Anda di halaman 1dari 10

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN 2023/ 2024

PROGRAM STUDI MARS URINDO


MATA KULIAH KEUANGAN DAN AKUNTANSI
LAMA UJIAN 2 (dua) JAM
WAKTU SESUAI JADWAL UJIAN
DOSEN : 1. Dr Susy Himawati MARS
2. NURHAYATI SE MARS
MAHASISWA : Carissa Ayu Zebadiah Rau
NIM : 226080430
KELAS : 37 D
SOAL NOMOR 1 :
1. Jelaskan bagaimana menerapkan konsep manajemen keuangan rumah
sakit yang transparan dan akuntabel. Mengapa mengelola keuangan
rumah sakit secara baik dan benar menjadi sangat penting ? Jelaskan
hubungan dan koordinasi antara kegiatan manajemen akuntansi dengan
manajemen keuangan rumah sakit agar pengambilan keputusan
pengelola rumah sakit tepat sasaran dan tepat guna untuk
keberlangsungan rumah sakit
Untuk menerapkan konsep manajemen keuangan yang transparan dan
akuntabel harus dilakukan dengan mengungkapkan informasi keuangan
secara jelas dan terbuka kepada semua pihak terkait, termasuk pemangku
kepentingan internal dan eksternal dan menyusun laporan keuangan yang
akurat dan teratur, mematuhi standar akuntansi yang berlaku.
Mengelola keuangan rumah sakit sangat penting dilakukan dengan baik dan
benar yang pertama untuk mematuhi regulasi kesehatan dan keuangan yang
berlaku. Menjaga cash flow yang sehat untuk memastikan ketersediaan dana
untuk operasional sehari-hari dan investasi jangka panjang. Selanjutnya
adalah untuk menjamin keberlanjutan operasional. Keuangan yang dikelola
dengan baik mendukung keberlanjutan operasional rumah sakit dan
pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Masing-masing manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki
tugas dan kewajiban yang berbeda. Manajemen Akuntansi bertugas
menangani pencatatan transaksi keuangan, pelaporan pajak, dan kepatuhan
akuntansi. Selain itu menyusun laporan keuangan yang mencerminkan
kesehatan finansial rumah sakit. Sedangkan manajemen Keuangan bertugas
mengelola cash flow, perencanaan keuangan, dan strategi investasi. Serta
bertanggung jawab untuk pengambilan keputusan finansial yang strategis.
Selanjutnya diperlukan koordinasi yang baik antara manajemen akuntansi dan
keuangan agar pengambilan keputusan pengelola rumah sakit tepat sasaran
dan tepat guna untuk keberlangsungan rumah sakit.
• Manajemen akuntansi menyediakan data akurat dan terkini kepada
manajemen keuangan untuk analisis.
• Kegiatan manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus
selaras dalam perencanaan keuangan jangka pendek dan panjang.
• Melalui laporan keuangan, manajemen dapat mengevaluasi kinerja
keuangan rumah sakit dan menentukan apakah sumber daya
digunakan secara efektif.
• Data keuangan membantu dalam menentukan prioritas pengeluaran
dan mengidentifikasi area-area yang memerlukan efisiensi.
• Selain itu terdapat peran teknologi informasi dengan integrasi sistem:
Sistem manajemen akuntansi dan manajemen keuangan harus
terintegrasi untuk memastikan data yang konsisten dan terkini. Dan
automatisasi: Pemanfaatan teknologi untuk otomatisasi proses
akuntansi dan keuangan, meminimalkan kesalahan dan meningkatkan
efisiensi.
Menerapkan konsep manajemen keuangan yang transparan dan akuntabel di
rumah sakit membantu dalam membangun kepercayaan pemangku
kepentingan, memastikan ketersediaan dana, dan menunjang pengambilan
keputusan yang tepat untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka
panjang rumah sakit.

