Anda di halaman 1dari 37

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY. D DENGAN


G1P0A0 H 38 MGG FASE
LATEN DENGAN
OLIGOHIDRAMNION
Oleh:
• Eka Widyaningsih
• Febri Nur Hidayah
• Halijah Simanjuntak
• Nilla Pramida
Latar Belakang
Kehamilan termasuk hal yang fisiologis, kehamilan yang menyangkut nyawa
ibu dan anak harus diperhatikan, karena kehamilan bukanlah hanya
mengandung anak dalam jangka waktu 9 bulan kemudian siap dilahirkan.
Tetapi kehamilan juga harus memperhatikan kesehatan ibu dan anak. Salah
satu risiko selama kehamilan yang mempengaruhi kesehatan ibu dan
janinnya merupakan masalah yang berkaitan dengan jumlah cairan amnion.

Oligohidramnion merupakan keadaan di mana air ketuban dalam jumlah


sedikit yakni kurang dari normal yaitu <500cc. Masalah keperawatan yang
ditimbulkan dari klien dengan oligohidramnion sering kali mengalami nyeri
akut yang berhubungan dengan agen cedera biologis (pergerakan bayi),
risiko cedera terhadap janin dengan faktor risiko berkurangnya cairan
amnion, ansietas, kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak
mengenal informasi (Iskandar & Kamila, 2023).
Tinjauan Teori
A. Konsep Intranatal
1. Pengertian
• Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan
plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa
bantuan (Akbar, Tjokroprawiro, & Hendarto, 2020).

• Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam
tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Anggraini, et al.,
2022).
2. Penyebab
01 Teori Penurunan Hormon Progesteron

02 Teori Oksitoksin

03 Teori Plasenta Menjadi Tua

04 Teori Prostaglandin

05 Pengaruh Janin

06 Teori Distensi Rahim

07 Teori Iritasi Mekanik


3. Faktor Predisposisi

01 Maternal
• Ketuban pecah dini
• Persalinan prematur
• Distosia
• Hamil posterm
• Tidak ada kemajuan dalam persalinan
• Emboli cairan ketuban
• Perdarahan

02 Infant
• Gawat janin
• Distosia
• Kelainan posisi janin
• Janin > 1
• Prolaps tali pusat (Nurhati, 2009).
4. Bentuk Persalinan
● Persalinan Spontan
● Persalinan Buatan
● Persalinan Anjuran

5. Patofisiologi
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
● Kala I: waktu pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
● Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir.
● Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta.
● Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post partum.
Kehamilan (37 – 42 mg)
6. Pathways
Tanda inpartus

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Esterogen & Kepala bayi turun Kontraksi Kontraksi uterus progesteron


jelek

Oksitosin Rasa ingin mengejan Rahim kecil, tebal Atonia uteri

Ketegangan otot Ekspulsi Plasenta lepas Robek jalan


rahim lahir
Resiko Perdarahan
Risiko
Nyeri Nyeri Perdarahan
Persalinan Devisit Volume
Persalinan
cairan
Risiko
Infeksi
7. Tanda & Gejala
Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang
wanita mendekati persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami
semua, sebagian atau bahkan tidak sama sekali tanda gejala yang
ada di bawah:
A. Lightening
B. Perubahan servik
C. Ketuban pecah dini
D. Persalinan palsu
E. Bloody show
F. Lonjakan energi
G. Gangguan saluran cerna
8. Penatalaksanaan
A. Kala I
1. Mengukur TTV
2. Auskultasi DJJ
3. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi
uterus, penurunan presentasi terendah
dan kemajuan persalinan serta perineum.
B. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan.
C. Kala III
1. Pengawasan terhadap perdarahan
2. Memperhatikan tanda plasenta lepas.
D. Kala IV
1. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
2. Kontraksi rahim
3. Letakkan bayi yang telah dibersihkan di sebelah
Ibu.
B. Konsep Oligohidramnion
1. Pengertian
• Oligohidramnion adalah suatu keadaan di mana air ketuban kurang dari
normal, yaitu kurang dari 500 cc (Melzana, Fitri, & Kiftia, 2023).

