelapa sawit)
Teknik pembuatan herbarium 2. Gulma sawah
komputer.
3-4 mampu menjelaskan karakter Identifikasi gulma pada Pengamatan siklus reproduksi 1200 STJ, IW,
biologi gulma, penyebaran, dan beberapa kelas taksonomi gulma, strategi penyebaran, dan
SBI
perkecambahan. berbeda. perkecambahan.
Studi komposisi gulma,
Pengendalian gulma menggunakan
tingkat kerusakan,
Mampu melakukan Analisis herbisida dan pengukuran tingkat
5 sasaran pendendalian 600 IW
Vegetasi pada agroekosistem. efektifitas herbisida dengan
gulma, metode
berbagai tingkatan dosis.
pengendalian.
Mampu menjelaskan prinsip Periode kritis gulma dan Percobaan kompetisi :
peningkatan hasil SJ, IW,
6-7 kompetisi gulma dengan tanaman Additive approach, replacement 1200
pertanian. SBI
budidaya series, constant yield.
8 Presentasi Mid-Term 480
Herbisida pra tumbuh
Mampu menjelaskan selektifitas
dengan purna tumbuh Prinsip pengendalian secara kimia;
herbisida dan herbisida campuran
9-10 pada penanaman jagung fitotoksisitas, residu dan efek 1440 ST, IW
dalam pengendalian gulma pada
dengan olah tanah sampingan herbisida.
sistem penanaman jagung .
sempurna.
Menghitung jumlah
populasi gulma.
Menghitung jumlah puru
Mampu menganalisa tingkat
pada Chromolaena 1. Metode perawatan agens hayati
odorata. (rearing)
11-13 kerbehasilan pengendalian hayati Menghitung jumlah bunga 1920 ST, SBI
2. Menghitung populasi gulma
gulma. C. odorata. setelah diberi agens hayati.
Mampu merawat
populasi agens hayati
gulma.
14-15 Mampu mengaplikasikan Menjelaskan protokol 1. Pengendalian gulma pada 1200 ST, IW
pengendalian hayati gulma dan malakukan tanaman jagung.
2. Pengendalian gulma pada
pengendalian penanaman kedelai
menggunakan herbisida.
menggunakan herbisida 3. Pengendalian gulma pada
penanaman padi.
16 Presentasi Hasil Akhir 960
TOTAL PEMBELAJARAN 10200
3. Cendawan Perusak Pascapanen dan Mikotoksin Bahan Pangan
Setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa akan dapat menjelaskan
pengertian pascapanen; 1. Identitas mata kuliah dan
menjelaskan kegiatan pascapanen Pendahuluan dan Ekosistem strategi perkuliahan
1 100 NN
dari bahan pangan (biji-bijian) Penyimpanan 2. Arti pascapanen
mulai dari panen hingga 3. Tahapan kegiatan pascapanen
dikonsumsi oleh manusia atau
ternak
Setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa akan dapat menjelaskan 1. Komponen ekosistem
a. Biotik
ekosistem penyimpanan sebagai
b. Abiotik
2 suatu sistem; menjelaskan faktor Ekosistem penyimpanan 2. Faktor yang mempengaruhi 100 NN
yang berpengaruh terhadap kerusakan (deteriorasi) dan
deteriorasi (kerusakan) bahan susut biji-bijian
pangan selama penyimpanan
3 Setelah mengikuti kuliah ini Cendawan 1. Definisi cendawan perusak 100 NN
mahasiswa akan dapat menjelaskan prapanen/lapangan dan pascapanen dan cendawan
definisi cendawan perusak bahan cendawan perusak lapangan
2. Contoh cendawan perusak
pangan pascapanen, perbedaannya pascapanen
pascapanen dan cendawan
dengan cendawan lapangan; lapangan yang berperan di
memberikan beberapa contoh daerah beriklim tropik
spesies cendawan dari masing-
masing kelompok
Setelah mengikuti kuliah ini
mahasiswa akan dapat menjelaskan 1. Keberadaan nutrisi
faktor yang berpengaruh terhadap 2. Aktivitas air
Faktor – faktor yang 3. Suhu
pertumbuhan cendawan
berpengaruh terhadap 4. Keberadaan biji rusak atau
4 pascapanen, yaitu keberadaan 250 NN
pertumbuhan cendawan kotoran
nutrisi, aktivitas air, suhu, 5. Oksigen
perusak pascapanen
keberadaan biji rusak atau kotoran, 6. pH
oksigen, pH dan lama 7. Lama penyimpanan
penyimpanan
1. Teknik isolasi
2. Teknik penghitungan;
pelempengan langsung (direct
platting) dan pelempengan
enceran (dilution plating)
