Anda di halaman 1dari 13

Volume 13, Nomor 01, Juni 2022

Hal. 106 - 118

FORMULASI SOLID SNEDDS (SELF-NANO EMULSIFYING DRUG


DELIVERY SYSTEM) FUROSEMID DENGAN PENGERING AEROSIL DAN
AKTIVITAS DIURETIKNYA

Putri Dina Pelita1, Iis Wahyuningsih2, Sapto Yuliani3


1,2,3
Fakultas Farmasi, Universitas Ahmad Dahlan
Email: pelitaputri@gmail.com, avinagil@gmail.com,
syuliani@yahoo.com

ABSTRAK

Furosemid adalah obat golongan diuretika yang umum digunakan dalam terapi edema
yang terkait dengan penyakit heart failure dan pada pengobatan hipertensi. Furosemid termasuk
dalam Biopharmaceutical Class System (BCS) IV yang diketahui memiliki kelarutan dan
permeabilitas yang rendah. Untuk mengatasi masalah tersebut dibuat sediaan Self-Nano
Emusifying Drug Delivery System (SNEDDS). SNEDDS memiliki keterbatasan dalam hal
stabilitas sehingga dilakukan penelitian lanjutan dengan membuat sediaan SNEDDS dalam
bentuk padatan atau Solid SNEDDS (S-SNEDDS). Tujuan penelitian ini adalah memformulasi
SNEDDS furosemid menjadi S-SNEDDS furosemid dan menentukan pengaruh S-SNEDDS
furosemid terhadap aktivitas diuretika pada tikus dibandingkan dengan SNEDDS furosemid
maupun furosemid saja tanpa modifikasi. Metode pembuatan S-SNEDDS furosemid pengering
aerosil dilakukan dengan metode absorbtion to solid carrier kemudian dilanjutkan pengujian
karakterisasi kejernihan, waktu emulsifikasi, sifat alir, bulk density dan tapped density.
Selanjutnya dilanjutkan uji aktivitas diuretika pada 25 ekor tikus jantan galur Wistar yang dibagi
menjadi 5 kelompok yaitu kelompok normal, kontrol negatif diberi pembawa S-SNEDDS,
perlakuan 1 diberi suspensi furosemid, perlakuan 2 diberi SNEDDS furosemid, perlakuan 3
diberi S-SNEDDS furosemid dengan dosis 5,04 mg/KgBB. Seluruh kelompok diberikan
perlakuan secara peroral lalu diperiksa volume urin yang dikeluarkan tikus pada jam ke 1, 2, 3,
4, 5 dan 6 setelah pemberian. Volume urin yang diperoleh di masing-masing kelompok dihitung
rata-rata dan standar deviasinya kemudian dianalisis statistik dengan LSD dengan IBM SPSS
(Statistical Product and Service Solution) 25 for Windows. S-SNEDDS furosemid dengan
pengering aerosil memiliki karakteristik persen transmitan 96,94 ± 0,13 %, waktu emulsifikasi
7,40 ± 1,14 detik, sudut diam 31,71 ± 2,24, carr’s index 8,74 ± 0,49 dan hausner ratio 0,99 ±
0,10 dan dinyatakan memenuhi persyaratan. Hasil pengujian secara in vivo S-SNEDDS
furosemid dengan pengering aerosil dapat meningkatkan volume urin kumulatif yang
berbeda bermakna dengan kelompok kontrol negative pada dengan signifikansi lebih
dari 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa S-SNEDDS furosemid
dengan pengering aerosil memiliki karakter dan aktivitas diuretika lebih baik dibandingkan
dengan SNEDDS furosemid dan furosemid tanpa modifikasi..

Kata kunci : Solid SNEDDS, Furosemid, Diuretika, Aerosil

ABSTRACT
Furosemide is a diuretic that is commonly used in the treatment of edema associated
with heart failure and hypertension. Furosemide is included in the Biopharmaceutical Class
System (BCS) IV which is known to have low solubility and permeability. To overcome the
problem, The formulation of Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) was
made. SNEDDS has limitations in terms of stability so that further research is carried out by
making SNEDDS preparations in solid form or solid SNEDDS (S-SNEDDS). The aims of this

106
study were preparing and characterizing the S-SNEDDS furosemide aerosil dryers and to
determine the of S-SNEDDS furosemide on diuretics activity in rats compared with SNEDDS
furosemide and furosemide alone without modification. The method of S-SNEDDS furosemide
with aerosil dryers formulation was carried out by the absorption to solid carrier method and
then continued with characterization tests for clarity, emulsification time, flow properties, bulk
density and tapped density. Then continued with the diuretic activity test on 25 male Wistar rats
which were divided into 5 groups, namely the normal group, the control group was given S-
SNEDDS carrier, treatment 1 was given furosemide suspension, treatment 2 was given
SNEDDS furosemide, treatment 3 was given S-SNEDDS furosemide at a dose of 5. 04
mg/KgBW. All groups were treated orally and then the volume of urine excreted by rats was
checked at 1, 2, 3, 4, 5 and 6 hours after administration. Then the mean and standart deviation
of urine volume from each group was statistically analyzed with LSD with IBM SPSS (Statistical
Product and Service Solution) 25 for Windows. S-SNEDDS furosemide with aerosil dryer had
characteristic: a transmittance of 96.94 ± 0.13 %, emulsification time 7.40 ± 1.14 seconds,
angle of repose 31.71 ± 2.24, car's index 8.74 ± 0.49 and hausner ratio 0.99 ± 0.10 and all of
the result are declared to meet the requirements. The results of in vivo testing of S-SNEDDS
furosemide with aerosil desiccant can increase the cumulative urine volume which was
significantly different from the negative control group with a significance of more than 0.05. In
the conclusion, S-SNEDDS furosemide with aerosil dryer has a good characterization and
increase diuretic activity compare with SNEDDS furosemide and furosemide without
modification.

