Anda di halaman 1dari 6

NAMA : SONDANG JESIKA SIREGAR

NIM : 203403010002

1. Metode Penyusutan Garis Lurus (Straight-Line Depreciation Method)

Metode garis lurus merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Ini
adalah metode yang paling sederhana karena mendistribusikan beban penyusutan secara merata sepanjang
umur aset.

Satu-satunya masukan yang diperlukan untuk menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan metode
penyusutan garis lurus adalah:

Biaya aset : Jumlah yang dibayarkan bisnis untuk aset tersebut.


Nilai sisa : Kadang-kadang disebut nilai sisa atau nilai sisa, ini adalah perkiraan jumlah yang diharapkan
diterima perusahaan atas suatu aset jika dijual pada akhir masa manfaatnya.
Masa manfaat aset : Estimasi jangka waktu aset tersebut diperkirakan akan digunakan sebelum aset tersebut
perlu diganti atau dibuang.

Metode Penyusutan Garis Lurus didasarkan pada asumsi bahwa nilai aset menurun dengan jumlah yang sama
setiap periode akuntansi. Oleh karena itu, pengurangan nilai aset dilakukan dengan jumlah tetap setiap
tahunnya. Cara menghitung penyusutan garis lurus adalah:

Rumus Metode Penyusutan Garis Lurus:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

• Nilai Buku Aset adalah harga aset setelah dikurangi jumlah penyusutan yang telah terakumulasi.
• Nilai Residu (atau nilai sisa) adalah perkiraan nilai aset setelah selesai masa manfaatnya.
• Umur Ekonomis adalah estimasi periode waktu selama aset tersebut diharapkan digunakan sebelum
akhirnya dihapuskan atau diganti.

Contoh Soal:
Misalkan perusahaan memiliki komputer yang dibeli seharga $5,000 dengan perkiraan nilai residu sebesar
$500 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun. Dan ingin menghitung penyusutan tahunan menggunakan metode
garis lurus.

Hitung penyusutan tahunan:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
$5.000 − $500
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = = $900 5
Jadi, penyusutan tahunan komputer tersebut adalah sebesar $900.

Dalam tahun pertama, nilai buku komputer tersebut akan menjadi $5,000 - $900 = $4,100, dan seterusnya.

Metode ini relatif sederhana karena menggunakan pendekatan konstan dalam menghitung penyusutan setiap
periode waktu yang telah ditetapkan. Namun, metode ini bisa dianggap kurang akurat karena tidak
mempertimbangkan perubahan nilai aset yang bisa terjadi secara tidak merata dari waktu ke waktu.

2. Metode Penyusutan Jumlah Digit Tahun (Sum of Years Digits Depreciation


Method)
Metode Penyusutan Jumlah Digit Tahun adalah salah satu metode yang digunakan dalam akuntansi untuk
menghitung penyusutan aset tetap. Metode ini juga dikenal sebagai metode jumlah digit akumulasi atau metode
jumlah angka tahunan.

Dalam metode ini, nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan jumlah digit dari umur ekonomis suatu
aset. Cara menghitung penyusutan dengan metode jumlah digit tahun adalah sebagai berikut:
Rumus Metode Penyusutan Jumlah Digit Tahun:

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
(𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛)
= 𝑋 (𝐵𝑦. 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑔𝑖𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛)
• Umur Sisa dalam tahun adalah perbedaan antara umur ekonomis aset dan tahun tertentu yang sedang
dihitung penyusutannya.
• Total Penjumlahan Digit Tahun adalah jumlah dari angka tahun dalam urutan terbalik dari tahun pertama
hingga tahun terakhir umur ekonomis aset.

Contoh Soal:
Misalkan memiliki peralatan kantor yang dibeli seharga $10,000 dengan perkiraan nilai residu sebesar $1,000
dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun. Dan ingin menghitung penyusutan tahunan menggunakan metode
jumlah digit tahun.

1. Hitung Total Penjumlahan Digit Tahun:


Total Penjumlahan Digit Tahun = 5 + 4 + 3 + 2 + 1 = 15
2. Hitung penyusutan tahunan untuk tahun pertama:
Umur Sisa dalam tahun (Tahun 1) = 5 - 1 = 4 tahun

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 (𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1)


(𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎
= 𝑋 (𝐵𝑦. 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑔𝑖𝑡 𝑇𝑎 −
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 (𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛 1) = 𝑋 ($10.000 − $1.000) = 𝑋 ($9.000) = $2.400


3. Metode penyusutan Declining Balance
Salah satu metode yang umum digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap dalam akuntansi. Metode
ini memungkinkan aset untuk disusutkan lebih cepat pada awal masa manfaatnya dan kemudian melambat
seiring berjalannya waktu. Ini mencerminkan kenyataan bahwa aset seringkali mengalami depresiasi
(penurunan nilai) yang lebih signifikan pada awal usianya.

