Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PEMERIKSAAN KUALITAS LINGKUNGAN RUMAH SAKIT SELE BE SOLU KOTA SORONG


PROVINSI PAPUA BARAT DAYA

Tanggal 19 – 22 Juli 2023

Oleh :

Tri Samber,A.Md.AK, Nur A. Nahumarury, SKM, Hanna Tohatta, SKM


Lembar Pengesahan

Laporan Hasil Kegiatan Kajian Deskriptif Kualitas Lingkungan Rumah Sakit Sele Be Solu Kota
Sorong Provinsi Papua Barat Daya pada Tanggal 19 – 22 Juli 2023 telah diperiksa oleh
Koordinator Substansi PTL dan telah disetujui oleh Kepala BTKLPP Ambon.

24 Juli 2023

Disusun oleh

Nur A. Nahumarury, SKM Hanna Tohatta, SKM


NIP.197907162005012003 NIP.198101042000122001

Tri Maria Wahyuni Samber, Amd, AK


NIP. 199505162022032003

Telah diperiksa oleh : Disetujui/Disahkan Oleh :


Koordinator Substansi PTL, Kepala,

Ezra Limbong, SKM.,M.Kes Ismail, S.T.,M.Sc


NIP. 197605281999031002 NIP. 197505132001121002
LAPORAN

PEMERIKSAAN KUALITAS LINGKUNGAN RUMAH SAKIT SELE BE SOLU KOTA


SORONG PROVINSI PAPUA BARAT DAYA

A. Latar Belakang

Sesuai amanat Undang – undang Dasar 1945 pasal 28, disebutkan bahwa
setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, yang kemudian semakin
ditegaskan dalam pasal 34 ayat (3) bahwa negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan yang layak. Salah satu bentuk fasilitas
pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit.
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan
yang merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat dibutuhan dalam
mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan yang komprehensif. Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 147 Tahun 2010 menyebutkan bahwa rumah sakit adalah sebuah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,rawat jalan,
serta gawat darurat. Dengan fungsi rumah sakit yang sedemikiankompleks, maka
rumah sakit menjadi tempat yang sangat ideal untuk menularkanpenyakit. Penularan
penyakit tersebut disebabkan karena adanya kontak terusmenerus antara orang sehat,
orang sakit, serta alat – alat kesehatan. Penularanpenyakit yang didapat dari rumah
sakit disebut dengan infeksi nosokomial.
Menurut Nasution (2011), manajemen sanitasi lingkungan merupakan tindakan
pengelolaan lingkungan baik pada parameter fisik, kimia, dan biologi di rumah sakit.
Penyelenggaraan manajemen sanitasi lingkungan rumah sakit bertujuan untuk
menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit yang aman dan nyaman sehingga
mampu mencegah terjadinya penularan penyakit di rumah sakit. Dengan demikian,
maka penerapan manajemen sanitasi lingkungan di rumah sakit merupakan kunci
awal untuk tindakan pencegahan penyakit.
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal P2P, BTKL PP Kelas II
Ambon terus berupaya untuk menjangkau seluruh wilayah yang masuk dalam wilayah
layanan denganberpedoman pada acuan dan program Direktorat Jenderal P2P
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Melakukan pengambilan dan pemeriksaan sampel di lingkungan area Rumah
Sakit Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui kualitas air bersih
2) Mengetahui kualitas limbah cair
3) Mengetahui kualitas makanan
4) Mengetahui kualitas udara ambien
5) Mengetahui kualitas udara ruang
C. Dasar Penugasan
Surat tugas Kepala BTKLPP Ambon Nomor KL.01.05/3/1134/2023 Tanggal 17 Juli
2023
D. Sasaran / Objek kegiatan
Terlaksananya kegiatan pengambilan dan pemeriksaan sampel air bersih,
limbah cair, makanan, udara ambien dan udara ruang di lingkungan Rumah Sakit
Umum Daerah Sele Be Solu Kota Sorong Provinsi Papua Barat Daya.
E. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Rumah Sakit
Selanjutnya World Health Organization – WHO (2002) menjabarkan
bahwa rumah sakit adalah organisasi medis dan sosial yang memiliki fungsi
untuk menyediakan pelayanan kesehatan baik kuratif dan preventif bagi
masyarakat serta keluarganya. Hal serupa juga turut disebutkan dalam UU RI
Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah sakit adalah
institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan paripurna ini meliputi pelayanan
kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sedangkan menurut
Adisasmito (2007) bahwa rumah sakit adalah sebuah tempat yang
terorganisasi serta memiliki fungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan
bagi pasien, baik yang bersifat dasar, spesialis, maupun subspesialistik.

b. Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 tentang
Kesehatan lingkungan rumah sakit adalah upaya pencegahan penyakit
dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan
kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun
sosial di dalam lingkungan rumah sakit. Kualitas lingkungan rumah sakit yang
sehat ditentukan melalui pencapaian atau pemenuhan standar baku mutu
kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan pada media air, udara,
tanah, pangan, sarana dan bangunan, dan vektor dan binatang pembawa
penyakit. Standar baku mutu kesehatan lingkungan merupakan spesifikasi
teknis atau nilai yang dibakukan pada media lingkungan yang berhubungan
atau berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat di dalam
lingkungan rumah sakit. Sedangkan persyaratan kesehatan lingkungan adalah
kriteria dan ketentuan teknis kesehatan pada media lingkungan di dalam
lingkungan rumah sakit.
c. Standar baku mutu dan persyaratan
1. Standar Baku Mutu Air dan Persyaratan Kesehatan Air
Air untuk pemakaian khusus adalah air yang dibutuhkan untuk kegiatan
yang bersifat khusus di rumah sakit yang memerlukan persyaratan tertentu
dan berbeda dengan air minum. Standar baku mutu air untuk hemodialisis
meliputi parameter biologi dan kimia, sedangkan standar baku mutu air
untuk kegiatan laboratorium meliputi parameter fisik, biologi dan kimia.
2. Standar Baku Mutu Udara
a. Standar baku mutu parameter mikrobiologi udara
Standar baku mutu parameter mikrobiologi udara menjamin kualitas
udara ruangan memenuhi ketentuan angka kuman dengan indeks
angka kuman untuk setiap ruang/unit seperti tabel berikut:
Tabel 6 : Standar Baku Mutu Mikrobiologi Udara

Konsentrasi Maksimum
No Ruang Mikroorganisme (cfu/m3) Per
m3 Udara (CFU/m3)

1 Ruang operasi kosong 35

2 Ruang operasi dengan 180


aktifitas

3 Ruang operasi Ultraclean 10

Pemeriksaan jumlah mikroba udara menggunakan alat pengumpul


udara (air sampler), diperhitungkan dengan rumus sebagai berikut:
Jumlah mikroba (cfu/m3) = Jumlah koloni (total colonies) x 10 3
Kecepatan aliran (air flow rate) x waktu dalam menit
b. Standar baku mutu parameter fisik udara
Standar baku mutu parameter fisik untuk udara menjamin
kualitas udara ruangan memenuhi ketentuan laju ventilasi, suhu,
kelembaban, tekanan, pencahayaan, kebisingan, dan partikulat sesuai
dengan jenis ruangan, berdasarkan tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Standar Baku Mutu Ventilasi Udara menurut Jenis Ruangan
No Ruang / Unit Suplai Udara Pertukaran Kecepatan
M3/Jam/Orang udara Laju udara
kali/jam m / detik
1 Operasi 2,8 Minimal 10 0,3 – 0,4
2 Ruangan 2,8 0,15 – 0,25
perawatan bayi
premature
3 Ruang luka 2,8 Minimal 5 0,15 – 0,25
bakar

