Anda di halaman 1dari 37

1

ANALISIS METODE HIERARCHICAL TOKEN


BUCKET UNTUK PEMBAGIAN BANDWIDTH
KANTOR CAMAT SEI BEDUK

SKRIPSI

Oleh:
Ekki Lian Saputra
120210229

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2015
2

ANALISIS METODE HIERARCHICAL TOKEN


BUCKET UNTUK PEMBAGIAN BANDWIDTH
KANTOR CAMAT SEI BEDUK

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
“Sunbmitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of
Sarjana Teknik”

Oleh:
Ekki Lian Saputra
120210229

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA


UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2015
3

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:


1. Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan
gelar akademik sarjana, baik di Universitas Putera Batam maupun di
perguruan tinggi lain.
2. Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,
tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan pembimbing.
3. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau
dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini,
maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar
yang diperoleh, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi.

Batam, 15 Juni 2015


Yang membuat pernyataan,

Materai Rp.
6.000

Ekki Lian Saputra


120210229
4

ANALISIS METODE HIERARCHICAL TOKEN


BUCKET UNTUK PEMBAGIAN BANDWIDTH
KANTOR CAMAT
SEI BEDUK
Oleh:
Ekki Lian Saputra
120210229

SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana

Telah disetujui oleh Pembimbing pada tanggal


Seperti tertera di bawah ini

Nia Ekawati, S.Kom., M.SI.


Pembimbing
5

ABSTRAK

Internet sekarang ini menjadi sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi
manusia. Tetapi kemudahan akses internet itu tidak di iringi dengan meningkatnya
jumlah bandwidth yang disediakan oleh ISP (Internet Service Provider).
Mahalnya harga bandwidth menyebabkan pembatasan jumlah bandwidth yang
diberikan oleh ISP. Tanpa adanya manajemen bandwidth, banyak komputer yang
dapat menggunakan internet secara tidak beraturan sehingga menyebabkan
komputer yang lain tidak mendapat jatah bandwidth yang adil. Tujuan dari
penelitian ini adalah menerapkan kontrol penggunaan internet, menerapkan
pembagian bandwidth dan menstabilkan koneksi internet. Metode yang menjadi
dasar dalam penelitian ini adalah HTB (Hierarchical Token Bucket) yaitu metode
manajemen bandwidth yang mempunyai kelebihan dalam pembatasan trafik pada
tiap level maupun klasifikasi, sehingga bandwidth yang tidak dipakai oleh level
yang tinggi dapat digunakan atau dipinjam oleh level yang lebih rendah. Hasil
dari penelitian ini adalah script-script konfigurasi yang nantinya di
implementasikan pada MikroTik Router untuk mengatur penggunaan bandwidth
pada masing – masing komputer klien.

Kata kunci: Hierarchical Token Bucket, MikroTik Router, Pembagian


Bandwidth.
6

ABSTRACT

Now, we are in the era of information-based competition. Information becomes a


valuable asset for a business institution in order to win the business competition.
Higher education also has used information to run efficiently their academic
processes. University of Indonesia, as one of the best universities in Indonesia,
has used Information System, called University of Indonesia Academic and
Student Affairs Information System (SIAK-UI), to run its academic and student
affairs processes. Not all faculties in University of Indonesia have used SIAK-UI.
The goal of this study is to extend the SIAK-UI application to Faculty of Medicine
(FK) and Faculty of Dentistry (FKG). To achieve it, software development
process is done based on discipline software engineering. Software development
model used in this study is waterfall model. This thesis will explain the activities
and results produced in each development phases. Scope of design and
implementation of SIAK-FK and SIAK-FKG are limited to one process, that is
lecture-scheduling process. At the last phase, software development process and
results are evaluated. What has been done and what has not been done through
this software development will be discussed in the last part of this thesis.

Keywords:
7

KATA PENGANTAR

{............ sesuaikan dengan keyakinan...} yang telah melimpahkan segala


rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas
akhir yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan program studi
strata satu (S1) pada Program Studi …….. Universitas Putera Batam.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu,
kritik dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini
takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Rektor Universitas Putera Batam.
2. Ketua Program Studi Teknik Informatika Realize, S.Kom., M.SI.
3. Nia Ekawati, S.Kom., M.SI. selaku pembimbing Skripsi pada Program
Studi Teknik Informatika Universitas Putera Batam.
4. Dosen dan Staff Universitas Putera Batam
5. ……………………………….
6. .......................................
7. .................................................................
8. ....................................................................................

Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah


serta taufikNya, Amin.