SOAL NOMOR 2 :

Sebutkan dan jelaskan tahapan dan langkah penyusunan laporan


keuangan meliputi :

a) Neraca:
- Struktur Laporan Neraca: Neraca terdiri dari dua bagian utama, yaitu
Aktiva (berisi sumber daya yang dimiliki perusahaan) dan Pasiva (berisi
sumber daya perusahaan serta kewajiban dan ekuitas). Neraca selalu
berimbang.
- Periode Penyusunan Neraca: Biasanya disusun setiap akhir periode
laporan keuangan, seperti akhir tahun fiskal.
- Manfaat Neraca: Memberikan gambaran tentang posisi keuangan
perusahaan pada suatu titik waktu.
- Klasifikasi Akun dalam Neraca:
- Aktiva Lancar (contoh: kas, piutang, persediaan)
- Aktiva Tetap (contoh: tanah, bangunan, kendaraan)
- Hutang Lancar (contoh: utang usaha, utang pajak)
- Hutang Jangka Panjang (contoh: obligasi, pinjaman jangka panjang)
- Penyertaan Modal (contoh: modal saham, laba ditahan)
- Deskripsi Rinci Nama Perkiraan:
- Contoh Aktiva Lancar: Kas (uang tunai yang dimiliki perusahaan).
- Contoh Aktiva Tetap: Tanah (nilai tanah yang dimiliki perusahaan).
- Contoh Hutang Lancar: Utang Usaha (hutang yang harus dibayar
dalam waktu singkat).

b) Laporan Laba Rugi:


- Struktur Laporan Laba Rugi: Terdiri dari Pendapatan, Beban, dan
Laba/Rugi bersih.
- Periode Laporan Laba Rugi: Umumnya dilaporkan setiap periode
laporan keuangan, misalnya, setiap kuartal atau tahun fiskal.
- Manfaat Laporan Laba Rugi: Menunjukkan kinerja operasional
perusahaan dengan menghitung laba atau rugi.
- Klasifikasi Akun dalam Laba Rugi:
- Pendapatan (contoh: pendapatan penjualan, pendapatan bunga).
- Beban (contoh: beban gaji, beban listrik).
- Deskripsi Rinci Per Klasifikasi Akun:
- Contoh Pendapatan: Pendapatan Penjualan (total pendapatan dari
penjualan barang atau jasa).
- Contoh Beban: Beban Gaji (total biaya gaji yang dibayarkan kepada
karyawan).

c) Arus Kas & Posisi Perubahan Modal:


- Struktur Laporan Arus Kas & Perubahan Modal/Ekuitas: Terdiri dari
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan untuk arus kas, serta
perubahan modal atau ekuitas.
- Periode Penyusunan Arus Kas: Dilaporkan setiap periode laporan
keuangan.
- Manfaat Laporan Arus Kas: Memberikan gambaran tentang sumber dan
penggunaan kas perusahaan.
- Tehnik Menyusun Arus Kas: Metode langsung dan tidak langsung.
- Contoh Laporan Arus Kas: Aktivitas Operasional (penerimaan dari
penjualan, pembayaran gaji), Aktivitas Investasi (pembelian aset tetap),
Aktivitas Pendanaan (pembayaran dividen).

d) Pemahaman Konsep Penyusutan Aktiva Tetap:


- Inventarisasi Aktiva Tetap: Pencatatan seluruh aset tetap yang dimiliki
perusahaan.
- Konsep Dasar Penyusutan: Proses mengurangkan nilai aset tetap
secara periodik untuk mencerminkan depresiasi fisik atau fungsional.
- Teknik Estimasi Penyusutan: Termasuk metode garis lurus, saldo
menurun, dan jam kerja.
- Contoh Teknik Estimasi Penyusutan: Jika menggunakan metode
garis lurus, nilai penyusutan dihitung dengan membagi selisih antara
nilai aset dan nilai residu dengan umur ekonomis.

3. SOAL NOMOR 3 :

a) Jelaskan pemahaman saudara tentang manajemen keuangan dan


manajemen akuntansi dalam pengelolaan keuangan RS. (b) Mengapa
manajemen keuangan RS harus dikelola secara transparan dan akuntabel ? (c)
Jelaskan fungsi, tujuan dan aplikasi manajemen keuangan di RS