Tabel 8. Standar Baku Mutu Suhu, Kelembaban, dan Tekanan Udara


menurut Jenis Ruang
Kelembaban
No Ruang / Unit Suhu (0C) Tekanan
(%)
1 Operasi 22 – 27 40 – 60 Positif
2 Bersalin 24 – 26 40 – 60 Positif
3 Pemulihan / 22 – 23 40 – 60 Seimbang
Perawatan
4 Observasi bayi 27 – 30 40 – 60 Seimbang
5 Perawatan bayi 32 – 34 40 – 60 Seimbang
6 Perawatan 32 – 34 40 – 60 Positif
7 ICU 22 – 23 40 – 60 Positif
8 Jenazah / 21 – 24 40 – 60 Negatif
Autopsi
9 Penginderaan 21 – 24 40 – 60 Seimbang
Medis
10 Laboratorium 20 – 22 40 – 60 Negatif
11 Radiologi 17 – 22 40 – 60 Seimbang
12 Sterilisasi 21 – 30 40 – 60 Negatif
13 Dapur 22 – 30 40 – 60 Seimbang
14 Gawat Darurat 20 – 24 40 – 60 Positif
15 Administrasi 20 – 28 40 – 60 Seimbang
16 Ruang Luka 24 - 26 40 – 60 Positif
bakar

Tabel 9 Standar Baku Mutu Intensitas Pencahayaan menurut jenis


ruangan atau unit
Intensitas Faktor
No Ruangan / Unit Cahaya Refleksi Keterangan
(Lux) cahaya (%)
1 Ruang pasien Warna
- Saat tidak 250 Maksimal cahaya
tidur 30 sedang
- Saat tidur 50
2 Rawat Jalan 200 Ruang
tindakan
3 Unit Gawat Darurat 300 Maksimal Ruangan
( UGD) 60 tindakan
4 R. Operasi Umum 300 - 500 Maksimal Warna
30 cahaya
sejuk
5 Meja Operasi 10.000 – Maksimal 9 Warna
20.000 cahaya
sejuk atau
sedang
tanpa
bayangan
6 Anestesi, pemulihan 300 - 500 Maksimal Warna
60 cahaya
sejuk
7 Endoscopy, lab 75 - 100
8 Sinar X Minimal 60 Maksimal Warna
30 cahaya
sejuk
9 Koridor Minimal
100
10 Tangga Minimal Malam hari
100
11 Administrasi / Kantor Minimal Warna
100 cahaya
sejuk
12 Ruang alat / Gudang Minimal
200
13 Farmasi Minimal
200
14 Dapur Minimal
2000
15 Ruang cuci Minimal
100
16 Toilet Minimal
100
17 Ruangan isolasi 0,1 – 0,5 Maksimal Warna
khusus penyakit 30 cahaya biru
18 Ruang luka bakar 100 - 200 Maksimal Warna
10 cahaya
sejuk
Tabel 10. Standar Baku Mutu Tekanan Bising / Sound Pressure level
menurut jenis ruangan

Maksimum
No Ruangan / Unit Tekanan Bising / Sound
Pressure level (dBA)
1 Ruang pasien
- Saat tidak tidur 45
- Saat tidur 40
2 Rawat Operasi 45
3 R. Operasi Umum 45
4 Anestesi, pemulihan 50
5 Endoscopy, lab 65
6 Sinar X 40
7 Koridor 45
8 Tangga 65
9 Kantor / Lobby 65
10 Ruang alat / Gudang 65
11 Farmasi 65
12 Dapur 70
13 Ruang cuci 80
14 Ruang Isolasi 20
15 Ruang Poli gigi 65
16 Ruang ICU 65
16 Ambulance 40

Untuk nilai ambang batas kebisingan ambien di halaman luar rumah


sakit mengacu pada ketentuan peraturan perundang-undangan

Tabel 11 : Standar Baku Mutu Partikulat Udara Ruang Rumah Sakit

No Parameter Fisik Rata – rata waktu Konsentrasi


pengukuran Maksimal sebagai
standar

1 PM10 8 jam 150 μg/m 3


24 jam ≤ 70 μg/m3*
2 PM2.5 24 Jam 35 g/m 3*
c. Standar Baku Mutu Kimia Udara
Standar baku mutu parameter kimia udara menjamin kualitas
udara dengan konsentrasi gas dalam udara ruangan tidak melebihi
konsentrasi maksimum seperti dalam tabel berikut:
Tabel 12. Standar Baku Mutu Kualitas Kimia Bahan Pencemar Udara
Ruang

