Kegiatan Belajar 2
Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
2) Para ahli pendidikan dari perguruan tinggi atau sekolah dan guru-guru terpilih
para profesional dalam sistem pendidikan profesional lain dan tokoh-tokoh
masyarakat.
5. Organisasi dan prosedur pengembangan kurikulum.
Langkah ini berkenaan dengan prosedur yang harus ditempuh dalam merumuskan
tujuan umum dan tujuan yang lebih khusus, memilih isi dan pengalaman belajar, serta
kegiatan evaluasi, dan dalam menentukan keseluruhan desain kurikulum. Beauchamp
membagi keseluruhan kegiatan ini dalam lima langkah, yaitu:
a. membentuk tim pengembang kurikulum.
b. mengadakan penilaian atau penelitian terhadap kurikulum yang ada yang sedang
digunakan studi penjajahan tentang kemungkinan penyusunan kurikulum baru.
c. merumuskan kriteria-kriteria bagi penentuan kurikulum baru.
d. penyusunan dan penulisan kurikulum baru.
6. Implementasi kurikulum.
Langkah ini merupakan langkah mengimplementasikan atau melaksanakan kurikulum
yang bukan sesuatu yang sederhana, sebab membutuhkan kesiapan yang
menyeluruh,baik kesiapan guru-guru, siswa, fasilitas, bahan maupun biaya, di samping
kesiapan manajerial dari pimpinan sekolah atau administrator setempat.
7. Evaluasi kurikulum.
Langkah ini mencakup empat hal, yaitu:
a. Evaluasi tentang pelaksanaan kurikulum oleh guru-guru
b. Evaluasi desain kurikulum
c. Evaluasi hasil belajar siswa
d. Evaluasi dari keseluruhan sistem kurikulum.
Data yang diperoleh dari hasil kegiatan evaluasi ini digunakan bagi
penyempurnaan sistem dan desain kurikulum, serta prinsip-prinsip
melaksanakannya. Dalam Buku Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum yang
ditulis oleh Prof. Drs. H. Dakir melihat bahwa langkah-langkah pada model Beaucham
tersebut yang dikembangkan oleh G.A. Beauchamp (1964) adalah sebagai berikut:
1) Suatu gagasan pengembangan kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas,
diperluas di sekolah, disebarkan di sekolah-sekolah di daerah tertentu baik berskala
regional maupun nasional yang disebut arena.
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
2) Menunjuk tim pengembang yang terdiri atas ahli kurikulum, para ekspert, staf
pengajar, petugas bimbingan, dan nara sumber lain.
3) Tim menyusun tujuan pengajaran, materi dan pelaksanaan proses belajar mengajar.
Untuk tugas tersebut perlu dibentuk dewan kurikulum sebagai Koordinator yang
bertugas juga sebagai penilai pelaksanaan kurikulum, memilih materi pelajaran
baru, menentukan berbagai criteria untuk memilih kurikulum mana yang akan
dipakai, dan menulis secara menyeluruh mengenai kurikulum yang akan
dikembangkan.
4) Melaksanakan kurikulum di sekolah.
5) Mengevaluasi kurikulum yang berlaku
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
Unit yang sudah sudah dihasilkan pada langkah yang pertama harus diujicobakan pada
berbagai situasi dan kondisi belajar. Pengujian dilakukan untuk mengetahui tigkat
validitas dan kepraktisan sehingga dapat menghimpun data sebagai penyempurnaan.
3. Mengadakan revisi dan konsolidasi
Setelah langkah pengujian, maka langkah selanjutnya melakukan revisi dan
konsolidasi. Perbaikan dan penyempurnaan dilakukan pada data yang dihimpun
sebelumnya. Selain dilakukan perbaikan dan penyempurnaan dilakukan juga
konsolidasi yaitu penarikan kesimpulan hal-hal yang umum dan tentang konsistensi
teori-teori yang digunakan. Langkah ini dilakukan secara bersama-sama dengan
coordinator kurikulum maupun ahli kurikulum. produk dari langkah ini adalah
berupa teaching learning unityang telah diuji dilapangan. Pada langkah ini dilakukan
pula penarikan kesimpulan (konsolidasi) tentang konsistensi teori yang digunakan.
Langkah ini dilakukan bersama oleh koordinator kurikulum dan ahli kurikulum. Bila
hasilnya sudah memadai, maka unit-unit tersebut dapat disebarkan dalam lingkup yang
lebih luas.
4. Pengembangan keseluruhan kerangka kurikulum (developing a frame work)
Apabila dalam kegiatan penyempurnaan dan konsolidasi telah diperoleh sifatnya
yang lebih menyeluruh atau berlaku lebih luas, hal itu harus dikaji oleh para ahli
kurikulum.