Akuntabilitas adalah kewajiban moral dan hukum yang terdapat dalam


sebuah Rumah Sakit. Sehingga dapat diketahui darimana dana diperoleh,
dana dipakai untuk apa saja, serta bagaimana Rumah Sakit memakai dana
tersebut. Semua pihak dan aspek di RS harus tahu bagaimana dana dan
wewenang itu digunakan.
RS harus transparan dan terbuka terhadap keuangan Rumah sakitnya.RS
harus menyediakan informasi tentang aktivitasnya dengan orang yang
berkepentingan. Keuangan yang akurat, lengkap, dan rapi dapat diakses
dengan mudah oleh setiap
manajer yang berkepentingan.
Fungsi Manajemen Keuangan
Fungsi manajemen keuangan, antara lain;
1. Perencanaan Keuangan
Fungsi ini terkait dengan perencanaan keuangan yang berhubungan
dengan pengeluaran dan penerimaan uang di RS selama periode
tertentu. Perencanaan keuangan ini berisi daftar tujuan-tujuan keuangan
yang dilengkapi dengan cara bagaimana mencapai tujuan tersebut.
2. Anggaran Keuangan
Penganggaran dilakukan dengan membuat secara detail tentang
pengeluaran dan penerimaan yang ada di RS. Melalui penganggaran,
RS akan bisa lebih mudah mengetahui seberapa besar kebutuhan
dalam satu periode atau kebutuhan dalam jangka pendek dan juga
jangka panjang. Selain tiu, kegiatan penganggaran ini juga dilakukan
untuk mengetahui besarnya modal yang harus digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional.
3. Pengelolaan Keuangan
Pada tahap ini, manajer keuangan memiliki fungsi untuk melakukan
evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan RS.
4. Pemeriksaan Keuangan
Sebagai upaya untuk mencegah penyimpangan terhadap dana, maka
manajemen keuangan akan mengatur pemeriksaan keuangan kemudian
melaporkan semua pemeriksaan tersebut kepada atasan dengan data
yang akurat. Manajer keuangan juga secara rutin melakukan audit
internal atas keuangan RS agar sesuai dengan kaidah standar akuntansi
dan tidak terjadi penyimpangan.
5. Pelaporan Keuangan
Manajer keuangan memiliki fungsi untuk menyediakan laporan informasi
tentang kondisi keuangan RSdan analisa rasio laporan keuangan.

SOAL NOMOR 4 :
Jika diketahui DOH infus RL sebesar 7,2 hari dan perputaran persediaan
sebanyak 50,9 kali. Berapa HPP dan laba kotor infus RL jika persediaan
akhir Rp 764.900 dan penjualan bersih sebesar. Rp 64.349.575
tersebut ?
Untuk menghitung HPP, digunakan rumus sbb

Sedangkan untuk mencari data persediaan awal dapat menggunakan rumus

Dengan Perputaran Persediaan menggunakan rumus

Untuk Laba kotor dihitung dengan:

Sehingga pada soal tersebut, pertama harus dihitung data


Persediaan awal = 764.900/50,9 = 15.028
HPP = (15.028+ 764.900)/2 x 50,9 = 19.849.168
Laba kotor = 64.349.575 - 19.849.168 = 44.500.407

SOAL NOMOR 5 :

1. Jelaskan perbedaan dispute dan pending pada manajemen klaim JKN

1. Dispute (Sengketa):
Dispute merujuk pada situasi di mana terdapat ketidaksepakatan atau
pertikaian antara peserta JKN atau pelayan kesehatan dengan pihak
BPJS Kesehatan terkait klaim yang diajukan atau penanganan klaim
tertentu.
Contoh: Mungkin terjadi ketidaksepakatan terkait jumlah pembayaran
klaim, persetujuan atau penolakan klaim, atau perbedaan interpretasi
terhadap ketentuan dalam program JKN.
2. Pending (Menunggu):
Pending merujuk pada kondisi di mana suatu klaim atau permohonan
masih dalam proses dan belum mendapatkan keputusan final dari BPJS
Kesehatan. Klaim ini masih berada dalam tahap peninjauan atau evaluasi.
Contoh: Sebuah klaim mungkin ditandai sebagai “pending” jika masih
memerlukan verifikasi dokumen, peninjauan medis lebih lanjut, atau
klarifikasi tambahan sebelum keputusan akhir dapat diambil.
Dengan demikian, sengketa (dispute) berkaitan dengan perselisihan atau
ketidaksepakatan yang muncul setelah keputusan dibuat, sedangkan klaim
yang masih dalam proses peninjauan atau evaluasi disebut sebagai pending.