Konsentrasi
Rata – rata
Maksimum
No Parameter Kimiawi waktu
sebagai
pengukuran
Standar

1 Karbon monoksida(CO) 8 Jam 10.000 μg/m 3

2 Karbon dioksida (CO2 ) 8 Jam 1 ppm

3 Timbal (Pb) 1 Tahun 0,5 μg/ m 3

4 Nitrogen Dioksida (N02) 1 Jam 200 μg/ m 3

5 Radon (Rn) - 4pCi/liter

6 Sulfur Dioksida (S02) 24 Jam 125 μg/ m 3

7 Formaldehida (HCHO) 30 Menit 100 μg/ m 3

8 Total senyawa organik 8 Jam 3 ppm


yang mudah menguap
(T.VOC)

d. Standar Baku Mutu dan Persyaratan Kesehatan Pangan Siap Saji


Pangan siap saji di rumah sakit adalah semua makanan dan
minuman yang disajikan dari dapur rumah sakit untuk pasien dan
karyawan, serta makanan dan minuman yang dijual di dalam
lingkungan rumah sakit. Pengelolaan pangan siap saji di rumah sakit
merupakan pengelolaan jasaboga golongan B. Selain itu, rumah
makan/restoran dan kantin yang berada di dalam lingkungan rumah
sakit harus mengikuti ketentuan mengenai standar baku mutu dan
persyaratan kesehatan untuk pangan siap saji.

F. Hasil
1. Profil RSUD Sele Be Solu Kota Sorong
RSUD Sele Be Solu Kota Sorong adalah Rumah Sakit Umum Daerah
Layanan Kesehatan milik PEMKOT Kota Sorong yang bermodel RSU, dinaungi
oleh Pemda Kota dan tercantum kedalam Rumah Sakit Tipe C yang beralamat
di Jl. Selebesolu II No. 1 Km 12 Klawalu Kota Sorong, Kota Sorong, Provinsi
Papua Barat Daya Indonesia.RSUD Sele Be Solu memiliki luas lahan sebesar
120.000 m2 dan luas bangunan 15137,51 m 2 dan dengan data sumber daya
Manusia pada RSUD Sele Be Solu dalam tabel berikut :
Tabel 1. Distribusi Tenaga Kesehatan

No Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah

1 Dokter Umum 15

2 Dokter Gigi 5

3 Dokter Penyakit Dalam 2

4 Dokter Kesehatan anak 1

5 Dokter Bedah 2

6 Dokter Obstetri dan Ginekologi 1

7 Dokter Radiologi 1

8 Dokter Patologi Klinik 1

9 Dokter Mata 1

10 Dokter Telinga Hidung Tenggorokan 1

11 Dokter Syaraf 1

12 Dokter Kulit dan Kelamin 1

13 Kedokteran Jiwa/Psikiatri 1

14 Apoteker 9

15 Asisten Apoteker 14

16 S2 Keperawatan 1

17 D3 Keperawatan 133

18 D3 Kebidanan 40

19 Nutrisionis 10

20 S1 Analis Kesehatan 1

21 D3 Analis Kesehatan 8

22 Fisioterapi 3
23 Teknisi Ortotik Prostetik 1

24 Pekerja sosial 2

25 Radiografer 3

26 Elektromedis 4

27 Perekam Medis dan Informasi Kesehatan 3

28 Sanitasi Lingkungan 4

29 Teknis Gigi 2

30 SDM Administrasi 38

31 Ners 25

32 Tenaga Non Kesehatan Lainnya 33

33 Gizi Klinik 1

34 Epidemiologi Kesehatan 1

35 Teknisi Pelayanan Darah 4

36 Administrasi dan Kebijakan kesehatan 6

Total Tenaga Kesehatan dan Non Kesehatan 379 Orang

Berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan RI No 56 tahun 2014 jumlah


