Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS FARMASI DASAR

SIFAT KIMIA DASAR

Responser : Dr. apt. Febrina Amelia Saputri, M. Farm.


Oleh : Kelvin Ricardo (2306229582)
Naira Danish Ara Jasmine (2306222292)
Belinda Agis Sasi Kirani (2306220375)
Katherine Novelyssa Simanjuntak (2306245245)

LABORATORIUM KIMIA KUALITATIF


PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK, SEPTEMBER 2023
1. Tujuan Praktikum:
a. Mengamati perbedaan kelarutan suatu senyawa dengan senyawa lainnya.
b. Mengamati pengaruh polaritas pelarut terhadap kelarutan suatu senyawa.
c. Membandingkan dan menghitung derajat keasaman senyawa yang dianalisis.
d. Membandingkan derajat pH yang diperoleh melalui hasil percobaan dan hasil
perhitungan dengan pKa.

2. Prinsip Percobaan:
2.1. Kelarutan dan Polaritas
a. Senyawa dapat larut dalam pelarut ketika gaya gaya tarik menarik partikel solut-
solven dapat melampaui gaya intermolekular zat terlarut (solut) dan zat pelarut
(solven).
b. Kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh suhu, konstanta dielektrik, pH,
pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, dan steric factor.
c. Kepolaran suatu senyawa terbagi menjadi dua jenis, yakni polar(momen dipol
> 0) dan non polar (momen dipol < 0).
d. Teori Like Dissolves Like menyatakan bahwa polaritas senyawa berbading
lurus dengan kelarutannya, yakni senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut
polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar.
2.2. Keasaman
a. Suatu senyawa organic yang terlarut dalam pelarut akuatik ataupun nonakuatik
dapa membentuk spesi asam dan basa yang dapat mengubah keasaman larutan.
b. Nilai konstanta disosiasi asam, atau yang disebut sebagai pKa merupakan nilai
tetap untuk tiap molekul dan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi, sementara nilai
pH bergantung pada konsentrasi larutan.
c. Hubungan pH dan pKa digambarkan dalam persamaan Henderson Hasselbach,
yaitu:
pH = pKa + log ((basa konjugasi)/(asam lemah))
d. Nilai derajat keasaman (pH) dapat juga dihitung menggunakan rumus:
pH= - log [H+]
3. Hasil Pengamatan
No Langkah Hal yang Hasil Pengamatan Kesimpulan
Kerja Diobservasi
1. Kelarutan Endapan/kejerniha Tabung A: Garam dapur larut
dan n larutan (Garam dapur + Akuades) dalam akuades.
Polaritas Tidak terbentuk endapan dan
terlihat jernih.
Tabung B: Garam tartrat larut
(Garam tartrat + Akuades) dalam akuades.
Tidak terbentuk endapan dan
terlihat jernih.
Tabung C: Ca(OH)2 sukar larut
(Ca(OH)2 + Akuades) dalam akuades.
Terbentuk endapan dan
terlihat keruh.
Tabung D1: I2 sangat sukar larut
(I2 + Akuades) dalam akuades.
Terbentuk endapan dan
terlihat keruh.
Tabung D2: I2 mudah larut dalam
(I2 + N-Heksana) n-heksana. Tetapi,
Terbentuk sedikit endapan pada praktikum ini
dan larutan berubah warna hanya terlarut
menjadi ungu. sebagian dan
terbentuk endapan
karena kelebihan
takaran I2.
Tabung E1: KMnO4 larut dalam
(KMnO4 + Akuades) akuades.
Tidak terbentuk endapan dan
larutan berubah warna
menjadi ungu.
Tabung E2: KMnO4 tidak dapat
(KMnO4 + N-Heksana) larut dalam n-
Terbentuk endapan dan heksana.
larutan bersifat jernih.
2. Keasaman Derajat keasaman Larutan tabung A : 4 Indikator pH
mengacu indikator Asam benzoate 0,01 M universal
pH universal menunjukkan pH
sebesar 4.
Larutan tabung B : 3 Indikator pH
Asam asetat 0,1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 3.
Larutan tabung C : 2 Indikator pH
Asam asetat 1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 2.
Larutan tabung D : 2 Indikator pH
Asam askorbat 1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 2.
Hasil perhitungan Larutan tabung A : 3,1 Terdapat selisih pH
derajat keasaman Asam benzoate 0,01 M sebesar 0,9 dengan
dari pKa hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung B : 2,88 Terdapat selisih pH
Asam asetat 0,1 M sebesar 0,12 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung C : 2,38 Terdapat selisih pH
Asam asetat 1 M sebesar 0,38 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung D : 2,085 Terdapat selisih pH
Asam askorbat 1 M sebesar 0,085 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
3. Uji Kelarutan asam Asam benzoat yang Asam benzoat sukar
Kelarutan benzoat dalam ditimbang : 0,1155 g larut dalam akuades.
akuades Volume air yang dibutuhkan
untuk melarutkan: >100mL,
tetapi mulai menunjukkan
tanda-tanda kelarutan pada
saat volume air mencapai 70
mL.
Kelarutan asam Asam benzoat yang Asam benzoate
benzoat dalam ditimbang : 1,0039 mudah larut dalam
etanol Volume etanol yang etanol.
dibutuhkan untuk melarutkan:
4 mL

