Anda di halaman 1dari 92

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP TAX PLANNING DENGAN


TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2022)
SKRIPSI

Oleh:

I Putu Arka Pradipta

193403516146

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NASIONAL

JAKARTA

2023
LEMBAR PERNYATAAN

Penulis menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam


tugas akhir yang berjudul:

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP TAX PLANNING DENGAN
TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI

(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG


TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2022)

Merupakan gagasan dan hasil penelitian penulis, kecuali kutipan-kutipan yang


disebutkan sumbernya. Jika didalamnya terdapat kesalahan dan kekeliruan, maka
sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.

Jakarta, 10 Agustus 2023

I Putu Arka Pradipta

NPM: 193403516146

i
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
TAX PLANNING DENGAN TRANSPARANSI
SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI
KASUS PADA PERUSAHAAN FOOD AND
BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA
EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2022)

Nama Mahasiswa : I Putu Arka Pradipta

Nomor Pokok Mahasiswa : 193403516146

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc.)

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

(Dr. Bambang Subiyanto, SE., M.AK., C.P.A)

Jekarta: 10 Agustus 2023

ii
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Skripsi : PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS,
DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP
TAX PLANNING DENGAN TRANSPARANSI
SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FOOD
AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2022)

Nama Mahasiswa : I Putu Arka Pradipta

Nomor Pokok Mahasiswa : 193403516146

Program Studi : Akuntansi

Menyetujui,

Pembimbing Tugas Akhir

(Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc.)

Ketua Penguji Anggota/Penguji

Dr. Erwin Indriyanto, S.E.,M.Si.,Ak,Ca Dr. Muhammad Nur, S.E.,M.Si

Mengetahui

Dekan,

(Kumba Digdowiseiso, SE., M.App.Ec., Ph.D)

Jakarta, 10 Agustus 2022 Tanggal Lulus: 16 Agustus 2023

iii
ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN


PERUSAHAAN TERHADAP TAX PLANNING DENGAN
TRANSPARANSI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
(STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2018-2022)

Oleh:
I Putu Arka Pradipta
NPM: 193403516146

Tugas akhir dibawah bimbingan Bapak Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis, melihat, dan mengetahui pengaruh


Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap Tax Planning dengan
Transparansi sebagai variabel moderasi pada Perusahaan Food And Beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2022. Sumber data dalam penelitian
ini menggunakan data sekunder yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan Food
And Beverage tahun 2018-2022. Populasi penelitian sebanyak 30 Perusahaan Food
And Beverage untuk tahun 2018-2022. Penelitian ini menggunakan metode Purpose
Sampling dan terdapat 20 sampel perusahaan diolah menggunakan IBM SPSS
Statistics 26. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas, Likuiditas, dan
Ukuran Perusahaan berpengaruh negatif signifikan terhadap Tax Planning.
Transparansi tidak mampu memoderasi pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan terhadap Tax Planning, tetapi dengan adanya Transparansi sebagai
variabel moderasi dapat mendekati nilai standar pengujian pada pengaruh
Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax Planning.

Kata Kunci : Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Tax Planning,


Transparansi

iv
ABSTRACT

THE EFFECT OF PROFITABILITY, LIQUIDITY, AND COMPANY SIZE


ON TAX PLANNING WITH TRANSPARENCY AS A MODERATION
VARIABLE
(CASE STUDI IN A FOOD AND BEVERAGE COMPANY LISTED ON THE
INDONESIA STOCK EXCHANGE IN 2018-2022)

By:

I Putu Arka Pradipta

NPM: 193403516146

Thesis, under the guidance of Mr. Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc.

This study aims to analyze and determine the effect of Profitability, Liquidity,
Company Size on Tax Planning with Transparency as a moderating variable in
Food And Beverage Companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2018-
2022. The data source in this study uses secondary data, namely the annual
financial statements of Food And Beverage companies in 2018-2022. The research
population was 30 Food And Beverage companies for 2018-2022. This study uses
the Purpose Sampling method and there are 20 company samples processed using
IBM SPSS Statistics 26. The results of this study indicate that Profitability,
Liquidity, and Company Size have a significant negative effect on Tax Planning.
Transparency is not able to moderate the effect of Profitability, Liquidity, Company
Size on Tax Planning, but the presence of Transparency as a moderating variable
can approach the standard test value on the effect of Profitability, Liquidity, and
Company Size on Tax Planning.

Keywords: Profitability, Liquidity, Company Size, Tax Planning, Transparency

v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. BIODATA DIRI
1. Nama : I Putu Arka Pradipta
2. Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 27 Maret 2000
3. Jenis Kelamin : Laki-Laki
4. Alamat : Perum Acropolis Karadenan Blok KL No.16
RT01/RW18, Kelurahan Karadenan, Kecamatan
Cibinong, Kabupaten Bogor
5. No. Handphone : 0895346003074
6. Status : Belum Menikah
7. Agama : Hindu
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Email : putuarka19@gmail.com
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2006 – 2012 : SDN Karadenan 01
2. 2012 – 2015 : SMP Citra Nusa
3. 2015 – 2018 : SMK Dewantara
4. 2019 – Sekarang : Universitas Nasional

Jakarta, 10 Agustus 2023

I Putu Arka Pradipta

193403516146

vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Planning Dengan Transparansi Sebagai Variabel
Moderasi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di BEI Tahun
2018-2022” dengan baik. Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Studi Program Sarjana (S1) Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional.

Dalam Penyusunan tugas akhir ini penulis tentunya mengalami hambatan baik
yang bersifat teknis maupun lainnya. Namun berkat dukungan, kerjasama,
dorongan semangat dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut dapat
diatasi dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dengan kerendahan
hati, rasa kasih sayang penulis, dan rasa hormat penulis ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Drs. El Amry Bermawi Putera, M.A, selaku Rektor Universitas
Nasional.
2. Bapak Kumba Digdowiseiso, S.E., M.App.Ec., Ph.D., selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional.
3. Ibu Dr. Rahayu Lestari, S.E., M.M, selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Nasional.
4. Bapak Dr. Bambang Subiyanto, S.E., M.Ak., CPA, selaku Ketua Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nasional.
5. Bapak Drs. Abdul Hadi Achmad, M.Sc., selaku dosen pembimbing saya
yang saya hormati, yang telah bersedia membantu menyempurnakan
kekurangan, memberikan solusi, dan juga memberikan arahan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Seluruh dosen Universitas Nasional Khususnya Fakultas Ekonomi dan
Bisnis yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya
sehingga bisa tumbuh dan berkembang dalam proses pembelajaran.

vii
7. Keluarga saya khususnya kedua orang tua saya tercinta yang tak pernah
lelah mendoakan, memberikan semangat serta memotivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
8. Seluruh teman-teman yang selalu mendoakan, menyemangati, serta
memberikan solusi kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang sudah terlibat
dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini.


Dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun yang bertujuan untuk penyempurnaan penulisan dan kemajuan
penulis. Penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak, baik dari sisi penulis maupun pembaca.

Jakarta, 10 Agustus 2023

Penulis,

I Putu Arka Pradipta

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. 1


LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................... 7
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 9
A. Landasan Teori .......................................................................................................... 9
1. Teori Agensi (Agency Theory) .............................................................................. 9
B. Keterkaitan Antar Variabel ..................................................................................... 10
1. Perencanaan Pajak (Tax Planning) .................................................................... 10
2. Profitabilitas ...................................................................................................... 14
3. Likuiditas ............................................................................................................ 16
4. Ukuran Perusahaan ........................................................................................... 18
5. Transparansi ...................................................................................................... 20
C. Hasil Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 21
D. Kerangka Analisis .................................................................................................... 27
E. Hipotesis ................................................................................................................. 28
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Planning ................................................ 28
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning ..................................................... 28
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Planning ..................................... 28

ix
4. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax
Planning .................................................................................................................. 29
5. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax
Planning .................................................................................................................. 29
6. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap
Tax Planning ........................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 30
A. Objek Penelitian...................................................................................................... 30
B. Rencana Dan Tahapan Penelitian ........................................................................... 30
C. Data Penelitian ....................................................................................................... 31
1. Sumber Data ...................................................................................................... 31
2. Jenis Data........................................................................................................... 31
3. Populasi Dan Sampel ......................................................................................... 31
4. Teknik Dan Pengumpulan Data ......................................................................... 32
D. Jenis Variabel Yang Digunakan ............................................................................... 33
1. Variabel Dependen (Terikat) ............................................................................. 33
2. Variabel Independen (Bebas) ............................................................................ 33
3. Variabel Moderasi ............................................................................................. 33
E. Definisi Operasional ................................................................................................ 33
F. Metode Analisis ...................................................................................................... 34
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif ........................................................................... 35
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................................................ 35
G. Pengujian Hipotesis ................................................................................................ 38
1. Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................................ 38
2. Uji Moderated Refression Analysis (MRA) ........................................................ 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 42
A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ............................................................................. 42
1. Deskripsi Sampel................................................................................................ 42
2. Deskripsi Variabel .............................................................................................. 43
B. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................................................ 44
1. Hasil Uji Normalitas ........................................................................................... 44
2. Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................................. 45
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................................. 46
4. Hasil Uji Autokorelasi......................................................................................... 47
C. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................................... 48

x
1. Regresi Liniear Berganda ................................................................................... 48
2. Hasil Uji F Simultan ............................................................................................ 50
3. Hasil Uji T-test.................................................................................................... 50
4. Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................................... 52
D. Pembahasan ........................................................................................................... 52
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Planning ................................................ 53
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning ..................................................... 55
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Planning ..................................... 56
4. Transparansi Tidak Mampu Memoderasi Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax
Planning .................................................................................................................. 57
5. Transparansi Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning .......... 58
6. Transparansi Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax
Planning ................................................................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 61
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 61
B. Saran ....................................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 64
LAMPIRAN ......................................................................................................... 68

xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .................................................................... 21

Tabel 3.1 Rencana dan Tahapan Penelitian .......................................................... 30

Tabel 3.2 Operasional Variabel............................................................................. 34

Tabel 4.1 Hasil Kriteria Pemilihan Sampel .......................................................... 42

Tabel 4.2 Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria ........................................ 42

Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ......................................................... 43

Tabel 4.5 Hasil Uji Sampel Kolmogorov Smirnov ............................................... 45

Tabel 4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................................... 46

Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas ................................................................ 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Autokorelasi .......................................................................... 47

Tabel 4.10 Hasil Regresi Linier Berganda ............................................................ 48

Tabel 4.11 Hasil Uji F Simultan ........................................................................... 50

Tabel 4.12 Hasil Uji T-test .................................................................................... 50

Tabel 4.13 Hasil Uji Koefisien Determinasi ......................................................... 52

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Produk Domestik Bruto Industri Makanan Dan Minuman (2012-2022) ......... 5
Gambar 2.1 Kerangka Analisis .......................................................................................... 27

xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Tabulasi Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Tax Planning, dan
Transparansi Perusahaan .................................................................................................. 68
Lampiran 2 Tabulasi Pengungkapan Data Sukarela Perusahaan ...................................... 70
Lampiran 3 Laporan Bimbingan ........................................................................................ 75
Lampiran 4 Hasil Turnitin .................................................................................................. 77

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki letak geografis yang cukup strategis, Indonesia
merupakan menjadi kawasan dengan sirkulasi perdagangan global. Akibatnya,
banyak perusahaan dalam dan luar negeri didirikan di Indonesia. Indonesia sebagai
negara berkembang terus melakukan kegiatan ekspor dan impor barang.
Peningkatan penerimaan dari sektor pajak cukup menguntungkan untuk Indonesia.
Menurut Gemilang (2017) menyatakan bahwa salah satu bahwa salah satu upaya
untuk mencapai kemandirian bangsa atau negara dalam proses pembangunan
adalah dengan menggali sumber keuangan dalam negeri yaitu penerimaan pajak.
Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang sangat penting, sehingga
pemerintah semakin tertarik dengan industri perpajakan. Wajib pajak harus
membayar pajak, baik perorangan maupun korporasi. Ketentuan tentang kewajiban
wajib pajak diatur dalam UU No. 36 Tahun 2008 pasal 2 ayat (1). Perusahaan
sebagai wajib pajak wajib membayar pajak sesuai dengan undang-undang.
Pemerintah Indonesia menerapkan berbagai kebijakan perpajakan untuk
memaksimalkan pendapatan dari industri perpajakan, karena pendapatan pajak
dapat berdampak signifikan terhadap besaran anggaran APBN (Indah Hildyawati,
2022).

Penerimaan pajak harus mampu mencapai tingkat yang maksimal karena hasil
penerimaan pajak nantinya akan digunakan untuk pembiayaan baik ditingkat pusat
maupun daerah. Tujuan pemerintah memaksimalkan penerimaan pajak
bertentangan dengan tujuan dari perusahaan sebagai wajib pajak. Sedangkan,
perusahaan berusaha meminimalkan biaya pengeluaran untuk memperoleh laba
yang maksimal, sehingga dapat memberikan pertanggungjawaban kepada pemilik
atau pemegang saham dan dalam melanjutkan kelangsungan perusahaan tersebut.

Penerimaan pajak pemerintah berasal dari beberapa sumber salah satunya ialah
dari perusahaan yang diharapkan dapat membayar pajak dengan tepat waktu sesuai
dengan jatuh tempo yang sudah ditentukan sebelumnya, dan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. tetapi tidak semua perusahaan yang bersedia

1
membayar pajak atas keseluruhan penghasilan yang didapat oleh perusahaan.
Dengan adanya perencanaan pajak setiap perusahaan dapat meminimalkan
pengenaan pajak terhadap pendapatan suatu perusahaan.

Dalam akuntansi, pajak adalah salah satu komponen biaya yang dapat
mengurangi laba operasi usaha suatu perusahaan. Besarnya jumlah laba yang
disetorkan ke kas negara tergantung dari besar atau kecilnya jumlah laba yang
didapat oleh suatu perusahaan selama satu dekade. Pembayaran pajak yang sesuai
dengan ketentuan tentu akan bertentangan dengan tujuan perusahaan, yaitu
memaksimalkan keuntungan atau laba sehingga perusahaan akan berusaha untuk
meminimalkan biaya pajak yang dikenakan. Cara yang akan dilakukan oleh
perusahaan menggunakan Tax Planning (Perencanaan Pajak).

Tax Planning atau Perencanaan Pajak merupakan Tahap awal dalam


melakukan manajemen pajak. Dalam membentuk suatu rencana pajak, tahap-tahap
yang diambil oleh manajemen perusaht aan tidak boleh sembarangan, sehingga
tahap yang digunakan tidak termasuk kategori sebagai penyelundupan pajak serta
menyalahi aturan hukum yang berlaku. dalam upaya melakukan perencanaan pajak
wajib pajak mendapatkan penghematan pajak (Tax Saving) melalui penghindaran
pajak (Tax Avoidance). Umumnya perencanaan pajak merujuk pada proses
merekayasa usaha dan tansaksi wajib pajak supaya utang pajak berada pada jumlah
yang minimal dan tetap mengikuti peraturan perpajakan. Seperti dikutip oleh (Diva,
2014) tujuan perencanaan pajak manajemen cenderung lebih kompleks daripada
sekedar intuisi. Perencanaan pajak adalah proses strategis di mana individu, bisnis,
dan entitas lainnya merencanakan keuangan mereka dengan mempertimbangkan
hukum perpajakan yang berlaku untuk meminimalkan kewajiban pajak secara sah.
Perencanaan pajak didasarkan pada berbagai konsep dan memiliki beberapa tujuan
utama. Tujuan perencanaan pajak berbeda dengan tujuan akuntansi dan pelaporan
keuangan kepada pihak eksternal perusahaan dalam sejumlah hal yang signifikan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perencanaan pajak yaitu
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan lainnya.