2. Sebutkan definisi “ episode pelayanan “ pada manajemen Klaim JKN ?


Dalam manajemen klaim Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), “episode
pelayanan” mengacu pada satu rangkaian pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada peserta dalam suatu periode waktu tertentu untuk satu
kondisi medis atau kejadian tertentu. Episode pelayanan mencakup semua
layanan kesehatan yang diperlukan oleh peserta selama periode tertentu
terkait dengan kondisi medis atau kejadian spesifik.
Episode pelayanan dalam JKN mencakup berbagai aspek pelayanan
kesehatan, termasuk pemeriksaan diagnostik, perawatan rawat inap,
pelayanan rawat jalan, obat-obatan, dan tindakan medis lainnya yang terkait
dengan kondisi atau kejadian kesehatan tertentu. Manajemen klaim JKN akan
mempertimbangkan seluruh episode pelayanan ini dalam menentukan
pembayaran klaim yang sesuai dengan ketentuan program JKN.
Episode pelayanan dalam konteks JKN karena hal ini memengaruhi proses
klaim dan pembayaran, serta memberikan gambaran lengkap tentang jenis
pelayanan yang diberikan kepada peserta dalam satu episode perawatan
atau kondisi medis tertentu.

3. Sebutkan jenis episode pada pasien JKN dan jelaskan.


Dalam konteks Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), terdapat beberapa jenis
episode pada pasien yang mencerminkan rentang waktu dan jenis pelayanan
yang diberikan. Berikut adalah beberapa jenis episode pada pasien JKN:
- Episode Rawat Jalan:
 Melibatkan serangkaian pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada peserta tanpa memerlukan rawat inap di rumah sakit.
 Contoh: Konsultasi dokter, pemeriksaan diagnostik, atau
tindakan medis rawat jalan.
- Episode Rawat Inap:
 Melibatkan perawatan intensif di rumah sakit yang mencakup
pelayanan, pengobatan, dan perawatan yang diberikan selama
pasien dirawat di rumah sakit.
 Contoh: Operasi, perawatan intensif, atau perawatan
pascaoperasi.
- Episode Persalinan:
 Melibatkan serangkaian pelayanan terkait proses persalinan,
termasuk pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan perawatan
pasca-persalinan.
 Contoh: Pemeriksaan kehamilan, persalinan normal atau sesar,
dan perawatan pasca-persalinan.
- Episode Penyakit Kronis:
 Melibatkan perawatan jangka panjang untuk kondisi medis
kronis yang memerlukan pemantauan dan manajemen
berkelanjutan.
 Contoh: Diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung.
- Episode Gigi dan Mulut:
 Melibatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut, termasuk
pemeriksaan gigi, perawatan karies, atau tindakan bedah gigi.
 Contoh: Pembersihan gigi, penambalan, atau pencabutan gigi.
- Episode Kegawatdaruratan:
 Melibatkan pelayanan medis darurat yang diberikan dalam
situasi mendesak.
 Contoh: Penanganan cedera, perawatan pasca-kecelakaan,
atau penanganan kondisi darurat medis.
Setiap jenis episode memiliki karakteristik dan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang berbeda. Pemahaman terhadap jenis episode ini membantu
dalam manajemen klaim, penentuan cakupan, serta pemantauan dan
evaluasi pelayanan kesehatan bagi peserta JKN.

SOAL NOMOR 6 :

Beri penjelasan pada gambar dibawah ini, sesuai pemahaman saudara.


