Gabungan tindak pidana merupakan dua atau lebih tindak pidana yang dilakukan oleh satu orang atau lebih di mana tindak pidana yang pertama belum diputuskan oleh hakim. KUHP membagi gabungan tindak pidana menjadi tiga macam, yaitu : a. Gabungan satu perbuatan (concursus idealis) yang diatur di dalam Pasal 63 KUHP. Menurut R. Sianturi concursus idealis terbagi lagi menjadi concursus idealis homogenius dan concursus idealis heterogenius. o Concursus Idealis Homogenius : 1 perbuatan melanggar satu peraturan pidana yang sama beberapa kali, contoh: satu tembakan mengenai 2 orang sekaligus, 2 kali melanggar Pasal 338 KUHP o Concursus Idealis Heterogenius : 1 perbuatan melanggar beberapa peraturan pidana yang berbeda, contoh: memperkosa wanita di taman, melanggar pasal 281 dan 285 KUHP. Dalam kasus ini, tindakan terdakwa Rudi tidak termasuk ke dalam concursus idealis karena terdakwa melakukan dua perbuatan yang melanggar dua peraturan, yaitu pemerasan dan pencurian.
b. Gabungan suatu perbuatan yang dilanjutkan (voorgezette handeling) yang
diatur pada Pasal 64 KUHP dimana perbuatan tersebut harus didasari oleh kehendak yang jahat, masing-masing tindakan itu sejenis, dan tenggang waktu antara perbuatan pertama dan kedua tidk terlalu lama. c. Gabungan beberapa perbuatan (concursus realis) yang diatur dalam Pasal 65 dan 66 KUHP dimana terbagi juga menjadi dua yaitu concursus realis homogenius dan concursus realis heterogenius.
Dalam perkara ini, terdakwa melakukan tindakan pidana pemerasan sekaligus
pencurian, artinya tindakan tersebut dapat dipidana dengan dua pasal yaitu Pasal 368 KUHP tentang pemerasan dengan kekerasan atau ancaman kekerasan dan Pasal 365 KUHP tentang pencurian yang didahului kekerasan atau ancaman kekerasan. Hal ini didasarkan pada fakta hukum yang menyatakan bahwa terdakwa Rudi terbukti melakukan pemaksaan