Bahan Tayang Pelatihan Dokter Baru Utd Gel 1 Fix
Bahan Tayang Pelatihan Dokter Baru Utd Gel 1 Fix
Tanggal Pelatihan :
Nama Pelatihan :
Nama : Instansi :
Salinan No : MASTER
D A F T AR ISI
JUDUL ................................................................................................................................................................................ i
Pengantar ........................................................................................................................................................................... 1
Jadwal ................................................................................................................................................................................ 5
Tujuan
c. Melaksanakan Pengelolaan /Pengolahan Komponen Darah Donor
(Komponen)
Keterangan:
• T = Teori (Klasikal)
• P = Penugasan (Klasikal)
• PL = Praktik Lapangan (Klasikal)
• SM = Sinkronus Maya adalah
pembelajaran yang terjadi dalam situasi
tatap muka langsung antara fasilitator
dan peserta di kelas vitrual, dalam waktu
bersamaan di tempat yang berbeda.
• AK= Asinkronus Kolaboratif adalah
pembelajaran berupa penugasan yang
diberikan secara online dengan
penyelesaian penugasan di luar kelas
virtual.
• PM = Praktek Mandiri adalah metode
pembelajaran observasi/praktik
lapangan yang dilakukan secara mandiri
di tempat kerja masing-masing peserta
dengan bimbingan secara virtual oleh
fasilitator.
• Kelas adalah pembelajaran yang
dilakukan dengan tatap muka langsung di
kelas.
1. Apabila peserta baru mendapatkan vaksinasi dosis kedua maka wajib menunjukan hasil
negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 1x24 jam sebelum
kedatangan atau hasil negatif test PCR yang sampelnya diambil dalam kurun waktu 3x24
jam sebelum kedatangan
2. Apabila peserta sudah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster) maka tidak wajib
menunjukan hasil negatif rapid test antigen maupun hasil negatif test RT-PCR
3. Membawa surat tugas pelatihan 2 rangkap asli
4. Membawa Pas Foto 4x6 latar belakang merah berbaju putih dan berdasi rangkap 4
5. Mengikuti SWAB Antigen/PCR yang disediakan oleh panitia.
KEBIJAKAN
PELAYANAN DARAH
DI INDONESIA
OUTLINE
• PENDAHULUAN
• KEBIJAKAN PELAYANAN DARAH
• KEGIATAN PELAYANAN DARAH
– Kegiatan terkait donor
– Pengambilan darah donor
– Pengamanan darah
– Pengolahan darah
– Penyimpanan darah
– Distribusi Darah
– Pencatatan pelaporan
• PROGRAM UTAMA PMI
• STRUKTUR UTD PMI Pusat
• PENUTUP
PENDAHULUAN
• Darah adalah asset nasional
• Pelayanan darah merupakan bagian penting dari pelayanan kesehatan modern
• Tujuan pelayanan darah (UTD) adalah menyediakan darah yang aman dan
berkualitas
• Pelayanan transfusi darah (RS) adalah salah satu upaya kesehatan dalam rangka
penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, yang membutuhkan
ketersediaan darah atau komponen darah yang cukup, aman, mudah diakses
dan terjangkau oleh masyarakat.
• Strategi pelayanan darah nasional/Internasional:
– Terorganisir dg baik dan terkoordinasi secara nasional
– Darah diambil dari donor darah sukarela tanpa pamrih asal kelompok resiko
rendah
– Semua kantong darah diperiksa keamanan darah, meliputi pemeriksaan IMLTD
dan Serologi golongan darah
– Semua kantong darah diolah menjadi beberapa komponen darah,
– distribusikan dengan rantai dingin yang tepat ke BDRS
– Digunakan dengan tepat sesuai dengan kebutuhan pasien dan atas indikasi
3
medis Kebijakan Pelay darah 2022
PENDAHULUAN
• Saat ini perkembangan pelayanan darah/blood
program sangatlah cepat sekali
• WHOmemberiperhatian lebih terhadapkegiatan pelayanan
darah, sehingga ada bagian khusus yaitu blood safety
• Otomatis tantangan peningkatan keamanan dan kualitas
pelayanan darah juga semakin meningkat
• Di Indonesia, dasar hukum terkait pelayanan darah
juga sudah lengkap
PENDAHULUAN
Pelayanan darah di Indonesia dilakukan oleh (Data 2020):
– 227 UTD PMI ( 1 UTD PMI Pusat dan 226 UTD PMI
Propinsi, Kab/Kota), Laporan tahun 2020 memenuhi
kebutuhan darah di Indonesia sekitar 90% (WHO: 2%
dari jumlah penduduk)
– Saat ini sudah 18 UDD PMI yang tersertifikasi CPOB
PMI mengeluarkan peraturan terkait UTD dalam Peraturan
Organisasi untuk UTD:
•PO No 003/POPP. PMI/VIII/2020 Tentang UDD PMI
merujuk kepada aturan pemerintah
•Undang-undang Kepalangmerahan No 1 tahun 2018
8
Kebijakan Pelay darah 2022
PENDAHULUAN
PERATURAN PEMERINTAH TERKAIT PELAYANAN DARAH
1. UU 36/2009 tentang Kesehatan
2. PP 7/2011 tentang Pelayanan Darah
3. PERMENKES 83/2014 tentang UTD, BDRS dan Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
4. PERMENKES 91/2015 tentang Standar Pelayanan Transfusi Darah
5.PERMENKES 92/2015 tentang Juknis Pelaksanaan Program Kerja Sama Antara
PUSKESMAS, UTD & RS dalam Pelayanan Darah untuk Menurunkan Angka Kematian
Ibu
6.PERKA BPOM 10/2017 tentang Penerapan Pedoman CPOB untuk UTD & Pusat
Plasmaferesis (UTD harus tersertifikasi CPOB/GMP, utamanya bila ingin produk
plasmanya digunakan untuk fraksinasi plasma)
7.Permenkes 15/2019 tentang Fraksionasi Plasma ((Revisi dari Permenkes 72/2015)
8.Direktorat Akreditasi dan Mutu Kemenkes menyusun dan menyiapkan format
akreditasi Blood establishment/Pelayanan darah yang dilaksanakan UTD
PMI mendapatkan tugas melaksanakan pelayanan darah berdasarkan peraturan
pemerintah diatas2
36
9
PERMENKES No 83/2014
• Berisi mengenai UTD, BDRS dan Jejaring Pelayanan Transfusi
Darah
• Terdiri 70 pasal
• Disertai lampiran yg membahas mengenai Persyaratan
Bangunan, sarana dan prasarana, peralatan dan bahan habis
pakai, SDM, di UTD/BDRS sesuai kemampuan pelayanan
• Dalam Permenkes hanya disebut UTD tanpa menyebutkan
siapa penyelenggaranya, karena berlaku untuk seluruh UTD
baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah atau PMI tidak membedakan siapa
penyelenggaranya
Kebijakan Pelay darah 2022 12
UTD Kab/Kota:
– UTD Kab/Kota ditetapkan dan diberi ijin oleh Walikota/Bupati
– UTD Kab/Kota minimal berkelas Pratama
– UTD Kab/Kota memiliki tugas pelayanan darah
– Pemerintah daerah kota/kab bertanggung jawab terhadap pembiayaan
penyelenggaraan pelayanan darah pada tingkat kota/kab
10 BAB
PO No
001/PO/PP.PMI/I/2016
50 Pasal
PO NO 18 BAB
003/PO/PP.PMI/V Terdiri
dari:
III/2020 62 Pasal
1 Ketentuan Umum
7 Aset dan Logistik 13 Kerjasama
3
Pendirian, Kedudukan,
Struktur dan Tugas
9 Audit 15 Pengawasan
4 10 16
Kepala Unit Donor
Darah PMI Monitoring & Evaluasi Larangan & Sanksi
5
Pegawai Unit Donor
Darah PMI
11
Perlindungan Hukum
17 Ketentuan Peralihan
6 Pengelolahan
Keuangan
12 Pelayanan Unit Donor
Darah PMI
18 Ketentuan Penutup
PO NO
003/PO/PP.PMI/V Tujuan Pengerahan & pelestarian pendonor darah, penyediaan &
pengolahan darah dan/atau komponen darah, pendistribusian darah
I II/2020 , menyelenggarakan pelayanan darah, memudahkan akses informasi
003/PO/PP.PM • Pada Wilayah khusus , UDD Kab/ Kota berfungsi sebagai Pengumpul
, UDD Prop sebagai coordinator
I/VIII/2020 • Daerah terpencil, kepulauan, perbatasan dapat didirikan UDD PMI
Pasal 13 : Kedudukan •
•
UDD PMI berkedudukan di bawah Pengurus PMI
UDD PMI dipimpin oleh seorang Ka UDD , dibantu Wkl Ka
• UDD Pusat
Pasal 14 : Struktur • UDD Prov dan
• UDD Kab/Kota
Pasal : 19-23
• Syarat ka UDD
• Pengangkatan & diberhentikan
• Tugas
• Pemberhentian Ka UDD
• Memiliki STR
PASAL 44 -53
Standarisasi Pel UDD
tdd: Yang ada di PO terdahulu
Regionalisasi
o Kegiatan Regionalisasi terpisah
Jejaring logistik ( 43)
Rekruitmen donor
o
o Pembinaan (44)
o SIMDONDAR ( 41)
Penyediaan &
PO NO Pendistribusian
003/PO/PP.PMI darah
/VIII/2020 Pengadaan barang &
jasa
SIMDONDAR
BPBD
Fraksionasi Plasma &
Penghargaan Donor
Kebijakan Pelay darah 2022 24
PASAL 44 -53
Standarisasi Pel UDD tdd:
Yang ada di PO terdahulu
Regionalisasi
o Kegiatan Regionalisasi
terpisah
Rekruitmen donor o Jejaring logistik ( 43)
o Pembinaan (44)
Penyediaan & o SIMDONDAR(41)
PO NO Pendistribusian
003/PO/PP.PM darah
I Pengadaan barang &
/VIII/2020 jasa
SIMDONDAR
BPBD
Fraksionasi Plasma &
Penghargaan Donor
Kebijakan Pelay darah 2022 25
Donor darah merupakan satu diantara kegiatan Kepalangmerahan PMI, yang ada dalam UU No 1/
tahun 2018, merupakan penegasan dukungan pemerintah. Yang dijabarkan dalam Peraturan
Organisasi PMI No 003/PO/PP.PMI/VIII/2020 tentang Unit Donor Darah PMI .
PELAYANAN DARAH
DI INDONESIA
PELAYANAN DARAH
• Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang
terdiri dari serangkaian kegiatan mulai dari:
– Pengerahan dan pelestarian donor
– Pengambilan darah Dilakuk
– Pengamanan darah an di
– Pengolahan komponen darah UDD
– Penyimpanan darah
– Pendistribusian darah dan tindakan medis pemberian darah
Dilakuk
an di
kepada resipien untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
BDRS pemulihan kesehatan
BLOOD ESTABLISHMENT
Kebijakan Pelayanan Darah 2022 2
TANTANGAN
Tantangan pelayanan darah saat ini:
1. Pelaksanaan Manajemen Kualitas pada pelayanan darah
• Blood establishment sesuai dengan GMP/CPOB Standar Pelayanan
Transfusi Darah Akreditasi UDD PMI
• Blood Product sesuai dengan GMP/CPOB Perka BPOM untuk Blood Product
Bila ingin menyiapkan bahan baku untuk fraksionasi plasma , harus tersertifikasi
CPOB dari BPOM Tuntutan kualitas plasma dari fraksionator
2. Sistem KONSOLIDASI, regionalisasi
3. Tuntutan keamanan dan kualitas dari klinisi, RS dan pengguna darah:
• NAT
• Apheresis
• Kantong dengan sample pouch
• Kantong berfilter (inline maupun bedside)
Penilaian Akreditasi GMP oleh institusi yang ditetapkan dan ditunjuk
oleh pemerintah (Kemenkes) WAJIB untuk semua UDD/UTD di
Indonesia
Kebijakan Pelayanan Darah 2022 3
PELAYANAN DARAH
Sistem pengelolaan darah di Indonesia
Plasma
BLOOD ESTABLISHMENT
Untuk transfusi di RS
Sentrifugasi
Lebihan plasma
menjadi limbah
Donor
BLOOD PRODUCT
(Fraksionasi plasma)
KEBIJAKAN NASIONAL
Sesuai dengan aturan/dasar hukum mengenai Pelayanan
Darah yang ditetapkan oleh Pemerintah dan PMI:
1. Menekankan bahwa pelaksanaan penyelenggaraan
pelayanan darah harus sesuai dengan standar yang
ditetapkan agar produksinya berKUALITAS dan AMAN
2. Harus dilakukan oleh tenaga yang kompeten
3. Diproduksi dan dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan klinik (dokter pengguna komponen darah)
dengan memperhatikan parameter spesifikasinya
4. Dapat dikenakan sanksi bila melanggar
PELAYANAN DARAH
Sumber:WHO/EMP/GSM/AP/Bloodproducts/
Kebijakan Pelayanan Darah 2022 DraftPHI/Speakers/26/07/12 8
• Rekrutmen donor :
– Motivasi masyarakat menjadi donor
– Melalui KIE berupa ceramah, kampanye, sosialisasi
informasi mll media cetak dan elektronik
• Pelestarian donor:
– Mengupayakan donor sukarela menjadi donor reguler
– Melalui kegiatan penghargaan donor, World Blood
Donor Day (14 Juni), saresehan donor, dll
• Peningkatan jumlah donasi menjadi program semua PMI
Propinsi dan Kab/Kota
23 UDD di Jabar
357.965 kantong
(16,7% Donasi Total) 21 UDD PMI di Bali, NTB,NTT
125.347 kantong
41 UDD di Jateng & DIY (4,2% Donasi Total)
635.749 kantong
(21,2% Donasi Total)
11
Kebijakan Pelayanan Darah 2022 11
Privasi
Anamnesa
Cek form kesehatan
Menjawab pertanyaan donor
14
14
Kebijakan Pelayanan Darah 2022
15
Kebijakan Pelayanan Darah 2022
KEAMANAN DARAH
A. Pemeriksaan golongan darah ABO dan Rhesus wajib dilakukan
KONFIRMASI GOLONGAN DARAH
B. Uji saring antibodi golongan darah pada darah donor
16
Kebijakan Pelayanan Darah 2022
KEAMANAN DARAH
C. UJI SARING INFEKSI
• Rekomendasi WHO/Standar Penyediaan Darah, Uji saring IMLTD
Setiap kantong darah harus diuji saring terhadap IMLTD: TPHA, HBsAg,
Anti-HIV dan Anti-HCV individual testing, tidak boleh pooling, serta
tidak boleh berurutan
• Pemeriksaan NAT untuk memperpendek window periode, Sdh dilakukan
di beberapa UDD PMI (dan bbrp UDD melakukan konsolidasi
pemeriksaan)
• Reagensia yang digunakan harus memiliki Sensitifitas > 99,8%, Spesifisitas >
98%
– Reagen harus sudah terdaftar di Kemenkes, ada rekomendasi Internasional,
WHO
– Reagen sudah dievaluasi, lulus dan direkomendasikan oleh LRN/UDDP
PMI
– Reagen mempunyai kontrol internal dari Kit dan ada sampel untuk PMI
(pemantapan Mutu Internal)
– Sudah disosialisasikan dan dilatihkan
• Hanya darah yang non reaktif yang boleh ditransfusikan
• Notifikasi Donor (PP N0.7/2011) harus melalui uji konfirmasi dan
informed consent donor 17
Kebijakan Pelayanan Darah 2022
BLOOD COMPONENT
PROCESSING
2.991.485 kantong darah
17% is used as Whole Blood
Plasma 10-20%
PRC 100% +
FFP 5% + TC 11,4%
The Remain Plasma that IRC
BCs disposed in 2016: 93.000
(AHF) 0,6% liters (5 Big BCs) 119
9
Kebijakan Pelayanan Darah 2022
PENYIMPANAN DARAH
V. PENDISTRIBUSIAN DARAH
• Harus sistim tertutup : dari UDD langsung ke BDRS
• Menggunakan cold box
PERMINTAAN DARAH
V
X
Pemeriksaan Pre-transfusi:
Form Permintaan darah
Memeriksa kecocokan darah
antara pasien dg donor.
