(PERTADUPTAR)
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN
SURAT KEPUTUSAN
KOORDINATOR POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN
NOMOR :.SK./ SUPM-PRM / DL.630/ IX / 2015
TENTANG
PENETAPAN PERATURAN TATA KEHIDUPAN TARUNA (PERTADUPTAR),
DAN
PENILAIAN PRESTASI SERTA PELANGGARAN TARUNA POLTEK KP
PARIAMAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Surat Keputusan Koordinator Politeknik Kelautan dan
Perikanan Pariaman NOMOR : 93.SK.93/ SUPM-PRM / DL.630/ VII / 2013
tentang Penetapan Peraturan Tata Kehidupan Taruna (PERTADUPTAR),
dan Penilaian Prestasi Serta Pelanggaran Taruna Politeknik kelautan dan
Perikanan Pariaman
DITETAPKAN DI : PARIAMAN
PADA TANGGAL :
NOVEMBER 2019
Wakil Koordinator
Tembusan Yth :
1. Kepala Pusat Pendidikan KP di Jakarta
2. Kepala Sub Bagian Tata Usaha SUPM Negeri Pariaman
3. Ketua BP3P SUPM Negeri Pariaman
4. Wakil Kepala SUPM Negeri Pariaman
5. Arsip
PERATURAN TATA KEHIDUPAN TARUNA
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN PARIAMAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
Umum
b. Pertaduptar bertujuan membentuk pribadi Taruna agar dapat memiliki sifat dan
sikap sebagai pemimpin dan kader pembangunan kelautan dan perikanan yang
beriman, jujur, berani, adil dan bijaksana, sehingga dapat menjadi teladan bagi
masyarakat dan lingkungannya.
Pasal 3
Ketentuan Dasar
b. Taruna PKP Pariaman wajib memahami dan menghayati nilai, norma dan kaidah
yang terdapat dalam Pertaduptar serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari baik di dalam maupun di luar Kampus. Memiliki bekal kepribadian yang
memadai untuk memasuki dunia kerja, melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
serta mengembangkan diri dalam lingkungan masyarakat. Selanjutnya dengan
bekal tersebut diharapkanjuga kelak akan dapat mengabdikan pengetahuan
dan keterampilannya untuk membangun bangsa dan negara umumnya serta
dunia kelautan dan perikanan pada khususnya.
BAB II
KODE KEHORMATAN TARUNA
Pasal 4
Nilai Dasar Aspirasi Taruna
a. Menyadari akan kewajiban dan haknya sebagai generasi muda, setiap Taruna
PKP Pariaman akan meneruskan nilai-nilai kejuangan bangsa. Untuk itu
Taruna dituntut membekali diri dengan pengetahuan tentang bangsanya dan
keilmuan yang tinggi, kepribadian yang luhur dan kesamaptaan jasmani yang
mantap. Setiap Taruna diharapkan akan menjadi generasi muda penerus
cita-cita perjuangan bangsa di masa mendatang yang mampu membawa bangsa
Indonesia mewujudkan negara Indonesia yang senantiasa merdeka, bersatu,
berdaulat, adil dan makmur seta menjamin tujuan nasional, yakni
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
b. Meyakini tugas dan tanggung jawab yang diemban generasi muda tersebut,
maka Taruna PKP Pariaman dituntut untuk memantapkan jati dirinya dengan
menghayati, memahami dan mengamalkan Janji Panca Bhakti Taruna dan
Kode Kehormatan Taruna.
5. Pantang menipu
6. Pantang mencuri
7. Pantang berkelahi
Pasal 5
Pemberhentian
a. Menjadi Taruna PKP Pariaman adalah suatu kehormatan yang harus senantiasa dijaga
harkat dan martabatnya. Setiap Taruna wajib menjaga nama baik PKP Pariaman.
1. Meninggal dunia
4. Taruna yang telah diterima, namun dikemudian hari ternyata tidak memenuhi
persyaratan secara administrasi sebagai Taruna PKP Pariaman dapat dibatalkan
haknya menjadi Taruna PKP Pariaman atas keputusan rapat dewan dosen
pengampu
c. Taruna yang diberhentikan tidak mendapat biaya dari PKP Pariaman untuk kembali ke
daerah asalnya.
BAB III
PERATURAN KAMPUS
Pasal 6
Tugas, Hak dan Kewajiban
a. Tugas utama taruna adalah belajar dan selama mengikuti pendidikan di PKP
Pariaman wajib mengikuti seluruh kegiatan yang ditentukan oleh kampus.
c. Taruna dengan sadar dan penuh rasa tanggung jawab wajib mentaati semua
ketentuan, peraturan dan prosedur yang ditetapkan oleh kampus.
Pasal 7
Organisasi
Pasal 8
Pemeliharaan Kebersihan dan Kerapian
a. Setiap Taruna harus menjaga dan memelihara kebersihan dan kerapian diri.
b. Rambut Taruna dipotong pendek, dengan ukuran 0 – 0,5 – 1 cm dan rambut Taruni
dipotong pendek di atas kerah baju dan diatur rapi serta dilarang mengubah
warna rambut.
f. Taruna dilarang membuat tato apapun di bagian anggota badan manapun dan
tidak dibenarkan melubangi telinga.
j. Taruna dilarang membuang air besar dan air kecil disembarang tempat
kecuali pada toilet yang sudah disiapkan.
Pasal 9
Rokok, Minuman Keras dan Obat Terlarang
Pasal 10
Kantin
b. Pada hari libur, kantin dapat melayani kebutuhan tarunandan tamu taruna.
c. Taruna tidak dibenarkan berbelanja atau berada dikantor pada s aat jam
belajar.
d. Taruna tidak dibenarkan berbelanja selain dari kantin yang telah disiapkan
oleh kampus.
Pasal 11
Koperasi Taruna
Pasal 12
Kebun dan Taman Kampus
b. Setiap Taruna wajib merawat dan memelihara satu pohon tanaman selama
mengikuti pendidikan yang jenisnya ditentukan oleh kampus. Taruna wajib
mengganti tanaman yang mati karena kesalahan/kelalaian pemeliharaan.
Pasal 13
Pesiar
a. Waktu pesiar dilaksanakan pada hari Sabtu siang, Minggu pagi dan siang dan
hari libur serta hari lain yang waktu pesiarnya akan ditentukan oleh Pimpinan
PKP Pariaman.
b. Taruna tidak diizinkan pesiar selama tiga bulan pertama pendidikan, yaitu
selama Masa Basis atau selama mengikuti kegiatan khusus/terprogram tertentu,
atau selama menjalani tindakan disiplin dan dalam keadaan sakit.
c. Sebelum berangkat pesiar, Taruna wajib mengikuti apel pesiar yang dipimpin oleh dosen
piket guna memeriksa kerapian, kebersihan, kelengkapan pakaian dan kebersihan kamar.
d. Taruna pesiar berjalan berbaris menurut pletonnya masing-masing, sampai di gerbang kampus
barisan dapat dibubarkan.
e. Selesai pesiar, Taruna wajib kembali ke kampus sesuai dengan ketentuan waktu pesiar dan
melapor kepada dosen piket/pembina.
Pasal 14
Ketentuan Tentang Tamu
a. Pada hari dan jam efekif belajar, Taruna dilarang menerima tamu, kecuali apabila dalam
keadaan sangat terpaksa menerima (berita duka, sakit dan lain sebagainya), dengan terlebih
dahulu mengajukan ijin kepada Pimpinan PKP Pariaman atau Dosen piket dan Pembina.
b. Pada hari pesiar dan hari libur, Taruna diperbolehkan menerirna tamu dan diijinkan keluar
kampus bersama tamu (orang tua atau saudara) dengan ijin dosen piket dan berpakaian pesiar.
Pasal 15
Istirahat dan Tidur
a. Pada waktu istirahat siang, taruna diperbolehkan melakukan kegiatan mandiri tanpa
mengganggu rekannya yang sedang beristirahat.
b. Taruna tidur di asrama sesuai dengan tempat tidur masing-masing sebagaimana yang telah
ditentukan.
c. Setelah tanda tidur dibunyikan (pukul 23.00 WIB) Taruna sudah berpakaian tidur, tidur
dengan menggunakan selimut, menjaga ketenangan, memadamkan lampu-lampu, kecuali lampu
lorong. Taruna yang ingin meneruskan belajar, majib mengajukan izin kepada dosen piket.
d. Taruna jaga malam, dinas jaga taruna sesuai dengan jadwalnya dan apabila keluar masuk
asrama atau kamar tidak rnengganggu rekannya yang sedang tidur.
f. Di ruang tidur atau asrama dilarang bermain musik, mengotori tempat tidur, menggunakan
tempat tidur untuk dua orang atau lebih, membawa rnakanan dan alat masak (kompor, pemanas
air dan lain-lain), benda tajam atau alat sejenis lainnya dan memasang poster/gambar
dinding.
g. Taruna yang sakit tetapi tidak dirawat di rumah sakit dengan izin dosen piket makanan dan
minumannya boIeh dibawa ke ruang tidur, dengan tetap rnemperhatikan kebersihan.