Profitabilitas mengacu pada kemampuan suatu perusahaan atau bisnis untuk


menghasilkan laba atau keuntungan selama periode waktu tertentu. Laba ini dapat

2
berasal dari aktivitas operasional perusahaan setelah memperhitungkan semua
biaya yang terkait, termasuk biaya produksi, biaya operasional, biaya penjualan,
dan lain-lain. Profitabilitas dianggap sangat penting karena untuk menjalankan
suatu perusahaan harus berada didalam kondisi yang menguntungkan. Tanpa
adanya keuntungan akan sulit bagi perusahaan untuk menarik modal usaha dari
luar. Perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan laba karena hal tersebut
penting untuk masa depan perusahaan. Untuk mencapai suatu tujuannya,
perusahaan harus dapat mengoperasikan usahanya dengan lancar dan mampu
menggabungkan seluruh sumber daya yang ada untuk mencapai hasil dan tingkat
keuntungan yang baik. Akan tetapi tujuan perusahaan untuk memperoleh suatu
keuntungan dari kegiatan operasionalnya tidak selalu berjalan dengan baik dan
tidak sesuai dengan yang direncanakan oleh perusahaan. Kelangsungan perusahaan
dipengaruhi oleh banyak hal, salah satunya yaitu profitabilitas perusahaan itu
sendiri. Profitabilitas atau kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba secara
menyeluruh, dan mengubah penjualan menjadi arus kas. Profitabilitas dapat
digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan yang
ditunjukkan dengan besarnya tingkat keuntungan yang diperoleh melalui penjualan
dan investasi pada suatu perusahaan (Susellawati et al., 2022). Dalam penelitian
Indah Rahmadini, Nita Erika Ariani (2019) menjelaskan bahwa profitabilitas
memiliki dampak yang signifikan terhadap perencanaan pajak. Sedangkan menurut
Afni Eliana Saragih, Yan Christin BR Sembiring, dan Maria Rani Fransiska BR
Purba (2023) menyatakan Profitability berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap tax planning.

Likuiditas yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban


jangka pendeknya hingga saat jatuh tempo dalam jangka waktu tertentu. Likuiditas
dapat diartikan sebagai indikator yang digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya. Likuiditas juga
dapat dipakai untuk menunjukkan posisi keuangan atau kekayaan perusahaan.
Penilaian kinerja perusahaan biasanya menggunakan analisis rasio keuangan,
kemudian didalamnya terdapat rasio likuiditas. Menurut Syafrida Hani (2015: 121)
likuiditas yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajiban

3
keuangan yang didapat, dicairkan, dan/atau yang sudah jatuh tempo. Likuiditas
berarti khususnya ketersediaan dana sendiri untuk menyelesaikan semua hutang.

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala yang dapat dihitung dengan tingkat
total aset dan penjualan yang dapat menunjukkan kondisi perusahaan dimana
perusahaan lebih besar akan mempunyai kelebihan sumber dana yang diperoleh
untuk membiayai investasinya dalam memperoleh laba. Menurut Machfoedz
(1994) mengatakan bahwa ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecilnya perusahaan menurut berbagai cara (total aktiva, log
size, nilai pasar saham, dan lain-lain). Pada umumnya ukuran perusahaan hanya
terbagi menjadi tiga jenis yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah, dan
perusahaan kecil. Ukuran perusahaan dapat digunakan untuk menggambarkan
karakteristik keuangan suatu perusahaan. Perusahaan besar yang sudah mencukupi
dari segi pendanaan akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal
dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut pada
perusahaan besar memiliki penyesuaian yang lebih besar terhadap pasar modal. Hal
ini dinyatakan bahwa semakin besar perusahaan maka perusahaan akan lebih
meyakinkan dalam menyajikan laporan keuangannya, karena perusahaan besar
akan dipandang lebih krisis oleh pemegang saham dan dari pihak luar perusahaan
atau calon investor.

Industri Food And Beverage merupakan industri yang memberikan pelayanan


penyajian makanan dan minuman untuk para pelanggan. Adapun secara khususnya,
Food And Beverage adalah sebuah bidang industri yang bertugas memberikan jasa
pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara profesional untuk
memberikan kepuasan kepada pelanggan. Food And Bevarage ini mencakup
berbagai jenis usaha, seperti restoran, kafe, bar, dan lain sebagainya. Food And
Beverage salah satu kebutuhan dasar hidup manusia agar dapat bertahan hidup lebih
lama. Karena itu, industri Food And Beverage menjadi salah satu sektor yang
berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan yang tinggi dalam beberapa tahun
terakhir. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi
tercepat, terutama di sektor Food And Beverage. Seiring meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia, dan volume kebutuhan terhadap Food And Beverage juga
akan meningkat. Hal itu terjadi karena adanya kecenderungan masyarakat

4
Indonesia yang menikmati makanan dan minuman cepat saji menyebabkan banyak
bermunculan perusahaan-perusahaan baru dibidang Food And Beverage. Berikut
ini yaitu gambar dari pertumbuhan produk domestik bruto pada industri Food And
Beverage (Makanan dan Minuman) tahun 2012 sampai dengan tahun 2022 sebagai
berikut:

Gambar 1.1
Produk Domestik Bruto Industri Makanan Dan Minuman
(2012-2022)

Sumber: Badan Pusat Statistik (2023)

Berdasarkan gambar grafik pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pada


gambar 1.1 diatas dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
konstan (ADHK) industri makan dan minuman setiap tahunnya mengalami
kenaikan pada tahun 2022 sebesar Rp.813,06 triliun nilai itu naik 4,90%
dibandingkan pada tahun sebelumnya yang sebesar Rp.775,10%. Sedangkan,
dilihat dari pertumbuhan kinerja industri makanan dan minuman konsisten tumbuh
sejak satu dekade terakhir. Selama periode tersebut, pertumbuhan tertinggi terjadi
pada tahun 2012 yang mencapai 10,33%. Adapun, pertumbuhan produk domestik
bruto pada industri makan dan minum yang paling lambat terjadi pada tahun 2020,
yakni 1,58%. Hal itu disebabkan oleh salah satu faktor terjadinya pandemi Covid-
19 di Indonesia.

5
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan pada perusahaan untuk
memaksimalkan perolehan laba perusahaan, meminimalkan pembayaran pajak, dan
mengukur besar kecilnya (Ukuran) perusahaan akan berpengaruh terhadap besar
kecilnya pembayaran pajak yang diterima tergantung dari total aktiva perusahaan.
Sehingga profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan dapat mempengaruhi
perencanaan pajak (Tax Planning) hal ini disebabkan karena perusahaan melakukan
perencanaan pajak untuk meminimalkan atau mengurangi jumlah atau total pajak
yang harus dibayar oleh perusahaan.

Dalam hal ini, peneliti memilih perusahaan Food And Beverage sebagai objek
penelitian adalah karena perusahaan Food And Beverage merupakan salah satu
subsektor usaha yang mengalami pertumbuhan yang pesat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kondisi perekonomian di Indonesia terus-
menerus meningkat.

Berdasarkan uraian diatas dan masih belum banyak yang meneliti pengaruh
profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan terhadap tax planning, peneliti
tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Tax Planning Dengan Transparansi Sebagai Variabel
Moderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2022)”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka
rumusan yang dikemukakan oleh peneliti ialah:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh terhadap Tax Planning?


2. Apakah Likuiditas berpengaruh terhadap Tax Planning?
3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Tax Planning?
4. Apakah Transparansi dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Tax
Planning?
5. Apakah Transparansi dapat memoderasi pengaruh Likuiditas terdahap Tax
Planning?
6. Apakah Transparansi dapat memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan
terhadap Tax Planning?

6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris pengaruh Profitabilitas


terhadap Tax Planning.
2. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris pengaruh Likuiditas
terhadap Tax Planning.
3. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris pengaruh Ukuran
Perusahaan terhadap Tax Planning.
4. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris Transparansi perusahaan
memoderasi pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Planning.
5. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris Transparansi perusahaan
memoderasi pengaruh Likuiditas terhadap Tax Planning.
6. Untuk menganalisa dan memperoleh bukti empiris Transparansi perusahaan
memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Planning.

D. Kegunaan Penelitian
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik dari segi teoritis
maupun praktis sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan dalam bidang ilmu Manajemen
Perpajakan dalam mengetahui pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Tax Planning dengan Transparansi sebagai variabel moderasi
pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini ialah sebagai berikut:

a. Untuk Perusahaan

Dengan adanya penelitian ini, untuk perusahaan diharapkan dapat berguna


dalam perhitungan pengelolaan dana perusahaan dan menjadi bahan
pertimbangan untuk memutuskan bagaimana keberlangsungan kinerja
perusahaan.

7
b. Bagi Investor

Dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi calon investor
sebagai bahan evaluasi dan sumber informasi sebelum melakukan investasi
pada perusahaan yang dituju dengan melihat kinerja perusahaan.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai referensi, bahan acuan dan pokok pemikiran dalam penyusunan


penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan ilmu dalam bidang yang sama,
yaitu Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax
Planning dengan Transparansi sebagai Variabel Moderasi.

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Agensi (Agency Theory)
Teori agensi merupakan teori yang menjelaskan hubungan yang terjadi antara
pihak manajemen perusahaan selaku agen dengan pemilik perusahaan selaku
pemegang saham. Menurut (Hendrawaty, 2017) teori keagenan didasari
permasalahan keagenan yang muncul ketika pengurus suatu perusahaan terpisah
dari kepemilikannya. Perusahaan merupakan peran yang memberikan kesempatan
kepada berbagai partisipan untuk berkontribusi dalam bentuk modal, keahlian serta
tenaga kerja dalam rangka memaksimumkan keuntungan jangka panjang.
Partisipan-partisipan yang berkontribusi pada modal disebut sebagai pemilik
(prinsipal). Partisipan-partisipan yang berkontribusi dalam keahlian dan tenaga
kerja disebut pengelola perusahaan (agen). Adanya dua partisipan tersebut
(prinsipan dan agen) menyebabkan timbulnya permasalahan tentang peran yang
harus dibentuk untuk menyelaraskan kepentingan yang berbeda di antara keduanya.

Menurut (Robertus M Bambang Gunawan, 2021) menjelaskan bahwa dalam


teori keagenan seorang manajer akan mencari kesempatan untuk meningkatkan
kesejahteraan personal di atas kepentingan pemilik suatu perusahaan. pemilik dan
manajer merupakan individu yang memiliki pemikiran yang rasional dengan
kepentingan yang berbeda. Melalui teori ini seorang manajer dan pemilik
perusahaan dapat menyalurkan pendapat atau ide yang dapat meningkatkan
kesejahteraan suatu perusahaan.

Menurut Eisenhardt (1989), teori keagenan dilandasi oleh 3 buah asumsi


sebagai berikut:

a. Asumsi tentang sifat manusia


Asumsi tentang sifat manusia menekankan bahwa manusia memiliki sifat
untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki keterbatasan
rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai risiko (risk
aversion).
b. Asumsi tentang keorganisasian

9
Asumsi keorganisasian adalah adanya konflik antar anggota organisasi,
efisiensi sebagai kriteria produktivitas, dan adanya asymmetric information
antara prinsipal dan agen.
c. Asumsi tentang informasi
Asumsi tentang informasi adalah bahwa informasi dipandang sebagai
barang komoditi yang bisa diperjual belikan.

Teori keagenan ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat


terjadi dalam hubungan keagenan (Eisenhardt, 1989). Pertama adalah masalah
keagenan yang timbul pada saat keinginan atau tujuan dari prinsipal dan agen
berlawanan dan suatu hal yang sulit atau mahal bagi prinsipal untuk melakukan
verifikasi tentang apa yang telah benar-benar dilakukan oleh agen.
Permasalahannya adalah bahwa prinsipal tidak dapat memverifikasi apakah agen
telah melakukan sesuatu secara tepat. Kedua, adalah masalah pembagian risiko
yang timbul pada saat prinsipal dan agen memiliki sikap yang berbeda terhadap
risiko, oleh karena itu dibuat kontrak yang diharapkan dapat menyelaraskan
kepentingan prinsipal dan agen.

B. Keterkaitan Antar Variabel


1. Perencanaan Pajak (Tax Planning)
a. Pengertian Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Perencanaan pajak (Tax Planning) merupakan bagian manajemen pajak dan


merupakan langkah awal didalam melaksanakan manajemen pajak. Menurut
(Kristanto, 2022) menjelaskan bahwa perencanaan pajak yaitu suatu upaya untuk
mengurangi atau meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan kepada negara
sehingga pajak yang dibayar tidak melebihi jumlah yang sebenarnya. Pada saat
sebuah perusahaan dijalankan, manajemen perusahaan bisa menggunakan berbagai
strategi didalam perusahaan yang akan berdampak pada pengurangan pajak yang
sangat besar dalam aktifitas bisnisnya. Penggunaan strategi yang tepat akan
memberikan dampak yang besar terhadap kinerja organisasi. Perencanaan pajak
juga sering disebut strategi pajak, yang jika digunakan dengan baik, tidak hanya
bisa mengurangi jumlah pajak yang akan dibayar, tetapi juga tidak melanggar
berbagai peraturan perundang-undangan perpajakan.

10
Menurut (indra mahardika putra, 2019) perencanaan pajak (Tax Planning)
merupakan tindakan penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi potensi
pajakya, yang tekanannya kepada pengendalian setiap transaksi yang ada
konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut dapat
efisien dengan jumlah pajak yang akan diberikan ke pemerintah atau kas negara,
melalui penghindaran pajak (Tax Avoidance), dan bukan peyeludupan pajak (Tax
Evasion) yang merupakan tindak pidana fiskal yang tidak akan ditoleransi. Kedua
cara tersebut terdengan mempunyai konotasi yang sama sebagai tindak kriminal,
namun suatu hal yang berbeda bahwa penghindaran pajak yaitu perbuatan legal
yang masih dalam ruang lingkup perpajakan dan tidak melanggar ketentuan
perpajakan yang berlaku. Sedangkan penyeludupan pajak jelas-jelas merupakan
perbuatan ilegal yang melanggar ketentuan perpajakan.

Untuk meminumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara,


baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan maupun yang melanggar
perpajakan. Ukuran yang digunakan dalam mengukur kepatuhan perpajakan bagi
wajib pajak yaitu:

1) Tax Saving
Adalah upaya wajib pajak untuk mengelak hutang pajaknya dengan jalan
menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak
pertambahan nilai atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang
besar.
2) Tax Avoidance
Adalah upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan yang
dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka ketentuan
peraturan Undang-Undang perpajakan untuk memperkecil jumlah
pengenaan pajak yang terhutang.
3) Tax Evasion
Adalah upaya wajib pajak dengan penghindaran pajak yang terhutang
secara ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.

11
b. Tujuan Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Secara umum, tujuan pokok yang ingin dicapai oleh manajemen pajak dalam
melakukan perencanaan pajak (Tax Planning) yang baik yaitu sebagai berikut:

1) Meminimalkan beban pajak yang terutang. Tindakan yang harus dilakukan


dalam rangka perencanaan pajak tersebut berupa usaha-usaha yang dapat
efisienkan beban pajak yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan
tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2) Memaksimumkan laba setelah pajak.
3) Meminimalkan terjadinya kejutan pajak (tax surprise) jika terjadi
pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh fiskus.
4) Memenuhi kewajiban perpajakan secara benar, efisien, dan efektif sesuai
dengan ketentuan perpajakan yang berlaku.
c. Manfaat Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari tax planning yang dilakukan
oleh manajemen perusahaan. Beberapa manfaat yang dapat dilakukan yaitu:

1) Penghematan kas keluar. Karena beban pajak yang merupakan unsur biaya
dapat dikurangi.
2) Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow). Karena dengan
perencanaan pajak yang matang dapat diestimasi kebutuhan kas untuk
pajak dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat
menyusun anggaran kas secara lebih akurat.