•Pemeriksaan gol darah
pasien/donor
•Pemeriksaan uji saring antibodi
pasien
•Uji silang serasi
Kebijakan Pelayanan Darah 2022 Sampel disimpan selama 7 hari 22
SISTIM PENCATATAN/PELAPORAN
PELAYANAN DARAH
• Setiap UDD PMI membuat sistem pencatatan/dokumentasi setiap kegiatan
yang dilakukan dan membuat sistem pelaporan Kegiatan Pelayanan Darah
yang ditujukan ke UDD PMI Pusat dan pengurus PMI secara berjenjang
• UDD Pusat/PMI Pusat membuat Laporan ke Kemkes
• Laporan meliputi:
– Kondisi gedung, ketenagaan, peralatan
– Kegiatan teknis meliputi jumlah donasi, ratio donasi, produksi komponen,
permintaan darah, distribusi darah dan hemovigilance
• Saat ini telah dikembangkan SIM Donor Darah PMI (SIMDONDAR) UDD
yang sudah menerapkan SIMDONDAR langsung dapat mengirimkan data
ke UDDP (terupdate langsung), sdh diterapkan di 123 UDD PMI
• KARTU DONOR NASIONAL menggunakan QR Code
PROGRAM UTAMA
PELAYANAN DARAH PMI
Strategic Goal of IRC Blood Services for all IRC BCs (2019-2024):
Increasing the safe, accessible, and high quality blood supply for all over
Indonesia (all IRC BCs)
PROGRAM UTAMA
Terdapat beberapa program utama Pengurus Pusat PMI yang secara teknis harus
dilakukan oleh UDD PMI Pusat dan didukung serta dilaksanakan oleh UDD PMI
seluruh Indonesia beserta Pengurus PMI terkait, Program Utama tersebut adalah:
1. Fraksionasi Plasma
2. Pabrik Kantong Darah
3. Nasionalisasi Program SIMDONDAR
4. Penerapan system Konsolidasi Regionalisasi berdasarkan Mapping UDD PMI
seluruh Indonesia untuk mengetahui:
• Kemampuan Unit Donor Darah yang sesuai dengan standar nasional
• Kemampuan SDM dan sarana prasarana
• Ketersediaan darah yang aman, terjangkau & berkualitas di semua UDD
• Pelaksanaan Sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi
• Darah terdistribusi sesuai kebutuhan RS melalui jejaring pelayanan
penyediaan darah
FRAKSIONASI PLASMA
PEMBIAYAAN UTD
• Dalam hal aspek pembiayaan, perlu disosialisasikan bagaimana cara
menghitung unit cost pengolahan darah.
• Biaya Pengganti Pengolahan Darah yang ada selama ini dirasakan sudah
waktunya untuk ditinjau ulang dikarenakan sudah berkembangnya
pelayanan darah: kenaikan harga beberapa sarana dan prasarana, NAT,
Aferesis, kantong berfilter, uji saring antibodi dll
• UDD Pusat PMI sudah menghitung besaran ‘Unit Cost’ terbaru dan
hasilnya akan menjadi rekomendasi kepada Pemerintah melalui
Kementerian Kesehatan
• Selain itu masih banyaknya permasalahan pembayaran BPPD ini oleh RS,
kaitannya dengan Pembayaran dari RS dan BPJS yang menyebabkan
kendala dalam pelaksanaan dan peningkatan kualitas pelayanan Darah di
UDD PMI
• NIB
• NPWP/Pajak
kebijakan pelayanan darah 2022 9
PENGALOKASIAN BIAYA
MENURUT KEGIATAN UDD
Head of CBTS
Regional I
- Sumatera
- DKI. Jakarta
- Banten
PENUTUP
• Dengan adanya berbagai aturan terkait pelayanan darah dari
Pemerintah maupun PMI maka UDD ditantang untuk meningkatkan
kualitas, efektifitas dan efisiensi pelayanan dan produk darah
• Tujuan Kebijakan pelayanan darah UDD PMI adalah untuk
meningkatkan kualitas dan keamanan darah Nasional
• UDD dengan didukung oleh Pengurus PMI pada tingkatannya
masing-masing, harus meningkatkan kualitas pelayanan
darahnya.
• PMI dituntut Tugas dan Tanggung jawab untuk membantu UDD di
wilayahnya dalam meningkatkan kualitas pelayanan penyediaan
darah dengan melakukan ADVOKASI kepada Pemerintah setempat
PENUTUP
• Seluruh rangkaian kegiatan pelayanan darah harus
dilaksanakan sesuai dengan standar, efektif dan efisien
(Blood establishment)
• Penggunaan Darah untuk transfusi harus
mempertimbangkan keamanan pasien
• Sisa Pengolahan darah yang tidak terpakai untuk transfusi
darah baik berupa FFP maupun Plasma dapat diolah
menjadi Produk darah (BLOOD PRODUCT) dengan cara
Fraksionasi Plasma sehingga dapat dapat diolah menjadi
berbagai produk darah: Human Albumin, Faktor VIII,
Faktor IX, IgG, dll.
kebijakan pelayanan darah 2022 26
REFERENSI
• PP No: 7 tahun 2011 Pelayanan Darah
• Permenkes No 83 tahun 2014: UTD, BDRS dan
Jejaring Pelayanan Transfusi Darah
• PO UTD PMI No 001KEP/PP PMI/1/2016
• Aid Memoire WHO
• Permenkes No 91/2015: Standar Pelayanan Darah
• Self assessment kapasitas UTD PMI yahun 2014-2015
• Stuktur UTD PMI Pusat
• GMP CPOB dari BPOM
• Materi Pelatihan Manajemen Kualitas dari WHO
kebijakan pelayanan darah 2022 27
TERIMAKASIH
MANAJEMEN UTD
TUJUAN PEMBELAJARAN
Umum:
Mampu memahami tentang Manajemen di UTD
Khusus:
1. Mampu menjelaskan perencanaan UTD
2. Mampu menjelaskan pengorganisasian dalam
UTD
3. Mampu menjelaskan pengkoordinasian dalam
pengelolaan darah
4. Mampu menjelaskan pengontrolan sumber
daya UTD
Manejemen
(Ricky W. Griffin)
• Manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber
daya untuk mencapai sasaran (goals) secara
efektif dan efesien.
• Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai
sesuai dengan perencanaan.
• Efisien berarti bahwa tugas yg ada
dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan
sesuai dengan jadwal.
PRINSIP MANAJEMEN
PROSES MANAJEMEN
(James AF Stoner)
MANAJEMEN
P
P E P P
E N E E
R G N
O N
E R G
G G E
N A A N
C N
A I R D
S
A A
N A
S H L
A I IA
A A A N
N
N N
TUJUAN ORGNISASI
5
7M+1I
MANAJEMEN UTD
• Pelayanan darah adalah upaya pelayanan
kesehatan yang memanfaatkan darah manusia
sebagai bahan dasar dengan tujuan kemanusiaan
dan tidak untuk tujuan komersial.
• Pelayanan transfusi darah adalah upaya
pelayanan kesehatan yang meliputi perencanaan,
pengerahan dan pelestarian pendonor darah,
penyediaan darah, pendistribusian darah, dan
tindakan medis pemberian darah kepada pasien
untuk tujuan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
Penyimpanan
dan
Pengolahan pendistribusian
darah darah
Pengamanan
darah
Conseptual
Human relations
Teknical
Robert L Katz
Pekerjaan Manajerial
• How CEOs spend a typical day.
Desk Work
22%
Scheduled
Meetings Unscheduled
59% Meetings
10%
Telephone
6%
Touring Facilities
3%
10
SYSTEMS THINKING?
Adalah cara memandang masalah
sebagai sebuah sistem; yaitu memandang
masalah secara menyeluruh (whole-
ness) dan adanya keterkaitan antar
bagian sistem (connectedness).
Pelayanan Transfusi
(Klinisi, Perawat, Komite Transfusi)
PELAYANAN TRANSFUSI
(darah & komponennya diberikan ke pasien di Rumah Sakit)
A. PERENCANAAN
EMPAT TAHAP DASAR PLANNING
T
Tahap II Tahap III U
Tahap I Tahap IV
Menetap
Merumus Mengindentifi
Mengem J
kan kasikan
kan
Keadaan Kemudahan &
bang U
Tujuan kan Kegiatan
Sekarang Hambatan A
N
PERENCANAAN UTD
- PMI
VISI
- UTD
- PMI
MISI - UTD
UNSUR-UNSUR RENSTRA
• Menginspirasi (inspirational);
• Spesifik (specific);
• Terintegrasi (integrated);
• Fokus/ringkas (concise);
• Rasional dan logis (coherent);
• Partisipatif melalui proses konsultasi ke atas dan ke bawah
(participative, consultative);
• Fleksibel (flexible) sesuai dengan kapasitas PMI;
• Realistis (realistic) sesuai sumber daya, dapat
diimplementasikan dalam perencanaan operasional, dan
dapat dievaluasi; serta
• Dapat diukur (measureable), memiliki indikator yang dapat
diukur baik di tataran Tujuan Strategis (jangka panjang), hasil
jangka menengah (Outcome), dan hasil jangka pendek
(Output).
Akhirnya beberapa
outcome berkontribusi
terhadap pencapaian
tujuan akhir/Goal.
Selanjutnya beberapa
output memungkinkan
tercapainya outcome.
Pernyataan TUJUAN
- Cara penulisannya
(semantik)
ALUR BERPIKIR
ANALISA
SWOT
STRATEGI
KERJASAMA MEMBUAT
SWOT (Internal dan Eksternal UDD PMI
VISI PMI
“TERWUJUDNYA PMI YANG PROFESIONAL DAN BERINTEGRITAS SERTA
BERGERAK BERSAMA MASYARAKAT”
Profesional bekerja sesuai standar kompetensi yang diperlukan, baik
dalam berorganisasi maupun dalam memberikan pelayanannya, dan
mampu bersaing dan bekerja sesuai standar nilai dan norma yang berlaku
universal serta mengutamakan perhatian kepada kelompok yang paling
rentan.
Berintegritas dalam melaksanakan mandatnya PMI berpegang teguh
kepada Prinsip-prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah dan
Bulan Sabit merah, kode etik dan ketentuan perundangan yang berlaku
seluruh pelayanan PMI dapat dipertanggungjawabkan kepada seluruh
pihak yang berkepentingan termasuk kepada penerima manfaat
Bergerak Bersama Masyarakat bekerja untuk kemanusiaan tanpa
mengesampingkan potensi yang dimiliki masyarakat, memberdayakan
masyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
MISI PMI
1. Memelihara reputasi organisasi PMI di tingkat
nasional dan internasional
2. Menjadi organisasi kemanusiaan terdepan yang
memberikan layanan berkualitas kepada
masyarakat sesuai dengan Prinsip-prinsip Dasar
Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan
Sabit Merah
3. Meningkatkan integritas dan kemandirian
organisasi melalui kerjasama strategis yang
berkesinambungan dengan pemerintah, swasta,
mitra gerakan, masyarakat, dan pemangku
kepentingan lainnya di semua tingkatan PMI
dengan mengutamakan keberpihakan kepada
masyarakat yang memerlukan bantuan
Tujuan Strategis-6:
Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas di seluruh Indonesia.
PMI merupakan organisasi kemanusiaan satu-satunya yang memperoleh mandat dari Pemerintah
Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Kesehatan untuk penyediaan darah.
Oleh karena itu, kapasitas Unit-Unit Donor Darah PMI, termasuk personilnya, di semua tingkatan untuk
dapat menyediakan darah yang aman, berkualitas dan mudah dijangkau harus terus dipertahankan dan
ditingkatkan.
Sarana prasarana yang memadai di semua UDD PMI harus tersedia secara memadai untuk memastikan
ketersediaan darah dalam jumlah dan kualitas yang memadai pula. Disamping itu, semua UDD PMI juga
perlu ditingkatkan kapasitasnya dalam pengelolaan sistim informasi manajemen DONOR DARAH
(SIMDONDAR ), baik untuk keperluan internal maupun eksternal (pengguna jasa UDD).
Kapasitas pengolahan darah untuk menjamin tersedianya darah yang aman, berkualitas dan terjangkau
akan terus ditingkatkan melalui sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi. Untuk
mengurangi ketergantungan terhadap sumber-sumber luar negeri, UDD dan PMI Pusat akan melanjutkan
upaya membangun pabrik yang akan memproduksi kantong darah, reagensia dan fraksionasi plasma untuk
memenuhi kebutuhan UDD PMI di seluruh Indonesia
Untuk menjangkau pedonor darah, membangun jejaring pelayanan penyediaan darah harus terus
ditingkatkan disamping upaya melaksanakan penelitian dan pengembangan pelayanan darah oleh UDD
Nasional dan Provinsi.
2. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan sarana prasarana Unit Donor Darah PMI di semua
tingkatan;
3. Peningkatan ketersediaan darah yang aman dan akses yang terjangkau di semua Unit Donor Darah
PMI.
Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, berkualitas dan berkesinambungan di
seluruh Indonesia:
Outcome: 2.1.Kapasitas Unit Donor Darah (UDD) yang sesuai standar nasional meningkat.
1. Standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) mencakup semua elemen praktik yang akan
menghasilkan produk atau layanan akhir yang dapat memenuhi spesifikasi yang ditetapkan
secara konsisten (Australian Code of GMP 2000). Standar ini merupakan bagian dari upaya
penjaminan kualitas yang menjamin bahwa komponen darah diproduksi dan dikontrol secara
konsisten berdasarkan standar kualitas yang sesuai dengan tujuan penggunaannya, mengikuti
spesifikasi yang telah ditetapkan (WHO Guidelines on GMP 2011).
2. Standar Nasional mengacu kepada Peraturan Menteri Kesehatan No. 91 Tahun 2015 tentang
standar pelayanan transfusi darah yang disusun oleh tim gabungan dari Kemenkes, PMI dan
pihak terkait, sesuai standar AABB (American Assosiation Blood Bank), European Guidelines dan
WHO.
Output: 2.1.1. Kebijakan, peraturan, panduan standar nasional pelayanan darah tersedia dan
diimplementasikan di UDD semua tingkatan
a. Standar untuk Struktur Organisasi mengacu kepada Permenkes No.83 tahun 2014
tentang unit transfusi darah, bank darah rumah sakit, dan jejaring pelayanan transfusi
darah.
b. Penilaian Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilakukan dengan melihat hasil
pemeriksaan uji saring Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD) dan
imunohematologi di UDD dengan mengerjakan sampel terstandar yang dikirim dari UDD
Pusat.
TUJUAN STRATEGIS- 6
Meningkatkan ketersediaan darah yang aman, mudah dijangkau, dan berkualitas di seluruh Indonesia.
Frekuensi
No Indikator Uraian Indikator Alat Verifikasi
Pelaporan
Outcome 6.1:
Kapasitas Unit Donor Darah (UDD) yang sesuai standar nasional meningkat.
Standar Good Manufacturing Practice (GMP) mencakup
semua elemen praktik yang akan menghasilkan produk atau
layanan akhir yang dapat memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan secara konsisten (Australian Code of GMP 2000).
Standar ini merupakan bagian dari upaya penjaminan kualitas
UDD PMI Prov/Kab-Kota Dokumen penilaian standar
yang menjamin bahwa komponen darah diproduksi dan
121 memenuhi standar Good GMP 1 x 3 tahun
dikontrol secara konsisten berdasarkan standar kualitas yang
Manufacturing Practice (GMP). Laporan UDD Pusat
sesuai dengan tujuan penggunaannya, mengikuti spesifikasi
yang telah ditetapkan (WHO Guidelines on GMP 2011).
Kalkulasi:
Jumlah UDD PMI yang telah mempraktikan standar GMP
Standar Nasional mengacu kepada sekumpulan peraturan
tentang pelayanan darah yang disusun oleh tim gabungan dari
Kemenkes, PMI dan pihak terkait, sesuai standar AABB
Dokumen penilaian Standar
UDD PMI Prov/Kab-Kota (American Assosiation Blood Bank), European Guidelines dan
122 Nasional 1 x 3 tahun
memenuhi Standar Nasional WHO.
Laporan UDD Pusat
Kalkulasi:
Jumlah UDD PMI yang telah melaksanakan standar CPOB
Output 6.1.1:
Kebijakan, peraturan, panduan terkait Good Manufacturing Practice (GMP) pelayanan darah tersedia dan diimplementasikan di UDD semua tingkatan.
Standar untuk Struktur Organisasi mengacu kepada
Permenkes no.83 tahun 2014 tentang unit transfusi darah,
Jumlah UDD Prov/ bank darah rumah sakit, dan jejaring pelayanan transfusi
Kabupaten/Kota dengan darah.
123 SK Struktur Organisasi 1 x 1 tahun
Struktur Organisasi sesuai
standar. Kalkulasi
Jumlah UDD PMI dengan stuktur organisasi mengacu pada
PP No.83/2014
Penilaian Pemantapan Mutu Eksternal (PME) dilakukan
dengan melihat hasil pemeriksaan uji saring/uji silang serasi
% UDD Prov/Kabupaten/Kota di UDD dengan mengerjakan sampel terstandar yang dikirim
yang lulus penilaian dari UDDP.
124 Laporan hasil penilaian PME 1 x 1 tahun
Pemantapan Mutu Eksternal
(PME). Kalkulasi:
Jumlah UDD PMI yang lulus PME, berbanding dengan total
UDD PMI se Indonesia
Output 6.1.2:
Sistem manajemen UDD, termasuk struktur organisasi, kepegawaian, keuangan, perencanaan dan pelaporan, berjalan dengan baik di semua tingkatan.
Penilaian kinerja dilakukan melalui Data Penilaian Pegawai
UDD Nasional/Prov/ (DP2).
Kabupaten/Kota melaksanakan
Laporan hasil DP2 1 x 1 tahun
penilaian kinerja pegawai setiap Kalkulasi:
tahun. Jumlah UDD PMI yang melaksanakan penilaian kinerja ≥50%
dari total pegawainya
Jumlah pegawai UDD Pusat, Sistem penggajian PNS menyesuaikan sistem yang berlaku di
Provinsi, Kab-Kota dengan gaji Prov/Kabupaten/Kota masing-masing. Salinan slip gaji
pokok sesuai sistem penggajian pegawai/dokumen 1 x 1 tahun
Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kalkulasi: kepegawaian
yang berlaku. Cukup jelas
Audit adalah sebuah pemeriksaan laporan keuangan yang Laporan hasil audit
disiapkan oleh PMI untuk memeriksa kepatuhan terhadap
UDD Pusat, Prov/Kab-Kota ketentuan yang dilakukan secara independen oleh pihak
melakukan audit keuangan oleh eksternal. 1 x 1 tahun
eksternal setiap tahun.