Pasal 16
Taruna Sakit
a. Taruna yang sakit atau memerlukan pertolongan, wajib segera melaporkan diri kepada
ketua asrama atau Taruna yang sedang melaksanakan dinas dalam dan selanjutnya
dilaporkan kepada Dosen piket atau Pembina piket dan diteruskan kepada petugas asrama.
b. Bila ada Taruna yang kecelakaan di asrama maka Taruna yang lain membantu Taruna yang
mengalami kecelakan sementara Taruna lainnya mernberitahukan kepada Dosen
piket/Pembina piket atau pelaksana instalasi asrama.
c. Penentuan Taruna tidak masuk kelas karena sakit hanya ditetapkan oleh BAAK berdasarkan
surat keterangan sakit oleh dokter atau Kapusbinter.
Pasal 17
Izin dan Libur
a. Selain waktu pesiar dan libur yang telah ditentukan, khusus untuk keperluan yang sangat
penting, Taruna dapat mengajukan izin keluar kampus sesuai dengan peraturan dan prosedur
yang berlaku.
b. Taruna diharuskan melaksanakan libur di luar kampus, kecuali dalam keadaan tertentu
diperbolehkan libur didalam kampus dengan izin Kapusbinter setelah berkoordinasi dengan
Pimpinan PKP Pariaman.
d. Selama melaksanakan libur, Taruna diwajibkan memegang teguh Kode Kehormatan Taruna
serta mentaati peraturan setempat yang berlaku.
e. Surat izin yang telah diberikan harus ditandatangani oleh orang tua atau Kepala Keluarga
tempat taruna izin dan diserahkan kembali ke Dosen piket/Pembina.
Pasal 18
Pakaian Dinas
a. Setiap Taruna wajib menggunakan seragam dinas selama mengikuti pendidikan, baik didalam
kampus maupun di luar kampus dengan sopan, bersih, rapi dan tertib sesuai ketentuan yang
berlaku.
b. Taruna dilarang mengubah bentuk dan standard ukuran pakaian seragam serta
diwajibkan menggunakannya sesuai dengan fungsinya.
Pasal 19
Ketentuan Uang, Laptop, Handphone dan Barang Berharga
a. Taruna harus membiasakan diri hidup hemat, berusaha agar rnencukupi kebutuhan hidup
dari uang belanja yang diberikan oleh orang tuanya.
b. Taruna dapat menerima uang langsung dari keluarganya atau melalui pengawas asrama.
d. Penggunaan uang Senat Taruna diatur oleh Ketua Senat Taruna dan disahkan oleh pimpinan
PKP Pariaman sesuai ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga Organisasi Senat
Taruna.
e. Ketua Senat Taruna dengan kesepakatan pengurus Senat Taruna dan izin Kapusbinter dapat
mengumpulkan sumbangan sukarela taruna untuk membantu korban bencana alam, panti
asuhan dan lain-lain.
f. Taruna wajib menggunakan dan merawat perlengkapan yang diberikan oleh kampus sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dan dilarang memindahkan atau memberikan
perlengkapannya kepada orang lain tanpa izin pihak kampus.
h. Tata tertib penggunaan laptop dan handphone di lingkungan kampus PKP Pariaman untuk
Taruna akan diatur dalam ketentuan tersendiri.
i. Pemilikan barang pribadi diizinkan dalam batas-batas kesederhanaan dan tidak mengganggu
ketertiban.
Pasal 20
Ketentuan Paminjaman Media Pembelajaran
a. Untuk pendalaman materi pelajaran, Taruna dapat meminjam media pembelajaran sesuai
dengan kebutuhan.
b. Peminjaman dilakukan secara pribadi kepada penanggung jawab media pembelajaran yang
bersangkutan.
d. Media pembelajaran yang dipinjam Taruna, segera dikembalikan setelah batas waktu
peminjaman berakhir dan tidak dibenarkan menunda-nunda waktu pengembalian.
e. Apabila terjadi kerusakan, Taruna wajib melaporkan kepada petugas media pembelajaran
tersebut untuk mempertanggung jawabkannya.
Pasal 21
Penggunaan Angkutan
a. Taruna untuk melaksanakan kegiatan kampus, dapat menggunakan kendaraan bus atau jenis
lain dari kampus, yang pelaksanaannya diatur oleh Pimpinan PKP Pariaman.
Pasal 22
Pelajaran di Kelas
a. Taruna wajib secara aktif mengikuti setiap pelajaran dikelas dan selalu menjaga serta
memelihara ketenangan, ketertiban dan kedisiplinan.
b. Setiap kelas dipimpin oleh Ketua Kelas yang ditunjuk dan dibantu oleh beberapa Taruna
piket kelas. Ketua Kelas bertugas selama satu minggu.
d. Tugas dan tanggung jawab pembantu Ketua Kelas (piket kelas) meliputi :
1. Bertanggung jawab terhadap kebersihan kelas yang meliputi bendera, lantai, dinding, meja,
kursi dan papan tulis.
2. Menyiapkan sarana dan prasarana kelas pembelajaran.
3. Bertanggung jawab terhadap absensi kelas.
4. Dalam melaksanakan tugasnya, Pembantu Ketua Kelas bertanggung jawab kepada Ketua
Kelas.
g. Apabila ada Pimpinan PKP Pariaman atau tamu lainnya masuk ke kelas, sewaktu
proses belajar mengajar berlangsung, maka Taruna yang pertama kali melihat
menyiapkan kelasnya dan Dosen pengampu memberikan laporan kepada tamu tersebut.
h. Tata cara mengajukan pertanyaan di kelas bagi Taruna yaitu dilakukan dengan mengambil sikap
duduk siap sambil mengangkat tangan kanan, setelah diberikan kesempatan kernudian berdiri dan
mengajukan pertanyaan.
a. Tata cara menjawab pertanyaan di kelas bagi Taruna yaitu dilakukan dengan sikap berdiri,
kemudian menjawab pertanyaan tersebut.
b. Baik Taruna yang lain maupun Dosen pengampu tidak dibenarkan untuk memotong pertanyaan
atau jawaban Taruna yang mendapat giliran berbicara.
c. Pada waktu Taruna mengikuti pelajaran dalam kelas gabungan, apabila mengajukan
pertanyaan atau manjawab, ia mengambil Sikap berdiri dan menyebut nama dan kelasnya.
d. Taruna yang datang terlambat wajib melapor kepada dosen pengampu sebelum mengambil
tempat.
a. Taruna yang meninggalkan ruang kelas sewaktu pelajaran sedang berlangsung harus
meminta izin kepada dosen pengampu di kelas tersebut dengan sepengetahuan ketua kelas.
b. Taruna yang akan meninggalkan kelas sewaktu tidak ada pelajaran, tetapi bukan waktu istirahat,
untuk melaksanakan kegiatan ketarunaan sesuai ketentuan kampus dapat melakukannya
dengan ijin Ketua Kelas.
c. Pemindahan ruang kelas dan tempat latihan atau praktek harus dilakukan dengan cepat dan
teratur dipimpin oleh Ketua Kelas.
d. Apabila dalam waktu 5 menit setelah waktu jam pelajaran atau latihan yang ditentukan
dimulai, Dosen pengampu belurm hadir, maka ketua kelas wajib segera melapor kepada Dosen
piket atau BAAK.
Pasal 23
Latihan dan Praktikum
Pasal 25
Pembebasan Dari Pelajaran, Latihan dan Ujian
a. Pada prinsipnya Taruna harus mengikuti semua pelajaran, latihan dan ujian.
b. Jika Taruna sakit (izin dokter) atau bertugas untuk mewakili kampus di luar
kampus, Taruna dibebaskan dari pelajaran atau latihan (izin) setelah mendapat
persetujuan Pimpinan PKP Pariaman.
d. Jika Taruna terpaksa meninggalkan tujian pada jadwal yang ditentukan, wajib
melaksanakan ujian susulan sesuai dengan waktu yang ditentukan kampus atau
petunjuk Dosen mata kuliah yang bersangkutan.
Pasal 26
Pengasuhan
4. Pembinaan keterampilan bela negara meliputi kegiatan yang dilakukan Taruna untuk
mengembangkan dan memantapkan kemampuan keprajuritan dari tingkat perorangan
sampai tingkat Komandan Batalyon. Keterampilan bela negara diberikan tanpa senjata dan
bahan peledak.
5. Pembinaan keterampilan olahraga dan kesehatan jasmani, meliputi kegiatan yang
dilakukan Taruna untuk mengembangkan dan memelihara kesehatan, kemampuan dan
prestasi olahraga serta kesamaptaan jasmani. Upaya tersebut merupakan kebutuhan guna
menanamkan jiwa yang sportif selain untuk memelihara kondisi jasmani yang serasi untuk
mendukung pelaksanaan tugasnya sebagai Taruna yang handal.
6. Pembinaan motivasi belajar dan olah pikir, meliputi kegiatan yang dilakukan oleh Taruna
untuk mengembangkan dan memupuk daya kreasi perhatian terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi semangat berprestasi serta aspek-aspek kepribadian lainnya.
Pasal 27
Ujian
a. Ujian terdiri dari Ujian Harian, Ujian Kompetensi atau Sub Kompetensi, Ujian
Kesamaptaan Jasmani, Ujian Kepedulian Lingkungan, Seminar Proposal, Seminar Hasil
Praktek/ Komprehensif, Seminar KPA (Kerja Praktik Akhir), Ujian masing-masing Prodi.
d. Pelanggaran terhadap ketentuan Ujian akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pasal 28
Bendera, Lagu Kebangsaan dan Lagu Wajib
a. Pada saat panaikan dan penurunan bendera setiap Taruna dan siapa saja yang berada di
lapangan berdiri menghadap bendera dan memberikan penghormatan.
b. Taruna wajib menguasai lagu dan syair serta menunjukkan sikap hormat dan bersemangat pada
setiap menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
c. Taruna wajib menguasai lagu dan syair sesta menunjukkan sikap horrnat dan bersemangat pada
saat menyanyikan lagu-lagu wajib.
Pasal 29
Hubungan Antar Taruna
a. Hubungan antar Taruna merupakan hubungan persaudaraan dari satu keluarga besar PKP
Pariaman.
b. Hubungan antara Taruna dan tingkat yang lebih tinggi dengan Taruna dari tingkat yang lebih
rendah merupakan hubungan antar Abang (Taruna), Kakak (Taruni) dan Adik yang saling
asah, asih dan asuh yang didasarkan pada asas kekeluargaan dan saling mengasihi.
c. Taruna senior sedapat mungkin membantu, membimbing atau menuntun Taruna junior
dalam mengikuti pendidikan di PKP Pariaman sehingga dapat mencapai prestasi pendidikan
seoptimal mungkin.
d. Taruna junior wajib memberi hormat dan memberi salam terlebih dahulu kepada Taruna
senior dalam setiap perjumpaan.
e. Taruna dilarang berpacaran yang mengarah kepada tindakan amoral (pegangan tangan,
ciuman dan seterusnya).
Pasal 30
Hubungan Taruna Dengan Sesama Generasi Muda
a. Hubungan Taruna dengan sesama Taruna Pendidikan Tinggi atau generasi muda lain perlu di
jalin dengan semangat persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan sebagai sesama remaja
Indonesia.
b. Dalam melaksanakan hubungan tersebut hendaknya selalu berpegang teguh terhadap Kode
Kehormatan Taruna.
Pasal 31
Hubungan taruna Dengan Para Pejabat dan Dosen Pengampu
a. Hubungan Taruna dengan para Pejabat dan Dosen pengampu di Kampus tidak selalu
harus bersifat dinas namun dapat melaksanakan kunjungan ke rumah Dosen atau Pembina
kampus yang bersifat kekeluargaan dengan menjaga ketertiban dan kesopanan.
b. Selama dalam kunjungan, upayakan untuk menciptakan komunikasi timbal balik yang serasi,
sehingga memperoleh nilai kehidupan kekeluargaan yang bermanfaat.
c. Diluar jam pelajaran, Dosen pengampu berperan sebagai orang tua bagi taruna yang dapat
membantu memecahkan masalah Taruna.
Pasal 32
HubunganTaruna Dengan Masyarakat
a. Taruna harus dapat menyesuaikan diri dalarn pergaulan dengan masyarakat karena dirinya adalah
bagian dari masyarakat.
c. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat, Taruna wajib bersikap luwes tanpa meninggalkan Kode
Kehormatan Taruna, tata krama dan berpedoman pada adat istiadat dan budaya masyarakat
setempat.
d. Taruna wajib memberikan pertolongan tanpa mengabaikan keselamatan dirinya kepada anggota
masyarakat dalam keadaan bahaya yang memerlukan pertolongan.
e. Taruna dilarang membuat pernyataan resmi yang berhubungan dengan kampus tanpa seizin
Pimpinan PKP Pariaman.
Pasal 33
Kegiatan Sosial Taruna
a. Para Taruna dianjurkan untuk mengikuti kegiatan sosial yang pelaksanaannya diatur oleh petugas
kampus antara lain donor darah, kunjungan ke panti asuhan, panti werda atau bakti sosial di
masyarakaat
b. Dalam menjalin hubungan dengan masyarakat umum, Taruna hendaknya selalu menjaga
kesopanan, ketertiban dan kekeluargaan.
c. Dalam rangka menanamkan kepedulian sosial bagi Taruna, Pimpinan PKP Pariaman menetapkan
desa binaan untuk kegiatan bakti sosial Taruna yang terencana.
Pasal 34
Malarn Keakraban
a. Malam keakraban diselenggarakan dengan maksud untuk menghibur dan memupuk rasa
kekeluargaan dengan sesama Taruna atau generasi muda di luar kampus serta mengembangkan
bakat dan kreatifitas Taruna.
b. Taruna dapat menyelenggarakan atau menghadiri malam keakraban di dalam maupun di luar
lingkungan kampus atas izin Pimpinan PKP Pariaman.
d. Acara malam keakraban disesuaikan dengan identitas dan kepribadian Taruna PKP Pariaman
tidak bertentangan dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa dan tidak mengandung unsur sara.
Pasal 35
Penghargaan
a. Taruna yang berprestasi dibidang pendidikan, olahraga, agama, kesenian atau yang bersifat
khusus mendapat penghargaan berupa piagarn penghargaan dan dicatat dalarn buku saku.
Pasal 36
Buku Saku
a. Setiap Taruna dilengkapi dengan buku saku sebagai pegangan dalam setiap
kegiatan selama pendidikan di PKP Pariaman,
b. Buku saku selalu dibawa dalam setiap kegiatan baik rutin terjadwal dan
terprogram (intra, ekstra dan kokurikuler).
c. Prestasi dan pelanggaran dicatat dalam buku saku Taruna yang bersangkutan
oleh Pimpinan PKP Pariaman, Dosen pengampu dan Pembina yang diberi
wewenang untuk itu.
d. Paling lambat 1 x 24 jam setelah buku saku diisi, Taruna wajib melapor kepada
Kaprodi/Kapusbinter dan pembimbing asrama.
Pasal 37
Kegiatan Keagamaan
a. Seluruh Taruna diwajibkan secara aktif melaksanakan ibadah menurut agama
masing-masing, baik secara perorangan maupun bersama-sama.
Pasal 38
Kegiatan Olah Raga
Pasal 39
Kegiatan Seni Budaya
Pasal 40
Kegiatan Ilmiah dan Pramuka
Pasal 41
Tindakan Yang Merugikan
Pasal 42
Hukuman
d. Teguran dan tindakan disiplin dapat diberikan oleh Pimpinan PKP Pariaman,
Dosen Pengampu dan Pembina. Tindakan disiplin tidak berupa pemukulan
terhadap anggota badan.
Pasal 43
Berangkat dan Pulang Kampus (Belajar)
a. Pada saat berangkat maupun pulang kampus,Taruna berbaris rapi dalam bentuk
pleton sesuai dengan urutan barisan yang ditentukan.
d. Di Kampus dari satu tempat ke tempat yang lain Taruna diwajibkan berbaris dalam
kelompok paling kecil sepuluh Taruna dengan satu Taruna sebagai pemimpin barisan.
Pasal 44
Apel Pagi, Siang, Malam
b. Taruna yang tidak mengikuti apel wajib melapor kepada Komandan Pleton
(Danton).
BAB IV
TATA KRAMA TARUNA
Pasal 45
Pedoman Umum
b. Taruna PKP Pariaman berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa dengan beraneka
ragam adat istiadat dan budaya. Untuk itu perlu ada bimbingan dan tuntunan yang
normatif dalam kehidupan selama mengikuti pendidikan di Kampus PKP Pariaman,
yang kelak juga akan bermanfaat sebagai bekal dalam memasuki dunia kerja dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi serta mampu terjun ke
masyarakat sebagai kader pemimpin yang baik.
c. Sebagai kader penerus perjuangan bangsa, Taruna PKP Pariaman dibimbing dan
diarahkan agar memiliki sifat-sifat kepribadian pemimpin yang baik, sikap
keteladanan, satu kata dengan perbuatan, yang menceminkan perwujudan nilai-nilai
luhur, adat istiadat, dan kebudayaan nasional.
d. Seluruh Taruna PKP Pariaman terikat dalam satu tali persaudaraan yang kuat yang
ditata dalam hubungan Mentor antara abang dan adik sesuai dengan tingkat kelasnya.
e. Sikap dan tingkah laku rnerupakan tata krama yang dapat memberikan pedoman dan
arah dalam kehidupan sehari-hari.
f. Kepatuhan Taruna untuk bersikap dan berperilaku sesuai ketentuan tata krama ini
merupakan pencerminan ciri khas Taruna PKP Pariaman yang sesungguhnya
merupakan perwujudan dari kemanunggalan cipta, rasa dan karsa dalam kehidupan
yang teratur.
g. Tata krama yang ditetapkan ini untuk selanjutnya akan disesuaikan dengan
perkembangan keadaan, tidak bersifat kaku namun luwes, sehingga dapat berubah pada
suatu saat sesuai dengan kurun waktu yang berlaku.
h. Pedoman umum tata krama Taruna PKP Pariaman adalah bersikap sopan, rendah hati,
terbuka namun lugas dalam setiap kesempatan.
i. Secara umum setiap sesama tingkat Taruna dipanggil dengan sebutan saudara dan
sebutan terhadap Taruna yang lebih tinggi tingkatan kelasnya adalah abang untuk
Taruna dan kakak untuk Taruni.
Pasal 46
Berpakaian
a. Taruna PKP Pariaman wajib berpakaian secara sopan dan rapi, serta sesuai dengan
peraturan yang berlaku, meliputi seragam harian, seragam upacara, seragam pesiar,
seragam lapangan, seragam olah raga, seragam praktikum, seragam tidur dan pakaian
ibadah.
Pasal 47
Berdiri, Berjalan dan Duduk
a. Taruna dalam sikap berdiri, hendaknya selalu tegap namun tidak kaku, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat yang pantas tetapi tidak mengurangi kehormatan
diri sebagai taruna PKP Pariaman.
b. Apabila mengajak berbicara atau berhadapan dengan orang yang lebih tua, Taruna
hendaknya berdiri dengan sikap yang sopan dan baik.
c. Pada saat bendiri atau berjalan, Taruna hendaknya tidak memasukkan tangan ke dalam
saku, bertolak pinggang, atau sikap lain yang berkesan sombong.
d. Apabila berjalan sendiri Taruna melakukan langkah yang wajar. Sedangkan jika
berjalan bersama orang lain, Taruna menyesuaikan Iangkah dengan baik, posisi
diatur sesuai dengan adat yang cocok, tidak berbicara berlebihan yang mengurangi
sikap kesopanan, penampilan dan kehormatan sebagai Taruna PKP Pariaman.
e. Apabila berjalan dengan orang yang pantas dilindungi, Taruna menempatkan diri
disebelah kanannya atau pada posisi rawan.
f. Apabila berjalan melewati sekumpulan orang, perhatikan nilai kesopanan, adat istiadat
atau kebiasaan setempat yang berlaku. Taruna wajib menyapa dengan sopan pada saat
berjalan melewati kumpulan orang yang sedang duduk.
g. Taruna duduk dengan badan yang tegak dan sikap yang sopan, terutama pada saat
menghadap Pimpinan PKP Pariaman, para Dosen Pengampu, orang yang pantas
dihormati dan juga pada waktu menghadiri pertemuan atau menjalani kegiatan latihan
di dalam atau di luar Kampus. Dihadapan orang-orang yang lebih tua tidak duduk
mengangkat kaki.
h. Apabila Taruna harus duduk di lantai, posisi duduk dilakukan dengan melipat kaki
atau bersila dengan posisi yang sopan, sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan di
Kampus atau yang berlaku di daerah setempat.
Pasal 48
Berbicara
a. Taruna wajib berbicara dengan jelas dan rapi, dengan kalimat yang tersusun ba ik
serta wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dengan tata bahasa
yang baik, dan tutur kata yang sopan, kapanpun dan dimanapun.
b. Apabila berbicara, mengajak atau diajak berbicara, kedua mata hendaknya memandang
lawan bicara dengan sikap yang sopan. Apabila sedang tidak berbicara mulutnya
hendaknya selalu tertutup. Kedua tangan hanya digunakan apabila perlu.
c. Taruna menggunakan bahasa daerah atau bahasa asing sesuai dengan ketentuan
kampus.
f. Taruna dilarang berbicara kasar, keras dan tidak sopan kepada siapapun.
g. Taruna harus dapat menyesuaikan pembicaraan dengan lawan bicara (orang lebih
tua atau teman), tempat dan situasi, serta topik dan tujuan, termasuk tidak
membicarakan kejelekan orang lain.
h. Selama diajak bicara atau berbicara, Taruna wajib berusaha untuk tidak menguap,
batuk atau bersin. Apabila terpaksa, dia harus menutupnya dengan tangan atau sapu
tangan dan meminta maaf.
i. Penggunaan bahasa isyarat atau berbisik-bisik harus dihindari pada saat berbicara di
muka umum atau dalam kelompok.
Pasal 49
Bertamu
a. Jika akan bertamu, sebaiknya Taruna memberitahukan terlebih dahulu kepada yang
akan dikunjungi.
b. Jika bertamu di luar kampus, diusahakan tidak lebih dari 5 orang, kecuali apabila
mendapat undangan.
c. Bertamu di tempat Dosen adalah kunjungan kekeluargaan yang sifatnya lebih bebas,
namun tetap dijaga sikap kesopanan dan jumlah yang berkunjung. Taruna wajib
membantu keluarga tersebut bila keadaan memerlukan tenaganya.
d. Sebelum masuk, Taruna harus mengetuk pintu atau menekan tombol bel kemudian
memberi salam kepada tuan rumah atau yang membukakan pintu.
e. Taruna harus duduk dengan sopan dan baik ditempat yang disediakan oleh tuan
rumah.
f. Sewaktu bertamu, Taruna hendaknya aktif berbicara, akan tetapi tidak mendominasi
pembicaraan.
g. Taruna wajib memperhatikan waktu bertamu, misalnya tidak bertamu pada jam
istirahat atau makan, kecuali situasi darurat.
h. Taruna harus bersikap baik dan hormat kepada tuan rumah dan keluarga, dengan
tidak memberikan kesan penghargaan yang berlebihan.
i. Selesai bertamu, taruna wajib mengucapkan terima kasih, merapikan buku, majalah, dan
lain-lain yang digunakannya selama bertamu, mohon diri dan hormat kepada tuan
rumah.
j. Jika bertamu kepada orang yang baru dikenal, hendaknya tidak terlalu lama.
Pasal 50
Tata Cara Menerima Tamu
a. Taruna setelah bertukar salam mempersilahkan tamu ke tempat yang telah ditentukan
dengan cara yang sopan. Apabila tamu tersebut orang tua atau keluarga Taruna lain, Taruna
memberikan salarn hormat terlebih dahulu dan mengantarkan sampai ke tempat duduk yang
telah ditentukan.
b. Apabila tidak dapat menemani tamu lebih lama karena suatu hal, Taruna menemuinya
sebentar kemudian menyatakan penyesalan dan minta maaf karena tidak dapat menemani lebih
tanjut.
c. Tamu Taruna selalu diterima di ruang tamu yang disediakan. Dengan seizin Dosen Piket,
tamu dapat diajak ke tempat lain (kantin/keluar Kampus dan lain-lain). Dilarang menerima
tamu di asrama.
d. Apabila mengajak tamu ke kantin dan perlu memesan makanan/minuman, harus disesuaikan
dengan keadaan tidak berlebihan dan tidak menghidangkan makanan/minuman yang menjadi
pantangan tamu.
e. Dalam pembicaraan dengan tamu, setiap taruna wajib menjunjung tinggi nama baik kampus.
f. Bila Taruna bertindak sebagai penerima tamu dalam satu acara, Taruna mengantarkan tamu
sampai tempat duduk yang ditentukan.
g. Taruna mengantarkan tamu yang hendak pulang sampai ke depan pintu atau kendaraannya.
Bila tamu adalah orang tua atau keluarga yang berjalan kaki, Taruna mengantarkan sampai
ke pintu gerbang kampus.
h. Apabila tamu berkendaraan bersama wanita/orang tua, Taruna mernbukakan pintu kendaraan
untuk wanita/orang tua tersebut terlebih dahulu, kemudian membantu turun dengan sopan
apabila diperlukan.
i. Apabila akan meninggalkan kampus bersama tamu, Taruna melakukan prosedur keluar
kampus sasuai dengan ketentuan yang berlaku.
j. Menerima tamu di luar jam pelajaran, harus seizin dosen piket dengan menggunakan pakaian
belajar pada hari tersebut.