4. Pembahasan
4.1. Uji Kelarutan dan Polaritas
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat terlarut (solut) untuk larut dalam suatu
pelarut (solven). Senyawa dapat larut dalam pelarut ketika gaya tarik menarik partikel
solut-solven dapat melampaui gaya intermolekular zat terlarut (solut) dan zat pelarut
(solven). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kelarutan adalah polaritas.
Polaritas adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah pada molekul atau gugus
kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol. Terdapat dua jenis sifat
polaritas, yaitu polar (momen dipol >0) dan nonpolar (momen dipol=0). Teori “like
dissolve like” menyatakan bahwa sifat polaritas berbanding lurus dengan kelarutan. Di
samping kepolaran, kelarutan suatu senyawa juga dipengaruhi oleh suhu, konstanta
dielektrik, pH, pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, dan
steric factor.
Pada uji kelarutan ini, digunakan beberapa bahan sebagai solut, seperti garam
tartrat (KNaC4H4O6·4H2O), garam dapur (NaCl), kalsium hidroksida (Ca(OH)2),
iodium (I2), dan kalium permanganat (KMnO4). Di samping itu, juga digunakan dua
jenis pelarut yang berbeda kepolarannya, yakni akuades untuk menguji semua solute
dan n-heksana juga digunakan untuk menguji iodium (I2) dan kalium permanganate
(KMnO4). Hasil yang diperoleh dengan menggunakan pelarut berupa air dan n-heksana
akan dibandingkan.
Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah satu spatel NaCl dimasukkan ke
dalam 5 mL akuades adalah tidak terbentuk endapan dan terlihat jernih. Hal ini sudah
sesuai dengan teori, dimana NaCl merupakan suatu senyawa polar sehingga mudah
larut dalam akuades (polar). Dalam percobaan ini, molekul akuades memisahkan ion
natrium dan klorida, memutus ikatan ionik yang menyatukan keduanya. Setelah
senyawa garam dipisahkan, atom natrium dan klorida dikelilingi oleh molekul akuades
dan menghasilkan larutan yang homogen.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah NaK-tartrat dimasukkan ke dalam


akuades adalah tidak terbentuk endapan dan terlihat jernih. Hal ini sudah sesuai dengan
teori, dimana NaKC4H4O6 merupakan suatu senyawa polar yang mudah larut dalam
akuades (polar). Berdasarkan prinsip “like dissolve like”, suatu senyawa solut dan
solven yang memiliki kepolaran sama maka zat terlarutnya akan melarut dalam pelarut.
Sehingga dalam percobaan ini, garam tartrat melarut ketika dicampur dengan akuades.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah Ca(OH)2 dimasukkan ke dalam


