Anda di halaman 1dari 3

Nasya Lingga Carrissa_173221094_Review STKS_Week 2

Efektifitas Penerapan Strategi Suatu Perusahaan dalam Bersaing di Pasar Global: Sebuah Analisis
Melalui Strategi dan Non-Strategi
Dalam menyaingi pasar global, suatu perusahaan akan menciptakan sebuah cara bagaimana agar produknya
bisa diminati dan dilirik oleh pasar dunia yang nantinya akan berdampak pada keunggulan yang akan
didapatkan baik oleh perusahaan itu sendiri maupun oleh konsumen yang menggunakannya. Penerapan
strategi dalam mendistribusikan ide-ide dan inovasi suatu produk dinilai sangatlah krusial untuk mencapai
target yang telah ditentukan. Salah satu contoh penerapan strategi untuk mendistribusikan dan
memperkenalkan produk suatu perusahaan adalah ketika Toyota memperkenalkan model mobil hybrid mereka
kepada pasar global. Dalam tulisan ini, penulis akan membahas pengertian dari strategi dan non-strategi,
konsep yang berkaitan erat dengan strategi, dimensi pokok dari strategi, serta sebuah studi kasus singkat
mengenai penerapan strategi yang dilakukan oleh Toyota.

Strategi menurut Porter (1996), merupakan rencana aksi yang disusun untuk mencapai keunggulan
kompetitif (biaya rendah atau diferensiasi) yang diimplementasikan melalui penerapan suatu nilai yang tepat
sebagai pijakan strategis. Strategi yang dimaksud ini melibatkan pemilihan jenis keunggulan, berfokus pada
segmentasi pasar yang tepat, dan cara untuk mengelola aktivitas suatu perusahaan untuk menciptakan dan
mempertahankan konsumen. Sebuah perusahaan dapat dikatakan memiliki strategi dan mengungguli
pesaingnya ketika mereka mampu menetapkan perbedaan yang dapat diterapkan sebagai bentuk strateginya.
Porter (1996) mengidentifikasikan dua jenis strategi dasar yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai
keunggulan kompetitif, yaitu strategi biaya rendah (cost leadership) di mana produsen memberikan biaya
produksi lebih rendah dibandingkan dengan pesaingnya dan strategi diferensiasi (differentiation) yang
berfokus pada menciptakan produk atau layanan berbeda yang dapat menjadi keunggulan bagi konsumen.
Strategi juga dapat dikatakan sebagai suatu rancangan aksi yang ditujukan untuk kepentingan jangka panjang
(Bhattacharya 2007).

Untuk menjelaskan strategi lebih lanjut, Clausewitz (1999) mengelaborasikan beberapa konsep terkait
strategi. Konsep pertama mengacu pada metode dan taktik yang digunakan untuk mencapai tujuan strategi.
Inti dari strategi adalah memilih tentang bagaimana aktivitas suatu perusahaan dapat berbeda dengan aktivitas
dari perusahaan pesaingnya. Kedua, pemikiran strategis yang digunakan untuk memikirkan segala
perencanaan dan pertahanan sampai pesaing tidak memiliki celah untuk meniru. Seorang pemikir strategis
harus mengedepankan etika karena penerapan strategi dapat berdampak pada masyarakat dan lingkungan
internasional. Ketiga, strategi harus diseimbangkan dengan sarana dan tujuannya. Gray (1999) mengatakan
bahwa sarana mengacu pada sumber daya yang tersedia dan dalam tujuan penerapan kebijakan terdapat visi
dari peran negara untuk kepentingan global maupun nasional sehingga setiap strategi harus memiliki tujuan
yang dapat diukur dan diidentifikasi.

Konsep yang keempat yaitu terdapat dinamika yang merujuk pada perubahan dan evolusi suatu strategi.
Kelima, strategi memiliki kompetisi individu untuk menentukan seberapa agresif startegi yang digunakan.
Nasya Lingga Carrissa_173221094_Review STKS_Week 2
Keenam, keunikan yang dapat mengembangkan keterampilan relevan untuk kesuksesan individu/kelompok.
Ketujuh, mampu menganalisis peluang dan menggunakan keyakinan untuk memahami risiko terkait strategi
yang diterapkan. Semua konsep dari strategi ini memiliki keterkaitan dengan dimensi pokok strategi yang
memiliki sifat dinamis. Strategi harus bisa menyesuaikan dengan perubahan kondisi yang ada (Gray 1999).

Berangkat dari pengertian dan konsep strategi, terdapat beberapa miskonsepsi strategi yang dijelaskan oleh
Bhattacharya (2007). Pertama, kekeliruan dalam bertindak atau merujuk pada kecenderungan suatu
perusahaan menganggap bahwa bertindak secara tegas adalah solusi untuk semua masalah tanpa
mempertimbangkan secara matang. Kedua, keterlenaan terhadap skala dalam penentuan ide atau tindakan.
Ketiga, pengertian mengenai kualitas tinggi, harga rendah, dan konsumen superior. Meskipun tiga poin
tersebut cenderung memiliki kebergunaan terhadap suatu perusahaan, tetapi ketiga hal tersebut tidak bisa
menjadi komponen penting dalam strategi. Strategi yang benar adalah ketika mereka mencakup semua elemen
yang ada dan dapat diintegrasikan secara bersamaan untuk mencapai tujuan bisnis yang lebih besar.

Keempat, efektifitas operasional yang memiliki perbedaan dengan strategi. Efektifitas operasionbal berarti
melakukan suatu hal yang lebih baik dari pesaing, sedangkan strategi berarti melakukan sesuatu yang berbeda
dari pesaing. Kelima, strategi bukan berarti harus menjatuhkan lawan, tetapi strategi adalah cara bagaimana
antara perusahaan dan pesaing memiliki hal yang berbeda. Keenam, rencana operasi tahunan yang tidak bisa
dikategorikan sebagai strategi karena memiliki perbedaan maksud dari strategi itu sendiri. Strategi lebih
tentang membuat suatu batasan dan tujuan jangka panjang untuk mencapai visi dan misi suatu bisnis atau
perusahaan. Porter (1996) menegaskan bahwa inti dari strategi adalah suatu invidu atau kelompok dalam
menerapkan suatu hal yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh pesaingnya.

Salah satu contoh studi kasus yang dapat diidentifikasi dari pengertian dan konsep strategi adalah
perusahaan Toyota yang menerapkan poin diferensiasi dari pengertian Porter mengenai strategi. Pada tahun
1990, terdapat permintaan akan kendaraan dengan bahan yang lebih hemat. Hal ini merujuk pada Krisis Teluk
yang terjadi pada tahun 1991 (Kline dan Boyd 2010). Pada saat itu, terdapat keprihatinan menganai isu
lingkungan yang kian memburuk sehingga pengembangan mobil listrik terhalang oleh perkembangan
teknologi. Kemudian, pada tahun 1997, model NHW10 Toyota Prius mulai memasuki pasar mobil Jepang
sebagai mobil hybrid. Mobil hybrid adalah sebuah tipe mobil yang memiliki dua sistem penggerak, yaitu
bahan bakar bensin dan motor listrik. Langkah Toyota untuk mengembangkan merknya kepada pasar dunia
yaitu ketika perusahaan mereka menciptakan inovasi mobil hybrid dengan memperkenalkan Toyota Prius
sebagai langkah transisi dan diferensiasi dengan pesaingnya (Sakiyama 2015).

Tindakan yang dilakukan oleh Toyota dalam merencanakan startegi untuk mempromosikan mobil hybrid
sesuai dengan dinamika yang dikemukakan oleh Gray (1999) yang mengategorikan dimensi strategi terbagi
menjadi tiga hal, Salah satunya adalah cara bagaimana perang (sesama pesaing perusahaan) itu disiapkan.
Toyota menerapkan pola pikir yang berbeda dengan menciptakan kendaraan yang jauh lebih hemat bahan
bakar serta ramah lingkungan. Hal ini membuat hasil yang didapatkan oleh Toyota berbeda dengan
Nasya Lingga Carrissa_173221094_Review STKS_Week 2
pesaingnya. Penjualan mobil hybrid meningkat pesat dan membuat para pesaing berlomba memasarkan mobil
hybrid mereka.

Berdasarkan pemaparan mengenai strategi di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan bahwa strategi
dijelaskan melalui dua jenis dasar, yaitu strategi biaya rendah dan strategi diferensiasi. Strategi memiliki
beberapa konsep dasar yang mana secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa strategi harus memiliki rencana
dan tujuan yang dapat menguntungkan perusahaan. Meskipun demikian, strategi memiliki beberapa
miskonsepsi oleh para perusahaan. Strategi memiliki konsep yang berbeda dengan taktik, efektifitas
operasional, ancaman terhadap lawan, dan strategi tidak berfokus pada konsumennya, tetapi berfokus terhadap
cara memenangnkan kompetisinya. Salah satu contoh penerapan strategi adalah cara ketika Toyota
menciptakan mobil hybrid sebagai kendaraan yang ramah lingkungan. Strategi yang diterapkan oleh Toyota
adalah dengan menerapkan konsep diferensiasi yang bertujuan untuk menciptakan produk atau layanan yang
berbeda dan bernilai tambah bagi konsumen.

Referensi:
Bhattacharya. V.N, 2007. What Strategy Is Not. European Business Forum. No. 30.

Gray, Colin S, 1999. The Dimension of Strategy, dalam Modern Strategy, Oxford University Press.

Kline, J., & Boyd, D, 2010. Toyota Culture: The Heart and Soul of the Toyota Way. McGraw-Hill Education.

Porter, Michael E, 1996. What is Strategy?. Harvard Business Review, November–Desember,

Sakiyama, T, 2015. Toyota's Global Marketing Strategy: Innovation through Breakthrough Thinking and
Kaizen. Routledge.

Anda mungkin juga menyukai