Anda di halaman 1dari 26

Lampiran 1 : Keputusan Direktur RSUD

Mohammad Noer Pamekasan


Nomor : 440/2251/
YANMED/
102.6/2019
Tanggal : 2 September 2019

PEDOMAN PELAYANAN INSTANSI RAWAT INAP


RSUD MOHAMMAD NOER PAMEKASAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuntutan kualitas menjadi prioritas di Indonesia khususnya dalam
pelayanan di rumah sakit terutama di kota besar. Rumah sakit tidak cukup
bila hanya menawarkan pelayanan dengan konsep asal "selamat" tetapi
perlu menawarkan hasil maksimal berupa pelayanan yang berdasarkan
kepuasan dengan standar profesi yang tinggi. Rumah sakit tidak hanya
berfungsi untuk kegiatan mengobati, tetapi merupakan tempat untuk
meningkatkan status kesehatan individu, sehingga kualitas kesehatan dan
hidup manusia Indonesia meningkat pula.
Perbaikan mutu pelayanan kesehatan telah menjadi tema utama.
Pelayanan kesehatan dan kelompok profesional kesehatan sebagai
pemberi pelayanan harus menampilkan akuntabilitas sosial mereka dalam
memberikan pelayanan yang mutakhir kepada konsumen yang
berdasarkan standar profesionalisme, sehingga diharapkan dapat
memenuhi harapan masyarakat. Sebagai konsekuensinya peningkatan
kinerja memerlukan persyaratan yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan yang berdasarkan standar tertulis.
Instalasi Rawat Inap sebagai salah satu bagian dari pelayanan
Bidang Keperawatan di RSUD Mohammad Noer Pamekasan dalam upaya
meningkatkan kualitas pelayanan perlu pedoman yang nantinya akan
digunakan sebagai panduan untuk mernberikan kualitas pelayanan yang
baik dan sesuai dengan tuntutan standar pelayanan rawat inap.

1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu layanan melalui sumber daya manusia yang
professional yang didukung sarana prasarana yang memadai
sehingga tercapai kepuasan pelanggan.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai pedoman dalam meningkatkan mutulayanan.
b. Memenuhi kebutuhan pelanggan sebagai pengguna jasa layanan
khusnya di rawat inap.
c. Sebagai acuan bagi tenaga perawat khususnya di intalasi rawat
inap dalam memberikan pelayanan pada klien

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Lingkup kegiatan di Ruang Rawat Inap rumah sakit meliputi kegiatan
asuhan dan pelayanan keperawatan, pelayanan medis, gizi, administrasi
pasien, rekam medis, pelayanan kebutuhan keluarga pasien (berdoa,
menunggu pasien, mandi, konsultasi medis). Pelayanan kesehatan di
instalasi rawat inap antara lain:
1. Pelayanan Keperawatan
2. Pelayanan medis (pra dan pasca tindakan medis)
3. Pelayanan penunjang medis
a) Pemeriksaan radiologi
b) Pemeriksaan laboratorium
c) Gizi (skrining, asuhan gizi, konsultasi gizi dan penyediaan diet)
d) Farmasi klinik
e) Fisioterapi
Sebagai pedoman bagi petugas yang dibawah koordinasi Intalasi
Rawat Inap dalam memberikan pelayanan di 6 ruang rawat inap yang
meliputi :
1. Paviliun 1
2. Paviliun 2
3. IRNA Kelas 2
4. IRNA 1
5. IRNA 2

2
6. IRNA Bedah
D. Batasan Operasional
1. Instalasi Rawat Inap harus mampu memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan visi , misi rumah sakit.
2. Pelayanan asuhan keperawatan harus berdasarkan kode etik
keperawatan dan standar asuhan keperawatan yang berlaku.
3. Pelayanan asuhan keperawatan memandang klien secara utuh baik
bio, psiko, social, spiritual ( holistic) dan tanpa membedakan pangkat,
jabatan maupun status sosial ekonomi.
4. Pelayanan yang diberikan adalah pelayanan 24 jam yang terbagi
dalam 3 shift jaga.

E. Landasan Hukum
1. Undang-undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan.
2. Undang-undang No.36 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan.
3. Undang-undang No.38 tahun 2014 tentang keperawatan
4. Undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.
5. Peraturan menteri kesehatan RI No.46 tahun 2013 tentang kewajiban
rumah sakit dan kewajiban pasien
6. Peraturan Presiden RI No.77 tahun 2015 tentang pedoman organisasi
rumah sakit.
7. Peraturan menteri kesehatan RI No.4 tahun 2018 tentang kewajiban
rumah sakit dan kewajiban pasien
8. Keputusan menteri kesehatan RI No. 1239/MENKES/SK/XI/2001
tentang registrasi dan praktek keperawatan.
9. Keputusan munas VI PPNI No. 09/MUNAS VI/PPNI/2000 tentang kode
etik keperawatan Indonesia.
10. Pusat Sarana, Prasarana dan Peralatan Kesehatan, Sekretariat
Jenderal.