Kalkulasi:
Cukup jelas
Rencana kerja Setiap tahun adalah rencana kerja yang Laporan analisis survey
menggunakan format yang ditetapkan dan memuat
informasi:
Tujuan Strategis
UDD Pusat, Prov/Kab-Kota Outcome, indikator, dan targetnya
memiliki rencana kerja Setiap Output, indikator, dan targetnya 1 x 1 tahun
tahun. Kegiatan-kegiatan
Jumlah anggaran per kegiatan dan kategorinya
Kalkulasi:
Cukup jelas
Laporan pelaksanaan kegiatan Setiap tahun UDD Laporan analisis survey
Nasional/Prov/ Kabupaten/Kota adalah laporan hasil
pelaksanaan rencana kerja, yang memuat informasi akan
pencapaian:
UDD Pusat, Prov, Kab-Kota
- target indikator Outcome
memiliki laporan tahunan 1 x 1 tahun
- target indikator Output
pelaksanaan program/kegiatan..
- penjelasan singkat mengenai pelaksanaan kegiatan
Kalkulasi:
Cukup jelas
Output 6.1.3:
Mekanisme komunikasi, koordinasi, dan pembinaan berjalan secara konsisten di internal UDD, antar tingkatan UDD, dan dengan pemangku kepentingan
eksternal (Pemda, Dinkes, RS, POM Puskesmas, vendor, dll.).
Kunjungan pembinaan teknis dari pegawai UDD di tingkat
UDD Kab/Kota menerima atasnya dapat dilakukan pada berbagai kesempatan dengan
kunjungan pembinaan dari UDD menggunakan panduan pembinaan yang ditetapkan.
Laporan keuangan 1 x 1 tahun
Provinsi/Pusat minimal sekali
setahun. Kalkulasi:
Cukup jelas
Outcome 6.2:
Kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan sarana prasarana UDD Pusat, Provinsi, Kab-Kota meningkat.
Proses pengajuan akreditasi dilakukan dengan melampirkan
berbagai persyaratan untuk memperoleh pengakuan standar
Jumlah Diklat UDD yang dari Kemenkes. Dokumen akreditasi dari
131 1 x 1 tahun
diakreditasi oleh Kemenkes. Kemenkes
Kalkulasi:
Cukup jelas
Satuan Kredit Profesional (SKP) adalah kredit yang harus
dikumpulkan oleh para petugas teknisi untuk mendapatkan
Jumlah pegawai UDD Pusat,
kompetensi sebagai teknisi untuk dapat praktek kerja.
Prov/Kab-Kota yang memenuhi
132 Daftar pemenuhan SKP 1 x 1 tahun
25 Satuan Kredit Profesional
Kalkulasi:
(SKP) dalam 5 tahun.
Jumlah pegawai UDD yang memenuhi 24 SKP 5(lima) tahun
terakhir
Output 6.2.1
Pegawai UDD terlatih dalam menerapkan GMP dan standar nasional sesuai dengan tupoksi dan kompetensi yang diperlukan.
Jumlah pegawai UDD Pusat, Kalkulasi: 1 x 12 bulan
133 Prov/Kab-Kota yang mengikuti Jumlah pegawai UDD yang mengikuti pelatihan GMP pada Laporan pelatihan GMP (bila ada
pelatihan GMP. tahun pelaporan pelatihan)
Jumlah pegawai UDD Pusat,
Prov/Kab-Kota yang Kalkulasi:
134 Laporan pelatihan 1 x 1 tahun
mendapatkan pelatihan minimal Cukup jelas
sekali setahun.
Output 6.2.2:
Tenaga Ahli Madya Teknik Transfusi Darah yang kompeten dan professional dihasilkan secara memadai oleh Program D3 Teknologi Transfusi Darah (TTD).
Program D3 Teknologi Transfusi Darah (TTD) adalah
pendidikan yang disediakan untuk para teknisi transfusi
darah oleh institusi PTTD untuk menyediakan SDM yang
% lulusan Program D3 TTD
kompeten di bidang teknologi transfusi darah.
135 yang terserap di institusi database lulusan PTTD 1 x 1 tahun
pelayanan kesehatan.
Kalkulasi:
Jumlah lulusan program D3 TTD yang terserap, berbanding
total lulusan program D3 TTD pada tahun pelaporan
Output 6.2.3:
Sarana prasarana, perlengkapan, peralatan, dan bahan habis pakai tersedia secara memadai dan terstandarisasi di semua UDD.
Pelayanan UDD sesuai Permenkes 83 tahun 2014 terbagi
atas tingkat utama untuk UDD Nasional, madya untuk UDD
Provinsi, dan pratama untuk UDD Kabupaten/Kota.
Dokumen inventarisasi 1 x 1 tahun
Kalkulasi:
Cukup jelas
Standar nasional untuk penggunaan kantong darah dan
reagen mengacu pada PP no.7 tahun 2011 dan Permenkes
83 tahun 2014 serta peraturan baru yang sedang dalam
pengesahan di Kemenkes.
Dokumen pengadaan barang 1 x 1 tahun
Kalkulasi:
Total kantong darah yang sesuai standar nasional, yang
didistribusikan oleh UDD PMI se Indonesia
Output 6.2.4:
Sistem Informasi Manajemen Unit Donor Darah (Simudda) berfungsi baik di semua tingkatan untuk mendukung pencatatan, pelaporan, dan penelusuran
pelayanan darah.
Sistem Informasi Manajemen Unit Donor Darah (Simudda)
adalah sistem pencatatan seluruh aktivitas pelayanan darah
di UDD mulai dari vena donor sampai ke vena pasien.
Simudda 1 x 12 bulan
Kalkulasi:
Cukup jelas
Laporan kegiatan pelayanan melaporkan seluruh aktivitas di
UDD, mulai dari rekrutmen donor, seleksi dan pengambilan
darah, hingga pengamanan, pengolahan, penyimpanan dan
pendistribusian darah selama setahun. Simudda 1 x 12 bulan
Kalkulasi:
Cukup jelas
Outcome 6.3:
Ketersediaan darah yang aman, terjangkau dan berkualitas di semua UDD meningkat.
% pedonor darah sukarela di Kalkulasi:
UDD Prov/Kab/Kota yang Total pedonor darah sukarela yang menyumbangkan
140 database donor darah 1 x 1 tahun
menyumbangkan darahnya 3-4 darahnya 3-4 kali dalam setahun, berbanding jumlah DDS se
kali dalam setahun. Indonesia
Jumlah darah (kantong) yang
dapat digunakan untuk Kalkulasi: Dokumen pencatatan produk
141 1 x 1 tahun
pengobatan setiap tahun di UDD . darah
Prov/Kabupaten/Kota.
Output 6.3.1:
Upaya promosi Donor Darah Sukarela (DDS) dilakukan secara rutin dan meluas.
Jumlah orang yang dijangkau
dalam kegiatan promosi Donor Kegiatan promosi untuk merekrut Donor Darah Sukarela
Darah Sukarela (DDS) dalam (DDS) dilakukan melalui pembuatan leaflet, tayangan iklan di Daftar hadir kegiatan Laporan
142 1 x 12 bulan
setahun oleh UDD Pusat, media cetak, televisi, dan online di laman UDD web site, dan Media Coverage.
Provinsi, Kab-Kota. sebagainya.
Output 6.3.2:
Sentralisasi pengolahan darah, uji saring, dan uji silang serasi dilaksanakan untuk efektivitas dan efisiensi pelayanan darah.
Sentralisasi adalah upaya untuk memusatkan proses
Jumlah UDD Kabupaten/Kota pengolahan dan distribusi darah yang ada di beberapa UDD
143 Dokumen rencana sentralisasi 1 x 1 tahun
yang menjalankan sentralisasi. Kabupaten/Kota menjadi satu atau beberapa sentra di
Provinsi tersebut.
Jumlah sentralisasi yang
144 Cukup jelas. Dokumen rencana sentralisasi 1 x 1 tahun
terbentuk.
Output 6.3.3:
Darah terdistribusi sesuai kebutuhan RS melalui jejaring pelayanan penyediaan darah.
% permintaan darah yang
rasional dan sesuai indikasi
145 Cukup jelas. Laporan RS 1 x 1 tahun
medis di RS terpenuhi di wilayah
kerja UDD Kabupaten/Kota.
Output 6.3.4:
Produksi reagen, kantong darah, dan fraksionasi plasma dilaksanakan secara mandiri oleh UDD dan PMI Pusat.
Jumlah jenis reagen yang
146 Cukup jelas. Pencatatan produksi reagen 1 x 12 bulan
diproduksi.
147 Jumlah reagen yang diproduksi. Cukup jelas. Pencatatan produksi reagen 1 x 12 bulan
Jumlah produk minipool
148 Cukup jelas. Pencatatan produksi 1 x 12 bulan
cryoprecipitate yang diproduksi.
% kemajuan pembangunan Kemajuan pembangunan pabrik diukur berdasarkan
149 Laporan pembangunan pabrik 1 x 12 bulan
pabrik kantong darah. business plan milik PMI Pusat.
% kemajuan pembangunan Kemajuan pembangunan pabrik diukur berdasarkan
150 Laporan pembangunan 1 x 12 bulan
fraksionator plasma. business plan milik PMI Pusat.
B. PENGORGANISASIAN
STRUKTUR ORGANISASI
Pengertian :
Struktur organisasi (desain organisasi):
mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola.
menunjukkan kerangka dan susunan
perwujudan pola tetap hubungan-hubungan di
antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-
posisi maupun orang-orang yg menunjukkan
kedudukan, tugas wewenang dan
tanggungjawab
BAGAN ORGANISASI
CEO
Finance &
Production
accounting
40
CEO
Order Customer
Purchasing Retail sales
entry service
General Mgr. General Mgr. General Mgr. General Mgr. General Mgr.
Western Southern Central Northern Eastern
District District District District District
District Staff
Personnel
Accounting & Control
Project
Manager Engineering Production Purchasing Administration
A Staff Staff Agent Coordinator
Project
Manager Engineering Production Purchasing Administration
B Staff Staff Agent Coordinator
Project
Manager Engineering Production Purchasing Administration
A Staff Staff Agent Coordinator
44
Product
or
process
teams
45
BENTUK DEPARTEMENTALISASI
1. Fungsi : pelayanan donor, permintaan darah,
kepegawaian, keuangan, dll
2. Produk atau jasa : darah transfuse dan pelayanan
kesehatan
3. Wilayah : DIY, Jateng, Jabar, dll
4. Langganan : BDRS, Rumah Sakit
5. Proses atau peralatan : Uji Saring Darah,
Pengolahan Darah
6. Waktu : Shift 1, 2, 3
7. Pelayanan : sesuai kelas RS
8. Alpha –numeral : no Telp
9. Proyek dan matriks : Kerjasama Donor Darah
PEMBAGIAN KERJA
48
SEKRETARIS
MANAJER KUALITAS
Regional 4 Diklat
Regional 5
Monitoring dan
Evaluasi
49
PERORGANISASIAN UTD
• KEPALA UTD
• PENANGGUNG JAWAB TEKNIS PELAYANAN
• PENANGGUNG JAWAB ADMINISTRASI
• PENANGGUNG JAWAB MUTU
PMK No.83/2014
KEPALA UTD
SEKSI
SEKSI PEMBINAAN SEKSI HUMAS & SEKSI KALIBRASI PELULUSAN
UTD REKRUITMEN DONOR SEKSI PENGAMBILAN
DARAH SEKSI ADMINISTRASI PRODUK
C. PENGKOORDINASIAN
D. PENGENDALIAN (KONTROL)
Penetapan Perbandingan
Penetapan Pengukuran
Pengukuran Dengan
Standar Pelaksanaan
Pelaksanaan Standar ;
pelaksanaan kegiatan
kegiatan Evaluasi
Pengambilan
Tindakan
Koreksi,
Bila perlu
TAHAP-TAHAP PENGENDALIAN
BAGAIMANA PENGENDALIAN
(KONTROL) DI UTD?
7M+1I
PENGENDALIAN TERSISTEM
SARANA
KEPEGAWAIAN KEUANGAN
PRASARANA
(TEKNIS DAN NON (AKUNTABEL DAN
(GEDUNG, ALAT &
TEKNIS) TRANSPARAN)
BAHAN HABIS PAKAI)
PENGAWASAN MUTU
SAMPLING
SPESIKASI & METODE
PETUGAS SAMPLING
PENGUJIAN & PROTAP
LABORATORIUM
PENGUJIAN
MATERIAL
PENANGANAN
PENANGGUNG JAWAB
TERMASUK AREA PENGUJIAN DAN
QC
STABILITAS DAN PEMASTIAN MUTU
SAMPEL PERTINGGAL
KONSOLIDASI UDD
• Konsolidasi adalah suatu tindakan atau upaya yang dilakukan untuk
menyatukan, memperkuat, dan memperteguh hubungan antara dua
kelompok atau lebih sehingga terbentuk suatu persatuan yang lebih
kuat.
• Konsolidasi UDD dimaksudkan untuk menyatukan kegiatan-kegiatan
dalam UDD kearah perbaikan serta penungkatan mutu yang tetap
memperhatikan kendali mutu dan kendali biaya.
• Konsolidasi dapat dimulai dari hal-hal yg sederhana di dalam UDD,
seperti tersentralisasinya uji saring darah donor dengan CHLIA untuk
donasi yang di bawah 1000 donor perbulan, konsolidasi mutu darah
dan lain lain bidang teknis sesuai dengan kebutuhan perbaikan mutu
di regionalnya.
• Bidang non teknis dapat juga dilakukan dengan berupa konsolidasi
diklat dalam rangka peningkatan SDM seperti pelaporan keuangan,
kinerja pegawai, dan pencatatan pelaporan.
• Konsolidasi logistik (satu pintu) terkait bahan habis pakai dan
peralatan UDD.
KOMUNIKASI
Komunikasi dalam organisasi merupakan hal
yang penting dalam melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen, dasarnya adalah:
• Komunikasi adalah proses melalui fungsi-
fungsi manajemen perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dapat dicapai.
• Komunikasi adalah kegiatan di mana para
manajer mencurahkan sebagian besar
proporsi waktu mereka.
KEPEGAWAIAN UDD
KEPEGAWAIAN UDD-LANJUTAN
• Selain mengikuti aturan yang telah ditetapkan UDD,
hendaklah tersedia cukup pegawai yang terkualifikasi untuk
melaksanakan tugasnya. Pegawai memiliki kualifikasi dan
pengalaman yang memadai serta memperoleh pelatihan awal
dan pelatihan yang berkesinambungan untuk menjamin mutu
dan keamanan darah serta komponen darah.
KEUANGAN UDD
HATI NURANI
• Suara/dorongan dalam hati/kesadaran bahwa “saya”
tidak akan mengambil sikap/tindakan yang tidak etis
(yang bertentangan dengan norma-norma moral)
Terima kasih
SISTEM MANAJEMEN
KUALITAS UTD
SESUAI CPOB
SAPTUTI CHUNAENI
UDD PUSAT PMI
TOPIK BAHASAN 2
Kesimpulan
PENGERTIAN KUALITAS
3
PENGERTIAN KUALITAS
4
MANFAAT KUALITAS
5
Input Output
Proses
Lingkungan Metoda
SIKLUS “DEMING”
PERBAIKAN BERKESINAMBUNGAN
Kerja Pemeriksaan
(Do) (Check)
Rencana Perbaiki
(Plan) Correct/improve
(Action)
Perbaikan
Rencana Kendali kualitas berkesinambungan
(QA Plan) (On-going process of
Improvement)
Manajemen
Good Manufacturing Practices (GMP)/ Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
Dokumentasi
Penilaian
Pelatihan
MANAJEMEN 11
(CPOB)
Donasi
Darah/plasma
Jaminan Quality,
Perlu penerapan
Safety, Efficacy CPOB
Komp. Darah Plasmapheresis (???)
CPOB mencakup seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu pada Blood Product
Tidaklah cukup bila produk hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian, namun
mutu harus dibentuk ke dalam produk tersebut. Produk dibuat dalam kondisi yang
dikendalikan dan dipantau secara cermat.