5. Implementasi dan desiminasi
Dalam langkah ini dilakukan penerapan dan penyebarluasan program ke daerah dan
sekolah-sekolah dan dilakukan pendataan tetang kesulitan serta permasalahan yang
dihadapi guru-guru di lapangan. Oleh karena itu perlu diperhatikan tentang persiapan
dilapangan yang berkaitan dengan aspek-aspek penerapan kurikulum. Pengembangan
kurikulum realitas dengan pelaksanaannya, yaitu melalui pengujian terlebih dahulu
oleh staf pengajar yang profesional. Dengan demikian, model ini benar-benar
memadukan teori dan praktek.
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
(goals). Sedangkan yang menjadi tujuan khusus yaitu tujuan yang bersifat spesifik dan
observable (objective) yaitu suatu tujuan pembelajaran yang mudah diukur
ketercapaiannya. Dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler penentuan tujuan
merupakan tahap awal yang harus dilakukan. Dalam penyusunan suatu kurikulumin,
merumuskan tujuan merupakan hal yang harus dikerjakan karena tujuan merupakan
arah atau sasaran pendidikan. Tanpa ada tujuan maka apa yang ingin di capai akan
menjadi tidak.
2. Menentukan pengalaman belajar yang mungkin dapat dilakukan oleh siswa untuk
mencapai tujuan yang telah dirumuskan dalam dalam langkah pertama.
Yang dimaksud dengan pengalaman belajar disini adalah segala aktivitas siswa dalam
berinteraksi denagn lingkungan. Menentukan pengalaman belajar merupakan hal yang
penting untuk materi - materi yang sesuai dalam proses pembelajaran.
3. Menentukan isi dan materi pelajaran sesuai dengan pengalaman belajar
Tahap ketiga dalam pengembangan kurikulum menurut Wheeler adalah penentuan isi
dan materi pelajaran. Penentuan isi dan materi pelajaran ini di dasarkan atas
pengalaman belajar yang di alami oleh peserta didik, pengalaman belajar yang dialami
oleh peserta didik dijadikan suatu acuan dalam penyusunan materi ajar.langkah langkah
pengorganisasian merupakan hal yang sangat penting karena dengan pengorganisasian
yang jelas akan memberikan arah bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga
menjadi pengalaman belajar bagi pelaksanaan proses pembelajaran sehingga menjadi
pengalaman belajar yang nyata bagi siswa.
4. Mengorganisasi atau menyatukan pengalaman belajar dengan isi atau materi pelajaran.
Setelah materi ajar disusun maka dilakukan penyatuan antara pengalaman belajar
dengan materi ajar yang telah disusun, hal ini bertujuan agar terjadi hubungan atau
kesinambungan antara pengalaman belajar dengan materi ajar. Sehingga proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan naik sehingga hasil yang diperoleh pun dapat
maksimal.
5. Melakukan evaluasi setiap fase pengembangan dan pencapaian tujuan. Disini setelah
proses pembelajaran selesai akan dilaksanakan suatu proses evaluasi. Dalam proses
pengembangan kurikulum ini tahap evaluasi merupakan tahap yang sangat penting, hal
itu karena proses penilaian atau evaluasi dapat memberikan informasi tentang
ketercapaian daripada tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
bhakti@unm.ac.id
Mata Kuliah Pengembangan Kurikulum di SD
Modul 3 Kegiatan Belajar 2
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Beauchamp, George A. (1975). Curriculum Theory. Wilmette, Illinois : The KAGG Press
Bigge, Morris L. (1982). Learning Theories for Teacher. New York : Harper & Row Publishers
Inc.
Dakir. (2004). Perencanaan dan Pengembangan kurikulum. Jakarta : Rineka Cipta.
Depdiknas. (2003).Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Biro Hukum dan Organisasi Sekretariat
Jendral Departemen Pendidikan Nasional.
Hamalik, Oemar. (2008). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hasibuan, Lias. (2010). Kurikulum dan Pemikiran Pendidikan. Jakarta : Gaung Persada.
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru : Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.
Oliva, Peter F. dan Gordon, William R . (2013). Developing the Curriculum. New York :
Pearson Education, Inc.
Ornstein, A.C. and Hunkins, F. P. (2004). Curriculum : Foundation, Principles, and Issues.
New York : Pearson Education, Inc
Print, Murray.(1993). Curriculum Development and Design. Sydney : Allen & Unwin
Sanjaya, Wina.(2009). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2013). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Taba, Hilda. (1962).Curriculum Development, Theory and Practice. New York : Harcourt,
Brace & World, Inc,
Tyler, Ralph W. (1949). Basic Principles of Curriculum and Instruction. Chicago : The
University of Chicago Press.
Zais,R.S .(1976). Curriculum : Principles and Foundations. New York : Harper & Row
Publishers.
bhakti@unm.ac.id