3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA


NO Jabatan Kualifikasi Keterangan
Pendidikan
1 Kepala Instalasi Dokter Spesialis 1 orang
2 Kepala Ruangan Sarjana Keperawatan/ 1 orang / ruangan
Magister Keperawatan
3 Katim D3/S1 Keperawatan 1 orang / ruangan
yang pengalaman
4 Perawat Pelaksana D3/D4/S1 yang Menyesuaikan
(PP) pengalaman dengan jumlah TT
yang ada. 1 PP
membawai 7-8 TT
5 Bidan Pelaksana D3/D4 yang Menyesuaikan
(BP) pengalaman dengan jumlah TT
yang ada. 1 BP
membawai 7-8 TT

B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Pendistribusian ketenagaan di masing masing ruangan ada yang
berpendidikan Sarjana Keperawatan Professional (S1), D-III Keperawatan
yang berpengalaman yang ditunjuk sebagai kepala ruangan dan
pendidikan kepala tim minimal berpendidikan D-III Keperawatan yang
berpengalamam/ Sarjana Keperawatan.
Jumlah ketenagaan di masing-masing ruang rawat inap sesuai
standar depkes dengan rasio 7-8 tempat tidur dijaga satu perawat :
1. Aster
Tingkat Pendidikan
Sarjana Kapasitas
No Keperawatan D-III D-III dan 4 tempat
dengan Keperawatan kebidanan tidur
Profesi
1 1 orang 9 orang - 9 TT
2. Bougenville
Tingkat Pendidikan
Sarjana Kapasitas
No Keperawatan D-III tempat
D-III Kebidanan
dengan Keperawatan tidur
Profesi
1 2 orang 9 orang - 16 TT

4
3. Crysan
Tingkat Pendidikan
Sarjana Kapasitas
No Keperawatan D-III D-III dan D-IV tempat
dengan Keperawatan kebidanan tidur
Profesi
1 1 orang 10 orang - 27 TT

4. Dahlia
Tingkat Pendidikan
Sarjana Kapasitas
No Keperawatan D-III D-III dan D-IV tempat
dengan Keperawatan Kebidanan tidur
Profesi
1 1 orang 9 orang a) 12 orang 24 TT
berpendidikan D-
III Kebidanan
b) 2 orang
berpendidikan
diploma 4
Kebidanan

5. Edelweiss
Tingkat Pendidikan
Sarjana Kapasitas
No Keperawatan D-III D-III dan D-IV tempat
dengan Keperawatan Kebidanan tidur
Profesi
1 2 orang 14 orang - 27 TT

6. Florence
Tingkat Pendidikan Kapasitas
No Sarjana D-III D-III dan D-IV tempat
Keperawatan Keperawatan Kebidanan tidur
1 4 orang 10 orang - 14 TT

C. PENGATURAN JAGA
Sistem pengaturan jaga mengacu pada teori yang ada, dimana
pengaturan jaga dibagi menjadi tiga shift jaga meliputi :
1. Shift pagi : jam 07.00 s/d 14.00 WIB
2. Shift siang : jam 14.00 s/d 21.00 WIB
3. Shift malam : jam 21.00 s/d 07.00 WIB

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG
Denah Lingkungan Instalasi Rawat Inap.
LIHAT DENAH
Persyaratan khusus
1. Perletakan ruangannya secara keseluruhan perlu adanya hubungan
antar ruang dengan skala prioritas yang diharuskan dekat dan sangat
berhubungan/ membutuhkan.
2. Kecepatan bergerak merupakan salah satu kunci keberhasilan
perancangan, sehingga blok unit sebaiknya sirkulasinya dibuat secara
linier/lurus (memanjang).
3. Konsep Rawat Inap yang disarankan “Rawat Inap Terpadu
(Integrated Care)” untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan ruang.
4. Apabila Ruang Rawat Inap tidak berada pada lantai dasar, maka
harus ada tangga landai ( Ramp) atau Lift Khusus untuk mencapai
ruangan tersebut.
5. Bangunan Ruang Rawat Inap harus terletak pada tempat yang
tenang (tidak bising), aman dan nyaman tetapi tetap memiliki
kemudahan aksesibilitas dari sarana penunjang rawat inap.
6. Sinar matahari pagi sedapat mungkin masuk ruangan.
7. Alur petugas dan pengunjung dipisah.
8. Masing-masing ruang Rawat Inap 4 spesialis dasar mempunyai ruang
isolasi.
9. Ruang Rawat Inap anak disiapkan 1 ruangan neonatus.
10. Lantai harus kuat dan rata tidak berongga, bahan penutup lantai,
mudah dibersihkan, bahan tidak mudah terbakar.
11. Pertemuan dinding dengan lantai disarankan berbentuk lengkung
agar memudahkan pembersihan dan tidak menjadi tempat sarang
debu/kotoran.
12. Plafon harus rapat dan kuat, tidak rontok dan tidak menghasilkan
debu/kotoran lain.
13. Tipe ruang Rawat Inap adalah Kelas I, Kelas II dan Kelas III.