Pasal 51
Mendampingi Tamu Resmi
a. Sebelum tamu resmi datang, Taruna yang ditunjuk untuk menerima/mendampingi tamu resmi
wajib mengadakan persiapan dengan mendapatkan petunjuk dari Pimpinan PKP Pariaman atau
Dosen Pengampu yang ditunjuk berhubungan dengan kegiatan yang akan dihadapi, memahami
jadwal kegiatan/acara yang sudah direncanakan, mengkoordinasikannya dengan
pejabat/petugas terkait dan memeriksa kesiapan tempat/obyek yang direncanakan untuk
dikunjungi.
b. Taruna wajib mengetahui identitas tamu, antara lain nama, pangkat, jabatan, keluarga, hobi dan
kebiasaan.
c. Pada waktu tamu tiba, Taruna menjemput dan menghormati sesuai dengan ketentuan.
e. Apabila tamu akan pulang, Taruna mengantarkan ke tempat yang telah ditentukan.
f. Apabila ada pertanyaan dari tamu, Taruna menjawab dengan sikap sopan dan memberikan
jawaban dengan jelas.
Pasal 52
Berkenalan
b. Ketika berkenalan hendaknya menatap wajah tamu dengan sopan, menyebutkan nama dengan
ucapan yang jelas dan lengkap serta memberi kesempatan rekan lain untuk berkenalan.
Apabila bersama Taruna yang lebih tinggi tingkatnya, maka Taruna yang lebih tinggi
tingkatnya dipersilahkannya untuk berkenalan Iebih dahulu.
c. Berkenalan dengan orang yang belum dikenal hendaknya melalui teman yang sudah mengenal
orang itu.
d. Dengan orang yang Iebih tua atau terhadap wanita, Taruna harus memperkenalkan dirinya
terlebih dahulu. Bila ingin mengetahui alamat rumah, Taruna menyampaikan dengan sopan,
bila mempunyai kartu nama disampaikan terlebih dahulu.
e. Taruna wajib berbicara dengan sopan dan tidak bertanya terlalu banyak tentang keadaan diri
kenalan baru, khususnya pada perkenalan pertama.
f. Pada waktu berpisah dengan kenalan, hendaknya Taruna mengucapkan salam perpisahan.
Pasal 53
Bepergian Bersama Orang Yang Pantas Dilindungi
a. Jika bepergian bersama orang yang pantas dilindungi Taruna harus bertanggung jawab
terhadap keselamatannya dan menempatkan diri selalu pada posisi yang siap untuk
melindungi.
b. Taruna mempersilahkan orang yang pantas dilindungi untuk berjalan dan duduk pada sisi dan
tempat yang aman (posisi sebelah kiri).
c. Pada saat naik tangga, Taruna menempatkan diri di samping dan agak ke belakang dari
orang yang pantas dilindungi, sedangkan jika turun Taruna menempatkan diri di samping
dan agak ke depan, dengan posisi siap melindungi.
d. Pada waktu bepergian menggunakan kendaraan umum hendaknya orang yang pantas
dilindungi mendapat tempat yang terlindung/aman. Sewaktu turun dari kendaraan, Taruna turun
lebih dahulu dan membantu orang yang pantas dilindungi.
e. Ketentuan tentang bepergian akan diatur secara lebih rinci dalam ketentuan pesiar.
Pasal 54
Taruna Bepergian Dengan Rekan Putri
a. Jika Taruna hendak pergi bersama rekan putri (dari luar Kampus) harus mendapat izin
terlebih dahulu dari orang tua atau wali rekan putri dan diharuskan bertiga.
b. Apabila berjalan bersama rekan putri agar tetap bersikap sopan dan menempatkan diri di
sebelah kanan atau pada tempat yang rawan (sebelah kanan).
c. Apabila menaiki tangga menempatkan diri di samping kanan sejajar atau satu langkah/trap di
depan rekan putri. Apabila turun tangga menempatkan diri di samping kanan sejajar atau satu
langkah/trap di belakang.
d. Mengantar pulang setelah bepergian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau dijanjikan
serta mengucapkan terima kasih dan pamit kepada orang tua atau wali rekan putri.
e. Ketentuan bepergian dengan Taruni diatur dalam ketentuan pesiar.
Pasal 55
Taruna Putri Bepergian Dengan Rekan Putra
a. Apabila hendak pergi bersama rekan putra (dari luar Kampus) yang menjemputnya ke
Kampus harus mendapat izin dari Dosen Piket dan diharuskan bertiga.
b. Apabila berjalan bersama rekan putra agar tetap bersikap sopan dan menernpatkan diri pada
tempat yang aman (sebelah kiri).
c. Jika menaiki tangga menempatkan diri di samping kiri sejajar atau satu langkah/trap di
belakang rekan putra, dan jika turun tangga menempatkan diri di sebelah kiri/sejajar atau satu
langkah/trap di depan.
d. Kembali ke Kampus sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan lapor kepada Dosen
Piket.
Pasal 56
Mengunjungi Orang Sakit
a. Taruna wajib mematuhi ketentuan/peraturan waktu kunjungan yang berlaku di rumah sakit.
b. Taruna menyampaikan salam dan rasa simpati kepada orang yang sakit maupun terhadap
keluarganya.
c. Taruna wajib membatasi pembicaraan dan menghindari perilaku yang dapat menggangu
ketenangan pasien lain. Wajib menciptakan suasana yang membesarkan hati orang yang sakit
dan sampaikan kesediaan kalau ada hal-hal yang dapat/memungkinkan untuk dibantu.
d. Bila membawa makanan/buah tangan saat berkunjung hendaknya disesuaikan dengan peraturan
rumah sakit.
e. Bila keadaan terpaksa sampai harus berkunjung di luar ketentuan waktu, minta izin kepada
petugas dan mengutarakan kepentingannya serta menjaga ketertiban sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di rumah sakit.
Pasal 57
Melayat
Pasal 58
Pemakaman dan Ziarah
b. Peletakan karangan bunga atau penaburan bunga di atas batu nisan dilakukan
dengan hikmat dan sesuaikan dengan kebiasaan daerah setempat.
c. Taruna tidak berbicara keras atau tertawa, apalagi pada saat dibacakan doa atau
sambutan.
c. Taruna tidak boleh berdiri dan melihat barang di depan etalase dari luar toko
terlalu lama. Kalau memerlukan sesuatu langsung masuk dan minta informasi
kepada pelayan.
e. Berbelanja di pasar atau di tempat umum lainnya harus dengan perencanaan apa yang akan
dibeli.
f. Jika perlu melakukan tawar menawar, dilakukan dengan cara yang sopan dan wajar.
Pasal 60
Tata Cara Makan Bersama Dalam Kampus
a. Menuju ruang makan Taruna wajib berbaris, badan dan tangan dalam keadaan bersih,
berpakaian rapi sesuai dengan seragam yang ditentukan. Barang/tas yang dibawa diatur
rapi di tempat yang ditentukan.
b. Taruna makan sesuai dengan waktu dan tempat yang telah tentukan dan dilaksanakan
secara bersama, terpimpin dalam suasana kekeluargaan. Sebelum Taruna memasuki ruang
makan dilaksanakan apel makan yang dipimpin oleh Dosen piket/Pembina.
c. Apabila terdapat Taruna yang berhalangan makan bersama karena alasan sakit, yang
bersangkutan atau teman sakamarnya harus melaporkannya kepada dosen piket untuk
pengaturan selanjutnya.
d. Sebelum aba-aba makan dibunyikan, para Taruna duduk di tempat yang telah disediakan
dengan rapi dan sopan. Isi setiap susunan meja secara penuh, sebelum menempati meja yang
lain. Usahakan setiap meja diisi Taruna dari kelas yang berbeda. Pengurus inti Senat Taruna
duduk ditempat yang telah ditentukan dengan Ketua Senat Taruna di tengah.
e. Setelah Taruna disiapkan, Piket V atau yang mewakili melapor ke Perwira Jaga bahwa
pelaksanaan makan dimulai.
f. Setelah laporan, Piket V atau yang mewakili memimpin do'a makan.Selesai berdo'a, Piket
V mengucapkan ”selamat makan", kemudian seluruh Taruna menjawab dengan terima kasih.
g. Selama makan belangsung, semua Taruna wajib menjaga ketertiban, ketenangan dan
kebersiharan ruang makan.
h. Saat makan, mulut dilarang berbunyi pada waktu mengunyah makanan, dilarang
berbicara, hendaknya mengunyah makanan dengan sopan, mulut tertutup dan tidak sambil
bergurau. Dilarang membicarakan hal-hal yang tidak pantas atau yang dapat
menimbulkan perasaan yang tidak enak bagi yang mendengar.
i. Apabila sedang makan dan ingin minum, sendok garpu diletakkan di ompreng/piring (tempat
makan) diawali dengan rnembersihkan bibir terlebih dahulu, baru kemudian minum.
j. Pada saat sedang makan kemudian datang orang yang pantas dihormati, Taruna harus berhenti
makan sejenak untuk memberikan salam.