• Secara klinis oligohidramnion didefinisikan sebagai volume cairan


amnion yang secara patologis berjumlah sedikit menurut usia
gestasionalnya. Oligohidramnion ditandai ketika kantung vertikal dalam
(DVP; deep vertical pocket) yang terbesar pada USG kurang dari 3 cm
atau indeks cairam amnion (AFI; amniotic fluid index) < 5 cm (Iskandar &
Kamila, 2023).
2. Etiologi
• Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui.
Beberapa keadaan berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu
berhubungan dengan obtruksi saluran traktus urinarius janin atau renal
agnesis. Penyebab primer: mungkin oleh karena pertumbuhan amnion
kurang baik. Penyebab sekunder misalnya pada ketuban pecah dini
(premature rupture of the membrane = PROM). Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, PJT,
ketuban pecah dini, kehamilan postterm, insufisiensi plasenta, obat-
obatan (misalnya dari golongan antiprostaglandin) (Iskandar & Kamila,
2023).

• Kelainan kongenital yang paling sering menimbulkan oligohidramnion


adalah kelainan sistem saluran kemih (kelainan ginjal bilateral dan
obstruksi uretra) dan kelainan kromosom (triploidi, trisomi 18 dan 13)
(Iskandar & Kamila, 2023)
3. Manifestasi Klinis
Menurut Iskandar (2023), manifestasi klinis Oligohidramnion yaitu:

a Uterus tampak lebih kecil dari usia kehamilan dan tidak ada ballotemen.

b Ibu merasa nyeri di perut pada setiap pergerakan anak.

c Sering berakhir dengan partus prematurus.

d Bunyi jantung anak sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas.

e Persalinan lebih lama dari biasanya.

f Sewaktu his akan sakit sekali.

g Bila ketuban pecah, air ketuban sedikit sekali bahkan tidak ada yang keluar.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan secara konservatif pada oligohidramnion
menurut Iskandar (2023), meliputi:
a. Tirah baring
b. Pemberian cairan cukup
c. Asupan nutrisi yang seimbang
d. Pemantauan kesejahteraan janin (menghitung gerakan
janin, NST, profilbifisik, velocimetri Doppler)
e. Pengukuran volume cairan amnion dengan
ultrasonografi secara teratur
f. Amniofusi
g. Induksi dan Pelahiran
h. Terminasi kehamilan jika terdapat anomali janin
i. SC jika kemungkinan anomali janin sudah disingkirkan
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang
mungkin muncul pada pasien
Oligohidramnion menurut Standar
Asuhan Keperawatan Indonesia
(2017), yaitu:
a. D.0077 Nyeri Akut
b. D.0142 Risiko Infeksi
c. D.0080 Ansietas
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Data Umum
Inisial klien : Ny. D (30 th) Nama suami : Tn. S (35 th)
Pekerjaan : TNI Pekerjaan : TNI
Pendidikan terakhir : SMA Pendidikan terakhir : SMA
Agama : Islam Agama : ISLAM
Suku bangsa : Aceh
Status perkawinan : Menikah
Alamat : Jl. Sindang No. 64 RT. 001/RW.009 Kota Jakarta