6
14. Khusus untuk pasien-pasien tertentu harus dipisahkan seperti :
a) Pasien yang menderita penyakit menular.
b) Pasien dengan pengobatan yang menimbulkan bau (seperti
penyakit tumor, ganggren, diabetes, dan lain sebagainya).
c) Pasien yang gaduh gelisah (mengeluarkan suara dalam
ruangan).
15. Station perawat harus terletak di pusat blok yang dilayani agar
perawat dapat mengawasi pesiennya secara efektif, maksimum
melayani 27 tempat tidur.

B. STANDAR FASILITAS
1. Standar Fasilitas VIP
Adapun fasilitas ruang VIP antara lain :
a) Satu set tempat tidur pasien dengan kasur busa, bantal, sprei, dan
selimut
b) Satu overbed table
c) Satu kursi penunggu
d) Bedside cabinet/lemari pasien
e) Bed penunggu
f) Kamar mandi dalam
g) Jam dinding
h) AC
i) Lemari es
j) Televisi
k) Wastafel
2. Standar Fasilitas Kelas 1
Adapun fasilitas ruang Kelas 1 antara lain :
a) Satu set tempat tidur pasien dengan kasur busa, bantal, sprei, dan
selimut
b) Satu overbed table
c) Satu kursi penunggu
d) Bedside cabinet/lemari pasien
e) Kamar mandi dalam
f) Jam dinding
g) AC

7
h) Televisi
i) Wastafel
3. Standar Fasilitas Kelas 2
Adapun fasilitas ruang Kelas 2 antara lain :
a) Satu set tempat tidur pasien dengan kasur busa, bantal, sprei
b) Satu kursi penunggu
c) Bedside cabinet/lemari pasien
d) Kamar mandi dalam
e) Jam dinding
4. Standar Fasilitas Kelas 3
Adapun fasilitas ruang Kelas 3 antara lain :
a) Satu set tempat tidur pasien dengan kasur busa, bantal, sprei
b) Satu kursi penunggu
c) Bedside cabinet/lemari pasien
d) Kamar mandi dalam
e) Jam dinding
f) Wastafel

C. KEBUTUHAN RUANG, FUNGSI DAN LUASAN RUANG SERTA


KEBUTUHAN FASILITAS PADA INSTALASI RAWAT INAP

No Ruangan Persyaratan Ruangan Keterangan


1 Ruangan  Ukuran ruangan rawat inap Jumlah
Perawatan tergantung kelas perawatan tempat tidur
dan jumlah tempat tidur menyesuaikan
 Jarak antar tempat tidur 2,4 m dengan
atau atau antar tepi tempat klasifikasi RS
tidur minimal 1,5 m. dan kajian
 Bahan bangunan yang kebutuhan
digunakan tidak boleh memiliki pelayanan
tingkat porositas yang tinggi.
 Antar tempat tidur yang
dibatasi oleh tirai maka rel
harus dibenamkan /
menempel di plafon, dan
sebaiknya bahan tirai non
porosif.
 Setiap tempat tidur disediakan
minimal 2 (dua) kotak kontak
dan tidak boleh ada
percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengaman

8
arus.
 Harus disediakan outlet
oksigen.
 Ruangan perawatan pasien
harus memiliki bukaan jendela
yang aman untuk kebutuhan
pencahayaan dan ventilasi
alami.
 Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 250 lux untuk
penerangan dan 50 lux untuk
tidur.
 Ruang perawatan harus
menyediakan nurse bell untuk
masing-masing tempat tidur
yang terhubung ke pos
perawat (nurse station).
 Disetiap ruang perawatan
harus disediakan kamar
mandi. Kamar mandi ini
mengikuti persyaratan kamar
mandi aksebilitas.
2 Ruang  Luas ruangan pos perawat
Perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2 per
(Nurse perawat, disesuaikan dengan
Station) kebutuhan. Satu pos perawat
melayani maksimal 25 tempat
tidur.
 Luas ruangan harus dapat
mengordinir lemari arsip dan
lemari obat.
 Disediakan instalasi untuk alat
komunikasi.
 Disediakan fasilitas desinfeksi
tangan (handsrub).
 Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 200 lux untuk
penerangan.
3. Ruangan Umum. RS Kelas C
Konsultasi dan D dapat
bergabung
dengan
ruangan pos
perawat
4. Ruang  Luas ruangan per tempat tidur Jumlah
Tindakan resusitasi 12-20 m2. ruangan