Setelah mengikuti kuliah ini 3. Penggunaan media yang sesuai
Teknik isolasi dan
mahasiswa akan dapat menjelaskan untuk penghitungan dan
5 identifikasi cendawan 250 NN
teknik isolasi dan identifikasi isolasi :
perusak pascapanen a. Media umum
cendawan perusak pascapanen
b. Media selektif
4. Media dan metode identifikasi
5. Pengamatan biakan
6. Formulasi media
7. Identifikasi
6 Setelah mengikuti kuliah ini Fisiologi dan ekologi 1. Ciri khusus Aspergillus flavus A. 100 IR
mahasiswa akan dapat menjelaskan cendawan perusak niger, Aspergillus chevalieri, dan
fisiologi dan ekologi cendawan pascapanen, serta F. semitectum
perusak pascapanen, serta pengaruh pengaruh serangan 2. Fisiologi dan ekologi
serangan cendawan perusak cendawan perusak pascapanen
cendawan perusak
pascapanen utama
pascapanen
1. Pengertian Primer
Mahasiswa mampu memahami 2. Program-program desin primer
teori design primer dan Design Primer 3. Tahapan design primer
10 100 RA
mempraktikan pembuatan primer 4. Aplikasi primer
dengan software 5. Parameter kriteria-kriteria
perancanganprimer
11 Mahasiswa mampu memahami dan Identifikasi Spesies 1. Teori dasar identifikasi 150 RA
mempraktikan penerapan teknik secara molekuler (DNA spesies
PCR konvensional dalam proses Barcoding) 2. Gen-gen spesifik untuk
identifikasi pada bakteri,
identifikasi spesies
cendawan, hewan, tanaman
3. Praktik aplifikasi gen spesifik
pada bakteri dan cendawan
4. Teori dasar sekuensing
5. Teori dasar bioinformatika untuk
identifikasi spesies
6. Praktik pengolahan data
sekuensing (BLAST)
7. Pembuatan dendogram
1. Pengenalan berbagai marka
molekuler (RAPD, SSR, SNP
dll)
Mahasiswa dapat menjelaskan 2. Aplikasi markamolekuler
12 berbagai marka molekuler Marka Molekuler 3. Keunggulan dan kelemahan 100 RA
molekuler masing-masing marka
molekuler
4. Prosedur umum Teknik marka
molekuler
1. Teori dasar isolasi RNA dan
sintesis cDNA
Mahasiswa mampu memahami 2. Faktor-faktor yang
teori isolasi RNA dan sintesis mempengaruhi proses isolasi
Isolasi RNA dan sisntesis RNA
13 cDNA serta melakukan praktik 100 RA
cDNA 3. Alat dan bahan yang
isolasi RNA dan sintesis cDNA diperlukan untuk isolasi RNA
dari sampel tanaman 4. Prosedur isolasi RNA dan
sintesis cDNA untuk sampel
tanaman
14 PRESENTASI TUGAS 1440
15 UAS 180
TOTAL PEMBELAJARAN 3050
TOTAL PEMBELAJARAN KULIAH 30610
PRAKTIKUM
Estimasi
Minggu Capaian Pembelajaran Khusus Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Waktu Pengajar
(menit)
1. Integrated Pest Management of Stored Product Insect Pests
Mampu mengidentifikasi hama Identifikasi serangga Praktik identifikasi serangga hama ISH,
gudang berdasarkan karakter hama gudang dengan gudang:
1 360 TAW,
morfologinya. bantuan kunci identifikasi 1. Hama gudang primer
2. Hama gudang sekunder HRW
Mampu menjelaskan mengenai Biologi dan ekologi Studi biologi serangga hama ISH,
2 biologi dan ekologi serangga hama serangga hama gudang gudang 720 TAW,
gudang HRW
Mampu menganalisa tingkat Pengaruh kepadatan Perlakuan kepadatan populasi SRW,
3 kerusakan komoditas populasi serangga hama serangga hama gudang terhadap 720 TAW,
gudang terhadap beras beras HRW
Mampu menjelaskan mengenai Membandingkan Preferensi hama gudang:
biologi dan ekologi serangga hama preferensi serangga hama 1. Preferensi makan hama gudang
gudang gudang terhadap primer dan sekunder terhadap ISH,
4-5 beberapa jenis bahan bahan uji dengan metode choice 720 TAW,
dan no-choice
simpan HRW
2. Preferensi peletakan telur hama
gudang dengan metode choice dan
no-choice
6-7 Mampu menguraikan metode Menjelaskan efek 1. Percobaan fumigasi terhadap 720 TAW,
pengendalian hama terpadu di pengendalian kimiawi serangga hama gudang dengan HRW