2. Data Umum Kesehatan


a. TB/BB : 165 cm/72 kg f. Diet khusus : Tidak ada
b. BB sebelum hamil : 60 kg g. Alat bantu yang digunakan : Tidak ada
c. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada h. Frekuensi BAK : 8 x/hari
d. Obat-obatan : Vitamin & tablet Fe i. Frekuensi BAB : 1 x/hari
e. Alergi : Tidak ada j. Kebiasaan waktu tidur : Kedua bantal
di sisi badan
3. Data Umum Kebidanan
a. Kehamilan direncanakan : Ya
b. Status obstetrik : G1P0A0 , usia 38 minggu
c. HPHT : 05 – 03 – 2023
Taksiran partus : 12 – 12 – 2023
d. Jumlah anak di rumah : Tidak ada
e. Mengikuti kelas prenatal : Ya
f. Jaminan kunjungan ANC : BPJS Kelas I
g. Masalah kehamilan yang lalu : Tidak ada
h. Masalah kehamilan sekarang : Pasien mengeluh tidak nyaman dan takut
karena keluar air-air dari kemaluannya yang
dirasakan sejak jam 18.00 WIB
i. Rencana KB : Belum
j. Makanan bayi sebelumnya : ASI
k. Pelajaran yang diinginkan : Relaksasi
l. Setelah bayi lahir siapa yang : Suami
diharapkan membantu
m. Masalah dalam persalinan lalu : Tidak ada
Laporan Persalinan
1. Pengkajian Awal
a. Tanggal 04 Desember 2023 jam 14.10
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 128/82 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5℃
Pernafasan : 20 x/menit
c. Pemeriksaan palpasi abdomen
d. Leopold I : Bokong, TFU 2 jari di bawah pusat
e. Leopold II : Punggung dan ekstremitas
f. Leopold III : Kepala
g. Leopold IV : Kepala sudah masuk PAP
h. Hasil pemeriksaan dalam : Belum ada pembukaan
i. Persiapan perineum : Baik
j. Dilakukan klisma : Tidak
k. Pengeluaran pervaginam : Keluar air-air dari vagina
l. Perdarahan pervaginam : Tidak
m. Kontraksi uterus : Frekuensi 2-3x/10 menit, lamanya 1 menit, kekuatan 80–90mmHg
n. Denyut jantung janin : Frekuensi 143 dpm, kualitas kuat, teratur
o. Status janin : Janin presentasi kepala tunggal hidup
2. Kala Persalinan
a. Kala I b. Kala II
1. Mulai persalinan : 05 Desember 2023 1. Kala II dimulai : Tanggal 05 Desember 2023 jam 16.00 WIB
pukul 11.00 WIB 2. Tanda Vital
2. Tanda dan gejala : Keluar rembesan air Tekanan Darah : 110/78 mmHg
dari kemaluan berwarna bening Nadi : 90 x/menit
3. Tanda Vital Suhu : 36,5℃
Tekanan Darah : 120/86 mmHg Pernafasan : 20 x/menit
Nadi : 78 x/menit 3. Lama Kala II : 20 menit
Suhu : 36,6℃ 4. Tanda dan gejala : Pasien mengeluh nyeri
Pernafasan : 20 x/menit 5. Upaya meneran : Tidak ada karena pasien dibius untuk
4. Lama Kala I : 5 jam tindakan SC
5. Keadaan psikososial : Cemas 6. Keadaan psikososial : Gelisah
6. Kebutuhan khusus : Ingin di damping suami 7. Kebutuhan khusus : Ingin di damping suami
7. Tindakan : Induksi 8. Tindakan : Sectio Caesarea
8. Pengobatan : Santocyn
9. Observasi kemajuan : Pasien tidak kuat untuk
dilanjutkan induksi sehingga akan dilakukan tindakan
Sectio Caesarea untuk pengeluaran janin.
c. Catatan Kelahiran d. Kala III