9

Bahan bangunan yang tindakan
digunakan tidak boleh menyesuaikan
memiliki tingkat porositas dengan kajian
yang tinggi. kebutuhan
 Setiap tempat tidur disediakan kapasitas
minimal 2 (dua) kotak kontak pelayanan.
dan tidak boleh ada
percabangan/ sambungan
langsung tanpa pengaman
arus.
 Harus disediakan outlet gas
medik yang terdiri dari
oksigen, udara tekan medik
dan vakum medik.
 Ruangan harus dijamin
terjadinya pertukaran udara
baik alami maupun mekanik
dengan total pertukaran udara
minimal 15 kali per jam.
 Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami. Untuk pencahayaan
buatan dengan intensitas
cahaya 200 lux untuk
penerangan.
5 Ruang Kepala Umum RS Kelas D
Rawat Inap ruang ini
dapat
terpusat
6 Ruang  Luas ruangan pos perawat
Perawat minimal 8 m2 atau 3-5 m2 per
perawat, disesuaikan sesuai
dengan kebutuan. Satu pos
perawat melayani maksimal
25 tempat tidur
 Luas ruangan harus
mengakomodir lemari arsip
dan lemari obat
 Di sediakan instalasi alat
komunikasi
 Disediakan alat desinfeksi
tangan (handrub)
 Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami
7 Ruang  Luas ruangan pertempat tidur Jumlah
Tindakan resusitasi 12-20 m2 ruangan
 Bahan bangunan yang tindakan
digunakan tidak boleh menyesuaikan
memiliki porositas tingkat dengan kajian
tinggi kebutuhan
 Setiap tempat tidur harus kapasitas

10
memiliki 5 kontak dan tidak pelayanan
boleh percabangan /
sambungan langsung tanpa
alat pengaman arus
 Harus disediakan outlet gas
medic yang terdiri dari
oksigen, udara tekanan medic,
dan vakum medic
 Ruangan harus dijamin
adanya pertukaran udara baik
alami maupun mekanik
dengan pertukaran udara 15
kali per jam
 Ruangan harus
mengoptimalkan pencahayaan
alami
8 Ruang Loker Jumlah
menyesuaikan
9 Ruang Linen Disediakan lemari atau rak RS Kelas C
Bersih dan D ruang
ini dapat
digabung
10 Gudang Kotor Dilengkapi dengan sloop sink and
(Spoolhoek/Di service sink
rty Utility).
11 KM/WC  Toilet petugas mengikuti
(pasien, persyaratan toilet umum
petugas,  Satu toilet melayani satu
pengunjung) ruang perawatan
 Toilet ruangan di rawat inap
harus aksesibel
12 Gudang Umum
Bersih

D. KEBIDANAN DAN PENYAKIT KANDUNGAN (OBSTETRI DAN


GINEKOLOGI) LINGKUP SARANA PELAYANAN
1. Pelayanan persalinan.
Pelayanan persalinan meliputi : pemeriksaan pasien baru, asuhan
persalinan kala I, asuhan persalinan kala II (pertolongan persalinan),
dan asuhan bayi baru lahir.
2. Pelayanan nifas.
Pelayanan nifas meliputi : pelayanan nifas normal dan pelayanan nifas
bermasalah (post sectio caesaria, infeksi, pre eklampsi/eklampsi).
3. Tindakan curettage

