Anda di halaman 1dari 19

Ekonomi Teknik

Depresiasi, Pajak Penghasilan, dan Inflasi

Fauzan Hanif Jufri


Evaluasi Proyek 2

 Depresiasi • Depresiasi adalah penurunan nilai fisik barang dengan berlakunya waktu dan
 Pajak Penghasilan penggunaannya.
 Inflasi
• Depresiasi adalah konsep akuntansi yang menentukan suatu deduksi tahunan terhadap
pendapatan sebelum pajak, dengan demikian efek waktu dan penggunaan atas nilai
aset dapat direfleksikan di dalam laporan keuangan perusahaan.
• Menurut PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No. 17,
“Pengertian depresiasi adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat disusutkan
sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi
dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.”
• Dalam hal ini, Depresiasi dikategorikan sebagai Biaya (Expenditure, Cost), yang turut
dibebankan ke Pendapatan (Revenue).
Evaluasi Proyek 3

 Depresiasi Worth to Read


 Pajak Penghasilan
• Pengertian depresiasi adalah sebagai proses akumulasi dana didasari oleh gagasan
 Inflasi
untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup, perusahaan harus dapat mengganti
fasilitas fisik yang habis umurnya.
• Akibatnya, perusahaan harus menyisihkan dana dari pendapatan yang diperoleh.
• Dengan mengurangi pendapatan, laba akan berkurang sebesar depresiasi yang
dibebankan.
• Ini berarti bahwa laba sejumlah depresiasi tidak dapat dibagi kepada pemagang
saham.
• Bagian inilah yang dianggap sebagai dana untuk membeli kembali fasilitas fisik di
kemudian hari.
• Dengan demikian, depresiasi adalah sarana untuk menjaga keutuhan sumber daya.
• Konsep pemertahanan sumber daya semacam ini disebut konsep pemertahanan
kapital (capital maintenance concept).
Evaluasi Proyek 4

 Depresiasi • Karakteristik Depresiasi


 Pajak Penghasilan
a) Depresiasi adalah sebuah penurunan dari nilai aset tetap.
 Inflasi
b) Penyusutan atau depresiasi ini merupakan sebuah proses bertahap dan
berkesinambungan akibat penggunaan dan berjalannya waktu.
c) Penyusutan adalah proses mengalokasikan biaya suatu aset untuk
mengefektifkan masa penggunaannya
d) Depresiasi dapat mengurangi nilai buku (book value) dan bukan nilai pasar
(market value) aset
e) Depresiasi ini digunakan hanya untuk aktiva tetap yang berwujud saja.

• Faktor-faktor yang mempengaruhi Depresiasi


1) Biaya perolehan (Acquisition Cost)
2) Perkiraan Nilai Akhir Aset (Salvage Value)
3) Perkiraan Masa Pakai (Estimated Lifetime)
Evaluasi Proyek 5

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan
• Straight-Line Method (SL)
 Inflasi −
=

= − ×

dengan:
= masa depresiasi (tahun)
= Basis Biaya (Rp.), yaitu total biaya untuk pengadaan aset
= Biaya depresiasi per tahun, 1 ≤ k ≤ N (Rp.)
= Nilai Buku pada akhir tahun ke-k (Rp.)
= Estimasi nilai akhir asset (Rp.)
Evaluasi Proyek 6

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan
• Straight-Line Method (SL)
 Inflasi
Contoh:
1) Sebuah alat pengujian battery dibeli dengan harga Rp. 200.000.000, dengan masa
depresiasi selama 5 tahun, dan diestimasi nilai akhir alat tersebut setelah dipakai selama 5
tahun adalah Rp. 20.000.000. Maka,
. . . .
 Biaya Depresiasi per tahun adalah = Rp. 36.000.000
 Nilai Buku tahun ke-3 adalah 200.000.000 − 3 36.000.000 = Rp. 92.000.000