1. Bayi lahir jam : 16.20 WIB 1. Tanda dan gejala : Bayi telah lahir sebelum plasenta

2. Nilai APGAR menit I : 8 Menit V : 10 2. Plasenta lahir jam : 16.30 WIB

3. Perineum : Utuh 3. Cara lahir plasenta : Plasenta diambil saat SC

4. Bonding ibu dan bayi : Kontak kulit 4. Karakteristik plasenta

5. Tanda Vital Ukuran diameter : 22 cm

Tekanan Darah : 128/85 mmHg Panjang tali pusat : 50 cm

Nadi : 86 x/menit Jumlah pembuluh darah : 2 arteri 1 vena

Suhu : 36,5℃ Kelainan : Tidak ada

Pernafasan : 20 x/menit 5. Perdarahan : Tidak ada

6. Pengobatan :- 6. Keadaan psikososial : Baik

7. Kebutuhan khusus : Ingin didampingi suami

8. Tindakan : Sectio Caesarea

9. Pengobatan :-
e. Kala IV f. Bayi

1. Mulai jam : 16. 40 WIB 1. Bayi lahir tanggal/jam : 05 Desember 2023 jam 16.20 WIB

2. Tanda Vital 2. Jenis kelamin : Laki-laki

Tekanan Darah : 120/90 mmHg 3. Nilai APGAR : 10

Nadi : 80 x/menit 4. BB/PB/Lingkar kepala : 2.820 gr / 47 cm / 34 cm

Suhu : 36,5℃ 5. Karakteristik khusus : Rambut lebat

Pernafasan : 20 x.menit 6. Kaput : Tidak ada

3. Kontraksi uterus : Baik 7. Suhu : 36,2℃

4. Perdarahan : Tidak ada 8. Anus : Berlubang

5. Bonding ibu dan bayi : Metode kanguru dan IMD 9. Perawatan tali pusat : Ya

6. Tindakan :- 10. Perawatan mata : Salep mata


B. Analisa Data
No Hari/Tanggal/Jam Symptom Etiologi Problem

DS:
1) Pasien mengeluh tidak nyaman dan takut karena keluar air-air
dari kemaluannya yang dirasakan sejak jam 18.00 WIB
DO:
Selasa,
1) Gelisah Gangguan Adaptasi
1 05/12/2023 Gangguan Rasa Nyaman
2) Tanda-tanda vital Kehamilan
08.00 WIB
Tekanan Darah : 128/82 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Suhu : 36,5℃
Pernapasan : 20 x/menit

DS:
1) Pasien mengeluh tidak nyaman dan takut karena keluar air-air
dari kemaluannya yang dirasakan sejak jam 18.00 WIB
Selasa,
DO: Ketuban pecah
2 05/12/2023 Risiko Infeksi
1) Tampak adanya rembesar air berwarna bening dari kemaluan sebelum waktunya
08.00 WIB
dengan bau amis
2) Usia kehamilan 38 minggu
3) Kondisi amnion pecah dini

DS:
Selasa, 1) Pasien mengeluh takut karena keluar air-air dari kemaluannya
3 05/12/2023 DO: Krisis Situasional Ansietas
08.00 WIB 1) Tampak gelisah
2) Tegang
C. Diagnosis Keperawatan
Prioritas diagnosis keperawatan:
1. D.0074 Gangguan Rasa Nyaman
b.d Gangguan adaptasi
kehamilan d.d Mengeluh tidak
nyaman dan tampak gelisah.
2. D.0142 Risiko Infeksi d.d Ketuban
pecah sebelum waktunya
3. D.0080 Ansietas b.d Krisis
Situasional d.d Merasa khawatir
dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, gelisah dan tegang.
D. Intervensi Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
No DX Hari/Tgl/Jam Intervensi (SIKI) TTD/Nama
(SLKI)

Manajemen Nyeri
Observasi
Setelah dilakukan asuhan 1) Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
keperawatan diharapkan 2) Identifikasi skala nyeri
Status Kenyamanan 3) Identifikasi respon nyeri non verbal
Selasa,
meningkat Terapeutik
I 05/12/2023
Kriteria Hasil: 4) Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (massage
08.00 WIB
1) Keluhan tidak nyaman punggung dan massage efflurage)
menurun Edukasi
2) Gelisah menurun 5) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
6) Kolaborasi pemberian analgetic

Pencegahan Infeksi
Observasi
1) Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik
Setelah dilakukan asuhan Terapeutik
keperawatan diharapkan 2) Batasi jumlah pengunjung
Selasa,
Tingkat Infeksi menurun. 3) Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
II 05/12/2023
Kriteria hasil: pasien
08.00 WIB
1) Kemerahan menurun Edukasi
2) Nyeri menurun 4) Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
Kolaborasi
6) Kolaborasi pemberian imunisasi
Reduksi Ansietas
Observasi
1) Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
Setelah dilakukan nonverbal)
asuhan keperawatan Terapeutik
diharapkan Tingkat 2) Pahami situasi yang membuat ansietas
Selasa, Ansietas menurun. Edukasi
III 05/12/2023 Kriteria hasil: 3) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis,
08.00 WIB 1) Perilaku gelisah pengobatan, dan prognosis
menurun 4) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
2) Pola tidur Jika perlu
membaik 5) Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
6) Kolaborasi pemberian obat antiansietas
E. Implementasi
No DX Hari/Tgl/Jam Implementasi Respon Hasil TTD/Nama