lingkungan pergudangan terhadap mortalitas hama menggunakan fumigan sintetik
gudang 2. Percobaan pengendalian
serangga hama gudang dengan
metode spraying
(penyemprotan)
8 UTS (Laporan Tengah Semester) 480
Mampu menjelaskan potensi dan Pembuatan ekstrak nabati Membuat insektisida nabati
pemanfaatan bahan alam sebagai (proses maserasi dan pemisahan) TAW,
9-10 720
insektisida nabati (minyak atsiri, HRW
ekstrak nabati)
Mampu menguraikan metode Menjelaskan efek Teknik aerasi dan efek fumigan
pengendalian hama terpadu di
ISH,
pengendalian kimiawi terhadap mortalitas serangga hama
11 lingkungan pergudangan 360 TAW,
terhadap mortalitas hama gudang
HRW
gudang
Mampu menjelaskan pemanfaatan Menjelaskan teknik dan Percobaan fumigasi terhadap
bahan alam sebagai insektisida efek aplikasi minyak serangga hama gudang dengan SRW,
12 720 TAW,
nabati (minyak atsiri, ekstrak atsiri terhadap mortalitas menggunakan minyak atsiri
HRW
nabati) hama gudang sebagai fumigan
Mampu menjelaskan pemanfaatan Menjelaskan teknik dan Percobaan efek residual insektisida
bahan alam sebagai insektisida efek aplikasi insektisda nabati terhadap serangga hama TAW,
13 360
nabati (minyak atsiri, ekstrak nabati terhadap mortalitas gudang. HRW
nabati) hama gudang
Mampu menganalisa tingkat Menghitung susut pada biji- Metode penghitungan susut biji-
kerusakan akibat serangga hama bijian di tempat bijian di tempat penyimpanan:
gudang penyimpanan 1. Metode standar volume/berat SRW,
14 2. Metode menghitung dan 360 TAW,
menimbang HRW
3. Metode konversi persentase
kerusakan
15 Penilaian Akhir Magang (Presentasi Akhir Magang dan Penyusunan Laporan Akhir) 2400
TOTAL PEMBELAJARAN 8640
2. Cendawan Perusak Pascapanen dan Mikotoksin Bahan Pangan
1-4 Mampu menjelaskan mengenai Penentuan kadar air, 1. Pengukuran kadar air kacang
penentuan kadar air, kualitas fisik kualitas fisik biji, isolasi tanah dengan metode oven.
biji, dan serangan cendawan dan identifikasi 2. Menghitung persentase biji utuh
perusak dan biji rusak IR dan
cendawan perusak 1440
pascapanen pada kacang tanah 3. Isolasi dan identifikasi NN
pascapanen pada kacang cendawan perusak pascapanen
yang diperoleh dari pasar
tanah pada biji kacang tanah
tradisional
15 Mampu menjelaskan mengenai Analisis jenis dan Menganalisis kandungan aflatoksin 360 SA
analisis jenis dan kandungan kandungan aflatoksin pada kacang tanah dengan metode
aflatoksin pada kacang tanah pada kacang tanah Kromatografi Lapis Tipis (Thin Layer
Chromatography)
16 UAS (Penyusunan Laporan Akhir) 2400
7560
TOTAL PEMBELAJARAN
3. Bioteknologi Modern
1. Pengenalan laboratorium
Mampu menjelaskan mengenai fugsi Pengenalan dan bioteknologi,
1 dan prinsif penggunaan dan peralatan penggunaan peralatan 2. Pengenalan peralatan 360 DR
laboratorium. laboratorium laboratorium dan fungsinya
3. Cara menggunakan mikropipet
Mampu menjelaskan mengenai Membandingkan peranan
Mendiskusikan contoh-contoh
2 bioteknologi konvensional dan bioteknologi dalam 360 DR
bioteknologi dan peluangnya
bioteknologi modern berbagai bidang
Mampu menjelaskan mengenai Pengaplikasian DNA Membuat Model DNA dari
3 360 DR
DNA dalam bentuk 3 dimensi berbagai bahan sederhana
1. Membuat larutan stok
Mampu menjelaskan mengenai 2. Membuat media
4 Kultur Jaringan 720 DR
bioteknologi tumbuhan in vitro 3. Sterilisasi benih/eksplan
Subkultur
1. Penyiapan sample
Mampu menjelaskan mengenai Teknik-teknik isolasi
5 2. Penyiapan bahan kimia 360 RA
teknik isolasi DNA DNA
3. Teknik isolasi DNA
6 Mampu menjelaskan mengenai Cara amplifikasi DNA 1. Teknik dasar amplifikasi DNA 360 RA
dasar amplifikasi DNA dan 2. Komponen PCR
komponen-komponen PCR 3. Amplifikasi DNA dengan PCR
4. Visualisasi produk PCR