2) Investasi yang dibutuhkan untuk membangun PLTS 1 MWp adalah Rp. Rp.
11.000.000.000, dengan masa depresiasi sama dengan masa pakai yaitu 20 tahun, dan
nilai akhir diestimasi adalah nol. Maka,
. . .
 Biaya Depresiasi per tahun adalah = Rp. 550.000.000
 Nilai Buku tahun ke-15 adalah 11.00.000.000 − 15 550.000.000 =
Rp. 2.750.000.000
Evaluasi Proyek 7

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan • Declining-Balance Method (DB)
 Inflasi o Dilakukan dengan mengasumsikan bahwa persentase Biaya Depresiasi pada suatu
tahun terhadap nilai buku pada awal tahun terkait adalah tetap (constant percentage)
=
= 1−
= 1−

dengan:
= Rasio penurunan (declining ratio), ⁄
= Tingkat penurunan (declining rate)
= masa depresiasi (tahun)
= Basis Biaya (Rp.), yaitu total biaya untuk pengadaan aset
= Biaya depresiasi per tahun, 1 ≤ k ≤ N (Rp.)
= Nilai Buku pada akhir tahun ke-k (Rp.)
Evaluasi Proyek 8

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan
• Declining-Balance Method (DB)
 Inflasi
Contoh:
Sebuah alat pemotong kayu dibeli dengan harga Rp. 40.000.000, dengan masa depresiasi
selama 5 tahun. Maka, Biaya Depresiasi per tahun dengan declining rate 200% dapat dihitung
sebagai berikut.
200%
= = 0,4
5
Tahun
Biaya Depresiasi, Nilai Buku,
ke-
0 - 50.000.000
1 = 40.000.000 0,4 1 − 0,4 = 16.000.000 = 40.000.000 1 − 0,4 = 24.000.000
2 = 40.000.000 0,4 1 − 0,4 = 9.600.000 = 40.000.000 1 − 0,4 = 14.400.000
3 = 40.000.000 0,4 1 − 0,4 = 5.760.000 = 40.000.000 1 − 0,4 = 8.640.000
4 = 40.000.000 0,4 1 − 0,4 = 3.456.000 = 40.000.000 1 − 0,4 = 5.184.000
5 = 40.000.000 0,4 1 − 0,4 = 2.073.600 = 40.000.000 1 − 0,4 = 3.110.400
Evaluasi Proyek 9

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan
• Unit-of-Production
 Inflasi
o SL dan DB menggunakan basis waktu untuk menghitung depresiasi, sedangkan
untuk suatu asset yang menyusut dengan basis penggunaan (use) digunakan
metode Unit-of-Production.

=

= − ×

dengan:
= jumlah unit pada masa pakai (unit, jam)
= Basis Biaya (Rp.), yaitu total biaya untuk pengadaan aset
= Biaya depresiasi per unit pada masa pakai (Rp.)
= Nilai Buku setelah digunakan untuk u unit pada akhir tahun ke-k (Rp.)
= Estimasi nilai akhir asset (Rp.)
Evaluasi Proyek 10

 Depresiasi Metode perhitungan Depresiasi


 Pajak Penghasilan
• Unit-of-Production
 Inflasi
Contoh:
1) Sebuah alat percetakan dibeli dengan harga Rp. 50.000.000, dan harus diganti setelah
mencetak 20.000 unit, dan diestimasi nilai akhir alat tersebut setelah mencetak 20.000
unit adalah Rp. 10.000.000. Maka,
. . . .
 Biaya Depresiasi per unit adalah = Rp. 2.000 per unit
.
 Nilai Buku setelah mencetak 20.000 unit adalah 50.000.000 − 10.000 2.000 =
Rp. 30.000.000

2) Sebuah alat pemotong rumput dibeli dengan harga Rp. 20.000.000, dan harus diganti
setelah beroperasi selama 10.000 jam, dan diestimasi nilai akhir alat tersebut setelah
beroperasi 10.000 jam adalah Rp. 2.000.000. Maka,
. . . .
 Biaya Depresiasi per unit adalah = Rp. 1.800 per unit
.
 Nilai Buku setelah beroperasi 8000 jam adalah 20.000.000 − 8.000 1.800 =
Rp. 5.600.000
Evaluasi Proyek 11