S: Pasien mengeluh tidak nyaman karena keluar air-air dari kemaluannya


O: Tampak gelisah
1) Mengidentifikasi ketidaknyamanan
yang dirasakan pasien
S: Pasien mengatakan perutnya terasa mulas-mulas
2) Mengidentifikasi respon nyeri non
O: Tampak gelisah
verbal
Selasa,
3) Memberikan massage punggung
I 05/12/2023 S: Pasien mengatakan massage punggung dan massage efflurage membuatnya merasa
dan massage efflurage untuk
08.00 WIB lebih nyaman
mengurangi rasa nyeri
O: Pasien diberikan massage punggung dan massage efflurage untuk mengurangi
4) Mengajarkan teknik
rasa nyeri
nonfarmakologis nafas dalam untuk
mengurangi rasa nyeri
S: Pasien mengatakan teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri
O: Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam

S: Pasien mengatakan keluar air-air dari kemaluan berbau amis dan perut terasa mulas
O: Amnion tampak pecah sebelum waktunya
1) Memonitor tanda dan gejala infeksi
S: -
lokal dan sistematik
O: Pengunjung telah dibatasi untuk mencegah infeksi yang bersumber dari luar
2) Membatasi jumlah pengunjung
Selasa,
3) Mencuci tangan sebelum dan
II 05/12/2023 S: -
sesudah kontak dengan pasien dan
10.00 WIB O: Petugas kesehatan slalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan
lingkungan pasien
pasien dan lingkungan pasien
4) Menjelaskan tanda dan gejala
infeksi
S: Pasien dan keluarga mengatakan sudah faham tentang tanda dan gejala infeksi
setelah diberikan penjelasan oleh perawat
O: Pasien telah diberikan edukasi tentang tanda dan gejala infeksi
S: Pasien mengatakan takut mengalami hal buruk terhadap bayi dalam kandungannya
akibat ketuban yang pecah sebelum waktunya
O: Tampak gelisah

1) Memonitor tanda-tanda
S: Pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan pertamanya sehingga takut terjadi
ansietas (verbal dan
hal-hal yang tidak diinginkan
nonverbal)
O: Tampak tegang
2) Memahami situasi yang
membuat ansietas
Selasa, S: Pasien mengatakan sudah faham mengenai diagnosis dan prosedur yang akan
3) Menjelaskan tentang diagnosis
III 05/12/2023 dijalani serta percaya dengan petugas kesehatan yang akan membantu dalam proses
dan pengobatan yang akan
11.00 WIB persalinannya
dijalani
O: Pasien telah diberikan penjelasan mengenai diagnosis dan prosedur yang harus
4) Menganjurkan keluarga untuk
dijalani
tetap bersama pasien
5) Melatih teknik relaksasi nafas
S: Pasien mengatakan ingin slalu didampingi suaminya
dalam
O: Suami dan keluarga pasien tampak slalu disamping pasien

S: Pasien mengatakan teknik relaksasi nafas dalam membuatnya sedikit lebih rileks
O: Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
F. Evaluasi

No DX Hari/Tgl/Jam Evaluasi TTD/Nama

S:
1) Pasien mengeluh tidak nyaman karena keluar air-air dari kemaluannya
2) Pasien mengatakan perutnya terasa mulas-mulas
3) Pasien mengatakan massage punggung dan massage efflurage membuatnya merasa lebih nyaman
Selasa, 4) Pasien mengatakan teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa nyeri
I 05/12/2023 O:
16.00 WIB 1) Tampak gelisah
2) Pasien diberikan massage punggung dan massage efflurage untuk mengurangi rasa nyeri
3) Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam
A: Gangguan rasa nyaman belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi post natal care