11
E. KEBUTUHAN RUANG, FUNGSI DAN LUASAN RUANG SERTA
KEBUTUHAN FASILITAS KEBIDANAN DAN PENYAKIT
KANDUNGAN
Pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan
Nama Kebutuhan
No. Fungsi
Ruangan Fasilitas
1 Ruang Tunggu Ruang untuk pengantar Kursi
Pengantar pasien menunggu
Pasien selama pasien menjalani
proses persalinan/
tindakan bedah.
2 Ruang untuk Ruang untuk cuci tangan Wastafel dengan 1
cuci tangan semua petugas yang keran, perlengkapan
(scrub station) akan mengikuti kegiatan cuci tangan, skort
persalinan/tindakan plastik/ karet,
kebidanan dan penyakit handuk
kandungan.
3 Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan Set partus, set
Bersalin Tanpa bersalin tanpa
minor surgery,
Komplikasi/ Kala komplikasi. doppler, tensimeter,
II-III (labour) timbangan bayi,
(Minimal 2 suction apparatus,
tempat tidur, lampu periksa,
harus stand infuse, O2 set,
mempunyai emergency light,
KM/WC) infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
4 Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan Set partus, set
Bersalin dengan bersalin dengan minor surgery,
Komplikasi (pre- komplikasi yang diawasi doppler, USG,
eclamsy labour) secara intensif. tensimeter,
(Minimal 1 timbangan bayi,
tempat tidur, suction apparatus,
harus lampu periksa,
mempunyai stand infuse, O2 set,
KM/WC) emergency light,

12
infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
4 Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan Set partus, set
Bersalin dengan bersalin dengan minor surgery,
Komplikasi (pre- komplikasi yang diawasi doppler, USG,
eclamsy labour) secara intensif. tensimeter,
(Minimal 1 timbangan bayi,
tempat tidur, suction apparatus,
harus lampu periksa,
mempunyai stand infuse, O2 set,
KM/WC) emergency light,
infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
5 Ruang Persiapan Ruang tempat persiapan Set partus, set
Bersalin Tanpa bersalin tanpa minor surgery,
Komplikasi/ Kala komplikasi. doppler, USG,
II-III (labour) tensimeter,
(Minimal 2 timbangan bayi,
tempat tidur, suction apparatus,
harus lampu periksa,
mempunyai 1 stand infuse, O2 set,
KM/WC) emergency light,
infuse set, set
kebidanan

13
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
6 Ruang Bersalin Ruang sebagai tempat Set partus, set
Tanpa dimana pasien minor surgery,
Komplikasi melahirkan bayinya doppler, USG,
(;delivery) tanpa komplikasi tensimeter,
(memiliki area termasuk kegiatan- timbangan bayi,
membersihkan/ kegiatan untuk tindakan suction apparatus,
memandikan saat persalinan. lampu periksa,
bayi) stand infuse, O2 set,
(Minimal RS yg emergency light,
memiliki 3 infuse set, set
tempat tidur, kebidanan
harus memiliki 1 (minimal : forceps,
KM/WC) vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
7 Ruang Bersalin Ruang sebagai tempat Set partus, set
dengan dimana pasien minor surgery,
Komplikasi melahirkan bayinya doppler, USG,
(memiliki area dengan komplikasi tensimeter,
membersihkan/ termasuk kegiatan- timbangan bayi,
memandikan kegiatan untuk tindakan suction apparatus,
bayi) saat persalinan. lampu periksa,
stand infuse, O2 set,
emergency light,
infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,

14
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar),
8 Ruang Bersalin Ruang tempat dimana Set partus, set
Privat (labour, pasien mulai persiapan minor surgery,
delivery, melahirkan sampai doppler, USG,
recovery, post dengan pemulihan. tensimeter,
partum/ LDRP) timbangan bayi,
(jika diperlukan) suction apparatus,
lampu periksa,
stand infuse, O2 set,
emergency light,
infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set
dewasa, resusitasi
set bayi.
9 Ruang Bersalin Ruang sebagai tempat Set partus, set
dalam Air dimana pasien minor surgery,
(Water Birth) melahirkan bayinya doppler, USG,
(jika diperlukan) dalam air tanpa tensimeter,
komplikasi. timbangan bayi,
suction apparatus,
lampu periksa,
stand infuse, O2 set,
emergency light,
infuse set, set
kebidanan
(minimal : forceps,
vakum ekstraktor,
klem hemostasis
arteri, gunting tali
pusar, klem tali
pusar), sarung
tangan, celemek
plastik, kasa dan
kapas, doek,
cardiotocograph
(CTG), stetoskop,
resusitasi set

