Anda di halaman 1dari 2

Berasal dari Jepang, lahirlah society 5.

0 yang memungkinkan kita menggunakan teknologi modern


berbasis sains (AI, robot, IoT, dll.) untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tujuan dari konsep ini adalah
untuk menciptakan masyarakat di mana orang benar-benar menikmati hidup dan merasa nyaman.
Society 5.0 sendiri baru diluncurkan pada 21 Januari 2019 dan diciptakan sebagai solusi Revolusi Industri
4.0 yang dikhawatirkan akan menurunkan derajat kemanusiaan.

Dulu, Jepang juga dikenal sebagai Masyarakat Perburuan (Masyarakat 1.0), Masyarakat Pertanian
(Masyarakat 2.0), Masyarakat Industri (Masyarakat 3.0), dan Masyarakat Informasi (Masyarakat 4.0). Ini
tidak jauh berbeda dengan Revolusi Industri 4.0, keduanya mengarah pada kecerdasan buatan dalam
kehidupan dan tatanan dunia industri. Namun, ada beberapa hal yang membuat masing-masing jenis ini
berbeda.

Di Masyarakat 5.0, nilai baru yang diciptakan melalui inovasi akan menghilangkan kesenjangan regional,
usia, jenis kelamin, dan bahasa dan memungkinkan penyediaan produk dan layanan yang dirancang
secara halus untuk beragam kebutuhan individu dan kebutuhan laten. Dengan cara ini, akan mungkin
untuk mencapai masyarakat yang dapat mempromosikan pembangunan ekonomi dan menemukan
solusi untuk masalah sosial.

Keberadaan Society 5.0 pasti memiliki dampak baik itu positif maupun negatif. Dampak positif pastilah
sesuai dengan cita dari diciptakannya konsep masyarakat ini, yaitu teknologi sebagai upaya kemudahan
pemenuhan kebutuhan manusia di masyarakat dalam berbagai bidang. Namun jika berbicara dampak
negatif, tentunya yang dikhawatirkan adalah akan terjadi penggeseran keberadaan manusia dan
pekerjaannya. Di mana, pengiriman sudah tidak lagi menggunakan jasa manusia, asisten rumah tangga
yang sudah dikerjakan oleh robot, supir yang sudah bisa digantikan dengan transportasi otomatis (tanpa
supir), kasir yang sudah digantikan mesin penghitung barang belanjaan, teller bank yang sudah
digantikan dengan mesin ATM setor/ambil, hingga proses pembedahan (operasi) pun bisa dilakukan
dengan baik oleh robot.

Kelemahan konsep Society 5.0 adalah konsep ini bisa membuat masyarakat menjadi ketergantungan
berlebih terhadap teknologi, membuat manusia menjadi malas dan mental generasi muda yang mudah
bosan karena efek serba ‘instanisasi’ dan ‘otomatisasi’. Selain itu, degradasi peran manusia yang
tergantikan oleh AI adalah suatu ancaman dan tantangan yang nyata dalam era menuju Masyarakat 5.0
ini.

Dalam sebuah forum yang dimoderatori oleh Dr. Aang Panji Permana, ST., MT, Prof. Winarni
menyinggung peluang dan tantangan pemuda dalam menfaatkan teknologi untuk menghadapi era
society 5.0.

“Jika teknologi menjadi gaya hidup, pastikan kebermanfaatannya untuk manusia khususnya untuk
kelestarian lingkungan,” katanya.

Konsep society 5.0 juga dapat membantu pencegahan bencana alam di daerah rawan bencana. Dengan
pemanfaatan teknologi tepat guna, pemerintah tiap daerah dapat mengamati kawasan yang terkena
bencana oleh satelit, radar cuaca terestrial, informasi kerusakan berdasarkan struktur sensor, dan lain
sebagainya. Manfaat lainnya adalah : Mendeteksi potensi bencana alam sejak dini Menyediakan
informasi tempat berlindung dan bantuan kepada setiap orang melalui smartphone individu dan
perangkat lain berdasarkan kondisi bencana

Di bidang energi, analisis AI dari big data dapat menghasilkan beragam informasi seperti data
meteorologi, status operasi pembangkit listrik, status debit/pengisian kendaraan listrik (EV), dan kondisi
penggunaan energi dari setiap rumah tangga. Sehingga, konsep ini akan memberikan keuntungan
seperti: Menyediakan pasokan energi yang stabil melalui beragam sarana energi berdasarkan perkiraan
permintaan dan prediksi cuaca yang akurat Mencapai penghematan energi oleh setiap rumah tangga
dengan mengoptimalkan penggunaan energi berdasarkan prediksi pasokan Menyediakan pasokan
energi yang stabil dan mengurangi beban lingkungan kita dengan mengurangi emisi

Anda mungkin juga menyukai