Agar perencanaan pajak (tax planning) sesuai dengan harapan, menurut Barry
Spitz (1983:86) dalam buku (Pohan, 2018) mengemukakan tahapan-tahapan yang
harus ditempuh oleh manajemen pajak dalam melakukan perencanaan pajak (tax
planning) sebagai berikut:

1) Analysis of the existing data base (melakukan analisis database yang ada).
Merupakan tahap analisis terhadap komponen-komponen yang berbeda

12
pengakuannya antara komersial dan fiskal, dan menghitung seakurat
mungkin beban pajak yang harus ditanggung perusahaan.
2) Design of me more possible tax plans (membuat satu model atau lebih
rencana besarnya pajak). Merupakan tahap pembuatan model-model
perencanaan pajak tersebut dimaksudkan sebagai alternative untuk
menentukan tax plan yang applicable dan paling efisien dan efektif untuk
diimplementasikan.
3) Evaluating a tax plan (melakukan evaluasi atas perencanaan pajak).
Merupakan tahap evaluasi sekaligus tahap pengendalian pajak ini
merupakan langkah akhir dalam manajemen pajak. Pengendalian bertujuan
untuk memastikan bahwa kewajiban pajak telah dilaksanakan sesuai
dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi persyaratan formal
maupun material.
4) Debugging the tax plan (mencari kelemahan dan memperbaiki kembali
perencanaan pajak). Merupakan tahap perencanaan pajak yang telah
diimplementasikan harus dimonitor dan di-riview terus dan dicari
kelemahan dan kekurangannya. Terkadang ada hal yang menyebabkan
suatau rencana pajak mengalami kekurangan, baik yang disebabkan adanya
perubahan peraturan perpajakan atau faktor lainnya, sehingga rencana
pajak tersebut harus dikaji ulang dan bila ditemukan kelemahan harus
segera dimodifikasi untuk keberhasilan perencenaan pajak tersebut agar
rencana dan tindakan dapat dilakukan tepat waktu.
5) Updating the tax plan (memutakhirkan rencana pajak). Merupakan tahap
dalam melaksanakan perencanaan pajak perlu diproyeksikan perubahan
yang terjadi saat ini dan yang akan datang dalam tax plan. Tax plan tersebut
harus dimutakhirkan sesuai dengan ketentuan terkini, sehingga akibat yang
merugikan dari adanya perubahan dan perkembangan tersebut dapat sedini
mungkin diantisipasi. Dengan pemutakhiran diharapkan perencanaan pajak
yang sedang berjalan tidak akan mengalami hambatan yang berarti.
d. Metode Pengukuran Perencanaan Pajak (Tax Planning)

Perencanaan pajak akan diukur menggunakan Tarif Pajak Efektif atau Efective
Tax Rate (ETR). ETR digunakan sebagai salah satu alat ukur perencanaan pajak

13
yang bersifat jangka pendek. Tarif pajak efektif pada dasarnya adalah sebuah
presense besaran tarif pajak yang ditanggung oleh perusahaan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui beban pajak (deductible expense) yang dibayarkan dalam tahun
berjalan. Menurut PSAK No.46 (Revisi 2010) Tarif Pajak Efektif rata-rata
merupakan beban (penghasilan) pajak yang dibagi dengan laba akuntansi. Dapat
dirumuskan sebagai berikut:

𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝐸𝑓𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑎𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑒 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

2. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan bagi


kelangsungan perusahaan, karena untuk dapat menjalankan kegiatan
operasionalnya perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan
(profitable). Dikutip dari (Atqiah, 2018) menurut Fred J. Weston, rasio
profitabilitas bertujuan untuk mengukur keefektifitasan manajemen yang tercermin
pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Sedangkan menurut
John J. Hampton, rasio profitabilitas mempunyai tujuan untuk efisiensi aktivitas
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Dengan kata lain,
rasio ini menjelaskan seberapa berhasilkah suatu perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya.

b. Tujuan Profitabilitas

Kasmir (2016:198) menjelaskan tujuan dari rasio profitabilitas tidak hanya bagi
milik usaha (pihak manajemen) tetapi juga bagi pihak luar perusahaan seperti:

1) Mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode atau tahun.
2) Menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.
3) Menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5) Mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.

14
c. Manfaat Profitabilitas

Profitabilitas memiliki manfaat bagi pihak manajemen perusahaan maupun


luar perusahaan seperti:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu


periode.
2) Mengetahui posisi laba perusahaan dari tahun sebelumnya dengan tahun
sekarang.
3) Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.
4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
5) Mengetahui produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik
modal pinjaman maupun modal sendiri.
d. Metode Pengukuran Profitabilitas

Dalam menghitung atau mengukur besar kecilnya suatu profitabilitas dapat


diukur dengan beberapa cara yaitu:

1) Return on Assets (ROA)


Return on assets adalah rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk mendapatkan laba atas total aktivanya. ROA
memberikan ukuran yang lebih baik aas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan (Atqiah, 2018). Menurut Brigham dan Houton
(2012:159), ROA adalah rasio yang dihitung dengan membagi laba bersih
setelah pajak dengan total aset perusahaan. ROA dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
2) Return on Equity (ROE)
Return on equity adalah perbandingan antara laba bersih dengan modal
sendiri. Rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham serta investor
dipasar modal yang ingin membeli saham. Dengan rasio ROE ini
merupakan indikator untuk mengukur kemampuan dalam memperoleh laba
bersih yang dikaitkan dengan pembayaran dividen. Kenaikan dalam rasio

15
ini berarti terjadi kenaikan laba bersih sehingga menyebabkan kenaikan
harga saham. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal sendiri yang
dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi ROE, semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihak manajemen
perusahaan. ROE dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝑇𝑎𝑥
𝑅𝑂𝐸 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦

3) Net Profit Margin (NPM)


Net profit margin adalah rasio antara laba bersih (Net Profit) yaitu
penjualan sesudah dikurangi dengan seluruh expense termasuk pajak
dibandingkan dengan penjualan. Semakin tinggi NPM, semakin baik
operasi suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase
pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. NPM merupakan
salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan. NPM
selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan juga dapat
mengetahui keefektifitasan suatu perusahaan dalam mengelola sumber-
sumber yang dimiliki. Rasio ini bermanfaat untuk menunjukkan seberapa
besar kemampuan manajemen dalam menghasilkan pendapatan untuk
mengendalikan pabrik, operasi dan pinjaman-pinjaman perusahaan. Laba
bersih yang diperoleh juga tergantung pada kebijakan pemerintah
mengenai tingkat suku bunga dan pajak penghasilan yang akan mengurangi
laba bersih yang diperoleh perusahaan. NPM dapat dirumuskan sebagai
berikut:
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑓𝑡𝑒𝑟 𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑒𝑠𝑡 𝐴𝑛𝑑 𝑇𝑎𝑥
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 = 𝑥100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

3. Likuiditas
a. Pengertian Likuiditas

Likuiditas merupakan rasio yang digunakan perusahaan sebagai alat untuk


mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
yang terhutang menjadi kas atau tunai. Likuiditas menunjukkan sebuah perusahaan

16
dapat memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih. Perusahaan yang memiliki aset likuid dalam jumlah besar akan membantu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, dengan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya membuat
perusahaan dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki aset
likuid. Maka akan menyulitkan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial
jangka pendeknya dan membuat perusahaan tidak likuid (Susellawati et al., 2022).

Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan


perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek (lancar) yang
jatuh tempo kurang dari setahun. Dengan kata lain, bahwa aset yang dimiliki oleh
perusahaan bisa berupa aset likuid dan aset yang kurang likuid. Aset likuid adalah
aset yang dapat dialihkan menjadi uang tunai secara cepat tanpa mengurangi
harganya secara drastis. Semakin tinggi rasio likuiditas berarti semakin mudah aset
yang dimiliki untuk dikonversi menjadi uang kas.

b. Tujuan Dan Manfaat Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan yaitu:

1) Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau pajak


terutang yang akan segera jatuh tempo.
2) Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan total aset lancar.
3) Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek dengan menggunakan aset lancar.
4) Menafsirkan skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka
pendek.
5) Perencanaan finansial dimasa depan terutama yang berhubungan dengan
perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.
6) Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing-masing
periode dengan membandingkannya.
c. Metode Pengukuran Likuiditas

17
Berikut ini adalah metode pengukuran rasio likuiditas menurut (Cookson &
Stirk, 2019) yang lumrah dipakai dalam praktek untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)


Rasio lancar digunakan dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo dengan
menggunakan total aset lancar yang ada. Rasio lancar menggambarkan
jumlah ketersediaan aset lancar yang dimiliki dibandingkan dengan total
kewajiban lancar. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung rasio
lancar yaitu:
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 =
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2) Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio sangat lancar adalah dimana persediaan dan persekot biaya
dikeluarkan dari total aktiva lancar, dan hanya menyisakan aktiva lancar
yang likuid saja, kemudian dibagi dengan kewajiban lancar. Berikut rumus
yang digunakan untuk menghitung Quick Ratio yaitu:
Kas + Surat Berharga + Piutang
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Kewajiban Lancar
3) Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas adalah perbandingan dari kas yang ada di perusahaan dan di bank
dengan total hutang lancar. Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek dengan uasng kas dan surat berharga
yang murah diperdagangkan dan tersedia didalam perusahaan. Berikut
rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas yaitu:
Kas Dan Setara Kas
Rasio Kas =
Kewajiban Lancar

4. Ukuran Perusahaan
a. Pengertian Ukuran Perusahaan

Ukuran Perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya suatu


perusahaan. Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala
yang mengklasifikasikan besar atau kecil nya suatu perusahaan dengan berbagai

18
cara antara lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan
lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis,
perusahaan besar mempunyai akses yang besar ke sumber-sumber dana baik ke
pasar modal maupun perbankan untuk membiayai investasinya dalam rangka
meningkatkan labanya.

Menurut kutipan (Indah Hildyawati, 2022) ukuran perusahaan merupakan


salah satu karakteristik perusahaan yang sangat penting. Ukuran perusahaan
merupakan suatu pengukuran yang dikelompokkan berdasarkan besar kecilnya
perusahaan dan dapat menggambar kan aktivitas serta pendapatan perusahaan.
Semakin besar ukuran perusahaan maka semakin besar usaha yang dilakukan
perusahaan untuk menarik perhatian masyarakat.

Menurut Nugraha (2015) menjelaskan bahwa semakin besar ukuran


perusahaan maka akan semakin disorot oleh stakeholder. Kemudian, perusahaan
harus bekerja lebih keras untuk memperoleh legitimasi dari stakeholder sebagai
langkah penyelarasan aktivitas perusahaan dengan nilai dan norma yang berlaku di
masyarakat.

b. Metode Pengukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan ini dapat diukur menggunakan total aset, sebab total aset
diyakini mampu menstabilkan serta mencerminkan ukuran perusahaan. ukuran
perusahaan dapat disimbolkan dengan SIZE dan diukur dengan nilai Logaritma
Natural dari total aset. Menurut Saidi (2004) dalam (Nabilani, 2022) ukuran
perusahaan dirumuskan sebagai berikut:

𝑆𝐼𝑍𝐸 = 𝐿𝑁 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐿𝑁 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Menurut (Khairunnisa & Lubis, 2023) Ukuran perusahaan adalah sebagai


alogaritma dari total asset diprediksi mempunyai hubungan yang negatif dengan
rasio, kemudian perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang
mempunyai varian rendah untuk menghindari laba yang ditahan. Ukuran
perusahaan dapat diproksikan dengan Logaritma Natural. Dirumuskan sebagai
berikut:

𝐿𝑁 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

19
Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi total aset yang
dimiliki suatu perusahaan maka ukuran perusahaan akan semakin tinggi pula, dan
semakin tingginya aset pada perusahaan maka semakin tinggi modal yang
ditanamkan, sementara itu dengan semakin besarnya tingkat penjualan akan
mengakibatkan terjadinya peningkatan tingkat perputaran uang di dalam
perusahaan tersebut. Perusahaan yang berposisi pada fase pertumbuhan penjualan
yang tinggi akan membutuhkan suatu dukungan sumber daya perusahaan yang
lebih besar dan sebaliknya. Oleh karena itu, ukuran perusahaan merupakan ukuran
atau besarnya aset perusahaan yang dimilikinya.

5. Transparansi
a. Pengertian Transparansi

Transparansi merupakan pengelolaan pajak yang bersifat transparan, terbuka,


dan tidak ada yang disembunyikan, dengan seluruh pihak terkait baik internal
maupun eksternal perusahaan. Prinsip transparansi sangat berpengaruh terhadap
penilaian seluruh pemangku kepentingan terhadap perusahaan.

Menurut (Sari & Irawati, 2021) transparansi dapat diartikan sebagai


keterbukaan informasi, baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam
mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan yang
dimaksud informasi material dan relevan adalah informasi yang dapat
mempengaruhi naik dan turunnya harga saham. Prinsip transparansi dapat
menghendaki adanya keterbukaan dan dalam melaksanakan proses pengambilan
keputusan dan keterbukaan dalam pengungkapan (disclosure) informasi
perusahaan.

b. Metode Pengukuran Transparansi

Adapun indikator Transparansi Perusahaan sebagai berikut:

𝑛
𝑇𝑃 =
𝑘

Keterangan:

n = Item yang diungkapkan perusahaan


k = Jumlah item pengungkapan

20
C. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian
sehingga dapat menambah pemahaman dari teori yang akan digunakan sebagai
bahan referensi untuk penelitian ini. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu
berupa beberapa jurnal pada Tabel 2.1 dibawah ini terkait dengan penelitian yang
dilakukan dalam penulisan yaitu:

Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode Analisis Hasil
Peneliti Penelitian
1 Khairunnisa, Pengaruh Metode yang Hasil dari penelitian
Citra Windy Perencanaan digunakan pada ini yaitu:
Lubis Pajak, penelitian ialah 1)Secara parsial
(2023) Profitabilitas kuantitatif dan perencanaan pajak
dan Ukuran pendekatan tidak berpengarih
Perusahaan asosiatif dengan terhadap nilai
Terhadap jenis data perusahaan pada
Nilai sekunder yang perusahaan sub sektor
Perusahaan diambil dari bank yang terdaftar di
Pada laporan keuangan BEI periode 2018-
Perusahaan tahunan yang 2020.
Sub Sektor didapatkan dari 2)Secara parsial
Bank Yang situs profitabilitas tidak
Terdaftar Di (www.idx.co.id). berpengaruh terhadap
BEI Periode Populasi nilai perusahaan pada
2018-2020 menggunakan perusahaan sub sektor
perusahaan bank yang terdaftar di
finance yang BEI periode 2018-
berfokus pada 2020.
Bank yang 3)Secara parsial
terdaftar di Bursa ukuran perusahaan
Efek Indonesia berpengaruh negatif
periode 2018- terhadap nilai
2020 dengan 43 perusahaan pada
perusahaan. perusahaan sub sektor
bank yang terdaftar di
BEI periode 2018-
2020.
4)Secara simultan
perencanaan pajak,
profitabilitas dan
ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap

21
nilai perusahaan pada
perusahaan sub sektor
bank yang terdaftar di
BEI periode 2018-
2020.
2 Indah Pengaruh Metode pada Hasil dari penelitian
Hildyawati Profitabilitas, penelitian ini yaitu ini yaitu:
(2022) Likuiditas, menggunakan 1)Profitabilitas tidak
Dan Ukuran Metode berpengaruh terhadap
Perusahaan pengumpulan data agresivitas pajak pada
Terhadap yang digunakan perusahaan
Agresivitas dalam penelitian manufaktur food and
Pajak (Studi ini adalah beverages yang
Empiris Pada metode studi terdaftar di Bursa Efek
Perusahaan pustaka dan Indonesia periode
Manufaktur metode 2018-2020.
Sub Sektor dokumentasi. 2)Likuiditas
Food And Metode pustaka berpengaruh positif
Beverage contohnya yaitu: dan signifikan
Yang Listing buku, jurnal, dan terhadap agresivitas
Di BEI sumber lainnya. pajak pada perusahaan
Periode Sedangkan manufaktur food and
2018-2020) metode beverages yang
dokumentasi terdaftar di Bursa Efek
contohnya yaitu: Indonesia periode
mempelajari data- 2018-2020.
data sekunder 3)Ukuran perusahaan
yang diperoleh tidak berpengaruh
dari website BEI terhadap agresivitas
dan ICMD yaitu pajak pada perusahaan
laporan tahunan manufaktur food and
dan laporan beverages yang
keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
terpilih sebagai Indonesia periode
sampel penelitian. 2018-2020.
4)Profitabilitas,
likuiditas , dan ukuran
perusahaan
berpengaruh dan
signifikan terhadap
agresivitas pajak pada
perusahaan
manufaktur food and
beverages yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode
2018-2020.

