2. Prinsip Percobaan:
2.1. Kelarutan dan Polaritas
a. Senyawa dapat larut dalam pelarut ketika gaya gaya tarik menarik partikel solut-
solven dapat melampaui gaya intermolekular zat terlarut (solut) dan zat pelarut
(solven).
b. Kelarutan suatu senyawa dipengaruhi oleh suhu, konstanta dielektrik, pH,
pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, dan steric factor.
c. Kepolaran suatu senyawa terbagi menjadi dua jenis, yakni polar(momen dipol
> 0) dan non polar (momen dipol < 0).
d. Teori Like Dissolves Like menyatakan bahwa polaritas senyawa berbading
lurus dengan kelarutannya, yakni senyawa polar akan mudah larut dalam pelarut
polar dan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam senyawa nonpolar.
2.2. Keasaman
a. Suatu senyawa organic yang terlarut dalam pelarut akuatik ataupun nonakuatik
dapa membentuk spesi asam dan basa yang dapat mengubah keasaman larutan.
b. Nilai konstanta disosiasi asam, atau yang disebut sebagai pKa merupakan nilai
tetap untuk tiap molekul dan tidak dipengaruhi oleh konsentrasi, sementara nilai
pH bergantung pada konsentrasi larutan.
c. Hubungan pH dan pKa digambarkan dalam persamaan Henderson Hasselbach,
yaitu:
pH = pKa + log ((basa konjugasi)/(asam lemah))
d. Nilai derajat keasaman (pH) dapat juga dihitung menggunakan rumus:
pH= - log [H+]
3. Hasil Pengamatan
No Langkah Hal yang Hasil Pengamatan Kesimpulan
Kerja Diobservasi
1. Kelarutan Endapan/kejerniha Tabung A: Garam dapur larut
dan n larutan (Garam dapur + Akuades) dalam akuades.
Polaritas Tidak terbentuk endapan dan
terlihat jernih.
Tabung B: Garam tartrat larut
(Garam tartrat + Akuades) dalam akuades.
Tidak terbentuk endapan dan
terlihat jernih.
Tabung C: Ca(OH)2 sukar larut
(Ca(OH)2 + Akuades) dalam akuades.
Terbentuk endapan dan
terlihat keruh.
Tabung D1: I2 sangat sukar larut
(I2 + Akuades) dalam akuades.
Terbentuk endapan dan
terlihat keruh.
Tabung D2: I2 mudah larut dalam
(I2 + N-Heksana) n-heksana. Tetapi,
Terbentuk sedikit endapan pada praktikum ini
dan larutan berubah warna hanya terlarut
menjadi ungu. sebagian dan
terbentuk endapan
karena kelebihan
takaran I2.
Tabung E1: KMnO4 larut dalam
(KMnO4 + Akuades) akuades.
Tidak terbentuk endapan dan
larutan berubah warna
menjadi ungu.
Tabung E2: KMnO4 tidak dapat
(KMnO4 + N-Heksana) larut dalam n-
Terbentuk endapan dan heksana.
larutan bersifat jernih.
2. Keasaman Derajat keasaman Larutan tabung A : 4 Indikator pH
mengacu indikator Asam benzoate 0,01 M universal
pH universal menunjukkan pH
sebesar 4.
Larutan tabung B : 3 Indikator pH
Asam asetat 0,1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 3.
Larutan tabung C : 2 Indikator pH
Asam asetat 1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 2.
Larutan tabung D : 2 Indikator pH
Asam askorbat 1 M universal
menunjukkan pH
sebesar 2.
Hasil perhitungan Larutan tabung A : 3,1 Terdapat selisih pH
derajat keasaman Asam benzoate 0,01 M sebesar 0,9 dengan
dari pKa hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung B : 2,88 Terdapat selisih pH
Asam asetat 0,1 M sebesar 0,12 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung C : 2,38 Terdapat selisih pH
Asam asetat 1 M sebesar 0,38 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
Larutan tabung D : 2,085 Terdapat selisih pH
Asam askorbat 1 M sebesar 0,085 dengan
hasil yang
ditunjukkan indikator
pH universal.
3. Uji Kelarutan asam Asam benzoat yang Asam benzoat sukar
Kelarutan benzoat dalam ditimbang : 0,1155 g larut dalam akuades.
akuades Volume air yang dibutuhkan
untuk melarutkan: >100mL,
tetapi mulai menunjukkan
tanda-tanda kelarutan pada
saat volume air mencapai 70
mL.
Kelarutan asam Asam benzoat yang Asam benzoate
benzoat dalam ditimbang : 1,0039 mudah larut dalam
etanol Volume etanol yang etanol.
dibutuhkan untuk melarutkan:
4 mL
4. Pembahasan
4.1. Uji Kelarutan dan Polaritas
Kelarutan adalah kemampuan suatu zat terlarut (solut) untuk larut dalam suatu
pelarut (solven). Senyawa dapat larut dalam pelarut ketika gaya tarik menarik partikel
solut-solven dapat melampaui gaya intermolekular zat terlarut (solut) dan zat pelarut
(solven). Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kelarutan adalah polaritas.
Polaritas adalah pemisahan muatan listrik yang mengarah pada molekul atau gugus
kimia yang memiliki momen listrik dipol atau multipol. Terdapat dua jenis sifat
polaritas, yaitu polar (momen dipol >0) dan nonpolar (momen dipol=0). Teori “like
dissolve like” menyatakan bahwa sifat polaritas berbanding lurus dengan kelarutan. Di
samping kepolaran, kelarutan suatu senyawa juga dipengaruhi oleh suhu, konstanta
dielektrik, pH, pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, dan
steric factor.