Keywords : Solid SNEDDS, Furosemide, Aerosil, Diuretic

PENDAHULUAN
Furosemid adalah obat golongan SNEDDS yang merupakan bentuk
sulfonamid yang merupakan loop konvensional dari SNEDDS biasa
diuretika yang paling umum digunakan dikemas dalam kemasan primer berupa
dalam terapi edema pada heart failure kapsul gelatin. Bentuk konvensional
(Bikdeli et al., 2013). Furosemid dari SNEDDS tersebut memiliki
merupakan salah satu obat yang masuk kekurangan seperti tingginya biaya
kelas Biopharmaceutical Class System produksi, inkompatibilitas dengan
(BCS) IV yang diketahui memiliki cangkang kapsul dan memiliki stabilitas
kelarutan, permeabilitas dan absorbsi yang buruk (Nasr et al., 2016; Yi et al.,
yang buruk sehingga memiliki 2008).
bioavailabilitas yang rendah (Ghadi dan Solid-SNEDDS (S-SNEDDS)
Dand, 2017). merupakan salah satu metode yang
Self-nano emulsifying drug delivery dapat dikembangkan untuk mengatasi
systems (SNEDDS) adalah formula yang kekurangan dari formula SNEDDS
memiliki beberapa kelebihan seperti: konvensional. S-SNEDDS memiliki
meningkatkan disolusi obat dan stabilitas yang baik dan memiliki
mengurangi waktu disolusi (Umeyor, kemampuan meningkatkan kelarutan
2016). SNEDDS adalah campuran dan bioavailabilitas dari SNEDDS. S-
isotropic minyak, surfaktan, ko- SNEDDS memiliki kelebihan-kelebihan
surfaktan dan obat yang memiliki dari liquid SNEDDS akan tetapi
kemampuan membentuk nanoemulsi memiliki stabilitas yang lebih baik,
minyak dalam air di bawah pengadukan dapat menekan biaya produksi, dan
ringan diikuti pengenceran dalam media bentuk akhir dari S-SNEDDS lebih
berair (Patel et al., 2010). Liquid- acceptable bagi pasien (Tarate et al.,

107
2014). S-SNEEDS ini adalah aerosil. Aerosil
Ada beberapa cara pembuatan bersifat hidrofobik, dapat digunakan
pembuatan SNEEDS cair menjadi sebagai bahan pengisi serta ukuran
SNEDDS dalam bentuk padat yaitu partikelnya kecil dan luas permukaan
adsorption to solid carrier, spray spesifik yang besar mampu
drying, spray cooling, melt granulation, memperbaiki sifat alir granul kering
rotary evaporation, freeze drying dan (Ulfa et al., 2021).
high pressure homogenization. Metode Penelitian ini mengembangkan
pembuatan yang paling sederhana bentuk sediaan S-SNEDDS furosemid
adalah adsorption to solid carrier dengan surfaktan Tween 80,
karena hanya menambahkan solidifying kosurfaktan propilen glikol dan
carrier ke dalam formulasi cair. Granul pengering aerosil dilanjutkan dengan
hasil pencampuran nantinya dapat pengujian karakterisasi seperti waktu
langsung dimasukkan dalam kapsul emulsifikasi, persen transmitan, sudut
gelatin ataupun kemudian dikempa diam, bulk dan tapped density, carr’s
menjadi bentuk tablet (Sujatha et al., index dan hausner ratio. Kemudian
2016). dilakukan uji aktivitas diuretik secara in
Adsorben atau bahan pembawa vivo.
padat yang digunakan dalam penelitian

METODE PENELITIAN
MATERIAL Scientificcimarec Hot Plate Stirrer
Furosemid dipesan dari PT. Indofarma. SP131325), ultrasonic dan UV-Visible
Bahan lain seperti Tween 80 dan Spectrofotometry (Shimidzu).
Propilen glikol dipesan melalui Brataco. Rancangan Penelitian
Aerosil dipesan melalui Merck. Alat- 1) Pembuatan SNEDDS Furosemid
alat yang digunakan pada penelitian ini Pembuatan SNEDDS Furosemid
adalah Timbangan analitik (Ohaus
PA21), vortex (Thermolyne Type 16700 dilakukan dengan formula yang
Mixer), mikro pipet (Socorex Acura terdapat pada Tabel I:
825), hotplate stirrer (Thermo

Tabel I. Formula SNEDDS Furosemid (Wahyuningsih et al., 2017)


Bahan Jumlah (%) Fungsi
Asam Oleat 8 Minyak pembawa
Propilen glikol 26 Ko-surfaktan
Tween 80 66 Surfaktan

Persiapan formula SNEDDS dan vortex Kembali selama 2,5 menit.


furosemid dilakukan dengan Selanjutnya ditambahkan furosemid
mencampur tween 80 dan Propilen 40 mg/mL lalu divortex selama 3
glikol dalam vortex selama 1 menit, menit. Proses pelarutan furosemid
kemudian menambahkan asam oleat dalam pembawa dimaksimalkan