Batam, 15 Juni 2015

Penulis
8

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
1.3. Makdsud dan Tujuan .................................................................................. 1
BAB II: LANDASAN TEORI .............................................................................2
1.1. Pengertian Bahasa Pemrograman.................................................................2
1.2. Sumber Perancangan Bahasa Pemrograman................................................3
1.3. Pertimbangan Dalam Perancangan Bahasa Pemrograman...........................4
1.4. Detail Rancangan.........................................................................................6
2.4.1. Microstructure................................................................................... 6
2.4.2. Struktur Ekpresi................................................................................. 7
2.4.3. Struktur Data..................................................................................... 7
2.4.4. Struktur Kontrol................................................................................ 8
2.4.5. Struktur Kompilasi............................................................................ 8
2.4.6. Struktur I/O........................................................................................ 8
1.5. Skenario Rancangan.....................................................................................9
1.6. Pertimbangan Perancangan Bahasa Pemrograman......................................9
2.7.1. Pertimbangan Logis........................................................................... 9
2.7.2. Pertimbangan Analogi..................................................................... 10
2.7.3. Pertimbangan Jumlah Data.............................................................. 10
2.7.4. Pertimbangan Untuk Pengembangan.............................................. 10
2.6.5. Pertimbangan Prinsip...................................................................... 10
BAB III: PEMBAHASAN ................................................................................. 11
3.1. Membuat Bahasa Pemrograman.................................................................11
3.1.1. Merancang Syntax............................................................................11
3.1.2. Bahasa Pemrograman Berbahasa Indonesia.................................... 12
3.1.3. Membuat Parser dan Translator...................................................... 13
3.1.4. Mind Controlling............................................................................. 13
3.1.6. Buat Dokumentasi........................................................................... 14
3.1.7. Adakan Suport................................................................................. 14
3.1.8. Terus Kembangkan.......................................................................... 14
3.1.9. Menguji Kemampuan Bahasa Pemrograman.................................. 14
3.2. Contoh Sederhana Membuat Program dengan Notepad............................15
3.2.1. Langkah Pertama, Buka Notepad.....................................................15
3.2.2. Langkah Kedua, Memasukkan Source Code.................................. 15
3.2.3. Ketiga, Simpan Notepad Kedalam Format .bat............................... 16
3.2.4. Terakhir Menjalankan “Kalkulator.bat”.......................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19
9

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Tampilan Notepad ........................................................................... 15


Gambar 3.2: Tampilan Source Code..................................................................... 16
Gambar 3.3: Menyimpan ke Dalam .bat............................................................... 17
Gambar 3.4: Tampilan Program.............................................................................17
10

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Internet sekarang ini menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi hampir

setiap orang. Sekarang ini, hampir semua informasi dapat diakses dengan internet

sehingga kita tidak perlu lagi kesusahan dalam mencari dan mendapatkan

informasi. Akan tetapi mahalnya harga bandwidth yang disediakan oleh provider

menyebabkan pembatasan jumlah bandwidth. Informasi menjadi susah didapat

dikarenakan terbatasnya bandwidth yang menyebabkan sulitnya pengguna dalam

mengakses situs internet. Kantor camat sei beduk adalah instansi pemerintah yang

beralamat di Jln. Raya Kampung Bagan Tanjung Piayu dan memiliki koneksi

internet yaitu Telkom Speedy untuk memperlancar aktifitas pegawai serta staff

agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan tugasnya masing-masing. selain

pegawai dan staff, warga sekitar Kantor Camat Sei Beduk yang mempunyai

kepentingan juga dapat menikmati koneksi internet secara gratis. Dengan

banyaknya yang mengakses koneksi internet baik itu pegawai, staff, maupun

warga sekitar maka bandwidth yang tersedia di Kantor Camat Sei Beduk menjadi

semakin terbatas untuk setiap penggunanya. Sehingga koneksi internet menjadi

sangat lambat dan dapat menghambat kinerja kepegawaian di Kantor Camat Sei

Beduk. Oleh Karena itu, jaringan komputer di Kantor Camat Sei Beduk
11

memerlukan sebuah router, yaitu alat yang berfungsi untuk mengatur lalu-lintas

paket data.

Tingginya akses user yang menggunakan internet, Kantor Camat Sei Beduk

menggunakan Mikrotik RouterBoard RB750 yang terhubung dengan modem

ADSL Untuk mengatur agar tidak terjadi lonjakan bandwidth yang menyebabkan

menurunnya performa koneksi internet. oleh karena itu perlu dibangun metode

untuk mengatur lalu lintas bandwidth yaitu dengan menggunakan metode HTB

(Hierarchical Tocken Bucket) pada MikrotikOS. metode ini dipilih karena

mempunyai kelebihan dalam pembatasan lalu lintas pada tiap level maupun

klasifikasi, sehingga bandwidth yang tidak dipakai oleh level yang tinggi dapat

digunakan oleh level yang lebih rendah.

Berdasarkan penelitian Qustoniah (2011: 17) diperoleh fakta: Hierarchical

Token Bucket menggunakan mekanisme Deficit Round Robind (DRR) dan pada

blok umpan baliknya, Estimator HTB menggunakan Token Bucket Filter (TBF).

HTB menggunakan TBF sebagai estimator idle time sehingga hanya rate dan

burst saja yang harus ditentukan. Pada HTB terdapat parameter ceil sehingga

kelas akan selalu mendapatkan bandwidth di antara base link dan nilai ceil link.

parameter ini dapat dianggap sebagai estimator kedua, sehingga setiap kelas dapat

meminjam bandwidth selama bandwidth total yang diperoleh memiliki nilai

dibawah nilai ceil. apabila nilai ceil sama dengan nilai base link, maka kelas-kelas

tidak diijinkan untuk meminjam bandwidth. sedangkan jika nilai ceil diset tidak

terbatas atau dengan nilai yang lebih tinggi, maka akan didapat fungsi yang sama
12

seperti kelas non-bounded. HTB menganggap hierarchical kelas lengkap dan

trafik dipisah-pisah menjadi beberapa aliran trafik.

Penggunaan bandwidth pada jaringan Kantor Camat Sei Beduk bukan

hanya dipengaruhi oleh banyaknya user, namun juga dipengaruhi oleh jenis serta

tingkat kebutuhan pengiriman dan penerimaan (upload dan download), setelah

dilakukan observasi terhadap pengguna bandwidth di Kantor Camat Sei Beduk

banyaknya pengguna aplikasi downloader yaitu IDM (Internet Download

Manager) pada perangkat yang digunakan di sekitar Kantor Camat Sei Beduk,

dimana rata-rata user menikmati fasilitas internet gratis menggunakan aplikasi

IDM sehingga mengakibatkan penurunan performasi terhadap jaringan internet.

Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut harus digunakan pembagian

bandwidth secara merata dan adil dengan menggunakan Router yang dapat

membatasi user menggunakan aplikasi IDM agar performa jaringan internet tetap

stabil.

Berdasarkan penelitian Afdhal (2010: 69) diperoleh fakta: sebuah jaringan

memerlukan manajemen pembagian bandwidth yang baik, sehingga dapat

mengatur lalu-lintas data tepat sasaran dalam waktu cepat dan efisien. Untuk

menjaga kelancaran lalu-lintas data dalam jaringan agar tidak terjadi kemacetan

akibat permintaan akses yang berlebihan, Mikrotik adalah salah satu vendor baik

hardware dan software yang menyediakan fasilitas manajamen pembagian

bandwidth. Salah satu sistem operas yang dapat digunakan untuk manajemen

badnwidth adalah MikroTik RouterOS. Dengan MikroTik RouterOS dapat

diterapkan berbagai teknik manajemen pembagian bandwidth.


13

Berdasarkan pemikiran diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul:

“ANALISIS METODE HIERARCHICAL TOKEN BUCKET UNTUK

PEMBAGIAN BANDWITH PADA KANTOR CAMAT SEI BEDUK”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka dapat

diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Tingginya akses user yang menggunakan internet, koneksi menjadi tidak

stabil, terkadang cepat atau terkadang lambat.

2. Banyaknya user yang mengunakan aplikasi Downloader mengakibatkan

penurunan performasi terhadap jaringan internet.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar tidak menyimpang dari pokok permasalahan, dalam penelitian ini

penulis akan memberi batasan sebagai berikut:

1. Untuk pembagian bandwidth peneliti membatasi khusus membahas terhadap

Hierarchical Token Bucket saja.

2. Tidak menggunakan tools selain Winbox.

3. Tidak menggunakan alat selain MikroTik Router RB750.


14

1.4. Perumusan Masalah

Berdasar uraian latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas,

maka yang menjadi pokok permasalahan yang akan dianalisis dan di bahas dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana mengoptimalkan bandwidth yang digunakan oleh tiap client

dengan pembagian bandwidth secara merata?

2. Bagaimana menerapkan metode Hierarcihical Token Bucket sebagai salah

satu metode bandwidth management yang sering digunakan saat ini?

3. Bagaimana kinerja metode Hierarcihical Token Bucket dalam suatu jaringan?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian

ini adalah:

1. Untuk menerapkan metode Hierarchical Token Bucket sebagai management

bandwidth.

2. Membantu mengatur bandwidth pada Kantor Camat Sei Beduk agar

bandwidth yang tersedia dapat digunakan secara optimal.


15

1.6. Manfaat Penelitian

Terdapat dua manfaat dalam penelitian ini, yaitu manfaat aspek teoretis dan

aspek praktis.

(a) Aspek teoretis.

Bagi peneliti, dapat dijadikan solusi dalam banyaknya permasalahan

jaringan yang ada dan menambah ilmu serta wawasan peneliti dalam mengatur

bandwidth dengan baik.

(b) Aspek praktis

Bagi tempat penelitian, dengan penerapan metode Hierarchical Token

Bucket dapat meningkatkan pemakaian bandwidth yang baik dan kecepatan akses

yang optimal.
16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Dasar

Dalam teori dasar, memuat dan menjelaskan variabel yang digunakan dalam

penelitian yang mendukung materi penelitian. Berikut adalah konsep atau variabel

yang menjadi latar belakang penelitian tentang metode Hierarchical Token Bucket

untuk pembagian bandwith pada Kantor Camat Sei Beduk, sehingga setiap

indikator bisa dan dapat dijelaskan.

