Anda di halaman 1dari 4

PERSEBARAN BATU BARA DI INDONESIA

SITI ROBIYATUL ADAWIYAH

10217005 2B

BATU BARA DI INDONESIA

A. PROSES TERBENTUKNYA BATU BARA


Batubara berasal dari tumbuh-tumbuhan yang telah mati. Proses terjadinya batu bara
disebut proses inkolen (air yang ada di dalamnya dan bahan-bahan yang mudah menguap,
Nitrogen makin kecil sedangkan kadar zat arang atau karbon bertambah presentasenya).

Setelah tumbuhan mati, proses penghancuran tidak dapat memainkan peranannya karena
air ditempat matinya tumbuh-tumbuhan tersebut tidak atau kurang menbgandung oksigen. Oleh
karena itu, tumbuh-tumbuhan tidak mengalami pembusukan dan kemudian ditimbuni lempung,
pasir, kerikil yang akhirnya terjadi proses pembentukan batu bara. Proses tersebut terbentuk
melalui beberapa tingkatan:

1. Stadium 1 : Proses Biokimia/ Humifikasi, sisa-sisa tumbuhan menjadi keras karena beratnya
sendiri sehingga tumbuh-tumbuhan berubah warnanya tetapi masih utuh bentuknya karena tidak
ada pengaruh suhu dan tekanan yang menjadi gambut atau Turf.
2. Stadium 2: Proses Metamorfosa, sush dan tekanan bertambah tinggi dan waktu lama
maka Turf berubah menjadi batu bara muda atau Lignit.
3. Stadium 3: Pembentukan batuan berharga yaitu terjadinya batu bara, yang dapat dilihat struktur
tumbuhannya. Jika temperatur tekanan meningkat terus, maka akan
terjadi Antrasit dan Stradium yang akhirnya menjadi Granit.
Materi pembentuk batu bara

Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan
pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:

 Alga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan
batu bara dari perioda ini.
 Silofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan
batu bara dari perioda ini.
 Pteridofita, umur Devon Atas hingga Karbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur
Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak
dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
 Gimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan
heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin)
tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu
bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika.
 Angiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi
biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga,
secara umum, kurang dapat terawetkan.
Kelas dan jenis batu bara

Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan
waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas: antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit
dan gambut.

 Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik,
mengandung antara 86% - 98% unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
 Bituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas
batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
 Sub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber
panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
 Lignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari
beratnya.
 Gambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.
B. MANFAAT BATU BARA BAGI MANUSIA

Manfaat batu bara bagi kehidupan manusia adalah seabagai bahan bakar yang biasa
digunakan seperti pada perusahan-perusahan yang menggunakan bahan bakar utamanya, dan
pada zaman dahulu kereta api pun masih menggunakan batu bara sebagai bahan bakarnya tetapi
pada saat ini semakin jarang orang yang menggunakan batu bara.

C. PETA PERSEBARAN BATU BARA DI INDONESIA

Dari peta diatas bisa dilihat potensi batubara di Indonesia sangatlah melimpah, ada
sekitar 18 provinsi yang menyimpan potensi batubara, yaitu :
Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan,
Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, semua provinsi di Kalimantan,
Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua.
Sebenarnya jika dimanfaatkan secara seksama maka batubara pun bisa dijadikan sumber
energi yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan seperti keperluan idustri, kegiatan rumahan
dsb.
Perlu kita ketahui bahwa batubara merupakan bahan tambang yang sangat lama untuk
terbarukan, perlu jutaan tahun untuk mendapatkan batubara, jadi dalam menggunakan bahan
tambang yang tidak terbarukan secara cepat haruslah secara sedikit demi sedikit, jangan
digunakan secara berlebihan.

http://unagyajeng.blogspot.com/2012/06/adawiyah-102170054-2b-batu-bara-di.html

Anda mungkin juga menyukai