MISI :
TINNER GLISERIN
HIDROGEN PEROKSIDA
LYSOL
TINTA PRINTER
MICHEMS MFL
LANGKAH-LANGKAH BILA TERJADI BENCANA
DI RSUD KABUPATEN JOMBANG
SAAT GEMPA BUMI
INDIKATOR MUTU
13 INDIKATOR MUTU NASIONAL
12 INDIKATOR PRIORITAS RS
113 INDIKATOR PRIORITAS UNIT
INDIKATOR MUTU NASION- STANDA TAR-
NO PENGUMPUL DATA KETERLIBATAN
AL R GET
1 Kepatuhan Kebersihan Semua Pegawai
≥ 85% ≥ 85% Komite PPI
Tangan RSUD Jombang
2 Kepatuhan penggunaan Semua Pegawai
100% 100% Komite PPI
APD RSUD Jombang
3 Instalasi Rawat Inap,
Kepatuhan identifikasi Perawat, Bidan,
100% 100% Rawat Intensif dan
pasien Apoteker
Rawat Eksekutif
4 Waktu tanggap operasi DPJP, dokter
≤ 30
seksio sesarea ≥ 80% Bidang Yanmed anestesi, perawat,
menit
emergensi bidan, penunjang
5 ≤ 60 Dokter, perawat,
Waktu tunggu rawat jalan ≥ 80% Instalasi Rawat Jalan
menit admin poli
6 Instalasi Rawat Inap,
Penundaan operasi elektif ≥ 1 jam ≤ 5% Rawat Intensif dan DPJP, perawat
Rawat Eksekutif
7 Jam Instalasi Rawat Inap,
Kepatuhan waktu visite
06.00- ≥ 80% Rawat Intensif dan DPJP
dokter
14.00 Rawat Eksekutif
8 Pelaporan hasil kritis ≤ 30 Perawat, bidan,
100% Instalasi PK
laboratorium menit analis / petugas lab
9 Kepatuhan penggunaan
≥ 80% ≥ 80% Instalasi Farmasi Apoteker
formularium nasional
10 Sub Komite Mutu dan
Kepatuhan terhadap alur
80% 80% Audit Medis Komite Dokter
klinis (clinical pathway)
Medik
11 Kepatuhan upaya Instalasi Rawat Inap,
Dokter, perawat,
pencegahan risiko pasien 100% 100% Rawat Intensif dan
bidan
jatuh Rawat Eksekutif
12 Semua Pegawai
Kepuasan pasien ≥ 76.61 ≥ 76.61 Sub HUMAS
RSUD Jombang
13 Kecepatan waktu tanggap
≥ 80 % ≥ 80 % Sub HUMAS Sub Bagian Humas
komplain
INDIKATORPRIORITASRUMAHSAKIT ( 13 indikator)
1. IPSASARANKESELAMATANPASIEN
a. Kepatuhan pemasangan gelang identitas pada pasien baru
b. Presentase pelaksanaan read back
c. Pelabelan obat high alert dengan benar di rawat inap
d. Kepatuhan melaksanakan proses time out pada pasien pre
operasi
e. Angka kejadian Plebitis
f. Tidak adanya kejadian pasien jatuh
2. IPPelayanan Klinis ( yang dipilih adalah pelayanan kegawat
daruratan)
a. Lama Waktu penanganan di P2 IGDkurang dari 2 jam
b. Kepatuhan terhadap alur klinis ( chlinical Pathway)
3. IPTUJUANSTRATEGISRS
Kematian pasien lebih dari 48 jam kurang dari 4,25%
4. IPPERBAIKANSISTEM
Angka kejadian pulang paksa kurang dari 4,5%
5. IPMANAJEMENRESIKO
Waktu lapor hasil radiologi kurang dari 30 menit
6. IPPENDIDIKANDANPELATIHAN
Pengumpulan nilai peserta didik
Manajemen risiko rumah sakit adalah berupa iden fikasi
dan evaluasi untuk mengurangi risiko cidera dan kerugian
pada pasien, karyawan rumah sakit, pengunjung dan
organisasinya sendiri .