k. Jika perlu membersihkan sisa makanan di mulut di hadapan orang lain, harus menutup mulut
dengan tangan atau sapu tangan.
l. Makanan harus dihabiskan. Selesai makan, sendok dan garpu diletakkan dalam keadaan
tertelungkup serong ke kanan pada ompreng/piring dan gelas diatur pada tempat masing-
rnasing.
m. Makan dan minum tidak boleh berlebihan, selesai makan dan minum harus berlaku sopan,
tidak melonggarkan ikat pinggang dan tidak bersendawa berlebihan.
n. Bila Taruna terlambat datang ke ruang makan, wajib melapor kepada Dosen/Pembina piket
dan atas izin Dosen/Pembina piket mengambil tempat yang telah ditentukan.
o. Bila karena sesuatu hal Taruna harus meninggalkan ruang makan sebelum makan selesai, ia
wajib meminta izin kepada Dosen/Pembina piket.
p. Apabila semua telah selesai makan, Piket V memberi aba-aba dan memimpin do’a selesai
makan, para Taruna berdo’a menurut agama masing-masing.
q. Selesai berdo’a, Piket V melapor kepada Perwira Jaga bahwa makan telah selesai dan
selanjutnya mendengarkan pengumuman kalau ada. Setelah pengumuman selesai, Taruna
langsung berdiri kemudian merapikan letak kursi sambil memasukkan ke kolong meja tanpa
menimbulkan bunyi gaduh.
r. Taruna meninggalkan ruang makan dengan tertib dan rapi, berbaris menuju ke tempat
masing-masing atau tempat acara berikutnya.
Pasal 61
Tata Cara Makan di Rumah Makan
c. Menunggu dengan sabar hidangan yang disajikan atau ikut antri sesuai dengan sistem
pelayanan setempat, tidak minta diistimewakan.
d. Taruna wajib makan sesuai dengan tata cara makan yang baik.
Pasal 62
Tata Cara Makan di Rumah Keluarga/ Tempat Bertamu
a. Taruna duduk dan menempatkan diri di tempat yang telah disediakan oleh tuan
rumah.
b. Mengambil makanan setelah dipersilahkan oleh tuan rumah dan mengambil makanan
secukupnya.
c. Taruna makan dengan sopan dan tidak tergesa-gesa serta mengatur cara mengunyah
makanan dan tidak bunyi.
e. Apabila ragu-ragu Taruna hendaknya bertanya dengan sopan tentang jenis makanan
yang dihidangkan sebelum mengambil. Habiskan makanan yang telah diambil dan
jika ingin menambah ambillah secukupnya.
g. Jika hendak meninggalkan tempat makan, Taruna mengembalikan kursi dengan rapi
dan mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah atas hidangan yang telah
disediakan.
Pasal 63
Tata Cara Makan di Perjamuan atau Pesta
b. Mempersilahkan mengambil makanan terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua,
wanita atau yang pantas dihormati.
c. Jika pelaksanaan makan tanpa meja, piring hendaknya diletakkan di atas pangkuan
jika duduk atau dipegang dengan tangan kiri jika berdiri.
d. Apabila jamuan makan sambil berdiri, Taruna antri dengan rapi saat mengambil
makanan dan tidak mengunyah makanan sambil berjalan, bila ada kursi harus
diutamakan untuk wanita atau yang lebih tua.
e. Selesai makan Taruna menempatkan peralatan makan di tempat yang aman atau yang
telah ditentukan.
Pasal 64
Menunggu Kendaraan
a. Taruna wajib memperhatikan sikap dan kehormatan Taruna pada waktu menunggu
kendaraan, baik dalam pesiar maupun bepergian jauh.
c. Taruna tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas sehingga menimbulkan perhatian
umum.
d. Bila Taruna membawa barang, ditempatkan sedemikian rupa sehingga tetap aman
dan tidak mengganggu orang lain.
Pasal 65
Di Dalam Kendaraan Umum
a. Taruna mencari tempat duduk yang masih kosong atau bila tempatnya terhalang oleh
orang yang telah duduk, minta ijin untuk lewat dengan sopan.
b. Taruna duduk dengan sopan dan tertib sewaktu kendaraan berhenti atau sedang
berjalan.
c. Apabila tempat terbatas, wanita atau orang tua atau Taruna yang lebih tinggi
tingkatnya dipersilahkan duduk lebih dulu.
e. Taruna memberikan tempat duduk kepada orang yang sakit, ibu hamil, ibu dengan
anak kecil, orang yang pantas dilindungi atau orang yang lebih tua.
f. Mentaati semua peraturan yang berlaku di dalam kendaraan tersebut dan berusaha
tidak membeli sesuatu lewat jendela.
g. Usahakan untuk tidak tertidur selama perjalanan dan tetap duduk dalam keadaan
sopan.
i. Taruna wajib memperhatikan tata cara naik dan turun kendaraan serta mengikuti
petunjuk dan larangan yang berlaku.
Pasal 66
Berkendaraan Sendiri
a. Apabila naik kendaraan sendiri, Tarunaharus sudah memiliki SIM yang sah dan
memperhatikan atau menyiapkan kondisi kendaraannya dengan baik.
a. Apabila membuat janji, Taruna harus menepatinya sesuai waktu, tanggal dan tempat
yang telah ditentukan.
b. Taruna dilarang membuat janji apabila diperkirakan tidak mempunyai cukup waktu
untuk menepatinya .
c. Taruna harus berusaha untuk hadir lima menit terlebih dahulu ditempat yang telah
ditentukan, apalagi dengan orang yang lebih tua.
d. Kalau terpaksa atau berhalangan sehingga tidak dapat menepati janji, Taruna harus
berusaha secepat mungkin memberitahukan pada kesempatan pertama disertai
dengan permohonan maaf.
Pasal 68
Pinjam Meminjam
a. Taruna hendaknya tidak meminjam sesuatu kepada orang lain kalau tidak perlu
sekali.
b. Apabila terpaksa meminjam barang atau uang, Taruna segera mengembalikan setelah
selesai digunakan dengan mengucapkan terima kasih.
d. Apabila barang yang dipinjam rusak atau hilang, Taruna berkewajiban untuk
menggantinya.
Pasal 69
Menulis Surat
a. Apabila menulis surat resmi, bentuk surat disesuaikan dengan peraturan yang
berlaku. Isi surat harus ringkas tetapi jelas dan menggunakan bahasa yang baik.
b. Untuk surat yang tidak resmi, bentuk surat dapat dibuat secara bebas, namun
usahakan untuk juga menggunkan bahasa yag baik. Hindari menceritakan hal-hal
yang tidak baik atau yang tidak pas terutama yang berkaitan dengan PKP Pariaman.
c. Taruna harus menulis nama dan alamat baik si pengirim maupun yang dikirimi
dengan jelas dan lengkap termasuk kode posnya.
Pasal 70
Undangan
c. Apabila mendapat undangan, usahakan untuk hadir tepat pada waktunya dan lebih
baik jika sebelum acara dimulai.
e. Taruna menempati tempat duduk sesuai dengan tempat duduk yang telah ditentukan.
f. Dalam hal pesta remaja, Taruna dapat mengikuti seluruh acara yang telah
direncanakan sepanjang tidak melampaui waktu pesiar dan tidak melanggar Kode
Kehormatan Taruna.
Pasal 71
Menonton
a. Menonton di bioskop atau ditempat hiburan, atau mengunjungi tempat-tempat
rekreasi, Taruna hendaknya memilih tempat yang pantas sesuai dengan ketentuan
kampus.
b. Taruna membeli karcis di tempat atau loket yang telah ditentukan dan mengikuti
ketentuan bila harus antri, tidak berdesak-desakan. Dilarang membeli tiket dari
tukang catut.
d. Taruna menjaga kesopanan, ketertiban dan ketenangan sewaktu masuk di dalam dan
saat ke luar gedung pertunjukan.
e. Taruna dilarang menonton pertunjukan di luar batas usia yang ditentukan atau
hiburan yang tidak pantas dilihat atau dikunjungi oleh Taruna.
Pasal 72
Menelepon
b. Berbicara dengan siapapun saat menelepon, harus menggunakan kata-kata yang baik,
jelas, singkat dan sopan.
c. Taruna tidak dibenarkan menelepon pada saat jam belajar (intra kurikuler dan extra
kurikuler) dan jam istirahat malam, kecuali untuk hal-hal yang sangat penting dengan
seizin Dosen Piket.
BAB V
PENILAIAN PRESTASI DAN PELANGGARAN
Pasal 73
Prestasi dan Pelanggaran
a. Setiap prestasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh Taruna akan dinilai sesuai jenis
dan bobotnya.
d. Prestasi yang dicapai kedua kalinya atau lebih akan diberikan penghargaan setingkat
lebih tinggi dari yang seharusnya.
e. Pelanggaran yang dilakukan kedua kalinya atau lebih akan diberikan sangsi setingkat
lebih tinggi dari yang seharusnya.