akuades adalah tidak terbentuk endapan dan terlihat keruh. Sesuai dengan teori “Like
dissolve like” suatu senyawa hanya dapat bisa melarut apabila gaya intermolekular
antara partikel solut dan solven dilampaui oleh gaya tarik menariknya. Sedangkan,
Ca(OH)2 merupakan suatu senyawa ionik yang kuat. Ca(OH)2 memiliki gaya tarik
elektrostatis yang sangat tinggi karena atom-atomnya terikat sangat erat. Daya tarik ini
begitu kuat sehingga sulit untuk memutuskan ikatan tersebut. Inilah yang terjadi jika
kalsium karbonat dilarutkan dalam akuades.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah I2 dilarutkan ke dalam akuades


adalah tidak terbentuk endapan dan terlihat keruh. Hasil percobaan ini sudah sesuai
dengan hasil tinjauan pustaka dimana kelarutan iodine adalah sangat sukar untuk larut
dalam akuades. Hal ini berkaitan dengan sifat “like dissolve like” dimana I2 tidak larut
dalam akuaes karena bersifat nonpolar sehingga berbeda dengan akuades yang bersifat
polar. Hal ini menyebabkan I2 yang dilarutkan dengan akuades akan membentuk
endapan yang menandakan bahwa I2 tidak larut.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah I2 dilarutkan ke dalam n-Heksana


adalah terbentuk sedikit endapan dan larutan berubah warna menjadi ungu. Dari hasil
tersebut, terdapat ketidaksesuaian dengan teori yang kami peroleh. Senyawa iodin
memiliki sifat sukar larut dalam air sehingga termasuk dalam senyawa nonpolar.
Berdasarkan teori, n-Heksana juga termasuk senyawa nonpolar. Berlandaskan hal
tersebut, seharusnya I2 dapat terlarut dalam n-Heksana. Ketidaktepatan hasil praktikum
kami ini disebabkan oleh kesalahan selama melakukan prosedur praktikum. Ketika
menakar serbuk Iodin dengan menggunakan spatel, jumlah Iodin yang diambil sedikit
terlalu berlebihan. Hal ini disebabkan ketidaktelitian kami sebagai penguji dalam
menakar satu sendok spatel iodine. Seharusnya, jumlah serbuk diratakan dengan
ketinggian maksimal lengkungan spatel, Sehingga, jumlah n-Heksana sebanyak 5 ml
tidak mampu melarutkan seluruh serbuk Iodin yang ditempatkan di dalam tabung reaksi
dan akhirnya menyisakan endapan.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah KMnO4 ditambahkan ke dalam


akuades adalah tidak terbentuk endapan dan larutan berubah warna menjadi ungu.
Berdasarkan teori “like dissolves like” menandakan bahwa KMnO4 merupakan
senyawa yang bersifat polar karena dapat melarut dengan baik dalam akuades. Dalam
tinjauan pustaka juga disebutkan bahwa KMnO4 larut dalam akuades, terutama dalam
akuades yang mendidih. Sehingga KMnO4 memiliki sifat polaritas yang sama dengan
akuades, yaitu polar.

Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah KMnO4 ditambahkan ke dalam n-