108
dengan alat ultrasonikator selama 15 menit (Wahyuningsih et al., 2017).
2) Uji Waktu Emulsifikasi waktu emulsifikasi kemudian
Penentuan waktu dianalisis menggunakan
emulsifikasi dilakukan dengan cara spektrofotometer UV-Vis. Blanko
melarutkan SNEDDS furosemid yang digunakan yaitu aquadest.
sebanyak 0,1 mL dalam aquadest Tahap selanjutnya, membaca
sebanyak 5 mL lalu dihomogenisasi persen transmitan pada
dengan vortex selama 30 detik pada spektrofotometer UV-Vis dengan
suhu kamar sambil dihitung waktu panjang gelombang 650 nm (Ulfa
untuk mencapai emulsifikasi et al., 2021).
dengan stopwatch dan emulsi yang 7) Sudut Diam (Angle of Repose)
terbentuk diamati secara visual S-SNEDDS sebanyak 5 g
(Wahyuningsih & Putranti, 2015). dimasukkan ke dalam corong yang
3) Persen Transmitan tertutup bagian bawahnya. Penutup
Formula SNEDDS diambil dibuka hingga semua granul keluar
100µL kemudian dicampur dengan dari corong dan membentuk
akuades sampai 5 mL, divortex timbunan pada kertas grafik. Angel
selama ±30 detik. Penentuan persen of repose diperoleh dengan
transmitan pada SNEDDS diukur mengukur diameter dan tinggi
pada panjang gelombang 650nm tumpukan granul yang keluar dari
menggunakan spektrofotometer UV mulut corong. Sudut diam dapat
dengan akuades sebagai blanko dihitung dengan persamaan (1)
(Ulfa et al., 2021). (Nasr et al., 2016).
4) Pembuatan S-SNEDDS Furosemid Tinggi
Pembuatan S-SNEDDS 𝑇𝑎𝑛 (h)
dilakukan berdasarkan publikasi 𝜃= Jari-jari
(r) (1)
Ulfa et al., (2021). Sebanyak 4 mL
8) Bulk dan Tapped Density
formula optimum SNEDDS Bulk (BD) dan tapped density (TD)
ditambahkan aerosil pada mortir. dapat ditentukan bersamaan.
Penambahan aerosil sedikit demi Sebanyak 2 g granul S-SNEDDS
sedikit hingga menghasilkan granul ditimbang dan dimasukkan ke
yang free flowing. dalam gelas ukur 10 mL dan dicatat
5) Uji Waktu Emulsifikasi volumenya (Vo), kemudian
Penentuan waktu dilakukan pengetukan dengan alat
emulsifikasi dilakukan dengan cara sebanyak 500 kali dan dicatat
melarutkan 1 bagian S-SNEDDS kembali volumenya (V). Bulk dan
(setara dengan kadar 360 mg/KgBB tapped density dapat diukur dengan
atau 72 mg/200 gBB) dalam 500 persamaan (2) dan (3) (Nasr et al.,
mL aquadest menggunakan 2016).
magnetic stirrer dengan kecepatan Berat Granul
500 rpm pada suhu kamar sambil BD
(g)
dihitung waktu untuk mencapai =
Vo (2)
emulsifikasi dengan stopwatch
(Ulfa et al., 2021). Berat Granul
TD
6) Persen Transmitan (g)
=
V (3)
Penentuan persen
transmitan dilakukan dengan 9) Compressibility Index
memakai hasil dari penentuan Indeks kompresibilitas

109
granul S-SNEDDS ditentukan pembawa solid SNEDDS
dengan Carr’s compressibility furosemid.
index dengan persamaan (4) (Nasr c) Kelompok perlakuan 1 diberi
et al., 2016). pakan standar, air minum standar
Carr’s compressibility
TD-BD x dan diberikan suspensi furosemid
100% (furosemid dalam CMC Na 0,5%)
Index = (%)
TD (4)
dengan dosis 5,04 mg/kgBB.
10) Hausner Ratio d) Kelompok perlakuan 2 diberi
pakan standar, air minum dan
Hausner ratio adalah diberikan SNEDDS furosemid
perbandingan antara tapped density dengan dosis 5,04 mg/kgBB.
(TD) dengan bulk density (BD) e) Kelompok perlakuan 3 diberi
yang dapat diukur dengan pakan standar, air minum dan
persamaan (5) (Nasr et al., 2016): diberikan S-SNEDDS furosemid
Hausner
TD dengan dosis 5,04 mg/kgBB.
Ratio =
11) Aktivitas Diuretik Setelah diberi perlakuan,
Hewan uji yang digunakan hewan uji dimasukkan ke dalam
adalah tikus Wistar jantan berusia kandang metabolit selama 6 jam
2.5-3 bulan dengan berat 200-250 Tikus diletakkan pada kandang
gram sebanyak 25 ekor. Tikus metabolit yang telah terdapat wadah
diperoleh dari Laboratorium penampungan urin. Selanjutnya
Biomedik Fakultas FKIK pengukuran volume urin dilakukan
Universitas Muhammadiyah dengan mengukur urin yang
Yogyakarta. Sebelum diberi terdapat pada wadah penampungan
perlakuan, tikus diadaptasikan urin pada jam ke-1, 2, 3, 4, 5 dan 6
selama 1 minggu dengan kondisi jam (Wahyuningsih, 2017). Urin
laboratiriun yang bersuhu 22 C, yang ditampung akan diukur
dengan kondisi cahaya 12 jam menggunakan disposable syringe
terang 12 jam gelap. Sebelum diberi dan gelas ukur.
sediaan tikus terlebih dahulu 12). Analisis data
dipuasakan selama 8 jam tanpa
diberi makan agar tidak a. Karakterisasi S-SNEEDS
mempengaruhi efek dari furosemid Dengan Pengering Aerosil
yang diberikan, akan tetapi tetap Karakterisasi S-SNEDDS yaitu
diberikan minum agar kondisi kerjernihan, waktu emulsifikasi,
elektrolit hewan uji tetap stabil. sifat alir, densitas Bulk, tapped
Setelah dipuasakan selama 8 jam density, carr’s indes dan Hausner
tikus diberi perlakuan. Perlakuan ratio. Kejernihan dibandingkan
selama 6 jam tanpa diberikan dengan transmitan akuades, waktu
makan maupun minum. emulsifikasi kurang dari 1-3 menit,
Hewan uji dibagi menjadi 5 sifat alir berdasarkan nilai standar
kelompok perlakuan secara random θ, densitas bulk berdasarkan massa
masing-masing 5 ekor: serbuk per volume, tapped density
a) Kelompok normal hanya diberi berdasarkan massa serbuk per
pakan standar dan air minum volume, car’s indeks dengan 5-40
selama penelitian berjalan. %, Hausner ratio tidak lebih dari
b) Kelompok kontrol diberi pakan 1,28 – 1,57.
standar, air minum standar dan