KUALIFIKASI DAN PENDIDIKAN STAF ( KPS)
1. Setiap tenaga kesehatan harus memiliki uraian tu-
gas
2. Tenaga kesehatan yang melakukan dua tugas , yaitu
bidang manajerial dan klinis, misalnya dokter
spesialis Anastesi sebagai kepala instalasi Intensif,
maka memiliki uraian tugas sebagai kepala instalasi
dan SPK RKK sebagai tugas klinisnya
3. Kompetensi setiap Profesional Pemberi Asuhan ha-
rus sesuai dengan SPK RKK nya, dan dilakukan eval-
uasi oleh kepala unit masing masing setiap ta-
hunnya.
4. File kepegawaian di satandarisasi memuat :
¨ Pendidikan, kualifikasi, ketrampilan, kompetensi staf
¨ Bukti orientasi
¨ Uraian tugas staf
¨ Riwayat pekerjaan staf
¨ Penilaian kinerja staf
¨ Salinan sertifikat pelatihan di dalam maupun diluar
RS yang diikuti
¨ Informasi kesehatan yang dipersyaratkan termasuk
vaksinasi
5. Seluruh PPA harus dilakukan kredensial dan kreden-
sial ulang setiap 3 ( tiga ) tahun
6. Setiap PPA diberikan kewenangan klinis berdasarkan
rekomendasi dari Komite profesinya, dan memem-
berikan pelayanan berdasarkan kewenangan klin-
isnya.
7. Setiap PPA dilakukan penilaian kinerja ( OPPE bagi
tenaga medis, penilaian kinerja professional bagi
perawat, bidan atau nakesla)
SASARANKESELAMATANPASIEN
Levemir, Lantus,
Insulin sc, iv Penfill, vial Novomix, Novorapid,
Antidiabetik
Sansulin
DAFTAROBAT HIGHALERT
RUMAHSAKIT UMUMDAERAHKABUPATENJOMBANG
Kelas Terapi/ Bentuk sediaan & Sediaan dalam
Nama Obat
Golongan kekuatan formularium RS
LMWH
vial 5000
(Heparin Na) Inviclot
international unit/mL
Antikoagulan iv
UFH
Ampul 40 mg/0,4 mL Lovenox
(Enoxaparin) iv
Injeksi 2,5 mg/0,5
Fondaparinuks Arixtra
mL
Petidin iv, Fentanyl iv,
Narkotika &
Duragesic patch, Morfin
Narkotika & Psikotropika Ampul, Lembar,
inj, MST 15 mg, Codein
Psikotropika iv, transdermal, Tablet
10 mg, Codein 15 mg,
oral
Codein 20 mg.
Doxorubicin, Dauno-
rubicin, Cyclophospha-
Antibiotika, mid, Fluorouracil,
Obat Sito-
Non Antibioti- Tablet/Ampul/Vial Methotrexate, Vincris-
statika
ka, Hormonal tine, Vinblastine,
Paclitaxel, Bevaci-
zumab, Tamoxifen
Elektrolit Ampul/Vial/Fls
Sesuai Daftar Sesuai Daftar
Pekat
DAFTAROBAT ELEKTROLIT PEKAT
Kelas Bentuk
Sediaan dalam
Terapi/ Nama Obat sediaan &
formulariumRS
Golongan kekuatan
Elektrolit Kaliumklorida (KCl)
Fls Otsu-KCl 7,46 25 mL
pekat 7,46%
Kalsiumglukonat (Ca Ca Glukonat 10% 10
Ampul
glukonas) mL
Magnesiumsulfat Otsu-MgSO4 20
Fls
(MgSO4) 20%, 40% Otsu-MgSO4 40
Natriumbikarbonat Fls Meylon 8,4% 25 mL
NatriumKlorida
Fls NaCl 3 % 500 mL
(NaCl) > 0,9%
Dextrose 40 % Fls D40 % 25 ml
4. Memastikan sisi yang benar , prosedur yang benar ,
pasien yang benar pada pembedahan / tindakan invasif
Protokol umum (universal protocol) untuk pencegahan salah
sisi, salah prosedur dan salah pasien pembedahan meliputi:
NO PENILAIAN/ PENGKAJIAN
a Cara berjalan pasien ( salah satu atau lebih )
1. Tidak seimbang/ sempoyongan/ limbung
2. Jalan dengan menggunakan alat bantu ( kruk, tripot, kursi
roda, orang lain )
b Menopang saat akan duduk : tampak memegang pinggiran kursi
atau meja/ benda lain sebagai penopang saat akan duduk
Scala Morse untuk pasien dewasa.