 Depresiasi • Sampai saat ini, perhitungan finansial (arus kas) dilakukan tanpa mempertimbangkan
 Pajak Penghasilan adanya pajak, sehingga target pengembalian (MARR) yang gunakan disebut before-
 Inflasi tax MARR. Sedangkan pada praktisnya, MARR yang digunakan adalah after-tax
MARR.
• Perhitungan Pajak Penghasilan diatur oleh setiap negara.
• Biaya Depresiasi dikeluarkan dari perhitungan Pajak Penghasilan sebagaimana
dijelaskan dalam Permen Keuangan No. 96/PMK.03/2009.
• Tarif Pajak Penghasilan berbeda untuk perorangan dan badan (organsisasi). Di
Indonesia, tarif Pajak Penghasilan Badan adalah sebesar 25% dari Penghasilan Kena
Pajak.
• Pajak Penghasilan (Income Tax) adalah persentase pengeluaran yang dihitung dari
pendapatan (revenue, income) setelah dikurangi dengan deduksi-deduksi yang
diizinkan.
Evaluasi Proyek 12

 Depresiasi • Pajak Penghasilan dihitung dari Penghasilan Kena Pajak (Taxable Income), yaitu
 Pajak Penghasilan
= − −
 Inflasi
dengan:
= Penghasilan Kena Pajak
= Penghasilan kotor
= Total biaya, kecuali biaya investasi
= Biaya depresiasi
• Sehingga, dapat dihitung Penghasilan Bersih (Net Income), yaitu penghasilan yang
diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya dan Pajak Penghasilan.
= − −
dengan:
= Penghasilan Bersih
= Pajak Penghasilan
Evaluasi Proyek 13

 Depresiasi • Harga suatu barang atau jasa dapat berubah dari waktu ke waktu, sehingga juga menyebabkan
 Pajak Penghasilan Daya Beli (purchasing power) dari suatu uang juga berubah dari waktu ke waktu.
 Inflasi o Misal, uang sebesar Rp. 1.000 per Kg pada tahun 1990 dapat digunakan untuk membeli 1
kg gula. Harga gula pada tahun 2010 adalah Rp. 15.000 per Kg. Ini berarti, daya beli uang
Rp. 1.000 telah mengalami perubahan (dalam hal ini penurunan).
• Harga dari suatu barang/jasa dapat mengalami perubahan, baik meningkat ataupun mengalami
penurunan. Peningkatan harga barang atau Inflasi (inflation) menyebabkan menurunnya daya
beli uang, dan sebaliknya yang disebut Deflasi (deflation).
• Pada prakteknya dan berdasarkan statistik, Inflasi lebih umum terjadi daripada Deflasi.
• Inflasi menyebabkan adanya perubahan pada kebutuhan dana/uang untuk memperoleh
barang/jasa pada waktu-waktu yang berbeda.
• Tingkat inflasi, atau Tingkat Inflasi Umum (General Price Inflation) dapat diperoleh dengan
menggunakan data Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index, CPI), sebagai berikut:

= × 100%

• Tingkat Inflasi Umum bisa disebut juga tingkat perubahan CPI tahunan.
Evaluasi Proyek 14

 Depresiasi • Beberapa istilah yang umum digunakan dalam pembahasan Inflasi:


 Pajak Penghasilan
o Nilai Uang Sekarang (Actual Dollar), A$
 Inflasi
Nilai uang pada arus kas, atau nilai uang pada masa sekarang
o Nilai Uang Sebenarnya (Real Dollar), R$
Nilai uang berdasarkan waktu, yang menunjukkan daya beli uang tersebut
o Periode Dasar (Base Period), b
Referensi waktu dari daya beli uang
o Tingkat inflasi (General Inflation Rate), f
Persentase perubahan daya beli uang
o Suku Bunga Pasar (Market Interest Rate),
Tingkat suku buka sebenarnya, berhubungan dengan Actual Dollar
o Suku Bunga Sebenarnya (Real Interest Rate),
Tingkat suku bunga tak tergantung inflasi, berhubungan dengan Real Dollar
Evaluasi Proyek 15

 Depresiasi • Hubungan antara Actual Dollar dengan Real Dollar.