2.1.1. Jaringan Komputer

Jaringan komputer (computer networks) merupakan suatu himpunan

interkoneksi sejumlah computer autonomous. Dalam bahasa yang popular dapat

dijelaskan bahwa jaringan computer adalah kumpulan beberapa computer (dan

perangkat lain seperti printer, hub, dan sebagainya) yang saling terhubung satu

sama lain melalui media perantara. Media perantara ini biasa berupa media kabel

atau media tanpa kabel (nirkabel). Informasi berupa data akan mengalir dari satu

computer ke computer lainnya atau dari satu computer ke perangkat yang lain,

sehingga masing-masing computer yang terhubung tersebut bias saling bertukar

data atau berbagi perangkat keras. (Sofana, 2008:3)


17

2.1.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Komputer

Untuk mengkategorikan atau mengelompokkan jenis-jenis desain dari

jaringan komputer adalah dengan ruang lingkup atau skala wilayah mereka.

Secara garis besarnya jaringan komputer dibagi 4 jenis, yaitu:

2.1.1.1.1 LAN (Local Area Network)

Local Area Network adalah jaringan local yang dibuat pada area tertutup.

Misalkan dalam satu gedung atau dalam satu ruangan. Kadangkala jaringan local

disebut juga jaringan privat. LAN biasa digunakan untuk jaringan kecil yang

menggunakan resource bersama-sama, seperti penggunaan printer secara bersama,

penggunaan media penyimpanan secara bersama. (Sofana, 2008: 4)

Gambar 2.1 LAN (Local Area Network)

2.1.1.1.2 MAN (Metropolitan Area Network)

Metropolitan Area Network menggunakan metode yang sama dengan LAN

namun daerah cakupannya lebih luas. Daerah cakupan MAN bias satu RW,
18

beberapa kantor yang berada dalam komplek yang sama, satu kota, bahkan satu

provinsi. Dapat dikatakan MAN merupakan pengembangan dari LAN. (Sofana,

2008: 4)

Gambar 2.2 MAN (Metropolitan Area Network)

2.1.1.1.3 WAN (Wide Area Network)

Wide Area Network cakupannya lebih luas daripada MAN. Cakupan WAN

meliputi satu kawasan, satu Negara, satu pulau, bahkan satu benua. Metode yang

digunakanWAN hamper sama dengan LAN dan MAN. (Sofana, 2008: 4).
19

Gambar 2.3 WAN (Wide Area Network)

2.1.1.1.4 Internet

Internet adalah interkoneksi jaringan-jaringan computer yang ada di dunia.

Sehingga cakupannya sudah mencapai satu planet, bahkan tidak menutup

kemungkinan mencakup antarplanet. Koneksi antar jaringan computer dapat

dilakukan berkat dukungan protocol yang khas, yaitu Internet Protocol (IP).

(Sofana, 2008: 5).

Gambar 2.4 Internet


20

2.1.2. Router

Router adalah perangkat jaringan yang memiliki beberapa interface jaringan

dan mampu menentukan jalur terbaik (best path) yang dapat ditempuh sebuah

paket untuk mencapai network tujuan. Router digunakan sebagai routing pada

jaringan yang memiliki makna proses penentuan jalur terbaik (best path) untuk

mencapai suatu network tujuan. Routing juga dapat berarti proses memindahkan

paket data dari komputer pengirim ke komputer tujuan. (Towidjojo, 2012: 50)

2.1.3. Bandwidth

Kecepatan akses internet dapat diukur berdasarkan bandwidth (lebar pita).

Bandwidth adalah banyaknya data dalam satuan bits per second yang dapat

ditransmisikan lewat sebuah medium jaringan dalam satuan waktu. Bandwidth

dapat dipakai untuk mengukur baik aliran data analog maupun aliran data digital.

Sekarang telah menjadi umu jika kata bandwidth lebih banyak dipakaikan untuk

mengukur aliran data digital. Bandiwdth dikenal juga dengan perbedaan atau

interval, antara batas teratas dan terbawah dari suatu frekuensi gelombang

transmisi dalam suatu kanal komunikasi, satuan yang digunakan Hertz untuk

sirkuit analog dan detik dalam satuan digital. bandwidth disebut juga Data

Transfer atau Site Traffic, dalam hal ini bandwidth diartikan sebagai data yang

keluar masuk atau upload-download. (Tanenbaum, 2003: 88)


21

2.1.4. Hierarchical Token Bucket

HTB merupakan metode utama yang digunakan Router MikroTik untuk

melakukan manajemen bandwidth. Queue yang dibuat oleh RouterOS akan

disusun berdasarkan prinsip Hierarchical Token Bucket. Token digunakan untuk

mengendalikan burst. Dengan cara ini batasan-batasan atau limitasi dari traffic

dapat dikendalikan secara

(Towidjojo, 2014: 22)