Penilaian risiko jatuh pasien dewasa ( Scoring Morse ) :
1. Tidak Berisiko 0 – 24
2. Risiko Rendah 25 – 50
3. Risiko Tinggi ≥ 50
KETERANGAN KRITERIA SKOR
Lupa keterbatasan 15
Scala Humpty Dumpty untuk pasien ≤ 13 tahun.
Risiko rendah skor 7 – 11
Risiko tinggi skor ≥ 12
KET KRITERIA SKOR
Lupa keterbatasan 15
Nilai Kritis
A. Nilai kritis pemeriksaan laboratorium
Hematologi
Hemoglobin : ≤ 7 gr/dl
Hematokrit : ≤ 21 %
Lekosit : ≤ 500 ( pasien instalasi rawat jalan)
: ≤ 2.500 / ul
Netrofil absolut: ≤ 500 / ul
INR : > 5,0
Lekosit di CSF : ≥ 30 ( tanpa kontaminasi
darah perifer)
Glukosa darah : 35 ( usia 0 – 2 hari)
: 40 (usia > 2hr dan < 1th)
: 55 ( usia > 1 tahun)
Kalium : 2,5 meq
pH : 7,20
pCO2 : > 65 mmHg
pO2 : < 50 mmHg
Bilirubin total : ≥ 8 (usia < 1 hari) mg/dl
Pemeriksaan USG:
¨ Appendicitis akut
¨ Perlukaan organ dalamtraumatik
¨ Perdarahan retroperitoneal
¨ Kehamilan ektopik
¨ Torsio ovarium
PELAYANAN PASIEN
KESINAMBUNGAN PELAYANAN di IGD
a. Rumah sakit menyediakan layanan pre hospital
1. Mentaati KODERSI
2. Wajib menyusun kode etik sendiri berdasarkan KODERSI dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
3. Memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
sesuai kebutuhan klinis pasien dan kemampuan rumah sakit.
4. Menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan yang aman, mengutamakan kepentingan pasien dan
keluarga, bermutu, non diskriminasi , efektif dan efisien sesuai
dengan standar pelayanan rumah sakit.
5. Melakukan pengawasan serta bertanggungjawab terhadap semua
kejadian di rumah sakit.
6. Menetapkan kerangka kerja untuk manajemen yang menjamin
asuhan pasien yang baik sesuai dengan norma eti, moral, bisnis
dan hukum yang berlaku.
7. Memelihara semua catatan/arsip, baik medis maupun non medis
secara baik dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit (SIMRS).
8. Melakukan promosi pemasaran secara informatif, tidak
komparatif, tidak berlebihan dan berdasarkan KODERSI
HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN
1. Rumah sakit memberikan informasi kepada pasien dan
keluarga mengenai hak dan kewajibannya serta menerap-
kan proses yang mendukung hak-hak pasien dan keluar-
ganya selama pasien mendapatkan pelayanan dan perawa-
tan di rumah sakit.
2. Pasien dan keluarga dilibatkan dalam semua aspek perawa-
tan dan tata laksana medis melalui edukasi, dan diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi dalam proses pengambi-
lan keputusan mengenai perawatan serta tata laksananya.
Termasuk keputusan DNR ( do not rescucitation)
3. Rumah sakit berupaya mengurangi hambatan fisik, bahasa,
budaya, dan hambatan lainnya dalam mengakses dan mem-
berikan layanan serta memberikan informasi dan edukasi
kepada pasien dan keluarga dalam bahasa dan cara yang
dapat mereka pahami.
4. Rumah sakit memberikan pelayanan yang menghargai
martabat pasien, menghormati nilai-nilai dan kepercayaan
serta menjaga privasi pasien dan kerahasiaan informasi
dalam perawatan sesuai perundang-undangan yang berlaku
5. Rumah sakit melindungi harta benda pasien dari pencurian
6. Pasien dilindungi dari serangan fisik dan verbal, dan pop-
ulasi yang berisiko diidentifikasi serta dilindungi dari ke-
rentanan.