Mengapa masalah cash flow RS menjadi sangat penting dalam
kebelangsungan RS.
Proses bisnis internal pelayanan kesehatan di rumah sakit memiliki
keterkaitan yang erat dengan pembiayaan, baik itu operasional maupun
investasi. Berikut adalah rincian hubungan dari pelayanan kesehatan
hingga penyusunan laporan keuangan:
1. Pelayanan Kesehatan:
Rumah sakit memulai dengan memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien melalui berbagai unit dan layanan, termasuk rawat
inap, rawat jalan, dan pelayanan diagnostik.
2. Sumber Daya dan Operasional:
Pelayanan memerlukan sumber daya seperti personel medis,
peralatan medis, obat-obatan, dan fasilitas rumah sakit. Operasional
melibatkan manajemen harian, perawatan pasien, dan
penyelenggaraan layanan.
2. Biaya Operasional:
Biaya operasional meliputi gaji karyawan, pembelian obat dan alat
medis, biaya utilitas, dan kebutuhan operasional harian lainnya.
3. Pendapatan dari Pelayanan:
Penerimaan pendapatan dari layanan kesehatan, baik melalui pasien
langsung, asuransi, atau program pemerintah, menjadi sumber
pendapatan utama.
4. Pembiayaan Operasional:
Pembiayaan operasional untuk menutupi biaya-biaya tersebut dapat
berasal dari pendapatan langsung, tabungan internal, atau
pembiayaan eksternal seperti pinjaman.
5. Manajemen Kas (Cash Flow):
Manajemen kas yang baik penting untuk memastikan kecukupan
dana harian, pembayaran gaji, dan pemenuhan kebutuhan
operasional lainnya.
6. Investasi dan Pengembangan:
Rumah sakit mungkin perlu berinvestasi dalam peralatan baru,
infrastruktur, atau teknologi kesehatan untuk meningkatkan pelayanan
dan efisiensi operasional.
7. Pembiayaan Investasi:
Pembiayaan investasi dapat melibatkan sumber dana seperti
pinjaman, modal internal, atau investasi dari pihak ketiga.
8. Perencanaan Keuangan:
Perencanaan keuangan melibatkan proyeksi pendapatan,
pengeluaran, dan investasi untuk memastikan kelangsungan
operasional dan pertumbuhan yang berkelanjutan.
9. Penyusunan Laporan Keuangan:
Laporan keuangan mencakup informasi terkait pendapatan, biaya,
aset, dan kinerja keuangan rumah sakit. Laporan ini digunakan untuk
evaluasi kesehatan finansial, pengambilan keputusan strategis, dan
pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan.

Dengan memahami dan mengelola hubungan ini, rumah sakit dapat


memastikan kesinambungan operasional, mengembangkan pelayanan,
dan mencapai tujuan finansial jangka panjang.

Rumah sakit dapat mengetahui dan mengelola isu-isu penting dalam


bisnis pelayanan kesehatan dengan mengimplementasikan praktik-praktik
manajemen yang cermat dan strategis. Berikut adalah cara-cara yang
dapat dilakukan:
1. Analisis Swot (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats):
Rumah sakit dapat melakukan analisis SWOT untuk mengidentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam lingkungan
bisnisnya. Informasi ini dapat membantu rumah sakit mengelola risiko
dan memanfaatkan peluang yang muncul.
2. Manajemen Risiko Keuangan:
Identifikasi dan mitigasi risiko finansial yang mungkin mempengaruhi
cash flow, seperti fluktuasi biaya operasional, perubahan regulasi,
atau penurunan pendapatan.
3. Perencanaan Keuangan yang Matang:
Rumah sakit perlu membuat perencanaan keuangan yang matang
dengan proyeksi pendapatan dan pengeluaran yang realistis. Ini
membantu dalam manajemen kas yang efektif.
4. Monitoring Cash Flow:
Memantau dan mengelola aliran kas secara rutin untuk memastikan
ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban
operasional, seperti pembayaran gaji dan tagihan pemasok.
5. Efisiensi Operasional:
Menjaga efisiensi operasional untuk mengendalikan biaya operasional
dan meningkatkan profitabilitas. Implementasi sistem informasi yang
baik dapat membantu dalam manajemen data dan efisiensi proses.
6. Investasi yang Tepat:
Menganalisis investasi yang tepat untuk pengembangan fasilitas,
teknologi, atau peralatan medis yang dapat meningkatkan pelayanan
dan profitabilitas.
7. Diversifikasi Pendapatan:
Mempertimbangkan diversifikasi pendapatan melalui kolaborasi
dengan pihak ketiga, program kesehatan masyarakat, atau layanan
kesehatan yang inovatif.
8. Pemantauan Kinerja dan Laporan Keuangan:
Melakukan pemantauan kinerja rutin dan menyusun laporan
keuangan yang akurat untuk evaluasi secara berkala. Laporan ini
membantu dalam menilai performa dan memahami dampak
keputusan terhadap corporate value.
9. Adaptasi Terhadap Perubahan Pasar:
Mengikuti perkembangan pasar, perubahan regulasi, dan tren dalam
industri kesehatan untuk dapat beradaptasi dengan cepat.
10. Keterlibatan Pemangku Kepentingan:
Melibatkan pemangku kepentingan, termasuk tenaga medis, staf, dan
pasien, dalam proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan
perspektif yang lebih luas.

Dengan mengelola isu-isu tersebut, rumah sakit dapat meminimalkan


risiko, memaksimalkan nilai perusahaan, dan mengamankan stabilitas
dalam aspek-aspek seperti cash flow, aset, profit, dan pertumbuhan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai