Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DESA, DANA DESA,

ALOKASI DANA DESA, DAN BAGIAN DARI HASIL


PAJAK DAN RETRIBUSI TERHADAP SISA LEBIH
PERHITUNGAN ANGGARAN DESA
(Studi Empiris pada Desa-Desa di Kabupaten Sukoharjo)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I


pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:
KHOIRUL PUTRI MELATY
B 200170197

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2021
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DESA, DANA DESA,


ALOKASI DANA DESA, DAN BAGIAN DARI HASIL
PAJAK DAN RETRIBUSI TERHADAP SISA LEBIH
PERHITUNGAN ANGGARAN DESA
(Studi Empiris pada Desa-Desa di Kabupaten Sukoharjo)

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

KHOIRUL PUTRI MELATY


B 200170197

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen
Pembimbing

(Shinta Permata Sari, S.E., M.M.)


NIDN. 0615097501

i
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DESA, DANA DESA,


ALOKASI DANA DESA, DAN BAGIAN DARI HASIL
PAJAK DAN RETRIBUSI TERHADAP SISA LEBIH
PERHITUNGAN ANGGARAN DESA
(Studi Empiris pada Desa-Desa di Kabupaten Sukoharjo)
oleh:
KHOIRUL PUTRI MELATY
B 200170197

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Pada hari Sabtu, 17 Juli 2021
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:
1. Shinta Permata Sari, S.E., M.M. ( )
(Ketua Dewan Penguji)
2. Drs. Agus Endro Suwarno, M.Si. ( )
(Anggota I Dewan Penguji)
3. Dr. Erma Setiawati, M.M., Ak. ( )
(Anggota II Dewan Penguji)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Dr. Syamsudin, M.M.)


NIDN. 0017025701

ii
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis

diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 17 Juli 2021


Penulis

Khoirul Putri
Melaty
B200170197

iii
iv
PENGARUH PENDAPATAN ASLI DESA, DANA DESA,
ALOKASI DANA DESA, DAN BAGIAN DARI HASIL
PAJAK DAN RETRIBUSI TERHADAP SISA LEBIH
PERHITUNGAN ANGGARAN DESA
(Studi Empiris pada Desa-Desa di Kabupaten Sukoharjo)

Abstrak
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Desa (SiLPA Desa) disebabkan adanya selisih
antara realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. SiLPA Desa dapat menggambarkan pengelolaan keuangan desa dan
kinerja Pemerintahan Desa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
pendapatan asli desa, dana desa, alokasi dana desa, dan bagian dari hasil pajak dan
retribusi terhadap selisih lebih perhitungan anggaran desa. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
150 desa di Kabupaten Sukoharjo. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan,
diperoleh sampel sebanyak 118 desa dengan menggunakan purposive sampling.
Hasil pengujian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa
hanya pendapatan asli desa yang berpengaruh terhadap SiLPA Desa, sedangkan
dana desa, alokasi dana desa, bagian dari hasil pajak dan retribusi tidak
berpengaruh terhadap SiLPA Desa.

Kata kunci: pendapatan asli desa, dana desa, alokasi dana desa, bagian dari hasil
pajak dan retribusi, sisa lebih perhitungan anggaran desa.

Abstract

The Remainder Village Budget Calculations (SiLPA Desa) is due to the difference
between realized budget revenues and expenditures during one budget period.
SiLPA Desa describes village financial management and the performance of
the Village Governance. This study aims to examine the effect of village original
income, village funds, village fund allocations, and the portion of the tax and
retribution proceeds on the excess of the village budget calculation. This research
uses quantitative research methods. The population in this study are 150
villages in Kabupaten Sukoharjo. Based on the predetermined criteria, a
sample of 118 villages are obtained using purposive sampling. The test results use
multiple regression analysis show that only village original income has
effect on the SiLPA Desa, meanwhile village fund, village fund allocation, share
of tax and retribution proceeds have no effect on SiLPA Desa.

Keywords: village original income, village fund, village fund allocation, share of
tax and retribution proceeds, remainder of village budget calculation.

1
1. PENDAHULUAN
Desa merupakan satuan pemerintahan yang terkecil, sehingga desa mempunyai

peranan yang fundamental bagi Indonesia dalam mencapai cita-cita berbangsa dan

bernegara. Desa memiliki karakteristik yang berlaku umum di seluruh Indonesia.

Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 1

ayat (1), desa adalah kesatuan masyarakat hukum memiliki batas wilayah yang

berwenang untuk menjalankan pemerintahan sesuai dengan kepentingan

masyarakatnya. Kewenangan tersebut disebut sebagai otonomi desa yang

merupakan penyerahan dari pemerintah pusat.

Otonomi desa berasal dari desa itu sendiri. Dengan adanya otonomi desa,

pemerintah desa diharapkan dapat memberikan perubahan dalam sistem

pemerintahan desa dan berkontribusi dalam pembangunan nasional

(Purbasari et al, 2018a). Pemerintah desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa

dibantu perangkat desa. Kepala Desa merupakan pemegang kekuasaan dalam

pengelolaan keuangan desa. Keuangan desa dapat berupa uang atau barang yang

berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban desa.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 20

Tahun 2018 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal 1 ayat (6), pengelolaan

keuangan desa merupakan keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,

pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban keuangan desa.

Rencana keuangan tahunan pemerintah desa berupa Anggaran Pendapatan dan

Belanja Desa (APBDes). APBDes terdiri atas bagian pendapatan desa, belanja

desa, dan pembiayaan desa.

2
Desa memiliki hak untuk menerima bagian dari dana perimbangan

keuangan pusat dan daerah. Selain memperoleh dana dari pemerintah, desa juga

memperoleh pendapatan dari pendapatan asli desa. Pendapatan asli desa diperoleh

dari kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan kewenangan skala lokal.

Sedangkan Dana Desa merupakan dana yang diperoleh dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara (APBN). Dana Desa dibagikan berdasarkan jumlah penduduk,

angka kematian, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

Alokasi Dana Desa (ADD) diperoleh dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD). Pemberiaan ADD bertujuan untuk meningkatkan

pelayanan dasar bagi masyarakat pemberdayaan masyarakat desa. Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 pasal 97 ayat (2), Bagian dari Hasil

Pajak dan Retribusi (BHPR) dialokasikan berdasarkan ketentuan yaitu 60% dibagi

rata ke seluruh desa dan 40% realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi dari

masing-masing desa yang dibagi secara proporsional.

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Desa (SiLPA Desa) merupakan salah

satu sumber utama penerimaan pembiayaan. SiLPA Desa dapat menggambarkan

bagaimana pemerintah desa dalam mengalokasikan anggaran desa. Menurut

Tanjung (2009), kelebihan SiLPA yang besar mengindikasikan bahwa pemerintah

kurang tepat dalam menganggarkan anggaran belanja desa, yang seharusnya

kelebihan tersebut dapat digunakan untuk membiayai belanja modal menjadi

tertunda. Fitroh dan Putra (2016) menjelaskan bahwa tingginya jumlah SiLPA

dapat mengisyaratkan beberapa hal-hal, yaitu kemungkinan terdapat adanya

pendapatan semu; sehingga pendapatan terlihat lebih besar daripada faktanya;

3
kemungkinan daya serap APBDes yang rendah karena adanya program

pemerintah daerah yang belum terlaksana; dan manajemen keuangan pemerintah

yang kurang memuaskan menyebabkan masih jauh tercapainya tujuan pemerintah

daerah.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Purbasari et al. (2018b) yang

meneliti tentang pengaruh Pendapatan Asli Desa, Dana Desa, Alokasi Dana Desa

dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi terhadap Belanja Modal Desa di Kabupaten

Wonogiri Tahun 2017. Dewi (2018) juga melakukan penelitian mengenai

pengaruh Pendapatan Asli Desa, Dana Desa, Alokasi Dana Desa, dan Bagi Hasil

Pajak dan Retribusi terhadap Sisa Lebih Perhitungan Anggaran di Kabupaten

Wonogiri. Dengan memperhatikan menariknya penelitian tentang pengelolaan

keuangan desa, maka penelitian ini dilakukan dengan mereplikasi dan

menyesuaikan kedua penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah pada tahun anggaran dan lokasi yang berbeda.

Penelitian mengenai SiLPA Desa dilakukan karena SiLPA Desa dapat

mencerminkan pengelolaan keuangan desa dan kinerja pemerintah desa.

Penelitian ini dilakukan pada desa-desa di Kabupaten Sukoharjo pada tahun

anggaran 2019, sedangkan penelitian sebelumnya dilakukan dengan kondisi yang

berbeda.

2. METODE
2.1 Populasi, Sampel, dan Data Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh desa di Kabupaten Sukoharjo yang

terdiri dari 150 desa. Sampel penelitiannya adalah laporan keuangan setiap desa

4
yang ada di Kabupaten Sukoharjo tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian

kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Data sekunder yang dianalisis

adalah Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Desa Kabupaten

Sukoharjo tahun 2019.

2.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


2.2.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Desa (SiLPA Desa)
Berdasarkan Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 pasal 18 ayat (4), SiLPA Desa

terbentuk karena lebihnya pendapatan terhadap belanja, penghematan belanja,

serta sisa dana kegiatan lanjutan.

2.2.2. Pendapatan Asli Desa (PADes)


Pendapatan Asli Desa diperoleh dari hasil usaha berupa hasil Bumdes dan tanah

kas desa; hasil aset terdiri dari tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian

umum, dan jaringan irigasi; swadaya, partisipasi dan gotong royong; dan lain-lain

pendapatan asli desa yaitu hasil pungutan desa (Permendagri Nomor 113

Tahun 2014 pasal 9).

2.2.3. Dana Desa (DD)


Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Negara yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD

kabupaten/kota yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan,

pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan

masyarakat (Permendagri Nomor 113 tahun 2014 pasal 1 ayat (9).

2.2.4. Alokasi Dana Desa (ADD)

5
Dalam Permendagri Nomor 113 tahun 2014 pasal 1 ayat (10), ADD merupakan

perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam APBD kabupaten/kota setelah

dikurangi Dana Alokasi Khusus. ADD merupakan pemenuhan atas hak desa

untuk menyelenggarakan pemerintahan.

2.2.5. Bagian dari Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR)


Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 43 tahun 2014 pasal 97 ayat (1), bagian

dari hasil pajak dan retribusi daerah kabupaten/kota dialokasikan kepada desa

paling sedikit 10% dari realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi daerah

kabupaten/kota.

2.3 Metode Analisis Data


Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menunjukkan

hubungan antar variabel. Sebelum melakukan uji regresi linear berganda,

dilakukan pengujian asumsi klasik, yaitu uji normalitas; uji multikolinearitas; uji

autokorelasi dengan run-test; dan uji heteroskedastisitas glejser. Adapun model

regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SiLPA Desa = a + b1 PADes + b2 ADD + b3 DD + b4 BHPR + e

Keterangan:

SiLPA Desa = Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Desa

PADes = Pendapatan Asli Desa

ADD = Alokasi Dana Desa

DD = Dana Desa

6
BHPR = Bagi Hasil Pajak dan Retribusi

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengujian asumsi klasik yang dilakukan terhadap model regresi menunjukkan

data penelitian terdistribusi normal karena nilai signifikansi sebesar 0,863 yang

lebih besar dari 0,05. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan tolerance value

semua variabel di atas 0,1 (0,265-0,951) dan nilai VIF tidak melebihi 10 (1,051-

3,767), sehingga tidak terjadi masalah multikolinearitas. Hasil run-test sebesar

0,579 yang lebih besar dari 0,05 menunjukkan tidak terdapat masalah

autokorelasi. Tidak terjadi heteroskedastisitas menggunakan uji glejser atas semua

variabel dengan nilai signifikansi 0,05 (0,340-0,682). Persamaan regresi

merupakan model yang

fit dengan nilai signifikansi F = 0,002b dengan nilai koefisien determinasi 0,108

(Tabel 1).

Berdasarkan hasil pengujian data menunjukkan model regresi dari penelitian ini

adalah:

SiLPA Desa = 116,388 + 0,460PADes – 1,938DD – 3,501ADD +

0,153BHPR + e

Pada Tabel 1 dijelaskan tentang hasil perhitungan analisis regresi linear berganda

dari penelitian ini dengan menggunakan α sebesar 5%:

7
Tabel 1. Hasil Pengujian Data Penelitian
Variabel b t-value Signifikansi Keterangan
PADes 0,460 2,658 0,009 H1 diterima
DD -1,938 -1,002 0,319 H2 ditolak
ADD -3,501 -0,416 0,678 H3 ditolak
BHPR 0,153 0,290 0,772 H4 ditolak
Konstanta 116,388
Adjusted R2 0,108
Signifikansi F 4,533 0,002b
Sumber: Data diolah, 2021

Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 1 menunjukkan nilai signifikansi

PADes sebesar 0,009 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga H1 diterima, artinya

PADes berpengaruh terhadap SiLPA Desa. Sejalan dengan penelitian yang

dilakukan Purbasari et al. (2018b) menunjukkan bahwa pendapatan asli desa

berpengaruh positif terhadap belanja modal desa. Hal ini menunjukkan bahwa

jumlah pendapatan asli desa yang besar, tetapi pengeluaran yang dilakukan hanya

sedikit akan menimbulkan adanya selisih lebih perhitungan anggaran desa.

Semakin besar jumlah PADes, maka semakin besar pula SiLPA Desa. Dalam

pengelolaannya, PADes pada sebagian besar desa di Kabupaten Sukoharjo belum

teralokasikan secara maksimal, sehingga memunculkan adanya SiLPA Desa. Oleh

8
karena itu, Pemerintah Desa di Kabupaten Sukoharjo harus dapat mengalokasikan

pendapatan asli desa dengan sebaik mungkin dan tepat sasaran.

Berdasarkan pengujian data untuk variabel selanjutnya menunjukkan nilai

signifikansi DD sebesar 0,319; ADD sebesar 0,678; dan BHPR sebesar 0,772

yang lebih besar dari 0,05. Oleh karena itu, H2, H3, dan H4 ditolak yang artinya

DD, ADD, dan BHPR tidak berpengaruh terhadap SiLPA Desa. Penelitian yang

dilakukan Purbasari et al. (2018b) menjelaskan bahwa tata cara pengalokasian,

penyaluran, dan penggunaan dana desa masih menggunakan perhitungan jumlah

dana desa yang berasal dari alokasi dasar dan alokasi formula dimana alokasi

dasar dana desa berjumlah hampir sama tiap desa. Bagi sebagian besar desa, ADD

digunakan untuk pembiayaan penghasilan tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa

dan operasional/rutin desa sehingga nilai ADD cenderung sama untuk setiap desa.

Seiring dengan adanya perubahan Peraturan Bupati Sukoharjo Nomor 10 Tahun

2016 tentang Penggunaan Alokasi Dana Desa menjadi Peraturan Bupati

Sukoharjo Nomor 48 Tahun 2019 tentang Penggunaan Alokasi Dana Desa, maka

penggunaan ADD di Kabupaten Sukoharjo sudah cukup efektif dan merata pada

tiap-tiap desa, tetapi besaran ADD tidak mempengaruhi pencapaian SiLPA Desa.

BHPR tahun 2019 yang lebih banyak digunakan pada bidang pembangunan dan

nilainya yang cenderung sama pada setiap desa, sehingga tidak memiliki pengaruh

terhadap SiLPA Desa.

4. PENUTUP
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya PADes yang berpengaruh terhadap

SiLPA Desa, sedangkan DD, ADD, dan BHPR tidak berpengaruh terhadap SiLPA

Desa. SiLPA Desa menggambarkan bagaimana Pemerintah Desa mengalokasikan

9
anggaran desa dan kinerja Pemerintah Desa, sehingga tata kelola pemerintahan

yang buruk akan menyebabkan penerimaan yang tidak sesuai target dan tidak

terlaksananya program dan kegiatan yang akan menimbulkan adanya SiLPA.

SiLPA yang tinggi dapat diartikan bahwa anggaran belum seluruhnya

direalisasikan.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini kurang lengkap dan

hanya menggunakan satu tahun anggaran. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat

menggunakan data APBDes yang sudah menggunakan aplikasi agar datanya bisa

lebih lengkap dan dapat diamati dalam waktu beberapa tahun anggaran. Penelitian

selanjutnya juga dapat memperluas tempat penelitian dalam pengambilan sampel

dan dapat menambah variabel lain yang mungkin berpengaruh terhadap sisa lebih

perhitungan anggaran desa.

DAFTAR PUSTAKA
Fitroh, Mochamad dan Iwan Setya Putra. 2016. Pengaruh Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) terhadap Penetapan Jumlah Anggaran Tahun
Berikutnya. Jurnal Penelitian Teori & Terapan Akuntansi. 1(1): 1-19.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pengelolaan


Keuangan Desa.

10
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014.

Purbasari, Heppy. Bramudya Wisnu Wardana., dan Ilham Adhi Pangestu. 2018a.
Analisis Pengaruh Pendapatan Asli Desa, Dana Desa, Alokasi Dana Desa,
dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi terhadap Belanja Desa Bidang
Pekerjaan Umum dan Pertanian (Studi Empiris di Seluruh Desa Se-
Kabupaten Sukoharjo). Proceeding of The 7th URECOL 2018. Stikes PKU
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Purbasari, Heppy. Dewita Puspawati., Susi Lestari., dan Ketut Pratiwi. 2018b.
Analisis Pendapatan Asli Desa (PADes), Dana Desa (DD), Alokasi Dana
Desa (ADD), dan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi (BHPR) terhadap
Belanja Modal Desa di Kabupaten Wonogiri Tahun 2017. Proceeding of
The 8th URECOL 2018. Universitas Muhammadiyah Purwokerto,
Purwokerto.

Tanjung, Abdul Hafiz. 2009. Akuntansi Pemerintahan Daerah. Bandung:


Alfabeta.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

11

Anda mungkin juga menyukai