110
b. Hitung volume urin efek signifikan. Data diolah
menggunakan program komputer
Data berupa volume urin IBM SPSS (Statistical Product and
kumulatif dari masing-masing Service Solution) 25 for Windows.
kelompok dianalisis menggunakan Signifikansi hasil ditetapkan jika
uji one way ANOVA dilanjutkan p<0,05.
dengan uji LSD untuk melihat
kelompok mana yang memberikan

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembuatan dan Karakterisasi ditentukan dengan waktu emulsifikasi
SNEDDS Furosemid dan persen transmitan. Ada beberapa
SNEDDS Furosemid dibuat dengan syarat SNEDDS seperti memiliki
mencampurkan 66% tween 80, 26% tampilan fisik yang jernih, persen
propilen glikol dan 8% asam oleat transmitan mendekati 100% dan waktu
kemudian ditambahkan furosemid pembentukan nano emulsi kurang dari 1
dengan dosis 40 mg/ml (Wahyuningsih menit (Chavda et al., 2013; Kuruvila et
et al., 2017). Karakterisasi SNEDDS al., 2017).

Tabel II. Waktu Emulsifikasi dan Persen Transmitan SNEDDS Furosemid


Karakterisasi SNEDDS furosemid
Kejernihan (% Transmitan) 96,52 ± 0,27 %
Visual Jernih
Waktu Emulsifikasi 25,40 ± 1,67 detik

Kejernihan dapat dilihat secara dilakukan pula penentuan waktu


visual yaitu tidak adanya kekeruhan atau emulsifikasi dilakukan agar mendapatkan
dapat dilihat dari nilai persen transmitan gambaran kemudahan SNEDDS
dengan nilai persen transmitan lebih dari membentuk emulsi saat berada dalam
90% (Ulfa et al., 2021). Persen transmitan tubuh. Waktu emulsifikasi emulsifikasi
SNEDDS furosemid pada penelitian ini SNEDDS furosemid pada penelitian ini
adalah 96,52 ± 0,27 %, sedangkan adalah 25,40 ± 1,67 detik sedangkan waktu
penelitian Wahyuningsih (2017), SNEDDS emulsifikasi SNEDDS pada penelitian
furosemid memiliki nilai transmitan Wahyuningsih (2017) adalah 26,33 detik
95,65%. Hasil pembacaan nilai transmitan dimana termasuk dalam kategori tingkat I
penelitian ini berdekatan dengan penelitian yaitu sediaan membentuk nanoemulsi < 1
sebelumnya, hal tersebut menunjukkan menit (Hesmati et al., 2013). Hasil uji
konsistensi formula yang dihasilkan. Persen menunjukkan Hasil pengujian waktu
transmitan mendekati 100% tersebut emulsifikasi penelitian ini berdekatan
menunjukkan ukuran fase terdispersi dengan penelitian sebelumnya, hal tersebut
droplet-droplet minyak dalam air yang menunjukkan konsistensi formula yang
sangat kecil sehingga penampakan terlihat dihasilkan.
jernih dan warna larutan terlihat transparan. Pembuatan dan Karakterisasi S-
Semakin jernih atau semakin besar nilai SNEDDS Furosemid
transmittan maka dapat diperkirakan tetesan Pembuatan S-SNEDDS Furosemid
emulsi telah mencapai ukuran nanometer dilakukan dengan menggunakan metode
(Wahyuningsih & Putranti, 2015). adsorption to solid carrier dengan
Selain pengujian persen transmitan

111
aerosil sebagai pengering. Aerosil pada formula liquid-SNEDDS. Pada
diketahui dapat menyerap formula penelitian ini, 1ml SNEDDS
liquid-SNEDDS dalam jumlah yang membutuhkan 200mg aerosil untuk
besar. Selain itu, aerosil juga memiliki membentuk masa yang free-flowing.
sifat alir yang baik (Gupta et al., 2013). Karakterisasi S-SNEDDS yang diuji
Metode pembuatan adsorption to solid adalah waktu emulsifikasi dan persen
carrier adalah metode yang paling transmitan. Hasil dari pengujian-
sederhana karena hanya dengan pengujian tersebut terdapat pada Tabel
menambahkan solid carrier/pengering III:

Tabel III. Uji Waktu Emulsifikasi dan Persen Transmitan S-SNEDDS Furosemid
Karakterisasi S-SNEDDS Furosemid
Kejernihan 96,94 ± 0,13
Waktu Emulsifikasi 7,40 ± 1,14

Karakterisasi S-SNEDDS furosemid 25,40 ± 1,67 detik. Hasil ini


dengan pengering aerosil menunjukkan menunjukan pengembangan bentuk
persen transmittan 96,94 % ± 0,13, sediaan menjadi S-SNEDDS
sedangkan nilai transmitan SNEDDS memberikan nilai waktu emulsifikasi
furosemid adalah 96,52 ± 0,27 %. Hasil yang lebih baik dibandingkan pada
nilai transmitan yang tidak banyak berubah
sediaan SNEDDS. Hal ini sejalan
setelah diformulasikan menjadi bentuk S-
SNEDDS menunjukkan bahwa ukuran dengan penelitian Ulfa et al., (2021)
droplet SNEDDS sudah mencapai dimana solid SNEDDS minyak biji
nanometer sehingga saat diformulasi jinten hitam dengan pengering aerosil
menjadi S-SNEDDS tetap berukuran memiliki waktu emulsifikasi 8 detik
nanometer. Hal ini sesuai dengan penelitian sedangkan bentuk SNEDDS minyak biji
Ulfa et al., (2021) dimana S-SNEDDS jinten hitam memiliki waktu emulsifikasi
minyak biji jinten hitam memiliki nilai 28,67 detik. Nilai waktu emulsifikasi
transmitan 96,05%, sedangkan bentuk yang lebih cepat terjadi karena secara
SNEDDS minyak biji jinten hitam memiliki teoritis aerosil memiliki luas permukaan
nilai transmitan 96,37%. spesifik yang tinggi sehingga lebih
Waktu emulsifikasi adalah cepat membentuk emulsi dengan
parameter untuk mengukur waktu yang pelarut, selain itu aerosil merupakan
dibutuhkan S-SNEDDS untuk membentuk
jenis hidrophobic solidifying agent
emulsi pada media (Hesmati et al., 2013).
Hasil pengujian waktu emulsifikasi berupa koloid silika yang biasa
pada S-SNEDDS pengering yaitu 7,40 ± digunakan karena mampu meningkatkan
1,14 detik. Hal ini sesuai dengan syarat waktu emulsifikasi dan disolusi partikel
nanoemulsi yang baik dan stabil harus obat melalui mekanisme pembasahan
memenuhi syarat emulsification time partikel dalam matriks bersama dengan
kurang dari satu menit (Kuruvila et al., koloid silika (Seo et al., 2013).
2017). Jika waktu emulsifikasi kurang
Sifat Alir Granul S-SNEDDS
dari 1 menit maka tampilan dan
Furosemid
dispersibilitas menunjukkan kecepatan
Pengujian sifat alir dari granul untuk
pembentukan nanoemulsi tampilan
formulasi sediaan padat sangatlah
jernih pada tingkatan I (Nazzal et al.,
penting. Pengujian sifat alir yang
2002). Hasil waktu emulsifikasi bentuk
dilakukan adalah angle of repose, bulk
sediaan SNEDDS furosemid adalah

112
density, tapped density, compressibility pengujian tersebut terdapat pada Tabel
index dan Hausner ratio. Hasil IV berikut ini:
Tabel IV. Sifat Alir Granul S-SNEDDS Furosemid
Parameter S-SNEDDS Fursemid
Angle of repose (!) 31.71±2.24
Bulk density (g/ml) 0.357±0.16
Tapped density (g/ml) 0.392±0.16
Carr’s Index (%) 8.891±0.94
Hausner Ratio 0.992±0.10

Gesekan tekanan pada serbuk dapat Sujatha et al., (2016) dimana nilai bulk
dihitung sebagai sudut diam. Sudut diam density pada S-SNEDDS furosemid dengan
merupakan salah satu metode penetapan surfaktan Tween 80, kosurfaktan PEG 400
karakterisasi S-SNEDDS yang berkaitan pengering aerosil adalah 0,38 g/mL. Nilai
dengan gesekan interpartikulat atau tapped density solid SNEDDS furosemid
ketahanan gerakan antarpartikel (Li et al., dengan pengering aerosil adalah 0,3 ± 0,16.
2019). Jumlah massa serbuk dapat melewati g/mL. Penelitian ini sejalan dengan
corong dan tidak menempel pada dinding penelitian Yandi (2018) yaitu menyatakan
dengan serbuk membentuk diameter yang bahwa sediaan farmasi yang berbentuk
luas dimana hal ini berkorelasi dengan serbuk memiliki densitas antara 0,1-0,7
ukuran partikel yang semakin besar akan g/mL.
mengurangi gaya adhesi dan menaikan gaya Carr’s index menunjukkan
kohesi partikel kemudian partikel akan kekompakan dari granul dengan mengukur
mudah mengalir (Ulfa et al., 2021). Hasil gaya antar partikel. Jika gaya antara partikel
karakterisasi S-SNEDDS furosemid dengan tinggi maka bulk density rendah karena
pengering aerosil memiliki sudut diam adanya rongga antara partikel dan diperoleh
31,71 ±2,240. Nilai sudut diam antara 20- nilai Car’s index yang besar karena
400 menurut Kuruvila et al (2017) tingginya perubahan volume akibat proses
memenuhi syarat keberterimaan. pengetapan (Yandi., 2018). Berdasarkan
Bulk density adalah masa per unit nilai I, tipe alir dapat diketahui dimana jika
volume dari serbuk, unit volume merupakan <15% memberikan karakterisitik sifat alir
ruang antara partikel dan volume dari yang bagus tetapi jika diatas 25% memiliki
partikel itu sendiri. Tapped density adalah sifat alir yang buruk. Tabel VIII
ratio massa serbuk dengan volume yang memperlihatkan persentase carr’s index
ditempati serbuk setelah dilakukan yang berhubungan dengan sifat alir dan
pengetapan dalam massa waktu tertentu. kompresibilitas material. Carr’s index S-
Sediaan farmasi yang berbentuk serbuk SNEDDS furosemid dengan pengering
memiliki densitas antara 0,1-0,7 g/mL (Ulfa aerosil adalah 8,89 ± 0,94 %.
et al, 2021). Bulk density adalah salah satu Compressibility index dari S-SNEDDS
parameter untuk proses pengembangan dan adsorben aerosil memenuhi syarat
pembuatan bentuk tablet yang digunakan keberterimaan yaitu <25% (Kuruvila et al.,
untuk mengetahui jumlah serbuk yang dapat 2017). Hasil tersebut menunjukkan S-
masuk dalam wadah tertentu seperti blender SNEDDS furosemid pengering aerosil
atau hopper dalam tablet atau kapsul filler. memiliki sifat material mudah mengalir dan
Bulk density juga digunakan untuk sifat alir granul sangat baik. Pada penelitian
mendeterminasi jumlah serbuk yang dapat Ulfa et al., (2021) bahwa nilai carr’s index
masuk dalam kapsul (Kuruvila et al., 2017). S-SNEDDS MBJH dengan pengering
Nilai bulk density pada S-SNEDDS aerosil adalah 16,39 ± 0,84. Hasil penelitian
furosemid dengan pengering aerosil adalah Mardiyanto et al., (2020) S-SNEDDS asam
0,36 ± 0,16. Hasil tersebut sejalan dengan mefenamat dengan pembawa aerosil
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan memiliki nilai hausner ratio dibawah 1,25

113
dan Carr’s index diantara 5-10% yang dengan pengering aerosil adalah 0,99 ±
mengindikasikan granul memiliki sifat alir 0,10. Hausner ratio dari S-SNEDDS
yang baik. pengering aerosil memenuhi syarat
Compressibility index dan hausner keberterimaan yaitu <1,25 (Kuruvila et al.,
ratio menunjukkan kemampuan granul 2017). Hausner ratio pada aerosil kurang
untuk mengalami penurunan volume dari 1,25 maka menunjukkan serbuk
(termampatkan) jika diberi tekanan. cenderung mudah mengalir dan
Kompaktibilitas granul dapat kompresibilitas granul yang baik. Sifat alir
mempengaruhi kompresibilitas serta yang baik, menunjukkan serbuk bersifat
porositas tablet jika granul tersebut tidak adhesif, sehingga pengisian serbuk
dimampatkan menjadi sediaan tablet akan seragam saat dilakukan pentabletan
(Lachman et al., 1989). Compressibility (Yandi., 2018). Hasil penelitian ini sejalan
index dan hausner ratio dari S-SNEDDS dengan Mardiyanto et. al (2020), bahwa
adsorben aerosil memenuhi syarat solid SNEDDS asam mefenamat dengan
keberterimaan yaitu <25% dan <1,25 pembawa aerosil memiliki nilai hausner
(Kuruvila et al., 2017). Nilai ratio dibawah 1,25 dan Car’s index
kompaktibilitas dan kompresibilitas seperti diantara 5-10% yang mengindikasikan
bulk density, tapped density, compressibility granul memiliki sifat alir yang baik
index dan hausner ratio memiliki hubungan (Mardiyanto et al., 2020).
dengan sifat alir dari granul. Semakin tinggi
nilai kompaktibilitas dan kompresibilitas Aktivitas Diuretik Solid SNEDDS
granul maka granul semakin kohesi dan Furosemid
memiliki sifat alir yang buruk (Kang et al., Uji diuretik dilakukan untuk
2011). mengevaluasi efek farmakodinamik dari S-
Hausner ratio merupakan SNEDDS furosemid. Percobaan ini
perbandingan kerapatan yang diperoleh dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh
setelah pemampatan (tapped density) dan pemberian furosemid 5,04 mg/KgBB,
kerapatan sebelum pemampatan (bulk SNEDDS furosemide dan S-SNEDDS
density) (Yandi., 2018). Hausner ratio furosemid dengan pemberian 1 kali di awal
secara luas telah digunakan untuk perlakuan secara peroral.
menentukan kompresibilitas granul dan Volume kumulatif urin setelah
memprediksi sifat alir (Yandi., 2018). pemberian secara per oral dapat dilihat
Hausner ratio S-SNEDDS furosemid pada Tabel V.

Waktu Volume Urin Kumulatif


(Jam) Normal Kontrol Furosemid SNEDDS Solid SNEDDS
0,00 ±
1 0,00 ± 0,00 0,00 ± 0,00 0.38 ± 0,28 0.74 ± 0,40
0,00
0.02 ±
2 0.07 ± 0,08 0.6 ± 0,29 1.02 ± 0,46 1.2 ± 0,31
0,03
0.05 ±
3 0.12 ± 0,09 0.83 ± 0,26 1.55 ± 0,06 3.12 ± 1,30
0,04
4 0.1 ± 0,05 0.25 ± 0,07 1.07 ± 0,24 1.8 ± 0,11 3.36 ± 1,13
0.25 ±
5 0.3 ± 0,05 1.5 ± 0,36 2.11 ± 0,26 4.04 ± 0,84
0,07
0.35 ±
6 0.42 ± 0,03 1.91 ± 0,67 2.5 ± 0,37 4.98 ± 0,52
0,16

114
Hasil data yang diperoleh pada perbedaan yang signifikan
semua kelompok, kemudian dilakukan dibandingkan dengan kelompok kontrol
perhitungan menggunakan analisis maupun kelompok normal. Hal ini
SPSS. Terlebih dahulu dilakukan analisis disebabkan karena secara teoritis
uji homogenitas dengan Levene dan uji furosemid merupakan obat loop
normalitas dengan Kolmogorov diuretic yang bekerja dengan cara
Smirnov. Hasil analisis uji menunjukkan menghambat penyerapan kembali
bahwa data homogen dengan p= 0,051 natrium serta meningkatkan ekskresi air,
(p> 0,05), sedangkan untuk uji magnesium, hidrogen, klorida dan
normalitas menunjukkan data kalium (Carone et al., 2016). Pada
terdistribusi normal dengan p= 0, 20 penelitian diatas dapat dilihat bahwa
(p> 0,05). Berdasarkan hasil tersebut kelompok P1 mulai meningkatkan
dilakukan uji parametik dengan ANOVA. volume urinnya setelah jam pertama
Nilai signifikansi yang diperoleh p= pemberian. Hal ini sejalan dengan
0,000 (p<0,05) sehingga dilanjutkan penelitian Carone et al., (2016) yang
dengan uji LSD untuk mengetahui menyatakan onset furosemid adalah 30-
kelompok mana yang menunjukkan 60 menit setelah pemberian oral.
perbedaan bermakna. Efek diuretika Pada hasil volume kumulatif
kelompok kontrol menunjukkan kelompok P2 atau kelompok yang
perbedaan bermakna dengan kelompok diberikan SNEDDS furosemid dengan
perlakuan baik antara pembawa S- dosis 5,04 mg/KgBB, diketahui bahwa
SNEDDS, suspensi furosemid, SNEDDS kecepatan pembentukan urin kelompok
furosemid dan S-SNEDDS furosemid P2 lebih cepat dibandingkan dengan
dengan p=0,000 (p<0,05). kelompok normal, kelompok kontrol
Aktivitas diuretik kelompok dan kelompok P1. Hal tersebut dapat
normal dibandingkan dengan kelompok terjadi karena pada formulasi SNEDDS
kontrol tidak menunjukkan perbedaan droplet furosemid membentuk
baik dari kecepatan pembentukan urin nanoemulsi, sehingga luas
maupun kumulatif volume urin. Hal ini permukaannya menjadi lebih besar
sejalan dengan penelitian dibandingkan dengan kelompok
Wahyuningsih (2017) dimana kelompok suspensi furosemid sehingga kelarutan
normal dan kelompok pembawa furosemid meningkat (Jaiswal et al.,
SNEDDS dan kelompok pensuspensi 2015). Hal tersebut sejalan dengan
penelitian Wahyuningsih (2017) dimana
tidak memiliki perbedaan yang kelompok SNEDDS furosemide memiliki
signifikan. waktu pembentukan urin lebih cepat serta
volume kumulatif yang lebih besar
Hasil analisis juga menunjukkan
dibandingkan dengan kelompok kontrol,
perbedaan bermakna antara efek kelompok pensuspensi dan kelompok
diuretika suspensi furosemid, SNEDDS suspensi furosemide.
furosemid dan S-SNEDDS furosemid
dengan p=0,000 (p<0,05). Aktivitas Pada kelompok P3 atau kelompok yang
diberikan S-SNEDDS furosemid juga
kelompok P1 atau kelompok yang
menghasilkan urin lebih cepat dari pada
diberikan suspensi furosemid dengan
kelompok yang lain. Kelompok S-
dosis 5,04 mg/KgBB menunjukkan

115
SNEDDS pada jam pertama sudah disolusi partikel obat melalui
menghasilkan urin, sedangkan mekanisme pembasahan partikel dalam
kelompok yang lain belum. Hal tersebut matriks bersama dengan koloid silika
dapat terjadi karena beberapa alasan (Seo et al., 2013). Dengan
aerosil memiliki luas permukaan meningkatnya waktu emulsifikasi dan
spesifik yang tinggi sehingga lebih disolusi partikel furosemid dapat
cepat membentuk emulsi dengan meningkat efek diuretiknya pula. Hasil
pelarut, selain itu aerosil merupakan penelitian menunjukkan bahwa S-
jenis hidrophobic solidifying agent SNEDDS dapat meningkatkan efek
berupa koloid silika yang biasa diuretika dari furosemide baik dari
digunakan karena mampu volume ataupun dari kecepatan
meningkatkan waktu emulsifikasi dan pembentukan urin.

SIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah Pada kesempatan ini, peneliti
SNEDDS furosemid berhasil ingin mengucapkan terima kasih kepada
dikembangkan menjadi S-SNEDDS berbagai pihak yang telah membantu
dengan menggunakan pengering aerosil. terwujudnya penelitian ini :
S-SNEDDS furosemide memiliki 1. Ketua Program Studi Pascasarjana
karakterisasi yang baik. S-SNEDDS dapat Farmasi Universitas Ahmad
meningkatkan efek diuretic baik dari waktu Dahlan
pembentukan urin maupun volume urin. 2. Ketua Laboratorium Fakultas
Farmasi Universitas Ahmad
UCAPAN TERIMAKASIH Dahlan

DAFTAR PUSTAKA https://doi.org/10.1155/2013/10856


9
Bikdeli, B., Strait, K. M., Dharmarajan,
K., Partovian, C., Coca, S. G., Ghadi, R., & Dand, N. (2017). BCS
Kim, N., Li, S. X., Testani, J. M., class IV drugs: Highly notorious
Khan, U., & Krumholz, H. M. candidates for formulation
(2013). Dominance of furosemide development. Journal of
for loop diuretic therapy in heart Controlled Release, 248, 71–95.
failure: Time to revisit the https://doi.org/10.1016/j.jconrel.20
alternatives? Journal of the 17.01.014
American College of Cardiology,
61(14), 1549–1550. Gupta, et al. 2013. Formulation
https://doi.org/10.1016/j.jacc.2012. stratergis to improve the
12.043 bioavaibility of poorly absorbed
drugs with special emphasis on
Chavda, H., Patel, J., Chavada, G., self-emulsifying systems. ISRN
Dave, S., Patel, A., & Patel, C. Pharm;16
(2013). Self-Nanoemulsifying
Powder of Isotretinoin: Preparation Heshmati, N., Xinlai, C., Gerhard, E.,
and Characterization. Journal of Gert, F., 2013, Enhancement of
Powder Technology, 2013, 1–9. Oral Bioavailability of E804 by
Self-Nanoemulsifying Drug

116
Delivery System (SNEDDS) in https://doi.org/10.7897/2230-
Rats, Journal of Pharmaceutical 8407.110215
Sciences, 1-7.
Nasr, A., Gardouh, A., & Ghorab, M.
Kang, J.H., Oh, D.H., Oh, Y.K., Yong, (2016). Novel solid self-
C.S. & Choi, H.G., 2011, Effects nanoemulsifying drug delivery
of solid carriers on the crystalline system (S-SNEDDS) for oral
properties, dissolution and delivery of olmesartan medoxomil:
bioavailability of flurbiprofen in Design, formulation,
solid self-nanoemulsifying drug pharmacokinetic and
delivery system (solid SNEDDS), bioavailability evaluation.
Euro J of Pharm and Biopharm, Pharmaceutics, 8(3).
80, 289-297. https://doi.org/10.3390/pharmaceut
ics8030020
Kuruvila, F. S., Mathew, F., &
Kuppuswamy, S. (2017). Solid Nazzal s., Smalyukh, Lavrentovich.
Self Nanoemulsifying Drug 2002. Preparation and in vitro
Delivery System (SNEDDS ) characterization of a eutectic based
Devolopment , Applications and semisolid self-nanoemulsified drug
Future Perspective : A Review. delivery system (SNEDDS) of
Indo American Journal of ubiquinone: mechanism and
Pharmaceutical Sciences, 4(03), progress of emulsion. International
651–669. journal of pharmaceutics 235(1-2):
247-265
Lachman, L., Lieberman, H.A., &
Kanig, J.L., 1989, The theory and Patel, J., Aneja, K., & Tiwari, R.
practice of industrial pharmacy, (2010). A review on bioavailability
3rd edition, Lea & Febiger, and bioequivalence trials and its
Philadelphia, USA. necessity. International Journal of
Pharmacy and Pharmaceutical
Li, Li, Chun Hui Zhou, and Zhi Ping Sciences, 2, 1–8.
Xu. 2019. “Self-Nanoemulsifying
Drug- Delivery System and Sahu, R. K., & Khan, J. (2021).
Solidified Self-Nanoemulsifying Formulation strategies to improve
Drug-Delivery System.” the bioavailability of poorly
Nanocarriers for Drug Delivery, absorbed drugs. Advances and
421–49. Challenges in Pharmaceutical
Technology: Materials, Process
Mardiyanto. Untari, B., Anjani, R., & Development and Drug Delivery
Annuria, N. F. (2020). Solid Self Strategies, 2013, 229–242.
Nano Emulsifying Drug Delivery https://doi.org/10.1016/B978-0-12-
System (Solid Snedds) of 820043-8.00009-8
Mefenamic Acid: Formula
Optimization Using Aerosil®-200 Seo, Y. G., Dae, H. K., Thiruganesh,
and Avicel® Ph-101 With R., Jeong, H.K., Nirmal, M., Yu,
Factorial Design. International K. O., Dong, W. K., Jin, K. K.,
Research Journal of Pharmacy, Chul, S. Y., Jong, O. K., Han,
11(2), 25–31. G. C., 2013,Development Of

117
Docetaxel-Loaded Solid Self- https://doi.org/10.1016/j.ijpharm.2
Nanoemulsifying Drug Delivery 015.10.033
System (SNEDDS) for Enhanced Wahyuningsih, Iis. 2017. Formulasi Self-
Chemotherapeutic Effect, Nano Emulsifying Drug Delivery System
International Journal of (SNEDDS) Furosemid: Studi Parameter
Pharmaceutics, 452, 412-420. Fisikokimia, Bioavailabilitas, Efek Diuretik
dan Toksisitas terhadap Hepar. Disertasi.
Fakultas Farmasi. Universitas Gadjah Mada
Sujatha, S., Jyothi, S. J., Reddy, R. G., Yogyakarta.
& Kumar, K. K. (2016).
Formulation and Evaluation of Wahyuningsih, I., & Putranti, W.
Solid Nano Emulsion of (2015). Optimasi Perbandingan
Furosemide. World Journal of Tween 80 dan Polietilenglikol 400
Pharmaceutical Research World Pada Formula Self
Journal of Pharmaceutical Nanoemulsifying Drug Delivery
Research SJIF Impact Factor System (SNEDDS) Minyak Biji
Research Article ISSN, 5805(7), Jinten Hitam. Pharmacy, 12(02),
1164–1181. 223–241.
https://doi.org/10.20959/wjpr2016
7-6529
Wahyuningsih, I., Sugiyanto,
Yuswanto, A., & Martien, R.
Ulfa, R., Utami, D., & Wahyuningsih, I. (2017). The dissolution and
(2021). Development of black diffusion of furosemide on self-
cumin seed oil (Nigella sativa L.) nanoemulsifying drug delivery
SNEDDS into solid-SNEDDS and system (SNEDDS). Indonesian
its characterization. Pharmaciana, Journal of Pharmacy, 28(2), 112–
11(2), 203. 118.
https://doi.org/10.12928/pharmacia https://doi.org/10.14499/indonesia
na.v11i2.18230 njpharm28iss2pp112
Umeyor, C., Attama, A., Uronnachi, E., Yi, T., Wan, J., Xu, H., & Yang, X.
Kenechukwu, F., Nwakile, C., (2008). A new solid self-
Nzekwe, I., Okoye, E., & Esimone,
microemulsifying formulation
C. (2016). Formulation design and prepared by spray-drying to
in vitro physicochemical improve the oral bioavailability of
characterization of surface poorly water soluble drugs.
modified self-nanoemulsifying European Journal of
formulations (SNEFs) of Pharmaceutics and
gentamicin. International Journal Biopharmaceutics, 70(2), 439–444.
of Pharmaceutics, 497(1–2), 161– https://doi.org/10.1016/j.ejpb.2008.
198. 05.001

118

Anda mungkin juga menyukai