CPOB
Tujuan utama CPOB:
menghilangkan risiko operasional, seperti:
- kontaminasi
- ketercampurbauran
- transmisi penyakit atau efek tidak diinginkan yang
berasal dari penggunaan produk darah
Memudahkan penelusuran dari mulai pendonor mendonorkan
darahnya hingga pendistribusian ke pasien (vein to vein)
Adanya transparansi dan akuntabel sehingga efektif dan efisien
Kondisi Laboratorium
Petugas
Persiapan: peralatan, reagensia, sampel
Proses pemeriksaan
Validasi dan Interpretasihasil
Pencatatan & Dokumentasi
Donor Darah
Pengolahan, penyimpanan,
Sukarela
pendistribusian darah Transfusi irrasional
Risiko Risiko
Risiko
Pengidap, window WP, inkompatibel,
period (WP), perilaku Human & clerical error, IMLTD reaktif,
Mutu produk refrakter, reaksi
berisiko tinggi
samping
Transfusi darah:
rangkaian proses pemindahan darah dari vena seorang
pendonor ke vena resipien / pasien (vein to vein)
Darah:
materi biologis/ organ, bersifat multi antigenik potensial
menimbulkan reaksi imunologik pada resipien/ pasien
Asal darah dari:
diri sendiri (autologous transfusi)
orang lain (homologous transfusi)
18
TUJUAN TRANSFUSI DARAH
Mengembalikan dan mempertahankan volume normal
peredaran darah
Mengganti kekurangan komponen seluler atau kimia
darah
Meningkatkan oksigenisasi jaringan
Memperbaiki fungsi hemostasis
Tindakan terapi khusus
TRANSFUSI:
Jika tidak Indikasi merupakan Kontra Indikasi
PETUGAS 21
DDS
22
Donor Darah Sukarela (DDS) sebagai
sumber bahan baku terbaik untuk
mendapatkan darah yang aman dan bermutu
INFORMED CONSENT 23
UNTUK CALON DONOR
Setelah membaca informasi donor dan/atau
menjawab kuesioner, donor berisiko memiliki
penyakit menular melalui darah hendaknya
mengundurkan diri sebagai donor secara
sukarela dan rahasia (Self Defferal)
Pengunduran diri secara rahasia dapat
dilakukan setelah melakukan donasi darah,
misal melalui telepon
Catatan tentang alasan pengunduran diri dan
ketentuan pengunduran diri sementara atau
permanen disimpan dengan cara sama
seperti catatan uji saring donor
23
PELAYANAN DARAH 25
Pengambilan darah
konvensional Proses aferesis
Hb dg CuSO4 & Gol dar
Pengolahan komponen
Leukoreduce blood
PENGAMBILAN DARAH 26
METODA PENGOLAHAN 28
leukodepleted
irradiated
blood
QC
29
KOMPONEN DARAH di UDDP
Darah Lengkap = DL/ Whole Blood (WB)
Darah Merah Pekat/ Packed Red Cells (PRC)
Darah Merah Pekat Leukodepleted
Darah Merah Cuci/ Washed Eritrocyte (WE)
ALAT PENGUKUR
SUHU
1 % dari total
< 1 x 10 6 kantong
Jumlah Leukosit WB - LD Kantong 450 mL 90%
per kantong minimal 10 kantong
perbulan
1 % dari semua
Kontaminasi Semua Tidak Ada kantong 100%
Bakteri Pertumbuhan bakteri
PENYIMPANAN PLASMA 38
Hemolisis
• pH turun
• terbentuk sitokin
LEVEL DOKUMEN
• L1: Kebijakan Dan Pedoman, Manual Mutu, Visi
Misi, Renstra, RK Dan RAB
• L2: SPO, IK, LK Disusun Oleh Petugas Kompeten,
Diperiksa Oleh Second Check Nya, Disetujui
Oleh Atasannya Dan Disahkan Oleh Manajer
Mutu Atau Kepala UTD
• L3: Spesifikasi Alat; BHP, Sertifikasi Pelatihan
• L4: Struktur Organisasi, Protokol
• L5: Tempalte SPO, TOR/ Proposal
MANAJEMEN RISIKO
NOMINASI RESPONDER
PENILAIAN DAMPAK
RENCANA PERUBAHAN
KONSOLIDASI 52
KOMITE (=PANITIA) 53
TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT
Anggota: mewakili Bank Darah RS, spesialis klinis, UDD,
administrasi RS, farmasi/ suppliers, perawat senior
Tujuan: - memantau transfusi darah yang aman
dan rasional/pemantauan penggunaan
- meninjau ulang reaksi transfusi
- mengembangkan sistem, prosedur, dokumen
- pendidikan dan pelatihan
- auditing, revisi
- menetapkan tindakan korektif/preventif (TPP)
KENDALA
SDM terbiasa bekerja rutin, merasa di zona nyaman
Dana terbatas, diperparah dengan tunggakan BPJS dan
piutang UDD daerah
Masih belum ada standar alat, peralatan dan BHP serta
metode (SPO, pemeriksaan, SIMDONDAR) yang berlaku
seragam di Indonesia
Lemahnya sarana dan prasarana yang standar di UDD,
terutama penanganan limbah (IPAL dan IPUL) , Kesling,
pest control
Lemahnya MOU dengan instansi terkait: PLN, Telkom,
transportasi darat, laut dan udara (TIKI, Garuda, Pelni )
KENDALA
Kualifikasi Instalasi antri karena ruangan dan listrik
terbatas
Kualifikasi Operasional: kadang terkendala reagen,
kalibrator dan validator yang harus indent
Kualifikasi Kinerja; keterbatasan SDM yang kompeten.
Juga adanya double pekerjaan, mengajar, rapat dan
pekerjaan rutin
Validasi perlu waktu dan SDM kompeten
Kalibrasi perlu peralatan yang cukup mahal
Belum memahami tentang manajemen mutu, CPOB dan
manajemen risiko
PENUTUP 56
KESIMPULAN 57
Transfusi darah berfungsi untuk:
terapi pada pasien yang membutuhkan sesuai indikasi
penyakitnya
memelihara kesehatan pada keadaan gangguan/ kelainan
pembekuan darah
UDD bertugas menyediakan pelayanan darah transfusi yang
aman, bermutu, selalu tersedia dan terjangkau sesuai
PMK no.91 tahun 2015
Ketersediaan darah yang aman, sebagai pelayanan
kesehatan publik ini merupakan urusan wajib Pemerintah
melalui DinKes dan BPJS, karena darah sebagai penunjang
pelayanan kesehatan, dibutuhkan untuk menjaga kesehatan
masyarakat di wilayahnya
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Untuk mencegah terjadinya kesalahan berulang, dilakukan TPP
Adanya semangat dan tekad yg kuat dari tim beserta jajaran
manajerial, walau melelahkan, sertifikasi CPOB dapat diperoleh
Perlu perbaikan dan audit internal yang berkesinambungan
untuk mempertahankan sertifikasi CPOB
Bersama 18 UDD tersertifikasi CPOB, membina 6 UDD
berikutnya (Jember, Bali, Banjarmasin, Balikpapan-Samarinda,
DIY)
Adanya peluang, tantangan dan kendala yang dicari solusinya
secara sistematis, bersama dan saling bersinergi antara UDD,
PMI dan Pemerintah pelayanan darah akan lebih baik
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Kesehatan dan
Keselamatan Kerja
(K3)
DI
LABORATORIUM
Oleh :
Arfat Lusinanto
Unit Transfusi Darah Pusat
Palang Merah Indonesia
Pendahuluan
Kesehatan kerja
Spesialisasi dalam ilmu kesehatan
yang bertujuan agar tenaga kerja
memperoleh derajat kesehatan setinggi-
tingginya, dengan usaha preventif dan
kuratif dari penyakit-penyakit kesehatan
yang disebabkan faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja
Keselamatan kerja
Keselamatan yang berhubungan
dengan peralatan kerja, bahan, proses
pengolahan dan lingkungan serta cara-
cara melakukan pekerjaan
Kewaspadaan Universal
Kewaspadaan Standar
Tujuan :
Ketentuan umum di
laboratorium
Risiko Tinggi
Ingin cepat.
Beban kerja besar.
Rutinitas pekerjaan.
Mengabaikan prosedur kerja
yang benar.
Tidak memperhatikan atau
memiliki sarana keamanan
kerja yang baik dan lengkap.
Kurang sadar akan bahaya
bagi lingkungannya.
1. Menciptakan lingkungan
kerja yang aman
Bersih & rapi
Pemisahan daerah bersih – kotor
Dilarang menaruh barang yang tidak
diperlukan
Desinfeksi permukaan meja kerja
Dilarang meletakkan spesimen selain
pada tempatnya
Cara dekontaminasi
Persiapan
Larutan natrium hipoklorit 0,5%
Gelas ukur / wadah plastik
Sarana cuci tangan
Alat pelindung : sarung tangan, gaun
pelindung / baju kerja, kacamata / pelindung
wajah
Prosedur
Kenakan gaun pelindung, sarung tangan,
pelindung wajah bila perlu
Tuangi permukaan meja dengan larutan
klorin 0,5% dan diratakan menggunakan
tissue
Biarkan selama 10 menit (jangan berlebih,
dpt menyebabkan korosi)
Segera bilas dgn aquadest hingga bersih
dan lanjutkan dgn pembersihan
Buka sarung tangan dan cuci tangan
hingga bersih
Dekontaminasi
dengan lar klorin 0,5% - 10”
Tutup kran
dengan siku /
kaki atau tangan
berlapis lap
yeng terpakai
This I do believe !
The single most important thing that you can do to
stop
the spread of any germs is to wash your hands
Penutup Kepala
Kaca Mata
Masker
Sarung Tangan
Baju Pelindung
Sepatu Pelindung
Contoh laboratorium
X
Laboratorium standar
Pelatihan Pengelolaan Pelayanan Darah bagi Dokter Baru UTD
PMI 35
Halaman 258 dari 825
UTDP-DIKLAT-L5-077 Versi 001 Pelaksanaan 06 - 16 Juni 2022
PENATALAKSANAAN
LIMBAH
2) Limbah infeksius
Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan
pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular serta
limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik, ruang perawatan dan ruang
isolasi penyakit menular.
3) Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi
dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan
medis atau riset radionucleida.
3) Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau
kegiatan yang berwujud cair (PP No.82 Thn 2001).
Umumnya laboratorium berlokasi di sekitar kawasan
hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap
ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan
sekitar. Limbah cair terbagi atas:
Limbah cair infeksius
Limbah cair domestic
Limbah cair kimia
4) Limbah umum
Berdasarkan bentuk limbah yang dihasilkan, dibedakan menjadi:
1) Limbah padat
Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan
atau kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah
padat dibedakan menjadi:
- Limbah padat infeksius
- Limbah padat non infeksius
2) Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga
relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya
limbah yang dihasilkan dari penggunaan generator, sterilisasi
dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah (uap air
raksa).
Penatalaksanaan Limbah
Dalam penatalaksanaan limbah perlu
pemisahan antara limbah non-infeksius dan
limbah infeksius.
Limbah infeksius harus ditempatkan dalam
kantong plastik atau kontainer bertanda
biohazard, dan tidak dibuang di tempat
pembuangan sampah umum.
Peralatan kaca/tajam yang terpapar dengan
bahan infeksius, perlu penanganan khusus.
Teknik Penatalaksanaan
Limbah
Pemilahan
Penanganan
Penampungan sementara
Pembuangan
Pemilahan Limbah
Penanganan Limbah
Tidak boleh penuh/luber
Kantong plastik dapat diikat rapat.
Dibuang dengan plastiknya (tidak boleh dituang)
Gunakan sarung tangan ; sepatu & cuci tangan
dengan sabun.
Limbah Laboratorium
(infeksius)
Ditampung dalam
kantong plastik kuning
Isi Limbah 2/3 bagian.
Ikat kantong dengan
rapat.
Insinerator.
Sterilisasidengan otoklaf
Insinerasi.
6/5/2022 48
6/5/2022 49
6/5/2022 50
Penampungan Sementara
Dilakukan sebelum limbah dibuang
Ditempatkan pada tempat yang mudah dijangkau
Harus tertutup, kedap air tidak bocor, hindari jangkauan serangga/
tikus
Bersifat sementara dan tidak boleh lebih dari satu hari
Pembuangan/Pemusnahan
Insinerasi
Safety References
www.cdc.gov/od/ohs/pdffiles/4th% www.who.int/csr/resources/pu
20BMBL.pdf blications/biosafety/WHO_CD
S_CSR_LYO_2004_11/en/
REKRUTMEN DDS
PENTING TARGET
STRATEGI PRINSIP
• Masy. Mau • Apa dan
menjadi DDS bagaimana
(sosialisasi cara
kampanye) memotivasi
masy.
REKRUTMEN DDS
MENCARI
MENEMUKAN
MENGAJAK
MENETAPKAN (DDS)
DARAH AMAN
DISUMBANGKAN OLEH ORANG SEHAT
MELALUI SELEKSI DONOR
REKRUTMEN
DONOR
P2D2S
PENCARI PELESTARI
DONOR DARAH
SUKARELA
1. INPUT
2. PROSES
3. OUTPUT
P P
E INPUT 1 E
R R
S 2 S
Y Y
A 3 A
R R
A PROSES
PROSES 4 A
T OUTPUT T
A A
N N
PKS PENGETAHUAN
INST KERJA SKILL
LBR KERJA PENGALAMAN
10
11
PROSES
ALAT BAHAN
Alat : LINGK
- Radio, TV, Film Bahan : KIE
- Kendaraan - Leaflet,
Poster
1 - Media Cetak
Lingkungan :
- Tempat 2
Strategis Pengetahuan :
- RS-RS, dll 3
Donor, Darah
Transfusi
PKS 4
- Tehnik Skill :
Komunikasi Motivasi donor
- Motivasi Donor
- Penyuluhan Pengalaman :
PKS PENGETAHUAN
INST KERJA SKILL DDS
LBR KERJA PENGALAMAN
12
OUTPUT
P
E
• Donor Darah Sukarela
R • Perubahan sikap, Prilaku dan
S Pengetahuan
Y • Masy. Mengerti dan mau
A menyumbangkan darahnya
R
A
T
A
N
13
PENYULUHAN CCP 2
KIE
MASYARAKAT
PMK 91 tahun 2015
(CALON DONOR)
CCP 3
TIDAK
BERHASIL YA
MENDONASIKAN DARAH
14
C. Pembiayaan :
Setiap UDD harus menganggarkan biaya rekrutmen donor yang
diperuntukkan bagi ketersediaan sarana dan prasarana, serta
pelaksanaan kegiatan
D. Metode :
media elektronik,
media cetak
melalui kontak langsung berupa ceramah
MEDIA KIE
Poster
Poster
Pin
• Stiker
• Booklet
• Spanduk
• Iklan layanan sosial (TVC)
• Jingle radio
• Pesan di media sosial
• dll
SELEKSI PENDONOR
TOPIK BAHASAN
• Pendonor darah
• Penolakan donor
• Pemeriksaan fisik
TUGAS UTD
rekrutmen dan seleksi pendonor darah
pengambilan darah
menyediakan darah yang
pengamanan darah aman, stok darah selalu
tersedia dalam jumlah yang cukup
pengolahan darah
penyimpanan darah
pendistribusian darah
PENDONOR DARAH
INFORMASI PENDONOR
INFORMASI PENDONOR
Informasi mencakup:
• Tanggal dan jumlah donasi
• Nama (depan, tengah dan akhir)
• Alamat (rumah dan kantor)
• Telepon (rumah dan kantor)
• Jenis Kelamin
• Usia atau tanggal lahir
• Catatan tentang penolakan donasi terdahulu
INFORMASI PENDONOR
Informasi penting lainnya :
• Nama lain yang pernah digunakan
• Nama dan data pasien yg harus diketahui mis:
Thalasemia – donor selektif
• Suku (penting jika perlu fenotif darah tertentu)
• Karakteristik unik donor mis: Gol O dg CMV -
• Catatan khusus dengan pendonor mis: sampel
untuk penelitian
• Jika darah berasal dari saudara kandung
sebaiknya diradiasi
INFORMASI PENDONOR
Pendonor mendapat materi edukasi tentang:
• Risiko penyumbangan darah
• Gejala klinis Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah:
- Penurunan BB yg tidak dapat dijelaskan,
- Keringat malam, diare menetap, batuk menetap dan
nafas pendek
- Bintik biru atau ungu di bawah kulit atau pada
membran mukosa
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Bintik putih atau nyeri tidak biasa di mulut
- Suhu >38 °C lebih dari 10 hari
INFORMASI PENDONOR
• Pemeriksaan yang akan dilakukan dan yang tidak
dapat dilakukan
• Pemberitahuan hasil pemeriksaan
• Pemberitahuan bahwa nama donor akan
dimasukan ke daftar cekal
• Tes investigasi misal NAT
• Informasi dikemas dengan cara yang mudah
dimengerti pendonor
• Jika diperlukan, sediakan penterjemah
Konseling
pradonasi
Ya Tidak
Berisiko ?
Ya Pembatalan/ Tidak
penundaan
sendiri ?
Tidak Ya
> 8 minggu
Tidak Memenuhi Ya
syarat?
Tidak Ya
Hb Memenuhi
syarat?
Donor ditolak
Pemeriksaan kesehatan
sederhana CCP 4
Tidak Ya
Sehat ?
Pemulihan Hemoglobin
Kadar sebelum penyumbangan darah
Presentase kadar Hb dibandingkan
F
100 C
98,0 M
96,0
94,0
92,0
0 1 2 3 4 5 6
• Kadar Hb rata-rata pada 7 orang wanita (F) dan 7 orang pria (M) tiap
minggu setelah menyumbangkan darah sebanyak 8% volume darah
masing-masing
• Grafik garis putus-putus mencerminkan kadar Hb rata-rata pada 4 orang
wanita dan 4 orang pria yang tidak menyumbangkan darah. (Wadsworth
1995)
Pemeriksaan Hb donor
• Harus dilakukan pada donor darah baru
maupun lama pada setiap akan
menyumbangkan darah
• Bila penyumbangan darah dilakukan pada Hb
donor kurang dari 12,5 g /dL ;
dapat membahayakan donor
darah donor tersebut tidak efektif bagi
pasien
SELEKSI PENDONOR
Tujuan:
• Identifikasi riwayat medis dan perilaku atau
kejadian yg memungkinkan pendonor tersebut
berisiko menularkan penyakit atau memiliki risiko
medis
Pelaksana:
• Dokter yg kompeten
• dapat didelegasikan pada tenaga
terlatih atas pengawasan dokter
• petugas yg memiliki personalitas
yg baik dan keterampilan public relation
SELEKSI PENDONOR
• berdasarkan interview riwayat medis, melalui:
kuesioner donor dan pemeriksaan fisik terbatas, yang
dilakukan:
- dengan baik
- terjaga privasinya baik secara auditori dan visual
- cukup waktu untuk menjelaskan dan diskusi
- perihal pengobatan dan obat-obatan yg
digunakan
perlu penggalian informasi lebih lanjut (lihat
daftar
obat-obatan)
• Donor yg ditolak harus menerima penjelasan lengkap
tentang: - alasan
- informasi boleh donor kembali atau tidak
Kenyamanan
petugas ?
- kerahasiaan pendonor?
- didesain agar ada kerahasiaan wawancara
- dengan memperhatikan keselamatan pendonor
dan personil.
PERSYARATAN PENDONOR
Usia Pendonor
• Standar AABB yang dijadikan referensi di
Indonesia:
- Minimal 17 tahun, maks. tidak ada pembatasan
• European Standar:
- Minimal 18 tahun dan maksimal 65 tahun
- kecuali jika diperbolehkan oleh regulasi
setempat usia minimal bisa 17 tahun (seijin
orangtua)
- Usia > 65 tahun dan donor pertama kali pada usia
60 tahun, jika diijinkan oleh dokter
PERSYARATAN PENDONOR
PERSYARATAN PENDONOR
PENOLAKAN PENDONOR
SUMBER KONTAMINASI
• Exogenous dari Flora normal kulit, lingkungan
SUMBER KONTAMINASI
VAKSINASI
Inokulasi/vaksinasi Periode penolakan
Vaksin dg attenuated bacteria dan virus: 4 minggu
BCG, yellow fever, rubella, campak, polio
(oral), gondongan/mumps, vaksin tifus dan
kolera yg live attenuated
Vaksin dg bakteria yang mati: kolera, tifus, Diterima jika tidak ada apa-apa
vaksin tifus yg polisakharida capsular
Vaksin dg virus yg diinaktifkan : polio (injeksi), Diterima jika tidak ada apa-apa
influenza
Toxoid: Diphteri, tetanus, Diterima jika tidak ada apa-apa
PENYAKIT INFEKSI
JENIS INFEKSI PERIODE PENOLAKAN
HIV/ AIDS Orang dengan prilaku sex resiko tinggi, ditolak permanen
Partner sex saat ini penderita HIV, ditolak permanen
Partner sex terdahulu penderita HIV, ditolak 12 bulan setelah kontak sexual
terakhir
Bruselosis 2 tahun setelah sembuh total
Penyakit Kuning dan Penderita dengan riwayat penyakit Kuning dan Hepatitis diterima, jika HBs Ag
Hepatitis dan anti-HCV negatif dengan reagen yang lulus uji standar.
Orang yang kontak erat/ partner sex dengan penderita Hepatitis B akut/ kronis,
ditolak, kecuali marker Hepatitis B negatif.
Partner sex terdahulu penderita Hepatitis B, ditolak 6 bulan sejak kontak sexual
terakhir
PENYAKIT INFEKSI
JENIS INFEKSI PERIODE PENOLAKAN
VALIDASI OUTPUT
• Penilaian :
•Jumlah kegagalan pengambilan darah
•Keluhan donor : sakit, hematome, tusuk 2
kali
•Kepuasan donor atas fasilitas UTD,
pelayanan petugas, kebersihan ruangan,dll
MANAJEMEN KELALAIAN
DALAM SELEKSI DONOR DARAH
- Pada Seleksi Donor untuk mencegah terjadinya
kelalaian, diharapkan para petugas melakukan
sistim cek list
PENUTUP
TERIMAKASIH
PENGAMBILAN DARAH
PENDONOR
PENGAMBILAN
DARAH
KONVENSIONAL APHERESIS
B
E
D
A
?
?
• Definisi
• Syarat Pendonor
• Teknik Pengambilan
• Produk Yang Dihasilkan
Donor berbaring
Tidak Ya
Berhasil ?
Pencatatan
Penusukan vena
15
KANTONG DARAH
Kriteria Persyaratan
Perizinan dan - Terdaftar dan ada izin edar dari di Kementerian Kesehatan
persetujuan - Telah divalidasi dan disetujui untuk digunakan
(dapat dibaca - Nama kantong darah dan/atau nama bahan plastik kantong
20
21
Pemeriksaan Persyaratan
Identifikasi Identifikasi dikonfirmasi dengan penyumbangan atau
pendonor catatan pendaftaran
Persyaratan - Penilaian dilakukan segera sebelum penyumbangan
pendonor - Memenuhi kriteria seleksi donor yang disetujui
- Pemeriksaan medis dan gaya hidup pendonor dapat
diterima
- Paling cepat waktu terakhir makan 3 jam sebelum
menyumbangkan darah
22
- Belum kedaluwarsa
- Setelah kemasan kantong darah dibuka, masa pemakaian sesuai
dengan yang telah ditetapkan pabrik.
23
- Darah di selang diserut kembali ke dalam kantong utama segera mungkin pada akhir
penyumbangan darah sebanyak 2 kali dan dihomogenisasikan
Maksimal waktu pengambilan - Hingga 12 menit untuk semua komponen darah yang dapat ditransfusikan
darah - 12 - 15 menit – tidak bisa digunakan untuk trombosit atau fresh frozen plasma
- > 15 menit - tidak bisa digunakan untuk setiap komponen darah yang dapat
ditransfusikan
25
26
Pelabelan Pemeriksaan akhir harus dilakukan sebelum donor meninggalkan tempat tidur dan
sebelum darah yang disumbangkan, sampel darah dan dokumen dipindahkan dari sisi
tempat tidur:
- Label yang benar ditempelkan pada semua kantong darah, tabung sampel dan
dokumen
- Label yang digunakan dan yang tidak digunakan harus sesuai jumlahnya dengan
yang dicetak
- Label yang tidak digunakan dirobek dan dibuang disisi tempat tidur donor
Dokumen dan Informasi lengkap dan ditandatangani
pencatatan
27
APHERESIS
28
SENTRIFUGASI
- Chamber
- Rotor tubular
29
PROSEDUR
• Cytaferesis: pengambilan komponen darah berupa
sel darah
30
PROSEDUR
• Plasmaferesis
pengambilan plasma donor untuk dibuat produk darah:
Albumin, Globulin, Fibrinogen, Faktor VIII dan faktor IX
31
PRODUK APHERESIS
Protokol yang paling banyak dipakai oleh utd di Asia:
PETUGAS
• berkompeten, terlatih melakukan phlebotomi sesuai
Protap (prosedur tetap), untuk meminimalisasi:
- kontaminasi pada darah dalam kantong
- komplikasi terkait phlebotomi: hematoma,
tertusuknya arteri, syaraf terluka
• Hasil didokumentasikan
33
PERSYARATAN PENDONOR
DONOR
35
DONOR
36
PERSIAPAN DONOR
37
PERSIAPAN
• Alat Aferesis
- Leukodepleted, residu leukosit 99 % < 106
- Set steril: kantong, selang dan sentrifus
- Periksa selang: kinking/tertekuk, bocor, atau
dimakan rengat alat aferesis tidak akan
jalan
- Ada manual dan protokol operasional alat
• Petugas
Perawat dan teknisi alat memahami SOP
lengkap untuk tiap prosedur
38
PERSIAPAN
• Obat-obatan
- Calsium tablet eferevesscen (PO)
- Calsium Glukonas injeksi (PE) 10 ml IV untuk
donor yang keracunan sitrat
- Pemberian tidak melalui transfusi set, karena
dapat menyebabkan koagulasi setempat
39
PELAKSANAAN TROMBAFERESIS
• Dokter
PELAKSANAAN TROMBAFERESIS
• Dokter atau Perawat
PELAKSANAAN TROMBAFERESIS
42
PELAKSANAAN TROMBAFERESIS
PELAKSANAAN TROMBAFERESIS
44
INTERVAL PENGAMBILAN
• 2 minggu : - donor trombaferesis berulang
- donor trombaferesis setelah penyum-
bangan darah merah / darah lengkap
- donor plasmaferesis berulang
45
46
REAKSI DONOR
PADA WAKTU
PROSES PENGAMBILAN DARAH
PSIKOLOGIS NEUROFISIOLOGIS
48
PSIKOLOGIS
Takud di suntik
Cari Perhatian
49
NEUROFISIOLOGIS
Sinkope ( Pingsan )
Mual dan Muntah
Twitching atau spasme otot
Hematoma
Kejang
Kesulitan Jantung Yang serius
Hiperventilasi
Kecelakaan
50
RISIKO AFERESIS
• Emboli udara
• Keracunan sitras
• Reaksi vasovagal
• Hematom
• Sepsis
51
PENATALAKSANAAN
UTD harus memiliki :
• instruksi tertulis untuk menangani reaksi
donor
• Tenaga terlatih menangani gawat
darurat
• Emergency kit (alat dan obat-obatan)
• Pencatatan dan pelaporan kejadian
52
53
Jarum
54
Pelindung Jarum
• Melindungi petugas dari kemungkinan
tertusuk jarum setelah pengambilan darah
• Setelah menutupi jarum maka akan otomatis
terkunci
• Mudah digunakan
55
56
Label
• Tidak mudah lepas
• Mudah untuk ditulis
• Tidak menggangu sirkulasi oksigen pada
kantong
• Tidak mempengaruhi kandungan dari
kantong dan darah
• Huruf pada label telah memenuhi standar
ISO 3826-2, ISBT 128
57
Clamps/Pengunci
• Desain yang ergonomis
• Mudah untuk dibuka tutup
• Performa yang tetap terjaga walaupun sering
dioperasikan
• Terdapat 2 warna yang berbeda untuk setiap
clampnya yaitu merah dan biru, berfungsi
untuk memudahkan petugas aftap
mengetahui clamp mana yang menuju
sampling bag dan mana yang menuju main
bag
58
Selang
• Terbuat dengan bahan PVC, yang menjamin
tingkat elastisitas dan melindungi selang dari
sobekan
• Ukuran selang universal terhadap segala
jenis sealer
• Dapat digunakan untuk pembuatan nomor
Barcode sebagai identifikasi .
59
Penggantung
• Terintegrasi dengan banyak lubang
penggantung di setiap sisi kantong
• Lubang yang anti sobek, dan memudahkan
menggantung di segala posisi
• Mudah di gunakan untuk menimbang
berat/vol darah dalam kantong.
60
61
TERIMAKASIH
62
Nova Hippy
PENDAHULUAN
• Infeksi Menular Lewat Transfusi Darah (IMLTD)
merupakan reaksi transfusi yang dapat dicegah
• IMLTD disebabkan infeksi virus / bakteri yang
kronis asimptomatik
• Orang dengan infeksi kronis asimptomatik, dapat
secara tidak sengaja menyumbangkan darahnya
• Seleksi donor yang cermat dan uji saring IMLTD
yang efektif menghasilkan darah aman
• IMLTD berdampak pada kesehatan masyarakat
MANAJEMEN KUALITAS
REAGEN PROSES
• Kinerja
• Semua
ALAT & reagen harus
laboratorium
pemeriksaan
METODA diberi harus dinilai
tanggal dan secara
• Alat harus diberi inisial teratur
dikualifika oleh petugas melalui
si dan saat keikut
membuka sertaan di
metoda atau dalam
pemeriks menyiapkan, program
aan harus dan pemantapan
divalidasi menyimpan mutu
sesuai eksternal
instruksi
6
pabrik
STANDAR METODA
EIA
RAPID
KONSELING DONOR
Pendonor dengan hasil pengujian reaktif
harus diberi tahu, dikonseling dan dirujuk
untuk pemeriksaan konfirmasi.
PERSYARATAN PENGUJIAN
(Perka BPOM No.1/2018 ttg Pedoman CPOB
untuk UTD dan Pusat Plasmaferesis
Dibuat sistim
Metoda NAT bisa pelulusan
ditambahkan hasil
Donor dg untuk pengujian
hasil uji RR meningkatkan
diberi keamanan dan
Hasil konseling dilakukan sesuai
pengujian Rujuk untuk standar
reaktif uji diagnostik
diulang in
Pengujian
duplo • Uji saring dilakukan thd HIV, HBV, HCV
dilakukan pd
setiap ktg utk 4 dan Sifilis, di bbrp UTD juga malaria.
parameter dan • NAT dilaksanakan di 12 UTD
tambahan jk
diperlukan
10
11
12
Bacteria in platelets
1:2,000
13
Signal
Infection Detection
Window
Window Period
Period
Days
14
Silent
SilentWindow Period: What Is It ?
Silent Window Period: Apakah
Window Period: What Is It ? itu ?
Window Period:
Waktu antara infeksi dan
terdeteksinya petanda infeksi
15
17
Rekomendasi: metoda
EIA/CLIA, kombinasi HIV Ab-Ag
18
Rekomendasi: metoda
EIA/CLIA, kombinasi HCV Ab-Ag
19
HBsHBsAg – W.H.O
Antigen “a” Recommendation
determinant
“a” determinant
Rekomendasi: metoda
EIA/CLIA, deteksi HBsAg mutan
Determinan “a” HBs Ag berada di permukaan membran virus terletak diantara asam amino 100 dan 150.
Determinan “a” merupakan target mayor dari respon imun (Ab) dan kebanyakan mutasi yang penting
berlokasi di determinan “a”. Mutasi di determina “a” dapat mengarah pada tidak terdeteksinya HBs Ag
pada sample oleh HBs Ag yang ada di beberapa kit
20
21
Syphilis
Serology Tests–Available
W.H.O Recommendation
Non-treponemal tests Treponemal tests
Detect Cardiolipin Ab Detect Total / IgM anti-T.pallidum Ab
Keuntungan Keuntungan
Early diagnostic marker, Sangat spesifik, sensitif, otomatik
tersedia luas, Kuantitatif, monitoring
pengobatan
Kerugian
Kerugian Tidak dapat membedakan infeksi lampau
Early diag. marker, namun berisiko false atau saat ini sehingga selalu digunakan
negative results (prozone effect) pada bersama dengan RPR untuk diagnosa yang
sampel yg tidak diencerkan lebih tepat
Risiko false positive results karena deteksi Tidak dapat memonitor pengobatan
non spesifik
22
23
24
Cover Pad
Sample Pad
25
Marker of conjugate
Solid Phase:
ELISA = heterogeneous assay
(e.g.: microplate, bead, tip…)
EIA = homogeneous assay
microparticles)
(e.g.: microparticle)
26
27
No
HIV Signal
Reactive:
No Virus
HCV Signal Not
Specified
HBV Signal
Internal Valid
Signal
Control Unbound Reaction
probes
destroyed
29
31
32
JENIS PERALATAN
RAPID TEST:
Mikropipet/Dropper
Yellow tip
EIA/CHLIA/NAT:
Mikropipet
Yellow tip
Inkubator
Washer
Reader: spektrofotometer/luminometer
33
Sample management
in several steps
time
Sample management
in one step
Batch Mode
“Walk Away”
Sample processing
35
time
36
Low Large
Random Access System
Flexibility
Number Number
of tubes of assays
Productivity
Batch Mode System
Large Low
37
Low Large
Number Number
of tubes of assays
Large Low
39
40
FORMAT
ASSAY
SENSITIFITAS
• Sandwich vs (99,5%) &
Competitive EIA SPESIFISITAS
• One Step vs Two (98%)
Step EIA
43
PENERAPAN REGULATION
US FDA: PMA procedure
“HIGH RISK” IVDS
Europe: CE marking
• Persyaratan sangat • Persyaratan yang
ketat untuk sangat ketat
performans reagen untuk performans
yang dibuktikan reagen yang
oleh hasil studi oleh dibuktikan oleh
pabrik hasil studi pabrik
• Populasi US (CTS)
• Inspeksi pabrik oleh • Populasi EU
FDA
45
Slides by CM Nübling, WHO/EMP/RHT/TSN/BLD
WHO
IVDS PRE-QUALIFICATION (PQDx)
46
PDQx :
TUJUAN, RUANG LINGKUP & DAMPAK
• TUJUAN:
– Mengenalkan & memfasilitasi akses pd IVD yang
mutunya baik, aman tepat dan terjangkau
• RUANG LINGKUP:
– Difokuskan pd IVDs untuk penyakit prioritas &
kesesuaiannya utk digunakan di negara dg
keterbatasan sumber daya (HIV, HBV, HCV, Malaria,
G6PD)
• Hasil PDQx memberikan informasi teknis yang
independen ttg keamanan, mutu dan kinerja IVDs
– Dg kriteria lainnya digunakan sbg pedoman untuk
pengadaan IVD di negara-negara anggota UN
47
KOMPONEN PDQx
Inspeksi pabrik
48
51
52
• Tervalidasi
• Dampak FP (kontaminasi) dan FN (kadaluarsa, rusak, vol
SAMPLE kurang)
53
3. PEN-
CUCIAN
54
PENCATATAN
• Aturan Pabrik • Updated form
• Validasi hasil • Updated form pelaporan
pencatatan • Validasi
• Validasi • Pengarsipan
INTERPRETASI
HASIL PELAPORAN
55
56
57
58
PENUTUP
• Uji saring darah merupakan upaya mengurangi
risiko transfusi penularan infeksi
• Kemajuan teknologi uji saring darah ditujukan
untuk meningkatkan sensitifitas dan spesifisitas
• Pengelolaan input, proses dan output sesuai GLP
merupakan kunci akurasi dan presisi uji saring
IMLTD
• Pemilihan parameter dan uji saring ulang
ditujukan untuk meningkatkan akurasi dan presisi
• Otomatisasi uji saring menurunkan human error
59
Pengertian Antigen
• Adalah sejenis zat yang bila masuk kedalam tubuh lalu dikenali
sebagai benda asing ,akan membentuk respon immun, hal ini
akan berakibat dibuatnya antibodi yang akan bereaksi spesifik
dengan antigen tersebut
• Antigen sel darah merah ada yang terdapat pada sel darah
merah dan ada yang larut dalam plasma atau cairan tubuh mis:
ABO,Lewis antigen.
• Antigen yang terdapat pada permukaan sel merupakan
komponen dari membran sel darah merah.
Pengertian Antibodi
• Hasil respon immun yang akan bereaksi dengan
antigen tertentu
• Antibodi ialah Immunoglobulin (Ig) yang terdapat
dalam bagian gammaglobulin dari protein plasma
• Terdapat Lima kelas Immunoglobulin : IgG, IgM, IgA,
IgD dan IgE
Antibodi
Antibodi
• IgG mempunyai 4 rantai terdiri dari 2 mata rantai ringan(light chain) dan 2
mata rantai berat (heavy chain)
• IgM molekul lebih besar dari IgG mempunyai 10 mata rantai ringan dan 10
mata rantai berat
• IgA
• IgD
• IgE
IgG IgM
% dari Imunoglobulin total 73 8
tubuh
Berat Molekul 150.000 dalton 900.000 dalton
Mengaktifkan komplemen ya ya
Antiglobulin
AHG
(IgG) (IgM)
Ab tipe warm :
bereaksi lebih cepat Ab tipe cold : bereaksi
pd 370 C lebih cepat pd 200C
Anti-A, Anti-B,
Cold- Anti- M, N, P1, I, Lewis
reactive
Saline phase
Wide thermal
range
Warm-reactive Anti-D, E, e, C, c
Coombs Anti- Fy, Jk, K, S, s,
phase Lewis
Aglutinasi Rouleaoux
Reaction of antigens-antibodies
Reaksi Antigen-Antibodi
1. Sensitisasi (IgG) :
• Proses pelekatan antibodi
pada permukaan sel darah
merah (belum terjadi
penggumpalan).
• Untuk melihat reaksi ini a.l
dg albumin, enzim
proteolitik dan reagen
antiglobulin.
Reaksi Antigen-Antibodi
2. Aglutinasi :
penggumpalan
eritrosit langsung
(IgM)
2 tahap pembentukan
aglutinasi (IgG):
sensitisasi
lattice formation
(pembentukan
kisi2/terali)
Pengertian Aglutinasi
Aglutinasi
Reaksi Antigen-Antibodi
3. Hemolisis
• Rx Ag-Ab mengaktifkan komplemen sehingga terjadi destruksi eritrosit
• ditandai dengan cairan supernatan yang berwarna kemerahan setelah
sentrifugasi.
4. Rouleaoux Formation
SDM bertumpuk bersama dalam rantai panjang dan itu terjadi dengan
peningkatan protein serum, terutama fibrinogen dan globulin. Ini adalah
mekanisme laju sedimentasi, yang meningkat secara non-spesifik dengan
peradangan dan peningkatan protein serum "fase akut“ suatu penyakit.
5. Neutralisasi
• Ag dapat menetralisasi / menginhibisi reaksi antibodi
• Ditandai dengan kekuatan antibodi menurun.
Komplemen
HEMOLISIS
Rouleaoux Formation
Dipengaruhi oleh :
1. Konsentrasi : rasio Ag dan Ab
2. Derajat Keasaman (pH) 5.5-8.5 (optimum7.2)
3. Suhu
4. Lama inkubasi
5. Red cell ionic charge (zeta potensial)
Negative charge krn adanya neuraminic acid pada
membran eritrosit sehingga tdk menggumpal
Menurunkan kekuatan ionik dengan medium : LISS
(0.03M), albumin 22% atau 30%, enzim (bromelin, ficin,
papain), antiglobulin, polyethilene glycol (PEG), polybrene
6. Sentrifugasi
Rasio Ag-Ab
Gen ABO
Kromosom Gol.
Darah ABO
Kromosom
gen H
Sistem H
H Substance merupakan
struktur asal atau precursor
substance dari antigen A dan
B
Pembentukan antigen A
dan B dimulai dari
Bila ada gen A dan atau
struktur asal/ precursor
gen B maka H substance
substance dan apabila
akan dirubah menjadi
ada gen H, maka
antigen A atau antigen
precursor substance
B
akan menjadi H
substance
ANTIGEN
GENES A+ H
SUBST A
B+H
GENES
SUBST B
HH /Hh H
AB A+B+H
Precursor substance
(P.S) O H
hh A,B,AB,O
P.S Tidak ada
Antigen H
DARAH
BOMBAY(Oh)
Gen O ialah gen Amorph, sehingga tidak ada produk yang dapat
diperiksa pada sel, pada sel darah merah tidak terdapat H
substance yang dirubah menjadi A atau B antigen, sehingga pada
golongan O yang ditemukan hanya H substance saja.
Anti-B
– Ditemukan pada gol drh A dan O
– Hanya ada anti-B
Anti-AB
– Ditemukan pd gol darah O
– Berguna utk mendeteksi A dan B antigen yg lemah
Subgroup ABO
ABO SUBGROUP
A Subgroup
1911 von Dungern menemukan 2 antigen A yang berbeda,
yaitu A1 dan A2
• A1 mempunyai A dan A1 antigen
• A2 hanya mempunyai A antigen
Perbedaannya
Subgroup A terdapat dalam :
mempunyai
• Jumlah antigen A pada
phenotype yang sel darah merah
berbeda dengan • Secretor yang
golongan A antigennya dapat
diperiksa melalui saliva
A sub-groups
B SUBGROUP
Sangat jarang ditemukan, adanya
perbedaan kekuatan reaksi terjadi dgn
anti-B dan anti-AB.
memp phenotype
Bombay (Oh)
O - - - + + + + -
Golongan BOMBAY
h
BOMBAY
Anti B
Anti A
Anti/aglutinin H
Pelatihan Dokter 2022 57
Rhesus positip adalah individu dengan Rhesus antigen pada sdm, dinamakan
antigen-D (D+), sedangkan Rhesus negatip tidak mempunyai Rh antigen (D-)
pada sdm nya dan merupakan antigen yang penting dlm transfusi.
D Rho Rh1 85
C rh’ Rh2 70
E rh” Rh3 30
c hr’ Rh4 80
e hr” Rh5 98
Rh variant
Umumnya antibodi Rh
merupakan antibodi
imun akibat transfusi
atau kehamilan.
Weak D
Menurut Race et al, antigen weak D adalah reaksi sel darah merah terhadap anti-D tidak seperti
yang diharapkan atau secara spesifik sel darah dapat beraglutinasi dengan anti-D tertentu saja.
Dari sudut pandang laboratorium, antigen weak D merupakan sel darah merah dengan ekspresi
antigen D yang lemah ini tidak dapat bereaksi kuat bahkan ada yang tidak bereaksi dengan reagen
anti-D sehingga interpretasi hasil pemeriksaan seringkali dianggap sebagai rhesus negatif padahal
sebenarnya termasuk rhesus positif.
Sel darah merah dengan tingkat antigen weak D lebih tinggi dapat beraglutinasi dengan anti-
D tertentu sedangkan yang lebih rendah dapat dideteksi dengan pemeriksaan antiglobulin
indirek.
Pelatihan Dokter 2022 71
Ag Glikoprotein / Glikolipid
Jenis Sist gol drh Rekasi Medium NaCl Medium BA ICT Jenis Ab
antibodi opt C
Anti-K Kell 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun, HDN
Anti-k Kell 37 Kurang baik Kurang baik Baik Antibodi imun, jarang ditemukan
Anti-Lea Lewis 4 – 18 Baik Kurang baik Kadang2 baik Antibodi alamiah / imun
Anti-Leb Lewis 4 – 18 Cukup baik Cukup baik Kadang2 baik Antibodi alamiah
PENUTUP
PEMERIKSAAN SEROLOGI
GOLONGAN DARAH
PENDAHULUAN
Pemeriksaan serologi golongan darah meliputi antara
lain :
Pemeriksaan golongan darah,
Pemeriksaan antiglobulin langsung/Direct Antiglobulin test
(DAT),
Pemeriksaan antiglobulin tidak langsung/Indirect
antiglobulin test (IAT) ,
Pemeriksaan uji saring dan identifikasi antibodi
Pemeriksaan kecocokan darah/crossmatch/uji silang serasi
Pada dasarnya pemeriksaan serologi golongan darah
adalah reaksi antigen antibodi, yang kemudian dinilai
derajat aglutinasinya
Serum/reverse/back typing
Serum / plasma direaksikan dengan sdm gol A, B, O dan auto kontrol
SLIDE TEST
kerugiannya
- Kurangnya sensitif
- ↑ suhu menyebabkan
agregasi + palsu
- Rx lemah sulit u/ interpretasi
Pelatihan Dokter 2022 9
TUBE TEST
Metoda Salin (NaCl 0,9%)
• Plastik uk. 10 x 75 mm
• lebih sensitif dr pd tehnik slide
• Test saline aglutinasi u/ tes sel dan serum grup dg tehnik
tube
1. Sel grup / forward grouping
2. Serum grouping / reverse grouping
Tube Test
• Relatif murah
• Umum dipergunakan
• Tahapn lebih banyak
• Kesalahan lebih besar
• Interprestasi sulit dilakukan untuk reaksi lemah
• Teknik : tidak semua prosedur terstandarisasi,
kemungkinan terdapat perbedaan pelaksanaan
pengocokan dll
1 tts anti 1 tts anti 2 tts 2 tts 1 tts 2 tts 1 tts anti 1 tts
A + 1 tts B + 1 tts serum serum serum serum D+ 1 tts B.Alb 6%
sel Os sel Os Os + 1 Os + 1 Os + 1 Os + 1 sel Os + 1 tts
5% 5% tts sel A tts sel B tts sel O tts sel Os 5% sel Os
5% 5% 5% 5% 5%
Kocok-kocok hingga tercampur rata putar 3000 rpm selama 15 – 20’
• Prinsip dasar dari metode ini adalah adanya reaksi dari antigen dan antibodi (sel
darah dan plasma, baik dari donor maupun pasien) dengan melewatkan pada
dextran-acrylamide gel pada mikrotube.
• Setelah proses inkubasi dan sentrifugasi, adanya aglutinasi yang terbentuk akan
tertahan dipermukaan gel sampai ke pertengahan gel, sedangkan sel darah yang
tidak membentuk aglutinasi akan bergerak bebas sampai ke dasar mikrotube
Interpretasi hasil
Positif
kuat
Positif
lemah
Negatif
Pelatihan Dokter 2022 20
OTOMATISASI
• Otomatisasi dalam hal :
• Identifikasi sampel dan pemipetan
• Persiapan suspensi SDM
• Notifikasi reagen dan penetesan
• Inkubasi
• Sentrifugasi
• Pembacaan hasil dan interprestasi hasil oleh kamera
• Otomatis, kesalahan diminimalkan
• Area memasukkan sampel terpisah, tidak mengganggu
operasional alat
• Pendeteksi bekuan, gelembung
• Fully automatic
PERKEMBANGAN PEMERIKSAAN
IMUNOHEMATOLOGY
Compatibility Testing
Renee N. Wilkins, PhD, MLS(ASCP)CM
2
Pelatihan Dokter 2022
4
• ALUR
PEMERIKSAA
N SEROLOGIS
PRATRANSFU
SI SAAT INI
YANG BANYAK
DILAKUKAN
(PMK No.91
Thn 2015)
TEKNIK PEMERIKSAAN
Teknik pemeriksaan uji antiglobulin langsung
• Uji antiglobulin secara langsung, sel darah merah
pasien dicuci dan direaksikan dengan anti human
globulin.
Teknik pemeriksaan uji antiglobulin tidak angsung
• Uji antiglobulin secara tidak langsung dilakukan
terhadap serum pasien, dengan cara terlebih dahulu
ditambahkan sel darah merah kemudian
ditambahkan anti human globulin
DERAJAT AGLUTINASI
• 4+ : semua sel darah bereaksi dengan cara
menggumpal menyatu, sehingga cairan
tampak jernih
• 3+ : semua sel darah menggumpal tetapi
tidak menyatu, t.d. beberapa gumpalan
kasar, disekitar tampak cairan jernih
• 2+ : gumpalan2 agak kasar, tidak semua sel
beraglutinasi sehingga sekitar gumpalan
agak keruh
• 1+ : gumpalan2 halus, lebih banyak sel
yang bebas sehingga cairannya tampak
keruh
• Negatip: Tidak tampak adanya gumpalan,
campuran tampak keruh
INTERPRETASI
HASIL UJI SILANG SERASI
• Bila Mayor dan Minor fase 1 sampai fase 3 tidak
menunjukkan reaksi aglutinasi dan atau hemolisis , hasil
diinterpretasikan kompatibel (cocok) darah dapat
keluar
• Bila Mayor dan Minor fase 1 sampai fase 3
menunjukkan adanya reaksi aglutinasi dan atau
hemolisis , hasil diinterpretasikan inkompatibel (tidak
cocok) darah tidak dapat keluar harus
diinvestigasi
PENUTUP
KASUS INKOMPATIBILITAS
Pendahuluan
• Darah inkompatibel adalah darah donor yang tidak
dapat ditransfusikan
• Perlu penanganan yang serius dan hati-hati
• Mengakibatkan komplikasi transfusi
• Fatal pada pasien
• Pemeriksaan reaksi silang harus dilakukan seteliti
mungkin agar semua jenis antibodi yang
menyebabkab reaksi inkompatibel dapat terdeteksi.
• Shg reaksi transfusi hemolitik yang dapat
menyebabkan kematian pada pasien dapat dihindari
RUJUKAN
KASUS INKOMPATIBILITAS
• UTD/BDRS yang mempunyai masalah inkompatibilitas dan tidak
dapat menyelesaikan masalahnya dapat merujuk ke UTDP atau
UTD yang mampu melakukan pemeriksaan rujukan
imunohematologi (biasanya UTD Propinsi)
• Di UTDP/UTD Rujukan akan melakukan:
– pemeriksaan penelusuran dan pemecahan kasus
– Menjawab penyelesaian kasus rujukan ke UTD Pengirim
dengan memberi solusi penanganannya
– Bila memungkinkan memberikan darah donor yang
dibutuhkan pasien yang sampelnya dirujuk sesuai dengan
hasil pemeriksaan
KASUS INKOMPATIBEL
• Rujukan kasus Imunohematologi akan terjadi bila pada saat
pasien membutuhkan darah transfusi, kemudian dilakukan
pemeriksaan Pre-Transfusi, tidak atau susah didapatkan darah
yang kompatibel (cocok) dengan darah pasien
• Susah didapatkan darah yang kompatibel dikarenakan
beberapa masalah:
– Masalah pada darah pasien
– Masalah pada darah donor
• Permasalahan pada darah pasien atau donor dapat
disebabkan karena:
– Permasalahan pada pemeriksaan golongan darah
– Permasalahan pada pemeriksaan Skrining dan identifikasi antibodi
– Permasalahan pada pemeriksaan uji silang serasi
I. PERMASALAHAN
PX GOLONGAN DARAH
Penyebabnya:
• Kesalahan teknis
• Ketidakcocokan antara hasil sel dan serum grouping
– Sel Grouping problemnya pada antigen SDM
– Serum grouping problemnya pada antibodi
Kesalahan teknis
pemeriksaan golongan darah
• Salah label
• Salah dokumentasi entry Data salah dll
• Reagen/alat bermasalah
• Sampel yang bermasalah lisis, sudah
aglutinasi,dll
• Salah prosedur pemeriksaan
PERMASALAHAN
PX GOLONGAN DARAH
Bila permasalahannya disebabkan kesalahan teknis, maka:
• lakukan pemeriksaan ulang dengan tube test (sel dan serum grouping),
atau dilakukan pemeriksaan dengan diinkubasi 15-30 menit pada suhu
kamar/4⁰C
• Lakukan pemeriksaan ulang dengan sampel baru atau reagen baru. Bila
perlu lakukan pencucian SDM
• Lihat kemungkinan adanya salah penulisan label, DATA entry di
komputer, dll
• Periksa mutu/kualitas reagen atau alat yang digunakan, adakah
kemungkinan kontaminasi baik pada sampel atau reagen.