22
3 Agnes Pengaruh Metode penelitian Hasil dari penelitian
Melinda Profitabilitas, pada penelitian ini ini yaitu:
Martasari Leverage, adalah 1)Profitabilitas (X1)
(2023) Ukuran menggunakan secara parsial
Perusahaan jenis penelitian berpengaruh
Dan kuantitatif signifikan terhadap
Perencanaan yang dilakukan manajemen laba, hal
Pajak dengan ini membuktikan
Terhadap mengumpulkan dengan nilai t-hitung
Manajemen data berupa angka 3.617 > 1.696 dari t-
Laba (Studi yang terdapat tabel dan nilai sig
Empiris : dalam laporan 0.001<0.05.
Perusahaan keuangan tahunan 2)Leverage (X2)
Manufaktur perusahaan terkait secara parsial
Sub Sektor variabel yang berpengaruh
Makanan diteliti. signifikan terhadap
Dan manajemen laba, hal
Minuman ini dibuktikan dengan
Yang t-hitung -7.886<1.696
Terdaftar Di dari t-tabel dan nilai
Bursa Efek sig 0.000<0.05.
Indonesia 3)Ukuran perusahaan
Tahun 2018- (X3) secara parsial
2021) berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba, hal
ini dibuktikan dengan
t-hitung -4.797<1.696
dari t-tabel dan nilai
sig 0.000<0.005.
4)Perencanaan Pajak
(X4) secara parsial
berpengaruh
signifikan terhadap
manajemen laba, hal
ini dibuktikan dengan
nilai t-hitung
2.550>1.696 dari t-
tabel dan nilai sig
0.015<0.05.
5)Berdasarkan hasil
uji simultan (uji f)
menunjukkan bahwa
Profitabilitas,
Leverage, Ukuran
Perusahaan dan
Perencanaan Pajak
secara bersama-sama

23
(silmutan)
berpengaruh
signifikan terhadap
Manajemen Laba. Hal
ini dibuktikan dengan
nilai F-hitung
16.694>2.911 dari F-
tabel dan nilai sig
0.000<0.05.
4 Indah Pengaruh Metode pada Hasil dari penelitian
Rahmadini, Profitabilitas, penelitian ini ini yaitu:
Nita Erika Leverage, menggunakan 1) profitabilitas
Ariani Dan metode regresi berpengaruh
(2019) Corporate linier berganda signifikan terhadap
Governance sebagai model perencanaan pajak.
Terhadap dalam analisanya. 2) leverage
Perencanaan Penelitian ini juga berpengaruh
Pajak Pada menggunakan uji signifikan terhadap
Perusahaan asumsi klasik perencanaan pajak.
Manufaktur dimana 3) kepemilikan
Yang menggunakan uji institusional tidak
Terdaftar Di normalitas, ji berpengaruh
Bursa Efek ultikolinieritas, uji signifikan terhadap
Indonesia autokorelasi dan perencanaan pajak.
Tahun 2014- uji 4)Kepemilikan
2017 heteroskedastisitas manajerial
berpengaruh
signifikan terhadap
perencanaan pajak.
5) Komisaris
independen
berpengaruh
signifikan terhadap
perencanaan pajak.
6) Komite audit
berpangaruh
signifikan terhadap
perencanaan pajak.
7)Profitabilitas,
leverage, kepemilikan
institusional,
kepemilikan
manajerial, komisaris
independen dan
komite audit
berpengaruh secara
simultan terhadap
perencanaan pajak.

24
5 Afni Eliana Pengaruh Metode yang Hasil dari penelitian
Saragih, Leverage, digunakan pada ini yaitu:
Yan Christin Profitability, penelitiann ini 1)Leverage
BR Ukuran yaitu: metode berpengaruh positif
Sembiring, Perusahaan analisis kuantitatif dan tidak signifikan
dan Maria Dan Proporsi regresi linear terhadap tax planning.
Rani Kepemilikan berganda dengan 2)Profitability
Fransiska Institusional populasi 73 berpengaruh negatif
BR Purba Terhadap perusahaan sektor dan tidak signifikan
(2023) Tax Planning industri dasar dan terhadap tax planning.
Pada kimia yang 3)Ukuran Perusahaan
Perusahaan terdaftar di bursa berpengaruh positif
Sektor efek indonesia dan signifikan
Industri terhadap tax planning.
Dasar Dan 4)Proporsi
Kimia Yang Kepemilikan
Terdaftar Di Institusional
Bursa Efek berpengaruh positif
Indonesia dan tidak signifikan
Tahun 2018- terhadap tax planning.
2021
6 Daelma Pengaruh Metode penelitian Berdasarkan hasil dari
Sari, dan Perencanaan dari penelitian ini penelitian ini yaitu:
Wiwit Pajak, yaitu: 1)Perencanaan Pajak,
Irawati Struktur menggunakan Struktur Modal dan
(2021) Modal dan metode Kepemilikan
Kepemilikan pendekatan Manajerial Secara
Manajerial kuantitatif adapun Simultan Berpengaruh
Terhadap populasi dalam terhadap Nilai
Nilai penelitian ini Perusahaan yang
Perusahaan adalah perusahaan dimoderasi oleh
Dengan manufaktur Trasnparansi
Transparansi subsektor property Perusahaan.
Perusahaan dan real estate 2)Perencanaan Pajak
Sebagai yang terdaftar di tidak berpengaruh
Variabel Bursa Efek terhadap Nilai
Moderasi Indonesia. Perusahaan.
3)Struktur Modal tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
4)Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
5)Transparansi
Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.

25
6)Perencanaan Pajak
yang dimoderasi oleh
Transparansi
Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
7)Struktur Modal yang
dimoderasi oleh
Transparansi
Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan
8)Kepemilikan
Manajerial yang
dimoderasi oleh
Transparansi
Perusahaan tidak
berpengaruh terhadap
Nilai Perusahaan.
Sumber: Data diolah oleh penulis (2023)

26
D. Kerangka Analisis
Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan serta diuraikan diatas,
maka kerangka analisis akan digambarkan sesuai dengan gambar dibawah ini:

Gambar 2.1
Kerangka Analisis

Profitabilitas H1
(Variabel Independen)

Likuiditas H2 Tax Planning


(Variabel Independen) (Variabel Dependen)

H3
H4
Ukuran Perusahaan
(Variabel Independen)
H5

H6

Transparansi Perusahaan
(Variabel Moderasi)

Sumber: data diolah oleh penulis (2023)

Keterangan:

H1 : Profitabilitas berpengaruh terhadap tax planning

H2 : Likuiditas berpengaruh terhadap tax planning

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap tax planning

H4 : Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh profitabilitas


terhadap tax planning

H5 : Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh likuiditas terhadap


tax planning

27
H6 : Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan
terhadap tax planning

E. Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Planning
Rasio profitabilitas berkaitan langsung dengan keuntungan dan aset karena jika
perusahaan dapat menggunakan aset yang dimilikinya dengan baik, maka akan
menghasilkan keuntungan yang tinggi. Dengan profitabilitas yang tinggi
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak (Tax
Planning) untuk menghasilkan laba yang tinggi bagi para pemegang saham dengan
minimum pajak yang terutang. Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan
hipotesis sementara yaitu:

H1: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Tax Planning.

2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning


Rasio likuiditas yang tinggi juga dapat menentukan bahwa suatu perusahaan
berhasil memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai positif yang terdapat pada
rasio likuiditas terjadi karena kinerja suatu perusahaan berjalan dengan baik
sehingga pemilik atau pemegang saham dapat menarik para investor untuk percaya
bahwa perusahaan tersebut mampu untuk menjalankan perencanaan pajak dengan
baik. Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan hipotesis sementara yaitu:

H2 : Likuiditas berpengaruh positif terhadap tax planning.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Planning


Ukuran perusahaan yang semakin besar total aset yang dimiliki suatu
perusahaan maka ukuran perusahaan akan semakin besar. Sementara itu dengan
semakin besarnya tingkat penjualan akan mengakibatkan terjadinya peningkatan
tingkat perputaran uang di dalam perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya suatu
laba pada perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan tax planning dalam
meminimumkan pajak yang terutang. Sehingga perusahaan tidak terlalu besar
dalam pengenaan pajak. Berdasarkan penjelasan diatas, maka rumusan hipotesis
sementara yaitu:

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap tax planning.

28
4. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Profitabilitas
Terhadap Tax Planning
Pengungkapan diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah seperti
masalah yang mungkin timbul antara pemilik atau pemegang saham dengan
manajemen perusahaan mengenai pendapatan perusahaan sehingga dapat
meminimumkan pengenaan pajak yang terutang. Berdasarkan penjelasan diatas,
maka rumusan hipotesis sementara yaitu:

H4 : Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh profitabilitas terhadap


tax planning.

5. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap


Tax Planning
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, dengan adanya transparansi perusahaan, investor dapat melihat
perusahaan tersebut melakukan kewajiban jangka pendeknya. Seperti perusahaan
ditagih, perusahaan mampu untuk membayar pajak yang terutang, perusahaan
membayar hutang-hutangnya tepat waktu atau sebelum jatuh tempo. Berdasarkan
penjelasan diatas, maka rumusan hipotesis sementara yaitu:

H5 : Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh likuiditas terhadap tax


planning.

6. Transparansi Perusahaan Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan


Terhadap Tax Planning
Ukuran perusahaan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi perencanaan
pajak dalam pertumbuhan atau kenaikan suatu perusahaan atas pendapatan atau
penjualan yang besar dan dapat meminimumkan kewajiban pajaknya walaupun
dengan tingkat pertumbuhan perusahaan yang besar. Untuk menarik modal dari
investor perusahaan harus memiliki pertumbuhan yang cukup besar.

H6: Transparansi perusahaan dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan


terhadap tax planning.

29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Objek Penelitian
Menurut (Riskandyani, 2020), objek penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dapat diketahui,
bahwa objek penelitian ini adalah kinerja auditor yang dipengaruhi oleh kecerdasan
intelektual, kecerdasan emosional, kecerdasan spiritual, dan kecerdasan adversitas.
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah perusahaan sektor Food
And Beverage (F&B) dipilih sebagai objek penelitian karena merupakan salah satu
sektor yang berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan yang tinggi dalam beberapa
tahun terakhir dan salah satu sektor yang mengalami masalah pada perencanaan
pajak. Faktor-faktor yang mempengaruhi tax planning sebagai variabel dependen
terdiri dari 3 variabel independen yaitu Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran
Perusahaan. Selain itu terdapat 1 variabel moderasi yaitu Transparansi perusahaan.

B. Rencana Dan Tahapan Penelitian


Dalam penelitian ini terdapat rencana dan tahapan penelitian yang dilakukan
oleh peneliti dalam penyusunan tugas akhir skripsi. Rencana dan tahapan peneliti
ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini:

Tabel 3.1
Rencana dan Tahapan Penelitian
No. Rencana Kegiatan April Mei Juni Juli Agustus
2023 2023 2023 2023 2023
1 Penyusunan Proposal
2 Seminar Proposal
3 Pengumpulan Data
4 Pengolahan dan
Analisis Data

5 Penyusunan Laporan
Akhir/Tugas Akhir

Sumber: data diolah oleh penulis, 2023

30
C. Data Penelitian
1. Sumber Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan data sekunder. Data sekunder
merupakan data yang diperoleh peneliti atau pengumpulan data secara tidak
langsung. Menurut (Sapitri, 2018) menyatakan bahwa data sekunder adalah data
yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada.
Sumber data sekunder adalah catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi
pemerintah, analisis industri oleh media, situs web, internet, dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini, peneliti mengambil sumber data laporan keuangan atau
laporan tahunan perusahaan yang dipublikasi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sektor perusahaan yang menjadi objek penelitian ini yaitu perusahaan sektor Food
And Beverage pada tahun 2018-2022.

2. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2010:13) dalam buku (Metodologi Penelitian Pendidikan.
Hermawan, 2017) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan sebuah
penelitian yang berlangsung secara ilmiah dan sistematis dimana pengamatan yang
dilakukan mencakup segala hal yang berhubungan dengan objek penelitian,
fenomena serta korelasi yang ada diantaranya. Tujuan penelitian kuantitatif adalah
untuk memperoleh penjelasan dari suatu teori dan hukum-hukum realitas.
Penelitian kuantitatif dikembangkan dengan menggunakan model-model
matematis, teori-teori dan atau hipotesis. Oleh karena itu, metode ini juga disebut
sebagai metode discovery dikarenakan dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai teknologi berdasarkan ilmu pengetahuan baru. Metode ini
disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis
menggunakan statistik.

3. Populasi Dan Sampel


Populasi adalah keseluruhan objek penelitian baik terdiri dari benda yang
nyata, absrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki
karakter tertentu dan sama. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan sektor
Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2022.

31
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh sampel penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And Beverage) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2022.
b. Mempublikasikan laporan keuangan dan laporan tahunan pada tahun 2018-
2022 yang dapat diakses melalui situs BEI (www.idx.co.id).
c. Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And Beverage) yang
memiliki laporan tahunan dalam satuan rupiah selama periode 2018-2022.
d. Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And Beverage) yang
tidak mengalami kerugian selama periode 2018-2022.

4. Teknik Dan Pengumpulan Data


a. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang baik tidak selalu memberikan data yang baik,
jika teknik pengumpulan data tidak tepat. Oleh karena itu, teknik pengumpulan data
perlu mendapatkan perhatian dari peneliti agar data yang dikumpulkan lebih
objektif.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa


studi dokumen. Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak
ditujukan langsung kepada subjek penelitian. Studi Dokumen adalah jenis
pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk
bahan analisis. Dokumen yang akan digunakan oleh peneliti yaitu data yang dikaji
bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI), dan situs internet yang berkaitan
dengan informasi yang dibutuhkan dan Studi Pustaka merupakan pengumpulan data
yang bersumber dari jurnal, referensi buku, konsep-konsep atau teori-teori yang
ditulis oleh para ahli terdahulu, dan lain sebagainya. Pada penelitian ini, peneliti
menggunakan laporan keuangan atau tahunan dari tahun 2018-2022 dengan jumlah
30 perusahaan disektor Food And Beverage.

b. Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah alat untuk memperoleh data. Alat ini harus
dipilih sesuai dengan jenis data yang diinginkan. Alat pengumpulan data yang biasa

32
digunakan dalam penelitian yaitu kuesioner, observasi, wawancara, dokumen atau
berkas-berkas, dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini, berdasarkan judul yang dipilih oleh peneliti yaitu
“Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Tax
Planning Dengan Transparansi Sebagai Variabel Moderasi Pada Perusahaan Food
And Beverage Tahun 2018-2022”. Maka variabel yang terkait dalam penelitian ini
yaitu: Variabel Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Tax
Planning (Y), dan Transparansi (Z).

