Anda di halaman 1dari 4

Tingalan Jumenengan Dalem https://www.kratonjogja.

id/hajad-dalem/6-tingalan-jumenengan-dalem/

BERANDA SEJARAH PEMERINTAHAN SENI BUDAYA BERITA ACARA KAPUSTAKAN

Search    

Ti n g a l a n J u m enen gan Dale m


Editor: admin
Bagikan:    
17-04-2017

Tingalan Jumenengan Dalem adalah serangkaian upacara yang digelar berkaitan dengan peringatan
penobatan/ kenaikan tahta Sultan. Puncak acara dalam rangkaian peringatan ini adalah Sugengan yang
digelar untuk memohon usia panjang Sultan, kecemerlangan tahta Sultan, dan kesejahteraan bagi rakyat
Yogyakarta. Setelah sugengan kemudian digelar acara labuhan di beberapa petilasan yang dianggap sakral
bagi Keraton Yogyakarta. Selain upaya untuk berdoa memohon keselamatan, upacara labuhan baik di gunung
maupun tepi laut juga untuk melaksanakan tugas Sultan untuk selalu menjaga keselarasan alam, “Hamemayu
Hayuning Bawono”.

Berikut adalah rangkaian acara yang dilakukan pada masa Sri Sultan Hamengku Bawono Ka 10:

1. Ngebluk (27 Rejeb)


Ngebluk merupakan kegiatan membuat adonan apem. Ngebluk dilakukan 2 hari menjelang upacara Hajad
Dalem Labuhan. Bertempat di Bangsal Sekar Kedhaton, sebuah tempat yang berada di lingkup Kaputren atau
kediaman para Putri Raja. Ngebluk hanya boleh dilakukan oleh para wanita yang dipimpin Permaisuri dan
Putri Raja tertua. Selain para Putri Raja, orang-orang yang terlibat pada prosesi ngebluk adalah para kerabat
Keraton beserta Abdi Dalem Keparak. Proses pertama, para Putri dibantu oleh Abdi Dalem mencampurkan
bahan yang diperlukan guna dijadikan jladren atau adonan. Adonan terus diaduk hingga tercampur. Proses
pengadukan adonan menimbulkan suara “bluk”, sehingga prosesi ini disebut Ngebluk. Setelah
menjadi jladren, adonan kemudian dipindahkan kedalam enceh (gentong berukuran besar), kemudian
didiamkan selama satu malam agar adonan mengembang.

Pada waktu bersamaan beberapa Abdi Dalem Keparak memiliki tugas lain untuk mengeluarkan layon
sekar (bunga sesaji yang sudah layu atau mengering) dari Gedhong Prabayeksa (gedung penyimpanan
Pusaka). Layon sekar yang terkumpul selama satu tahun akan menjadi salah satu ubarampe yang akan
dilabuh. 

1 of 4 18/01/2024, 16:34
Tingalan Jumenengan Dalem https://www.kratonjogja.id/hajad-dalem/6-tingalan-jumenengan-dalem/

BERANDA SEJARAH PEMERINTAHAN SENI BUDAYA BERITA ACARA KAPUSTAKAN

   

Para Abdi Dalem Keparak yang menyiapkan adonan apem (ngebluk) pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono
IX.
Sumber: Tepas Tandha Yekti
2. Ngapem (28 Rejeb)
Setelah prosesi ngebluk, keesokan harinya rangkaian acara dilanjutkan dengan ngapem. Ngapem merupakan
prosesi membuat apem, kue basah berbentuk bulat. Konon asal kata apem berasal dari bahasa Arab “afwan”
artinya maaf atau ampun, yang menyimbolkan permohonan ampun kepada Sang Pencipta. Apem yang akan
dibuat dibedakan menjadi dua ukuran, apem biasa yang berukuran kecil dan apem besar atau disebut Apem
Mustaka. Apem Mustaka ini disusun sesuai dengan setinggi badan Sultan.

Cara membuat apem kecil, jladren yang sudah didiamkan semalaman dituangkan pada wajan dan di bolak
balik hingga matang. Sedangkan apem besar dibuat dengan cara melapisi apem kecil dengan adonan yang
dimasak menggunakan ukuran wajan lebih besar. Apem yang sudah dibuat oleh para puteri dan kerabat
Sultan ini kemudian akan dibagikan pada acara Sugengan.

2 of 4 18/01/2024, 16:34
Tingalan Jumenengan Dalem https://www.kratonjogja.id/hajad-dalem/6-tingalan-jumenengan-dalem/

BERANDA SEJARAH PEMERINTAHAN SENI BUDAYA BERITA ACARA KAPUSTAKAN

   

Prosesi mempersiapkan apem yang dilakukan oleh para kerabat dan abdi dalem perempuan pada masa Sri
Sultan Hamengku Buwono IX.
Sumber: Tepas Tandha Yekti

3. Mempersiapkan Ubarampe (28 Rejeb)


Pada waktu bersamaan dengan prosesi ngapem, para Abdi Dalem Reh Widyabudaya bertugas
menyiapkan ubarampe labuhan. Ubarampe utama berupa seperangkat pakaian yang pernah digunakan
Sultan, seperangkat pakaian untuk laki-laki dan perempuan, potongan kuku dan potongan rambut Sultan
serta layon sekar. Ubarampe dibawa dari Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya menuju ke Bangsal
Manis untuk diteliti kembali kelengkapannya. Setelah semua lengkap, ubarampe kemudian diinapkan
di Gedhong Prabayeksa.
4. Sugengan (29 Rejeb)
Tepat pada hari peringatan penobatan Sultan diadakan acara Sugengan, yaitu upacara selamatan yang
dihadiri kerabat Keraton beserta Abdi Dalem. Upacara selamatan ini merupakan doa dan permohonan kepada
Tuhan Yang Maha Kuasa untuk keselamatan Sultan dan Keraton. Upacara ini diadakan di Bangsal Kencana,
seusai upacara kemudian apem dan nasi golong lengkap dibagikan kepada yang hadir. Selain itu,
semua ubarampe labuhan dibawa ke Bangsal Srimanganti untuk disemayamkan selama satu malam.

Uborampe setelah didoakan dalam upacara sugengan yang digelar untuk memperingati 27 tahun
bertahtanya Sri Sultan Hamengku Buwono Ka10. 
Sumber: Tepas Tandha Yekti

3 of 4 18/01/2024, 16:34
Tingalan Jumenengan Dalem https://www.kratonjogja.id/hajad-dalem/6-tingalan-jumenengan-dalem/

BERANDA SEJARAH PEMERINTAHAN SENI BUDAYA BERITA ACARA KAPUSTAKAN

5. Prosesi Upacara Labuhan (30 Rejeb)    


Setelah prosesi sugengan, barulah keesokan harinya diselenggarakan upacara labuhan.
Seluruh ubarampe yang telah dipersiapkan diarak dari Gedhong Prabayeksa menuju ke Bangsal
Srimanganti untuk diberangkatkan ke masing-masing petilasan. Lokasi-lokasi petilasan untuk
upacara Labuhan diantaranya Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu, dan Dlepih Khayangan...

Bawa nuansa Kraton Jogja di email-mu Masukkan alamat surel LANGGANAN 

SEJARAH SENI BUDAYA BERITA MEDIA SOSIAL

Cikal Bakal Tata Rakiting Wewangunan Media Center   


Raja - raja Kagungan Dalem Peristiwa

HB Ka 10 Hajad Dalem Ragam

Figur

4 of 4 18/01/2024, 16:34

Anda mungkin juga menyukai