2.1.5. Mikrotik

Mikrotik adalah sebuah sistem operasi termasuk di dalamnya perangkat

lunak yang dipasang pada suatu komputer sehingga komputer tersebut dapat

berperan sebagai jantung network, pengendali atau pengatur lalu-lintas data antar

jaringan, komputer jenis ini dikenal dengan nama router. Jadi intinya mikrotik

adalah salah satu sistem operasi khusus untuk router. Mikrotik dikenal sebagai

salah satu Router OS yang handal dan memiliki banyak sekali fitur untuk

mendukung kelancaran network.

2.2. Penelitian Terdahulu

Pada tinjauan penelitian terdahulu yang memuat tentang beberapa penelitian

yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang relevan, akan dibahas secara lengkap
22

jurnal yang mendukung penelitian yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu

terdiri dari variabel Hierarchical Token Bucket. Berikut ini akan dijabarkan

penelitian terdahulu yang digunakan sebagai dasar dalam penelitian ini, yaitu:

1. Imam Riadi tahun 2011 dengan judul Implementasi Quality of Service

Menggunakan Metode Heirarchical Token Bucket, melakukan penelitian

untuk pengujian terhadap bandwidth ketika sebelum menerapkan HTB dan

sesudah menerapkan HTB. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui

apakah metode HTB dalam manajemen bandwidth dapat berjalan dengan

baik dan lancar. Dalam pengujian ini dilakukan dengan metode

Comparation Test. Comparation test merupakan pengujian yang

membandingkan hasil dari aturan yang telah ditentukan untuk mendapatkan

data yang identik dengan aturanaturan yang telah diberikan, sehingga dapat

dilihat perbedaannya. Setelah dilakukan penelitian, didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

a. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa HTB dapat melakukan pembagian

bandwidth dengan baik dengan membandingkan hasil loss paket data dan

response time selain rate sebagai hasil ukuran perbandingan bandwidth.

b. HTB dapat melakukan pembatasan bandwidth dengan baik

dari seluruh client yang ada dan program imanbw yang dikembangkan dapat

membantu memudahkan administrator dalam melakukan manajemen

bandwidth di lingkungan jaringan yang dikelolanya.

2. Yoga Sania, Wahyu Adi Priyono, dan Rusmi Ambarwati tahun 2013

dengan judul Sistem Manajemen Bandwidth dengan Prioritas Alamat IP


23

Client, melakukan penelitian dengan tujuan untuk memanajemen bandwidth

menggunakan metode Hierarchical Token Bucket dengan teknik antrian

simple queue dan queue tree, Parameter kualitas jaringan pada sistem

penelitian ini meliputi packet loss, delay end to end, dan throughput. Sistem

akan dianalisis mengenai tingkat pencapaian kualitas jaringan sistem

penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree terhadap kinerja

sistem manajemen bandwidth prioritas alamat IP client. Setelah dilakukan

penelitian dan pengukuran mendalam, didapatkan kesimpulan sebagai

berikut:

a. Sistem manajemen bandwidth dengan prioritas alamat IP client

menggunakan teknik antrian simple queue dan queue tree dapat melakukan

pembatasan bandwidth dengan baik pada masing-masing client.

b. Penggunaan teknik antrian pada sistem manajemen bandwidth prioritas

alamat IP client mempengaruhi nilai packet loss pada masing-masing client.

c. Penggunaan teknik antrian simple queue dan queue tree pada sistem

manajemen bandwidth menghasilkan nilai throughput yang terkontrol sesuai

dengan alokasi upload dan download yang diberikan oleh administrator.

3. Eno Tantra, Tengku Ahmad Riza, dan Tedi Gunawan tahun 2012 dalam

jurnal nasional dengan judul Implementasi BandwidthManagement Dengan

Menggunakan Metode HTB (Hierarchical Token Bucket) Pada ClearOS di

SMP Islam Terpadu Raudhatul Jannah Cilegon. Melakukan penelitian

dengan tujuan Untuk mengoptimalkan pemakaian bandwidth di semua

komputer yang ada di SMPIT Raudhatul Jannah sehingga dapat terbagi dan
24

terkontrol sesuai dengan kebutuhan. Dari hasil analisa terhadap hasil

pengujian sistem, maka didapat beberapa kesimpulan yaitu:

a. Dengan dibangunnya server DHCP, DNS, Web Server, Proxy Server

menggunakan ClearOS, pengguna internet di SMPIT Raudhatul Jannah

Cilegon dapat mengelola sumber daya internet yang ada sesuai dengan

kebutuhan.

b. Dengan melakukan bandwidth management pada jaringan internet yang ada

di SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon, maka bandwidth yang tersedia bisa

dimanfaatkan semaksimal mungkin. Semua clientakan mendapatkan kuota

bandwidth sesuai dengan rule yang diterapkan pada bandwidth

management.

c. Dengan diterapkannya system filtering menggunakan proxy server, maka

penggunaan internet di SMPIT Raudhatul Jannah CiIegon akan lebih

terkontrol karena para pengguna tidak dapat mengakses situs-situs atau

konten-konten pornografi.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir/kerangka konsep merupakan dasar pemikiran pada

penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan pustaka.

