Iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu tempat selama periode waktu yang lama,
biasanya lebih dari 30 tahun. Iklim dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti lintang,
ketinggian, medan, arah angin, dan sirkulasi laut. Iklim dapat berbeda-beda di berbagai
wilayah di bumi, seperti iklim tropis, iklim subtropis, iklim sedang, iklim kutub, dan lain-
lain.
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang dan signifikan terkait suhu maupun pola
cuaca di suatu tempat. Perubahan iklim dapat terjadi secara alami, seperti akibat variasi siklus
matahari, letusan gunung berapi, atau pergeseran benua. Namun, sejak abad ke-19, aktivitas
manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan
bakar fosil yang menghasilkan gas rumah kaca.
Gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, metana, dan dinitrogen oksida, adalah gas yang
menyerap dan memancarkan panas di atmosfer. Gas rumah kaca memerangkap panas
matahari dan meningkatkan suhu rata-rata bumi, fenomena yang disebut efek rumah kaca.
Efek rumah kaca sebenarnya penting untuk menjaga kehidupan di bumi, tetapi jika terlalu
berlebihan, dapat menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi dan lautan akibat
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Pemanasan global dapat memicu
perubahan iklim yang lebih ekstrem dan tidak teratur, seperti kekeringan, banjir, badai,
naiknya permukaan laut, pencairan es kutub, dan penurunan keanekaragaman hayati.
Pemanasan global juga dapat mempengaruhi kesehatan, pertanian, ekonomi, dan sosial
manusia.
Kebencanaan dan manajemen bencana adalah dua hal yang berkaitan erat dengan upaya
mengurangi risiko dan dampak bencana. Kebencanaan adalah kondisi yang ditandai oleh
adanya ancaman atau gangguan yang disebabkan oleh faktor alam, non alam, atau manusia,
yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia, lingkungan, dan harta benda¹. Manajemen
bencana adalah proses dinamis, berlanjut, dan terpadu yang meliputi observasi dan analisis
bencana, pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat,
rehabilitasi, dan rekonstruksi bencana.
Tujuan dari kebencanaan dan manajemen bencana adalah untuk mencegah atau mengurangi
kerugian jiwa, penderitaan, dan kerusakan akibat bencana, serta untuk memulihkan kondisi
masyarakat yang terdampak bencana. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama
dan koordinasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya
masyarakat, organisasi kemanusiaan, media, akademisi, dan sektor swasta.
- Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang potensi dan dampak bencana,
serta cara-cara menghadapi dan mengatasinya.
- Meningkatkan kapasitas dan keterampilan masyarakat dalam mengurangi risiko bencana,
seperti dengan melakukan identifikasi, pemetaan, dan penilaian bahaya dan kerentanan, serta
merencanakan dan melaksanakan tindakan pencegahan dan mitigasi.
- Meningkatkan kesiapan dan kewaspadaan masyarakat dalam menghadapi bencana, seperti
dengan menyediakan sarana dan prasarana, menyusun rencana kontinjensi, melakukan
simulasi dan latihan, serta menyebarkan informasi dan peringatan dini.
- Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penanganan darurat bencana, seperti dengan
melakukan evakuasi, pencarian dan penyelamatan, pelayanan kesehatan, distribusi bantuan,
serta pengelolaan pengungsi dan korban.
- Meningkatkan kecepatan dan kualitas pemulihan bencana, seperti dengan melakukan
penilaian kerusakan dan kebutuhan, merehabilitasi infrastruktur dan fasilitas, merekonstruksi
rumah dan permukiman, serta memulihkan kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat
Sumber daya adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu,
seperti bahan, modal, tenaga, atau waktu. Manajemen sumber daya adalah proses mengatur,
mengalokasikan, dan memanfaatkan sumber daya secara optimal untuk mencapai tujuan
organisasi, proyek, atau program.
Manajemen sumber daya dapat dibagi menjadi beberapa jenis, tergantung pada jenis sumber
daya yang dikelola, seperti:
- **Manajemen sumber daya manusia (MSDM)**: Manajemen sumber daya manusia adalah
fungsi manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan rekrutmen, penempatan, pelatihan,
pengembangan, kompensasi, dan hubungan kerja karyawan dalam organisasi. Tujuan MSDM
adalah untuk meningkatkan kinerja, motivasi, dan kesejahteraan karyawan, serta menciptakan
lingkungan kerja yang kondusif dan harmonis.
- **Manajemen sumber daya alam (MSDA)**: Manajemen sumber daya alam adalah
kegiatan yang bertujuan untuk melestarikan, memelihara, dan memanfaatkan sumber daya
alam, seperti tanah, air, udara, flora, dan fauna, secara berkelanjutan dan seimbang. MSDA
melibatkan aspek ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan dalam pengambilan keputusan .
- **Manajemen sumber daya informasi (MSDI)**: Manajemen sumber daya informasi
adalah proses mengidentifikasi, mengumpulkan, menyimpan, mengolah, menyebarkan, dan
memanfaatkan informasi yang relevan dan bermanfaat untuk mendukung pengambilan
keputusan, koordinasi, kontrol, analisis, dan evaluasi dalam organisasi . MSDI meliputi
penggunaan teknologi informasi, sistem informasi, dan sumber daya manusia yang terkait
dengan informasi.
Geografi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan adalah bidang ilmu yang mempelajari
hubungan antara manusia dan lingkungan hidup dalam konteks pembangunan yang
berorientasi pada pemenuhan kebutuhan masa kini dan masa depan. Geografi lingkungan dan
pembangunan berkelanjutan menggunakan metode analisis geografis untuk mengkaji
karakteristik fisik dan sosial suatu wilayah, serta dampak dan solusi dari berbagai masalah
lingkungan yang timbul akibat pembangunan. Geografi lingkungan dan pembangunan
berkelanjutan juga berperan dalam membentuk konsep pembangunan holistik yang
mengedepankan integrasi semua aspek, baik fisik maupun non-fisik.
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi (bentang-alam) dan
proses-proses geologis yang membentuknya. Proses-proses geologis tersebut dapat
bersumber dari dalam bumi (endogen) atau dari luar bumi (eksogen). Proses endogen
meliputi tektonik, vulkanisme, dan seismik, yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi
secara besar-besaran. Proses eksogen meliputi erosi, sedimentasi, pelapukan, dan pergerakan
massa, yang dapat mengubah bentuk permukaan bumi secara bertahap.
Penggunaan lahan adalah cara manusia memanfaatkan dan mengatur lahan untuk berbagai
keperluan seperti pemukiman, pertanian, industri, dan konservasi alam. Penggunaan lahan
dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti ketersediaan sumber daya, kepadatan penduduk,
kebijakan pemerintah, dan budaya masyarakat. Penggunaan lahan juga berdampak pada
lingkungan, baik positif maupun negatif, seperti perubahan iklim, kerusakan tanah,
keanekaragaman hayati, dan polusi.
Geomorfologi dan penggunaan lahan saling mempengaruhi satu sama lain. Bentuk
permukaan bumi menentukan potensi dan keterbatasan lahan untuk digunakan oleh manusia.
Sebaliknya, aktivitas manusia juga dapat merubah bentuk permukaan bumi melalui erosi,
sedimentasi, reklamasi, dan lain-lain. Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan
antara geomorfologi dan penggunaan lahan dalam konteks lingkungan, sosial, ekonomi, dan
budaya.
Source:
(1) Geomorfologi: Pengertian dan Contohnya -
Kompas.com. https://www.kompas.com/skola/read/2023/10/21/070000169/geomorfologi--
pengertian-dan-contohnya.
(2) Geomorfologi: Pengertian, Aspek, dan Klasifikasi Medan -
detikcom. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7063148/geomorfologi-pengertian-aspek-
dan-klasifikasi-medan.
(3) Pengertian Geomorfologi, Konsep, Jenis dan Menurut Para
Ahli. https://www.gurupendidikan.co.id/geomorfologi/.
(4) Materi Geomorfologi Dan Penggunaan Lahan
- Louellacobb.biz.id. https://louellacobb.biz.id/materi-geomorfologi-dan-penggunaan-lahan/.
(5) BENTUK LAHAN SEBAGAI DASAR - Direktori File
UPI. http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/HENDRO_MURTIANT
O/26_BENTUK_LAHAN_SEBAGAI_DASAR_HIDROMORFOLOGI.pdf.
Geografi pertanian adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari hubungan antara manusia
dan lingkungan dalam konteks aktivitas pertanian. Geografi pertanian melibatkan pengkajian
berbagai faktor geografis yang berpengaruh terhadap produksi pangan, seperti topografi,
iklim, dan tanah.
Permasalahan pangan adalah isu global yang berkaitan dengan ketersediaan, aksesibilitas, dan
kualitas pangan bagi seluruh penduduk bumi. Permasalahan pangan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, seperti pertumbuhan penduduk, perubahan pola konsumsi, perubahan iklim,
dan konflik sosial.
Geografi pertanian dan permasalahan pangan saling terkait, karena geografi pertanian dapat
memberikan pemahaman tentang potensi dan tantangan dalam pengelolaan sumber daya alam
untuk memenuhi kebutuhan pangan manusia. Geografi pertanian juga dapat memberikan
rekomendasi kebijakan dan strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan di berbagai skala,
mulai dari lokal, nasional, hingga global.
Source:
(1) Summary of Geografi Pertanian dan Ketahanan
Pangan. https://sipejar.um.ac.id/course/info.php?id=2795.
(2) MENUJU KETAHANAN PANGAN INDONESIA BERKELANJUTAN 2025:
TANTANGAN DAN .... https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/
05801ad2-fc8b-4a5a-9746-c6467283f651/content.
(3) Bagaimana Potensi Geografis Untuk Ketahanan Pangan Di
Indonesia. https://gooddoctor.id/pendidikan/bagaimana-potensi-geografis-untuk-ketahanan-
pangan-di-indonesia/.
(4) Summary of Geografi Pertanian dan Ketahanan
Pangan. https://sipejar.um.ac.id/course/info.php?id=2795.
(5) MENUJU KETAHANAN PANGAN INDONESIA BERKELANJUTAN 2025:
TANTANGAN DAN .... https://repository.pertanian.go.id/server/api/core/bitstreams/
05801ad2-fc8b-4a5a-9746-c6467283f651/content.
(6) Bagaimana Potensi Geografis Untuk Ketahanan Pangan Di
Indonesia. https://gooddoctor.id/pendidikan/bagaimana-potensi-geografis-untuk-ketahanan-
pangan-di-indonesia/.
(7) Geografi Pertanian Dan Permasalahan Pangan -
Homecare24. https://homecare24.id/geografi-pertanian-dan-permasalahan-pangan/.
BalasTeruskan
Tambahkan reaksi