Pada uji kelarutan ini, digunakan beberapa bahan sebagai solut, seperti garam
tartrat (KNaC4H4O6·4H2O), garam dapur (NaCl), kalsium hidroksida (Ca(OH)2),
iodium (I2), dan kalium permanganat (KMnO4). Di samping itu, juga digunakan dua
jenis pelarut yang berbeda kepolarannya, yakni akuades untuk menguji semua solute
dan n-heksana juga digunakan untuk menguji iodium (I2) dan kalium permanganate
(KMnO4). Hasil yang diperoleh dengan menggunakan pelarut berupa air dan n-heksana
akan dibandingkan.
Hasil percobaan yang kami dapatkan setelah satu spatel NaCl dimasukkan ke
dalam 5 mL akuades adalah tidak terbentuk endapan dan terlihat jernih. Hal ini sudah
sesuai dengan teori, dimana NaCl merupakan suatu senyawa polar sehingga mudah
larut dalam akuades (polar). Dalam percobaan ini, molekul akuades memisahkan ion
natrium dan klorida, memutus ikatan ionik yang menyatukan keduanya. Setelah
senyawa garam dipisahkan, atom natrium dan klorida dikelilingi oleh molekul akuades
dan menghasilkan larutan yang homogen.
5. Kesimpulan
Dari praktikum kelarutan dan kepolaran, dapat ditarik kesimpulan bahwa
kelarutan setiap senyawa itu berbeda-beda pada setiap jenis pelarut. Hal ini sekaligus
membuktikan kebenaran teori “like dissolves like”, yaitu kelarutan senyawa berbanding
lurus dengan polaritasnya. Akibatnya, senyawa akan mudah larut dalam pelarut dengan
polaritas yang sama dan akan sulit larut dalam pelarut dengan polaritas yang berbeda.
Dari praktikum keasaman, dapat disimpulkan bahwa nilai pH suatu larutan
dipengaruhi oleh konsentrasi larutan dan bukan nilai pKa. Nilai pKa suatu larutan akan
selalu bersifat konstan dan tidak berubah meskipun terjadi perubahan konsentrasi.
Namun, perubahan konsentrasi dapat menyebabkan perubahan nilai pH. Selanjutnya,
perbedaan nilai pH hasil percobaan dengan indikator universal dan hasil perhitungan
dengan persamaan Handerson-Hasselbach disebabkan oleh keterbatasan indikator
universal untuk memberikan hasil yang lebih teliti karena hanya mampu menampilkan
hasil dengan nilai pH yang bulat. Di samping itu, perbedaan nilai pH tersebut juga dapat
disebabkan oleh penggunaan nilai pKa yang selalu dibulatkan dari nilai aslinya,
sehingga menghasilkan nilai pH yang kurang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
6. Saran
Saat melakukan praktikum, penting sekali untuk memperhatikan berbagai aspek
keselamatan laboratorium, yaitu harus menggunakan alat pelindung diri yang lengkap,
membaca kartu keselamatan (MSDS) dan semua bahan kimia praktikum,
mengencerkan asam sebelum dibuang ke saluran air, berhati-hati saat bekerja dengan
asam kuat yang pekat, selalu menerapkan prinsip STAS (selalu tambahkan asam),
mengetahui lokasi air mengalir, APAR, dan kotak P3K, hindari kontak tubuh dengan
senyawa, dan selalu membuang hasil reaksi di tempat yang disediakan.
Di samping itu, saat melakukan praktikum kelarutan, sangat disarankan untuk
memastikan bahwa semua senyawa padat berada dalam bentuk serbuk yang halus dan
tidak menggumpal. Hal ini untuk mencegah ketidaklarutan senyawa dalam larutan.
7. Daftar Pustaka
Avdeef, A. (2001). Physicochemical profiling (solubility, permeability and
charge state). Current Topics in Medicinal Chemistry, 1(4), 277–351.
https://doi.org/10.2174/1568026013395100
Komputer, U. S. & T. (n.d.). Kelarutan. Program Kelas Karyawan (Kuliah
Online/Blended). https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Kelarutan
Universitas STEKOM. (n.d.). Polaritas. Ensiklopedia Dunia.
https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Polaritas_(kimia)
Apsari, K., & Chaerunisa, A. Y. (2020). UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN
OBAT. https://jurnal.unpad.ac.id/farmaka/article/download/27837/pdf
Harvyandha, A., Kusumawardani, M., & Rosyid, A. (2019). Telemetri
Pengukuran Derajat Keasaman Secara Realtime Menggunakan Raspberry PI. Jurnal
JARTEL, 9(4), 519-524.
https://jartel.polinema.ac.id/index.php/jartel/article/download/158/51/950
Arief, R., Hardianto, Muliawan, A. (2020). Rancang Bangun pH Meter
Otomatis Menggunakan ATMega16 Dalam Upaya Peningkatan Akurasi Pembacaan
pH Larutan Senyawa Kimia. Jurnal Teknik Elektro, 20(01), 62-69.
https://journals.ums.ac.id/index.php/emitor/article/view/8799
Sutanto, R., Rania, G. (n.d.). Interaksi Biokimia Pada Regulasi Cairan Tubuh.
Jurnal Mahasiswa, 12(01).
https://journal.uii.ac.id/khazanah/article/download/16770/pdf/45172
8. Lampiran Dokumentasi Selama Praktikum
No Jenis Pengujian Hasil Pengamatan Kesimpulan
Tabung B:
(Garam tartrat + Akuades)
Tabung C:
(Ca(OH)2 + Akuades)
Tabung D1:
(I2 + Akuades)
Tabung D2:
(I2 + N-Heksana)
Tabung E1:
(KMnO4 + Akuades)
Tabung E2:
(KMnO4 + N-Heksana)