heksana adalah terbentuk endapan dan larutan bersifat jernih. Berdasarkan hal tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa KMnO4 dengan n-Heksana memiliki sifat polaritas
yang berbeda sehingga menyebabkan kelarutan menjadi rendah dan membentuk
endapan. Berdasarkan referensi pustaka, senyawa KMnO4 memiliki sifat ionik yang
baik, sehingga KMnO4 tidak dapat larut dalam senyawa nonpolar seperti n-Heksana.
4.2 Uji Keasaman
Berdasarkan derajat atau tingkat keasamannya, suatu larutan dapat digolongkan
menjadi 3, yakni asam, netral dan basa. Penentuan asam, netral, dan basa ini didasarkan
pada nilai pH suatu larutan. pH merupakan besaran atau nilai yang dijadikan sebagai
parameter untuk menentukan derajat keasaman suatu larutan. Larutan golongan asam
memiliki rentang pH kurang dari 7 dan larutan golongan basa memiliki rentang pH
lebih dari 7. Sedangkan, larutan netral memiliki pH bernilai 7.
Penentuan derajat keasaman atau pH suatu larutan dapat dilakukan dengan
berbagai metode, yakni dengan pH meter, kertas lakmus, dan indikator universal. Pada
praktikum uji keasaman, akan digunakan dua metode berbeda untuk menentukan pH,
yakni dengan menggunakan kertas indikator dan hasil perhitungan dengan
menggunakan pKa dan konsentrasi larutan.
I. Uji Keasaman Asam Benzoat 0,01 M
Tabung A berisi larutan asam benzoat dengan konsentrasi 0,01 M dan
volume 5 mL pH yang diperoleh dengan menggunakan indikator pH adalah 4.
Sedangkan, pH yang diperoleh dengan menggunakan hasil perhitungan dengan
pKa sebesar 4,2 adalah 3,1. Perbedaan nilai pH yang jauh ini kemungkinan
disebabkan oleh keterbatasan mata pengamat dalam mencocokkan warna kertas
indikator dengan warna range pH yang tersedia.
II. Uji Keasaman Asam Benzoat 0,01 M
Tabung B berisi larutan asam asetat dengan konsentrasi 0,1 M dan
volume 5 mL Pengujian dengan indikator pH menunjukkan nilai pH sebesar 3.
Sedangkan, pH yang diperoleh dengan menggunakan hasil perhitungan dengan
pKa sebesar 4,76 adalah 2,88.
III. Uji Keasaman Asam Benzoat 0,01 M
Tabung C berisi larutan asam asetat dengan konsentrasi 1 M dan volume
5 mL pH yang diperoleh dari hasil pengujian dengan indikator pH adalah 2.
Sedangkan, pH yang diperoleh dengan menggunakan hasil perhitungan dengan
pKa sebesar 4,76 adalah 2,38.
IV. Uji Keasaman Asam Benzoat 0,01 M
Tabung D berisi larutan asam askorbat dengan konsentrasi dengan
konsentrasi 1 M dan volume 5 mL Pengujian dengan indikator pH menunjukkan
nilai pH sebesar 2. Sedangkan, pH yang diperoleh dengan menggunakan hasil
perhitungan dengan pKa sebesar 4,17 adalah 2,085.
4.3 Uji Kelarutan Asam Benzoat
Asam benzoate merupakan senyawa asam dengan pKa bernilai 4,2. Asam
benzoat juga bersifat nonpolar dan bersifat sukar larut dalam akuades. Untuk praktikum
ini, digunakan asam benzoat sebanyak 1,0039 gram untuk dilarutkan dalam etanol dan
sebanyak 0,1155 gram untu dilarutkan dalam akuades.
I. Uji Kelarutan Asam Benzoat dalam Akuades
Asam benzoat sebanyak 0,1155 gram tidak dapat larut meskipun telah
ditambahkan akuades hingga 100mL Semestinya, asam benzoat akan larut
dalam rentang volume 10-100 mL akuades. Namun, asam benzoat
menunjukkan tanda-tanda kelarutan saat akuades yang ditambahkan telah
mencapai 70 mL. Asam benzoat yang tidak dapat melarut ini disebabkan oleh
gumpalan-gumpalan yang halus.
II. Uji Kelarutan Asam Benzoat dalam Etanol
Asam benzoat sebanyak 1,0039 gram dapa larut sempurna dalam etanol
yang ditambahkan sedikit demi sedikit hingga sebanyak 4mL. Asam benzoat
dapat larut sempurna dalam etanol karena keduanya bersifat polar dan
memenuhi prinsip dari teori “like dissolve like”.