D. Jenis Variabel Yang Digunakan


1. Variabel Dependen (Terikat)
Adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya
variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel
dependen adalah Tax Planning (Y).

2. Variabel Independen (Bebas)


Adalah varariabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya dan timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel independen adalah Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2),
Ukuran Perusahaan (X3).

3. Variabel Moderasi
Adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen (bebas) dengan dependen (terikat).
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel moderasi adalah Transparansi
Perusahaan (Z)

E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah sebagai suatu unsur penelitian yang merupakan
petunjuk tentang bagaimana suatu variabel diukur dalam rangka memudahkan
pelaksanaan penelitian di lapangan, sehingga memerlukan operasionalisasi dari
masing-masing konsep yang digunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala
yang diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya.

33
Adapun definisi operasional yang digunakan pada penelitian ini, yaitu sebagai
berikut:

Tabel 3.2
Operasional Variabel
No Nama Variabel Indikator Skala

1 Profitabilitas (X1) 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) Rasio


𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡
= 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠

(Atqiah, 2018)

2 Likuiditas (X2) 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 (𝐶𝑅) Rasio


𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
= 𝑥100%
𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

(Indah Hildyawati, 2022)

3 Ukuran Perusahaan 𝐿𝑁 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 Rasio


(X3)
(Khairunnisa & Lubis, 2023)

4 Tax Planning (Y) 𝐸𝑓𝑓𝑒𝑐𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑎𝑥 𝑅𝑎𝑡𝑒 (𝐸𝑇𝑅) Rasio


𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
=
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘

(Saragih et al., 2023)

5 Transparansi (Z) 𝑛 Rasio


𝑇𝑃 =
𝑘

(Sari & Irawati, 2021)

Sumber: Data diolah penulis (2023)

F. Metode Analisis
Metode analisis merupakan metode yang dilakukan peneliti untuk
mengumpulkan data. Dalam memilih suatu metode penelitian dibutuhkan cara
analisis yang tepat agar hasil dan uji penelitian tersebut akurat. Penelitian ini
menggunakan alat analisis IBM SPSS Statistic 26. Microsoft Excel digunakan
untuk mengumpulkan data setiap variabel yang akan dimasukkan ke dalam model
Statistik untuk diolah.

34
1. Uji Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif yaitu digunakan untuk mendefinisikan variabel-
variabel penelitian dan juga untuk mendapatkan gambaran tentang sampel data.
Pendekatan yang digunakan dalam statistik deskriptif berupa penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram, perhitungan modus, median, mean, standar deviasi,
perhitungan persentase, serta perhitungan rumus panjang kelas guna menentukan
interval kriteria.

Menurut Sugiyono (2014) dikutip dari (Prajitno, 2017:88) teknik analisis


statistik deskriptif merupakan salah satu metode dalam menganalisis data dengan
menggambar data yang sudah dikumpulkan, tanpa membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum. Dalam teknik ini, akan diketahui nilai variabel independen
dan dependennya. Teknik analisis ini akan memberikan deskripsi awal untuk setiap
variabel dalam penelitian. Di mana pada gambaran data tersebut setiap variabelnya
bisa dilihat dari nilai mean (rata-rata), maksimum-minimum, dan standar deviasi.

2. Uji Asumsi Klasik


Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan
layak untuk dianalisis atau tidak. Karena tidak semua data dapat dianalisis dengan
regresi. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan 4 uji asumsi klasik
yaitu:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengkaji kenormalan variabel yang diteliti


apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Model regresi dianggap baik
apabila distribusi normal atau mendekati normal. Uji statistik Jarque-Bera (J-B
test). Dasar pengambilan keputusannya yaitu:

1) Jika nilai Jarque-Bera < α2 tabel dan nilai probabilitas > 0,05 maka data
tidak terdistribusi normal.
2) Jika nilai Jarque-Bera > α2 tabel dan nilai probabilitas < 0,05 maka data
terdistribusi normal.

35
Rumus Untuk menghitung Nilai Jarque Bera Yaitu sebagai berikut:

𝑆 2 (𝐾 − 3)2
𝐽𝐵 = +
6 24

Keterangan:

JB : Jarque Bera

S : Skewness

K : Kurtosis

Selain menggunakan uji Jarque Bera. Pada penelitian ini juga menggunakan
uji P-Plot dan uji sampel Kolmogorov Smirnov untuk lebih mengkaji lebih dalam
apakah data yang diteliti tersebut berdistribusikan normal atau tidak. Analisis grafik
dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal P-Plot. Grafik
histogram yang memberikan pota distribusi yang tidak melenceng kekiri maupun
ke kanan dapat dikatakan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Dalam grafik P-Plot data dikatakan berdistribusikan normal jika penyebaran data
mendekati dan mengikuti garis diagonal, sebaliknya jika penyebaran data menjauhi
dan tidak mengikuti garis diagonal dinyatakan data tidak berdistribusi normal.

Sedangkan dasar pengambilan keputusan untuk uji statistik sampel


Kolmogorov Smirnov dapat dikatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig.
(2-tailed) lebih besar dari a(0,05). Sebaliknya jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih
kecil dari a(0,05) maka dinyatakan data tidak berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar korelasi antar
independen variabel dalam suatu model regresi. Untuk mengetahui ada atau
tidaknya korelasi yang tinggi antara independen variabel maka dapat diketahui
dengan melihat koefisien yang terdapat pada regresi. Dasar pengambilan
keputusannya yaitu sebagai berikut:

1) Data tidak terjadi masalah multikolinieritas, bila nilai koefisien < 0,85
2) Data mengalami masalah multikolinieritas, bila nilai koefisien > 0,85

36
c. Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi memiliki tujuan yaitu menguji apakah didalam suatu model
regresi linear terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengguna pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi
hubungan maka dikatakan adanya masalah autokorelasi, masalah ini terjadi karena
observasi atau pengamatan berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu dengan
yang lain.

Data runtut waktu (time series) adalah hal yang sering ditemukan sebab adanya
gangguan dalam individu ataupun kelompok yang sama di periode selanjutnya.
Masalah autokorelasi relatif jarang terjadi pada data silang waktu (cross section),
sebab gangguan dalam observasi yang berbeda-beda berasal dari individu ataupun
kelompok yang berbeda. Menurut Ghozali (2018), model regresi dapat
dikategorikan baik apabila regresi bebas dari autokorelasi.

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan uji
statistik melalui uji Runs Test. Runs Test adalah bagian dari statistic non-parametric
dan digunakan juga guna menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang
tinggi. Pengambilan keputusan autokorelasi dapat dilihat dari nilai Asymp.Sig (2-
tailed) dalam uji run test. Model regresi dikatakan tidak terjadi autokorelasi jika
nilai Asymp.Sig (2-tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05.

Selain menggunakan uji Runs Test, bisa juga menggunakan uji Durbin Watson.
Uji Durbin watson adalah uji autokorelasi yang menilai adanya autokorelasi pada
residual. Uji ini dilakukan dengan asumsi atau syarat antara lain: Model regresi
harus menyertakan konstanta, dan Autokorelasi harus diasumsikan sebagai
autokorelasi first order. Uji Durbin watson akan menghasilkan nilai Durbin Watson
(DW)

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk memastikan apakah dalam model


regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamtaan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

37
Model yang baik tidak terjadi heteroskedastitas, yaitu variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain berbeda.

Metode Glejser dapat dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya


heteroskedastitas. Kriteria yang dapat digunakan untuk menyertakan apakah terjadi
heteroskedastisitas atau tidak diantara data pengamatan dapat dijelaskan dengan
menggunakan koefisien signifikan. Koefisien signifikan harus dibandingkan
dengan tingkat signifikan yang ditetapkan sebelumnya (α = 5%).

1) Jika nilai probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak dan dapat disimpulkan ada
masalah heteroskedastisitas.
2) Jika nilai probabilitas > 0,05 maka Ho diterima dan dapat disimpulkan tidak
ada masalah heteroskedastisitas.

G. Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh dari
variabl independen terhadap variabel dependen dengan menganalisis regresi. Uji
hipotesis dilakukan dengan cara melalui uji regresi linier berganda (uji koefisien
determinasi, uji T, uji F simultan), dan uji moderated regression analysis (MRA).

1. Analisis Regresi Linier Berganda


Analisis regresi linier berganda merupakan analisis tentang hubungan antara
satu variabel dependen atau variabel terikat dengan dua atau lebih variabel
independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini menggunakan model analisis
regresi linier berganda sebab adanya tiga variabel independen. Analisis regresi
linier berganda dikatakan yang baik apabila memenuhi kriteria asumsi klasik.
Penelitian ini melibatkan tiga variabel independen yaitu profitabilitas, likuiditas,
dan ukuran perusahaan. Variabel dependen yaitu tax planning serta variabel
moderasi yaitu transparansi. Model persamaan regresi linier berganda di dalam
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3

Keterangan:

Y = Tax Planning

38
a = Konstanta

b1, b2, b3 = Koefisien Regresi

X1 = Profitabilitas

X2 = Likuiditas

X3 = Ukuran Perusahaan

Dengan rumus diatas jika nilai koefisien regresi positif (+), maka dapat
dikatakan terjadinya pengaruh yang searah antara variabel independen dengan
variabel dependen. Jadi, setiap kenaikan variabel independen akan mengakibatkan
kenaikan pada variabel dependen. Begitu pula sebaliknya, jika nilai koefisien
regresi bernilai negative (-). maka dapat dikatakan terjadinya pengaruh yang
berlawanan di mana setiap kenaikan variabel independen akan mengakibatkan
penurunan pada variabel dependen.

a. Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi yaitu mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam


menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan
satu. Nilai koefisien yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu
berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2014:97).

b. Uji T

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara individual (parsial) variabel


independen berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap variabel dependen.
Dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikan sebesar 5% (0,05).
Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

1) Jika nilai sig ≤ a (0,05) atau t-statistik > t-tabel, maka Ha ada pengaruh
yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen.
2) Jika nilai sig ≥ a (0,05) atau t-statistik < t-tabel, maka Ha ditolak.

39
c. Uji F Simultan

Uji F merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar


pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel
dependen. Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan signifikan level 0,05
(a=5%) sebagai berikut:

1) Jika nilai prob ≤ a (0,05) dan F hitung > F tabel, maka Ha diterima yaitu
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
2) Jika nilai prob ≥ a (0,05) dan F hitung < F tabel, maka Ho diterima yaitu
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.

2. Uji Moderated Refression Analysis (MRA)


Uji moderated regression analysis (MRA) adalah suatu pengujian dimana satu
atau beberapa variabel independen mempengaruhi satu variabel dependen, dengan
syarat pengaruhnya akan mempengaruhi lebih kuat atau lemah bila sebuah variabel
yang lain ditampilkan sebagai variabel moderasi. variabel moderasi pada penelitian
ini menggunakan Transparansi yang diproksikan kedalam pengungkapan sukarela
perusahaan. pengungkapan sukarela pada perusahaan adalah pengungkapan
informasi yang berkaitan dengan informasi yang diberikan oleh perusahaan diluar
pengungkapan wajib. Rumus dari uji moderated regression analsis (MRA) pada
penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b5X1*Z + b6X2*Z + b7X3*Z + Z

Keterangan:

Z = Transparansi

a = Konstanta

b1-b6 = Koefisien Regresi

X1 = Profitabilitas

X2 = Likuiditas

40
X3 = Ukuran Perusahaan

X1.Z = Interaksi antara Profitabilitas dengan Transparansi

X2.Z = Interaksi antara Likuiditas dengan Transparansi

X3.Z = Interaksi antara Ukuran Perusahaan dengan Transparansi

41
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
1. Deskripsi Sampel
Berdasarkan daerah atau wilayah penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu perusahaan sektor Makanan dan Minuman (Food And Baverage) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pata Tahun 2018-2022. Sampel pada penelitian
ini dilakukan dengan menggunakan teknik Purpose Sampling sesuai dengan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang
digunakan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1
Hasil Kriteria Pemilihan Sampel
No Kriteria Jumlah
Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And
1 Beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-
2022
Mempublikasi laporan keuangan dan laporan tahunan pada tahun
2 30
2018-2022 yang dapat diakses melalui situs BEI
Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And
3 Beverage) yang memiliki laporan tahunan dalam satuan rupiah pada
tahun 2018-2022
Perusahaan sektor industri makanan dan minuman (Food And
4 (10)
Beverage) yang mengalami kerugian pada tahun 2018-2022
Jumlah Sampel Perusahaan 20
Jumlah Sampel x Tahun Pengamatan 20 x 5
Jumlah Sampel 100
Sumber: data diolah peneliti (2023)

Berdasarkan pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa diawal peneliti memilih
sampel sebanyak 30 perusahaan untuk diteliti. Setelah dilakukannya pemilihan
sampling terdapat 10 perusahaan mengalami kerugian sehingga tidak dapat
memenuhi kriteria untuk diteliti dan terdapat 20 perusahaan yang memenuhi
kriteria untuk diteliti. Berikut 20 perusahaan yang memenuhi kriteria:

Tabel 4.2
Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Kriteria
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk
2 BUDI Budi Starch & Sweeter Tbk

42
3 CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
4 CEKA Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
5 CLEO Sariguna Primatirta Tbk
6 DLTA Delta Djakarta Tbk
7 DMND Diamond Food Indonesia Tbk
8 GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
9 HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
10 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
11 INDF Indofood Sukses Makmur
12 KEJU Mulia Boga Raya Tbk
13 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
14 MYOR Mayor Indah Tbk
15 ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk
16 SKBM Sekar Bumi Tbk
17 SKLT Sekar Laut Tbk
18 STTP Siantar Top Tbk
19 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk
20 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2023)

2. Deskripsi Variabel
Deskripsi variabel merupakan salah satu metode untuk menjelaskan dan
menggambarkan tentang variabel penelitian yan akan diuji. Pada metode ini
pendekatan yang digunakan dalam deskripsi variabel berupa penyajian data seperti
tabel, grafik, perhitungan modus, mean, standar deviasi, perhitungan persentase,
serta perhitungan rumus panjang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu Profitabilitas (X1), Likuiditas (X2), Ukuran Perusahaan (X3), Tax Planning
(Y), dan Transparansi (Z). Berikut adalah daftar hasil yang diperoleh dengan uji
statistik deskriptif:

Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Profitabilitas 100 ,00 ,63 ,1499 ,14521
Likuiditas 100 ,73 16,40 2,4451 1,86188
Ukuran Perusahaan 100 14,88 23,89 21,0122 1,97574
Tax Planning 100 ,00 ,96 ,2545 ,13945
Transparansi 100 ,27 ,31 ,2799 ,01104
Valid N (listwise) 100

Sumber: IBM SPSS Statistics 26

43
Berdasarkan hasil uji analisis statistik deskripsi pada tabel 4.3 diatas data yang
diperoleh oleh peneliti dapat didistribusikan sebagai berikut:

a. Variabel Profitabilitas (X1)

Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 0,00.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,63 dan nilai rata-rata data profitabilitas
sebesar 0,1499. Standar deviasi data profitabilitas adalah 0,14521.

b. Variabel Likuiditas (X2)

Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 0,73.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 16,40 dan nilai rata-rata data likuiditas sebesar
2,4451. Standar deviasi data likuiditas adalah 1,86188.

c. Variabel Ukuran Perusahaan (X3)

Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 14,88.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 23,89 dan nilai rata-rata data ukuran
perusahaan sebesar 21,0122. Standar deviasi data ukuran perusahaan adalah
1,97574.

d. Variabel Tax Planning (Y)

Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 0,00.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,96 dan nilai rata-rata data tax planning
sebesar 0,2545. Standar deviasi data tax planning adalah 0,13945.

e. Variabel Transparansi (Z)

Dari data tersebut dapat dideskripsikan bahwa nilai minimum sebesar 0,27.
Sedangkan nilai maksimum sebesar 0,31 dan nilai rata-rata data transparansi
sebesar 0,2799. Standar deviasi data transparansi adalah 0,01104.