S:
1) Pasien mengatakan keluar air-air dari kemaluan berbau amis dan perut terasa mulas
2) Pasien dan keluarga mengatakan sudah faham tentang tanda dan gejala infeksi setelah diberikan penjelasan
oleh perawat
Selasa, O:
II 05/12/2023 1) Amnion tampak pecah sebelum waktunya
16.00 WIB 2) Pengunjung telah dibatasi untuk mencegah infeksi yang bersumber dari luar
3) Petugas kesehatan slalu mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
4) Pasien telah diberikan edukasi tentang tanda dan gejala infeksi
A: Risiko infeksi belum teratasi
P: Lanjutkan intervensi post natal care
S:
1) Pasien mengatakan takut mengalami hal buruk terhadap bayi dalam
kandungannya akibat ketuban yang pecah sebelum waktunya
2) Pasien mengatakan saat ini merupakan kehamilan pertamanya
sehingga takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
3) Pasien mengatakan sudah faham mengenai diagnosis dan prosedur
yang akan dijalani serta percaya dengan petugas kesehatan yang
akan membantu dalam proses persalinannya
4) Pasien mengatakan ingin slalu didampingi suaminya
5) Pasien mengatakan teknik relaksasi nafas dalam membuatnya sedikit
Selasa,
lebih rileks
III 05/12/2023
16.00 WIB
O:
1) Tampak gelisah
2) Tampak tegang
3) Pasien telah diberikan penjelasan mengenai diagnosis dan prosedur
yang harus dijalani
4) Suami dan keluarga pasien tampak slalu disamping pasien
5) Pasien mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam

A: Ansietas teratasi
P: Intervensi dihentikan
Pembahasan
A. Pengkajian
Penulis melakukan pengkajian bertujuan untuk mendapatkan data aktual pada
pasien. Menurut penulis, data yang didapatkan dari pasien sebagian besar
sama dengan tanda dan gejala yang muncul pada teori. Pada saat dilakukan
pengkajian, didapatkan Pasien mengeluh tidak nyaman dan takut karena keluar
air-air dari kemaluannya dan gelisah.
Keluhan tersebut tidak sesuai dengan penelitian Iskandar (2023) bahwasanya
tanda gejala pada ibu hamil dengan Oligohidramnion yang mengalami ketuban
pecah dini muncul tanda gejala keluar cairan amnion dari kemaluan. Pada
penderita oligohidramnion memiliki jumlah air ketuban yang lebih sedikit dari
normal sehingga jika mengalami ketuban pecah dini perlu segera dilakukan
induksi atau section caesarea.
B. Diagnosis Keperawatan
• Hasil pengkajian didapatkan data bahwa pasien mengeluh tidak nyaman
dan takut karena keluar air-air dari kemaluannya yang dirasakan sejak jam
18.00 WIB, gelisah, Tekanan Darah 128/82 mmHg, Nadi 88 x/menit, Suhu
36,5℃, Pernafasan 20 x/menit, tampak keluar cairan amnion.
• Berdasarkan hasil pengkajian terhadap pasien, diagnosis keperawatan
yang ditemukan sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI) yaitu Gangguan Rasa Nyaman, Risiko Infeksi dan Ansietas. Diagnosis
keperawatan yang muncul tersebut sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Melzana (2023).
C. Intervensi Keperawatan
• Intervensi adalah suatu perencanaan yang dipertimbangkan secara mendalam untuk

memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Berdasarkan diagnosis keperawatan utama

Gangguan Rasa Nyaman penulis menyusun intervensi sesuai dengan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu dengan manajemen nyeri. Intervensi keperawatan yang

diberikan pada pasien dilakukan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil keluhan tidak nyaman

dan gelisah menurun. Intervensi yang disusun terdiri dari Observasi yaitu identifikasi lokasi,

karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri; identifikasi skala nyeri; identifikasi

respon nyeri non verbal, terapeutik yaitu berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi

rasa nyeri (mis. TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,

teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat atau dingin, terapi bermain), dan edukasi yaitu

ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.


• Diagnosis keperawatan kedua yaitu Risiko Infeksi penulis menyusun intervensi sesuai dengan Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu dengan pencegahan infeksi. Intervensi keperawatan yang

diberikan pada pasien dilakukan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil kemerahan dan nyeri menurun.

Intervensi yang disusun terdiri dari observasi yaitu monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistematik,

terapeutik yaitu batasi jumlah pengunjung dan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien

dan lingkungan pasien, serta edukasi yaitu jelaskan tanda dan gejala infeksi dan anjurkan meningkatkan

asupan nutrisi.