• Kesalahan prosedur pemeriksaan (Lihat SOP)
• Bila perlu lakukan pemeriksaan DCT
• Teknik Prewarm bila ada kemungkinan antibodi dingin
• Bila rouleaux formasi (spt koin) ditambahkan 2 tetes salin
• Lihat riwayat transfusi, dx pasien, usia, pengobatan dll
PERMASALAHAN
PX GOLONGAN DARAH
Bila Penyebabnya adalah Non Teknis maka:
• Masalah Teknis harus disingkarkan terlebih dahulu
• Bila masalah pada sel darah merahnya antigen SDM
– Antigen yang hilang/lemah
– Antigen yang tidak diharapkan
– Mixed field
• Bila masalah pada serumnya antibodi
– Antibodi yang lemah
– Antibodi yang tidak diharapkan
ANTIGEN LEMAH/HILANG
Mixed field
Antibodi lemah/hilang
• Terjadi penurunan produksi antibodi atau tidak dapat
memproduksi antibodi
• Penyebabnya:
– Bayi baru lahir
– Orang yang sudah tua
– Keganasan
– Pasien yang minum obat imunosupresan
– Transplantasi sumsum tuklang
– Subgroup
– Terapi radiasi
• Pemecahannya: singkirkan kesalahan teknis terlebih dulu,
lakukan inkubasi pada sampel pemeriksaan di suhu kamar
Pemeriksaan lanjutan
Pemeriksaan lanjutan pada ketidak cocokan
golongan darah ABO :
1. Periksa ulang dengan memakai sampel darah
yang baru. Serum harus mengandung
komplemen, sehingga antibody yang mengikat
komplemen dapat terdeteksi .
2. Lakukan pemeriksaan darah dengan tehnik pre
warmed (pemanasan 37 derajat Celsius).
3. Lakukan pemeriksaan DCT (Direk Coombs Test).
PEMERIKSAAN LANJUTAN
ROULEAUX FORMATION
III. Permasalahan
pemeriksaan uji silang serasi
• Permasalahan administrasi dan pengambilan sampel pasien:
– salah label
– salah ambil sampel
– sampel bermasalah
– Reagen atau alat yang bermasalah
– Prosedur pemeriksaan yang salah
• Pasien/donor: terdapat antibodi tertentu atau permasalahan
lain dalam darah pasien atau donor
Penyebab
Kesalahan pada reaksi silang serasi.
Kesulitan – kesulitan sering didapat pada reaksi silang serasi
Untuk mendapat hasil reaksi silang yang sempurna,
pemeriksaan harus melalui 3 fase :
Fase I : Fase suhu kamar didalam medium saline.
Fase ini akan dapat mendeteksi :
Antibody komplet yang bersifat IgM (Cold Antibodi ),
misalnya adalah :
– Ketidak cocokan pada penetapan golongan darah
ABO.
– Adanya antibody komplet seperti: anti- M, anti-
Lewis, anti-N, anti-P1, anti-A1,anti-H.
Penyebab
Fase II : Fase inkubasi 37ºC didalam medium Bovine albumin
Fase ini akan dapat mendeteksi beberapa antibody
system Rhesus seperti:
anti-D, anti-E, anti-c dan juga antibody lainnya seperti
anti-Lewis.
Pada fase ini antibody inkomplet dapat mengikat sel darah
merah , sehingga pada fase III dengan bantuan penambahan
Coombs serum akan didapat hasil reaksi positip. Antibodi
inkomplet tersebut adalah anti-D, anti-E, anti-C, anti-Duffy,
anti-Kell, anti-Kidd, anti-S dan lain-lain.
Penyebab
Langkah lanjutan
Langkah lanjutan bila didapatkan hasil darah
inkompatibel.
Langkah lanjutan
PENANGANAN
X-MATCH INKOMPATIBEL
LANGKAH I :
Riwayat pasien
• Umur
• Jenis kelamin
• Riwayat sebelumnya :
– Riwayat transfusi sebelumnya: apakah mendapatkan
transfusi 3 bulan sebelumnya
– Riwayat kehamilan , jumlah kehamilan, lahir mati, abortus,
bayi dengan HDN
– Riwayat pemakaian obat jangka lama
PENANGANAN
X-MATCH INKOMPATIBEL
LANGKAH II :
Pemeriksaan Ulang X-Match
– Contoh darah pasien baru
– Ulangi pemeriksaan golongan darah ABO
– Lakukan DCT
PENANGANAN
X-MATCH INKOMPATIBEL
LANGKAH III :
Skrining / Identifikasi antibodi
– Antibodi tipe panas atau tipe dingin, IgM atau IgG
– IgM bereaksi bagus pada suhu kamar, IgG bereaksi bagus
pada 37 °C dan AHG
Penelusuran
Kasus Inkompatibel
• Apabila ditemukan kasus inkompatibilitas, maka harus
dilakukan penelusuran.
• Yang dilakukan pertama kali harus disingkirkan terlebih
dahulu adanya kemungkinan kesalahan teknis
• Apabila tidak ditemukan kesalahan teknis maka, lakukan
penelusuran terhadap riwayat transfusi darah
sebelumnya, untuk mengetahui apakah sebelumnya
inkompatibel atau tidak
• Bila tdk ada riwayat transfusi dan kasus inkompatibilitas,
maka lakukan pemeriksaan spt yg sdh diterangkan diatas
Kesalahan teknis
• Salah label
• Salah dokumentasi entry Data salah dll
• Reagen/alat bermasalah
• Sampel yang bermasalah lisis, sudah
aglutinasi,dll
• Salah prosedur pemeriksaan
Masukan
kepada klinisi terkait
• Kasus inkompatibilitas tidak berarti kemudian tidak dapat
ditransfusi
• Oleh karena itu harus didiskusikan dengan klinisi pengguna
darah
• Para Klinis yang menentukan apakah pasien dapat ditransfusi
atau tidak berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan
• Namun demikian kepala UTD/BDRS harus dapat memberi
masukan dan menerangkan hasil pemeriksaan kepada klinis
• Teknisi dan Kepala UTD/BDRS harus mampu mengartikan hasil
pemeriksaan
PENUTUP
• Pemeriksaan pre-transfusi yang bermasalah dapat
menyebabkan Kasus Inkompatibilitas
• Perlu keahlian khusus dan pengetahuan yang cukup
dari petugas dalam mengerjakannya kasus
inkompatibilitas
• Darah inkompatibel tidak boleh diberikan kepada
pasien, namun demikian keputusan penggunaan
darah untuk transfusi diserahkan kepada dr
pengguna darah (klinisi), Petugas UDD/BDRS dapat
memberi masukan
• Perlu dilakukan pemeriksaan lanjutan bila terdapat
hasil inkompatibel
SAPTUTI CHUNAENI
TOPIK BAHASAN
CPOB
Donasi
Darah/plasma
Plasma Pasien
untuk
fraksionasi
Industri
Fraksionasi
Produk derivat
Plasma
plasma
Plasmaferesis
Seleksi Donor Penyiapan
Sistem deferral komponen darah Proses
Pengambilan Pengujian Fraksionasi
darah Laboratorium
Penyimpanan &
distribusi
CPOB
SISTEM TERTUTUP
Pembuatan komponen darah dalam
sistem tertutup menggunakan:
- kantong ganda dua, tiga, empat, pediatrik, apheresis
- jika menyambung selang dengan transfer pack dengan
SCD(sterile connecting device) yg dipastikan ketepatan
sambungan dan integritas selang
Pembuatan washed eritrosit (WE) secara sistem terbuka
dilakukan di laminary airflow (prosedur aseptis)
Setiap proses pembuatan komponen yg membuka
selang kantong berisi darah harus menggunakan
kacamata gogle
METODA KONVENSIONAL
Metoda konvensional dari darah lengkap (WB)
sentrifugasi menjadi PRC, FFP, TC, AHF
Perlu diperhatikan waktu, kecepatan putar dan suhu
(dalam SOP disebutkan yg jadi patokan, dan
tindakan mengatasi masalah)
WB dapat difilter sebelum disentrifugasi untuk
mendapatkan leukodepleted: PRC dan TC
2 jenis filter: pre dan pasca penyimpanan
Menurut penelitian, hasil akhir filtrasi sebelum
penyimpanan lebih baik, karena dipengaruhi oleh
laju aliran tergantung ketinggian, suhu, riwayat
penyimpanan, jumlah leukosit dan trombosit
Quadriple Bag
Whole
Blood
Centrifugasi WB
PRC TC PRP AHF
Soft Spin
PRP
Membuat TC/ PC
& FFP
Heavy Spin
FFP
Membuat AHF
Thawed at 4 °C
Heavy Spin
PENGOLAHAN PRC
pemisahan darah di plasma ekstraktor, tidak
boleh reposisi atau melakukan manipulasi, karena
akan mengganggu batas pemisahan
Jika warna plasma kuning putih pekat/ lipemik,
hijau, merah atau kuning terang homogenkan
kantong dan re-sentrifugasi menggunakan
program yg benar untuk pembuatan sel darah
merah/ PRC dan pembuangan FFP
PRP terkontaminasi sel darah merah
- kembalikan PRP ke WB, homogenkan
gunakan sebagai WB atau
- Sentrifugasi ulang menjadi PRC dan FFP
TROMBOSIT PEKAT
PLATELET CONCENTRATE (TC)
Isi utama : trombosit
Volume : 50 mL
Suhu simpan : 20 ± 2 °C
Lama simpan :
3 hari : tanpa goyangan
5 hari : dengan goyangan
Berguna untuk meningkatkan jumlah trombosit
Peningkatan post transfusi pada dewasa rata-
rata 5.000 – 10.000 / uL
Efek samping : urtikaria, menggigil, demam,
alloimunisasi Antigen trombosit donor
PENGOLAHAN TC
Saat pembuatan TC, jika suhu di display RC < 20
atau >24°C, angkat kantong dari bucket, putar RC
dalam keadaan kosong hingga mencapai suhu 20-
24°C, baru digunakan untuk memutar kantong
Jangan tinggalkan RC yang sedang running,
observasi selama sentrifugasi
Putaran lambatsaat pemutaran cepat telah
selesai, segera ambil TC nya untuk menghindari
trombosit turun lagi bercampur ke plasma karena
gravitasi
Jika kecepatan pemutaran lebih rendah dari
standar, homogenkan lagi darah di kantong, ulangi
sekali lagi dengan kecepatan putaran sesuai
standar/ yang telah dikaji
PENGOLAHAN TC
Jika saat pemisahan trombosit terjadi:
- kelebihan volume unit TC, alirkan plasma
dengan cara taruh kantong TC di timbangan,
alirkan ke kantong plasma yg ditaruh di bawah
timbangan hingga volume sesuai standar,
kemudian klem
- volume unit TC di bawah limit standar/
kekurangan, hati2 plasma diletakkan di atas,
kantong TC di timbangan. Alirkan plasma
sedikit2 hingga volume unit TC sesuai standar.
Udara jangan sampai masuk, sisihkan di sisi lain
PENGOLAHAN TC
Jika di kantong trombosit:
- tak ada swirl: buanglah ke limbah infeksius,
karena tidak efektif dan masa hidup pendek
- banyak agregat/ gumpalan:
a. pastikan Swirl nya ada/ cukup banyak
b. kantong dibalik, gantung 10-20 menit, hingga
agregat terkumpul di area port canula
c. goyang dan arahkan agregat ke tail ke tail
tubing
d. usahakan agregat masuk ke tail tubing
KEBUTUHAN KHUSUS
Leukoreduksi: mengurangi leukosit hingga 109 pada top and
bottom system, untuk menghindari demam
PRC Cuci (WE): protein plasmanya sangat rendah untuk
memenuhi kebutuhan pasien yg alergi
Freezing: langkah kritikal pada pengolahan F VIII dari FFP
- agar hasil yield F VIII, vWF, fibrinogen tinggi, bekukan dalam 6-8
jam, plasma (bebas lipid) dibekukan pada suhu > – 50 °C, 50
menit, Kantong diletakkan merata di contact shock freezer
Thawing: - periksa keutuhan kantong sebelum & sesudah proses
- segera proses setelah dikeluarkan dari penyimpanan,
thawing pada suhu 37 °C
- lihat masih adakah kriopresipitat pada plasma
- plasma cair segera digunakan dalam 4 jam, tak
boleh dibekukan kembali
IRRADIATED BLOOD
- Dosisi minimum: 25 Gy (2500cGy)
- iradiasi PRC dan TC untuk mematikan limfosit T
- menekan graft versus host reaction (penolakan
tubuh pasien/ anak immunocompromised berat
atau bayi berat lahir rendah terhadap darah
transfusi
- transfusi intrauterin PRC <5 hari, iradiasi <1 hari
- alat khusus dan petugas menggunakan apron
khusus penahan radiasi
- label khusus komponen darah iradiasi
HEMAFERESIS
prosedur khusus pengambilan komponen darah
tertentu dan pengembalian komponen lainnya ke
dalam tubuh pendonor
menunjang terapi komponen yang lebih efektif
dan efisien (volume & yield besar)
Aman,
PROSES PRODUK dari seorang
paparan antibodi NILAI
pendonor
Eritraferesis Eritrosit 500-600 mL
Trombaferesis Trombosit 3-3,7 x 1011
Leukaferesis Leukosit 6-7 x 1011
Plasmaferesis plasma 500-600 mL
HEMAFERESIS
CFC (Continuos Flow Centrifugation):
pengambilan darah , pemisahan komponen yang
diperlukan dan pengembalian komponen darah
lainnya ke tubuh pendonor terjadi secara
bersamaan, terus menerus
* contoh : Cobe Spectra, Amicus
* waktu yang diperlukan: 100-120 mnt
* volume ekstrakorporal 150 mL
* akses dua lengan
HEMAFERESIS
IFC (Intermittent Flow Centrifugation) :
pengambilan darah dan pemisahan komponen
yang diperlukan dilakukan 5-6 siklus diselingi
dengan pengembalian komponen darah lainnya
ke tubuh pendonor akses satu lengan
* Contoh : Haemonetics
* Waktu diperlukan 100-120 menit
* Volume ekstrakorporal minimal 450 mL,
meningkat pada nilai Ht rendah
INTERVAL HEMAFERESIS
2 minggu • donor trombaferesis berulang
• donor trombaferesis setelah penyumbangan
darah merah / darah lengkap
• donor plasmaferesis berulang
PERHATIAN
Tidak membuka plester selama 12 jam
Tidak bekerja berat/ mengangkat barang selama
24 jam
Bila bekas tusukan berdarah, lengan diangkat ke
atas lebih tinggi dari Jantung dan bekas tempat
tusukan ditekan
Segera hubungi UTD bila ada keluhan:
Menggigil Keracunan sitras Emboli udara
Mual, muntah Gangguan irama Sepsis
Emboli udara Jantung, Vasovagal Kehabisan protein
Sepsis collapse Transfusi inkompatibel
Penentuan
ABO, Rhesus Semua golongan darah Semua kantong 100%
terkonfirmasi
PENILAIAN KOMPONEN
QC
PENDISTRIBUSIAN DARAH
DARAH
SESUAI CPOB
Prinsip pendistribusian darah dan
komponen darah, dalam bentuk:
- cair dibawa cair di:
suhu 2-10 ºC untuk WB, PRC dan
plasma cair
suhu 20-24 ºC untuk TC
PRC dari WB
280 ± 50 mL
450 ml
PRC dari WB
218 ± 39 mL
350 ml
1% dari total
PRC-BCR dari
250 ± 50 mL kantong
WB 450 ml
Volume minimal 75%
PRC-BCR dari
195 ± 39 mL empat (4)
WB 350 ml
per bulan
PRC-LD dari WB
Akan ditetapkan
450 ml
sesuai sistem yang
PRC-LD dari WB
digunakan
350 ml
QC PRC
% QC yang
Parameter yang
Dilakukan pada Spesifikasi Sampling dapat
harus diperiksa
diterima
PRC 0.65 – 0.75
4 kantong
Haematokrit PRC-BCR 0.50 – 0.70
per bulan
PRC-LD 0.50 – 0.70
Minimal 45 g per
PRC 4 kantong
kantong
Minimal 43 g per per bulan
Hemoglobin PRC-BCR 75%
kantong
Minimal 40 g per
PRC-LD
kantong
Hemolisis pada <0,8% dari jumlah 4 kantong
akhir masa Semua total sel darah per bulan 75%
simpan merah
<1.2 x 109 per 1% dari
Red Cells-BCR
kantong (BCR) semua
Jumlah leukosit kantong 90%
<1 x 106 per kantong
Red Cells-LD minimal 10
(LD)
per bulan
>40 mL per
kantong tunggal
Volume Semua kantong Semua kantong 75%
ekuivalen dengan
(60x109trombosit)
QC TC
Parameter % QC yang
yang harus Dilakukan pada Spesifikasi Sampling dapat
diperiksa diterima
Trombosit tunggal,
<0.2 x 109
dari PRP
Trombosit tunggal,
<0.05 x 109 1% dari total
Jumlah dari BC
kantong
leukosit per Pool Trombosit <1 x 109 90%
minimal 10 per
unit final Trombosit tunggal -
<0.2 x 106 bulan
LD
Pool Trombosit –LD
<1 x 106
pH pada
1% dari total
akhir masa
kantong
penyimpana Semua kantong >6.4 75%
minimal 4 per
n, pada suhu
bulan
22oC + 2oC
EVALUASI TEKNISI
petugas terlatih untuk:
- mengolah darah: Teknisi Pelayanan Darah (TPD)
- Aferesis : perawat aferesis, TPD
TPD/ Perawat dapat:
- menyiapkan, memonitor, menangani & merawat:
a. sampel b. peralatan
c. bahan habis pakai d. alat aferesis
- membuat komponen darah, pelaporan dan
dokumentasi
- membaca dan berkonsultasi dengan kepala Lab.
untuk menganalisis hasil QC
KESIMPULAN
Persiapan, proses dan monitoring pengolahan
komponen darah dilakukan sesuai SPO
Cara pengolahan manual, konvensional, aferesis
dan otomatis memiliki kelebihan masing- masing
Hasil QC tiap komponen darah harus dilakukan
sebagai jaminan mutu produk
Pembuatan komponen darah untuk
mendapatkan efektivitas dan efisiensi yang lebih
baik bagi resipien
TERIMAKASIH
TUJUAN PEMBELAJARAN
mengirim darah
TOPIK INTI
• Penyimpanan darah
• Transportasi darah
3
RANTAI DINGIN
• suatu sistem pemeliharaan suhu darah dan
komponen darah mulai dari pengambilan darah
donor - pengolahan - penyimpanan -
pendistribusian sampai pemberian ke pasien
RANTAI DINGIN
• Freezer
Ada alarm
8
• Platelet Refrigerator
10
• Pemeriksaan berkala
karet pintu
alarm
11
14
Penyimpanan CCP 1
darah karantina
Pengeluaran
darah
15
16
17
18
19
20
Apakah ada
hemolisis
Dalam plasma? Apakah ada gumpalan sel
Apakah plasma Darah merah pada plasma?
menjadi Plasma
Kemerah2an? Sel darah Apakah sel darah merah
merah
Apakah hemolisis ada Terlihat normal atau berwarna
Digaris batas,antara Keunguan?