B. Hasil Uji Asumsi Klasik


1. Hasil Uji Normalitas
Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengkaji kenormalan variabel yang
diteliti apakah data tersebut berdistribusikan normal atau tidak. Berdasarkan tujuan

44
dari uji normalitas tersebut, maka hasil dari uji normalitas pada penelitian ini
sebagai berikut:

a. Kolmogorov Smirnov

Tabel 4.5
Hasil Uji Sampel Kolmogorov Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean -,0016161
Std. Deviation ,09003201
Most Extreme Differences Absolute ,056
Positive ,056
Negative -,055
Test Statistic ,056
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan uji Kolmogorov Smirnov (K-S) pada tabel 4.5 diatas menunjukkan
bahwa nilai Asymp signifikansi (2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05. Maka data pada
penelitian ini dinyatakan normal dan regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Hasil Uji Multikolinearitas


Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk mengetahui seberapa besar
korelasi antar independen variabel dalam suatu model regresi. Untuk mengetahui
ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara independen variabel maka dapat
diketahui dengan melihat koefisien yang terdapat pada regresi. Berdasarkan tujuan
dari uji moltukolinearitas tersebut, maka hasil dari uji multikolinearitas pada
penelitian ini sebagai berikut:

45
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Profitabilitas ,913 1,095
Likuiditas ,891 1,122
Ukuran Perusahaan ,822 1,216
Transparansi ,987 1,014
a. Dependent Variable: Tax Planning
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil dari uji multikolinearitas pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa
nilai Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Maka model regresi pada penelitian ini
dinyatakan tidak terjadi multikolinearitas dan lolos dari uji multikolinearitas.

3. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah untuk memastikan apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.
Berdasarkan tujuan dari uji heteroskedastisitas tersebut, maka hasil dari uji
heteroskedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut:

46
Tabel 4.7
Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil scatter plot antara data residu yang distandarkan (SRESID)
dengan hasil prediksi variabel dependen yang telah distandarkan (ZPRED). Dari
hasil scatter plot diatas diperoleh titik-titik penyebaran plot menyebar secara acak
dan tidak membentuk pola tertentu sehingga tidak ditemukan masalah
heteroskedastisitasnya.

4. Hasil Uji Autokorelasi


Tujuan dari uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah didalam suatu model
regresi linear terdapat hubungan antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengguna pada periode t-1 (sebelumnya). Berdasarkan tujuan
dari uji autokorelasi tersebut, maka hasil dari uji autokorelasi pada penelitian ini
sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,750a ,563 ,534 ,09516 2,126

47
a. Predictors: (Constant), Interaksi antara Ukuran Perusahaan dengan Transparansi,
Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Interaksi antara Profitabilitas dengan
Transparansi, Interaksi antara Likuiditas dengan Transparansi
b. Dependent Variable: Tax Planning
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada tabel 4.8 diatas menggunakan Uji
Durbin-Watson menunjukkan nilai Dw 2,136. Maka dapat dikatakan model regresi
pada penelitian ini terjadi autokorelasi.

C. Hasil Uji Hipotesis


1. Regresi Liniear Berganda
Tabel 4.10
Hasil Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,187 ,100 1,872 ,064
Profitabilitas ,336 ,122 ,269 2,760 ,007
Likuiditas ,053 ,009 ,671 6,115 ,000
Ukuran Perusahaan ,011 ,002 ,548 6,514 ,000
Interaksi antara -,514 ,330 -,146 -1,561 ,122
Profitabilitas dengan
Transparansi
Interaksi antara -,129 ,030 -,485 -4,309 ,000
Likuiditas dengan
Transparansi
Interaksi antara Ukuran -,036 ,018 -,152 -2,004 ,048
Perusahaan dengan
Transparansi
a. Dependent Variable: Tax Planning
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda pada tabel 4. 9 diatas dapat
disajikan sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b5X1*Z + b6X2*Z + b7X3*Z + e

48
Y = 0,187 + 0,336 X1 + 0,053 X2 + 0,011 X3 + (-0,514 X1*Z) + (-0,129
X2*Z) + (-0,036 X3*Z) + e

Dari persamaan diatas dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Nilai koefisien profitabilitas sebesar 0,336. Menunjukkan setiap peningkatan


profitabilitas sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai tax planning sebesar
0,336 atau semakin meningkatnya nilai Profitabilitas maka semakin meningkat
nilai tax planning.
b. Nilai koefisien likuiditas sebesar 0,053. Menunjukkan setiap peningkatan
likuiditas sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai tax planning sebesar 0,053
atau semakin meningkatnya nilai Likuiditas maka semakin meningkat nilai tax
planning.
c. Nilai koefisien ukuran perusahaan sebesar 0,011. Menunjukkan setiap
peningkatan ukuran perusahaan setiap 1 satuan akan meningkatkan nilai tax
planning sebesar 0,011 atau semakin meningkatnya nilai ukuran perusahaan
maka semakin meningkat nilai tax planning.
d. Nilai koefisien interaksi antara transparansi dengan profitabilitas sebesar
-0,514. Menunjukkan setiap peningkatan nilai interaksi antara transparansi
sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai nilai tax planning sebesar -0,514
satuan atau semakin meningkatnya nilai interaksi antara transparansi dengan
profitabilitas maka semakin menurun nilai tax planning.
e. Nilai koefisien interaksi antara transparansi dengan likuiditas sebesar -0,129.
Menunjukkan setiap peningkatan nilai interaksi antara transparansi dengan
likuiditas sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai nilai tax planning sebesar
-0,129 satuan atau semakin meningkatnya nilai interaksi antara transparansi
dengan likuiditas maka semakin menurun nilai tax planning.
f. Nilai koefisien interaksi antara transparansi dengan ukuran perusahaan sebesar
-0,036. Menunjukkan setiap peningkatan nilai interaksi antara transparansi
dengan ukuran perusahaan sebesar 1 satuan akan meningkatkan nilai tax
planning sebesar -0,036 satuan atau semakin meningkatnya nilai interaksi
antara transparansi dengan ukuran perusahaan maka semakin menurun nilai tax
planning.

49
2. Hasil Uji F Simultan
Tabel 4.11
Hasil Uji F Simultan
ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,083 6 ,181 19,937 ,000b
Residual ,842 93 ,009
Total 1,925 99
a. Dependent Variable: Tax Planning
b. Predictors: (Constant), Interaksi antara Ukuran Perusahaan dengan Transparansi,
Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Interaksi antara Profitabilitas dengan
Transparansi, Interaksi antara Likuiditas dengan Transparansi
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil uji F Simultan pada tabel 4.10 diatas dapat disimpulkan
bahwa nilai sig 0,000 < 0,05. Maka model regresi pada penelitian ini dinyatakan
layak untuk diuji dan semua variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.

3. Hasil Uji T-test


Tabel 4.12
Hasil Uji T-test
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) ,187 ,100 1,872 ,064
Profitabilitas ,336 ,122 ,269 2,760 ,007
Likuiditas ,053 ,009 ,671 6,115 ,000
Ukuran Perusahaan ,011 ,002 ,548 6,514 ,000
Interaksi antara -,514 ,330 -,146 -1,561 ,122
Profitabilitas dengan
Transparansi
Interaksi antara -,129 ,030 -,485 -4,309 ,000
Likuiditas dengan
Transparansi

50
Interaksi antara -,036 ,018 -,152 -2,004 ,048
Ukuran Perusahaan
dengan Transparansi
a. Dependent Variable: Tax Planning
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil uji T-test pada tabel 4.11 diatas dapat disimpulkan bahwa:

a. Hipotesis 1: pengaruh Profitabilitas terhadap Tax Planning


Variabel profitabilitas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,007. Berarti
variabel profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax planning
pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tahun 2018-2022.
b. Hipotesis 2: pengaruh Likuiditas terhadap Tax Planning
Variabel likuiditas memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Berarti variabel
likuiditas berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax planning pada
perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2022.
c. Hipotesis 3: pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tax Planning
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000. Berarti
variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax
planning pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia tahun 2018-2022.
d. Hipotesis 4: Transparansi tidak dapat memoderasi pengaruh Profitabilitas
terhadap Tax Planning
Interaksi antara variabel transparansi dengan variabel profitabilitas memiliki
nilai signifikansi sebesar 0,122. Berarti variabel transparansi tidak dapat
memoderasi variabel profitabilitas terhadap tax planning pada perusahaan
Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022.
e. Hipotesis 5: Transparansi memoderasi pengaruh Likuiditas terhadap Tax
Planning
Interaksi antara variabel transparansi dengan variabel likuiditas memiliki nilai
signifikansi sebesar 0,000. Berarti variabel transparansi dapat memoderasi

51
variabel likuiditas terhadap tax planning pada perusahaan Food And Beverage
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022.
f. Hipotesis 6: Transparansi memoderasi pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap
Tax Planning
Interaksi antara variabel transparansi dengan variabel ukuran perusahaan
memiliki nilai signifikansi sebesar 0,048. Berarti variabel transparansi dapat
memoderasi variabel ukuran perusahaan terhadap tax planning pada
perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2018-2022.

4. Hasil Uji Koefisien Determinasi


Tabel 4.13
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 ,750a ,563 ,534 ,09516 2,126
a. Predictors: (Constant), Interaksi antara Ukuran Perusahaan dengan Transparansi,
Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Interaksi antara Profitabilitas dengan
Transparansi, Interaksi antara Likuiditas dengan Transparansi
b. Dependent Variable: Tax Planning
Sumber: Output IBM SPSS Statistics 26 (2023)

Berdasarkan hasil uji Koefisien Determinasi pada tabel 4.12 diatas


menunjukkan nilai Adj r square 0,534 yang artinya 53%. Hal tersebut memiliki arti
bahwa kemampuan variabel independen dalam penelitian ini mempengaruhi
variabel dependen sebesar 53% sedangkan sisanya 46,6% dipengaruhi dan
dijelaskan oleh variabel lain selain variabel independen dalam penelitian ini.

D. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data laporan tahunan dan
laporan keuangan pada perusahaan Food And Beverage yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2018-2022. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Tax Planning, dan untuk mengetahui apakah variabel Transparansi

52
mampu memoderasi hubungan Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan
terhadap Tax Planning.

Berdasarkan pengujian pada hipotesis yang telah dilakukan peneliti, diperoleh


hasil bahwa Profitabilitas, Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Tax Planning. Pada hipotesis keempat ditemukan hasil
bahwa penggunaan transparansi sebagai variabel moderasi menunjukkan tidak
mampu memoderasi hubungan antara Profitabilitas terhadap Tax Planning. Pada
hipotesis kelima dan keenam ditemukan hasil bahwa penggunaan transparansi
sebagai variabel moderasi menunjukkan mampu memperkuat dan memiliki
pengaruh positif hubungan Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Tax
Planning. Hasil penelitian pada masing-masing variabel dapat diuraikan sebagai
berikut:

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Tax Planning


Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

Profitabilitas merupakan faktor penting yang harus diperhatikan bagi


kelangsungan perusahaan, karena untuk dapat menjalankan kegiatan
operasionalnya perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan
(profitable). Dikutip dari Atqiah (2018) menurut Fred J. Weston, rasio profitabilitas

53
bertujuan untuk mengukur keefektifitasan manajemen yang tercermin pada imbalan
hasil dari investasi melalui kegiatan penjualan. Sedangkan menurut John J.
Hampton, rasio profitabilitas mempunyai tujuan untuk efisiensi aktivitas
perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba. Dengan kata lain,
rasio ini menjelaskan seberapa berhasilkah suatu perusahaan dalam menjalankan
bisnisnya. Perusahaan cenderung lebih memilih mengeluarkan biaya untuk
keperluan operasional perusahaan daripada membayar pajak. Hal tersebut sesuai
dengan teori keagenan, dimana manajemen perusahaan selaku agent akan mencari
cara atau mengupayakan agar beban perusahaan semakin mengecil sehingga
perusahaan akan mendapatkan laba yang maksimal. Manajemen perusahaan juga
akan mendapatkan kompensasi dikarenakan perusahaan mendapatkan laba yang
maksimal. Oleh karena itu, manajemen perusahaan terdorong untuk melakukan
penghindaran pajak. Berdasarkan teori keagenan yang menjelaskan hubungan
antara agen dan prinsipal yang memiliki kepentingan berbeda, profitabilitas sebagai
variabel bebas dari perencanaan pajak. Agen adalah manajemen perusahaan dan
prinsipal adalah pemerintah dimana pemerintah sebagai prinsipal ingin
mendapatkan lebih banyak pendapatan dari pajak untuk target pendapatan nasional.
Sementara manajemen sebagai agen tentu ingin meminimalkan pembayaran pajak
dari nilai laba perusahaan yang besar, karena itu manajer melakukan perencanaan
pajak untuk meminimalkan beban pajak yang harus dibayarkan. Nilai laba
perusahaan sebanding dengan upaya perencanaan pajak yang dilakukan, oleh
karena itu hubungan antara profitability dan tax planning adalah positif. Rasio
profitabilitas berkaitan langsung dengan keuntungan dan aset karena jika
perusahaan dapat menggunakan aset yang dimilikinya dengan baik, maka akan
menghasilkan keuntungan yang tinggi. Dengan profitabilitas yang tinggi
mencerminkan kemampuan perusahaan dalam melakukan perencanaan pajak (Tax
Planning) untuk menghasilkan laba yang tinggi bagi para pemegang saham dengan
minimum pajak yang terutang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yohanes & Sherly (2022),
Angelia (2020) yang menemukan bahwa Profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Tax Planning. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
Profitabilitas maka semakin besar tingkat Tax Planning.

54
2. Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning
Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

Likuiditas merupakan rasio yang digunakan perusahaan sebagai alat untuk


mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
yang terhutang menjadi kas atau tunai. Likuiditas menunjukkan sebuah perusahaan
dapat memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat
ditagih. Perusahaan yang memiliki aset likuid dalam jumlah besar akan membantu
perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya, dengan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya membuat
perusahaan dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki aset
likuid. Maka akan menyulitkan perusahaan untuk membayar kewajiban finansial
jangka pendeknya dan membuat perusahaan tidak likuid (Susellawati et al., 2022).
Rasio likuiditas yang tinggi juga dapat menentukan bahwa suatu perusahaan
berhasil memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Nilai positif yang terdapat pada
rasio likuiditas terjadi karena kinerja suatu perusahaan berjalan dengan baik
sehingga pemilik atau pemegang saham dapat menarik para investor untuk percaya
bahwa perusahaan tersebut mampu untuk menjalankan perencanaan pajak dengan
baik.

55
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Allo et al. (2021), Indradi (2018),
Abdullah (2020) yang menemukan bahwa Likuiditas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap Tax Planning sebab perusahaan lebih memprioritaskan
keuntungan ketimbang buat melunasi pajak. Hal ini berarti semakin tinggi tingkat
Likuiditas maka semakin besar tingkat Tax Planning.