5. Kesimpulan
Dari praktikum kelarutan dan kepolaran, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelarutan setiap senyawa itu berbeda-beda pada setiap jenis pelarut. Hal ini sekaligus
membuktikan kebenaran teori “like dissolves like”, yaitu kelarutan senyawa berbanding
lurus dengan polaritasnya. Akibatnya, senyawa akan mudah larut dalam pelarut dengan
polaritas yang sama dan akan sulit larut dalam pelarut dengan polaritas yang berbeda.
Dari praktikum keasaman, dapat disimpulkan bahwa nilai pH suatu larutan
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan bukan nilai pKa. Nilai pKa suatu larutan akan
selalu bersifat konstan dan tidak berubah meskipun terjadi perubahan konsentrasi.
Namun, perubahan konsentrasi dapat menyebabkan perubahan nilai pH. Selanjutnya,
perbedaan nilai pH hasil percobaan dengan indikator universal dan hasil perhitungan
dengan persamaan Handerson-Hasselbach disebabkan oleh keterbatasan indikator
universal untuk memberikan hasil yang lebih teliti karena hanya mampu menampilkan
hasil dengan nilai pH yang bulat. Di samping itu, perbedaan nilai pH tersebut juga dapat
disebabkan oleh penggunaan nilai pKa yang selalu dibulatkan dari nilai aslinya,
sehingga menghasilkan nilai pH yang kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
6. Saran
Saat melakukan praktikum, penting sekali untuk memperhatikan berbagai aspek
keselamatan laboratorium, yaitu harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap,
membaca kartu keselamatan (MSDS) dan semua bahan kimia praktikum,
mengencerkan asam sebelum dibuang ke saluran air, berhati-hati saat bekerja dengan
asam kuat yang pekat, selalu menerapkan prinsip STAS (selalu tambahkan asam),
mengetahui lokasi air mengalir, APAR, dan kotak P3K, hindari kontak tubuh dengan
senyawa, dan selalu membuang hasil reaksi di tempat yang disediakan.
Di samping itu, saat melakukan praktikum kelarutan, sangat disarankan untuk
memastikan bahwa semua senyawa padat berada dalam bentuk serbuk yang halus dan
tidak menggumpal. Hal ini untuk mencegah ketidaklarutan senyawa dalam larutan.

7. Daftar Pustaka
Avdeef, A. (2001). Physicochemical profiling (solubility, permeability and
charge state). Current Topics in Medicinal Chemistry, 1(4), 277–351.
https://doi.org/10.2174/1568026013395100
Komputer, U. S. & T. (n.d.). Kelarutan. Program Kelas Karyawan (Kuliah
Online/Blended). https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kelarutan
Universitas STEKOM. (n.d.). Polaritas. Ensiklopedia Dunia.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Polaritas_(kimia)
Apsari, K., & Chaerunisa, A. Y. (2020). UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN
OBAT. https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/27837/pdf
Harvyandha, A., Kusumawardani, M., & Rosyid, A. (2019). Telemetri
Pengukuran Derajat Keasaman Secara Realtime Menggunakan Raspberry PI. Jurnal
JARTEL, 9(4), 519-524.
https://jartel.polinema.ac.id/index.php/jartel/article/download/158/51/950
Arief, R., Hardianto, Muliawan, A. (2020). Rancang Bangun pH Meter
Otomatis Menggunakan ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi Pembacaan
pH Larutan Senyawa Kimia. Jurnal Teknik Elektro, 20(01), 62-69.
https://journals.ums.ac.id/index.php/emitor/article/view/8799
Sutanto, R., Rania, G. (n.d.). Interaksi Biokimia Pada Regulasi Cairan Tubuh.
Jurnal Mahasiswa, 12(01).
https://journal.uii.ac.id/khazanah/article/download/16770/pdf/45172
8. Lampiran Dokumentasi Selama Praktikum
No Jenis Pengujian Hasil Pengamatan Kesimpulan

1. Kelarutan dan Tabung A:


Polaritas (Garam dapur + Akuades)

Tabung B:
(Garam tartrat + Akuades)

Tabung C:
(Ca(OH)2 + Akuades)

Tabung D1:
(I2 + Akuades)
Tabung D2:
(I2 + N-Heksana)

Tabung E1:
(KMnO4 + Akuades)

Tabung E2:
(KMnO4 + N-Heksana)

2. Keasaman Larutan tabung A : pH=4


Asam benzoate 0,01 M
Larutan tabung B : pH=3
Asam asetat 0,1 M

Larutan tabung C : pH=2


Asam asetat 1 M

Larutan tabung D : pH=2


Asam askorbat 1 M

3. Uji Kelarutan Asam Asam benzoat yang


Benzoat ditimbang : 0,1155 g
Volume air yang dibutuhkan
untuk melarutkan: >100mL
Asam benzoat yang
ditimbang : 1,0039
Volume etanol yang
dibutuhkan untuk
melarutkan: 4 mL

Anda mungkin juga menyukai