tenaga sudah sesuai dengan Rumah Sakit Umum Tipe Kelas C. Dan beberapa
fasilitas pelayanan lainnya berupa :
 Pelayanan Medik dasar/umum
 Pelayanan medik gigi mulut
 Pelayanan KIA/KB
 Pelayanan Gawat Darurat Umum 24 Jam dan 7 hari seminggu
 Penyakit dalam
 Kesehatan anak
 Bedah
 Obstetri dan ginekologi
 Anestesi
 Radiologi
 Patologi Klinik
 Rehabilitasi Medik
 Mata
 Kulit dan Kelamin
 Kedokteran Jiwa / Psikiatri / Psikogeriatri / Napza
 Telingan Hidung Tenggorok Kepala Leher
 Saraf
 Bedah Katarak
 Perinatologi
 Neurologi
 Nutrisi dan metabolik
 Elektromedik diagnostik (EKG/EEG/EEG Brain Mapping)
 Pelayanan Farmasi
 Bank Darah
 Rekam Medis dan informasi kesehatan
 Pemelliharaan sarana. Prasarana dan fasilitas
 Pengelolaan limbah / kesehatan lingkungan
 Sistem informasi dan komunikasi / SIRS / IT
 Pemulasan Jenazah
 Emergensi

2. Hasil pemeriksaan Air Minum


a. Pemeriksaan Mikrobiologi

Hasil Uji Baku Mutu yang


No Parameter Satuan
B. 582 diperbolehkan

1 Total Coliform CFU/100 ml TBUD 0

2 Total E.coli CFU/100 ml 1 0


Hasil pengukuran untuk parameter Total coliform dan total E.Coli pada sampel
air minum tidak memenuhi syarat.
b. Pemeriksaan Fisika dan Kimia

Hasil Uji Baku Mutu yang


No Parameter Satuan
K.733 diperbolehkan

a. Fisika

1 Kekeruhan NTU 0,93 3


2 Warna TCU 5,75 10
3 Bau - Tidak berbau Tidak berbau
0
4 Suhu C 24,5 -
5 TDS mg/l 72,5 300
b. Kimia

1 Besi terlarut mg/l < 0,0313 0,2


2 Nitrit mg/l < 0,0017 3
3 Mangan terlarut mg/l < 0,0350 0,1
Hasil pengukuran contoh uji memenuhi syarat.

3. Hasil Air Higiene dan Sanitasi ( Air Bersih )


a. Pemeriksaan mikrobiologi

Hasil Baku mutu


Satuan
No Parameter yang
diperbolehkan
B.583 B.584 B.585 B.586 B.587

Total CFU/100
1 TBUD TBUD TBUD TBUD TBUD 0
Coliform ml

Total CFU/100
2 1 38 132 0 1 0
E.coli ml

Hasil pengukuran contoh uji tidak memenuhi syarat untuk Total Coliform dan E.coli
namun ada 1 contoh uji yang memenuhi syarat untuk E.coli.

Hasil Baku mutu yang


Satuan diperbolehkan
No Parameter
B.588 B.589 B.590 B.591

Total CFU/100
1 TBUD TBUD TBUD TBUD 0
Coliform ml

Total CFU/100 4
2 0 0 0 0
E.coli ml

Hasil pengukuran contoh uji tidak memenuhi syarat untuk Total Coliform dan
E.coli namun ada 3 contoh uji yang memenuhi syarat untuk E.coli.

b. Pemeriksaan Fisik dan kimia

Baku Mutu
Hasil Uji yang
No Parameter Satuan diperbolehkan
K.724 K. 725 K. 726

a. Fisika

1 Kekeruhan NTU 0,75 0,70 0,74 3


2 Warna TCU 8,28 7,125 12,5 10
3 Bau Tidak Tidak Tidak
- Tidak berbau
berbau berbau berbau
0
4 Suhu C 24,4 24,5 24,4 -
5 TDS mg/l 3,5 408 427 300

b. Kimia

1 Besi terlarut mg/l < 0,0313 < 0,0313 < 0,0313 0,2
2 Nitrit mg/l < 0,0017 < 0,0017 < 0,0017 3
3 Mangan mg/l < 0,0350 < 0,0350 < 0,0350
0,1
terlarut
Hasil pengukuran contoh uji fisika tidak memenuhi syarat untuk
parameter TDS namun untuk contoh uji kimia memenuhi syarat

Baku Mutu
Hasil Uji yang
No Parameter Satuan diperbolehkan
K.727 K. 728 K. 729

a. Fisika
1 Kekeruhan NTU 0,68 0,71 0,70 3
2 Warna TCU 8,375 8,75 6,5 10
3 Bau Tidak Tidak Tidak
- Tidak berbau
berbau berbau berbau
0
4 Suhu C 24,6 24,5 24,4 -
5 TDS mg/l 534 364 421,5 300

b. Kimia
1 Besi terlarut mg/l < 0,0313 < 0,0313 < 0,0313 0,2
2 Nitrit mg/l < 0,0017 < 0,0017 < 0,0017 3
3 Mangan mg/l < 0,0350 < 0,0350 < 0,0350
0,1
terlarut
Hasil pengukuran contoh uji fisika tidak memenuhi syarat untuk
parameter TDS namun untuk contoh uji kimia memenuhi syarat

Baku Mutu
Hasil Uji yang
No Parameter Satuan diperbolehkan
K.730 K. 731 K. 732

a. Fisika
1 Kekeruhan NTU 0,68 0,71 0,70 3
2 Warna TCU 8,375 8,75 6,5 10
3 Bau Tidak Tidak Tidak
- Tidak berbau
berbau berbau berbau
0
4 Suhu C 24,6 24,5 24,4 -
5 TDS mg/l 534 364 421,5 300

b. Kimia
1 Besi terlarut mg/l < 0,0313 < 0,0313 < 0,0313 0,2
2 Nitrit mg/l < 0,0017 < 0,0017 < 0,0017 3
3 Mangan mg/l < 0,0350 < 0,0350 < 0,0350
0,1
terlarut
Hasil pengukuran 2 contoh uji fisika tidak memenuhi syarat untuk
parameter TDS namun ada 1 sampel yang memenuhi syarat TDS dan untuk
contoh uji kimia memenuhi syarat

4. Hasil Limbah Cair


a. Pemeriksaan Kimia

Hasil Uji Kadar Max yang


No Parameter Satuan
K.734 K.735 dibolehkan

Kimia
1 pH - 6,79 7,65 6–9

2 BOD5 mg/l 13,249 10,855 30

3 TSS mg/l 34 5 30

4 COD mg/l 38,917 21,014 100

5 Amonia (NH3) mg/l 31,1305 0,2708 10

Hasil uji 1 sampel Limbah cair tidak memenuhi syarat untuk


parameter TSS dan Amonniak dan 1 sampel memenuhi syarat untuk
semua parameter.

b. Pemeriksaan Mikrobiologi

Hasil Uji
Baku Mutu yang
No Parameter Satuan
B. 592 B.593 diperbolehkan
Total
1 MPN/100 ml >16.000 790 5000
Coliform
Hasil uji 1 sampel limbah cair tidak memenuhi syarat dan 1sampel uji
memenuhi syarat
5. Hasil Udara Ruang
a. Udara Ruang Fisika

Hasil Uji Kadar Max


No Parameter Satuan yang
U.105 U.106 U.107 U.108 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C 23.3 - - 26,8 22 – 27

2 Pencahayaan Lux 155,7 3016 139,2 73,3 300 – 500

3 Kelembaban %RH 62 - - 70,6 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA 64,7 - 60,2 60,1 65

Hasil Uji Kadar Max


No Parameter Satuan yang
U.109 U.110 U.111 U.112 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C 27,9 21,7 - 30,1 22 – 27

2 Pencahayaan Lux 254 222 216,6 300 – 500

3 Kelembaban %RH 69,4 63,1 - 69,6 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA 60,1 71,6 63,7 65

Hasil Uji Kadar Max


No Parameter Satuan yang
U.113 U.114 U.115 U.116 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C - 29,0 - 30,4 22 – 27

2 Pencahayaan Lux 514,6 - 222 - 300 – 500

3 Kelembaban %RH - 72 - 69,3 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA 67,2 - 71,6 - 65


Hasil Uji Kadar Max
No Parameter Satuan yang
U.117 U.118 U.119 U.120 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C - - - 25,2 22 – 27

2 Pencahayaan Lux 162,5 114,3 70,2 - 300 – 500

3 Kelembaban %RH - - - 63,5 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA - 62,8 62,5 - 65

Hasil Uji Kadar Max


No Parameter Satuan yang
U.121 U.122 U.123 U.124 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C - 26,8 29,1 29 22 – 27

2 Pencahayaan Lux 385 266 122,5 371,4 300 – 500

3 Kelembaban %RH - 67,6 69,3 68 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA 63,9 65,6 - 67,4 65

Hasil Uji Kadar Max


No Parameter Satuan yang
U.125 U.126 U.127 U.128 dibolehkan

Fisika
0
1 Suhu Udara C - 31,1 25 22 – 27
2 Pencahayaan Lux 224 281 - 300 – 500

3 Kelembaban %RH - 68,2 48,7 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA 61,4 60,5 68,5 64,9 65

Kadar Max yang


Satua Hasil Uji
No Parameter dibolehkan
n
U.129 U.130

Fisika
0
1 Suhu Udara C 27,6 23,7 22 – 27

2 Pencahayaan Lux - - 300 – 500

3 Kelembaban %RH 71,7 58,9 40 – 60


udara

4 Kebisingan dBA - - 65

b. Udara ruang Mikrobiologi

Hasil
No Parameter Satuan Batas Syarat
B.594 B.595

Angka Lempeng
1 CFU/m3 42 57 35 CFU/m3
Total Kuman

6. Hasil sampel Makanan


a. Parameter Mikrobiologi

No Parameter Satuan Hasil


Batas
B.616 B.617 B.618 Syarat

Angka Lempeng
1 CFU/gr 155 x 103 320 2 35 CFU/m3
Total Kuman

7. Udara Ambient

Hasil Batas
No Parameter Satuan
Syarat
B.131 B.132

a. Fisika
0
1 Suhu Udara C 31,4 30,8 20 – 30 oC

2 Kecepatan angin m/s 753 – 95 753,3 -

3 Kebisingan sesaat db 70,4 64,1 55

4 Tekanan udara mmHg 0,0 – 0,4 0,0 – 0,7 -

5 Kelembaban udara %RH 59,1 61,3 40 – 70

Partikel tersuspensi
6 µg/m3 59,192 185,906 -
Total ( 1 jam )

b. Udara ambien

1 Nitrogen dioksida µg/Nm3 < 10,50 < 10,50 200

2 SO2 (Sulfur dioksida) µg/Nm3 4,762 3,882 150

3 Amonia NH3 ppm < 0,04 < 0,04 2,0

4 O3 µg/Nm3 121,567 86,786 150


G. Kesimpulan
1. Hasil pemeriksaan sampel air minum tidak memenuhi syarat berdasarkan
sesuai PERMENKES RI No 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk keperluan
Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Agua dan Permandian umum.
Sedangkan untuk parameter kimia, hasil memenuhi syarat.
2. Hasil pemeriksaan sampel makanan memenuhi syarat berdasarkan
Permenkes No.7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
bagian Pengelolaan Jasa boga golongan B
3. Hasil pemeriksaan sampel limbah cair inlet tidak memenuhi syarat dan outlet
memenuhi syarat untuk parameter Total Coliform berdasarkan Peraturan
Menteri No. 5 Tahun 2014 tentang baku mutu limbah bagi kegiatan fasilitas
pelayanan kesehatan dan pemerriksaan kimia untuk parameter TSS dan
Amoniak tidak memenuhi syarat berdasarkan NOMOR:
P.68/Menlhk/Setjen/Kum.1/8/2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik
4. Hasil pemeriksaan sampel udara ruang mikrobiologi contoh uji tidak memenuhi
syarat berdasarkan Permenkes No.7 Tahun 2019 tentang Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit sedangkan untuk parameteter pemeriksaan fisika
udara ada beberapa ruangan yang telah memenuhi syarat untuk Ruang Sinar
X, Ruang Cuci/laundry room, Ruang toilet pemulihan, Area Tangga menuju
Laboratorium, Ruang Farmasi dan Ruang Poli Gigi. Namum masih ada juga
beberapa ruang yang tdk memenuhi syarat baku mutu diantaranya
a. Ruang operasi 1 contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
pencahayaa dan kelembapan
b. Ruang meja operasi 1 contoh uji tidak memenuhi syarat
c. Ruang Rawat inap Aster saat tidur contoh tidak memenuhi syarat untuk
paramaeter suhu, pencahayaan dan kelembapan.
d. Ruang Rawat inap aster saat tidak tidur contoh uji tidak memenuhi
syarat untuk parameter suhu dan kelembapan
e. Ruang sterilisasi contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
kelembapan
f. Ruang dapur contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter suhu
dan kelembapan
g. Koridor samping ruang perinatologi contoh uji tidak memenuhi syarat
untuk parameter kesbisingan
h. Ruang pemulihan contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
suhu, pencahayaan dan kelembapan.
i. Ruang bersalin contoh ui tidak memenuhi syarat
j. Ruang jenazah contoh uji tidak memenuhi syarat
k. Gudang farmasi contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
pencahayaan
l. Ruang isolasi contoh uji tidak memenuhi syarat
m. Ruang perinatologi contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
kelembapan
n. Laboratorium urine contoh uji tidak memenuhi syarat
o. Ruang IGD contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter suhu dna
kelembapan
p. Ruang rawat jalan contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
suhu, kelembapan dan kebisingan
q. Ruang administrasi contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
suhu dan kelembapan
r. Ruang ICU contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter suhu.
s. Ruang klinik mata contoh uji tidak memenuhi syarat untuk parameter
kelembapan
t. Ruang radiologi contoh uji tidak memenuhi syarat untuk paramater
suhu.
5. Hasil pemeriksaan 2 titik udara ambien tidak memenuhi syarat berdasarkan
PP RI No. 22 tahun 2021 tentang penyelenggara perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
H. Rekomendasi
1. Melakukan pemantauan rutin berdasarkan persyaratan yang telah ditentukan
untuk standar kualitas kesehatan lingkungan rumah sakit serta penyelenggara
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2. Dan untuk parameter yang belum memenuhi persyaratan agar diperhatika n
untuk dilakukan perbaikan dan pemantauan berkelanjutan.
Dokumentasi

Gambar 1. Kordinasi awal dengan pihak RSUD Sele Be Solu


Gambar 1. Pengukuran Udara ambien di halaman RSUD Sele Be Solu

Gambar 3. Pengukuran Udara ambien di halaman RSUD Sele Be Solu

Gambar 4. Pengukuran Udara ambien di halaman RSUD Sele Be Solu


Gambar 5. Pengambilan sampel Air Bersih pada Wastafel Ruang Rawat Inap RSUD
Sele Be Solu

Gambar 6. Persiapan Pengukuran ruang operasi RSUD Sele Be Solu


Gambar 7. Persiapan Pengukuran udara ambien di halaman RSUD Sele Be Solu

Gambar 8. Pengukuran Fisika Udara Ruang Operasi RSUD Sele Be Solu


Gambar 9. Pengukuran udara Fisika di ruang Sinar X

Anda mungkin juga menyukai