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax Planning


Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

Ukuran Perusahaan merupakan nilai yang menunjukkan besar kecilnya suatu


perusahaan. Ukuran perusahaan secara umum dapat diartikan sebagai suatu skala
yang mengklasifikasikan besar atau kecil nya suatu perusahaan dengan berbagai
cara antara lain dinyatakan dalam total aset, total penjualan, nilai pasar saham, dan
lain-lain. Dilihat dari sisi kemampuan memperoleh dana untuk ekspanasi bisnis,
perusahaan besar mempunyai akses yang besar ke sumber-sumber dana baik ke
pasar modal maupun perbankan untuk membiayai investasinya dalam rangka
meningkatkan labanya. Besaran total aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan
bahwa perusahaan memiliki kinerja baik. Perusahaan dengan skala yang lebih besar
cenderung melakukan pengelolaan pajak secara lebih maksimal dibanding
perusahaan dengan skala lebih kecil. Dikaitkan dengan teori agensi, perusahaan
berskala besar memiliki laba yang besar pula sehingga sesuai dengan tujuan

56
prinsipal dan agen. Ukuran perusahaan merupakan suatu variabel yang diukur
dengan menghitung logaritma natural dari total aktiva. Dimana semakin besar total
aset suatu perusahaan berpengaruh pada ukuran perusahaan itu sendiri. Ukuran
perusahaan yang lebih besar memungkinkan perusahaan untuk merekrut sumber
daya manusia untuk membantu mengatur keuangan perusahaan sehingga
memungkinkan melakukan tax planning yang lebih baik. Sehingga semakin besar
ukuran perusahaan maka semakin tinggi tingkat tax planning.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Allo et al. (2021), Subiyanto
(2021), Saragih et al. (2023) yang menemukan bahwa Ukuran Perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tax Planning. Hal ini berarti semakin
tinggi tingkat Ukuran Perusahaan maka semakin besar tingkat Tax Planning.

4. Transparansi Tidak Mampu Memoderasi Pengaruh Profitabilitas


Terhadap Tax Planning
Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

Transparansi merupakan pengelolaan pajak yang bersifat transparan, terbuka,


dan tidak ada yang disembunyikan, dengan seluruh pihak terkait baik internal
maupun eksternal perusahaan. Prinsip transparansi sangat berpengaruh terhadap
penilaian seluruh pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Sari &

57
Irawati (2021) transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan yang dimaksud informasi material dan
relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik dan turunnya harga
saham. Prinsip transparansi dapat menghendaki adanya keterbukaan dan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
pengungkapan (disclosure) informasi perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi tidak dapat memoderasi


profitabilitas terhadap tax planning. Hal ini karena menurut teori agensi,
Transparan atau tidak perusahaan tetap melakukan Tax Planning untuk
memaksimalkan keuntungan agen yaitu melalui cara legal menurut hukum. Hasil
penelitian ini sesuai dengan temuan Habu & Darma (2022) yang menemukan
bahwa Transparansi tidak dapat memoderasi Profitabilitas terhadap Tax Planning.
Hasil ini berarti Transparan atau tidak transparan tidak dapat mempengaruhi Tax
Planning melalui Profitabilitas.

5. Transparansi Memoderasi Pengaruh Likuiditas Terhadap Tax Planning


Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

58
Transparansi merupakan pengelolaan pajak yang bersifat transparan, terbuka,
dan tidak ada yang disembunyikan, dengan seluruh pihak terkait baik internal
maupun eksternal perusahaan. Prinsip transparansi sangat berpengaruh terhadap
penilaian seluruh pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Sari &
Irawati (2021) transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan yang dimaksud informasi material dan
relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik dan turunnya harga
saham. Prinsip transparansi dapat menghendaki adanya keterbukaan dan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
pengungkapan (disclosure) informasi perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi dapat memoderasi


likuiditas terhadap tax planning. Hal ini karena menurut teori agensi, transparan
dapat memperkuat perusahaan dalam memperhitungkan likuiditasnya dengan tetap
melakukan tax planning untuk memaksimalkan kewajiban jangka pendeknya yaitu
melalui cara legal menurut hukum.

6. Transparansi Memoderasi Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Tax


Planning
Teori agensi menjelaskan hubungan antara principal atau pemegang saham dan
agent atau manajemen perusahaan yang saling bekerjasama dalam sebuah
manajemen perusahaan. Dalam hubungan keagenan terdapat suatu kontrak satu
orang atau lebih principal yang memberi perintah sekaligus wewenang pada agent
untuk melakukan suatu pekerjaan atas nama principal guna mencapai tujuan
perusahaan. Hubungan antara principal dan agent tersebut disebut hubungan agensi
yang terjadi ketika salah satu pihak dalam hal ini pemilik perusahaan sebagai
principal menyewa dan mendelegasikan wewenang kepada pihak lain yaitu manajer
sebagai agen untuk melaksanakan suatu jasa (Dayanara et al., 2020). Keterkaitan
teori agensi dengan perpajakan tercermin pada motivasi manajemen dalam
menjalankan wewenangnya, yaitu motivasi opportunistic dan signalling dengan
tujuan kepentingan insentif, evaluasi kinerja, serta sinyal positif kepada investor.
Sehingga sesuai penjabaran tersebut di atas, teori agensi dapat menjadi dasar asumsi
bahwa perusahaan akan melakukan tindakan penghindaran pajak.

59
Transparansi merupakan pengelolaan pajak yang bersifat transparan, terbuka,
dan tidak ada yang disembunyikan, dengan seluruh pihak terkait baik internal
maupun eksternal perusahaan. Prinsip transparansi sangat berpengaruh terhadap
penilaian seluruh pemangku kepentingan terhadap perusahaan. Menurut Sari &
Irawati (2021) transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik
dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan yang dimaksud informasi material dan
relevan adalah informasi yang dapat mempengaruhi naik dan turunnya harga
saham. Prinsip transparansi dapat menghendaki adanya keterbukaan dan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam
pengungkapan (disclosure) informasi perusahaan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa transparansi dapat memoderasi


ukuran perusahaan terhadap tax planning. Hal ini karena menurut teori agensi,
transparan dapat memperkuat perusahaan dalam memperhitungkan tingkat ukuran
perusahaan dengan tetap melakukan tax planning untuk memaksimalkan ukuran
suatu berusahaan yaitu melalui cara legal menurut hukum. Hasil penelitian ini
sesuai dengan temuan Habu & Darma (2022) yang menemukan bahwa
Transparansi dapat memoderasi Ukuran Perusahaan terhadap Tax Planning. Hasil
ini berarti Transparan dapat mempengaruhi Tax Planning melalui Ukuran
Perusahaan.

60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh dari profitabilitas, likuiditas, dan ukuran perusahaan
terhadap tax planning dengan transparansi perusahaan sebagai variabel moderasi.
Populasi yang digunakan sebanyak 30 perusahaan makanan dan minuman (Food
And Beverage) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2018-2022. maka dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel profitabilitas yang diukur dengan


Return On Asset (ROA) menyatakan bahwa hipotesis penelitian diterima dan
dinyatakan hasil pengujian profitabilitas menunjukkan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tax planning pada perusahaan Food And Beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022, sehingga dapat dikatakan
bahwa profitabilitas masih dijadikan acuan untuk melakukan perencanaan
pajak pada perusahaan Food And Beverage dalam meminimalkan pengenaan
pajak yang terutang. Hal ini berarti jika profitabilitas meningkat maka tingkat
tax planning dalam perusahaan akan meningkat juga.
2. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel likuiditas yang diukur dengan Rasio
Lancar (CR) menyatakan bahwa hipotesis penelitian berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tax planning pada perusahaan Food And Beverage yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2022, Sehingga dapat dikatakan
bahwa likuiditas masih dijadikan acuan untuk melakukan perencanaan pajak
pada perusahaan Food And Beverage dalam meminimalkan pengenaan pajak
yang terutang. Hal ini berarti jika likuiditas meningkat maka tingkat tax
planning dalam perusahaan akan meningkat juga.
3. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel ukuran perusahaan yang diukur
dengan Logaritma Natural (LN) menyatakan bahwa hipotesis penelitian
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tax planning, Sehingga dapat
dikatakan bahwa ukuran perusahaan masih dijadikan acuan untuk melakukan
perencanaan pajak pada perusahaan Food And Beverage dalam meminimalkan

61
pengenaan pajak yang terutang. Hal ini berarti jika ukuran perusahaan
meningkat maka tingkat tax planning dalam perusahaan akan meningkat juga.
4. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel moderasi transparansi menyatakan
bahwa hipotesis penelitian tidak diterima dan dinyatakan hasil pengujian
menunjukkan transparansi perusahaan tidak mampu memoderasi pengaruh
profitabilitas terhadap tax planning. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi
antara transparansi dengan profitabilitas tidak dapat dijadikan acuan untuk
melakukan perencanaan pajak pada perusahaan Food And Beverage dalam
meminimalkan pengenaan pajak yang terutang. Hal ini berarti jika transparansi
suatu perusahaan meningkat maka akan memperlemah pengaruh profitabilitas
terhadap tax planning suatu perusahaan.
5. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel moderasi transparansi bahwa
hipotesis penelitian diterima dan dinyatakan hasil pengujian menunjukkan
transparansi perusahaan mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap tax
planning. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi antara transparansi dengan
likuiditas dapat dijadikan acuan untuk melakukan perencanaan pajak pada
perusahaan Food And Beverage dalam meminimalkan pengenaan pajak yang
terutang. Hal ini berarti jika transparansi pada perusahaan meningkat maka
akan memperkuat hubungan pengaruh likuiditas terhadap tax planning suatu
perusahaan.
6. Berdasarkan hasil pengujian dari variabel moderasi transparansi bahwa
hipotesis penelitian diterima dan dinyatakan hasil pengujian menunjukkan
transparansi perusahaan mampu memoderasi pengaruh ukuran perusahaan
terhadap tax planning. Sehingga dapat dikatakan bahwa interaksi antara
transparansi dengan ukuran perusahaan dapat dijadikan acuan untuk
melakukan perencanaan pajak pada perusahaan Food And Beverage dalam
meminimalkan pengenaan pajak yang terutang. Hal ini berarti jika transparansi
pada perusahaan meningkat maka akan memperkuat hubungan antara pengaruh
ukuran perusahaan terhadap tax planning.

62
B. Saran
Saran yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

Untuk perusahaan, diharapkan dapat melakukan perencanaan pajak yang dapat


meminimalkan pengenaan pajak pada suatu perusahaan, sehingga investor dapat
melihat perencanaan pajak dalam meningkatkan profitabilitas, likuiditas, dan
ukuran suatu perusahaan.

2. Bagi investor

Untuk para investor diharapkan agar lebih berhati-hati dalam menanamkan


modal ke suatu perusahaan dan hendaknya lebih cermat dan teliti dalam mengawasi
perkembangan kondisi internal perusahaan dengan tidak mengabaikan faktor
eksternal perusahaan.

3. Bagi penelitian selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, untuk lebih mempertimbangkan dalam


pengambilan objek penelitian dan pemilihan variabel yang akan diteliti. Selain itu
peneliti selanjutnya juga disarankan untuk menambah variabel lain dalam
melakukan penelitian tax planning.

63
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, I. (2020). Pengaruh Likuiditas Dan Leverage Terhadap Penghindaran
Pajak Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman. Jurnal Riset Akuntansi Dan
Bisnis, 20(1), 16–22. https://doi.org/10.30596/jrab.v20i1.4755

Allo, M. R., Alexander, S. W., & Suwetja, I. G. (2021). Pengaruh Likuiditas Dan
Ukuran Perusahaan Terhadap Agresivitas Pajak (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2016-2018). Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(1), 647–
657.

Angelia, M. (2020). Pengaruh Profitability Dan Leverage Terhadap Cash Holding


Dengan Tax Planning Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Magister
Akuntansi Trisakti, 7(2), 101–120. https://doi.org/10.25105/jmat.v7i2.7414

Atqiah, W. (2018). Pengaruh profitabilitas Terhadap Return Saham Dengan


Corporate Social Responsibility disclosure Sebagai Variabel Moderasi
(Studi pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode 2013-2017).

Cookson, M. D., & Stirk, P. M. R. (2019). Pengertian Rasio Likuiditas.


Universitas Islam Indonesia, 7–15.

Dayanara, L., Titisari, K. H., & Wijayanti, A. (2020). Pengaruh Leverage,


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Capital Intensity Terhadap
Penghindaran Pajak Pada Perusahaan Barang Industri Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bei Tahun 2014 – 2018. Jurnal Akuntansi Dan Sistem
Teknologi Informasi, 15(3), 301–310.
https://doi.org/10.33061/jasti.v15i3.3693

Dinar, M., Yuesti, An., & Dewi, N. P. S. (2020). Pengaruh Profitabilitas,


Likuiditas, dan Leverage, Terhadap Agresivitas Pajak pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Lainnya yang Terdaftar di BEI. Bisnis-Net Jurnal
Ekonomi Dan Bisnis, 3(2), 158–174. https://doi.org/10.46576/bn.v3i2.1005

Diva, E. I. (n.d.). Adln-perpustakaan universitas airlangga 1. 1–10.

64
Habu, M. S., & Darma, S. S. (2022). Pengaruh ukuran perusahaan,nilai
perusahaan, sales growth terhadap Penghindaran Pajak dengan
Transparansi perusahaan sebagai moderasi. 2(2), 214–229.

Hendrawaty, E. (2017). Perspektif Excess Cash Dalam Teori Keagenan.

Hermawan, I. (2017). Metodologi Penelitian Pendidikan (Kualitatif, Kuantitatif


dan Mixed Method). In Hidayatul Quran (p. 200).

indra mahardika putra. (2019). Manajemen Pajak - Google Books. In Anak Hebat
Indonesia (pp. 1–52).
https://www.google.co.id/books/edition/Manajemen_Pajak/sXxOEAAAQB
AJ?hl=id&gbpv=1&dq=manajemen+perpajakan&printsec=frontcover

Indradi, D. (2018). Pengaruh Likuiditas, Capital Intensity Terhadap Agresivitas


Pajak. Jurnal Akuntansi Berkelanjutan Indonesia, 1(1), 147–167.

Khairunnisa, & Lubis, C. W. (2023). Pengaruh Perencanaan Pajak, Profitabilitas


Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub
Sektor Bank Yang Terdaftar Di BEI Periode 2018-2020. GEMILANG:
Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 3(2), 11.

Kristanto, S. B. (2022). Perencanaan dan Pemeriksaan Pajak.

Lestari, G. A. W., & Putri, A. D. (2018). Pengaruh Corporate Governance,


Koneksi Politik, Dan Leverage Terhadap Penghindaran Pajak. E-Jurnal
Akuntansi, 18(3), 2028–2054.

Nabilani, V. N. (2022). Pengaruh Struktur Modal Dan Profitabilitas Terhadap


Nilai Perusahaan Dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi (
Studi Pada Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2017-2020 ).

Perusahaan, U. (2022). Diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan Program


Sarjana (S1) Pada Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Semarang Disusun oleh :

Pohan, C. A. (2018). Optimizing Corporate Tax Management - Google Books. In

65
Pt. Bumi Aksara.
https://www.google.co.id/books/edition/Optimizing_Corporate_Tax_Manage
ment/Qh9ZEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Pohan,+C.+A.+(2018).+Optim
izing+Corporate+Tax+Management:+Kajian+Perpajakan++dan+Tax+Planni
ng-nya+Terkini,+Edisi+2,+Jakarta:+Bumi+Aksara.&pg=PA625&prin

Prajitno, S. B. (2017). Metodologi Penelitian Kuantitatif Metodologi Penelitian


Kuantitatif. In Metodologi Penelitian Kuantitatif (Issue May).

Riskandyani, K. (2020). PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL,


KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN SPIRITUAL, DAN
KECERDASAN ADVERSITAS TERHADAP KINERJA AUDITOR
Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu.
Repository.Upi.Edu, 1–134.

Robertus M Bambang Gunawan. (2021). GRC (Good Governance, Risk


Management, And Compliance) - Rajawali Pers - Robertus M Bambang
Gunawan - Google Buku (p. 52).
https://books.google.co.id/books?id=NNgaEAAAQBAJ&pg=PA52&dq=teor
i+agensi&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwiirLyt8MvvAhWNbn0KHUdHBkgQ
6AEwBHoECAUQAg#v=onepage&q=teori agensi&f=false

Sapitri, N. (2018). Bab III - Metode Penelitian Metode Penelitian. Metode


Penelitian, 32–41.