Pasal 74
Prestasi
c. Prestasi Khusus meliputi prestasi yang terkait dengan kegiatan akademis (proses
pembelajaran).
d. Penilaian prestasi dikelompokkan menjadi prestasi luar biasa, prestasi biasa dan
prestasi cukup.
e. Kisaran bobot penilaian prestasi adalah plus 1 sampai dengan plus 20.
Pasal 75
Penilaian Prestasi Umum
a. Prestasi umum luar biasa dengan nilai sebesar-besarnya 20 dan sekecil-kecilnya 11,
mencakup :
8. Nilai plus 13 : menjadi panitia suatu kegiatan sosial dan atau aktifitas di bidang
lingkungan tingkat Nasional.
Menjadi panitia suatu kegiatan sosial dan atau aktifitas di bidang lingkungan
tingkat Propinsi.
10. Nilai plus 11 : berpartisifasi aktif dalam suatu kegiatan sosial dan atau di bidang
lingkungan tingkat Provinsi.
4. Nilai plus 7 : berpartisifasi aktif dalam suatu kegiatan non akademik di tingkat
Kabupaten/Kotamadya.
Menjadi juara dalam suatu kejuaraan kegiatan non akademis antar kelas.
Aktif dalam kegiatan positif yang tidak terprogram oleh PKP Pariaman.
Aktif dalam kegiatan positif yang terprogram oleh PKP Pariaman seperti :
kesenian, olah raga, kerohanian, kemenwaan dsb.
Pasal 76
Penilaian Prestasi Khusus
a. Prestasi khusus luar biasa dengan nilai maksimum plus 20 dan minimum plus 11,
mencakup :
1. Nilai plus 20 : penemuan Iptek baru yang memberikan manfaat bagi masyarakat
luas.
2. Nilai plus 19 adalah apabila :
6. Nilai plus 15 : menjadi Ketua atau Koordinator kegiatan ilmiah tingkat Nasional.
8. Nilai plus 13 : membantu persiapan materi pada lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat
Nasional.
9. Nilai plus 12 : berperan secara aktif atau menjadi anggota kepanitiaan pertemuan
ilmiah tingkat Nasional.
b. Prestasi khusus biasa dengan nilai maksimum plus 10 dan minimum plus 6,
mencakup :
Berperan secara aktif dan / atau Anggota panitia pelaksanaan pertemuan Karya
Tulis Ilmiah tingkat Provinsi.
4. Nilai plus 2 : berperan sangat aktif dan menonjol dalam kegiatan pembelajaran
dan pelatihan/praktek.
Penerima beasiswa.
Berperan sangat aktif dan menonjol dalam pertemuan Karya Tulis Ilmiah di
PKP Pariaman.
Pasal 77
Pelanggaran
a. Pelanggaran digolongkan sebagai pelanggaran sangat berat, berat, sedang dan ringan.
b. Kisaran bobot penilaian pelanggaran adalah minus 1 sampai dengan minus 20.
c. Pelanggaran sangat berat dan berat sebagaimana dimaksud pada ayat a tidak
mengacu pada kisaran bobot penilaian pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat
b.
Pasal 78
Penilaian Pelanggaran
a. Pelanggaran sangat berat diberikan sanksi dikeluarkan dari PKP Pariaman, yang
berakibat pada pencopotan status sebagai Taruna PKP Pariaman. Pelanggaran sangat
berat mencakup :
5. Tindakan plagiat.
6. Tidak mengikuti kegiatan belajar atau praktek selama sepuluh (10) hari berturut-
turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
7. Tidak mengikuti ujian akhir Semester atau Ujian Lainnya tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Tidak mengikuti ujian akhir semester (sumatif) lebih dari sepertiga jumlah mata
ujian tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Tidak mengikuti kegiatan belajar atau praktek selama 8 (delapan) hari beturut-
turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Berkelahi.
4. Membuat keonaran.
6. Meminum-minuman keras/berjudi.
1. Nilai minus 20 : tidak mengikuti ujian akhir semester (sumatif) untuk sepertiga
mata ujian tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
2. Nilai minus 19 : tidak mengikuti ujian pertengahan semester (sub sumatif) untuk
sepertiga mata ujian tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Nilai minus 18 : tidak mengikuti belajar selama 6 (enam) hari berturut-turut ujian
tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Nilai minus 17 : keluar kampus tanpa izin selama 6 hari.
5. Nilai minus 16 : tidak mengikuti belajar atau keluar kampus tanpa izin selama 5
(lima) hari berturut-turut tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Memeras atau memungut uang tanpa izin dari pejabat yang berwenang.
Bertamu atau menerima tamu atau antara Taruna dengan Taruni berpacaran di
luar jam dan tempat yang telah ditetapkan.
7. Nilai minus 14 : mengintimidasi kepada junior sehingga adik kelas tidak betah
hidup di asrama.
9. Nilai minus 12 : menyalahgunakan sarana dan fasilitas belajar tidak sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
Tidak mengikuti belajar selama 2 (dua) hari tanpa alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Nilai minus 4 : tidak melaksanakan tugas piket pada jadwal piket yang telah
ditetapkan.
Pasal 79
Sanksi Tambahan
b. Sangsi tambahan sebagaimana yang dimaksud ayat (a) pasal ini dapat berupa :
Pasal 80
Buku Saku Taruna
a. Setiap Taruna mendapat 1 (satu) buku saku Taruna selama mengikuti pendidikan di
PKP Pariaman.
b. Buku saku berfungsi sebagai tempat mencatat setiap prestasi dan pelanggaran
Taruna.
Pasal 81
Pencatatan Prestasi dan Pelanggaran
a. Setiap tenaga pembina dan atau tenaga pendidikan berkewajiban mencatat pada buku
saku taruna saat mengetahui prestasi dan pelanggaran yang dilakukan oleh Taruna.
b. Kewenangan pencatatan nilai prestasi atau nilai pelanggaran pada buku saku Taruna
adalah tenaga pembina yang disesuaikan dengan bukti dan merujuk kepada ketentuan
yang ada.
c. Pemberian penghargaan prestasi luar biasa dan sanksi sangat berat dan berat, hanya
dapat diberikan oleh Pimpinan PKP Pariaman dengan pertimbangan Rapat Dewan
Dosen.
d. Bila dipandang perlu, Kampus dapat menghadirkan Taruna atau pengurus Senat
Taruna untuk memberikan informasi terkait sebelum membuat keputusan tentang
bentuk penghargaan atau sanksi.
e. Taruna yang memperoleh nilai prestasi atau pelanggaran harus segera melaporkan
kepada pejabat yang berwenang (Kapusbinter), selambat-lambatnya 1 x 24 jam
setelah dicatat di dalam buku saku.
Pasal 82
Evaluasi Kedisiplinan Taruna
Nk = Npr - Npl
c. Rumus Evaluasi Kedisiplinan Taruna tidak berlaku bagi Pelanggaran sangat Berat
dan Berat.
2. Hasil penilaian pertengahan semester sebagai bahan untuk pembinaan lebih lanjut.
Pasal 83
b. Keberhasilan menjalankan peraturan ini sangat bergantung kepada seberapa jauh dan
luasnya peranan para Taruna dalam rangka melaksanakan setiap norma dan kaidah
yang tercantum di dalamnya dan peranan tenaga pendidik untuk mengawasi dan
membimbing taruna sesuai dengan aturan didalam ”PERTADUPTAR” ini.
PAKAIAN TARUNA
A. Pakaian Seragam Kampus
Pakaian seragam kampus adalah pakaian yang warna, bahan, model dan atribut
serta penggunaannya ditetapkan oleh kampus. Pakaian seragam kampus terdiri dari :
2. Pakaian Menwa
Pakaian Menwa adalah pakaian seragam berwarna hijau. Pakaian Menwa
dipakai untuk kegiatan belajar pada hari jum’at dan juga pada saat Taruna
melaksanakan Piket Dinas Dalam kecuali pada saat praktik. Pakaian Menwa
digunakan juga pada saat kegiatan kemenwaan didalam dan diluar kampus.