7. Batasan yang jelas ditetapkan untuk persetujuan umum
yang diperoleh pasien pada saat akan menjalani rawat
inap atau didaftarkan pertama kalinya sebagai pasien
rawat jalan.
8. Persetujuan tindakan (informed consent) pasien diperoleh
melalui cara yang telah ditetapkan rumah sakit dan dil-
aksanakan oleh petugas terlatih dengan cara dan bahasa
yang mudah dipahami pasien serta menerapkan proses
untuk pemberian informed consent oleh orang lain selain
pasien sesuai peraturan perundangan yang berlaku Pem-
beri pelayanan.
9. Persetujuan tindakan berisi diagnosis dan tata cara tinda-
kan medis; tujuan tindakan medis; Alternative tindakan;
Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi; rehabilitatif,
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan; dan
perkiraan pembiayaan.
PENGKAJIAN PASIEN
1. Pengkajian awal medis dan keperawatan, dilaksanakan
dan didokumentasikan dalam kurun waktu 24 jam
pertama sejak pasien masuk ranap, atau lebih awal bila
diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.
2. Pengkajian medis yg dilakukan sebelum masuk ranap
atau sebelum pasien menjalani prosedur di layanan rajal
RS harus dilakukan dalam waktu kurang atau sama
dengan 30 (tiga puluh) hari sebelumnya. Jika lebih dari 30
(tiga puluh) hari, maka harus dilakukan pengkajian ulang.
3. Pasien dilakukan skrining risiko nutrisi, skrining nyeri,
kebutuhan fungsional termasuk risiko jatuh dan
kebutuhan khusus lainnya
4. RS melakukan pengkajian ulang bagi semua pasien
dengan interval waktu yg ditentukan utk kemudian dibuat
rencana asuhan lanjutan. Pengkajian ulang medis
dilaksanakan minimal satu kali sehari, termasuk akhir
minggu/libur untuk pasien akut. Pengkajian ulang oleh
perawat minimal satu kali per shift atau sesuai dengan
perubahan kondisi pasien. pengkajian ulang oleh PPA
lainnya dilaksanakan dengan interval yang telah
ditetapkan
5. Seluruh profesional pemberi asuhan harus sudah
dilakukan kredensial dan ditetapkan SPK RKK nya
DOKTER PENANGGUNG JAWAB PELAYANAN
1. Pasien emergensi;
2. Pasien koma;
3. Pasien dengan alat bantuan hidup;
4. Pasien risiko tinggi lainnya yaitu pasien dengan penyakit
jantung, hipertensi, stroke dan diabetes;
5. Pasien dengan risiko bunuh diri;
6. Pelayanan pasien dengan penyakit menular dan penyakit
yang berpotensi menyebabkan kejadian luar biasa;
7. Pelayanan pada pasien dengan “immuno-suppressed”;
8. Pelayanan pada pasien yang mendapatkan pelayanan dial-
isis;
9. Pelayanan pada pasien yang direstrain;
10. Pelayanan pada pasien risiko tinggi lainnya (misalnya terapi
hiperbarik dan pelayanan radiologi intervensi);
11. Pelayanan pada populasi pasien rentan, pasien lanjut usia
(geriatri) misalnya anak-anak, dan pasien berisiko tindak
kekerasan atau diterlantarkan misalnya pasien dengan
gangguan jiwa.
Asesmen nyeri.
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale atau
VAS
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 8
Tahun yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan
intensitas nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 – 10.
¨ 0 = tidak nyeri.
¨ 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-
hari).
¨ 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas
sehari-hari).
¨ 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-
hari).
Wong Baker FACES Pain Scale.
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen.
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar
mana yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan
juga lokasi dan durasi nyeri.
0 – 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali.
2 – 3 = sedikit nyeri.
4 – 5 = cukup nyeri.
6 – 7 = lumayan nyeri.
8 – 9 = sangat nyeri.
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan).
HUBUNGI EXT 1188 atau No telp
TROLI EMERGENSI