Rumus untuk metode Declining Balance adalah sebagai berikut:

𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑋 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛


Di mana:
• Nilai Buku Awal: Nilai aset pada awal periode penyusutan.
• Tarif Penyusutan: Biasanya dinyatakan dalam persentase. Untuk metode DDB, tarif penyusutan adalah dua
kali tarif penyusutan garis lurus (straight-line depreciation rate). Ini dapat dihitung dengan rumus berikut:
1
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋2
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
Contoh Soal:
PT ABC memiliki mesin dengan nilai awal Rp 50.000.000 dan umur ekonomis 5 tahun. PT ABC menggunakan
metode Declining Balance untuk menghitung penyusutan. Bagaimana penyusutan tahunan mesin ini?

Pembahasan:

1. Tentukan nilai-nilai yang diberikan dalam soal:


• Nilai Buku Awal (Nilai Buku AwalNilai Buku Awal) = Rp 50.000.000
• Umur Ekonomis (Umur EkonomisUmur Ekonomis) = 5 tahun
2. Hitung tarif penyusutan (Tarif PenyusutanTarif Penyusutan):
1 1
𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋 2 = 𝑋 2 = 0,4 𝑎𝑡𝑎𝑢 40%
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠 5
3. Gunakan rumus penyusutan Declining Balance untuk menghitung penyusutan tahunan:
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑋 𝑇𝑎𝑟𝑖𝑓 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = 𝑅𝑝 50.000.000 𝑋 0,4 = 𝑅𝑝 20.000.000

Jadi, penyusutan tahunan mesin ini adalah Rp 20.000.000. Ini berarti nilai mesin akan berkurang sebesar
Rp 20.000.000 setiap tahun selama 5 tahun sampai mencapai nilai residu nol.

4. Metode penyusutan Double Declining Balance (DDB)


Salah satu metode penyusutan yang umum digunakan dalam akuntansi untuk menghitung nilai buku aset
selama beberapa tahun. Metode ini disebut "Double" karena tingkat penyusutan tahunan adalah dua kali tingkat
penyusutan garis lurus. Dalam metode ini, aset akan kehilangan nilai sebesar tingkat penyusutan tahunan yang
konstan, yang kemudian akan dikalikan dengan nilai buku aset pada awal tahun.

Rumus untuk metode penyusutan Double Declining Balance adalah sebagai berikut:
2
𝐷𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

1. Umur ekonomis adalah perkiraan waktu sepanjang aset diharapkan akan digunakan atau memiliki nilai
ekonomis. Misalnya, jika umur ekonomis aset adalah 5 tahun, maka nilai ini akan menjadi 5.
2. Nilai buku awal adalah nilai aset pada awal tahun, yang biasanya adalah nilai beli aset.

Berikut adalah contoh soal:

Contoh Soal:
Perusahaan ABC membeli sebuah mesin seharga $10,000 dengan perkiraan umur ekonomis 5 tahun.
Hitunglah penyusutan tahunan menggunakan metode Double Declining Balance untuk tahun pertama dan
tahun kedua.

Pertama-tama, kita akan menghitung tingkat penyusutan tahunan:


2
𝐷𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠

𝐷𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋 $10.000 = $4.000


Tahun Pertama:
Penyusutan tahun pertama akan dihitung dengan mengalikan tingkat penyusutan tahunan ($4,000) dengan
nilai buku awal ($10,000) pada awal tahun pertama. Penyusutan Tahun Pertama = $4.000 x 1 = $4.000

Nilai buku akhir tahun pertama = Nilai buku awal ($10.000) - Penyusutan tahun pertama ($4.000) = $6.000

Tahun Kedua:
Penyusutan tahun kedua akan dihitung dengan mengalikan tingkat penyusutan tahunan ($4.000) dengan
nilai buku akhir tahun pertama ($6.000).

Penyusutan Tahun Kedua = $4.000 x 1.5 = $6.000

Nilai buku akhir tahun kedua = Nilai buku akhir tahun pertama ($6,000) - Penyusutan tahun kedua ($6,000)
= $0

Metode ini memungkinkan penyusutan lebih cepat pada awal umur aset dan mengurangi nilai buku aset
lebih cepat daripada metode penyusutan garis lurus.