• Diagnosis keperawatan ketiga yaitu Ansietas penulis menyusun intervensi sesuai dengan Standar

Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yaitu dengan reduksi ansietas. Intervensi keperawatan yang

diberikan pada pasien dilakukan selama 1 x 24 jam dengan kriteria hasil gelisah dan tegang menurun. ervensi

yang disusun terdiri dari observasi yaitu monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal), terapeutik

yaitu pahami situasi yang membuat ansietas, dan edukasi yaitu informasikan secara faktual mengenai

diagnosis, pengobatan, dan prognosis; anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jika perlu serta latih

teknik relaksasi.
D. Implementasi
• Implementasi keperawatan merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat
untuk membantu klien dari status masalah kesehatan menuju status kesehatan yang

lebih baik. Status kesehatan yang lebih baik tersebut dilihat dari hasil evaluasi atau
kriteria hasil yang diharapkan.
• Perawat salah satu penyedia pelayanan kesehatan memainkan peran penting dalam

aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif pada pasien untuk mencegah
terjadinya komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu, untuk memperbaiki kondisi pasien
dengan masalah gangguan rasa nyaman, risiko infeksi serta ansietas diperlukan
penatalaksanaan yang tepat oleh tenaga medis termasuk perawat yang merupakan
pemberi asuhan keperawatan secara holistik sesuai dengan rencana keperawatan yang
telah disusun.
E. Evaluasi
• Setelah diberikan implementasi keperawatan pada diagnosis
keperawatan Gangguan Rasa Nyaman didapatkan hasil pasien
mengeluh tidak nyaman karena keluar air-air dari kemaluannya, pasien
mengatakan perutnya terasa mulas-mulas, pasien mengatakan
massages punggung membuatnya merasa lebih nyaman, pasien
mengatakan teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi rasa
nyeri, tampak gelisah, pasien diberikan massages punggung untuk
mengurangi rasa nyeri, pasien mampu melakukan teknik relaksasi
nafas dalam. Dari data tersebut disimpulkan bahwa Gangguan rasa
nyaman belum teratasi sehingga dilanjutkan intervensi post natal care
karena pasien melakukan persalinan dengan Sectio Caesarea.
• Setelah diberikan implementasi keperawatan pada diagnosis
keperawatan Risiko Infeksi didapatkan hasil pasien mengatakan keluar

air-air dari kemaluan berbau amis dan perut terasa mulas, pasien dan
keluarga mengatakan sudah paham tentang tanda dan gejala infeksi
setelah diberikan penjelasan oleh perawat, amnion tampak pecah
sebelum waktunya, pengunjung telah dibatasi untuk mencegah infeksi
yang bersumber dari luar, petugas kesehatan selalu mencuci tangan
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
dan pasien telah diberikan edukasi tentang tanda dan gejala infeksi.
Dari data tersebut disimpulkan bahwa Risiko Infeksi belum teratasi
sehingga dilanjutkan intervensi post natal care karena pasien
melakukan persalinan dengan Sectio Caesarea.
Kesimpulan
• Oligohidramnion merupakan sebagai volume cairan amnion yang secara patologis
berjumlah sedkit menurut usia gestasionalnya. Oligohidramnion ditandai ketika kantung

vertikal dalam (DVP; deep vertical pocket) yang terbesar pada USG kurang dari 3 cm
atau indeks cairam amnion (AFI; amniotic fluid index) < 5 cm.
• Penyebab pasti terjadinya oligohidramnion masih belum diketahui. Beberapa keadaan
berhubungan dengan oligohidramnion hampir selalu berhubungan dengan obtruksi
saluran traktus urinarius janin atau renal agnesis. Penyebab primer: mungkin oleh
karena pertumbuhan amnion kurang baik. Penyebab sekunder misalnya pada ketuban

pecah dini (premature rupture of the membrane = PROM). Beberapa keadaan yang
dapat menyebabkan oligohidramnion adalah kelainan kongenital, PJT, ketuban pecah
dini, kehamilan postterm, insufisiensi plasenta, obat-obatan (misalnya dari golongan

antiprostaglandin).
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai