Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH SENI BUDAYA

ASAL USUL MARGA SITANGGANG

D
I
S
U
S
U
N

OLEH :
AMEL KRISTIN SITANGGANG
KELAS : XII MIA 5

SMA NEGERI 3 PADANG SIDEMPUAN


TAHUN AJARAN 2023/2024
ASAL USUL MARGA SITANGGANG
Sitanggang merupakan marga yang diturunkan oleh Raja Sitanggang Ompu Raja
Pangururan. Marga ini berasal dari Pangururan (yang dahulu bernama Tano Sumba).[5]
Si Raja Batak hingga Raja Sitanggang
Si Raja Batak memperanakkan Raja Isumbaon. Raja Isumbaon memperanakkan Tuan
Sorimangaraja. Tuan Sorimangaraja memperanakkan Tuan Sorba Di Julu (yang bergelar Raja Nai
Ambaton). Tuan Sorba Di Julu memperanakkan Raja Natanggang (dijuluki sebagai Raja Sitempang
karena kakinya yang pincang). Raja Sitempang memperanakkan Raja Sitanggang bergelar Ompu
Raja Pangururan. Raja Sitanggang memiliki tiga keturunan, yakni Tanja Bau bergelar Raja
Panungkunan, Raja Pangadatan, dan Raja Pangulu Oloan.[6][7][8][9][10][11][12]
Mulai Raja Sitanggang
Tanja Bau bergelar Raja Panungkunan menurunkan marga Sitanggang Bau dan Sitanggang Gusar.
Raja Pangadatan menurunkan marga Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, dan Sitanggang Silo.
[13]
Sedangkan, Raja Pangulu Oloan menurunkan marga Sigalingging.[3]
Wilayah ulayat
Secara turun temurun, Raja Isumbaon hingga Raja Sitempang IV (marga Sitanggang garis keturunan
Tanja Bau) adalah penguasa di Pangururan. Pada zaman kolonial Belanda, Pangururan dibagi ke
dalam tiga bius, yakni bius Sitanggang, bius Simbolon, dan bius Naibaho. Keputusan ini untuk
memecah dominasi marga Sitanggang, terutama atas Onan Tiga Urat (pusat perdagangan awal di
Pangururan) atau yang disebut sebagai Bius Patane Bale Onan Pangururan.[2][14]
Kemudian, Pangururan kembali dibagi oleh Belanda ke dalam bius-bius baru, seperti Tanjung
Bunga (bius Nadeak), Buhit (bius Sitanggang), Rianiate (bius Sitanggang dan Simbolon), Sabungan
Nihuta (bius Sitanggang, Simbolon, dan Simalango), Ronggur Nihuta (bius Sitanggang, Simbolon
dan Naibaho)
Raja Sitempang/Raja Natanggang adalah anak Raja Nai Ambaton. Atau dengan kata lain mereka
adalah Keturunan Si Raja Batak dari garis keturunan Isumbaon yang sering disebut garis
Mataniari, berbeda dengan garis keturunan Guru Tatea Bulan yang disebut garis Bulan.
Raja Sitempang menikah dengan Siboru Portimataniari [1] yang melahirkan Raja Natanggang yang
terkenal dengan sebutan Raja Pangururan. Selanjutnya Raja Pangururan menikah dengan boru dari
Baho Raja dan mempunyai 3 Orang anak yaitu, Raja Tanjabau dikenal sebagai Raja Panungkunan,
Raja Pangadatan dan Raja Sigalingging dikenal Raja Pangulu oloan. Kemudian Tanjabau
melahirkan anak bernama Sitanggang Bau, dan mempunyai dua anaknya yang diberi nama Raja
Sitempang 1 dan Raja Tinita. Selanjutnya Raja Sitempang 1 melahirkan Sitempang 2. Keturunan
Sitempang 2 pada generasi ke enam dari Raja Tanjabau, mengangkat Anak Sitanggang Gusar yang
datang dari marga Sijabat dan kini dikenal menggunakan Sitanggang Gusar. Anak Kedua dari Raja
Sitanggang, Raja Pangadatan mempunyai 3 orang anak yaitu, Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar
dan Sitanggang Silo. Sedangkan Raja Sigalingging (Pangulu oloan) mempunyai 3 anak yaitu Guru
Mangarissan, Raja Tinatea, Namora Pangujian menggunakan marga Sigalingging dan anak
sulungnya Guru Mangarissan hijerah ke Humbang dan melahirkan 3 anak yakni Op Limbong, Op
Bonar, Op Bada (Mpu Bada), anak bungsu Mpu Bada hijerah ke Barus Manduamas memiliki anak
bernama: Tendang, Banurea, Manik, Beringin, Gaja, Barasa, sebagian keturunannya hijerah ke Dairi
dan ada juga keturunan Banurea menggunakan marga: Boangmanalu, Bancin. Keturunan lain
Sigalingging anak dari Op Harinuan yang hijerah ke Raya Simalungun memakai marga Garingging.
Dari Sitanggang Silo yang merupakan anak ketiga dari Raja Pangadatan, mempunyai tiga anak yaitu
Manggilang Bosi (Silo), Sitabi Dalan (Manihuruk) dan Silapsap Bosi (Sidauruk). Sitanggang Silo
tetap menggunakan Sitanggang tetapi Manihuruk dan Sidauruk sudah menggunakan namanya
menjadi marga sampai saat ini.

Sitanggang, pomparan Raja Sitempang penguasa di Pangururan[


Tateabulan dan Isumbaon adalah dua dari tiga putra Si Raja Batak, "orang Batak pertama". Dari
kelompok Isumbaon inilah dipercaya Raja Isumbaon sebagai pendiri Pangururan yang merupakan
pusat penyebaran keturunan Raja Naiambaton dan dari keturunan Raja Naiambaton, hanya
Sitanggang lah yang mewarisi golat/tanah Pangururan.
Hal ini ditunjukkan dengan dominannya marga Sitanggang di bius Pangururan. [2] Secara Khusus
akhirnya Sitanggang dan Simbolon membuat komitment/ pati-patian sebagai berikut :

Songgar tolong baringin jabi-jabi


Sitanggang Simbolon sisada urdot sisada tahi
Dengke ni Sabulan tonggi jala tabo
Manang ise si ose padan, turipur na tumagona

Apabila diterjemahkan secara bebas arti dari TONA – PESAN tersebut adalah :
Sitanggang – Simbolon sama-sama si Abangan sama-sama siadikan.

Dalam acara Adat Pemanggilan dari Sitanggang dan Simbolon adalah IPAR-IPAR ni
Partubu. Penyerahan Jambar diserahkan bersamaan dengan memanggil keduanya
Sitanggang dan Simbolon dan dengan menyilangkan tangan.

II. SITANGGANG BUKAN ANAK DARI MUNTHE

Diatas telah diuraikan bahwa Sitanggang adalah keturunan dari Raja Sitempang/ Raja
Natanggang, Sitanggang bukanlah anak dari Munthe sebagaimana telah ditulis oleh
beberapa penulis Tarombo yang dimulai dengan Tulisan W. M. Hutagalung tahun 1926
(POESTAHA taringot toe tarombo ni Bangso Batak na Pinatoere ni W. M. Hoetagaloeng-
rongkoman I-1926).

Tulisan ini dipakai beberapa Penulis sebagai Refrensi. Tulisan ini memang belum pernah
dibantah oleh Keturunan Marga Sitanggang, inilah saatnya untuk meluruskan Tarombo
tersebut sekaligus menyatakan bahwa apa yang ditulis oleh Hutagalung tersebut dan
kemudian oleh penulis berikutnya pun tetap salah.

Perlu diketahui bahwa W. M. Hutagalung pada waktu menulis Tarombo tersebut adalah
ASISTEN DEMANG DI PANGURURAN, yang seharusnya tahu persis bahwa Marga
Munthe tidak ada di Pangururan, maka kesimpulannya bahwa apa yang telah ditulis oleh
W. M. Hutagalung tentang Tarombo ni Marga Sitanggang yang berasal dari Marga Munthe
adalah Bualan Belaka atau Karangan yang mengada-ada tampa Bukti Kuat.

Sebagai Fakta yang menguatkan bahwa Sitanggang adalah keturunan Raja Sitempang/
Raja Natanggang anak dari Datu Sindar Mataniari/ Suli Raja/ Raja Nai Ambaton adalah :

a. Raja Natanggang/ Raja Pangururan


Nama Raja Natanggang yang juga disebut Raja Pangururan, perobahan nama ini adalah
karena setelah huta yang dibangun Raja Sitempang berkembang, banyak orang yang
datang berdagang dan keperluan lainnyake huta tersebut.

Raja Sitempang membangun PARTUKKOAN yaitu tempat berkumpul layaknya seperti


kedai atau Lapo saat ini. Lapo ini juga berfungsi sebagai tempat berjudi. Menurut cerita,
tak pernah pendatang menang berjudi di Partongkoan ini, sehingga menjadi buah bibir
setiap pengunjung dan menyatakan tempat itu PANG-URUR-AN, karena setiap berkunjung
ke tempat itu selalu mang – urur – i, selalu kehabisan uang atau kekurangan Uang,
kadang-kadang pulang hanya dengan pakaian yang melekat di tubuhnya saja.

Dan Akhirnya Raja Sitempang/ Raja Natanggang mewariskan Kerajaanya pada Anaknya
Raja Natanggang, jadilah Raja Natanggang pemilik partongkoan tersebut diberi gelar
nama menjadi RAJA PANGURURAN, yang punya Huta dan tentu saja yang menjadi Raja
Huta.

b. Bius Sitolu Hae Horbo


Bius Pangururan disebut Bius Sitolu Tali yang kemudian berubah nama menjadi Bius
Sitolu Hae Horbo. Disebut Tolu Hae karena yang memiliki harajaon adalah tiga Marga
yaitu: Sitanggang, Simbolon dan Naibaho. Apabila ada acara, maka masing-masing marga
ini dapat sakhae dari kerbau yang disembelih. Konon katanya, hae keempat ditanam
dibatu mamak. Kemudian dalam perkembangannya hae keempat diberikan kepada
pargonsi. Ternyata marga Munthe tidak mempunyai atau tidak memiliki bius di Pangururan
(Bius Munthe tidaka ada di Pangururan).

c. Aek Parsuangan
Di salah satu sisi di Gunung Pusuk Buhit, ada 3 (Tiga) mata air yang disebut Aek
Parsuangan. Pemilik dan nama mata air itu berturut-turut dari atas kebawah adalah:
Naibaho, Sitanggang dan Simbolon.

4. TAROMBO NI RAJA SITANGGANG DI DALAM BAGAN


Raja Natanggang/ Raja Pangururan mempunyai 3 (Tiga ) orang anak, yaitu :
1. Raja Panungkunan
2. Raja Pangadatan
3. Raja Panghulu Oloan
5. Penomoran
Pendekatan penomoran dapat dengan dua cara yaitu :
1. Menurut Generasi
2. menurut pada yang menurunkannya.
3. Panjouan di Ulaon

1) Ulaon Raja Sitempang ( Raja Sitanggang Bau )


Dipanggil pertama Raja Tinita, kemudian Sitanggang Gusar, setelah itu dilanjutkan
memanggil Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, Sitanggang Silo, Simanihuruk, Sidauruk
dan Sigalingging.

2) Ulaon di Raja Tinita


Dipanggil Pertama Sitanggang Bau Raja Sitempang, kemudian Sitanggang Gusar. Setelah
itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, Sitanggang Silo,
Simanihuruk, Sidauruk dan Sigalingging.

3) Ulaon di Sitanggang Gusar


Dipanggil pertama Sitanggang Bau Raja Sitempang, kemudian Raja Tinita, setelah itu
dilanjutkan memanggil Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, Sitanggang Silo, Simanihuruk,
Sidauruk dan Sigalingging.

4) Ulaon di Raja Sitanggang Lipan


Dipanggil pertama Sitanggang Lipan, Sitanggang Silo, Simanihuruk dan Sidauruk. Setelah
itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita, Sitanggang Gusar
dan Sigalingging.

5) Ulaon di Raja Sitanggang Upar


Dipanggil pertama Sitanggang Lipan, Sitanggang Silo, Simanihuruk dan Sidauruk. Setelah
itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita, Sitanggang Gusar
dan Sigalingging.

6) Ulaon di Raja Sitanggang Silo


Dipanggil pertama Simanihuruk, Sidauruk, Sitanggang Lipan dan Sitanggang Upar.
Setelah itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita,
Sitanggang Gusar dan Sigalingging.

7) Ulaon di Raja Simanihuruk


Dipanggil pertama Sitanggang Silo, Sidauruk, Sitanggang Lipan dan Sitanggang Upar.
Setelah itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita,
Sitanggang Gusar dan Sigalingging.