Saragih, A. E., Sembiring, Y. C. B., & Purba, M. R. F. B. (2023). Pengaruh


Leverage, Profitability, Ukuran Perusahaan Dan Proporsi Kepemilikan
Institusional Terhadap Tax Planning. Jrak, 9(1), 1–19. www.idx.co.id

Sari, D., & Irawati, W. (2021). Pengaruh Perencanaan Pajak , Struktur Modal Dan
Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan Moderasi. Jurnal
Akuntansi Barelang, 6(1), 1–12.

Subiyanto, B. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, Dan Ukuran


Komisaris Independen Terhadap Effective Tax Rate ( Studi pada Perusahaan
Sub Sektor Consumer Goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2013-2017). In Jurnal Ilmu Akuntansi (Vol. 19, Issue 1, pp. 45–69).

66
Susellawati, Sari, D. P., Nabella, S. Di., & Fadlilah, A. H. (2022). The Effect of
Profitability, Liquidity, Leverage, and Activity Ratios on Dividend Policy in
Manufacturing Companies in the Food and Beverage Industry Sector Listed
on the Indonesia Stock Exchange in the 2016-2020 Period. Jurnal Mantik,
6(2), 1365–1375.

Sutomo, H., & Djaddang, S. (2018). Determinan Tax Avoidance Perusahaan


Manufaktur di Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Perpajakan (JRAP),
4(01), 32–46. https://doi.org/10.35838/jrap.v4i01.148

Yohanes, & Sherly, F. (2022). Pengaruh Profitability, Leverage, Audit Quality,


Dan Faktor Lainnya Terhadap Tax Avoidance. E-Jurnal Akuntansi Tsm,
2(2), 543–558.

67
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabulasi Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan, Tax Planning, dan
Transparansi Perusahaan
Ukuran
No Kode Tahun Profitabilitas Likuiditas Tax Planning Transparansi
Perusahaan
2018 0,105310957 1,38774011 20,3965307 0,244110058 0,272727273
2019 0,102003761 2,00423794 20,5277072 0,238655533 0,272727273
1 ADES 2020 0,141625689 2,97037567 20,68118383 0,191343463 0,272727273
2021 0,20126963 2,50922852 21,00120875 0,213333788 0,272727273
2022 0,221789364 3,20084809 21,2213604 0,213944179 0,272727273
2018 0,028107499 1,02506454 21,7640776 0,952529177 0,290322581
2019 0,028975125 1,05835562 21,78789652 0,023698335 0,290322581
2 BUDI 2020 0,029393473 1,1438137 21,80947064 0,032027395 0,290322581
2021 0,030643766 1,16664605 21,81961507 0,195168528 0,290322581
2022 0,029324462 1,32972146 21,87814854 0,223787777 0,290322581
2018 0,61687103 1,29515678 20,72752699 0,254475674 0,290322581
2019 0,593462347 1,26336994 20,77920254 0,250562854 0,290322581
3 CAMP 2020 0,475656716 1,32672559 20,80657122 0,22476857 0,290322581
2021 0,484276682 1,33090574 20,859749 0,206702027 0,290322581
2022 0,585266635 1,06707182 20,79537946 0,212176347 0,290322581
2018 0,07925846 4,08143065 20,87937692 0,108957769 0,310344828
2019 0,154663961 4,79971918 21,05478263 0,036796359 0,310344828
4 CEKA 2020 0,12243301 4,66272191 21,17222063 0,219235364 0,310344828
2021 0,110208791 4,79711125 21,25235596 0,208466225 0,310344828
2022 0,128444483 4,33804935 21,26459396 0,220535971 0,310344828
2018 0,075859436 16,4003327 20,54166465 0,004245702 0,272727273
2019 0,105013098 1,17468656 20,94251727 0,242727242 0,272727273
5 CLEO 2020 0,101432729 1,72219684 20,99401037 0,214200677 0,272727273
2021 0,134041045 1,52996399 21,02202254 0,215467902 0,272727273
2022 0,115498152 1,81228356 21,25007717 0,215191717 0,272727273
2018 0,235067902 7,19827912 21,14428743 0,233696482 0,272727273
2019 0,222874337 1,10622493 21,07812774 0,229421678 0,290322581
6 DLTA 2020 0,100740604 3,53867194 20,92668078 0,155791538 0,272727273
2021 0,143646236 4,80901188 20,99231698 0,219511684 0,272727273
2022 0,17600077 4,56390725 20,99114285 0,218026209 0,272727273
2018 0,075501998 2,27168613 22,1615155 0,254131301 0,272727273
2019 0,065856437 1,76880619 22,44077785 0,254064528 0,272727273
7 DMND 2020 0,03619129 4,35776718 22,46032948 0,230712527 0,272727273
2021 0,055813034 3,58364453 22,56338484 0,241046226 0,272727273
2022 0,055552412 3,25812658 22,65163695 0,233913087 0,272727273
8 GOOD 2018 0,101006732 1,18143152 22,16130037 0,26956815 0,272727273

68
2019 0,086067654 1,5337941 22,3452384 0,249412462 0,272727273
2020 0,037301003 1,75124586 22,60592724 0,279074559 0,272727273
2021 0,07280429 1,47540117 22,63526492 0,221316426 0,272727273
2022 0,071200703 1,74068603 22,71488275 0,226232255 0,272727273
2018 0,1188582 2,67839613 20,44731015 0,253489317 0,272727273
2019 0,122217582 2,98589557 20,55918809 0,270475435 0,272727273
9 HOKI 2020 0,041942225 2,24400084 20,62556945 0,2523114 0,272727273
2021 0,012670956 1,6028227 20,71232552 0,303628351 0,272727273
2022 0,11159693 3,26908915 20,51452268 0,863179008 0,272727273
2018 0,135559119 1,95173341 17,35261181 0,277348167 0,272727273
2019 0,138468716 2,53569474 17,4715908 0,279272666 0,272727273
10 ICBP 2020 0,071615928 2,25761255 18,45593519 0,255062058 0,272727273
2021 0,06691376 1,79918489 18,58675967 0,204821588 0,272727273
2022 0,04962636 3,09652843 18,563096 0,239614452 0,272727273
2018 0,051398014 1,06628987 18,38544516 0,333708385 0,290322581
2019 0,061355098 1,27207115 18,38192494 0,325355907 0,290322581
11 INDF 2020 0,053648724 1,37326314 18,91009793 0,295683989 0,290322581
2021 0,062640597 1,34106025 19,00441387 0,224931745 0,290322581
2022 0,050947187 1,78600441 19,01087174 0,253775115 0,290322581
2018 0,125782673 2,29952868 20,10052905 0,276278731 0,28125
2019 0,147149477 2,47868015 20,31727067 0,282363184 0,28125
12 KEJU 2020 0,179310576 2,53620398 20,32993715 0,230315323 0,28125
2021 0,188478981 2,8153822 20,45894383 0,210024582 0,28125
2022 0,136461692 2,5250396 20,57255964 0,219557022 0,28125
2018 0,42388184 0,77835595 14,87659438 0,267421371 0,272727273
2019 0,416492863 0,73192366 14,87916902 0,258545369 0,272727273
13 MLBI 2020 0,132631796 0,88854197 14,88277837 0,292211264 0,272727273
2021 0,227873418 0,73757176 14,88778469 0,241439493 0,272727273
2022 0,274086665 0,76539568 15,03175832 0,262161579 0,272727273
2018 0,100071831 2,65459779 23,5906934 0,260924853 0,272727273
2019 0,107753596 3,43965161 23,66969855 0,241475483 0,272727273
14 MYOR 2020 0,106088659 3,69425418 23,70781079 0,218236107 0,272727273
2021 0,060802979 2,32818368 23,71487227 0,218498515 0,272727273
2022 0,088438244 2,62082681 23,82678292 0,213878962 0,272727273
2018 0,028943315 3,57124133 22,20346266 0,319707198 0,28125
2019 0,05051566 1,69332926 22,26700911 0,318584382 0,28125
15 ROTI 2020 0,037871512 3,83030819 22,21665671 0,051464651 0,28125
2021 0,067664936 2,65319164 22,15627307 0,251601086 0,28125
2022 0,104652316 2,09933921 22,14162111 0,245354814 0,28125
2018 0,009006965 1,3832669 21,29501682 0,453738996 0,272727273
2019 0,005258063 1,3300968 21,32231295 0,959335748 0,272727273
16 SKBM
2020 0,003627458 1,36057651 21,29348834 0,600866918 0,272727273
2021 0,015076633 1,31128694 21,40151668 0,32716394 0,272727273

69
2022 0,042422692 1,44231406 21,43729329 0,2652363 0,272727273
2018 0,042760872 1,22442686 20,43196887 0,192418363 0,272727273
2019 0,063152568 1,29006576 20,48861324 0,208490994 0,272727273
17 SKLT 2020 0,054945441 1,53670166 20,46690547 0,236263619 0,272727273
2021 0,095064402 1,79332548 20,60574867 0,169094832 0,272727273
2022 0,072453368 1,62975101 20,75601321 0,19011599 0,272727273
2018 0,096948113 1,84859715 21,69070198 0,214372994 0,272727273
2019 0,167475258 2,8529578 21,78159872 0,205014654 0,272727273
18 STTP 2020 0,182264361 2,40504357 21,96134874 0,187405594 0,272727273
2021 0,15757473 4,16485271 22,08916453 0,192913133 0,272727273
2022 0,111706902 4,85287351 22,44437711 0,187914755 0,272727273
2018 0,467785781 1,87943171 23,51687682 0,267164887 0,272727273
2019 0,380714123 1,62680897 23,57760754 0,26970319 0,272727273
19 TBLA 2020 0,350326794 1,49064842 23,69015065 0,244752778 0,272727273
2021 0,375398888 1,49697633 23,77178113 0,284448659 0,272727273
2022 0,338538937 1,19916295 23,88762822 0,214519395 0,272727273
2018 0,108283214 3,79987649 22,43812114 0,260702115 0,272727273
2019 0,156749288 3,96943867 22,61161081 0,286102756 0,272727273
20 ULTJ 2020 0,126759361 2,40335465 22,89278991 0,219379016 0,272727273
2021 0,442393217 3,11255998 22,72567201 0,17195246 0,272727273
2022 0,631042505 3,17001602 22,7215482 0,250979443 0,272727273

Lampiran 2 Tabulasi Perhitungan Pengungkapan Data Sukarela Perusahaan

Informasi
Informasi Analisis dan
Tentang Tanggung Informasi
Informasi Komisaris Pembahasan
Profil Ikhtisar Proyeksi Informasi Jawab Tata Transparansi
Kode Tahun Umum dan Manajemen
Perusahaan Keuangan Dan Karyawan Sosial Kelola (Z)
Perusahaan Direksi atas Kinerja
Prospek Perusahaan Perusahaan
Perusahaan Perusahaan
Bisnis

2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
ADES 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2019 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
BUDI 2020 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2021 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2022 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
CAMP 2018 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903

70
2019 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2020 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2021 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2022 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2018 2 3 1 2 5 2 6 1 7 0,3103
2019 2 3 1 2 5 2 6 1 7 0,3103
CEKA 2020 2 3 1 2 5 2 6 1 7 0,3103
2021 2 3 1 2 5 2 6 1 7 0,3103
2022 2 3 1 2 5 2 6 1 7 0,3103
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
CLEO 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
DLTA 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
DMND 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
GOOD 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
HOKI 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
ICBP 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2019 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
INDF
2020 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2021 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903

71
2022 2 3 1 2 7 2 6 1 7 0,2903
2018 2 3 1 2 6 4 6 1 7 0,2813
2019 2 3 1 2 6 4 6 1 7 0,2813
KEJU 2020 2 3 1 2 6 4 6 1 7 0,2813
2021 2 3 1 2 6 4 6 1 7 0,2813
2022 2 3 1 2 6 4 6 1 7 0,2813
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
MLBI 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
MYOR 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 3 6 1 7 0,2813
2019 2 3 1 2 7 3 6 1 7 0,2813
ROTI 2020 2 3 1 2 7 3 6 1 7 0,2813
2021 2 3 1 2 7 3 6 1 7 0,2813
2022 2 3 1 2 7 3 6 1 7 0,2813
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
SKBM 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
SKLT 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
STTP 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
TBLA 2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2018 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
ULTJ
2019 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727

72
2020 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2021 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727
2022 2 3 1 2 7 4 6 1 7 0,2727

Lampiran 3 Daftar Pengungkapan Sukarela


A. Informasi Umum Perusahaan Jumlah
1. Sejarah singkat perusahaan. 2
2. Struktur organisasi.
B. Profil Perusahaan 3
1. Penjelasan visi dan misi perusahan.
2. Tujuan dan strategi perusahaan.
3. Deskripsi komposisi pemegang saham: nama pemegang
saham.
C. Ikhtisar Keuangan 1
1. Pernyataan mengenai kebijakan dividen selama dua tahun
buku terakhir: jumlah dividen untuk mesing-masing tahun.
D. Informasi Komisaris dan Direksi Perusahaan 2
1. Dewan komisaris.
2. Direksi.
E. Analisis dan Pembahasan Manajemen atas Kinerja 7
Perusahaan
1. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa aktiva meliputi: aktiva lancar, aktiva tidak
lancar, jumlah aktiva.
2. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa kewajiban meliputi: kewajiban lancar,
kewajiban tidak lancar, dan jumlah kewajiban.
3. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa ekuitas.
4. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa penjualan.
5. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa beban usaha meliputi: harga pokok
penjualan, biaya administrasi, pemasaran.
6. Analisis kinerja keuangan yang mencakup perbandingan
kinerja keuangan tahun yang bersangkutan dengan tahun
sebelumnya berupa laba bersih.
7. Penjelasan tentang dampak perubahan harga terhadap
penjualan dan pendapatan bersih.

73
F. Informasi Tentang Proyeksi Dan Prospek Bisnis 4
1. Penjelasan mengenai proyeksi penjualan atau market share.
2. Penjelasan mengenai proyeksi laba perusahaan.
3. Penjelasan mengenai proyeksi arus kas.
4. Deskripsi tentang prospek bisnis perusahaan dalam kaitannya
dengan kondisi ekonomi, industri, pasar.
G. Informasi Karyawan 6
1. Jumlah karyawan dan deskripsi pengembangan
kompetensinya/bidangnya.
2. Kebijakan pemberian insentif karyawan.
3. Imbalan kerja dan dana pensiun karyawan.
4. Pelatihan karyawan.
5. Penjelasan mengenai kesehatam dan keselamatan kerja di
lingkungan kerja.
6. Penghargaan prestasi kerja.
H. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1
1. Penjelasan mengenai aktivitas yang berhubungan dengan
lingkungan hidup, ketenaga kerjaan, sosial dan masyarakat,
dan tanggung jawab produk.
I. Informasi Tata Kelola Perusahaan 7
1. Hasil rapat umum pemegang saham (RUPS)
2. Penerapan sistem pengendalian perusahaan
3. Penjelasan tentang komite audit meliputi: periode jabatan
anggota komite audit, independensi komite audit,
pengungkapan kebijakan perseroan mengenai independensi
komite audit, anggota komite audit.
4. Pengungkapan uraian singkat pelaksanaan kegiatan komite
pada tahun buku.
5. Penjelasan mengenai sekretaris perusahaan meliputi: periode
jabatan sekretaris perusahaan, dan pengendalian internal dan
audit.
6. Penjelasan mengenai gambaran umum sistem manajemen
risiko perusahaan meliputi: faktor risiko dan upaya
pengelolaan risiko.
7. Penjelasan mengenai prinsip dan rekomendasi tata kelola
perusahaan.
Total Pengungkapan 33

74
Lampiran 4 Laporan Bimbingan

75
76
Lampiran 5 Hasil Turnitin

77

Anda mungkin juga menyukai