NIM : 203403010002
Metode garis lurus merupakan metode yang paling umum digunakan untuk menghitung beban penyusutan. Ini
adalah metode yang paling sederhana karena mendistribusikan beban penyusutan secara merata sepanjang
umur aset.
Satu-satunya masukan yang diperlukan untuk menghitung biaya penyusutan dengan menggunakan metode
penyusutan garis lurus adalah:
Metode Penyusutan Garis Lurus didasarkan pada asumsi bahwa nilai aset menurun dengan jumlah yang sama
setiap periode akuntansi. Oleh karena itu, pengurangan nilai aset dilakukan dengan jumlah tetap setiap
tahunnya. Cara menghitung penyusutan garis lurus adalah:
• Nilai Buku Aset adalah harga aset setelah dikurangi jumlah penyusutan yang telah terakumulasi.
• Nilai Residu (atau nilai sisa) adalah perkiraan nilai aset setelah selesai masa manfaatnya.
• Umur Ekonomis adalah estimasi periode waktu selama aset tersebut diharapkan digunakan sebelum
akhirnya dihapuskan atau diganti.
Contoh Soal:
Misalkan perusahaan memiliki komputer yang dibeli seharga $5,000 dengan perkiraan nilai residu sebesar
$500 dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun. Dan ingin menghitung penyusutan tahunan menggunakan metode
garis lurus.
Dalam tahun pertama, nilai buku komputer tersebut akan menjadi $5,000 - $900 = $4,100, dan seterusnya.
Metode ini relatif sederhana karena menggunakan pendekatan konstan dalam menghitung penyusutan setiap
periode waktu yang telah ditetapkan. Namun, metode ini bisa dianggap kurang akurat karena tidak
mempertimbangkan perubahan nilai aset yang bisa terjadi secara tidak merata dari waktu ke waktu.
Dalam metode ini, nilai penyusutan ditentukan dengan menggunakan jumlah digit dari umur ekonomis suatu
aset. Cara menghitung penyusutan dengan metode jumlah digit tahun adalah sebagai berikut:
Rumus Metode Penyusutan Jumlah Digit Tahun:
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛
(𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑆𝑖𝑠𝑎 𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛)
= 𝑋 (𝐵𝑦. 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢)
(𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑎𝑛 𝐷𝑖𝑔𝑖𝑡 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛)
• Umur Sisa dalam tahun adalah perbedaan antara umur ekonomis aset dan tahun tertentu yang sedang
dihitung penyusutannya.
• Total Penjumlahan Digit Tahun adalah jumlah dari angka tahun dalam urutan terbalik dari tahun pertama
hingga tahun terakhir umur ekonomis aset.
Contoh Soal:
Misalkan memiliki peralatan kantor yang dibeli seharga $10,000 dengan perkiraan nilai residu sebesar $1,000
dan umur ekonomisnya adalah 5 tahun. Dan ingin menghitung penyusutan tahunan menggunakan metode
jumlah digit tahun.
Pembahasan:
Jadi, penyusutan tahunan mesin ini adalah Rp 20.000.000. Ini berarti nilai mesin akan berkurang sebesar
Rp 20.000.000 setiap tahun selama 5 tahun sampai mencapai nilai residu nol.
Rumus untuk metode penyusutan Double Declining Balance adalah sebagai berikut:
2
𝐷𝐷𝐵 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 = 𝑋 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑢𝑘𝑢 𝐴𝑤𝑎𝑙
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝐸𝑘𝑜𝑛𝑜𝑚𝑖𝑠
1. Umur ekonomis adalah perkiraan waktu sepanjang aset diharapkan akan digunakan atau memiliki nilai
ekonomis. Misalnya, jika umur ekonomis aset adalah 5 tahun, maka nilai ini akan menjadi 5.
2. Nilai buku awal adalah nilai aset pada awal tahun, yang biasanya adalah nilai beli aset.
Contoh Soal:
Perusahaan ABC membeli sebuah mesin seharga $10,000 dengan perkiraan umur ekonomis 5 tahun.
Hitunglah penyusutan tahunan menggunakan metode Double Declining Balance untuk tahun pertama dan
tahun kedua.
Nilai buku akhir tahun pertama = Nilai buku awal ($10.000) - Penyusutan tahun pertama ($4.000) = $6.000
Tahun Kedua:
Penyusutan tahun kedua akan dihitung dengan mengalikan tingkat penyusutan tahunan ($4.000) dengan
nilai buku akhir tahun pertama ($6.000).
Nilai buku akhir tahun kedua = Nilai buku akhir tahun pertama ($6,000) - Penyusutan tahun kedua ($6,000)
= $0
Metode ini memungkinkan penyusutan lebih cepat pada awal umur aset dan mengurangi nilai buku aset
lebih cepat daripada metode penyusutan garis lurus.