15
dewasa, resusitasi
set bayi.
10 Ruang Tindakan Ruang tempat Set partus, set
melakukan tindakan AVM/kuretase, set
kebidanan dan penyakit minor surgery,
kandungan tensimeter, suction
apparatus, lampu
periksa, stand
infuse, O2 set,
emergency light,
sarung tangan,
celemek plastik,
kasa dan kapas,
doek, stetoskop,
resusitasi set
dewasa.
11 Ruang Ruang pemulihan pasien Tt pasien, monitor
Pemulihan pasca melahirkan yang pasien, tiang infus,
(Recovery) memerlukan perawatan infusion set, oksigen
(Minimal 4 kualitas tinggi dan
tempat tidur, pemantauan terus
harus memiliki menerus.
KM/WC)
12 Ruang Bayi Ruang tempat bayi Tempat tidur bayi,
Normal setelah dilahirkan inkubator,
(termasuk timbangan dan
didalamnya pengukur panjang
ruang mandi bayi, tensimeter,
bayi) alat resusitasi bayi,
blue lamp therapy,
tempat ganti popok
bayi, sink mandi
bayi
13 Ruang Bayi Ruang tempat bayi yang Tempat tidur bayi,
Patologis infeksius atau inkubator,
(termasuk mengalami cacat timbangan dan
didalamnya bawaan atau kelainan pengukur panjang
ruang mandi patologis lainnya bayi, tensimeter,
bayi) alat resusitasi bayi,
blue lamp therapy,
tempat ganti popok
bayi, sink mandi
bayi
14 Ruang Rawat Ruang tempat bayi yang Tempat tidur bayi,
Intensif Bayi memerlukan perawatan inkubator,
Neonatal (NICU) intensif. timbangan dan
pengukur panjang
bayi, tensimeter,
alat resusitasi bayi,
blue lamp therapy,
tempat ganti popok
bayi, sink mandi

16
bayi
15 Ruang Ruang tempat bayi yang Tempat tidur bayi,
Perinatologi : memerlukan perawatan inkubator,
High Care tingkat tinggi timbangan dan
pengukur panjang
bayi, tensimeter,
alat resusitasi bayi,
blue lamp therapy,
tempat ganti popok
bayi, sink mandi
bayi
16 Ruang Laktasi Ruang untuk inisiasi ASI Tt pasien, tiang
dini (menyusui) infus, infusion set
17 Ruang Ruang untuk perawatan Tt pasien, tiang
Perawatan (Post pasien melahirkan dan infus, infusion set
Partum) juga pasien penyakit
kandungan yang tidak
memaparkan penyakit ke
pasien lain, dilengkapi
dengan toilet.
18 Ruang Ruang untuk perawatan Tt pasien, tiang
Perawatan isolasi pasien penyakit infus, infusion set
Isolasi kandungan yang
(Minimal 1 memaparkan penyakit ke
ruang/tempat pasien lain, dilengkapi
tidur) dengan toilet.
19 Gudang Steril Ruang tempat Lemari instrumen,
(clean utility) penyimpanan instrumen Tromol
yang telah disterilkan.
Instumen berada dalam
Tromol tertutup dan
disimpan di dalam lemari
instrument.
Bahan-bahan lain seperti
linen, kasa steril dan
kapas yang telah
disterilkan juga dapat
disimpan di ruangan ini.
20 Ruang Sterilisasi Tempat pelaksanaan
(jika diperlukan sterilisasi instrumen dan  Workbench, 1
atau sterilisasi barang lain yang sink/2 sink
bisa diperlukan untuk dilengkapi instalasi
dilaksanakan di kegiatan di ruang air bersih dan air
CSSD RS) kebidanan dan penyakit buangan.
kandungan.  Lemari
penyimpanan
instrumen yang
belum disterilkan
tetapi sudah dicuci
dan berada dalam
tromol/pak.
 Autoklaf

17
21 Ruang ganti Tempat ganti pakaian, Loker, rak sepatu
pakaian/ loker sepatu/alat kaki sebelum bersih, wastafel
masuk ke- dan
sebaliknya setelah keluar
dari ruang kebidanan
dan kandungan,/ suatu
ruangan yang
diperuntukkan bagi
22 Ruang Ruang/ tempat Lemari/rak
Penyimpanan menyimpan linen bersih
Linen
23 Ruang dokter Ruang tempat kerja dan Tempat tidur, sofa,
istirahat dokter meja, wastafel.
dilengkapi dengan
KM/WC.
24 Ruang perawat/ Ruang untuk istirahat Tempat tidur, sofa,
Petugas perawat/ petugas meja, wastafel.
lainnya setelah
melaksanakan kegiatan
pelayanan atau tugas
jaga. Kamar jaga harus
berada di bagian depan
sehingga mempermudah
semua pihak yang
memerlukan pelayanan
pasien.
25 Ruang Diskusi Ruang untuk diskusi Meja + kursi diskusi,
Medis medis para petugas inst. dll
kebidanan & kandungan.
26 Pantri Ruang untuk Meja, kursi,
menyiapkan makanan microwave, kompor,
bagi pasien dan para penghangat, kulkas,
petugas instalasi sink
kebidanan dan
kandungan.
27 Gudang Kotor Fasilitas untuk Kloset leher angsa,
(Spoolhoek/Dirty membuang kotoran keran air bersih
Utility). bekas pelayanan pasien (Sink)
khususnya yang berupa Ket : tinggi bibir
cairan. Spoolhoek kloset + 80-100 m
berupa bak atau kloset dari permukaan
yang dilengkapi dengan lantai
leher angsa (water seal).
28 KM/WC KM/WC Kloset, wastafel, bak
(petugas, air
pasien,
pengunjung)
29 Janitor Ruang tempat Kloset, wastafel, bak
penyimpanan peralatan air
kebersihan/cleaning
service.