 Pajak Penghasilan
1
 Inflasi $ = $ = $ ⁄ , %, −
1+

• Hubungan antara , ,
1+ = 1+ 1+
= + +

=
1+

• Pada Periode Dasar, nilai Actual Dollar dan Real Dollar adalah sama.
• Metode perhitungan dalam ekonomi teknik didasarkan sebagai berikut:
o Jika Arus Kas (Cash Flow) dihitung berdasarkan Actual Dollar (A$), maka digunakan
Market Interest Rate ( ).
o Jika Arus Kas (Cash Flow) dihitung berdasarkan Real Dollar (R$), maka digunakan Real
Interest Rate ( ).
Evaluasi Proyek 16

 Depresiasi Contoh:
 Pajak Penghasilan
1) Uang yang dibutuhkan untuk menggaji seorang karyawan (jasa) adalah Rp. 45.000.000
 Inflasi pada tahun pertama, dan akan ada kenaikan sebesar 4% per tahun. Inflasi yang terjadi
adalah sebesar 6%.
o Maka, Actual Dollar-nya sampai tahun ke 4 adalah
Tahun ke-1 = Rp. 45.000.000
Tahun ke-2 = 1 + 4% × 45.000.000 = Rp. 46.800.000
Tahun ke-3 = 1 + 4% × 46.800.000 = Rp. 48.672.000
Tahun ke-4 = 1 + 4% × 48.672.000 = Rp. 50.619.000
o Dan, Real Dollar-nya sampai tahun ke 4 adalah
Tahun ke-1 = Rp. 45.000.000
Tahun ke-2 = 46.800.000 × ⁄ , 6%, 1 = Rp. 44.151.000
Tahun ke-3 = 48.672.000 × ⁄ , 6%, 2 = Rp. 43.318.000
Tahun ke-4 = 50.619.000 × ⁄ , 6%, 3 = Rp. 42.500.000
Evaluasi Proyek 17

 Depresiasi Contoh:
 Pajak Penghasilan
1) Uang yang dibutuhkan untuk menggaji seorang karyawan (jasa) adalah Rp.
 Inflasi
45.000.000 pada tahun pertama, dan akan ada kenaikan sebesar 4% per tahun.
Inflasi yang terjadi adalah sebesar 6%.
o Nilai Present Worth (PW) dari Actual Dollar dan Real Dollar akan sama
karena tingkat suku bunga yang digunakan berbeda untuk Actual Dollar dan
Real Dollar ( dan ). Anggap, target pengembalian karyawan tersebut
adalah 10% ( = 10%).
 Actual Dollar pada akhir tahun pertama adalah
10% = Rp. 165.798.000
 Real Dollar pada akhir tahun pertama adalah

= = 3,74%
1+
3,74% = Rp. 165.798.000
Evaluasi Proyek 18

 Depresiasi Contoh:
 Pajak Penghasilan
2) Uang sebesar Rp. 1.000.000 didepositokan dengan suku bunga 8% per tahun selama 5
 Inflasi tahun. Dalam periode ini terjadi inflasi sebesar 3% per tahun. Berapakah nilai Real Dollar
pada akhir periode deposito?
o Actual Dollar pada akhir tahun ke-5 dapat dihitung sebagai berikut
$ = 1.000.000 ⁄ , 8%, 5 = Rp. 5.866.600

o Karena adanya inflasi, maka daya beli uang tersebut akan berkurang, sehingga Real
Dollar-nya adalah
$= $ ⁄ , 3%, 5 = Rp. 5.866.600 ⁄ , 3%, 5 = . 5.060.530

Anda mungkin juga menyukai