Kerangka konsep memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan

dasar dan pijakan untuk melakukan penelitian. Uraian dalam kerangka konsep

menjelaskan hubungan dan keterkaitan antar variabel penelitian. Variabel


25

penelitian dijelaskan secara mendalam dan releva dengan permasalahan yang

diteliti, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menyusun hipotesis dan menjawab

permasalahan yang diteliti (Saryono dan Anggraeni, 2013: 141).

Pada penelitian yang membahas analisis metode hierarchical token bucket

untuk pembagian bandwidth Kantor Camat Sei Beduk maka didapatkanlah

kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.5 Kerangka Pemikiran

Berbicara mengenai HTB tidak terlepas dari istilah Queue.

Queue digunakan untuk membatasi atau memprioritaskan traffik

tertentu. Queue mampu membatasi traffik yang ditentukan berdasarkan Ip

tertentu, subnet, port, dan parameter lainnya serta memproiritaskan beberapa

paket aliran data atas lainnya.


26

2.4. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji lagi

kebenarannya (Kuswanto, 2012: 74). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian

ini adalah hipotesis komparatif dimana hipotesis ini adalah jawaban sementara

terhadap rumusan masalah komparatif. Pada rumusan ini variabelnya sama tetapi

populasi atau sampelnya yang berbeda, atau keadaan itu terjadi pada waktu yang

berbeda (Sugiyono, 2014: 68). Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Hasil pengujian metode Hierarchical Token Bucket berpengaruh pada kinerja

pegawai dan staff.

2. Hasil pengujian pembagian bandwidth berpengaruh pada kinerja pegawai dan

staff.

3. Hasil pengujian pembagian bandwidth dengan menggunakan metode

Hierarchical Token Bucket berpengaruh pada kinerja pegawai dan staff.


27

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Desain penelitian bertujuan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat

diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat

kesimpulan (Noor, 2011: 107). Desain penelitian merupakan pedoman dalam

melakukan proses penelitian diantaranya dalam menentukan instrumen

pengambilan data, penentuan sampel, pengumpulan data serta analisis data

(Hasibuan, 2007: 60).

Agar penelitian dapat berjalan sebagimana mestinya, rancangan penelitian

harus disusun dan ditentukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan

penelitian secara umum mencakup dari identifikasi masalah hingga teknik analisis

data yang akan dilakukan. Secara khusus peneliti sering menyebut desain

penelitian dengan makna jenis penelitian yang akan digunakan untuk mencapai

tujuan penelitian. Desain penelitian yang dipilih akan membawa konsekuensi pada

aturan dari desain tersebut, oleh karena itu pemilihan desain penelitian harus

disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pemilihan desain penelitian akan

menentukan bobot penelitian yang dilakukan. Pemilihan desain penelitian harus

disesuaikan dengan topik penelitian, dengan memilih yang paling efisien dan

dengan hasil yang memuaskan (Saryono dan Anggraeni, 2013: 154).


28

Penelitian ini dilakukan untuk menguji hipotesis dengan maksud dapat

memperkuat teori yang menjadi dasar. Berdasarkan hal tersebut, maka desain

penelitian yang digunakan adalah Action Research atau penelitiaan yang bersifat

praktis atau penentuan tindakan yang didasarkan pada penelitian, maka penelitian

ini merupakan penelitian terapan yang berfokus pada tindakan tertentu.

Action research merupakan penelitian yang berfokus langsung pada

tindakan sosial. Empowering ada peneliti yang terjun langsung ke daerah

penelitian karena tidak bisa disurvei. Dengan memahami dan mencatat pola-pola

yang ada. Secara metodologi tidak kuat. Ada bentuk riset lain mungkin secara

metodologi tidak kuat tapi ada knowledge yang bisa digali dari situ. Penelitian

tindakan (Action research) adalah penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif.

Penelitian tindakan adalah cara melakukan masalah pada saat yang bersamaan.

Penelitian tindakan ini merupakan metode yang didasarkan pada tindakan

masyarakat yang seringkali diselenggarakan pada suatu latar yang luas, seperti di

rumah sakit, pabrik, sekolah, dan lain sebagainya (Hasibuan, 2007: 79).

3.2. Operasional Variabel

Definisi operasional dibuat untuk memudahkan pengumpulan data dan

menghindarkan perbedaan interprestasi serta membatasi ruang lingkup variabel.

Variabel yang dimasukkan dalam definisi operasional adalah variabel

kunci/penting yang dapat diukur secara operasional dan dapat dipertanggung

jawabkan. Dengan definisi operasional, maka dapat ditentukan cara yang dipakai

untuk mengukur variabel, tidak terdapat arti dan istilah-istilah ganda yang apabila
29

tidak dibatasi akan menimbulkan tafsiran yang berbeda. Mendefinisikan variabel

secara operasional dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung dengan

melakukan penjelasan bagaimana pengukuran dapat dilakukan dan secara tidak

langsung dengan melakukan penjelasan kriteria manupulasi terhadap variabel

dengan cara mengukur efek dari manipulasi tersbut (Saryono dan Anggraeni,

2013: 150).

Variabel merupakan suatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Dinamakan variabel karena nilai dari data

tersebut beragam. Secara teoritis, variabel didefinisikan sebagai apapun yang

dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada

berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, ataupun pada waktu yang sama

untuk objek atau orang yang berbeda (Noor, 2011: 48).

3.2.1 Variabel Independen

Variabel independen atau sering disebut sebagai variabel stimulus,

prediktor, antecedent, bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat (Sugiyono, 2014:

39).

Variabel independen yang dimaksud peneliti dalam penelitian ini adalah

kualitas layanan Voice over Internet Protocol (VoIP). Kualitas layanan VoIP yang

dimaksud dalam penelitian adalah sinyal suara yang ditangkap oleh laptop/PC
30

kemudian dibaca melalui alat ukur berupa software Wireshark win32-1.10.5 yang

sebelumnya sudah terinstal di laptop/PC. Parameter atau variabel pengujian

Quality of Service VoIP yang dimaksud dapat dilihat dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Operasional variabel Quality of Service VoIP

Parameter
No Operasional Variabel Value
QoS
Ukuran dari banyaknya data informasi yang
1. Bandwith dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain Kbps
dalam suatu waktu tertentu
jumlah waktu yang dibutuhkan paket data untu
2. Latency Ms
k berpindah di seluruh koneksi jaringan
Jumlah paket yang hilang saat pengiriman paket
3. Losses %
data ke tujuan
ketersediaan suatu layanan web, smtp, pop3 dan
aplikasi
4. Availability Ms
pada saat jaringan LAN / WAN sibuk maupun
tidak

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Menurut Sugiono (2014: 80) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
31

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang

dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Dilihat dari kompleksitas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan

menjadi populasi homogen (keseluruhan individu yang menjadi anggota populasi

memiliki sifat yang relatif sama antara yang satu dan yang lain dan mempunyai

ciri tidak terdapat perbedaan hasil tes dari jumlah tes populasi yang berbeda) dan

populasi heterogen (keseluruhan individu anggota populasi relatif mempunyai

sifat-sifat individu dan sifat ini yang membedakan antara individu anggota

populasi satu dengan yang lain) (Noor, 2011: 147).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut diatas, dapat disimpulkan bahwa populasi

dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang dijadikan obyek atau subyek

penelitian yang dikehendaki peneliti. Maka yang akan dijadikan populasi dalam

penelitian ini adalah pengguna jaringan internet di Kantor Camat Sei beduk.

Jumlah
No Sektor Kepegawaian
Pegawai/Staff
1 Kasubag Umum dan Kepegawaian 3 Orang
2 Kasi keamanan dan Ketertiban 3 Orang
3 Kasi Kesejahteraan Rakyat 3 Orang
Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan
3 Orang
4 Masyarakat
5 Seksi Keuangan 3 Orang
6 Kasi Pelayanan Umum 4 Orang
7 Sekretaris Kecamatan 1 Orang
JUMLAH 20 orang

Gambar 3.1 Pegawai dan Staff Kecamatan Sei Beduk


32

3.3.2. Sampel

Populasi yang akan diteliti terkadang jumlahnya sangat melimpah,

tempatnya sangat luas dan berasal dari strata/tingkatan yang berbeda. Adanya

keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan sebab lain, penelitian hanya menggunakan

sebagian dari populasi sebagai sumber data. Sebagian dari populasi yang mewakili

suatu populasi disebut sebagai sampel. Menurut Sugiyono (2014: 81) Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi dimana

dalam mengambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Pendefinisian populasi merupakan langkah pertama yang sangat penting.

Dari sini dapat tergambar bagaimana keadaan populasi, sub-sub unit populasi,

karakteristik umum populasi, serta keluasan dari populasi tersebut. Dalam

hubungan ini perlu dibedakan antara populasi target dan populasi terjangkau.

Populasi target adalah sasaran pengamatan dan merupakan pilihan ideal yang akan

digeneralisasi oleh peneliti. Adapun populasi terjangkau adalah populasi pilihan

yang realistis yang dapat digeneralisasi oleh peneliti (Noor, 2011: 149-150).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh populasi dari

penelitian ini yaitu Kantor Camat Sei Beduk Kota Batam yang telah ditentukan

sebelumnya oleh peneliti sehingga peneliti memakai metode sampling jenuh.

Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi

digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2014: 85).


33

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Data artinya sesuatu yang diketahui, diartikan juga sebagai informasi yang

diterimanya tentang suatu kenyataan atau fenomena empiris, wujudnya dapat

merupakan seperangkat ukuran(angka-angka/kuantitatif) atau berupa ungkapan

kata-kata (kualitatif) (Noor, 2011: 137). Bila dilihat dari sumber datanya, maka

pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer, dan sumber sekunder.

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat

dokumen (Sugiyono, 2014: 137). Teknik pengumpulan data merupakan cara

mengumpulkan data yang dibutuhkan untuk menjawab rumusan penelitian,

umumnya cara mengumpulkan data dapat mengunakan teknik: wawancara

(interview), angket (questionnaire), pengamatan (observation), studi dokumentasi,

dan Focus Group Discussion (FDG) (Noor, 2011: 138).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data primer

menggunakan pengamatan/observasi dan data sekunder menggunakan studi

dokumentasi.

3.4.1. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik

bila dibandingkan dengan teknik yang lain, yaitu wawancara dan kuisioner. Kalau

wawancara dan kuisioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi


34

tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain (Sugiyono,

2014: 145).

Teknik ini menuntut adanya pengamatan dari peneliti baik secara langsung

maupun tidak langsung terhadap obyek penelitian. Instrumen yang dapat

digunakan yaitu lembar pengamatan, panduan pengamatan. Informasi yang

diperoleh dari hasil observasi antara lain: tempat, pelaku, kegiatan, obyek,

perbuatan, peristiwa, waktu dan perasaan. Menurut Saryono dan Anggraeni (2013:

183) alat yang dapat digunakan dalam melakukan observasi adalah:

a) Check list: Daftar pengecek, berupa subyek dan identitas lain dari sasaran

pengamatan;

b) Skala penilaian: Daftar yang berisi ciri-ciri tingkah laku;

c) Daftar riwayat kelakuan: Catatan tingkah laku seseorang yang khas;

d) Alat-alat mekanik/elektronik: Komputer, Gadget, Laptop.

Sebagai sumber data primer, dalam melakukan pengamatan metode

Hierarchical Token Bucket, peneliti akan melakukan observasi terhadap

pembagian bandwidth dengan menggunakan alat elektronik laptop/PC.

3.4.2. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Sebagian besar data yang tersedia yaitu berbentuk surat, catatan

harian, cendera mata, laporan, artefak, dan foto. Sifat utama data ini tak terbatas

pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk
35

mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail, bahan

dokumenter terbagi beberapa macam, yaitu autobiografi, surat pribadi, buku atau

catatan harian, memorial, klipping, dokumen pemerintah atau swasta, dat di server

dan flashdisk, dan data tersimpan di website (Noor, 2011: 141).

Data sekunder yang diperoleh dilakukan dengan mengumpulkan data dari

sumber-sumber data dari buku-buku yang berhubungan dengan penelitian, dengan

melakukan studi pustaka di perpustakaan Universitas Putera Batam dan

melakukan browsing di internet mencari jurnal dan e-book untuk melengkapi dan

mendukung secara teori informasi yang akan diperoleh peneliti.

3.5. Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, maka perlu menggunakan

analisis data. Analisis data merupakan kegiatan setelah data diperoleh dari seluruh

responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti, melakukan perhitngan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan

penghitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan (Sugiyono, 2014: 147).

Analisa data digunakan untuk menjawab kemungkinan-kemungkinan yang terjadi

dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan bantuan komputer dan

aplikasi/program wireshark atau menggunakan microsoft excel 2007. Data yang

terkumpl akan dianalisa untuk memberikan gambaran variabel dalam penelitian.


36

3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif. Statistik

deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasi. Statistik deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin

mendeskripsikan data sampel, dan tidak ingin membuat kesimpulan yang berlaku

untuk populasi dimana sampel diambil (Sugiyono, 2014: 147).

3.6. Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.6.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di kantor Camat Sei Beduk Jln. Raya Kampung

Bagan Tanjung Piayu, Batam. Alasan pemilihan lokasi penelitian adalah letak

server VoIP masing-masing provider di alamat kantor tersebut.

3.6.2. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan April 2015 hingga Juni 2015 dimulai

dengan pengajuan judul penelitian sampai dengan akhir penelitian yaitu

pengumpulan proposal penelitian dengan jadwal sebagai berikut:


37

Tabel 3.2 Jadwal Penelitian

Bulan

Tahap Uraian Mei 2015 Juni 2015

1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan judul
1
penelitian
Bimbingan
2 dosen
pembimbing
Studi
3
kepustakaan
Pengajuan surat
penelitian ke
4
kantor Camat Sei
Beduk
Rancangan
5
penelitian
Pengumpulan
6
data di lapangan
7 Analisis data

Anda mungkin juga menyukai