18
30 Parkir Brankar Tempat untuk parkir Brankar
brankar selama tidak ada
kegiatan pelayanan
pasien atau selama tidak
diperlukan.

Persyaratan Khusus
1. Letak bangunan instalasi kebidanan dan penyakit kandungan harus
mudah dicapai, disarankan berdekatan dengan instalasi gawat
darurat, HCU dan Instalasi Bedah Sentral, apabila tidak memiliki
ruang operasi atau ruang tindakan yang memadai.
2. Bagunan harus terletak pada daerah yang tenang/ tidak bising.
3. Ruang bayi dan ruang pemulihan ibu disarankan berdekatan untuk
memudahkan ibu melihat bayinya, tapi sebaiknya dilakukan dengan
sistem rawat gabung.
4. Memiliki sistem sirkulasi udara yang memadai dan tersedia pengatur
kelembaban udara untuk kenyamanan termal.
5. Memiliki sistem proteksi dan penanggulangan terhadap bahaya
kebakaran.
6. Terdapat pintu evakuasi yang luas dengan fasilitas ramp apabila letak
instalasi kebidanan dan penyakit kandungan tidak pada lantai dasar.
7. Harus disediakan pintu ke luar tersendiri untuk jenazah dan bahan
kotor yang tidak terlihat oleh pasien dan pengunjung.
8. Limbah padat medis yang dihasilkan dari kegiatan kebidanan dan
penyakit kandungan ditempatkan pada wadah khusus berwarna
kuning bertuliskan limbah padat medis infeksius kemudian
dimusnahkan di incenerator.
9. Untuk persyaratan ruang operasi kebidanan dapat dilihat pada

19
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN

A. Instalasi Rawat Inap Terbagai Menjadi Pelayanan Medical


Bedah (Penyakit Dalam, Saraf, Paru, Jantung, Dan Bedah),
Anak, Perinatal, Maternitas/ Ibu Bersalin.
a. Pelayanan medikal bedah
Penderita dengan kasus medikal bedah dengan kasus penyakit
dalam, saraf, paru, jantung dilakukan perawatan di paviliun 1,
paviliun 2, IRNA kelas 2, irna 2. Sedangkan pada kasus bedah
dilakukan perawatan di IRNA bedah, paviliun 1 dan pavilion 2.
b. Pelayanan maternitas
Penderita dengan kasus kehamilan dan kandungan ditangani di
paviliun 1, paviliun 2 dan IRNA 1. Penderita yang menjalani
proses persalinan ditangani di PONEK.
c. Pelayanan perinatal
Penderita dengan kasus perinatal di rawat di IRNA 1
d. Pelayanan anak
Penderita dengan kasus anak ditangani di IRNA 1, Paviliun 1,
Paviliun 2 dan IRNA kelas 2.

B. Alur Pasien Masuk Baik Dari IGD Maupun Dari Ruang


Perawatan Lain
Pasien yang dirawat di ruang rawat inap bisa berasal dari Instalasi
GAwat Darurat (IGD), Instalasi Rawat Jalan (IRJA) maupun dari
ruang rawat lain yang berupa alih rawat atas intruksi dokter
penanggung jawab pasien (DPJP)

20
ADMISI

C. Alur Pasien Keluar Dari Instalasi Rawat Inap Ke Instalasi


Rawat Inap Lain

ALUR PASIEN KELUAR RAWAT INAP

PULANG ATAS PERSETUJUAN


RUANG DOKTER/ PULANG ATAS
PERAWATAN PERMINTAAN SENDIRI/ RUJUK
KE UPK LAIN/ MENINGGAL

ADMINISTRASI FARMASI

D. Penderita Keluar Dari Rawat Inap


Penderita keluar dari rawat inap dapat berupa :
- Pulang dalam keadaan sembuh.
- Pulang dalam keadaan meninggal dunia.
- Pindah ke rumah sakit lain atas permintaan sendiri / pulang
paksa.
- Rujuk ketingkat rumah sakit yang lebih tinggi.