Ketentuan tentang pakaian Menwa diatur dalam KeputusanKepala Badan
Pengembangan Sumberdaya ManusiaKelautan dan Perikanannomor
PER ......./MEN KP/2013TentangPakaian Seragam dan Atribut Peserta Didik
Sekolah Usaha Perikanan MenengahLingkup Kementerian Kelautan dan
Perikanan. Pakaian Menwa dan atributnya seperti gambar di halaman berikut :
5. Pakaian laboratorium
Pakaian laboratorium adalah pakaian yang digunakan pada saat melaksanakan
praktek di laboratorium kimia, biologi dan pengolahan. Pakaian ini berwarna
putih dan disebut juga dengan jas laboratorium. Pakaian laboratorium seperti
gambar di bawah ini :
Pakaian Laboratorium Taruna/Taruni
6. Pakaian Olahraga
Pakaian seragam olahraga adalah pakaian yang dipakai pada saat olahraga,
baik olahraga pada saat jam pelajaran maupun olahraga pada saat kegiatan olah
raga pagi dan senam. Pakaian ini terdiri dari celana training dan baju kaos
oblong yang disablon. Warna pakaian olah raga disesuaikan untuk setiap
angkatan. Pakaian olahraga seperti gambar di bawah ini :
7. Pakaian Silat
Pakaian seragam silat adalah pakaian yang dipakai pada saat kegiatan
ekstrakurikuler beladiri untuk seluruh Taruna. Warna pakaian silat
berwarna hitam. Pakaian silat seperti gambar di halaman selanjutnya :
Pakaian Silat Taruna/Taruni
2. Pakaian Ibadah
Pakaian ibadah adalah pakaian yang dipakai pada saat melaksanakan
ibadah sesuai dengan agama masing-masing. Penggunaan pakaian
ibadah ini disesuaikan seperti baju muslim dan sarung atau celana
bahan bagi Taruna muslim untuk shalat berjamaah di Masjid. Adapun
bentuk penggunaan pakaian ibadah seperti gambar di bawah ini :
C. Cara Berpakaian
Cara berpakaian Taruna harus menunjukkan kerapian, kepatutan dalam
menggunakan atribut serta kepantasan dalam penampilan terutama dalam
penggunaan pakaian seragam. Taruna diharuskan untuk memakai pakaian
sesuai dengan kententuan yang telah ditetapkan dalam Pertaduptar.
DINAS DALAM
Dinas Dalam adalah tugas secara bergantian yang harus dilaksanakan oleh
Taruna sesuai dengan jadwal dan tempat yang sudah ditetapkan. Adapun
jenis pelaksanaan Dinas Dalam yang harus dilaksanakan Taruna yaitu :
- Piket IV
Bertanggungjawab terhadap kegiatan Taruni Tingkat I, II dan III (Remaja,
Madya dan Perdana) selama 1x24 jam.
Berkoordinasi dengan Klinik berkaitan dengan taruni yang sedang sakit.
Mengawasi pelaksanaan Piket Wisma, Piket Lingkungan dan Piket Kamar
Mandi diseluruh wisma taruni.
Memeriksa kebersihan asrama, lingkungan dan kamar mandi diseluruh
wisma taruni.
Memeriksa kebersihan dan kerapihan tempat tidur, lemari dan fasilitas
asrama lainnya yang ditempati oleh Taruni Tingkat I hingga Tingkat III di
seluruh wisma taruni.
Memimpin pelaksanaan apel malam kepada taruni jika ada.
Menyampaikan laporan kepada Perwira melalui Bintara sesuai format.
Melaksanakan serah terima Piket-IV yang dipimpin oleh Perwira.
Menyampaikan laporan pelaksanaan piket harian sesuai dengan format
yang tersedia kepada Kapusbinter melalui Pusbinter.
- Piket V
Bertanggungjawab terhadap kegiatan pelaksanaan makan taruna selama
1x24 jam.
2. Piket Caraka
Piket caraka adalah Taruna yang diberikan tugas piket jaga di tempat yang
sudah ditentukan kampus menaikkan dan menurunkan bendera pada waktu
yang sudah ditentukan. Piket Caraka berjumlah 6 orang terdiri dari 2 orang
Taruna Tingkat II (Madya) dan 4 orang Taruna tingkat I (Remaja).
Apabila salah satu tingkat tidak berada di kampus, maka digantikan dengan
tingkat yang lain dengan ketentuan jumlahnya tetap 6 orang. Pakaian piket
pos adalah pakaian seragam kampus (PDL).
Piket Caraka bertugas selama 1x4 jam (12.00-16.00, 16.00-20.00, 20.00-
00.00, 00.00-04.00, 04.00-08.00, 08.00-12.00) diluar jam Pelajaran. Dalam
melaksanakan tugasnya, piket pos bertanggung jawab kepada Danjaga.
3. Piket Asrama
Piket asrama adalah Taruna yang diberi tugas piket untuk membersihkan
lingkungan asrama, halaman depan dan belakang asrama. Piket asrama
bekerja pada saat Taruna melaksanakan apel pagi dan sebelum apel malam.
Jumlah Taruna piket asrama adalah 4 (empat) orang untuk tiap-tiap asrama.
Piket asrama bertanggung jawab kepada Dosen piket/ Pembina melalui
Ketua Wisma.
4. Piket lain-lain
Piket lain-lain adalah piket yang tidak termasuk piket-piket di atas. Piket
lain-lain seperti :
a. Piket kelompok unit produksi/teaching factory (diatur oleh dosen yang
terkait).
b. Piket kelas (diatur oleh Kaprodi).
c. Piket pengurus Senat Taruna (diatur oleh Ketua Senat Taruna) berjumlah
2 (dua) orang yang terdiri atas 1 (satu) orang Tingkat II (Madya) dan 1
(satu) orang Tingkat I (Remaja).
Lampiran 3
A. Upacara
Upacara adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk peringatan hari-hari
tertentu atau kegiatan tertentu yang pelaksanaannya sesuai dengan susunan
acara yang telah disusun atau ditetapkan. Jenis upacara yang dilaksanakan
yaitu :
B. Apel
Apel adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk pengecekan Taruna dan
kerja piket yang bertugas pada hari tersebut, serta apel juga bertujuan
untuk memeriksa kesiapan Taruna melaksanakan kegiatan berikutnya. Apel
terdiri dari :
1. Apel Pagi
Apel pagi dilaksanakan jam 07.00 – 07.30 WIB di depan ruang makan.
Apel dipimpin oleh perwira dibawah pengawasan Pembina Asrama.
Pakaian Taruna adalah pakaian seragam kampus yang dijadwalkan untuk
belajar pada hari tersebut. Adapun tata cara pelaksanaan apel pagi yaitu
:
a. Pesiapan
Pada tahap persiapan ini, Taruna berbaris rapi sesuai dengan pleton
masing-masing dari barisan paling kanan ke kiri adalah Taruna
Tingkat III (Perdana), Taruna Tingkat II (Madya) dan Taruna Tingkat
I (Remaja). Poltar memeriksa kerapian barisan, masing-masing
Danton mengabsen pleton/ kelasnya untuk mengetahui berapa yang
hadir dan yang tidak hadir serta keterangannya (sakit, alpa, izin atau
piket dinas dalam).
b. Pelaksanaan
- Masing-masing Danton mengambil posisi di samping kanan barisan
pletonnya.
- perwira mengambil tempat di depan barisan (tengah-tengah) dengan
bintara di sebelah kiri perwira jaga.
- Bintara memberi aba-aba apel dimulai
- Komadan pleton paling kanan barisan menyiapkan barisan.
- Penghormatan kepada perwira dipimpin oleh komandan pleton
paling kanan diikuti oleh Danton lainnya.
- Laporan masing-masing Danton kepada perwira tentang jumlah
pleton dan keterangannya.
- Bintara mengambil absen ke masing-masing Danton
- Perwira memberi aba-aba laporan diterima dan kembali ke tempat.
- Komandan peleton paling kanan mengistirahatkan barisan.
- Pengarahan atau penyampaian pesan dari perwira jaga, Pengurus
Senat Taruna (bila ada) dan dosen piket/Pembina.
- Bintara memberi aba-aba apel selesai.
- Danton paling kanan menyiapkan barisan.
- Penghormatan kepada perwira dipimpin oleh komandan pleton
paling kanan.
- Masing-masing Danton dimulai dari barisan yang paling kanan
membawa barisan ketempat belajar dan membubarkan sesuai aturan
PBB.
- Pergantian Piket Pengawas Kegiatan Taruna (PPK T).
2. Apel Malam
Apel malam dilaksanakan jam 20.30 – 21.30 WIB di masing-masing
asrama. Apel malam dilaksanakan bersamaan dengan pengecekan
kegiatan belajar malam. Apel malam dilakukan oleh pengasuh asrama
dibantu Jajaran Piket Pengawas Kegiatan Taruna.
Tata cara pelaksanaan apel pesiar/apel besar sama dengan apel pagi
perbedaannya yaitu :
- Barisan Taruna setiap tingkat harus berpakaian PDH di sebelah kanan
dan Taruna berpakaian Bebas Rapi di sebelah kiri.
- Setelah apel selesai, Taruna yang pesiar berbaris menurut kelas
masing-masing menuju pos jaga dan di depan pos jaga barisan
dibubarkan dengan tata cara aturan PBB dan Taruna yang tidak pesiar
dibubarkan untuk istirahat di asrama masing-masing.