8) Ulaon di Raja Sidauruk


Dipanggil pertama Sitanggang Silo, Simanihuruk, Sitanggang Lipan, dan Sitanggang Upar.
Setelah itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita,
Sitanggang Gusar dan Sigalingging.

9) Ulaon di Raja Sigalingging


Dipanggil pertama Sitanggang Bau Raja Sitempang, Raja Tinita dan Sitanggang Gusar.
Setelah itu dilanjutkan memanggil Sitanggang Lipan, Sitanggang Upar, Sitanggang Silo,
Simanihuruk dan Sidauruk.

Raja Parhata/ Parsinabul

Molo ulaon dihahana, anggina parsinabul. Itu adalah prinsip yang baku disemua marga.
Untuk marga Sitanggang perlu ada Fleksibilitas tingkat sisada ulaon, apalagi
namaralaman.

Raja Panungkunan, Raja Pangadatan dan Raja Pangulu Oloan adalah marhaha maranggi
sehingga salah satu diantara merekalah gantian yang menjadi parsinabul.

Dibeberapa tempat yang populasinya sudah cukup besar, sesama Raja Panungkunan atau
sesama Raja Pangadatan atau sesama Raja Pangulu Oloan sudah boleh menjadi
Parsinabul. Bahkan ke tingkat yang lebih rendah seperti yang terlaksana di BONA
PASOGIT.

Seperti diketahui bius merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa horja, sedangkan horja adalah
terdiri dari beberapa huta.
RAJA SITANGGANG (RAJA PANGURURAN) menikah dengan Siboru Marhite Ombun Br Naibaho,
anakna tolu:

1. Raja Tanjabau (Panungkunan)


2. Raja Pangadatan
3. Raja Sigalingging (Pangulu Oloan)
4. Siboru Hata Oloan Boru Sitanggang Menikah dengan Namora Jollung Parhusip
5. Boru Tatap Nauli boru Sitanggang menikah dengan Malau raja
TUGU MARGA SITANGGANG
Tugu Op.Babiat Sitanggang

HQQ5+GJW, Paraduan, Kec. Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara 22392 ’

KANTOR PARSADAAN SITANGGANG

DESA PARLONDUT PANGURUAN KABPATEN SAMOSIR


SIFAT MARGA SITANGGANG
Orang yang namanya Sitanggang adalah orang yang berani, cerdas, dan pekerja keras.
Orang ini juga seorang teman yang setia. Ia memberikan banyak nasehat yang baik dan menjadi
pasangan yang sangat dapat

ORANGA – ORANG SUKSES MARGA SITANGGANG

Edi Ramli Sitanggang (lahir 13 Oktober 1953) adalah anggota DPR periode 2009 - 2014 yang berasal
dari Partai Demokrat mewakili Sumatra Utara daerah pemilihan III.[1] Ia saat ini bertanggungjawab
sebagai anggota Komisi III.
Ruth Damayanti Sitanggang yang akrab dipanggil Ruth atau Ru-chan adalah salah seorang Ex
Member JKT48 Tim T dari Generasi kelima. Oshimen Paruru ini menyukai cosplay sebagai idola
sebelum menjadi anggota JKT48.

Paulo Oktavianus Sitanggang (lahir 17 Oktober 1995) adalah pemain sepak bola Indonesia yang saat
ini bermain untuk PSMS Medan, berposisi sebagai gelandang.
Memiliki minat terhadap sepak bola yang tinggi, dia dimasukkan orangtuanya ke sekolah sepakbola di
SSB Kurnia Medan. Tidak lama setelah itu, ia memutuskan untuk berlatih di SSB yang dipimpin
ayahnya sendiri yakni di Surya Putra Mariendal Medan.
Pada 2011, Paulo mengikuti seleksi All Star Team Challenge yang digelar oleh AC Milan Junior Camp.
Hasilnya, ia masuk ke dalam daftar 18 pemain sepak bola muda yang dibawa ke San Siro, Milan. Meski
dinyatakan lolos, ia gagal ke Negeri Italia karena mengalami cedera jelang dikirim.

Yesaya Abraham Sitanggang (lahir 12 April 2000) adalah pemeran dan model Indonesia.[2][3]
Yesaya memulai karier di dunia akting dengan berperan sebagai Ari dalam serial web
berjudul Unappreciated yang dirilis di YouTube pada tahun 2020. Tahun berikutnya, popularitas Yesaya
meningkat setelah memerankan tokoh Megan di serial web Antares.

Anda mungkin juga menyukai