21
BAB V
LOGISTIK

A. Pemenuhan Kebutuhaan Linen


Alur pemenuhan kebutuhan linen:
Masing-masing unit layanan mengajukan permintaan melalui Katim
yang diketahui Kepala Ruangan, diajukan ke perencanaan untuk
dimasukkan ke dalam anggaran rumah sakit untuk selanjutnya
diproses ke bagian pengadaan.
B. Pemenuhan Kebutuhan Alat Tulis Kantor
Alur pemenuhan kebutuhan alat tulis kantor
Unit pelayanan mengajukan melalui Katim dengan memakai form
memo diajukan ke bagian umum, kemudian ke gudang barang untuk
dilayani sesuai dengan yang di ajukan.
C. Pemenuhan Bahan Habis Pakai
Alur pemenuhan kebutuhan bahan habis pakai
Unit layanan mengajukan permintaan dengan memakai blangko
memo yang berupa blanko permintaan barang farmasi untuk
kebutuhan bahan habis pakai.
D. Pemenuhan Alat Medis Dan Keperawatan
Alur pemenuhan kebutuhan alat medis dan keperawatan
Masing-masing unit layanan mengajukan permintaan melalui Katim
yang diketahui Kepala Ruangan, diajukan ke perencanaan untuk
dimasukkan ke dalam anggaran rumah sakit untuk selanjutnya
diproses ke bagian pengadaan.

22
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Pasien dapat terjamin keselamatannya tidak hanya dengan alat-alat


yang canggih, tetapi faktor manusia sangat mempengaruhi salah satunya
adalah tenaga perawat yang memberikan layanan kepada pasein. Upaya
yang dilakukan untuk membentuk tenaga yang professional dan kompeten
dilakukan uji kompetensi. Hasil uji kompetensi dapat menententukan
penugasan dan kewenangan klinis yang tertera di Permenkes No. 49
Tahun 2013 tentang Komite Keperawatan Dan Permenkes No. 40 Tahun
2017 tentang Pengembangan Jenjang Karir Profesional Perawat.
Langkah selanjutnya dalam upaya menjaga keselamatan paseian
yang dirawat melaksanakan standar keselamatan pasien sesuai dengan
SKP antara lain :
1. Peningkatan Identifikasi pasien
2. Peningkatan Komunikasi yang efeketif
3. Peningkatan kewaspadaan pemberian obat yang perlu diwaspadai
4. Tepat prosedur, tepat lokasi dan tepat pasien operasi
5. Pencegahan infeksi terkait pelayanan keseahatan
6. Pencegahan resiko pasien jatuh

23
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Disamping menjalankan upaya keselamatan pasien juga


memperhatikan keselamatan pekerja dalam hal ini adalah karyawan
rumah sakit, mengingat keselamatan merupakan hak pekerja maka harus
dilindungi adapun upaya yang dilakukan melalui:
1. Universal precaution :
a) Sosialisasi penggunaan APD tepat guna
b) Sosialisasi 6 langkah membersikan tangan baik dengan cara
kering (handrub) maupun dengan air mengalir
c) Sosialisasi 5 momen cuci tangan: sebelum kontak dengan pasien,
sebelum melakukan tindakan aseptik, setelah kontak dengan
cairan tubuh pasien, setelah kontak dengan pasein dan setelah
kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
2. Pasca pajanan
a) Sosialisasi pencegahan kejadian tertusuk jarum.
b) Penanganan kejadian tertusuk jarum maupun penanganan pasca
pajanan lainnya
3. Imunisasi karyawan
Bekerjasama dengan Komite K3 rumah sakit dan Komite PPI.

24
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu layanan di instalasi rawat inap mengacu pada


standar pelayanan minimal rumah sakit yang di lakukan setiap bulan di
masing-masing unit layanan secara langsung, untuk menilai mutu layanan
menggunakan kuesioner yang di bagikan kepada keluarga maupun pasien
dalam melakukan penilaian atas baik buruknya layanan di masing-masing
unit layanan yang dilakukan oleh komite keperawatan di sub komite mutu.

25
BAB IX
PENUTUP

Pelayanan yang komprehensif adalah pelayanan yang jelas dan


menyeluruh, dengan dibentuknya pedoman-pedoman pelayanan ini akan
memberikan bagaimana layanan perawatan khususnya rawat inap dapat
memenuhi keinginan pelanggan sesuai harapan dari rumah sakit yang
tertuang pada visi dan misi yang di emban. Pedoman pelayanan IRNA
dipergunakan dalam memberikan alur yang jelas selama pasien dirawat
dan sebagai pedoman dalam memberikan layanan ke pelanggan dengan
harapan kepuasan pelanggan .

Direktur
RSUD Mohammad Noer Pamekasan

dr. NONO IFANTONO, MMRS


Pembina
NIP. 19680313 200212 1 005

26

Anda mungkin juga menyukai