Menggunakan metode penyusutan produksi, bagaimana menghitung penyusutan tahunan mesin tersebut?
Penyelesaian:
1. Biaya Perolehan (Cost) = $50,000
2. Nilai Residu (Salvage Value) = $5,000
3. Total Unit Produksi = 10,000 unit
Rumus penyusutan tahunan:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖
$50.000 − $5.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = = $4,50 𝑝𝑒𝑟 𝑢𝑛𝑖𝑡
10.000
Jadi, penyusutan tahunan mesin produksi tersebut adalah sebesar $4,50 per unit produksi. Dapat mengalikan
nilai ini dengan jumlah unit yang diproduksi setiap tahun untuk menghitung jumlah penyusutan yang harus
dicatat dalam buku akuntansi.
Rumus umum untuk menghitung penyusutan dengan metode Service Hours adalah sebagai berikut:
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 − 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑅𝑒𝑠𝑖𝑑𝑢
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐽𝑎𝑚 𝐿𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
Di mana:
• Biaya Perolehan adalah biaya awal aset.
• Nilai Residu adalah perkiraan nilai aset setelah selesai masa manfaat.
• Total Jam Layanan adalah total jam atau waktu penggunaan yang diharapkan selama masa manfaat aset.
Contoh Soal:
Misalkan sebuah perusahaan memiliki sebuah kendaraan pengiriman yang dibeli seharga $30,000. Kendaraan
tersebut memiliki masa manfaat perkiraan selama 5 tahun, dan diharapkan akan digunakan selama total 10.000
jam layanan selama masa manfaatnya. Nilai residu kendaraan tersebut diperkirakan sebesar $2,000.
Menggunakan metode penyusutan Service Hours, bagaimana menghitung penyusutan tahunan kendaraan
tersebut?
Penyelesaian:
Biaya Perolehan (Cost) = $30.000
Nilai Residu (Salvage Value) = $2.000
Total Jam Layanan = 10.000 jam
$30.000 − $2.000
𝑃𝑒𝑛𝑦𝑢𝑠𝑢𝑡𝑎𝑛 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛 = = $2,80 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
10.000 𝑗𝑎𝑚
Jadi, penyusutan tahunan kendaraan pengiriman tersebut adalah sebesar $2.80 per jam layanan. Dapat
mengalikan nilai ini dengan jumlah jam layanan yang digunakan dalam setiap tahun untuk menghitung jumlah
penyusutan yang harus dicatat dalam buku akuntansi.
Dimana:
Dimana:
• Biaya Aset adalah biaya pembelian aset tetap.
• Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset ketika umur manfaatnya berakhir.
• Umur Manfaat adalah perkiraan umur aset tersebut dalam tahun.
Contoh Soal:
Misalkan membeli sebuah mesin untuk perusahaan seharga $10,000. Mesin ini memiliki umur manfaat
perkiraan selama 5 tahun dan diharapkan memiliki nilai sisa $1,000 pada akhir umur manfaatnya.
Penting untuk diingat bahwa nilai sisa dan umur manfaat adalah perkiraan dan dapat berbeda dalam situasi
nyata. Metode ini mengasumsikan bahwa penyusutan adalah konstan setiap tahun, dan ini adalah pendekatan
yang sederhana untuk menghitung penyusutan aset tetap.
Dimana:
• Biaya Penggantian adalah biaya perkiraan penggantian atau pembaruan aset pada akhir umur manfaatnya.
• Nilai Sisa adalah nilai perkiraan aset saat umur manfaatnya berakhir.
• n adalah umur manfaat aset.
Contoh Soal:
Misalkan memiliki sebuah mesin yang biaya penggantian atau pembaruan perkiraan pada akhir umur
manfaatnya adalah $20.000. Mesin ini memiliki umur manfaat perkiraan selama 5 tahun dan diharapkan
memiliki nilai sisa $2.000 pada akhir umur manfaatnya.
$20.000 − $2.000
𝑆𝑖𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛𝑔 𝐹𝑢𝑛𝑑 = = $4.500 𝑝𝑒𝑟 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 (5 − 1)
Jadi, harus menyisihkan $4.500 setiap tahun dalam dana abadi (sinking fund) untuk memastikan bahwa
memiliki dana yang cukup untuk menggantikan mesin ketika umur manfaatnya berakhir.
Metode ini memungkinkan perusahaan untuk merencanakan penggantian atau pembaruan aset tetap dengan
cara yang lebih terstruktur dan menghindari kejutan biaya besar ketika aset mencapai akhir umur manfaatnya.