5. Metode penyusutan produksi (production method)


Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset yang digunakan dalam proses produksi
atau operasi bisnis. Metode ini lebih cocok digunakan untuk aset yang mengalami penyusutan berdasarkan
jumlah produk yang dihasilkan atau unit yang diproduksi. Biasanya, metode ini diterapkan pada aset seperti
mesin, peralatan, atau kendaraan yang terkait langsung dengan proses produksi.

Rumus umum untuk menghitung penyusutan produksi adalah sebagai berikut:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
Di mana:
• Biaya Perolehan adalah biaya awal aset.
• Nilai Residu adalah perkiraan nilai aset setelah selesai masa manfaat.
• Total Unit Produksi adalah jumlah unit yang diharapkan akan dihasilkan oleh aset selama masa manfaatnya.
Contoh Soal:
Misalkan sebuah pabrik membeli mesin produksi seharga $50.000. Mesin tersebut memiliki masa manfaat
perkiraan selama 5 tahun dan diharapkan akan menghasilkan 10.000 per unit produk selama masa manfaatnya.
Nilai residu mesin tersebut diperkirakan sebesar $5.000.

Menggunakan metode penyusutan produksi, bagaimana menghitung penyusutan tahunan mesin tersebut?

Penyelesaian:
1. Biaya Perolehan (Cost) = $50,000
2. Nilai Residu (Salvage Value) = $5,000
3. Total Unit Produksi = 10,000 unit
Rumus penyusutan tahunan:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖

$50.000 − $5.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = = $4,50 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
10.000
Jadi, penyusutan tahunan mesin produksi tersebut adalah sebesar $4,50 per unit produksi. Dapat mengalikan
nilai ini dengan jumlah unit yang diproduksi setiap tahun untuk menghitung jumlah penyusutan yang harus
dicatat dalam buku akuntansi.

6. Metode penyusutan Service Hours Method


Salah satu metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset yang bergantung pada jam layanan atau
penggunaan aset tersebut. Metode ini cocok untuk aset yang mengalami penyusutan berdasarkan jam
penggunaan atau waktu penggunaan selama umur ekonomisnya, terutama jika aset tersebut digunakan secara
tidak merata selama periode masa manfaatnya. Contoh aset yang sesuai untuk metode ini termasuk kendaraan
yang digunakan dalam layanan pengiriman atau mesin yang digunakan dalam pelayanan per jam.

Rumus umum untuk menghitung penyusutan dengan metode Service Hours adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑚 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
Di mana:
• Biaya Perolehan adalah biaya awal aset.
• Nilai Residu adalah perkiraan nilai aset setelah selesai masa manfaat.
• Total Jam Layanan adalah total jam atau waktu penggunaan yang diharapkan selama masa manfaat aset.
Contoh Soal:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki sebuah kendaraan pengiriman yang dibeli seharga $30,000. Kendaraan
tersebut memiliki masa manfaat perkiraan selama 5 tahun, dan diharapkan akan digunakan selama total 10.000
jam layanan selama masa manfaatnya. Nilai residu kendaraan tersebut diperkirakan sebesar $2,000.

Menggunakan metode penyusutan Service Hours, bagaimana menghitung penyusutan tahunan kendaraan
tersebut?

Penyelesaian:
Biaya Perolehan (Cost) = $30.000
Nilai Residu (Salvage Value) = $2.000
Total Jam Layanan = 10.000 jam

Rumus penyusutan tahunan:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑚 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛

$30.000 − $2.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = = $2,80 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
10.000 𝑗𝑎𝑚

Jadi, penyusutan tahunan kendaraan pengiriman tersebut adalah sebesar $2.80 per jam layanan. Dapat
mengalikan nilai ini dengan jumlah jam layanan yang digunakan dalam setiap tahun untuk menghitung jumlah
penyusutan yang harus dicatat dalam buku akuntansi.

7. Metode penyusutan komposit (composite method)


Metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap dengan cara menggabungkan dua atau lebih
metode penyusutan yang berbeda. Metode ini digunakan ketika aset memiliki bagian-bagian yang memiliki
umur manfaat yang berbeda atau nilai sisa yang berbeda. Misalnya, jika memiliki mesin yang terdiri dari
beberapa komponen dengan umur manfaat yang berbeda, dapat menggunakan metode penyusutan komposit
untuk menghitung penyusutan keseluruhan aset.
Ada beberapa cara untuk menghitung penyusutan menggunakan metode penyusutan komposit, tetapi salah
satu metode umum adalah dengan menggabungkan metode penyusutan lurus (straight-line) dan metode
penyusutan saldo menurun (declining balance). Berikut rumusnya:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡

Dimana:

• Biaya Aset adalah biaya aset tetap.


• Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset saat umur manfaatnya berakhir.
• Total Umur Manfaat adalah jumlah umur manfaat komponen aset yang berbeda.
Contoh Soal:
Misalnya memiliki sebuah komputer yang biaya pembeliannya adalah $1.000. Komputer ini memiliki umur
manfaat baterai selama 2 tahun dan umur manfaat komponen lainnya selama 4 tahun. Nilai sisa baterai adalah
$100, sementara nilai sisa komponen lainnya adalah $200.
Langkah 1: Hitung total umur manfaat
Total umur manfaat = Umur baterai + Umur komponen lainnya
Total umur manfaat = 2 tahun + 4 tahun = 6 tahun

Langkah 2: Hitung penyusutan menggunakan metode komposit

$1.000 − $100 − $200


𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = = $116,67 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
6 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Jadi, penyusutan tahunan komputer tersebut adalah sebesar $116.67, dapat menggunakan nilai ini untuk
menghitung penyusutan tahunan aset dalam laporan keuangan Perusahaan.

8. Metode penyusutan annuity (metode anuitas)


Salah satu metode penyusutan yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap. Metode ini
mengasumsikan bahwa penyusutan setiap tahunnya adalah jumlah yang tetap (anuitas) selama umur manfaat
aset. Anuitas adalah pembayaran tetap dalam periode waktu tertentu. Metode ini sering digunakan dalam
praktik akuntansi.

Rumus penyusutan annuity method adalah sebagai berikut:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝐴𝑠𝑒𝑡 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑀𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡

Dimana:
• Biaya Aset adalah biaya pembelian aset tetap.
• Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset ketika umur manfaatnya berakhir.
• Umur Manfaat adalah perkiraan umur aset tersebut dalam tahun.
Contoh Soal:
Misalkan membeli sebuah mesin untuk perusahaan seharga $10,000. Mesin ini memiliki umur manfaat
perkiraan selama 5 tahun dan diharapkan memiliki nilai sisa $1,000 pada akhir umur manfaatnya.

Langkah 1: Hitung penyusutan menggunakan metode annuity


$10.000 − $1.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = = $1.800 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
5 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛
Jadi, penyusutan tahunan mesin tersebut adalah sebesar $1,800. Setiap tahun, akan mencatat penyusutan ini
dalam laporan keuangan perusahaan hingga aset mencapai nilai sisa atau umur manfaatnya berakhir.

Penting untuk diingat bahwa nilai sisa dan umur manfaat adalah perkiraan dan dapat berbeda dalam situasi
nyata. Metode ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah konstan setiap tahun, dan ini adalah pendekatan
yang sederhana untuk menghitung penyusutan aset tetap.

9. Metode penyusutan Sinking Fund (metode dana abadi)


Salah satu metode penyusutan yang digunakan untuk menghitung penyusutan aset tetap dengan membangun
dana abadi (sinking fund) selama masa umur manfaat aset tersebut. Tujuan utama metode ini adalah untuk
memastikan bahwa pada akhir umur manfaat aset, dana yang cukup telah terkumpul untuk menggantikan atau
memperbaharui aset tersebut. Metode ini sering digunakan untuk aset besar yang akan memerlukan investasi
besar dalam pembaruan atau penggantian ketika masa umur manfaatnya berakhir.

Rumus penyusutan Sinking Fund Method adalah sebagai berikut:


𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
𝑆𝑖𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑢𝑛𝑑 =
(𝑛 − 1)

Dimana:

• Biaya Penggantian adalah biaya perkiraan penggantian atau pembaruan aset pada akhir umur manfaatnya.
• Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset saat umur manfaatnya berakhir.
• n adalah umur manfaat aset.
Contoh Soal:
Misalkan memiliki sebuah mesin yang biaya penggantian atau pembaruan perkiraan pada akhir umur
manfaatnya adalah $20.000. Mesin ini memiliki umur manfaat perkiraan selama 5 tahun dan diharapkan
memiliki nilai sisa $2.000 pada akhir umur manfaatnya.

Langkah 1: Hitung jumlah dana yang harus disimpan setiap tahun

$20.000 − $2.000
𝑆𝑖𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑢𝑛𝑑 = = $4.500 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (5 − 1)

Jadi, harus menyisihkan $4.500 setiap tahun dalam dana abadi (sinking fund) untuk memastikan bahwa
memiliki dana yang cukup untuk menggantikan mesin ketika umur manfaatnya berakhir.

Metode ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan penggantian atau pembaruan aset tetap dengan
cara yang lebih terstruktur dan menghindari kejutan biaya besar ketika aset mencapai akhir umur manfaatnya.

Anda mungkin juga menyukai