Sel dan plasma
23
PENYIMPANAN DARAH
• Dibuang, tidak didistribusikan ke pasien karena:
- Darah kadaluarsa
- Lisis, lipemik
- Beku
- Reaktif
- rusak perlu dipisah ke tempat khusus (kantong
kuning berlambang Biohazard) untuk dibuang
sebagai limbah yang siap dimusnahkan di
insenerator
• Hitung dan catat dengan baik, berapa yang lisis,
beku, reaktif, rusak agar dapat ditelusuri ulang
dengan mudah kenapa rusak, kantong darah nomor
berapa reaktif dsb
SYARAT PENYIMPANAN
Monitor suhu:
• Ditempel di setiap alat penyimpan darah
PENCATATAN TEMPERATUR
Merek :
Bulan : Tahun : Batas temperatur : ºC
Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Jam
Temp ºC
Initial
Jam
Temp ºC
Initial
26
PENCATATAN
27
TRANSPORTASI DARAH
28
PENGEMASAN DARAH
TRANSPORTASI
• Prosedur pengepakan
TRANSPORTASI DARAH
Kemasan :
• berdinding insulator
PENCATATAN
• Dokumentasi diperlukan untuk mencatat
parameter penting selama penyimpanan dan
distribusi
- suhu selama penyimpanan dan transportasi
- jumlah persediaan produk untuk penggunaan
klinik
- waktu pengiriman dan penerimaan
- tujuan produk
- tanggung jawab personal
• Dilakukan teratur tiap shift,ditulis dengan
cermat
• Dicatat di monitoring suhu dan dicek dengan
catatan suhu di dalam (second check).
PENGAWASAN
• Pengawasan rantai dingin darah
- pengawasan suhu
- awal, selama berlangsung, dan akhir
• Pengawasan sistem distribusi
- waktu yang dibutuhkan dari tempat A ke B
- keandalan kemasan sampai di tempat yang
dituju
• Pemberian label
- ketepatan
- jelas
- sesuai
RINGKASAN
36
HASIL PEMBELAJARAN
Peserta mampu
37
TERIMAKASIH
38
PENDAHULUAN
Pemberian transfusi darah merupakan bagian dari yankes untuk
penyembuhan penyakit /pemulihan kesehatan
RISIKO TRANSFUSI
Reaksi transfusi darah terjadi pada sekitar 10% penerima transfusi
Transfusi hanya dilaksanakan jika keuntungan jelas melebihi risiko
Pasien harus diberitahu atas kemungkinan reaksi transfusi yang
dapat terjadi, keuntungan, alternatif dan konsekuensi dari penolakan
transfusi.
Persetujuan pasien berupa penanda tanganan informed consent
Kebanyakan reaksi transfusi yang mengancam nyawa terjadi pada
awal transfusi, oleh karena itu pasien harus dimonitor dengan
seksama selama transfusi
Setiap reaksi transfusi terjadi, perlu dilakukan penanganan dengan
tepat dan pelacakan atas darah dan komponen darah yang
bersangkutan
PP No7/2011 menekankan:
bahwa pemberian darah harus dilaksanakan melalui uji
silang serasi sebelumnya
pemberian transfusi harus dilaksanakan oleh dokter yang
memiliki kompetensi dan kewenangan di fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
Permintaan darah
Form permintaan
Tidak Ya
& sampel pasien
lengkap ?
ALUR KERJA
Batalkan
Tidak Ya
Kompatibel ?
Batalkan
Distribusi darah dari BDRS
PEMBERIAN DARAH
Tidak terpenuhi Terpenuhi
Suhu transportasi ?
Batalkan
Penyiapan pasien
Tidak Ada
Reaksi Transfusi?
PERMINTAAN TRANSFUSI
Harus atas permintaan dokter
Harus tertulis dan ditanda tangani oleh dokter
Biasanya dituangkan pada formulir permintaan darah ke
UTD (Gunakan Formulir dg Identitas RS)
Harus Jelas :
• Identitas pasien
• Identitas ruang perawatan dan RS
• Indikasi klinis
• Jenis komponen darah yang diminta
• Volume darah yang dibutuhkan
• Nama dokter
Informed:
Pasien telah diberikan informasi tertulis tentang
indikasi transfusi, risiko transfusi dan proses transfusi
Consent:
Pasien telah membaca/menerima informasi secara
tertulis dan lisan, telah memahami dan setuju untuk
mendapatkan transfusi
Persetujuan melalui penandatanganan formulir
informed consent
Tabung Sampel Darah Pasien (Benar) dan Spuit Injeksi (Tidak Benar)
Penolakan sampel
Alasan penolakan:
1. Kesalahan/keraguan informasi sampel
2. Kualitas sampel tidak sesuai standar
3. Sampel tanpa label
15
PEMBERIAN TRANSFUSI
Mencocokkan nama dan golongan darah pasien dengan nama dan gol darah
yang tertera pada label darah (caranya pasien / penunggu ditanya siapa nama
pasiennya)
Menggunakan blood set yang sesuai (WB/PRC set atau trombosit set)
Lakukan dengan higienis dan lakukan desinfeksi lengan pasien
Menghitung jumlah tetesan per-menitnya
Darah harus ditransfusikan maksimal 30 menit setelah keluar dari suhu
penyimpanannya
Lamanya transfusi
1 unit WB dan PRC harus selesai dalam waktu maksimal 4 jam
1 unit TC harus selesai dalam waktu maksimal 15menit
1 unit FFP ditransfusikan maksimal 30 menit setelah thawing
Darah tidak dihangatkan, kecuali pada transfusi masif
Blood warmer
IN LINE LEUKODEPLETED
Tujuan: mengurangi jumlah leukosit pada darah yang
ditransfusikan
Jenis:
Pre-storage leukodepleted
Dilakukan di UTD (suhu dan kualitas lebih memenuhi syarat)
Leukosit di filter sebelum membentuk sitokin
Kualitas lebih terstandarisasi
Post-storage leukodepleted
Dilakukan di BDRS (suhu dan kualitas lebih memenuhi syarat)
Leukosit di filter sesudah penyimpanan (tidak mengurangi jumlah
sitokin)
PENGAWASAN TRANSFUSI
Dilakukan 30 menit pertama transfusi
Pengawasan diulang setiap 30 menit berikutnya
Yang harus diawasi:
Tanda vital (apakah pasien sesak, berkeringat dingin,
kesadaran menurun, demam)
Suhu
Keluhan gatal
Keluhan lainnya
REAKSI TRANSFUSI
PENUTUP
Transfusi merupakan tindakan medis penyelamat nyawa
namun berisiko
Persiapan darah dan pemberian transfusi harus dilakukan
secara profesional
Transfusi hanya diberikan jika indikasi klinis jelas dan harus
rasional
Penanganan reaksi transfusi harus cepat dan tepat
Semua rangkaian pemberian transfusi harus tercatat dan
terdokumentasikan
Diskusi Kelompok
• Membagi 4 kelompok diskusi (dibagi dalam 4 room)
• Setiap kelompok membahas minimal 3
permasalahan yang sering terjadi terkait dengan
keamanan transfusi darah di RS dan bagaimana
cara penanganan atau tindak lanjut dari masalah
tersebut
• Persiapan 5 menit
• Waktu diskusi 15 menit
• Waktu paparan hasil diskusi 5 menit @kelompok
• Kesimpulan dan Penutupan diskusi 5 menit
Sistem
pencatatan
dan pelaporan
kegiatan UDD
Unit Donor Darah PMI Pusat
Dokumentasi
Validitas data
Kegiatan UDD
Dokumentasi
• Dokumentasi dan Pencatatan adalah bagian penting dari sistem kualitas
dalam pelayanan darah
• Dokumentasi dan pencatatan meliputi sejumlah aspek :
- Prosedur-prosedur, formulir-2, lembar data, dll.
- Lembar pencatatan untuk persiapan kerja.
- Data monitoring.
- Catatan kebersihan, perawatan dan kalibrasi alat.
- Catatan pelatihan staf
- Data donor melalui sistem komputerisasi atau manual
Dokumentasi
PKS – instruksi yang menggambarkan bagaimana melaksanakan
pekerjaan.
Formulir – pencatatan informasi dalam cara yang telah distandarisasi.
Lembar data – memudahkan melihat informasi yg diperlukan untuk
mengerjakan pekerjaan.
Label-2 – informasi yang menggambarkan tipe produk, tanggal
kadaluarsa, dan lot / batch (bila ada).
Dokumentasi
• Prinsip dokumentasi dan pencatatan yaitu catat apa yang dikerjakan dan
kerjakan apa yang dicatat
• Dokumentasi dan Pencatatan harus selalu dievaluasi dan terkontrol
• Dilakukan pelatihan sebelum pelaksanaan
• If it isn’t written down, it didn’t happen
• Tidak boleh ada penundaan
• Validasi oleh petugas yang lain
• Pencatatan kualitas ada semua pencatatan yang terkait dengan proses manufaktur produk darah.
• Menyediakan bukti dan penelusuran bahwa semua langkah penting telah dilaksanakan
• Dapat berupa:
• kertas
• elektronik
• foto
• Dokumen eksternal seperti hasil QC eksternal
1. Pencekalan Pendonor Repeated Reaktif untuk donor kembali : Donor Cekal sementara,
Donor Cekal permanen
2. Pembuatan ID Card Donor dengan ID nasional
3. Trace back data donasi, pemeriksaan, pengolahan ,distribusi Darah, sampai pada
instrumen yang dipakai.
4. Logbook setiap instrumen/peralatan di UTD PMI
5. SMS gateway: Reminder, Ulang Tahun dan ucapan terima kasih, sms blast
6. Terkoneksi dengan alat Full Otomatis IMLTD (Elisa, Chlia dan NAT), terbuka untuk
dikoneksikan dengan alat yang lain misal: Cross match, Konfirmasi Golongan Darah,
beberapa timbangan darah digital
7. Otomatis sinkron info stok darah dan jadwal kegiatan Mobile Unit Masing-masing UTD
PMI Kota/Kab ke web ayodonor.pmi.or.id
8. Otomatis pengiriman laporan UTD PMI ke Server UTD PMI Pusat dan SIM Pelayanan
Darah Kemenkes.
9. Kontrol jarak jauh utk keperluan backup, pelaporan dan maintenance oleh petugas yang
berwenang
10. Log user setiap kegiatan dan input proses
Bag. KASIR
Pemakai Darah
Utam
Tamp
SIMD
OND
Men
ilan
AR
u
a
ma
gin
Na
Us
Lo
er
bagian
atasan
AKSES
Pemb
antar
Validitas Data
• Input data
• Proses data
• Output data
• Pemeriksaan oleh orang ke-2/Second personal check untuk data yang
sangat penting
Kegiatan UDD
TERIMA KASIH
FORMAT
PELAPORAN UDD PMI
Mira Novita, SKM
Topik Bahasan
1. Laporan Bulanan
2. Laporan Tahunan
3. Laporan Stok Darah
4. Laporan Sewaktu
B. Laporan Tahunan :
3. Laporan Ketenagaan
5. Laporan Keuangan
I. LAPORAN BULANAN
LAPORAN DONASI DARAH LENGKAP (WHOLE BLOOD/WB)
UDD ……………………..
BULAN…………………. TAHUN ..........
A.1.a. DONASI (Jumlah kantong darah yang didapatkan dari pendonor darah)
Jumlah Donasi Jumlah Donasi
Jumlah Donasi dalam Gedung yang Berasal Jumlah Jumlah Donasi Darah Menurut Kelompok Jumlah Donasi Darah Menurut Golongan dan Rhesus
Sukarela dari Kegiatan Darah Menurut
dari Total Umur Darah
Mobile Unit Jenis Kelamin
Donasi
Pendonor Sukarela Pendonor Pendonor Pendonor Pendonor 18 - 24 25 - 44 45 - 64 ≥ 65 O A B AB
Laki-laki Wanita 17 Tahun
Baru Ulang Pengganti Bayaran Baru Ulang Tahun Tahun Tahun Tahun Pos Neg Pos Neg Pos Neg Pos Neg
JUMLAH
A.2.a. DONASI (Jumlah kantong darah yang didapatkan dari pendonor darah)
Jumlah Donasi
Jumlah Donasi dalam Gedung yang Berasal Jumlah Donasi Sukarela Jumlah Jumlah Donasi Darah Menurut Kelompok Jumlah Donasi Darah Menurut Golongan dan Rhesus
Darah Menurut
dari dari Kegiatan Mobile Unit Total Umur Darah
Jenis Kelamin
Donasi
Pendonor Pendonor Pendonor Pendonor Pendono 17 18 - 24 25 - 44 45 - 64 ≥ 65 O A B AB
Laki-laki Wanita
Baru Ulang Pengganti Bayaran Baru r Ulang Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Pos Neg Pos Neg Pos Neg Pos Neg
A.2.b. JUMLAH DONASI BERDASARKAN ALASAN PENDONOR DITOLAK A.2.c. TERIMA DONASI DARI UDD LAIN
JUMLAH
UDD …………..
BULAN……………..… TAHUN ......
B.2. JUMLAH UJI SARING IMLTD BERDASARKAN METODE B.3. NAMA REAGEN UJI SARING IMLTD
Jumlah Pemeriksaan Metode (Sebutkan Nama Reagen)
Jenis Jenis
No No
IMLTD RAPID CHLIA EIA NAT IMLTD RAPID CHLIA EIA NAT
1 Hepatitis B 1 Hepatitis B
2 Hepatitis C 2 Hepatitis C
3 HIV 3 HIV
4 Sifilis 4 Sifilis
5 Malaria 5 Malaria
UDD ………………..
BULAN…………………………….TAHUN .....
2 IMLTD Reaktif
3 Kedaluwarsa
6 Penyebab lain
JUMLAH
D KOMPONEN DARAH
JUMLAH
NAMA KOMPONEN
PRODUKSI PERMINTAAN PEMAKAIAN
Whole Blood (WB)
Packed Red cell (PRC)
Plasma
BIASA Fresh Frozen Plasma (FFP)
Trombocyte Concentrat (TC)
Cryo-precipitate / AHF
Washed Erythrocytes (WE)
Buffycoat Removal (Leukoreduced)
Inline Filter Leukosit (Pre-storage
Leukodepleted)
LEUKODEPLETED Bedside Filter Leukosit (Post-storage
Leukodepleted)
Lab Type Filter Leukosit (Post-
storage Leukodepleted)
Packed Red cell (PRC)
APHERESIS Trombocyte Concentrat (TC)
Plasma
JUMLAH
A. DATA UMUM
I. Administrasi
Alamat lengkap : Jalan
Kabupaten/kota : Provinsi : Kode Pos :
No Telepon UDD :
Email :
Harga BPPD
Kepemilikan UDD KELAS UDD TINGKATAN Asal Dana Bangunan & Alat UDD**
(Biaya
Sudah Bantuan Anggaran
(Pemerintah/ Kelas ( pratama / (kabupaten/kota / Penggantian Dasar Hukum
(APBN / DAK / APBD / Sumber lain: operasional Pemda
Pemerintah RS* madya /utama) provinsi / nasional) Pengolahan Penetapan BPPD
sebutkan) sejak tahun
Daerah/PMI) Darah)
Bangunan UDD Alat UDD YA/TIDAK Jumlah (Rp)
LAPORAN TAHUNAN
Tidak diisi
LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN KETENAGAAN
UDD …………………………………………………………………………….
TAHUN ......
D. KETENAGAAN
PELATIHAN TEKNIS
TINGKAT PENDIDIKAN STATUS KEPEGAWAIAN PELAYANAN TRANSFUSI
JENIS PENDIDIKAN
DARAH
JENIS JABATAN
JENIS TENAGA
NAMA
NO
SMA Jenis
Honorer/
S2/ sederajat Pelatihan
S1 D3 D1 PNS PMI Kontrak/ Ya/ Tidak
Magister atau di yang
Lainnya
bawahnya Diikuti
LAPORAN TAHUNAN
UDD…………………………………………..
TAHUN ……………………
2 Skrining Antibodi
3 Identifikasi Antibodi
LAPORAN TAHUNAN
LAPORAN KEUANGAN UDD PMI
UDD PMI
TAHUN
F. LAPORAN KEUANGAN
No. Uraian Jumlah
A Pendapatan
B Pengeluaran
1 Belanja Pegawai :
3 Belanja Tetap :
Terima Kasih