Anda di halaman 1dari 2

Aspid E (15 & 22 Mei 2023)

Gabungan TP (63-71 KUHP)


- 1 orang
- Melakukan:
 1 perbuatan (one act) atau
 beberapa perbuatan (several acts)
- Melanggar:
 1 aturan pidana (beberapa kali)
 Beberapa aturan pidana
- Perbuatan-perbutan itu belum ada yang pernah dijatuhi pidana dan akan diadili
sekaligus.
Jenis gabungan
1. Gabungan berupa 1 perbuatan, ex: pasal 63 KUHP
 Concursus idealis homogenius X membunuh A dan B dengan sniper dalam
satu tembakan (idealis = satu perbuatan; homogenius = 1 TP yaitu
pembunuhan)
 Concursus idealis heterogenius X membunuh B dengan sniper melalui kaca
sebelum menembus tubuh B dalam satu tembakan (idealis = satu perbuatan;
heterogenius = 2 TP yaitu perusakan properti dan pembunuhan)
2. Gabungan beberapa perbuatan, ex: pasal 65, 66, 70 KUHP (kumulasi terbatas)
 Concursus realis homogenius  X membunuh A dan B dengan sniper dalam
dua tembakan (realis = dua perbuatan, homogenius = 1 TP yaitu pembunuhan)
 Concursus realis heterogenius  Z memasuki rumah A dan mencuri laptop
dan TVnya (realis = dua perbuatan mengambil laptop dan mengambil TV,
hoterogenius = 2 TP yaitu memasuki perkarangan orang lain dan mencuri)
3. Perbuatan berlanjut (pasal 64), seseorang melakukan beberapa perbuatan yang
mana perbuatan itu merupakan kejahatan atau pelanggaran dan ada hubungan
sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut.
Menurut MvT (memori penjelasan) KUHP harus dipenuhi 3 syarat:
 Harus ada 1 keputusan kehendak
 Masing-masing perbuatan harus sejenis
 Tenggang waktu antara perbuatan2 itu tidak terlalu lama
Bukan merupakan gabungan TP jika sudah ada UU yang mengakomodir kedua TP
tersebut. Ex: Pasal 351 dan 362 KUHP digantikan Pasal 365 KUHP
Delik yang Tertinggal (Pasal 71 KUHP)
Rumus: pidana maks. untuk TP yang diketahui belakangan (P2) = pidana maks jika
diadili sekaligus (Ps) – pidana yang telah dijatuhkan (p1)
Pidananya = pidana yang telah dijatuhkan + pidana untuk TP yang diketahui
belakangan

Stelsel (Sistem pemidanaan)


- Pokok (murni) :
 Absorsi apabila terdapat lebih dari 1 pidana yang diancamkan, maka maka
maksimal yang diambil hukuman yang paling berat karena dianggap telah
menyerap semua sanksi di bawahnya.
 Kumulasi maksimal pidana yang dijatuhkan adalah jumlah seluruh pidana
yang diancamkan.
- Tambahan:
 Absorsi dipertajam (diperberat) maksimal hukuman yang diambil adalah
yang terberat lalu ditambah 1/3
 Kumulasi terbatas menjumlahkan seluruh pidana dari tiap TP, tetapi tidak
boleh lebih berat dari absorsi dipertajam (yang terberat ditambah 1/3).

Anda mungkin juga menyukai